bunuh diri

19
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S - 1 Keperawatan). Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, 2007. Dikutip Dez, Delicious, 2009. DEZ’S blok just another place to share. http://dezlicious blogspot.com) Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, 2004. Dikutip Dez, Delicious, 2009. DEZ’S blok just another place to share. http://dezlicious blogspot.com) 1

description

kep.jiwa

Transcript of bunuh diri

BAB ILAPORAN PENDAHULUANA.PengertianBunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S - 1 Keperawatan).Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, 2007. Dikutip Dez, Delicious, 2009. DEZS blok just another place to share. http://dezlicious blogspot.com)Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, 2004. Dikutip Dez, Delicious, 2009. DEZS blok just another place to share. http://dezlicious blogspot.com)Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja (Harold Kaplan,1997. Dez, Delicious, 2009. DEZS blok just another place to share. http://dezlicious blogspot.com)

B.EtiologiMenurut Fitria, Nita, 2009. Dalam buku Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S - 1 Keperawatan), etiologi dari resiko bunuh diri adalah :1.Faktor PredisposisiLima factor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :a. Diagnosis PsikiatrikLebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.b. Sifat Kepribadian Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.c. Lingkungan PsikososialFaktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan dukungan social sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.d. Riwayat KeluargaRiwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.e. Faktor BiokimiaData menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui ekaman gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG).2. Faktor PresipitasiPerilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan.Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.

C.POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah

D.Tanda dan gejala:1. Mempunyai ide untuk bunuh diri.2. Mengungkapkan keinginan untuk mati.3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.4. Impulsif.5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan).8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan mengasingkan diri).9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan menyalahgunakan alcohol).10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).11. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam karier).12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).14. Pekerjaan.15. Konflik interpersonal.16. Latar belakang keluarga.17. Orientasi seksual.18. Sumber-sumber personal.19. Sumber-sumber social.20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

E.Terapi Aktivitas Kelompok, Riyadi, Surojo dan Purwanto Teguh (2009)Model interpersonalTingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota, merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.

F.Perilaku KopingKlien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

E.Mekanisme KopingSeseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping alternatif.Respon adaptifRespon maladaptif

Peningkatan diriBeresiko destruktifDestruktif diri tidak langsungPencederaan diriBunuh diri

Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN

A. PengkajianMenurut Stuart dan Laraia pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Keliat, 2005). Untuk dapat menjaring data yang diperlukan umunya, dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. Isi pengkajian meliputi :1. Identitas klien 2. Keluhan utama atau alasan masuk3. Faktor predisposisiPernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pengobatan sebelumnya, trauma, anggota keluarga yang pernah mengalami ganghuan jiwa, pengalaman masa lalu yang menyenangkan,4. Aspek fisik atau biologisTD, Suhu, tinggi badann, berat badan, kelyhan fisik yang dialami5. Aspek psikososialGenogram, konsep diri ( citra tubuh, identitas diri, peran diri, ideal diri, harga diri),6. Hgibungan sosialOrang yang berarti, peran serta dalamkegiatan kelompok, hambatan dalam berhubungan 7. Status mentalPenampilan (tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian) pembicaraan (cepat, keras, gagap, inkohelerensi, apatis, dll)aktivitas motorik ( lesu, tegang, gelisah, agitasi, tremor), alam perasaan ( sedih, ketakutan, putus asa, khawatir), Afek ( ddatar, tumpul, tidak sesuai, labil ), interaksi ( bermusuhan, tidak kooperatif), persepsi ( halusinasi), isi pikir (obsesi, phobia, pikiran magis), arus pikir, tingkat kesadaran ( bingung, sedasi, stupor, memori (gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya ingat jangka pendek, ) 8. Kebutuhan persiapan pulangKemammpuan klien untuk memenuhi kebutuhan (makanan, keamanan, perawatan kesehatan), kegiatan sehari-hari (perawatan diri, nutrisi, tidur), kemampuan kien dalam mengantisipasi kebutuhan diri, klien memmiliki system pendukung, 9. Mekanisme kopingAdaftif, dan mall adaftif10. Masalah psikososial dan lingkungan11. Pengetahuan12. Aspek medik

