Cakrawala Edisi 4

12
Edisi Mei 2012

description

Buletin Kastrat ISMKI Wilayah 1

Transcript of Cakrawala Edisi 4

Page 1: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012

Page 2: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Hari Tanpa Tembakau Sedunia sudah

ditetapkan sejak tahun 1987 oleh negara-

negara anggota WHO melalui sidang

umum kesehatan dunia tanggal 7 april

pada tahun itu. World No-Smoking Day

adalah salah satu resolusi yang diangkat,

dan mulai tahun 1988 disebut “world no

tobacco day” yang diperingati setiap

tanggal 31 Mei.

Peringatan HTTS bertujuan untuk

meningkatnya kepedulian masyarakat

terhadap bahaya rokok. meningkatnya

gerakan masyarakat dalam mewujudkan

derajat kesehatan tanpa rokok,

meningkatnya perilaku hidup bersih dan

sehat tanpa rokok, dan meningkatnya

kemitraan berbagai pihak dalam

mewujudkan masyarakat tanpa rokok.

Pengendalian masalah tembakau / rokok

merupakan tanggung jawab seluruh

komponen bangsa, baik individu,

masyarakat, parlemen, maupun pemerintah

untuk melindungi generasi sekarang

maupun yang akan datang. Komitmen

bersama dari lintas sektor dan berbagai

elemen akan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilannya.

Lebih dari 400.000 jiwa manusia melayang

setiap tahunnya diakibatkan tembakau

(menghisap rokok). Dengan peringatan ini,

diharapkan dapat menekan jumlah

kematian akibat rokok melalui aksi nyata

dari pemerintah berupa kebijakan

pemerintah yang anti rokok, mencegah

kaum muda untuk merokok, larangan

merokok di tempat umum,

mendistribusikan plakat dan poster dengan

menampilkanin formasi terbaru tentang

efek buruk dari mengkonsumsi tembakau

dan merokok dan sebagainya.

(Rizka Amelia – Fakultas Kedokteran Universitas Batam)

Page 3: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012Tembakau

Tembakau yang biasanya di manfaatkan

untuk pembuatan rokok berasal dari

tanaman Nicotiana tabacum L.

Tembakau dikenal berasal dari Amerika

Utara dan Selatan. Sejarah mencatat tahun

1942 saat Cristoper Columbus melintasi

laut Atlantik untuk pertama kalinya,

penduduk asli Amerika yang bermukim di

New World memberi hadiah daun

Tembakau yang pada waktu itu kental

akan unsur mitos sebagai pengusir setan.

Daun-daun tembakau ini oleh Columbus

dibawa kembali ke Eropa.

Pada perkembangannya tembakau dikenal

sebagai obat penenang dan digunakan oleh

masyarakat dunia dengan dikunyah atau

dihisap dalam bentuk cerutu, rokok,

tingwe (lintingan). Merokok kemudian

menjadi trend sosial.

Tercatat konsumsi rokok paling besar

adalah di negara dengan ekonomi menegah

ke bawah (banyak terjadi pada yang

negara berkembang).

Di Indonesia sendiri Menurut WHO

sekitar 150 juta penduduknya adalah

perokok dengan konsumsi rokok total

hingga 220 miliar batang per tahun.

Pada tahun 2011 Indonesia menduduki

peringkat ke-tiga konsumsi rokok

terbanyak di Asia, setelah Cina dan India.

Sementara itu Komisi Nasional

Perlindungan Anak menyatakan jumlah

perokok anak saat ini meningkat hingga

45%. Meningkat dan terus meningkat dari

tahun ke tahun.

Melihat  kenyataan ini naif rasanya

mengharapkan perokok-perokok ini

menghentikan kebiasaan pada rokok

karena kenyataannya para perokok itu

bukan tidak tahu apa bahayanya merokok.

“Merokok dapat menyebabkan kanker,

serangan jantung, impotensi, dan gangguan

kehamilan dan janin” hanya menjadi

simbol, semboyan, tak lain halnya

semboyan “sedia payung sebelum hujan”.

Jika Anda seorang perokok, saya yakin

anda pun sudah bosan mendengar

informasi tentang bahaya merokok.

