Cairan PBL Skenario 3

download Cairan PBL Skenario 3

of 8

Transcript of Cairan PBL Skenario 3

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    1/8

    Muhammad Azmi Hakim (1102012170)

    LI 1. Memahami dan Menjelaskan Asam Basa

    LO 1.1 Definisi Asam Basa Asam

    Asam adalah suatu zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+). Suatu asam akan

    terdisosiasi (terpisah) dalam larutan dan melepaskan H+.

    BasaSuatu zat dalam suatu larutan melepaskan ion hidroksida (OH-) yang akan mengikat

    H+, sehingga basa bertindak sebagai akseptor proton.

    LO 1.2. Klasifikasi Asam BasaBerdasarkan kemampuan melepaskan H+, asam dan basa dapat dibagi menjadi:

    Asam LemahAsam lemah adalah asam yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air (berdisasosiasi

    tak sempurna). Asam karbonat (H2CO3) dalam air hanya akan terdisosiasi sebagian

    menjadi H+ dan HCO3-.

    H2CO3 HCO3- + H+

    Asam Kuat

    Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air. HCl dalam air akanberdisosiasi selurihnya menjadi H+ dan Cl-. H+ yang terbentuk akan diikat oleh

    molekul air.

    HCl H+ + Cl-

    HCl + H2O H3O+ + Cl-

    Basa LemahBasa lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suatu

    persenyawaan yang bergabung tidak sempurna dengan H+ dalam larutan air

    NH4OH + H+NH4

    + + H2O

    NH3 + H2O NH4+

    + OH-

    Basa Kuat

    Basa kuat adalah persenyawaan yang berdisosiasi secara sempurna dalam larutan air.

    NaOH dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi Na+ + OH-. OH- yang terbentuk

    akan bereaksi dengan H+ dari air. Reaksi asam dan basa kuat berlangsung dalam satu

    arah.

    NaOH Na+ + OH-

    Asam dan Basa Anorganikyang berperan penting sebagai donor dan atau reseptor

    proton

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    2/8

    Asam dan Basa Organik, contoh dari asam organic adalah asam laktat yang

    dihasilkan dari metabolism anaerob yang harus dinetralisir oleh sistem dapar tubuh

    kita

    LO 1.3 Mekanisme Asam Basa

    Suatu asam akan terdisosiasi (terpisah) dalam larutan dan melepaskan H+

    . Atomhidrogen yang kehilangan elektron sepenuhnya terdiri dari proton, dalam hal ini H +

    bertindak sebagai proton; asam disebut donor proton.

    (OH-) yang akan mengikat H+, sehingga basa bertindak sebagai akseptor proton. OH-

    memiliki afinitas kuat terhadap H+ yang terdapat di dalam molekul air, sehingga basa

    akan menghilangkan ion hidrogen dalam suatu larutan.

    LI 2. Memahami dan Menjelaskan Derajat Keasaman (pH)

    LO 2.1. Definisi pH

    Sorenson (1909) menyatakan jumlah ion hidrogen dalam bentuk pH, yaitu logaritma negatif

    konsentrasi H+. pH = - log [H+]. Konsentrasi ion H+ pada air adalah 1 x 10-7 mol/L, berarti pH

    air = - log [1 x 10-7] = 7. Skala pH dapat dipakai uantuk menyatakan konsentrasi antara 1

    sampai 10-14 mol/L.

    LO 2.2. Cara Pengukuran pHSuatu larutan yang memiliki pH 7 disebut netral karena mengandung ion hidrogen dan ion

    hidroksida dengan konsentrasi setara. Suatu larutan disebut asam bila memiliki pH di bawah

    7 karena mengandung ion hidrogen lebih banyak dibanding dengan ion hidroksida. Suatu

    larutan disebut basa bila pH di atas 7 karena memiliki ion hidroksida lebih banyak

    dibandingkan dengan ion hidrogen.

    LO 2.3. Indikator Asam Basa

    INDIKATORRENTANG

    PH

    KUANTITAS

    PENGGUNAAN PER 10 MLASAM BASA

    Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning

    2,4-Dinitrofenol 2,4-4,01-2 tetes 0,1% larutan dlm

    50% alkohol

    tak

    berwarna

    kuning

    Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye

    Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning

    Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

    Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    3/8

    -Naftolftalein 7,3-8,71-5 tetes 0,1% larutan dlm

    70% alkohol

    merah

    mawarhijau

    Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru

    Fenolftalein (pp) 8,0-10,01-5 tetes 0,1% larutan dlm

    70% alkohol

    tak

    berwarnamerah

    Timolftalein 9,4-10,61 tetes 0,1% larutan dlm 90%

    alkohol

    tak

    berwarnabiru

    Salisil kuning 10,0-12,01-5 tetes 0,1% larutan dlm

    90% alkoholkuning

    oranye-

    coklat

    Asam

    trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan

    tak

    berwarna

    oranye-

    merah

    LI 3. Memahami dan Menjelaskan Asam Basa / Keseimbangan Asam Basa

    LO 3.1. DefinisiGangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

    mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain sistem bufer, sistem respirasi, fungsi ginjal,

