ANALISIS MATERI ILMU BADI’ DALAM ... - prosiding.arab-um.com
Transcript of ANALISIS MATERI ILMU BADI’ DALAM ... - prosiding.arab-um.com
471
ANALISIS MATERI ILMU BADI’ DALAM KITAB
AL-BALAGHAH AL-WADHIHAH
Siti Rauhillah
Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi buku ajar al-Balaghah al-
Wadhihah karya ‘Ali al-Jarim dan Musthafa Amin yang digunakan sebagai buku
ajar Balaghah di Madrasah Aliyah Keagamaan NW Pancor. Evaluasi buku ini
menggunakan metode kajian pustaka dengan mengkaji teori tentang prinsip dan
kriteria buku ajar yang baik sebagai alat analisa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kitab al-Balaghah al-Wadhihah disajikan dengan metode induksi. Kitab al-
Balaghah al-Wadhihah tergolong dalam kitab dengan kriteria yang baik jika kitab
ini digunakan untuk siswa Arab karena kitab ini disusun oleh penulis untuk pelajar
di Mesir dan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya, namun jika
kitab ini digunakan untuk siswa non Arab, belum tergolong dalam kitab dengan
kriteria yang baik, terlihat dalam pemilihan kata pada teks, jelas tidak sesuai dan
tidak memperhatikan aspek sosiokultural peserta didik. Dari aspek penyajian materi,
kitab ini memenuhi kesesuaian pada aspek gradasi, sedangkan pada aspek seleksi,
presentasi dan repetisi kurang sesuai.
Kata kunci: Analisis Materi, Al-Balaghah Al-Wadhihah
A. Pendahuluan
Buku pelajaran atau buku daras (textbook) merupakan media sekaligus sumber
pembelajaran yang sangat signifikan dalam proses pendididkan itu sendiri, baik didalam
maupun diluar kelas. Buku tidak hanya sumber informasi, melainkan juga media
interaksi antara pendidik dan pembelajar. Keduanya terlibat dalam pemaknaan tujuan
dan materi pembelajaran. Kerena itu buku yang baik (efektif dan inspiratif) adalah buku
yang mampu membuat proses pembelajaran menjadi interaktif, dialogis dan
konstruktivistik. Pembelajar merasa nyaman dan senang mempelajari buku itu, sehingga
ia termotivasi untuk meninglatkan daya pembacaan dan pemahamannya.
Penulisan dan pengembangan buku daras terkait erat dengan hasil penelaahan
dan penelitian (riset). Buku yang baik adalah buku yang disusun berdasarkan hasil riset
yang memadai, sehingga tingkat kebenaran yang dikandung oleh buku itu lebih
meyakinkan dan tidak menimbulkan keraguan atau tanda tanya bagi para pembacanya.
Menurut Tamam Hassan, metode pemikiran (manhaj fikri) mutlak dimiliki oleh penulis
buku dalam mengelaborasi dan mengonstruksi substansi dan materi buku yang
ditulisnya, sehingga dapat menyajikannya dalam formulasi yang sistematis, tepat dan
akurat.1
Buku al-Balaghah al-Wadhihah ditulis dengan harapan agar dapat
mempermudah para siswa dalam memahami bahasa arab dengan baik, agar para siswa
bisa menyingkap keindahan dan keagungan uslubnya.
Disamping itu pengarang juga menuturkan bahwa tujuan lain yang ingin dicapai
yakni membimbing agar para siswa dalam menghadapi berbagai ungkapan-ungkapan
sastra berbahasa Arab, mereka memiliki ketajaman analisis. Dengan harapan bahwa
langkah ini merupakan suatu langkah menghidupkan sastra Arab dan dapat
1 Tamam_Hasan, Tathwir al-Ta’lif fi Majalat al-Lughah al-Arabiyah, diakses dari
http://www.isesco.org.ma/pub/arabic/langue_arabe/p2.htm pada tanggal 5 oktober 2017.
472
mengarahkan para pengajar dan para siswa untuk menerapkan metode yang penulis
rintis dalam mempelajari ilmu Balagah.
Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan kita bagaimana mengungkapkan ide
secara teratur dan efektif. Pada ilmu ma’ani, kita belajar bagaimana memilih diksi yang
tepat dengan konteks perbincangan. Setelah memahami ilmu ma’ani, ilmu bayan
mengajarkan kita bagaimana cara menyusun redaksi yang tepat dengan berbagai opsi
penyusunan yang memungkinkan. Meskipun ide kita hanya satu, namun kita dapat
mengutarakannya melalui beberapa konsep yang diajarkan dalam ilmu bayan. Selain
memperhatikan aspek ide yang diatur sedemikian rupa agar dapat diterima oleh
mukhatab dengan baik, ilmu balagah juga mencakup ilmu badi’.
Ilmu badi’ merupakan ilmu yang mengkaji tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan keindahan bahasa baik dari segi lafaz maupun maknanya, sebagaimana
dijelaskan dalam kitab qawaid al-lughah:
لمقتضى الحال وهذه الوجوه علم البديع هو علم يعرف به وجوه تحسين الكلام المطابق ترجع إلى تحسين اللفظ يسمى بالمحسنات اللفظية وما ترجع منها إلى تحسين المعنى
.يسمى بالمحسنات المعنوية Tujuan ilmu badi’ yaitu untuk menguasai seluk beluk sastra, sehingga
memudahkan seseorang dalam meletakkan kata sesuai tempatnya, sehingga kata-kata
tadi indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
Objek kajian dalam ilmu badi’ yaitu upaya untuk memperindah bahasa baik
pada lafaz maupun makna. Adapun ruang lingkup dalam pembahasan ilmu badi’ yaitu
muhassinat lafdziyah (keindahan-keindahan lafadz), dan muhassinat ma’nawiyah
(keindahan-keindahan makna).
Pada makalah ini penulis akan berusaha memaparkan tentang kajian teori yang
terkait dengan ilmu badi’ dan bahan ajar, bentuk penyajian materi dalam kitab al-
Balaghah al-Wadhihah karya Ali Aljarimi dan Musthofa Amin, kemudian analisa bahan
ajar al-Balaghah al-Wadhihah sesuai dengan kajian teori.
B. Gambaran umum isi kitab al-Balaghah al-Wadhihah
1. Maksud dan tujuan penyusunannya
Pengarang kitab ini, Ali al Jarim dan Musthofa Amin menuturkan dalam kata
pengantar kitab tersebut, bahwa tujuan dalam menyusun kitab ini adalah dengan
harapan agar dapat mempermudah para siswa dalam memahami bahasa arab dengan
baik, agar para siswa bisa menyingkap keindahan dan keagungan uslubnya.
Disamping itu pengarang juga menuturkan bahwa tujuan lain yang ingin dicapai
yakni membimbing agar para siswa dalam menghadapi berbagai ungkapan-ungkapan
sastra berbahasa Arab, mereka memiliki ketajaman analisis. Dengan harapan bahwa
langkah ini merupakan suatu langkah menghidupkan sastra Arab dan dapat
mengarahkan para pengajar dan para siswa untuk menerapkan metode yang penulis
rintis dalam mempelajari ilmu Balagah.
Dari apa yang ditulis diatas, jelas sekali bahwa ditulisnya buku al-Balaghah al-
Wadhihah merupakan wujud dari upaya-upaya untuk memahamkan ilmu balaghah
kepada siswa dengan metode penyampaian materi yang telah diorganisir oleh penulis.
Penulis mencoba memperbarui metode penyampaian materi agar para siswa lebih
mudah memahaminya. Tentu saja pembaharuan tersebut telah melalui proses yang
473
cukup pelik dan usaha keras kedua penyusunnya dalam melakukan langkah-langkah
yang tepat dalam menyusun sebuah buku pengantar ilmu sastra bahasa Arab (Ilmu
Balaghah).
2. Petunjuk pengajaran kitab
Dalam menyampaikan materinya, penulis telah memberikan petunjuk
pengajaran, yakni dalam muqoddimahnya, penulis menyampaikan dan menjelaskan
tentang apa-apa yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum lebih jauh mempelajari
ilmu Balaghah.
Disini penulis menjelaskan tentang fashahah, balaghah dan uslub, yang mana
ketiganya saling berkaitan didalam sebuah kalimat atau syair-syair yang sesuai dengan
kaidah sastra bahasa Arab.
Penulis juga mengemukakan pendapat-pendapat para ahli balaghah, sastrawan,
filosof, dan para penyair-penyair masyhur berkaitan dengan fashahah, balaghah dan
uslub dalam ilmu balagahah ini.
3. Sistematika pembahasan materi kitab
Sistemtika pembahasan materi dalam kitab ini mencakup beberapa pokok
bahasan, yakni sebagai berikut:
a. Judul materi
b. Al-Amtsilah : yakni contoh teks yang diambil dari al-Qur’an atau dari
syair Arab.
