BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

13
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 P-ISSN 2598-0637 E-ISSN 2621-5632 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 101 BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN “HIWARUNASEBAGAI SOLUSI INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN KALAM DI PONDOK PESANTREN Beta Fadiatun Nisa’ Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRAK : Buku ajar bahasa Arab merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran Bahasa Arab. Buku ajar bahasa Arab yang baik berisi materi yang relatable serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dengan itu, peserta didik mampu menerapkan bahasa Arab untuk kebutuhannya sendiri. Begitu juga dengan pembelajaran kalam di pondok pesantren yang menjadikan bahasa Arab sebagai kurikulum wajib, buku ajar bahasa Arab khususnya maharah kalam merupakan komponen yang penting sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Buku ajar maharah kalam yang sesuai dengan kondisi peserta didik baik dalam hal komponen maupun budayanya dapat memberikan potensi keberhasilan yang tinggi. Maka dari itu peneliti menggagas buku percakapan berjudul “Hiwarunauntuk santri Pondok Pesantren. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) . Produk yang dikembangkan adalah buku percakapan yang berjudul “Hiwaruna” dengan tema-tema kehidupan santri di pondok pesanten. Dengan adanya pengembangan buku “Hiwaruna” ini diharapkan santri mendapatkan fasilitas belajar yang efektif, efisien, dan relevan untuk belajar percakapan bahasa Arab untuk pondok pesantren. KATA KUNCI: Buku Percakapan, Pembelajan Kalam, Pondok Pesantren Hakikat pembelajaran bahasa asing adalah untuk keperluan berkomunikasi. Dengan kata lain, tujuan utama belajar bahasa asing, termasuk bahasa Arab adalah untuk pengembangan keterampilan berkomunikasi, baik secara tulis maupun lisan. Dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat empat keterampilan dalam berbahasa, yaitu keterampilan menyimak (maharah al istima’), keterampilan berbicara (maharah al kalam), keterampilan membaca (maharah al qira’ah), dan keterampilan menulis (maharah al kitabah). Hermawan (2013: 129) mengungkapkan bahwa setiap keterampilan bahasa tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain, dikarenakan dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya ditempuh melalui urutan tersebut yang merupakan kesatuan yang tunggal. Diantara keterampilan bahasa yang penting dipelajari pada tahap awal adalah keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Menurut Effendi (2009: 139), berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Maka dari itu, keterampilan berbicara dapat dikuasai diiringi penguasaan perbendaharaan kosa kata dan pola-pola kalimat dan ungkapan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh lawan bicara. Adapun latihan latihan untuk

Transcript of BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Page 1: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 101

BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN

“HIWARUNA” SEBAGAI SOLUSI INOVATIF DALAM

PEMBELAJARAN KALAM DI PONDOK PESANTREN

Beta Fadiatun Nisa’

Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK : Buku ajar bahasa Arab merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran Bahasa Arab. Buku ajar bahasa Arab yang baik berisi materi yang relatable serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dengan itu, peserta didik mampu menerapkan bahasa Arab untuk kebutuhannya sendiri. Begitu juga dengan pembelajaran kalam di pondok pesantren yang menjadikan bahasa Arab sebagai kurikulum wajib, buku ajar bahasa Arab khususnya maharah kalam merupakan komponen yang penting sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Buku ajar maharah kalam yang sesuai dengan kondisi peserta didik baik dalam hal komponen maupun budayanya dapat memberikan potensi keberhasilan yang tinggi. Maka dari itu peneliti menggagas buku percakapan berjudul “Hiwaruna” untuk santri Pondok Pesantren. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan adalah buku percakapan yang berjudul “Hiwaruna” dengan tema-tema kehidupan santri di pondok pesanten. Dengan adanya pengembangan buku “Hiwaruna” ini diharapkan santri mendapatkan fasilitas belajar yang efektif, efisien, dan relevan untuk belajar percakapan bahasa Arab untuk pondok pesantren. KATA KUNCI: Buku Percakapan, Pembelajan Kalam, Pondok Pesantren

Hakikat pembelajaran bahasa asing adalah untuk keperluan berkomunikasi.

