PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

31
WRAP UP SKENARIO I KEKURANGAN CAIRAN Kelompok : A7 Pembimbing : Kenconoviyati,SSi.,M kes Ketua : Bendit Setiawan (NPM: 1102013056) Sekertaris : Bening Irhamna (NPM: 1102013057) Anggota : Annisa Nadya Pradita (NPM: 1102013037) Annisa Rahmadhania (NPM: 1102013038) Darayani Amalia (NPM: 1102013070) Dea Melinda Sabila (NPM: 1102013072) Dwi Irma Nur Cahyati (NPM:1102013088) Dyas Modesti (NPM:1102013090) Faisal Muhammad (NPM:1102013104) Fitri Azizah (NPM: 1102012088) 0

Transcript of PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Page 1: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

WRAP UP SKENARIO I

KEKURANGAN CAIRAN

Kelompok : A7

Pembimbing : Kenconoviyati,SSi.,M kes

Ketua : Bendit Setiawan (NPM: 1102013056)

Sekertaris : Bening Irhamna (NPM: 1102013057)

Anggota : Annisa Nadya Pradita (NPM: 1102013037)

Annisa Rahmadhania (NPM: 1102013038)

Darayani Amalia (NPM: 1102013070)

Dea Melinda Sabila (NPM: 1102013072)

Dwi Irma Nur Cahyati (NPM:1102013088)

Dyas Modesti (NPM:1102013090)

Faisal Muhammad (NPM:1102013104)

Fitri Azizah (NPM: 1102012088)

Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Timur Cempaka Putih Jakarta Pusat DKI Jakarta 10510, Indonesia+62 21 4244574 www.yarsi.ac.id

LANGKAH I

0

Page 2: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

1) Skenario

KEKURANGAN CAIRAN

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan : Kadar Natrium : 130 mEq/L (Normal= 135-147), Kalium : 2,5 mEq/L (Normal= 3.5-5,5) dan Klorida: 95 mEq/L (Normal= 100-106). Setelah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

2) Kata Sulit

o Cairan: Cairan yang terdiri dari solute dan solvent.

o Elektrolit: Suatu zat cair di dalam tubuh yang terdiri dari molekul- molekul atau ion yang berfungsi membantu proses metabolisme dalam tubuh.

o Larutan: Campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa homogen dan sifat kimia suatu zat yang membentuk larutan tidak berubah.

o Infus: Larutan pengganti cairan tubuh.

o Cairan tubuh: Cairan yang terdiri dari ekstraseluler dan intraseluler.

3) Pertanyaan Sementara

1. Apa itu cairan?

2. Apa yang dimaksud dengan larutan?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kelarutan?

4. Apa saja jenis-jenis larutan?

5. Apa saja fungus cairan dalam tubuh?

6. Apa perbedaan larutan, cairan, koloid, dan suspensi?

7. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit? Lalu apa kegunaan cairan elektrolit?

8. Apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut pingsan?

9. Apa penyebab kekurangan cairan?

10. Apa ciri-ciri seseorang terkena dehidrasi?1

Page 3: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

11. Berapa (liter per hari) air yang harus dikonsumsi oleh tubuh?

12. Bagaimana mekanisme pengaturan cairan tubuh?

13. Apa saja macam-macam mineral dalam tubuh?

14. Apa dampak kekurangan elektrolit?

15. Bagaimana etika minum yang sesuai dengan etika Islam?

4) Jawaban Sementara

1. Volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.

2. Campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa homogen dan sifat kimia suatu zat yang membentuk larutan tidak berubah.

3. Suhu, tekanan, sifat solute dan solvent, luas permukaan zat, pengaruh ion sejenis.

4. Terbagi atas larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan homogen dan heterogen.

5. Untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh.

6. Larutan homogen: Sudah tidak bisa dibedakan lagi antara solute dan solventnya

Larutan heterogen: Contohnya koloid dan suspensi. Koloid sudah tidak bisa dibedakaan lagi antara solute dan solventnya, dapat diendapkan dengan bantuan sentrifuge. Sedangkan suspensi masih bisa dibedakan antara solute dan solventnya serta terdapat endapan.

