PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

15
P-ISSN 2598-0637 E-ISSN 2621-5632 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 268 PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH QIRO’AH PADA SHOBAHULLUGHOH DI MSAA UIN MALANG Farah Diana Manzilah, Fatimah Firdaus, Ananda Nova Saraswati Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang [email protected] Abstrak : Ma’had Sunan Ampel Al -‘Ali UIN Malang merupakan program bagi mahasantri baru guna membekali nilai spiritual serta kemampuan berbahasa. Selama satu tahun mahasantri ditargetkan mahir berbahasa Arab maupun bahasa Inggris. Kegiatan shobahullughoh merupakan wadah yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasantri dalam empat maharah bahasa Arab. Salah satunya adalah maharah qiro’ah . Namun, kemampuan mahasantri beragam dalam memahami teks berbahasa Arab. Kurangnya pemahaman dalam maharah qiro’ah seorang mahasantri ternyata berdampak pada motivasi belajarnya. Untuk meningkatkan motivasi belajar mahasantri dapat dilakukan dengan penggunaan metode peer teaching. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer berupa wawancara dan angket kepada mahasantri dan pihak terkait dan data sekunder berupa observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumenter. Sedangkan analisis data menggunakan analisis statistik sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab maharah qiro’ah dengan penggunaan metode peer teaching pada shobahullughoh di MSAA UIN Malang dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Arab mahasantri. Kata Kunci : Metode Peer Teaching , Maharah Qiro’ah , Pembelajaran Bahasa Arab. Di zaman sekarang ini, pembelajaran bahasa Arab diperlukan untuk membekali generasi bangsa dalam rangka menjadikan generasi individu yang pandai dalam berargumen, berkomunikasi, berpikir logis, membaca dan menulis, berpikir kreatif serta inovatif(Azhar Arsyad:2004, 20). Hal ini disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa internasional selain bahasa Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Selain itu, banyak sumber literatur berbahasa Arab seperti kitab Turots dan juga kitab klasik yang mengkaji tentang banyak hal di masa kini. Khususnya untuk umat Islam bisa dijadikan rujukan terlebih dalam bidang agama. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Bahasa Arab menjadi penting dipelajari untuk mengkaji Islam lebih dalam terutama dalam permasalahan ibadah yang harus mengunakan bahasa Arab. Seperti sholat, mengaji dan lain sebagainya.

Transcript of PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Page 1: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 268

PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING DALAM

PEMBELAJARAN MAHARAH QIRO’AH PADA

SHOBAHULLUGHOH DI MSAA UIN MALANG

Farah Diana Manzilah, Fatimah Firdaus, Ananda Nova Saraswati

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

Abstrak: Ma’had Sunan Ampel Al-‘Ali UIN Malang merupakan program bagi mahasantri baru guna membekali nilai spiritual serta kemampuan berbahasa. Selama satu tahun mahasantri ditargetkan mahir berbahasa Arab maupun bahasa Inggris. Kegiatan shobahullughoh merupakan wadah yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasantri dalam empat maharah bahasa Arab. Salah satunya adalah maharah qiro’ah. Namun, kemampuan mahasantri beragam dalam memahami teks berbahasa Arab. Kurangnya pemahaman dalam maharah qiro’ah seorang mahasantri ternyata berdampak pada motivasi belajarnya. Untuk meningkatkan motivasi belajar mahasantri dapat dilakukan dengan penggunaan metode peer teaching. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer berupa wawancara dan angket kepada mahasantri dan pihak terkait dan data sekunder berupa observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumenter. Sedangkan analisis data menggunakan analisis statistik sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab maharah qiro’ah dengan penggunaan metode peer teaching pada shobahullughoh di MSAA UIN Malang dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Arab mahasantri. Kata Kunci : Metode Peer Teaching, Maharah Qiro’ah, Pembelajaran Bahasa Arab.

Di zaman sekarang ini, pembelajaran bahasa Arab diperlukan untuk

membekali generasi bangsa dalam rangka menjadikan generasi individu yang

pandai dalam berargumen, berkomunikasi, berpikir logis, membaca dan menulis,

berpikir kreatif serta inovatif(Azhar Arsyad:2004, 20).

