Buku Siswa
-
Upload
fitria-istikomah-dewi -
Category
Documents
-
view
8 -
download
2
description
Transcript of Buku Siswa
A. Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom
1. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah peristiwa terjadinya perubahan DNA yang terdapat pada gen.
Agar lebih mudah memahami mutasi gen, coba ingat kembali konsep-konsep penting
yang telah kamu pelajari pada bab Substansi Genetika. Kamu telah mempelajari
bahwa DNA tersusun atas empat macam nukleotida yang merupakan bahan dasar
asam nukleat. Keempat macam nukleotida itu tersusun atas gula 5C (deoksiribosa),
gugusan fosfat dan salah satu basa nitrogen, apakah adenin (A), guanin (G), timin (T)
atau sitosin (C). Perlu kamu ingat, bahwa T dan C bermolekul lebih kecil dan berbentuk
cincin tunggal (basa pirimidin), sedangkan A dan G lebih besar dan berbentuk cincin
ganda (basa purin).
Hal lain yang perlu kamu ingat adalah:
1. Keempat basa banyaknya relatif berbeda antara satu spesies dengan spesies
lainnya.
2. Keempat basa dalam DNA tidak sama urutannya.
3. Dalam setiap molekul DNA jumlah adenin selalu sama dengan jumlah timin dan
guanin selalu sama cytosin (A = T dan G C).
Dari konsep di atas, dapatkah kamu memikirkan aturan letak keempat macam
basa nitrogen dalam molekul DNA yang menyatakan instruksi hereditas? Dapatkah
kamu memikirkan kemungkinan terjadinya perubahan jumlah dan letak keempat basa
nitrogen tersebut. Tak dapat dipungkiri, perubahan jumlah basa nitrogen dan letak
urutannya dalam molekul DNA, akan mengubah DNA. Karena gen sendiri dibangun
oleh DNA, maka perubahan DNA merupakan perubahan gen atau mutasi gen. Dengan
sendirinya, mutasi gen dapat menyebabkan fenotip yang berbeda.
Mutasi gen mungkin hanya melibatkan pergantian satu atau dua basa.
Kemungkinan yang lain, dapat mengakibatkan pergeseran urutan basa.
Mutasi pergantian basa
Mutasi pergantian basa adalah perubahan yang terjadi pada gen berupa
pergantian suatu basa oleh basa lainnya. Perhatikan gambar 4.1, basa guanin
(G) digantikan oleh adenin (A). Perubahan dalam kodon ini mengakibatkan
terbentuknya asam amino jenis lain, yaitu serin (Ser) bukan glisin (Gly) seperti
yang diharapkan. Sering kali mutasi gen semacam ini mempengaruhi fungsi
protein, namun ada kalanya tidak berpengaruh.
Gambar 4.1 Mutasi Pergantian Basa
Ada dua macam mutasi pergantian basa, yaitu mutasi transisi dan mutasi
transversi. Mutasi transisi adalah pergantian basa purin dengan basa purin lain
atau pergantian basa pirimidin dengan basa pirimidin lain. Contohnya : AT
GC, CG TA.
Mutasi transversi adalah pergantian basa purin dengan basa pirimidin atau
sebaliknya. Contohnya : AT TA, CG AT.
Mutasi Pergeseran Urutan Basa
Mutasi pergeseran urutan basa terjadi karena penambahan atau
penghilangan satu atau lebih pasangan basa dalam satu gen. Misalnya:
penghilangan satu basa dari molekul DNA, yaitu urasil (U) akan mengubah setiap
asam amino dalam protein setelah hilangnya basa tersebut. Hal yang sama juga
akan terjadi bila rantai DNA mendapatkan tambahan satu basa.