7. Aktivitas, usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, kadar cairan dalam tubuh (normal atau dehidrasi). Sedangkan kegunaan cairan elektrolit adalah untuk membantu proses metabolisme. Distribusi nutrient, oksigen dan lain sebagainya.

8. Cairan tubuhnya kurang dari ambang batas normal serta kekurangan cairan dan elektrolit.

9. - Tidak terjadi keseimbangan antara cairan yang dimasukan dengan cairan yang dikeluarkan. Contohnya pada olahraga karena pengeluaran cairan lebih banyak.

- Diare dan muntah.

10. Lemas, bibir dan lidah kering, mata cekung, pusing, suhu tubuh meningkat, akral dingin.

11. Secara umum 2 liter air per hari atau 8 gelas perhari, tetapi bergantung pada faktor kebutuhan cairan pada masing-masing individu.

2

Page 4: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

12. Difusi, osmosis, transport aktif, hormon pengatur.

13. Natrium, Kalium, Klorida, Magnesium, Asam askorbat.

14. Lemas, bibir dan lidah kering, mata cekung, pusing, suhu tubuh meningkat, akral dingin, terganggunya sistem saraf.

15. Membaca basmallah, berhenti makan sebelum kenyang, minum dengan tangan kanan sembari duduk.

5) Hipotesa

Seorang mahasiswa 19 tahun pingsan disebabkan karena cairan tubuhnya kurang dari ambang batas normal serta kekurangan elektrolit. Kemudian hasil anamnesa menunjukan pasien tampak lemas, bibir dan lidah kering yang merupakan ciri-ciri dehidrasi. Dehidrasi atau kekurangan cairan disebabkan oleh tidak terjadinya keseimbangan antara cairan yang dimasukan dengan cairan yang dikeluarkan, contohnya pada olahraga karena pengeluaran cairan lebih banyak, diare ataupun muntah. Penanganan dehidrasi dilakukan dengan pemberian pengganti cairan tubuh seperti infus untuk mengembalikan mekanisme pengaturan cairan tubuh dan elektrolit penting (natrium, kalium, klorida) seperti semula dengan proses difusi, osmosis, transport aktif ataupun hormon pengatur. Cairan tubuh penting fungsinya untuk menjaga homeostasis tubuh. Manusia pada umumnya diharuskan minum minimal 2 liter air perhari dan bergantung pada faktor kebutuhan cairan pada setiap individu seperti aktivitas, usia, jenis kelamin dan suhu lingkungan. Tidak hanya itu, mempraktekan etika minum secara islam juga dapat memberikan manfaat besar bagi tubuh.

6) Sasaran Belajar

I. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

- Definisi

- Perbedaan

- Klasifikasi

- Faktor yang mempengaruhi kelarutan

II. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh

- Kadar normal cairan dalam tubuh

- Mekanisme keseimbangan

- Klasifikasi cairan dalam tubuh

3

Page 5: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

- Output dan Input cairan tubuh

III. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

- Definisi

- Faktor dan penyebab

- Manifestasi klinis dan pemeriksaan

- Penanganan

IV. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Elektrolit (Hiponatremia,Hipokalemia,Hipoklorida)

- Penyebab

- Manifestasi klinis dan pemeriksaan

- Penanganan

V. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Sesuai dengan Syariat Islam

- Bersumber dari Al-Quran dan hadist

LANGKAH II

Belajar Mandiri

LANGKAH III

I. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

- Definisi Larutan dan Cairan

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut (solute), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain dalam larutan disebut pelarut (solvent).

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.

4

Page 6: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Larutan adalah suatu campuran homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molekular dalam jumlah medium pelarut secukupnya.