Hal ini disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa internasional

selain bahasa Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Selain itu, banyak

sumber literatur berbahasa Arab seperti kitab Turots dan juga kitab klasik yang

mengkaji tentang banyak hal di masa kini. Khususnya untuk umat Islam bisa

dijadikan rujukan terlebih dalam bidang agama.

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Bahasa Arab menjadi

penting dipelajari untuk mengkaji Islam lebih dalam terutama dalam permasalahan

ibadah yang harus mengunakan bahasa Arab. Seperti sholat, mengaji dan lain

sebagainya.

Page 2: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 269

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mempelajari

bahasa Asing, terutama bahasa Arab. Diantaranya adalah aspek internal si peserta

didik mengingat bahasa Arab bukanlah bahasa pertama yang dipelajari sehingga

banyak dibutuhkan usaha dan pemilihan metode yang sesuai.

Dalam mempelajari bahasa Arab ada berbagai macam metode yang

digunakan. Sayangnya, dalam proses pembelajaran bahasa asing tidak semua

metode cocok dan sesuai dengan peserta didik.

Mahasiswa baru UIN Malang mempunyai dua peran, yakni peran sebagai

mahasiswa dan juga mahasantri. Secara tidak langsung mereka mempunyai tiga

fokus bagian akademik, adalah kuliah reguler, PKPBA dan juga Ma’had Sunan

Ampel Al ‘Aly (MSAA). Maka bagi mahasiswa baru harus pandai mengatur dan

membagi waktunya dengan tepat dan cerdas.

Ma’had Sunan Ampel Al Aly (MSAA) merupakan program bagi mahasiswa

baru UIN Malang. Mahasiswa baru diwajibkan tinggal di MSAA selama satu tahun.

MSAA adalah asrama yang berbasis pesantren modern. Dalam sistemnya terdapat

pengajaran agama dan juga bahasa, yakni bahasa Arab dan Inggris. Pada pengajaran

bahasa terdapat program yang diadakan oleh divisi bahasa yang dinamakan

shobahullughoh. Kegiatan berdurasi satu jam dan dilaksanakan pada pagi hari

hingga jam 06.00 pagi. Shobahullughoh ini dibimbing dan dididik oleh musyrif/ah

yang akan mendampingi dalam proses belajar bahasa asing, khususnya bahasa

Arab.

Melihat dari penerapan pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab

terdapat beberapa kendala untuk mengajarkannya. Terutama kendala yang

berkaitan dengan metode yang efektif untuk mempelajari bahasa Arab. Hal itu

menjadi penghambat tersampaikannya pemahaman dari musyrif/ah kepada

mahasantri.

Beberapa kendala seperti banyaknya materi yang diajarkan, waktu belajar

yang berada di sela-sela rutinitas padat. Semua itu mengakibatkan kebingungan

yang bertumpuk-tumpuk sehingga mahasantri enggan mencari tahu kebingungan

yang mereka alami. Begitu seterusnya hingga pemahaman mereka terhadap bidang

kajian bahasa Arab menurun.

Jika dilihat dari segi metode dan strategi yang digunakan oleh musyrif/ah,

juga dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab, terlebih dalam maharah

qiro’ah. Ketika metode dan strategi yang digunakan kurang sesuai dengan objek

yang dikenai maka pembelajaran bahasa Arab tidak akan mencapai target secara

maksimal.

Selain hal-hal yang telah dipaparkan di atas, terdapat metode yang harus

digunakan musyrif/ah dalam menjalankan proses pembelajaran bahasa Arab.

Metode yang kurang tepat dapat mengakibatkan target pengajaran kurang maksimal

dan mahasantri pun tidak mendapatkan ilmu yang diberikan secara utuh. Metode

Page 3: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 270

juga berpengaruh pada psikologi dan minat belajar pada seorang mahasantri. Maka

dari itu metode seorang guru pada mahasantri harus disesuaikan. Sehingga

mahasantri dapat terpacu untuk terus belajar bahasa Arab dengan semangat dan juga

dengan minat yang tinggi sehingga tidak ada kata bosan maupun lelah belajar

bahasa Arab.

Maka dari itu dapat diterapkan metode peer teaching guna meningkatkan

minat dan semangat mahasantri dalam belajar bahasa Arab. Dengan pendekatan

psikologi mahasantri melalui motivasi, musyrif/ah dan mahasantri dapat bekerja

sama dalam mencapai target yang telah direncanakan.