UU
Leu Ala
G G
His
CC G A U A
Sis
U G AU
penghilangan U
GAAGUA
Met Lys
A U G A A A A AU U U U U UG G G G GCC5' 3'Met Lys Phe Gly Ala Leu
mRNA
Protein {
stop
Protein
mRNAU
Met
A5' G A
Lys
A G U
Phe
UU A G
Ser
C
Ala
GC UA A
stop
GU
Leu
AU 3'{
G digantikan A
Gambar 4. 2 Mutasi Pergeseran Urutan Basa
2. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom atau aberasi kromosom adalah peristiwa berubahnya struktur
atau jumlah kromosom. Mutasi kromosom dapat mempengaruhi beberapa gen yang
berakibat lebih nyata pada fenotip individu daripada mutasi gen.
a. Perbahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom dapat berupa antara lain: delesi, duplikasi,
inversi, dan translokasi. Delesi adalah suatu aberasi kromosom berupa perubahan
struktural yang berakibat hilangnya suatu segmen meteri genetik dari kromosom.
Bagan delesi ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 4.3 Bagan Delesi Suatu Segmen Kromosom
Catatan: A,B,C dan seterusnya itu bukan kromosom
Satu contoh delesi yang terkenal pada manusia adalah yang menimbulkan
sindrom Cri-du-chat (“cry-of-the-cat”). Delesi tersebut terjadi pada lengan
pendek kromosom nomor 5. Teriakan bayi pengidap sindrom tersebut terdengar
seperti bunyi meong kucing. Sindrom itu ditandai dengan ukuran kepala yang
kecil, dan keterbelakangan mental (IQ 20 – 40). Penderita biasanya meninggal
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanak sekalipun ada juga yang tetap hidup
hingga dewasa.
UU
Leu Ala
G G
His
CC G A U A
Sis
U G AU
penghilangan U
GAAGUA
Met Lys
Duplikasi adalah aberasi kromosom yang terjadi karena keberadaan suatu
segmen kromosom yang lebih dari satu kali pada kromosom yang sama.
Perhatikan Gambar 4.4
Gambar 4.4 Bagan Duplikasi
Satu contoh duplikasi yang terkenal adalah yang menimbulkan mata Bar
pada Drosophila melanogaster. Individu D. melanogaster yang bermata Bar
memiliki mata serupa celah akibat berkurangnya jumlah faset mata. Duplikasi
yang menimbulkan mata Bar tersebut terjadi atas segmen tertentu dari kromosom
X. Inversi adalah pembalikan 180 segmen-segmen kromosom. Pada inversi
tidak ada materi genetik yang hilang. Dalam hal ini yang terjadi adalah perubahan
atau penataan kembali urutan gen. Dikenal dua macam inversi yaitu yang
perisentrik dan yang parasentrik. Perhatikan bagan berikut ini!
Gambar 4.5 Bagan Inversi Perisentrik dan Inversi Parasentrik
CA B D E
A CB D E
Duplikasi
B C
...
...
CA B D FE HG A B
E
C G
F
H
D
Inversi perisentrik
FCBA
D E Inversi parasentrikH
G A
B
F
C
E
D
G H
Segmen yang mengalami inversi mungkin pendek atau panjang; bahkan
dapat juga mencapai sentromer. Dalam hubungan ini jika inversi tersebut
mencapai sentromer dinamakan inversi perisentrik; dan sebaliknya jika tidak
mencakup sentromer dinamakan inversi parasentrik. Jadi, jelas terlihat bahwa
pada inversi perisentrik, melibatkan dua lengan kromosom; sebaliknya pada
inversi parasentrik hanya melibatkan satu lengan.
Translokasi adalah perpindahan segmen kromosom dari suatu kromosom ke
kromosom lain yang nonhomolog. Perhatikan Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Bagan Kejadian Translokasi
b. Perubahan Jumlah Kromosom
Mutasi kromosom juga dapat mengakibatkan berubahnya jumlah
kromosom. Perubahan jumlah kromosom biasanya diakibatkan oleh kesalahan
dalam meiosis, namun dapat juga terjadi selama mitosis. Misalnya dalam
peristiwa pindah silang, atau gagal berpisah.