(Kamus Kedokteran Dorland edisi 29)

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat / gas.(Sukmariah, M., & Kamianti, A.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa

Aksara)

Sementara cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh.

(Mima & Swearingen, 1995)

- Perbedaan Larutan dan Cairan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.

(Juliantara, 2009)

- Klasifikasi Larutan

i. Berdasarkan kepekatannya

o Larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau dengan kata lain partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).

o Larutan jenuh, yaitu larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut.

o Larutan sangat jenuh (lewat jenuh), yaitu larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh atau dengan kata lain larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga membentuk endapan.

ii. Berdasarkan daya hantar listriknyaKekuatannya bergantung pada nilai koefisien ionisasinya,

5

Page 7: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

o Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit kuat memiliki α=1 sedangkan elektrolit lemah memiliki koefisien ionisasi pada kisaran 0< α < 1

Tabel 1. Komposisi Elektrolit dalam Cairan Tubuh Manusia

ooooooo Larutan non elektroit, yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Larutan ini memiliki nilai koefisien ionisasi α=0. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2) merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

iii. Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut

6

Page 8: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

o Larutan Pekat: Larutan yang mengandung lebih banyak solut dibanding solvent.

- Larutan Tidak Pekat (encer): Larutan yang relatif lebih sedikit solut dibanding solvent.

(Juliantara,2009)

iv. Berdasarkan fasanyaSolvent(Pelarut)

Contoh Solute(Terlarut)

Contoh Contoh campuran

Zat cair Air Zat cair Alkohol SpiritusZat cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk lasZat cair Air Zat padat Garam Larutan garam

Gas Udara Zat cair Minyak Wangi SprayGas O2 Gas He Gas untuk mengelasGas O2 Zat padat Naftalen Kamfer

Zat padat Cd Zat cair Hg Amalgam gigiZat padat Pd Gas H2 Gas ovenZat padat Au Zat padat Ag

- Faktor yang mempengaruhi kelarutan- SuhuPemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah.Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi.

- Sifat solute dan solventnya (like dissolve like)Solute akan mudah larut pada solvent yang memiliki sifat yang sama dengan solutenya. Solute polar akan mudah larut pada solvent polar, sedangkan solute non polar akan mudah larut pada solvent non polar,

- TekananTekanan sangat berpengaruh pada gas, diatur oleh hukum Henry C=Kp, contohnya pada minuman soda. Untuk fase padat cair, tekanan tidak berubah.

- Pengadukan

7

Page 9: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.

- Ukuran zat terlarutZat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar.Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.

II. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh

- Kadar normal cairan dalam tubuhTotal Body Water, pada orang dewasa 60% dari berat badan dalam kgCairan intraseluler (CIS), kurang dari dua pertiga cairan tubuh.Cairan ekstraseluler (CES), sepertiga cairan tubuh, terdiri dari cairan interstitial yang berada di sekitar sel, mencapai tiga perempat cairan ekstraseluler. Plasma darah yang mencapai seperempat cairan ekstraseluler dan cairan transeluler sekitar 1-3% berat badan, meliputi cairan serebrospinal,cairan dalam peritoium, cairan humour mata dan lain sebagainya.

Presentasi air tubuh total (Total Body Water) terhadap berat badan berubah sesuai umur, menurun cepat pada awal kehidupan, yang disajikan dalam tabel :

UsiaCairan Tubuh dalam Kg Berat

Badan (%)

Bayi prematur 80

3 bulan 70

8

Page 10: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

6 bulan 60

1-2 tahun 59

11-16 tahun 58

Dewasa 58-60

Dewasa dengan obesitas

40-50

Dewasa kurus 70-75

- Mekanisme keseimbangan

o Difusi

Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :

ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah)temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)

o OsmosisPelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane.

o Transport AktifMerupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk melintasi membrane.