Dengan kata lain, tujuan utama belajar bahasa asing, termasuk bahasa Arab adalah

untuk pengembangan keterampilan berkomunikasi, baik secara tulis maupun lisan.

Dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat empat keterampilan dalam berbahasa,

yaitu keterampilan menyimak (maharah al istima’), keterampilan berbicara

(maharah al kalam), keterampilan membaca (maharah al qira’ah), dan

keterampilan menulis (maharah al kitabah). Hermawan (2013: 129)

mengungkapkan bahwa setiap keterampilan bahasa tersebut memiliki keterkaitan

yang erat satu sama lain, dikarenakan dalam memperoleh keterampilan berbahasa

biasanya ditempuh melalui urutan tersebut yang merupakan kesatuan yang tunggal.

Diantara keterampilan bahasa yang penting dipelajari pada tahap awal adalah

keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Menurut Effendi (2009: 139),

berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi

timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Maka dari itu,

keterampilan berbicara dapat dikuasai diiringi penguasaan perbendaharaan kosa

kata dan pola-pola kalimat dan ungkapan agar pesan yang disampaikan dapat

diterima dan dimengerti oleh lawan bicara. Adapun latihan latihan untuk

Page 2: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 102

peningkatan penguasaan keterampilan bahasa harus merupakan praktek dari pola-

pola ungkapan dan kosa kata yang telah disimak oleh pelajar bahasa. Selaras dengan

yang dikatakan Izzan (2011: 137), latihan-latihan yang diberikan untuk dapat

menguasai kemahiran berbicara adalah dengan mempraktekkan tentang apa-apa

yang sudah didengar secara pasif dalam latihan menyimak. Dapat dikatakan bahwa

tanpa latihan lisan yang intensif penguasaan dan pemahaman bahasa Arab secara

sempurna akan sulit dicapai. Salah satu kekurangan dan kelemahan sistem dan

metode lama pengajaran bahasa Arab yang dikembangkan di Indonesia adalah

kurangnya latihan lisan yang intensif sehingga sedikit sekali pelajar yang mampu

mengutarakan pikiran dan perasaannya secara lisan.

Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia khususnya di pondok pesantren

dimaksudkan untuk menguasai bahasa Arab secara keilmuan sebagai ilmu alat

untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman secara umum seperti al-Quran, hadis, fikih,

usul fikih, tauhid, dan akhlak yang notabene ditulis dalam bahasa Arab. Widodo

dalam Haq (2014) juga mengungkapkan bahwa Pembelajaran bahasa Arab di

pondok pesantren salafiyah secara umum ditujukan untuk kepentingan di atas,

namun masih kurang dalam pengembangan bahasa Arab untuk tujuan komunikasi-

aktif yang dipraktikkan dalam percakapan sehari-hari.

Sejalan dengan pendapat Izzan (2011: 112), penerapan pembelajaran bahasa

Arab yang dikembangkan di pondok pesantren konvensional atau salafiyah masih

menitikberatkan pada metode gramatika terjemah. Dengan teknik klasik seperti ini,

secara otomatis para lulusan pesantren hanya menguasai pengetahuan bahasa Arab,

sedangkan yang memiliki kemampuan berbahasa Arab masih sangat sedikit.

Kemampuan membaca lulusan pesatren pun terbatas pada buku-buku (kitab-kitab)

yang diajarkan gurunya saja.

Seiring berkembangnya pembelajaran bahasa Arab, berkembang pula

pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren. Sebagian pesantren juga

mengajarkan bahasa Arab sebagai sebuah keterampilan. Pengajaran bahasa Arab

mulai menjadi kurikulum wajib di sebagian pondok pesantren, bahkan mewajibkan

santrinya untuk menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

Pondok pesantren mempuyai lingkungan yang baik untuk mendidik siswa

karena menerapkan lingkungan yang baik dan kondusif. Bagi pembelajar bahasa,

pondok pesantren adalah tempat yang paling efektif untuk mempelajari bahasa

secara efektif dengan didukung dengan pengadaan lingkungan berbahasa yang

menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Lingkungan

berbahasa di pondok pesantren atau yang biasa disebut dengan bi’ah lughwiyah

memberikan andil yang besar sebagai wadah latihan berbicara bahasa Arab.

Salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran keterampilan

berbicara untuk tujuan komunikasi aktif sehari-hari adalah metode muhadatsah.

Metode muhadatsah yaitu cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa Arab melalui

percakapan, dalam percakapan itu antara guru dengan murid dan antara murid

Page 3: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 103

dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kosa kata

(mufradat) yang semakin banyak.

Menurut Izzan (2011: 106), pengajaran muhadatsah ini bertujuan untuk: (1)

melatih lidah peserta didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap (berbicara)

dalam bahasa Arab, (2) terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian

apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional apa yang ia ketahui, (3) mampu

menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, TV, tape recorder, dan lain-

lain, (4) menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Alquran,

sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.

Izzan (20011: 140-141) menambahkan, dalam metode muhadatsah, perlu

adanya latihan ekspresi untuk mengungkapkan pikiran dan pikiran siswa secara

lisan. Salah satunya adalah model dialogue. Model dialogue merupakan latihan

meniru dan menghafalkan dialog-dialog mengenai berbagai macam situasi dan

kesempatan. Melalui latihan ini, pelajar diharapkan dapat mencapai kemahiran

yang baik dalam percakapan yang dilakukan secara wajar dan tidak dibuat-buat

yang memiliki kepersisan dan kebiasaan komunikasi orang-orang Arab. Dialog-

dialog tersebut disesuaikan dengan tingkat kemahiran pelajar, sedangkan gaya

peniruan dialog didramatisasi sedemikian rupa agar suasananya menjadi hidup dan

wajar. Sebuah dialog harus bersifat situasional-kontekstual yang materinya diambil

dari kehidupan sehari-hari. Munir (2017: 41) menambahkan bahwa tujuan

pembelajaran kalam dalam arti dialog biasanya lebih cepat tercapai bila didukung

dengan lingkungan sehari-hari yang kondusif.

Ungkapan-ungkapan yang harus diperkenalkan dalam dialog itu semisal

ucapan selamat (greeting) dalam bahasa Arab seperti selamat pagi, selamat siang,

dan selamat malam. Bentuk-bentuk ungkapan seperti itu tidak hanya menyangkut

aspek bahasa, tetapi juga aspek sosial-budaya, seperti sopan-santun, gerak-gerik,

dan perilaku dalam percakapan. Pola kalimat yang digunakan dalam dialog dapat

ditingkatkan kepada dialog yang bersifat terpimpin atau bebas yang diadakan di

dalam kelas. Salah satu teknik latihan dialog secara terpimpin adalah menggunakan

beberapa kalimat percakapan yang sesuai dengan situasi tertentu atau dengan pola

kalimat tertentu.

Seiring dengan perkembangan pengajaran bahasa Arab, terdapat permasalahan

dalam pembelajaran bahasa yang juga menyebabkan permasalahan dalam

penggunaan bahasa Arab untuk komunikasi sehari-hari

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti melakukan observasi di salah satu

pondok pesantren yang sesuai dengan karakteristik tersebut, yaitu Pondok

Pesantren Terpadu Al Kamal. Sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren

Terpadu Al Kamal ini merupakan perpaduan antara sistem salafi (tradisional) dan

sistem khalafi (modern). Di samping mempertahankan sistem pendidikan diniyah

yang kurikulumnya 90 persen lebih pelajaran agama dalam berbagai cabang disiplin

ilmunya, Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal juga menjadikan pembelajaran

Page 4: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 104

bahasa sebagai kurikulum wajib, khususnya bagi santri baru. Santri baru wajib

mengikuti program intensif bahasa Arab dan Inggris selama satu tahun. Setelah

semester pertama, santri baru wajib menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai

bahasa komunikasi sehari-hari.