    gangguan sistem kardiovaskular maupun gangguan fungsi susunan saraf pusat. Gannguan

    keseimbangan asam basa serius biasanya menunjukkan fase akut, ditandai dengan pergeseran

    pH menjauhi ambang batas normal. Nilai pH abnormal meskipun salah satu nilai komponen

    gas darah lainnya (PCO2, HCO3-) masih berada dalam batas normal. Bila kondisi tersebut

    berlanjut, terjadi reaksi penyesuaian yang bersifat fisiologik dan pada kondisi ini disebur fase

    kompensasi. Jika kondisi penyebab tidak diatasi, maka mekanisme kompensasi tidak mampu

    mengatasi perubahan yang terjadi, hal ini disebut fase tidak terkompensasi.

    LO 3.2. KlasifikasiKlasifikasi yang umum digunakan umumnya menggambarkan masalah dan kelainan yang

    terjadi, sesuai dengan namanya.

    Gangguan keseimbangan asam basa respiratorik

    Terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer

    dengan ekskresinya di paru; ditandai oleh peningkatan atau penurunan konsentrasiCO2.

    Gangguan keseimbangan asam basa metabolic

    Terjadi karena pembentukan CO2 asam fixed dan asam organic yang menyebabkan

    peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraselular.

    Asidosis Respiratorik

    Asidosis respiratorik terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang

    mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PaCO2 (hiperkapnia).

    Awalnya sistem bufer dapat mengatasi naumun akhirnya terjadi penurunan pH.

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    4/8

    Dikompensasi oleh ginjal dengan cara: retensi HCO3- yang telah difiltrasi, menambahkan

    HCO3- baru ke dalam plasma, sekresi dan ekskresi H+ ke urin, peningkatan reabsorpsi

    HCO3- di tubulus proksimal, peningkatan produksi HCO3

    - di tubulus distal.

    Asidosis Respiratorik AkutPada asidosis respiratorik akut terjadi gangguan eliminasi CO2 secara akut dan umumnya

    disertai dengan hipoksemia sehingga terjadi stimulasi ventilasi yang bertujuan untuk

    meningkatkan eliminasi CO2 meningkatkan O2. Respons bufer HCO3- oleh ginjal dalam

    plasma terjadi dalam beberapa menit namun kompensasi ini belum sempurna.

    Kompensasi secara sempurna terjadi dalam beberapa hari.

    Asidosis Respiratorik Kronik

    Pada gagal napas kronik terjadi retensi CO2 secara kronik dan hipoksemia kronik. Tubuh

    telah beradaptasi pada keadaan ini sehingga dorongan untuk bernapas bukan lagidisebabkan oleh peningkatan CO2 akut, namun oleh hipoksemia kronik.

    Alkalosis Respiratorik

    Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan

    PaCO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan pH. Dikompensasi oleh ginjal

    dengan cara: retensi H+, mengekskresikan HCO3-.

    Asidosis Metabolik

    Asidosis metabolik ditandai dengan turunnnya kadar HCO3- diikuti dengan penurunan

    tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi

    mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hidrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat

    membentuk CO2 yang dieliminasi di paru, sementara itu ginjal mengupayakan ekskresi ion

    hidrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstraselular

    sementara sistem bufer menyerap H+.

    Alkalosis Metabolik

    Alkalosis metabolik merupakan suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat

    dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan [HCO3-] dalam arteri berubah. Usaha

    tubuuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru dengan menurunkan ventilasi

    (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan meningkatnya [HCO3-] dalam

    urin dan menghemat H+ yang dilakukan oleh ginjal sementara sistem bufer membebaskan

    H+.

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    5/8

    LO 3.3. Etiologi Gangguan Keseimbangan Asam Basa

    Asidosis Respiratorik

    Beberapa faktor di bawah ini dapat menimbulkan asidosis respiratorik, antara lain:

    a) Inhibisi pusat pernapasan (kelebihan CO2 pada hiperkapnia atau hipoksemiakronik)

    b) Penyakit neuromuskular (sindrom Guilain Barre, hypokalemia, musculardystrophy)

    c) Obstruksi jalan napas (PPOK, aspirasi, obstructif sleep apnea)d) Kelainan restriktif (penyakit pleura, kelainan dinding dada, kelainan restriktif paru

    Alkalosis respiratorik

    Beberapa faktor berikut ini dapat menimbulkan alkalosis respiratorik:

    a) Rangsangan hipoksemik (penyakit jantung dengan edema paru)b) Stimulasi pusat pernapasan di medulla (kelainan neurologis, kehamilan)c) Mechanical overventilaationd) Sepsise) Pengaruh obat (salisilat, hormone progesteron)