B.Diagnosa KeperawatanResiko bunuh diri

3

No DXDiagnosa keperawatanPerencanaan

TujuanKriteria evaluasiIntervensi

1. BHDTUM :Klien tidak mencederai diri sendiriTUK 1Klien dapat membina hubungan saking percaya.

Setelah ... kali pertemuan / lebih hubungan saling percaya dapat dibina : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi

a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.b. Perkenalkan diri dengan sopan.c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.d. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

TUK 2 :Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diriSetelah ... kali pertemuan, klien dapat Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

a. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan.b. Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.c. Awasi klien secara ketat setiap saat

TUK 3 : Klien dapat mengekspresikan perasaannya,

Setelah ... kali pertemuan, klien Klien dapat mengekspresikan perasaannya.a . Dengarkan keluhan yang dirasakan klien.b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.c. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya.d. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRIA. Kondisi KlienSedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbalB. Diagnosa KeperawatanResiko Bunuh DiriC. Tujuan1. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya2. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya3. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya4. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara: a. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif. c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya pentingd. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien e. Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnyab. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalahc. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

E. Strategi PelaksanaanSP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diriMelindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

ORIENTASI:Selamat pagi Pak, kenalkan saya Agung Nugroho, biasa di pangil Agung, saya mahasiswa Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi 2 siang .Bagaimana perasaan A hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?KERJA Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda benda yang membahayakan A)Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiriApa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan. Saya percaya A dapat mengatasi masalah.TERMINASI :bagaimana perasaan a sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri? coba a sebutkan lagi cara tersebut!saya akan menemani a terus sampapi keinginan bunuh diri hilang. (jangan meninggalkan pasien).

ORIENTASISelamat pagi Dea, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana perasaan Dea saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih Dea miliki. Mau berapa lama? Dimana?KERJAApa saja dalam hidup Dea yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau Dea meninggal. Coba Dea ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea. Keadaan yang bagaimana yang membuat Dea merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan Dea masih ada yang baik yang patut Dea syukuri. Coba Dea sebutkan kegiatan apa yang masih dapat Dea lakukan selama ini. Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.TERMINASIBagaimana perasaan Dea setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Dea. Coba Dea ingat lagi hal-hal lain yang masih Dea miliki dan perlu di syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!SP 2 : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri

SP 3 Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASISelamat pagi Yuki. Bagaimana perasaan Yuki hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah Yuki selama ini. Mau berapa lama Yuki? Mau disini saja?KERJACoba ceritakan situasi yang membuat Yuki ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Yuki. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Yuki cara yang mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Yuki. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan Yuki ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.TERMINASI Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Yuki, setelah kita bercakap-cakap? Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Yuki gunakan. Coba Yuki melatih cara yang Yuki pilih tadi.Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Yuki menggunakan cara yang Yuki pilih.

ORIENTASI Assalamualaikum. Selamat pagi Bapak/Ibu. Benar kalian adalah orang tua dari Yuki? Kenalkan saya perawat Sopi yang merawat putri Anda selama disini.Sekarang kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi dari bunuh diri.Dimana kita akan mendiskusikannya? Berapa lama bapak dan ibu ingin mendiskusikannya?KERJAApa yang bapak/ibu lihat dari perilaku Yuki selama ini?Bapak/Ibu sebaiknya lebih sering memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapannya seperti saya tidak ingin hidup lagi. Apakah Yuki sering mengatakannya pak?Kalau bapak/ibu mendengarkan Yuki berbicara seperti itu, maka sebaiknya bapak mendengarkan secara serius. Pengawasan terhadap kondisi Yuki perlu ditingkatkan, jangan biarkan Yuki mengunci diri di kamar. Bapak perlu menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain. Hal ini sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi Yuki dari bahaya dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Usahakan 5 hari sekali bapak dan ibu memuji dengan tulus.Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak dan ibu mencari bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, bapak/ ibu perlu membantu Yuki terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diriTERMINASIEvaluasi Subjektif: Bagaimana bapak/ibu ada yang mau ditanyakan? Evaluasi objektif: Bapak/ibu dapat mengulangi lagi cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri? Ya, Bagus. Jangan lupa untuk selalu mengawasi Yuki ya pak jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera menghubungi kami. Terima kasih Bapak/Ibu. Selamat Siang. SP I Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh Diri