Berdasarkan observasi peneliti di Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal pada

10 November 2019, pembelajaran keterampilan berbicara atau maharah kalam

masih belum menerapkan metode dan materi yang sesuai pembelajaran maharah

kalam. Materi yang terdapat dalam buku ajar berupa kaidah-kaidah bahasa Arab

dan daftar kosa kata yang sangat banyak, tanpa disertai pola-pola kalimat dalam

konteks percakapan bahasa Arab. Di samping itu, santri membutuhkan latihan-

latihan berbicara bahasa Arab, khususnya bahasa Arab sehari-hari untuk diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa kendala dalam praktek

pembelajaran intensif bahasa untuk maharah kalam, antara lain (1) bahan ajar yang

digunakan masih belum tersusun secara sistematis sesuai dengan kriteria buku ajar,

(2) mayoritas perbendaharaan kosakata santri diperoleh bukan dari buku ajar,

melainkan dari ucapan dan percakapan santri senior yang tidak tepat, seperti

kesalahan kaidah dan kosakata yang diucapkan, serta adanya interferensi pola

ungkapan bahasa Arab dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah karena

kurangnya latihan-latihan berbicara dengan menggunakan pola-pola ungkapan

yang benar saat pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan

pengajaran keterampilan berbicara berasal dari buku ajar yang kurang sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut merupakan masalah yang sangat penting

dan memerlukan tindak lanjut yang tepat karena buku ajar merupakan komponen

yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Didukung dengan pendapat Ansori

(2002) dalam Hasan (2013) bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dalam

bidang apapun bergantung pada tiga faktor utama, yaitu pengajar, siswa dan bahan

ajar (buku ajar). Buku ajar sering menempati posisi penting karena tiga faktor utama

di atas kadang sangat tergantung pada buku ajar. Buku ajar yang tidak sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi peserta didik berpotensi memiliki keberhasilan belajar yang

rendah.

Menurut Hamid dkk (2008: 128), dalam mengembangkan materi dalam buku

ajar harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu (1) memilih dan mengumpulkan

materi pembelajaran yang ada dan relevan untuk digunakan, (2) menyusun materi

sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran, (3) mengidentifikasi materi-materi

yang diperoleh dan yang tidak diperoleh dari buku, dan (4) menyusun program

pengajaran. Adapun penyusunan, pemilihan dan penulisan bahan pembelajaran

berupa buku ajar meliputi (1) menyusun dan menulis petunjuk, (2) menyusun dan

menulis tujuan pembelajaran, (3) menyusun dan menulis uraian materi pelajaran,

(4) menyusun dan menulis soal-soal, latihan-latihan, tes dan kunci jawaban, (5)

menyusun dan menulis daftar mufrodat.

Page 5: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 105

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut sebagai upaya peningkatan

kualitas pembelajaran dasar maharah kalam khususnya muhadatsah, diperlukan

pengembangan bahan ajar yang mengandung materi-materi yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari santri dan langsung dapat diaplikasikan dan dipraktekkan

dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren.

Pengembangan dalam penelitian ini, menggabungkan dua pengertian

pengembangan yang diungkapkan oleh Richards (2001) dalam Kholisin (2015:

150), yaitu menciptakan materi baru yang sebelumnya belum ada dan

menyempurnakan materi yang ada dengan upaya yang lebih menyeluruh supaya

materi tersebut menjadi lebih baik dan lebih sempurna atau lebih sesuai dengan

kebutuhan.

Buku ajar yang dikembangkan adalah buku percakapan bahasa Arab sehari-

hari bagi santri baru di Pondok Pesantren. Buku ini berisi contoh-contoh dialog

berbahasa Arab dengan tema yang dekat dengan kehidupan-sehari hari santri

sehingga dapat diaplikasikan secara langsung dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Selain itu, buku percakapan ini juga berisi kumpulan kosakata dan latihan pola-pola

kalimat. Hal ini dimaksudkan agar santri juga dapat membuat ungkapan-ungkapan

sesuai dengan ide dan gagasan santri yang ingin disampaikan.

Dengan adanya pengembangan buku “Hiwaruna” ini diharapkan santri

mendapatkan fasilitas belajar yang efektif, efisien, dan relevan untuk belajar

percakapan bahasa Arab. Selain itu buku ini diharapkan dapat menjadi buku

pegangan santri untuk berlatih percakapan yang dapat digunakan di dalam maupun

di luar kelas serta dapat dipelajari secara kelompok maupun individual.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau

langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada. (Arifin, 2014: 51)

Produk yang akan dikembangkan adalah buku “Hiwaruna” untuk pembelajaran

keterampilan berbicara di Pondok Pesantren. Produk yang dikembangkan ini

diharapkan dapat menjadi buku ajar dalam pelajaran maharah kalam serta menjadi

buku pegangan santri untuk melatih kemampuan berbicara di lingkungan berbahasa

yang berisi percakapan sehari-hari dalam konteks kepesantrenan, kumpulan kosa

kata baru, pola-pola kalimat, dan soal latihan.