Penggunaan metode peer teaching diharapkan mampu meningkatkan minat

mahasantri dalam mempelajari bahasa Arab. Terutama dalam maharah qiro’ah

pada pemahaman teks berbahasa Arab. Berdasarkan penjelasan dan pemikiran di

atas maka peneliti berharap bahwa metode Peer Teaching pada pembelajaran

bahasa Arab dalam maharah qiro’ah mampu meningkatkan motivasi dan

pemahaman teks berbahasa Arab.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dalam proses

pengumpulan data, penelitian ini lebih banyak mendasarkan diri pada tealaah

naskah atau dokumen(Siti Bariroh Baried, dkk: 1994). Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket.

Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini berupa observasi.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitin ini merupakan penelitian kualitatif, maka peneliti itu

sendiri merupakan instrumen kunci, baik dalam pengumpulan datanya maupun

analisis datanya (Aminuddin: 2002, 15-16). Sedangkan dalam proses pengumpulan

data, kajian ini lebih banyak mendasarkan diri pada telaah naskah atau

dokumentasi(Irawan Soehartono: 2008, 71).

Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui proses pengumpulan data dari sumber

data primer dan sekunder, selanjutnya dianalisis melalui interpretasi dengan

menggunakan analisis statistik sederhana.

PEMBAHASAN

Pertama, Ma’had Sunan Ampel Al-‘Ali UIN Malang

Page 4: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 271

Pendirian Ma’had Sunan Ampel al-Aly diperuntukkan bagi Mahasiswa UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang sejak masa kepemimpinan Prof. Dr. H. Imam

Suprayogo, yang ketika itu masih menjabat sebagai ketua STAIN Malang.Peletakan

batu pertama pendirian bangunan Ma’had dimulai pada Ahad Wage, 4 April 1999,

dihadiri para Kyai se Jawa Timur, khususnya dari Malang Raya. Dalam jangka

waktu satu tahun, 4 (empat) unit gedung yang terdiri dari 189 kamar (3 unit masing-

masing 50 kamar dan 1 unit 39 kamar) dan 5 (lima) rumah pengasuh serta 1 (satu)

rumah untuk mudir (direktur) Ma’had telah berhasil diselesaikan. (Tim penyusun

pedoman akademik mahasantri, 2018 :4).

Pada tanggal 26 Agustus 2000, Ma’had mulai dioperasikan, dengan

sejumlah 1041 Mahasantri, yang terdiri dari 483 Mahasantri putra dan 558

Mahasantri putri. Mereka semua terdaftar sebagai Mahasiswa baru dari semua

Fakultas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Pada tanggal 17 April 2001,

Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid hadir dan meresmikan penggunaan ke

empat hunian Ma’had, yang masing-masing diberi nama mabna (unit gedung) al-

Ghazali, mabna Ibn Rusyd, mabna Ibn Sina, mabna Ibn Khaldun.Selang beberapa

bulan kemudian, satu unit hunian berkapasitas 50 kamar untuk 300 orang santri

dapat dibangun dan diberi nama Al-FArabi yang diresmikan oleh Wakil Presiden

RI, Hamzah Haz yang didampingi oleh Wakil Presiden I Republik Sudan saat

meresmikan alih status STAIN Malang menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan

(Tim penyusun pedoman akademik mahasantri, 2018 :5).

Semua unit hunian ma’had tersebut sekarang dihuni khusus untuk

Mahasantri putra, sementara untuk Mahasantri putri sekarang menempati 4 (empat)

unit hunian baru yang dibangun sejak tahun 2006, 2 (dua) unit di antaranya bernama

mabna Ummu Salamah dan mabna Asma’ bint Abi Bakar, berkapasitas 64 kamar,

masing-masing untuk 640 orang, 1 (satu) unit bernama mabna Fatimah al Zahra

berkapasitas 60 kamar untuk 600 orang dan 1 (satu) unit bernama mabna Khadijah

al Kubra berkapsitas 48 kamar untuk 480 orang. Unit hunian untuk Mahasantri

putra dan untuk Mahasantri putri berada di lokasi terpisah dalam area kampus.Pada

tahun 2016, berdirilah Ma’had Kedokteran dengan nama mabna Ar-Razi yang

bertempat di Kampus II Kota Batu.