    Asidosis Metabolik

    Penyebab asidosis metabolik dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

    a) Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh. Ion hidrogen dibebaskanoleh sistem bufer H2CO3:HCO3

    - sehingga terjadi penurunan pH

    Asidosis laktat

    Ketoasidosis

    Intoksikasi salisilat

    Intoksikasi etanolb) Berkurangnya [HCO3

    -] di dalam tubuh

    Diarec) Adanya retensi H+ di dalam tubuh

    Alkalosis Metabolik

    Peyebab alkalosis metabolik antara lain:

    a) Terbuangnya H+ melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya H+masuk ke dalam sel

    b) Terbuangnya cairan bebas-bikarbonat dari dalam tubuhc) Pemberian bikarbonat berlebihan

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    6/8

    LO 3.4. Manifestasi Klinis Gangguan Asam Basa

    Asidosis Respiratorik

    Hiperventilasi, sakit kepala, mengantuk yang berlebihan yang bila terus berlanjut akan

    terjadi penurunan kesadaran (koma)

    Alkalosis Respiratorik

    Rasa cemas berlebihan, sesak atau nyeri dada, hiperventilasi menyebabkan eliminasi CO 2

    yang berlebihan

    Asidosis Metabolik

    Penurunan tekanan darah, penurunan aliran sirkulasi hepatik dan renal, aritmia, fibrilasi

    ventricular. Pada pH lebih dari 7,1 terjadi fatigue, sesak napas, nyeri perut, nyeri tulang,

    mual/muntah

    Alkalosis Metabolik

    Curah jantung menururn, depresi ventilasi sentral, kurva saturasi oksi-hemoglobinbergeser ke kiri, hipokalemia dan hipofosfatemia yang terjadi semakin memburuk,

    penurunan kemampun pasien menerima ventilasi mekanik.

    LO 3.5. Tatalaksana Gangguan Asam Basa

    Asidosis Respiratorik

    Tatalaksana asidosis respiratorik adalah mengatasi penyakit dasarnya dan bila terdapat

    hipoksemia harus diberikan terapi oksigen. Asidosis respiratorik dengan hipoksemia

    berat memerlukan ventilasi mekanik baik invasif maupun noninvasif.

    Alkalosis Respiratorik

    Tatalaksana alkalosis ditujukan terhadap kelainan primernya. Alkalosis yang disebabkan

    hipoksemia diatasi dengan memberiakan terapi oksigen. Alkalosis respiratorik yang

    disebabkan oleh serangan panic diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan

    pernapasan menggunakan sistem air rebreathing.

    Asidosis Metabolik

    Tatalaksana asidosis metabolik ditujukan terhadap penyebabnya. Berikut langkah-

    langkahnya:

    1. Tetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan yang perlu diperhatikanbila pH darah 7,1 7,3 atau kadar ion H antara 50 80 nmol/L

    2. Tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dugaanetiologi asidosis metabolik

    3. Bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap

    Tatalaksana Alkalosis Metabolik

    Koreksi alkalosis metabolik bertujuan meningkatkan minute ventilation, meningkatkan

    tekanan oksigen arterial dan mixed vemous oxygen tension, serta menurunkan konsumsi

    oksigen

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    7/8

    Tes untuk Mengevaluasi Keseimbangan Asam Basa

    Gas Darah Arteri (GDA)

    Gas darah mengukur pH, tegangan CO2, dan tegangan O2 dari darah arterial, dan saturasi

    oksigen dari hemoglobin. Kadar bikarbonat dari darah arteri juga dimasukkan dalam tes

    GDA dan dapat diukur secara langsung atau dihitung dari PaCO2

    pH 7,35 7,45

    PaCO2 35 45mmHg

    PaO2 80 95 mmHg

    SaO2 95 99%

    HCO3- 22 26 mEq/L

    Anion Gap 8 12 mEq/L

    Analisa Gas Darah Arteri

    Pengukuran GDA adalah cara terbaik untuk mengevaluasi keseimbangan asam basa.

    1. pH: Mengukur [H+] untuk menunjukkan status asam basa darah. pH < 7,35

    menunjukkan asidosis, sedangkan pH > 7,45 menunjukkan alkalosis.

    2. PaCO2: Tekanan parsial karbon dioksida pada arteri. Hiperkapnia (PaCO2 > 45

    mmHg) menunjukkan hipoventilasi alveolar dan asidosis respiratorik.

    Hiperventilasi mengakibatkan pada PaCO2 < 35 mmHg dan alkalosis respiratorik.

    3. PaO2: Tekanan okisgen parsial dalam arteri. Adanya hipoksemia dengan PaO2 26 mEq/L menggambarkan alkalosis

    metabolik.

    Sumber

    Horne dan Swearingen. 2001

    http://www.ilmukimia.org/2013/01/indikator-asam-basa.html

  • 7/27/2019 Cairan PBL Skenario 3

    8/8

    UPK-PKB FKUI. 2008