o FiltrasiFiltrasi adalah peristiwa sebuah benda cair dipaksa melintasi membran atau penyekat lain oleh perbedaan tekanan hidrostatik di kedua sisinya

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, yakni:

9

Page 11: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

o Aldosteron, berfungsi sebagai absorbsi natrium yang disekresi kelenjar adrenal dan tubulus ginjal.

o Prostaglandin, asam lemak yang berfungsi merespons radang, pada ginjal berfungsi mengatur sirkulasi ginjal.

o ADH, meningkatkan reabsorbsi air sehingga mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.

o Mekanisme rasa haus, merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk mengendalikan rasa haus.

- Klasifikasi cairan dalam tubuh

KOMPARTEMEN VOLUME CAIRAN (dalam liter)

PERSENTASE CAIRAN TUBUH

PERSENTASE BERAT TUBUH

Cairan Tubuh Total 42 100 60

Cairan Intra Sel (CIS) 28 67 40

Cairan Ekstra Sel (CES) 14 33 20

Plasma 2,8 6,6 (20% dari CES)

4

Cairan interstisium 11,2 26,4 (80% dari CES)

16

Limfe Dapat diabaikan

Dapat diabaikan Dapat diabaikan

Cairan trans-sel Dapat diabaikan

Dapat diabaikan Dapat diabaikan

(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)

- Input dan output cairan dalam tubuh

Intake cairan normal pada orang dewasa sehat memasukan cairan 90% intake cairan perhari (2500cc) dengan 10% didapatkan dari metabolisme.

Output cairan normal:Sumber output cairan tubuh

a. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada

10

Page 12: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. FecesPengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR

Jalur Jumlah (ml/hari) Jalur Jumlah (ml/hari)

Asupan cairan 1250 Kehilangan tak disadari (dari paru dan kulit yang tidak berkeringat)

900

H2O dalam makanan

1000 Keringat 100

H2O yang diproduksi oleh metabolisme

350 Tinja 100

Urin 1500

Total pemasukkan 2600 Total pengeluaran 2600

PEMASUKAN GARAM PENGELUARAN GARAM

Jalur Jumlah (g/hari) Jalur Jumlah (g/hari)

Ingesti 10,5 Pengeluaran obligatorik melalui kerinat dan tinja

0,5

Ekskresi terkontrol di urin

10,0

Pemasukan total 10,5 Pengeluaran total 10,5

11

Page 13: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)

III. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

- Definisi

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik)

(Ilmu Penyakit Dalam Jilid I hlm.797)

- Faktor dan Penyebab

Dehidrasi dapat terjadi karena:

1. Kemiskinan air (water depletion)

2. Kemiskinan natrium (sodium depletion)

3. Water and sodium depletion terjadi bersama-sama

Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas akibat:

a. Penyakit yang meghalangi masuknya air

b. Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan dengan air (hydrophobia)

c. Penyakit sedemikia rupa sehingga penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagi

d. Koma yang terus menerus

Pada stadium permulaan water depletion, ion natrium dan klor ikut menghilang dengan cairan tubuh

Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit. Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan seperti muntah-muntah dan diare yang berkelanjutan.

Penyebab timbulnya dehidrasi, dibedakan atas 2 hal

a. Eksternal

- Akibat berkurangnya cairan akibat panas, kekurangan natrium dan air

- Diet keras

- Olahraga berlebih

12

Page 14: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

- Obat-obatan yang digunakan terlalu lama

b. Internal

- Penurunan kemampuan homeostasis

- Penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas

- Penurunan laju filtrasi glomelurus, kemamuan fungsi ginjal, renin, aldosterone dan penurunan respons ginjal terhadap vasopressin.

- Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan

Derajat dehidrasi seseorang berdasarkan defisit berat badan, dapat digolongkan sebagai berikut:

• Dehidrasi ringan (defisit <5% BB)Keadaan umum sadar baik, rasa haus +, sirkulasi darah nadi normal, pernapasan biasa, mata agak cekung, tugor biasa, kencing biasa.