474
c. Al-Bahts : yakni pembahasan dan penjelasan tentang teks pada al-
amtsilah.
d. Al-Qa’idah : kaidah yang terkait dengan teks
e. Namuudzaj : contoh soal dan cara penyelesaian. Bagian ini hanya ada
pada pembahasan ilmu ma’ani dan ilmu bayan, dalam pembahasan ilmu
badi’, setelah pembahasan al-qoidah langsung pembahasan tamrinat
sebagaimana tampak pada gambar diatas.
f. Tamrinat : latihan-latihan.
4. Bentuk-bentuk latihan
Dalam buku al-Balaghah al-Wadhihah setiap bahasan materi pelajaran diikuti
latihan-latihan sebagai penguat akan materi yang telah diberikan kepada siswa. Model-
model latihan yang diberikan dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a. Latihan menjelaskan.
b. Latihan menentukan dan membedakan.
475
c. Latihan menguraikan dan menerangkan.
d. Latihan menggambarkan.
e. Latihan membuat kalimat.
f. Latihan menyusun kalimat.
g. Latihan merubah.
h. Latihan melengkapi.
5. Metode penyampaian materi.
Dalam kitab ini, bentuk penyajian materi yang dilakukan oleh penulis
menggunakan metode induksi (istiqroiyah), yakni suatu metode dalam rangka
memahamkan materi kepada siswa dengan cara mengemukakan contoh-contoh terlebih
dahulu kemudian dianalisa lalu diambil kaidahnya.2
6. Biografi penyusun
Ali al-Jarimi, nama lengkapnya adalah Ali bin Sholeh bin Abdul Fatah al-Jarimi,
beliau lahir di Rasyid tahun 1299 H/ 1881 M dan wafat tahun 1368 H/ 1949 M. Bliau
adalah seorang terpelajar dan sastrawan Mesir, telah banyak syair-syair atau puisi-puisi
yang dihasilkannya begitu juga nadzam-nadzam. Bliau menyelesaikan pendidikannya di
Kairo dan Inggris.
C. Kajian Teori
Upaya untuk mengevaluasi buku ajar al-Balaghah al-Wadhihah, diperlukan
landasan teoritis tentang bahan ajar bahasa Arab untuk pelajar non Arab, baik dari segi
materi (konten), metode maupun model penyajian materi agar pembelajaran menjadi
efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
1. Materi Bahan Ajar Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan sebagai dasar
dalam penyusunan buku pelajaran atau buku teks bahasa Arab, yaitu prinsip-prinsip
psikologis, kultural, edukatif, dan linguistik.
a) Prinsip-prinsip psikologis, antara lain meliputi:
1) Materi/substansi sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan kema
mpuan pelajar.
2) Penyusunan materi memperhatian perbedaan individual (minat,
motivasi, dan tujuan siswa belajar bahasa Arab).
3) Tingkat atau standar kompetensi dan performa yang dikehendaki
ditentukan secara jelas, termasuk keterampilan berbahasa yang
ditargetkan.
4) Penentuan posisi keterampilan berbahasa dalam penyusunan materi.
5) Materi hendaknya memenuhi tuntutan/kebutuhan pelajar, menarik,
dan sesuai dengan kesanggupan pelajar.
b) Prinsip-prinsip kultural, antara lain meliputi:
1) Materi merupakan representasi dari nilai-nilai budaya Arab dan Islam
2) Materi memberikan potret kehidupan bangsa Arab yang tepat (tidak
distortif)
3) Materi mengembangkan pemikiran sesuai dengan nilai-nilai budaya
Arab dan Islam.
4) Materi hendaknya sesuai dengan pengalaman pelajar.
2 Abd Aziz Abd Majid, al-Lughah al-Arabiyah Ushuluha an Nafsiyah wa Thuruqu Tadrisiha,
(Makkah: Daar al Ma’arif, 1961), h. 351
476
c) Prinsip-prinsip edukatif, meliputi prinsip seleksi, gradasi, presentasi, dan
repetisi, dengan beberapa indikator sebagai berikut:
1) Gradasi dan sistematika isi, termasuk keterampilan yang disajikan,
hendaknya berkelanjutan dan logis.