Model yang digunakan dalam pengembangan buku “Hiwaruna” ini mengacu

pada model penelitian dan pengembangan ADDIE. Pertimbangan dalan

penggunaan model pengembangan ADDIE dalam penelitian ini didasarkan pada

beberapa hal: (1) model ini dapat dilakukan untuk satu pertemuan atau lebih, (2)

langkah-langkah pada model ini sederhana dan berorientasi pada tujuan (goal

oriented), (3) dapat digunakan untuk merancang bahan pembelajaran.

Page 6: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 106

Pengembangan model ADDIE yang dikembangkan oleh Dick and Carry pada

1996 ini memuat lima langkah, yaitu (1) tahap analisis (analysis), (2) tahap

perencanaan (design), (3) pengembangan produk (development), (4) tahap

implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation).

Prosedur Pengembangan

Tahapan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini berdarkan

model pengembangan ADDIE adalah : (1) tahap analisis (analyse), (2) tahap

perancangan (design), (3) tahap pengembangan produk (development), (4) tahap

implementasi (implementation), dan (5) tahap evaluasi (evaluation).

Tahap Analisis memuat analisis kebutuhan (needs assesment), mengidentifikasi

masalah, dan melakukan analisis tugas (task analyze).

Tahap Analisis bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu: (1)

karakteristik santri baru Pondok Pesantren, (2) pendapat guru dan santri terhadap

bahan ajar yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran, (3) keberadaan buku

ajar yang digunakan dan substansinya, (4) permasalahan yang dialami guru dan

santri dalam penggunaan buku ajar di kelas, (5) kebutuhan dan harapan guru

terhadap buku ajar yang akan dikembangkan. Analisis lapangan ini menggunakan

teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara.

Tahap design merupakan tahap perancangan buku secara keseluruhan sesuai

dengan hasil analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Tahap perancangan

ini meliputi perumusan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator

pencapaian, penentuan kerangka buku, penentuan tema percakapan, penyusunan

materi yang meliputi teks percakapan, mufrodat, pola-pola kalimat, penyusunan

soal-soal latihan, dan pemilihan gambar.

Tahap pembuatan produk ini merupakan tindak lanjut dari rancangan yang telah

dibuat pada tahap design. Berikut tahap-tahap pengembangan rancangan produk.

(1) Tahap penyelarasan akhir dimulai dengan penggabungan bahan-bahan yang

telah terkumpul. Setelah itu, dilakukan koreksi ulang terhadap produk sebelum

tahap validasi. (2) Pembuatan Angket Validitas. Angket validitas terdiri dari angket

validitas untuk ahli materi dan angket validitas untuk ahli media. Selain itu juga

terdapat angket untuk guru dan peserta didik. Angket validitas ahli media terdiri

dari penyajian, desain, gambar dan grafik, kesesuaian. Angket validitas ahli materi

terdiri dari aspek bahasa, isi materi, kelayakan isi. Angket respon guru terdiri dari

penyajian, isi materi, interaksi, dan umpan balik. Sedangkan aangket respon peserta

didik terdiri dari penggunaan buku ajar dan reaksi pemakaian.

Proses validasi menghasilkan penilaian dan saran dari ahli materi dan ahli media

mengenai kesesuaian materi dan tampilan media. Setelah proses validasi ahli media

dan ahli materi, dilakukan revisi produk berdasarkan saran dan masukan dari para

ahli. Produk yang sudah direvisi dan mendapat prediksi baik, maka produk tersebut

dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi.