• Dehidrasi sedang (defisit 5-10% BB)Keadaan umum gelisah, rasa haus ++, sirkulasi darah nadi cepat (120-140), pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor agak berkurang, kencing sedikit.

• Dehidrasi berat (defisit >10% BB)Keadaan umum apatis/koma, rasa haus +++, sirkulasi darah nadi cepat (>140), pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor kurang sekali, kencing tidak ada.

Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatikDehidrasi ringan : gambaran klinisnya turgir kurang, suara serak, pasien

belum jatuh dari presyokDehidrasi sedang : turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau

syok, nadi cepat, napas cepat dan dalamDehidrasi berat : tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis

sampai koma), otot-otot kaku, sianosis(Ilmu Penyakit Dalam hlm.552)

Sedangkan tanda dehidrasi pada anak:

Mulut dan lidah kering

Tidak keluar air mata saat menangis

Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam

Perut, mata,pipi cekung

Demam

13

Page 15: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Lesu atau rewel

Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika di cubit kemudian dilepaskan

Hasil pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kelainan antara lain:

Peningkatan hematocrit

Peningkatan kadar protein serum

Na+ serum normal (biasanya)

Rasio BUN/kreatinin serum >20:1 (normal 10:1)

Berat jenis urin tinggi

Osmolaritas urin >450 mEq/L

Na+ urin < 10 mEq/L (penyebab dari ekstrarenal)

Na+ urin > 20 mEq/L (penyebab dari renal atau adrenal)

- Penanganan

Pertolongan Pertama Terhadap Dehidrasi Ringan

 Setelah mengetahui gejala dehidrasi ringan, anda dapat melakukan pertolongan pada penderita dehidrasi agar gejala-gejala tersebut tidak menjadi semakin parah. Berikut adalah pertolongan pertama pada dehidrasi ringan:

Hentikan aktivitas sejenakJika anda merasakan gejala-gejala dehidrasi, segeralah menghentikan aktivitas anda. Cari tempat untuk istirahat atau sekedar untuk merebahkan badan.

Minum air putihDehidrasi terjadi kurangnya cairan volume air dalam tubuh, jadi anda harus segera mengisi ulang cairan tersebut dengan minum air putih. Namun usahakan agar suhu air putih yang anda minum tidak terlalu dingin apalagi manis. Air putih dengan suhu ruang adalah yang terbaik untuk mengatasi dehidrasi. Jika tidak suka air putih, meksipun tidak terlalu disarankan, anda bisa juga mengkonsumsi minuman isotonik. Minum secara perlahan jangan tergesa-gesa agar tubuh tidak mengalami shock.

Istirahat sampai anda merasa pulih kembaliJangan paksakan untuk bekerja yang berat-berat dulu.

14

Page 16: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

 Pertolongan Pertama Terhadap Dehidrasi Berat

Penanganan dehidrasi berat berbeda dengan dehidrasi ringan. Pada dehidrasi yang berat, cairan yang dikeluarkan jauh lebih banyak dan kondisi tubuh jauh lebih kritis. Karena itu, penanganan dehidrasi berat sangat perlu untuk dilakukan. Berikut adalah pertolongan pertama pada dehidrasi berat:

Minum oralit atau campuran air hangat dengan gula dan garam. Kandungan oralit bisa mengisi ulang cairan dan elektrolit tubuh yang hilang

Istirahat. Ketika terkena dehidrasi berat tubuh akan terasa lemas sekali. Pastikan anda sudah berada di rumah dan segera cari tempat tidur. Pastikan ada orang lain yang membantu anda.

Jangan gegabah untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat karena malah akan melancarkan saluran pembuangan

Segera pergi ke dokter. Jangan tunggu sampai kondisi tubuh menjadi parah. Segeralah pergi ke dokter agar penyakit dehidrasi tidak menjadi parah. Dokter bisa member infus cairan sehingga cairan tubuh bisa tercukupi.