Melengkapi nuansa religius dan kultur religiusitas muslim Jawa Timur,

maka dibangunlah monumen (prasasti) yang sekaligus menggambarkan visi dan

misi Ma’had yang tertulis dalam bahasa Arab di depan pintu masuk area unit hunian

untuk santri putra.

Selanjutnya, untuk mengenang jasa dan historisitas ulama pejuang Islam di

Pulau Jawa, maka ditanamlah tanah yang diambil dari Wali Songo (Wali Sembilan:

simbol perjuangan para Ulama di Jawa) di sekeliling prasasti tersebut. Di samping

itu dimaksudkan untuk menanamkan nilai historis perjuangan para Ulama, sehingga

para Mahasantri selalu mengingat urgensi perjuangan atau jihad li i’laa kalimatillah.

Page 5: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 272

Prasasti yang sama kemudian juga dibangun di depan pintu masuk area hunian

Mahasantri putri dan di depan kantor rektorat.

Sesuai dengan visi yang dimiliknya yaitu “Beraqidah, Berilmu, Beramal,

dan Berakhlaqul Karimah”, MSAA UIN Malang diharapkan mampu mencetak

generasi ulama’ yang intelek dan profesional serta berakhlakul karimah. Adapun

misi MSAA itu sendiri adalah 1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan

aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, dan keluasan ilmu. 2.

Menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur'an dan kajian kitab salaf. 3. Memberikan

keterampilan berbahasa Arab dan Inggris. 4. Melaksanakan bimbingan belajar

terpadu antara kegiatan ma'had dan Universitas. Adapun Progam kegiatan harian

di Pusat Ma’had Al-Jami’ah adalah Shabah al-Lughah (Language Morning) baik

bahasa Arab maupun bahasa Inggris, ta’lim Al-Qur’an, tashih Qira’ah Al-Qur’an,

ta’lim Afkar Al-Islamiyah, shalat berjamaah, kegiatan Ekstra Mabna UPKM (Unit

Kegiatan Kegiatan Ma’had: a. JDFI : Shalawat, Kaligrafi, Khitobah, qiroah, dan

MC, c. Halaqah Ilmiah. c. Jurnalistik El-Ma’rifah) dan lain sebagainya.Di dalam

ma’hadsetiap mahasantri didampingi oleh musyrifah pendamping dalam proses

belajar mahasantri selama berada di MSAA UIN Malang. Masing-masing

musyrifah di setiap mabna terbagi menjadi beberapa devisi, diantaranya adalah

devisi bahasa, devisi ta’lim, devisi K3O, devisi kesantrian serta devisi ubudiyah.

Kompetensi akademik ta’lim ma’hadi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

ta’lim alqur’an, ta’lim al afkar al islamiyah dan yang terakhir adalah ta’lim bahasa.

Dalam hal kebahasaan, ta’lim bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam

pembentukan bi’ah lughowiyah di ma’had. Ta’lim bahasa merupakan bentuk

kegiatan yang diformat untuk membekali kosa kata, baik Bahasa Arab maupun

Bahasa Inggris yang dilakukan setiap pagi setelah sholat subuh di masing-masing

mabna (Tim penyusun pedoman akademik mahasantri, 2018 :17).

Kedua, Metode Peer Teaching dan Maharah Qiro’ah

Metode Peer Teaching

Peer teaching dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tutor sebaya.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam jurnal Yopi Nisa Febianti, 2014: 81) Tutor

sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi

kebutuhan peserta didik yang merupakan pendekatan kooperatif. Rasa saling

menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.

Peserta didik yang terlibat tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga

belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah

dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan

kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami

apa yang dipelajari dengan cara bermakna. Penjelasan melalui tutor sebaya kepada

temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru.

Page 6: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 273

Iyan Nurdiyan Haris (2018: 3) dalam jurnal ilmiahnya menyebutkan bahwa

terdapat tiga konsep dalam pembelajaran Peer Teaching. Pertama, model

pembelajaran ini biasanya tergantung kepada strategi yang digunakan siswa untuk

mengajar siswa lainnya. Model pembelajaran tersebut bisa dikatakan sebagai peer

teaching hanya jika proses pembelajaran tersebut telah direncanakan sebelumnya

serta mengikuti pendekatan berdasarkan contoh. Kedua, peer teaching berbeda

dengan belajar bersama. Agar bisa disebut sebagai peer teaching, siswa harus

diberikan tanggung jawab untuk materi pembelajaran yang biasanya diberikan oleh

guru. Harus ada gambaran yang jelas antara peran tutor (siswa yang mengajar)

dengan siswa yang diajar. Ketiga, jangan menyamakan peer teaching dengan

belajar kelompok dalam skala yang lebih kecil. Memang benar bahwa belajar

kelompok menekankan agar siswa mengajar siswa lainnya, namun berbeda dalam

hal perencanaannya.