(Rizka Amelia – Fakultas Kedokteran Universitas Batam)

Page 4: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012Zat Adiktif Pada Tembakau

Didalam rokok terkandung zat yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita,

yaitu nikotin. Nikotin merupakan zat adiktif yang sangat kuat, bahkan lebih kuat dari pada

kokain dan morfin. Seketika setelah merokok, nikotin diserap di dalam darah dan diteruskan

ke otak. Kemudian diterima oleh reseptor sehingga merangsang pelepasan dopamine

yang memberikan rasa nyaman bagi perokok. Lama-kelamaan zat dopamine berkurang

sehingga rasanya manitu menghilang dan timbul keinginan untuk kembali merokok.

Page 5: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012(Edho Biondi Joris – Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala)

Sudut Pandang Agama Islam Tentang Merokok Syariat Islam yang membawa misi

rahmatanlill’alamin memiliki maksud dan

tujuan untuk mendatangkan kemaslahatan

(kebaikan) bagi ummat manusia dan

menolak kemudharatan (bahaya). Maka

Islam mengharamkan perbuatan yang

membahayakan. Para ulama besar

berfatwa bahwa merokok itu hukumnya

haram, mereka berargumentasi dengan

berbagai dalil, baik naqli maupun aqli, di

antaranya;

Pertama, merokok menimbulkan

kemudharatan (bahaya) terhadap kesehatan

siperokok dan orang lain.

Allah Swt telah melarang kita untuk

berbuat kemudharatan, sebagaimana

firman-Nya, “Dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri kedalam

kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195).

Nabi saw juga melarang hal

demikian sebagaimana sabda beliau,

“Jangan kamu membahayakan dirimu dan

jangan pula membahayakan orang

lain.”(H.R. Ibnu Majah dan Daruquthni).

Kedua, merokok menimbulkan bau

kurang sedap, sehingga mengganggu orang

lain.

Menurut ulama, merokok termasuk

katagori khabaits (keburukan) yang

dilarang dalam al-Quran sebagaimana

firman Allah swt (ketika menerangkan

sifat Nabi saw),  “…Dia menghalalkan

segala yang baik bagi mereka dan

mengharamkan khabaits (segala yang

buruk) bagi mereka.“ (Al-A’raf : 157).

Rasulullah saw

bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik

dan tidakakan menerima kecuali yang

baik-baik...”(HR. Muslim). Rasulullah

saw juga melarang kita mengganggu

sesame muslim dan menyakiti mereka.

Baurokoksangatmengganggu orang lain.

Ketiga, merokok dapat

menimbulkan kerusakan dan malapetaka

seperti polusi, kebakaran dan sebagainya.

Allah SWT melarang kita untuk

berbuat kerusakan, “Dan jangan lah kamu

berbuat kerusakan di muka bumi ini

setelah (diciptakan) dengan baik” (Al-

A’raf: 56).

Page 6: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012

Keempat, merokok termasuk

perbuatan yang mubazir (boros). Perbuatan

mubazir dilarang dan dibenci oleh Allah

swt, sebagaimana firman-Nya, “Janganlah

kamu menghambur-hamburkan (hartamu)

secara boros.Sesungguhnya orang-orang

yang pemboros itu adalah saudara setan

dan setan itu sangat ingkar terhadap

Tuhannya.” (Al-Isra’: 26-27).

Hal senada juga ditegaskan oleh

Rasulullah SAW, “...Sesungguhnya Allah

membenci 3 hal: suka gosip, banyak

bertanya, dan menyia-nyia harta.” (H.R.

Muslim).

Kelima, merokok menghamburkan

harta tanpa ada manfaatnya. Seorang

muslim diperintahkan untuk meninggalkan

hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya.

Rasulullah saw bersabda, “Sebagian

tanda dari baiknya keislaman seseorang

ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak

berguna baginya.” (HR.

TirmidzidanIbnuMajah).

Dengan demikian, merokok dapat

menjerumus seseorang kepada malapetaka

(konsumsi barang haram).