Pada Usia Lanjut1. Terapi Rehidrasi Oral

Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500ml/24jam (30ml/kg berat badan/24jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan dan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasiDehidrasi hipertonik : air atau minuman dengan kandungan sodium yang rendah, jus

buah seperti apel, jeruk, dan anggurDehidrasi isotonik : air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), juga

dapat diberikan larutan isotonik yang ada di pasaranDehidrasi hipotonik : cairan seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang

lebih tinggi2. Terapi Rehidrasi ParenteralJenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinyaDehidrasi isotonik : cairan NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total per hariDehidrasi hipertonik : cairan NaCl 0,45%

15

Page 17: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Dehidrasi hipotonik : mengatasi penyebb yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik

(Ilmu Penyakit Dalam Jilid I hlm.799)

VI. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Elektrolit (Hiponatremia,Hipokalemia,Hipoklorida)

Hiponatremia

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah

Berdasarkan waktu terjadinya, dibagi menjadi:Hiponatremia kronik. Disebut kronik bila kejadian hiponatremia berlangsung lambat yaitu >48jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejl yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang, gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagagai hiponatremia asimptomatikHiponatremia akut. Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitu <48jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang erat seperti penurunan ksadaran atau kejang. Hal ini terjadi kibat adanya edema sel otak karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremi simptomatikatau hiponatremia berat

- Penyebab

a. Asupan makanan- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel- anoreksia nervosa- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan

b. Keluarnya natrium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna- bulimia- kehilangan potassium

c. Keluarnya natrium dari ginjal- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan

air- diuretik

d. Pengaruh hormon- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan

ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) →

produksi hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K

16

Page 18: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

- Manifestasi klinis dan pemeriksaan

Hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah. Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram; Gangguan jantung : hipotensi; Gangguan neuromuskular : kelemahan otot; Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang.

Pemeriksaan penunjang :- Natrium serum : akan <137 mEq/l- Osmolalitas serum : menurun, kecuali pada kasus pseudohiponatremia, azotemia, atau

mencerna toksin yang meningkatkan osmolalitas.- Berat jenis urin : menurun karena upaya ginjal untuk mengekskresikan kelebihan air.- Natrium urin : menurun (biasanya <20 mEq/l)

- Penanganan

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan yang tepat sasaran.• Perlu dibedakan apakah kejadian hiponatremia, akut atau kronik.• Tanda atau penyakit lain yang menyertai hiponatremia perlu dikenali (deplesi

volume, dehidrasi, gagal jantung, gagal ginjal)• Hiponatremia akut, koreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberian

larutan natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5 mEq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam. Setelah itu, kadar natrium plasma dinaikkan sebesar 1 mEq/L setiap 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai 130 mEq/L. Rumus yang dipakai untuk mengetahui jumalah natrium dalam larutan natrium hipertonik yang diberikan adalah 0,5 x Berat Badan (kg) x delta Na. Delta natrium adalah selisih antara kadar natrium yang diinginkan dengan kadar natrium awal.

• Hiponatremia kroni, koreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 mEq/L setiap 1 jam, maksimal 10 mEq/l dalam 24 jam. Bila delta Na sebesar 8 mEq/L, dibutuhkan waktu pemberian selama 16 jam. Rumus yang diapakai adalah sama dengan di atas. Natrium yang diberikan dapat dalam bentuk natrium hipertoikintravena atau natrium oral.