Perubahan jumlah kromosom dikelompokkam menjadi euploidi dan
aneuploidi. Euploidi adalah perubahan jumlah perangkat/set kromosom. Yang
termasuk euploidi adalah monoploid (n), triploid (3n), dan tetraploid (4n).
Individu dengan 3n atau lebih biasanya disebut poliploid. Keadaan monoplid dan
poliploid pada kromosom Drosophila dibandingkan dengan kondisi normal
diploid, dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.
E
A
C
B
D
F
G
H
M
N
O
P
Q
R
Q
R
G
H
E
F
P
M
N
O
A
D
C
B
Gambar 4.7 Euploidi pada Kromosom Drosophila
Sebaliknya, aneuploidi adalah perubahan jumlah kromosom tunggal (bukan
perangkat kromosom). Jumlah kromosom pada individu aneuploidi dapat kurang
atau lebih dari jumlah normal. Misalnya monosomi 2n –1, trisomi 2n + 1,
tetrasomi 2n + 2, nullisomi 2n 2, di mana keadaan normalnya 2n. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar 4.8 berikut ini!
Gambar 4.8 Aneuploidi pada Kromosom Drosophila
Individu aneuploidi dapat hidup sehat sampai dewasa, jika kromosom yang
kurang atau lebih tidak begitu besar peranannya dan tidak mengandung gen
yang berperan vital atau fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen lain pada
kromosom lain.
Peristiwa aneupliodi dapat terjadi pada manusia. Beberapa peristiwa
aneuploidi pada manusia antara lain sebagai berikut:
Sindrom Turner
Orang yang mengalami pengurangan pada kromosom X atau monosomi
pada kromosom kelamin X, sehingga mempunyai kariotip 2n - 1 (22AA + XO).
Orang yang mengalami sindrom Turner berkelamin wanita tetapi ovariumnya
tidak tumbuh. Perhatikan gambar kromosom wanita sindrom Turner berikut ini
(Gambar 4.9)!
Sindrom Klinefelter
Gambar 4.9 Kromosom Wanita dengan Sindrom Turner.
Perhatikan: Ada satu kromosom X yang hilang
Sindrom Klinefelter
Orang yang mengalami sindrom Klinefelter mempunyai kariotip 2n + 1
(22AA + XXY). Jadi kelebihan satu kromosom X atau trisomi pada gonosomnya.
Perhatikan gambar 4.10, pada penderita sindrom ini testisnya tidak tumbuh,
sehingga tidak mampu menghasilkan sperma yang mengakibatkan kemandulan.
Ada juga yang payudaranya tumbuh, tetapi kelaminnya dikenal sebagai pria.
Gambar 4.10 Kromosom Pria dengan Sindrom Klinefelter
Perhatikan: Adanya penambahan satu kromosom X pada gonosomnya.
Sindrom Down
Orang yang mengalami kelainan sindrom Down mempunyai kariotip 2n + 1
(45A + XX atau 45A + XY). Susunan kromosomnya mengalami trisomi pada
autosom, yaitu pada kromosom nomor 21. Perhatikan gambar 4.11, penderita
sindrom ini disebut mongolisme karena bermata sipit, kaki pendek, dan berjalan
agak lambat. Abnormalitas seperti ini dapat terjadi pada pria ataupun pada
wanita.
Gambar 4.11 Kromosom Pria dengan Sindrom Down
Perhatikan: Autosom nomor 21 yang bertambah
Sindrom Patau
Orang yang mengalami sindrom Patau mempunyai kariotip 2n + 1 (45A +
XX atau 45A + XY). Susunan kromosomnya mengalami trisomi pada autosom
kemungkinan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
Sindrom Edwards
Orang yang mengalami sindrom Edwards mempunyai kariotip 2n + 1 (45A
+ XX atau 45A + XY). Susunan kromosomnya mengalami trisomi pada autosom
kemungkinan pada kromosom nomor 16, 17, atau 18. Ciri - ciri penderita
Edwards adalah tengkorak lonjong, dada pendek lebar, telinga rendah dan tak
wajar.