Page 7: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 107

Tahap implementasi dalam pengembangan buku “Hiwaruna” ini terdapat dua

tahap yaitu implementasi buku dalam kelompok kecil. Setelah dilakukan penerapan

pada kelompok kecil, dilanjutkan dengan evaluasi dan revisi produk. Setelah itu

dilanjutkan dengan implementasi buku dalam pengajaran maharah kalam di

pondok pesantren. Setelah proses implementasi produk, guru dan santri diberikan

angket terhadap produk yang diterapkan dalam pembelajaran.

Buku percakapan “Hiwaruna” yang telah diterapkan, kemudian dievaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk menganalisis media pada tahap implementasi masih

terdapat kekurangan atau kelemahan atau tidak. Apabila sudah tidak terdapat revisi,

media sudah layak digunakan.

Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, kemenarikan, dan kevalidan produk

yang dihasilkan. Bagian ini terdiri dari: (1) desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3)

jenis data, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen pengumpulan data, dan (6)

teknik analisis data.

Uji coba atau validasi dalam pengembangan buku “Hiwaruna” terdiri dari dua

tahap. Tahap pertama adalah uji validasi yang dilakukan oleh para ahli, yaitu ahli

media dan ahli materi. Data yang diperoleh dari validasi ahli, akan dilakukan untuk

menyempurnakan produk. Setelah dilakukan penyempurnaan produk, akan

dilakukan uji coba tahap kedua. Uji coba kedua dilakukan untuk mengetahui respon

dan tanggapan peserta didik terhadap produk yang dihasilkan.

Subjek Uji Coba

Produk akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi menilai

kesahihan materi dari produk. Sedangkan ahli media menilai keefektifan produk.

Setelah itu produk diuji coba di kelas oleh pengajar bahasa Arab di pondok

pesantren. Kegiatan uji lapangan ini dilakukan untuk mengetahui kepraktisan

produk bahan ajar buku percakapan “Hiwaruna”.

Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini terdiri dari dua

data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif diperoleh dari lembar penilaian ahli media dan ahli materi,

angket penilaian guru mata pelajaran, dan angket respon siswa terhadap produk.

Data kualitatif berupa hasil wawancara dengan guru pengajar bahasa Arab di

dan observasi pengajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik dan Instrumen Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

Page 8: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 108

pengembangan adalah observasi, wawancara, dan angket.

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas memahami sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui. Observasi ini

dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren

dan mengamati pola-pola percakapan sehari-hari santri Pondok Pesantren sebagai

sumber materi produk yang akan dikembangkan.

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk memperoleh

informasi dari narasumber dengan tujuan tertentu. Wawancara ditujukan kepada

pengajar bahasa dan pembelajar bahasa Arab untuk mengetahui permasalahan

yang dihadapi, serta untuk mengetahui pendapat narasumber tentang produk yag

dihasilkan.

Angket digunakan untuk mengetahui keefektifan produk yang telah

dikembangkan. Angket ini merupakan instrumen penilaian dari para ahli dan

pengguna terhadap produk yang telah dikembangkan. Penelitian pengembangan ini

menggunakan empat macam angket yaitu angket ahli media, ahli materi, dan

pengajar bahasa Arab, angket respon guru, dan angket respon santri Pondok

Pesantren.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan

ini adalah (a) pedoman observasi, (b) pedoman wawancara, dan (c) angket.

Dalam melakukan observasi peneliti menyiapkan rangkaian pertanyaan yang

menjadi landasan dalam memperoleh informasi pada saat proses pengamatan

berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menggali

informasi yang berkaitan dengan penelitian secara terstruktur. Adapun indikator

yang perlu diperhatikan dalam observasi ini adalah (1) penguasaan keterampilan

muhadatsah santri sehari-hari, (2) tema percakapan yang digunakan santri sehari-

hari, (3) proses pembelajaran bahasa Arab, dan (4) bahan ajar yang digunakan.

Dalam melakukan wawancara, diperlukan pedoman wawancara agar proses

wawancara tidak menyimpang. Pedoman wawancara dibuat untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dilakukan kepada guru pengajar

Bahasa Arab di Pondok Pesantren. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara yang

digunakan peneliti disajikan pada tabel 1. berikut.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Indikator No Butir Jumlah

1 Pembelajaran bahasa Arab 1,2,3,4 4

2 Hambatan dalam proses

pembelajaran

5,6 2

3 Pendapat guru terhadap

substansi buku ajar yang

digunakan

7,8 2

Page 9: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 109

4 Harapan tentang bahan ajar

baru

9,10 2

Jumlah 10

Adapun Angket yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

angket validasi, amgket respon guru, dan angket peserta didik.

Angket validasi digunakan untuk memperoleh data tingkat kevalidan media.

Penelitian ini menggunakan dua angket validasi, yaitu angket validasi dari ahli

materi dan angket validasi dari ahli media.

Angket respon guru dan peserta didik digunakan untuk memperoleh respon data

mengenai respon guru dan peserta didik terhadap buku yang dikembangkan dan

penggunaannya dalam kelas. Hasil penilaian angket respon guru dan peserta didik

akan menunjukkan kepraktisan buku yang dikembangkan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini berupa catatan hasil

wawancara dan observasi. Langkah-langkah analisis data kualitatif adalah

identifikasi data, pengelompokan data, penyajian dan penjelasan data, dan

penyimpulan.

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengalalisis data yang terkumpul dari

angket. Data kuantitatif diperoleh pada tahap validasi produk dan uji coba

penelitian. Nilai yang diperoleh pada setiap langkah-langkah tersebut didapat

dengan menggunakan angket data analisis validitas ahli dan angket data analisis

respon guru dan peserta didik terhadap penggunaan buku “Hiwaruna”.

Angket validitas disini untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang

dikembangkan dan menguji kesesuaian media dengan materi. Jawaban angket

validasi ahli menggunakan skala Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Skala Likert yang digunakan terdiri dari lima kategori yang

dijadikan pada tabel 2.

Tabel 2. Kategori Penilaian Skala Likert

No Skor Keterangan

1. Skor 5 Sangat setuju/ selalu/ sangat positif/ sangat layak/ sangat

baik/ sangat bermanfaat/ sangat memotivasi

2. Skor 4 Setuju/ baik/ sering/ positif/ sesuai/ mudah/ layak/

bermanfaat/ memotivasi

3. Skor 3 Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral/ cukup setuju/ cukup

baik/ cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup menarik/ cukup

layak/ cukup bermanfaat/ cukup memotivasi

Page 10: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 110

4. Skor 2 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif/ kurang

setuju/ kurang baik/ kurang sesuai/ kurang menarik/

kurang paham/ kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang

memotivasi

5. Skor 1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kurang

sesuai/ sangat kurang menarik/ sangat kurang paham/

sangat kurang layak/ sangat kurang bermanfaat

𝑃 =∑𝑅

𝑁× 100%

Keterangan:

P = Presentase skor (dibulatkan)

ΣR = Jumlah keseluruhan skor jawaban yang diberikan tiap responden

N = Jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu item

Kriteria validasi yang digunakan dalam validitas penelitian media

disajikan pada tabel 3. berikut:

Tabel 3. Kriteria Kevalidan Data Angket Ahli Media dan Materi

No Tingkat

Pencapaian (%)

Kualifikasi Keterangan

1. 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/ sangat valid/

tidak perlu di revisi

2. 61 – 80 % Baik Layak/ valid/ tidak perlu di

revisi

3. 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/ kurang valid/

perlu direvisi

4. 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/ tidak valid/

perlu revisi

5. < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/ sangat

tidak valid/ perlu revisi

1) Analisis Kepraktisan Media

Buku “Hiwaruna” dikatakan praktis jika memenuhi indikator:

a) Validator menyatakan bahwa media dapat digunakan dengan memerlukan

sedikit revisi atau tanpa revisi yang disebut sebagai praktis secara teoritik.

b) Hasil respon guru dan respon siswa memberikan respon positif, yang

ditunjukkan dengan hasil angket yang diberikan.