Page 7: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012(Edho Biondi Joris – Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala)

OPINI

World No Tobacco Day,

Worlds without cigar smoke. Is it possible?Merokok bukanlah masalah baru di

kalangan masyarakat. Bahkan hal ini sudah

menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan

dari kehidupan sehari-hari berbagai golongan

masyarakat. Walaupun sebagai penghasil

devisa negara, di sisi lain rokok memiliki sisi

negatif yang tidak kalah besarnya, yaitu

sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi

di berbagai negara. Selain itu, menurut WHO,

biaya yang harus kita keluarkan untuk

memperbaiki masalah yang ditimbulkan akibat

rokok ini adalah tiga kali lipat dibandingkan

dengan keuntungan dari cukai rokok itu

sendiri.

Berbicara tentang konsumsi rokok,

maka hal ini melibatkan beberapa pihak

dengan sisi pro dan kontra yang terkait di

dalamnya. Bila ditinjau dari sisi pro, bagi

perusahaan rokok berarti pemasukan

keuangan, bagi pemerintah industri rokok

merupakan salah satu sumber pendapatan yang

cukup potensial dan mengurangi

pengangguran, dan bagi masyarakat

merupakan sarana untuk memperoleh

pekerjaan di sektor produksi, pertanian,

maupun perdagangan.

Sementara itu bila ditinjau dari sisi

kontra, pada hakikatnya kenaikan keuntungan

perusahaan rokok tidak pula memberikan

keuntungan berarti. Lingkungan tercemar oleh

asap rokok yang pada akhirnya berdampak

buruk pada kesehatan masyarakat. Begitu pula

dengan pendapatan yang diterima oleh negara

tidak sesuai dengan pengeluaran terkait

dengan investasi kesehatan. Pembuatan rokok

pun diketahui saat ini hanya membutuhkan

sedikit tenaga kerja.

Meski semua orang tahu akan bahaya

yang ditimbulkan akibat rokok, perilaku

merokok tidak pernah surut dan tampaknya

merupakan perilaku yang masih ditolerir oleh

masyarakat. Merokok masih dikaterData

WHO tahun 2007 memperkirakan bahwa 59%

pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah

menjadi perokok harian dan angka prevalensi

perokok cenderung meningkat selama 5 tahun

terakhir. Pola merokok bergeser pada

kelompok umur yang lebih muda (15-19

tahun). Angka prevalensi merokok menurut

jenis kelamin didapatkan pada penduduk laki-

laki (59,5%) dan perempuan (1,2 %).

Page 8: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012

Dari mereka yang merokok sebanyak 92

% menyatakan kebiasaannya merokok di

dalam rumah ketika bersama anggota rumah

tangga lainnya. Hal ini memberikan gambaran

bahwa sebagian besar dari anggota rumah

tangga dapat dikategorikan sebagai perokok

pasif. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah

konsumsi rokok Indonesia setiap tahun

mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan

ke-5 setelah RRC (1.679 miliar batang), AS

(480 miliar), Jepang (230 miliar), dan Rusia

(230 miliar). Sehingga jelaslah, bahwa

masalah merokok tidak hanya berdampak begi

kesehatan si perokok, melainkan juga orang-

orang disekitarnya.

Besarnya risiko akibat merokok serta

naiknya jumlah perokok di negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia menjadi titik

tolak untuk melaksanakan berbagai upaya

penanganan masalah tersebut. Oleh sebab

itulah, mahasiswa kedokteran yang hakikatnya

sebagai agent of social change diharapkan

memiliki suatu kesadaran penuh untuk ikut

mencerdaskan dan merangkul masyarakat

sekitar untuk benar-benar menghindari rokok

tersebut, bukan justru terjebak dalam lingkaran

setan rokok.

Salah satu upaya tersebut adalah

edukasi tentang bahaya rokok sejak dini, yaitu

usia remaja, terutama usia SMA/SMK dan

juga kepada para mahasiswa yang merupakan

calon penerus generasi bangsa, diharapkan

dengan usaha ini, generasi muda Indonesia

mengetahui bahaya rokok, menghindarinya

dan menyampaikannya pada teman-teman lain,

keluarga dan masyarakat di sekelilingnya

untuk mencapai Dunia yang bebas bahaya asap

rokok. Bisakah, kita?

Page 9: Cakrawala Edisi 4

Edisi Mei 2012(Hafiz Hari Nugraha – Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya)