C7 Skenario 6

16
Etika Profesi Kedokteran pada Pasien Penyakit Menular Seksual Kelompok C7

description

profesi

Transcript of C7 Skenario 6

  • Etika Profesi Kedokteran pada Pasien Penyakit Menular Seksual

    Kelompok C7

  • Kasus 6Seorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GO. Pasien tidak ingin diketahui istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantaranya keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit, tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular. Istrinya juga harus diobati.

  • Pasien yg menderita GO tidak ingin diketahui istrinya, tetapi mungkin istrinya juga sudah tertular dan harus diobatiEtika Profesi KedokteranProsedur MedisInformed ConsentRahasia KedokteranAspek Hukum

  • Prinsip Etika KedokteranPrinsip Otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak hak pasien, terutama hak otonomi pasien.

    Prinsip Benerficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.

    Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien.

    Prinsip Justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam menditribusikan sumber daya.

  • Etika Profesi KedokteranKode Etik Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri.

  • Informed ConsentSuatu informed consent harus meliputi :Dokter harus menjelaskan pada pasien mengenai tindakan, terapi dan penyakitnya.Pasien harus diberitahu tentang hasil terapi yang diharapkan dan seberapa besar kemungkinan keberhasilannya.Pasien harus diberitahu mengenai beberapa alternatif yang ada dan akibat apabilapenyakit tidak diobati.Pasien harus diberitahu mengenai risiko apabila menerima atau menolak terapi.

  • Aspek HukumPasal 48 UU No. 29 tahun 2004Tentang praktek kedokteran ditetapkan sebagai berikut:Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

  • Rahasia KedokteranPasal 1 PP No 10/1966Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

    Pasal 2 PP No 10/1966Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain.

  • Rahasia KedokteranPasal 3 PP No 10/1966Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan.Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.

  • Rahasia KedokteranPasal 2 UU Tentang Tenaga Kesehatan yaitu tenaga kesehatan sarjana, seperti: Dokter, dokter gigi, apoteker dan sarjana lain dibidang kesehatan dan Tenaga Kesehatan Sarjana Muda, menengah dan rendah, seperti : asisiten apoteker, bidan, perawat, nutrisionis, dan lain lain.

  • Gugurnya Kewajiban Dokter Untuk Menyimpan Rahasia KedokteranAdanya ijin dari pasien.Adanya keadaan mendesak atau memaksa.Adanya peraturan perundang-undangan.Adanya perintah jabatan.Demi kepentingan umum atau kepentingan yang lebih tinggi.Adanya Presumed Consent dari pasien.

  • Pembahasan KasusDalam skenario ini dokter menjaga rahasia pasien mengenai penyakit kelamin yang dideritanya dari istri pasien itu sendiri. Berdasarkan prinsip otonomi dan sumpah Dokter serta kode etik seperti yang tertera pada PP No. 10 Tahun 1966 dan peraturan lainnya.

    Selain itu dokter juga memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien. Dokter juga meminta persetujuan pasien berupa informed consent untuk melakukan prosedur pemeriksaan. Pasien juga berwenang penuh untuk menentukan pengobatan yang akan diterima sesuai dengan anjuran dan penjelasan dokter setelah mempertimbangkan efek samping yang dapat timbul dari pengobatan.

  • Pembahasan KasusUntuk istri pasien, dokter juga memberikan penjelasan mengenai penyakit kelaminnya, tanpa membuka rahasia suaminya. Pada istri pasien diberikan juga informed consent untuk persetujuan menjalankan prosedur pemeriksaan. Dan juga menangani penyakit pasien dengan memegang prinsip beneficence.

    Walaupun nanti terjadi pertengkaran di Antara suami istri ini, dokter hanya sebatas memberi penjelasan mengenai diagnosis dan pengobatan sesuai keilmuannya dan juga memberi nasihat kepada suami dan istrinya, bahwa walaupun pengobatannya mudah, tetapi resiko penyakit menular seksual akan memberikan dampak yang buruk, maka dari itu dokter perlu memberi edukasi pada pasien tanpa mencampuri urusan pribadi pasien.

  • EdukasiMemberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan tentang:Bahaya penyakit menular seksual.Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan.Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari. Pengobatan pasangan seks dibutuhkan untuk menghindari fenomena ping-pong, yaitu dimana penyakit kembali saling menularkan antara pasangan hubungan seksual.Kemungkinan terjangkit penyakit menular seperti HIV/AIDS.

  • KesimpulanPada kasus ini, dokter tidak diijinkan membuka rahasia pasien perihal penyakit GO yang sedang diderita oleh pasien. Dokter tidak diperkenankan memberitahu penyakit pasien pada keluarga (istri) atau pihak lain. Rahasia pasien dapat dibuka apabila dokter mendapat ijin atau pesetujuan dari pasien sendiri. Apabila penyakit pasien berhubungan atau memberi dampak pada pihak keluarga (istri) maka kita dapat memberikan saran agar pasien sendiri yang memberitahukan pada istrinya.

    Apabila dokter membuka rahasia pasien maka dokter dapat dipidana berdasarkan pasal 322 KUHP dan dianggap dokter telah melakukan malpraktik medis yaitu Professional misconduct yang merupakan tindakan yang disengaja.