2) Materi memberi manfaat atau nilai praktis bagi kehidupan
masyarakat
3) Materi kebahasaan (ashwât, mufradât, gramatika, dan keterampilan
berbahasa) diberikan secara proporsional.
4) Bahasa yang digunakan jelas, lugas, dan ringkas; dan
multiinterpretasi.
5) Materi memang layak untuk dibelajarkan sesuai dengan ling
kungan pembelajaran yang ada.
6) Proses pembelajarannya berorientasi kompetensi dan perubahan
perilaku berbahasa.
7) Materi sesuai dengan tujuan, metode, media, dan evaluasi yang
dirancang.
d) Prinsip-prinsip linguistik, antara lain meliputi:
1) Materi berupa bahasa Arab fushhâ, alami, dan tidak dibuat-buat
(kaku)
2) Kosakata (mufradât) yang disajikan termasuk populer dan akurat.
3) Materi kebahasaan (nahwu, sharaf, balâghah, dsb.) disajikan
secara valid, akurat, dan proporsional.
4) Materi kebahasaan baku/standar.
5) Jika disajikan dalam bentuk audio, hendaknya memperhatikan in
tonasi, stressing, dan fashâhah.
6) Memperhatikan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan
memahami (teks, wacana, pembicaraan, dan sebagainya).3
2. Metode Pengajaran Setiap orang yang belajar bahasa termasuk belajar bahasa Arab, sering
dihadapkan pada tiga problem, yaitu: problem linguistik, sosiokultural, dan
metodologis. Problem linguistik yang terkait dengan gramatika, sintaksis dan semantik,
etimologis,leksikal dan morfologis sering menimbulkan interferensi (kerancuan) dalam
berbahasa. Problem sosiokultural menimbulkan beban psikologis pelajar, karena setiap
bahasa lahir dan berkembang dalam pranata sosial yang berbeda-beda. Adapun problem
metodologis biasanya terkait dengan banyaknya tawaran metode pengajaran yang
masing-masing cenderung mengetengahkan keunggulannya dan menafikan metode
yang lain tanpa melihat secara objektif realitas belajar dan kondisi sosiokultural
berlangsungnya proses belajar mengajar bahasa tersebut.
Dalam mempelajari ilmu Balaghah yang merupakan cabang dari bahasa Arab
mempunyai metode tersendiri dalam mempelajarinya, yaitu:
a. Metode Qiyasiah (deduksi), yaitu mengemukakan kaidah-kaidah terlebih dahulu
kemudian disertai dengan contoh.
b. Metode Istiqroiyah (induksi) yaitu mengemukakan contoh-contoh terlebih
dahulu, kemudian dianalisa dan diambil kaidah-kaidahnya.
3 Syamsuddin Asyrofi, et.al., Penulisan Buku Teks Bahasa Arab; Konsep, Prinsip, Problematika, dan
Proyeksi (Yogyakarta: Ombak (Anggota Ikapi), 2016), h.12-29.
477
Adapun metode pembelajaran bahasa Arab dalam buku ajar seyogyanya
memperhatikan asas paedagogik yang meliputi aspek seleksi, gradasi dan
presentasi dan repetisi4.
a. Seleksi; pemilihan materi dari sumber-sumber, dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan siswa, lama waktu belajar, pilihan tipe bahasa yang dipelajar
dan faktor kemungkinan dipelajari.
b. Gradasi, materi disusun secara bertahap,karena materi yang telah diseleksi tidak
mungkin diajarkan sekaligus.
c. Presentasi; menyangkut penyampaian materi yang mudah dipahami siswa.
d. Repetisi, pengulangan kosa kata dalam bahan ajar baik secara lisan maupun
tulisan agar mudah terinternalisasi dalam benak pebelajar sehingga menjadi
bahasa yang siap pakai5.
D. Analisa Materi kitab al-Balaghah al-Wadhihah
Didalam menelaah materi-materi dalam buku teks al-Balaghah al-Wadhihah,
penulis mencoba menelaahnya dengan menggunakan aspek-aspek analisis yang
diungkapkan oleh Mackey dalam Nurhadi, yaitu seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi.
1. Seleksi materi
Dalam menyeleksi materi ada beberapa unsur yang perlu dipertimbangkan, yakni:
a) Kesesuaian antara tujuan dan materi.
b) Tujuan pembelajaran : dengan banyaknya contoh syair dan beragamnya kosakata,
menurut penulis materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, yakni untuk
menguasai seluk beluk sastra, sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan
kata sesuai tempatnya, sehingga kata-kata tadi indah, sedap didengar dan mudah
diucapkan.
c) Kesesuaian tingkat kemahiran peserta didik dan materi : jika kitab ini digunakan
oleh siswa Arab, kitab ini tentunya sudah sesuai dengan tingkat kemahiran
mereka. Akan tetapi jika digunakan oleh siswa non Arab khususnya siswa-siswi di
Indonesia penulis rasa tingkat kefariatifan kata terlalu tinggi sehingga siswa-siswi
non Arab membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajarinya.
2. Gradasi
Setelah melakukan seleksi terhadap materi, maka materi tersebut perlu ditata
dan disusun tahap demi tahap, secara sistematis, karena tidak memungkinkan
untuk mengajarkan materi tersebut dalam sekali waktu. Maka materi tersebut
harus diurutkan menjadi sebuah urutan penyajian yang mendukung kecepatan dan
ketepatan proses belajar bahasa. Ada dua aspek pokok dalam pengurutan, yaitu:
a) Pengelompokan harus didasarkan pada prinsip keseragaman, dan keparalelan.
b) Pengurutan harus didasarkan pada prinsip psikologi belajar, yaitu dari umum ke
khusus, dari yang ringkas ke yang panjang, dari yang sederhana ke yang
kompleks.
Menurut penulis, dalam kitab al-Balaghah al-Wadhihah, materi-materi yang
ada sudah dikelompokkan dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks. Dan diantara masing-masing materi ada keterkaitan tema bahasannya,
sebagaimana terlihat dalam daftar isi pokok-pokok bahasan dalam kitab ini.
4 Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan, Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa, (Semarang: Ikip
Semarang Press, 1995), h. 402. 5 Beti Mulu, Pembelajaran Bahasa Arab;Teori, Desain Materi, Metode dan Media, (Kendari; LPSK
Quantum, 2011), h. 65.
478
3. Presentasi
Presentasi menyangkut penyampaian materi teks yang mudah dipahami
siswa. Dalam kitab ini teks yang ada berupa syair-syair yang tentunya akan
menjadi kesulitan tersendiri jika dihadapkan pada siswa non Arab, khususnya
Indonesia.
4. Repetisi
Repetisi menyangkut pengulangan kosa kata dalam bahan ajar agar mudah
terinternalisasi dalam benak pebelajar sehingga menjadi bahasa yang siap pakai.
Dalam menyeleksi kata, seorang penyusun buku haruslah memperhatikan
kriteria frekuensi, ketersediaan, liputan, psikologis, dan didaktif.
Menurut penulis kriteria-kriteria diatas tidak diperhatikan oleh penyusun.
Frekuensi kata didalamnya tidak beraturan, mengingat dalam kitab ini banyak
membahas syair.
E. Kesimpulan
Dalam kesimpulan ini penulis akan menyimpulkan tentang kelebihan dan
kekurangan kitab berdasarkan analisa yang telah dipaparkan diatas.
1. Kitab al-Balaghah al-Wadhihah disajikan dengan metode induksi.
2. Kitab al-Balaghah al-Wadhihah belum tergolong dalam kitab dengan kriteria
yang baik jika kitab ini digunakan untuk siswa non Arab, terlihat dalam pemilihan
kata pada teks, jelas tidak sesuai dan tidak memperhatikan aspek sosiokultural
peserta didik.
3. Dari aspek penyajian materi, kitab ini memenuhi kesesuaian pada aspek gradasi,
sedang pada aspek seleksi, presentasi dan repetisi kurang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Aziz Abd Majid, al-Lughah al-Arabiyah Ushuluha an Nafsiyah wa Thuruqu
Tadrisiha, (Makkah; Daar al Ma’arif, 1961).
Beti Mulu, Pembelajaran Bahasa Arab;Teori, Desain Materi, Metode dan Media,
(Kendari; LPSK Quantum, 2011).
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan, Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa,
(Semarang; Ikip Semarang Press, 1995).
Syamsuddin Asyrofi, et.al., Penulisan Buku Teks Bahasa Arab; Konsep, Prinsip,
Problematika, dan Proyeksi (Yogyakarta; Ombak (Anggota Ikapi), 2016).
Tamam_Hasan, Tathwir al-Ta’lif fi Majalat al-Lughah al-Arabiyah, diakses dari
http://www.isesco.org.ma/pub/arabic/langue_arabe/p2.htm pada tanggal 5
oktober 2017.