Hipokalemia

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3,5 mEq

- Penyebab

a. Asupan makanan- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang- anoreksia nervosa- alkoholisme

b. Keluarnya kalium dari saluran pencernaan17

Page 19: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna, fistula saluran cerna- bulimia

c. Keluarnya kalium dari ginjal- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium - hemodialisis, peritoneal dialisis

d. Pengaruh hormon- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan retensi natrium - stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti aldosteron

e. Gangguan fungsi selular- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular

f. Redistribusi kalium- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

- Manifestasi klinis dan pemeriksaan

Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan.Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan peristaltik dan ileus; Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot pernapasan; Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia

Pemeriksaan penunjang :- Kalium serum : nilai akan >3.5 mEq/l- Gas darah arteri : dapat menunjukan alkalosis metabolik (peningkatan pH dan HCO3

-)- Elektrokardiogram : depresi sekmen ST, gelombang Tdatar, adanya gelombang U,

distrimia ventrikel

- Penanganan

Indikasi koreksi kalium dapat dibagi dalam:a. Indikasi mutlak, pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada

keadaan; 1) pasien sedang dalam pengobatan digitalis, 2) pasien dengan ketoasidosis diabetik, 3) pasien dengan kelemahan otot pernapasan, 4) pasien dengan hipokalemia berat (K<2mEq/L).

b. Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu todak terlalu lama yaitu pada keadaan; 1) insufisiensi koroner/iskemia otot jantung , 2) ensefalopati hepatikum, 3) pasien memakai obat yang dapatmenyebabkan perpindahan kalium dari ekstrasel ke intrasel

c. Indikasi sedang, pemberian kalium tidak perlu segeran seperti pada; hipokalemia ringan (K antara 3-3,5mEq/L).

18

Page 20: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral oleh karena lebih mudah. Pemberian 40-60 mEq dapat menaikan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedang pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L.

Pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam. Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau kelumpuhan otot pernapasan, dapat diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl isotonik. Bila melalui vena perifer, KCl maksimal 60 mEq dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 cc, sebab bila melebihi ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan sklerosis vena.

Hipokloremia

Hipokloremik (kadar klorida yang rendah dalam tubuh) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi klorida dalam darah kurang dari 96 - 106 mEq / L

Eksresi tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum

V. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Sesuai dengan Syariat Islam

Al-Quran

(QS. Al-Waqi’ah: 68-69) 

{ تشربون الذي المآء نحن{ 68أفرءيتم أم المزن من أنزلتموه ءأنتم{69المنزلون }

”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.” 

( QS. Al-Araf : 31 )

ال إنه تسرفوا وال واشربوا وكلوا مسجد كل عند زينتكم خذوا آدم بني ياالمسرفين  يحب

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Hadist

19

Page 21: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

a. Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan” (HR. Muslim).

b. Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

c. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minum mu itu.

d. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

e. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: “… dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”. (Muttafaq’alaih).

f. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).

g. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

h. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

20

Page 22: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

i. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

j. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kepada tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan menjijik-kan.

k. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air.” (HR. Al Bukhari)

DAFTAR PUSTAKA

A.Price,Sylvia.M.Wilson,Lorraine.2006.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

J. Larry. Potassium. 2008.

(http://www.merckmanuals.com/home/hormonal_and_metabolic_disorders/

electrolyte_balance/ potassium.html)

Sherwood Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed. Jakarta: EGC

Sherwood Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing

Sukmariah, M., & Kamianti, A.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara

Staf Pengajar  bagian Patologi Anatomik FKUI.1973.PATOLOGI.Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia

W.A, Newman Dorland. (2009). Dorland’s Pocket Medical Dictionary, 28th ed. Jakarta, EGC

http://majalahonlinewanitaindonesia.com/pertolongan-pertama-terhadap-dehidrasi.htmlhttp://aly309.wordpress.com/2009/08/05/beberapa-etika-makan-dan-minum-menurut-sunnah-nabi-shallallahu-alahi-wa-alihi-wa-sallam/http://illuminates-world.blogspot.com/2012/02/cairan-dan-larutan.htmlhttp://stanimabthree.blogspot.com/2012/a/materi-kuliah-idk-i.html

21

Page 23: PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7

22