Data yang diperoleh dari hasil angket respon guru dan peserta didik kemudian

dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji kepraktisan produk yang

sedang dikembangkan. Jawaban angket guru dan peserta didik diukur

menggunakan skala Guttman, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua kategori yang mana

Page 11: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 111

masing-masing kategori tersebut memiliki nilai atau skor berbeda yang dibuat

dalam bentuk checklist (√) yang disajikan dalam tabel 3.4

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Skala Guttman

No Skor Keterangan

1. Skor 1 Ya

2. Skor 0 Tidak

𝑃 =∑𝑅

𝑁× 100%

Keterangan:

P = Presentase skor (dibulatkan)

ΣR = Jumlah keseluruhan skor jawaban yang diberikan tiap responden

N = Jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu item

Pemberian dan pengambilan keputusan tentang kepraktisan produk media ini

akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan skala lima seperti Tabel

3.5

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Data Angket Respon Guru dan Peserta Didik

No Tingkat

Pencapaian (%)

Kualifikasi Keterangan

1. 81 – 100 % Sangat baik Sangat positif/ sangat

praktis/ tidak perlu di revisi

2. 61 – 80 % Baik Positif/ praktis/ tidak perlu di

revisi

3. 41 – 60 % Cukup baik Kurang positif/ kurang

praktis/ perlu direvisi

4. 21 – 40 % Kurang baik Tidak positif/ tidak praktis/

perlu revisi

5. < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak positif/ sangat

tidak praktis/ perlu revisi

(Arikunto, 2010: 244 dengan modifikasi peneliti)

Dengan ketentuan:

1. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81% - 100%), maka media

tersebut kualifikasi sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

2. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61% - 80%), maka media tersebut

kualifikasi baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41% - 60%), maka media tersebut

kualifikasi cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

4. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21% - 40%), maka media tersebut

kualifikasi kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

Page 12: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 112

5. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (< 20%), maka media tersebut

kualifikasi sangat kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini adalah (1) Guru dan siswa membutuhkan buku ajar baru

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran maharah kalam; (2) Buku yang

dikembangkan berjudul buku “Hiwaruna” yang berisi pola-pola percakapan bahasa

Arab santri dengan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari santri

di Pondok Pesantren, tabel kosa kata baru dan pola kalimat yang bisa dikembangkan

oleh santri dalam berbagai konteks; (3) Buku ini terdiri dari sepuluh tema, yaitu (1)

at- ta’arruf, (2) fi al-hujrah, (3) fi al fashl, (4) fi al- mathbakh, (5) at-tasawwuq,

(6) haula dauroh al-miyah, (7) at-tandhif, (8) fi hujroh as-sihhah, (9) fi idaroh al-

ma’had, (10) fi yaum al-uthlah;

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uraian penelitian, dapat disimpulkan bahwa buku ajar

merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran. Buku ajar yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran dan cocok dengan karakteristik peserta didik

brepotensi mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi.

Penyusunan dan pembuatan materi harus diperhatikan. Materi dalam buku ajar

seyognyanya merupakan materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari pelajar.

Jika pelajar merupakan santri di pondok pesantren, maka tema-tema materi buku

ajar harus berkaitan dengan tema dalam konteks kepesantrenan.

Buku ajar untuk pembelajaran maharah kalam selain memuat contoh dialog

dan kosa kata, juga harus memuat rumus pola kalimat atau pola ungkapan yang bisa

dikembangkan oleh santri dalam konteks percakapan yang lain di luar kelas.

Dengan itu, keterampilan santri dalam memproduksi ungkapan-ungkapan lisan

berbahasa Arab semakin meningkat.

DAFTAR RUJUKAN

Hamid, M. Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode,

Strategi, Materi, dan Media. Malang: UIN Malang Press.

Haq, Muhammad Zaairul. 2014. Kekuasaan Kiai dalam Dunia Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing.

Page 13: BUKU PERCAKAPAN BERBASIS PESANTREN ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 2

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 113

Hasan, Saefuloh. 2013. Pengembangan Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Aliyah di Kota Cirebon. Jurnal El-Ibtikar Vol 02 No. 1, Juli 2013.

Hermawan, Acep. 2013. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Izzan, Ahmad. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Humaniora.

Kholisin. 2015. Pembelajaran Kalam Berbasis Phonetic Accuracy untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab. Bahasa dan Seni, Tahun

43, Nomor 2, Agustus 2015

Munir. 2017. Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab. Jakarta: Kencana

Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-

Malang Press.