Metzler (dalam jurnal ilmiah Iyan Nurdiyan Haris, 2018: 4) mengatakan bahwa

untuk menjadi tutor yang baik siswa harus mengetahui kunci dalam memperagakan sebuah

petunjuk gerakan dan memahami hubungan antara petunjuk yang diberikan dengan hasil

latihan yang diharapkan. Satu hal yang membuat peer teaching berbeda dengan belajar

bersama adalah adanya tingkatan dimana tutor dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi

guru. Perencanaan pelatihan yang baik bagi tutor harus berisi :

1. Penjelasan tujuan pembelajaran

2. Yang diharapakan dari tutor ( apa yang harus dan tidak harus dilakukan)

3. Pemberian tugas dan mengecek pemahaman

4. Cara membahas kesalahan dengan learner

5. Cara memuji yang baik

6. Cara memeriksa kemampuan dan penyelesaian tugas

7. Mengetahui kapan waktunya bertanya

Saminanto (dalam jurnal pendidikan Nurmiati dan Mantasiah, 2017: 57)

mengatakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan

metode tutor sebaya:

1. pilihlah materi dan bagi dalam sub-sub materi;

2. guru membentuk kelompok siswa secara heterogen sebanyak sub-sub materi.

Siswa yang pandai tersebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor

sebaya;

3. masing-masing kelompok mempelajari materi itu dengan dipandu siswa yang

pandai;

4. memberikan waktu yang cukup untuk persiapan baik di dalam kelas maupun

luar kelas;

5. setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan

tugas yang telah diberikan. Guru tetap sebagai narasumber;

Page 7: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 274

6. memberikan kesimpula.

Lockspeiser (dalam jurnal DEIKSIS Erna Megawati, 2019: 41) menjelaskan

bahwa kunci pada model pemebelajaran peer teaching adalah elemen kesamaan

kognitif dan sosial. Yang dimaksud dengan kesamaan kognitif adalah terbangunnya

kesamaan intelektual dan proses pemikiran dari tutor dan pelajar. Keduanya

diyakini berpeluang mencapai tahap kesamaan kognitif lebih besar ketimbang

model konvensional. Pada model ini, para tutor dituntut untuk dapat meyampaikan

materi kompleks dengan cara yang dapat dipahami oleh peserta didik lainnya.

Menurut Anas (dalam jurnal pendidikan Nurmiati dan Mantasiah, 2017:57)

mengatakan tujuan tutor sebaya atau Peer-Teaching adalah:

1. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang

dimuat dalam tujuan pembelajaran;

2. meningkatkan kemampuan dan keterampilan atau hambatan agar mampu

membimbing diri sendiri;

3. meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan

menerapkannya pada masing-masing bahan pelajaran yang dipelajari.

Adapun kelebihan pembelajaran dengan tutor sebaya menurut Erna

Megawati dalam jurnal DEIKSIS (2019: 42) antara lain:

1. Siswa menjadi mandiri karena mereka bisa menentukan sendiri teknik

penyampain yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran.

2. Siswa menjadi tidak egois dan mempunyai rasa setia yang tinggi.

3. Siswa menjadi lebih leluasa karena bisa bertanya kepada temannya sendiri.

4. Bahan bisa lebih mudah diterima karena menggunakan dalam penyampaian

menggunakan bahasa yang mereka mengerti.

5. Siswa yang menjadi tutor mendapat keuntungan dengan mempunyai

pengalaman mengajar.

Menurut Suherman (dalam jurnal UNY Danang Juli Prasetya, 2016: 315)

”Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa

teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa

enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang

paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang

dihadapinya”.

Keterampilan Membaca (Maharah Al-Qira’ah)

Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks yang mencakup dan

melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan

membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal lainnya. Membaca

merupakan kunci dari gudang ilmu. Keterampilan membaca menentukan hasil dari

penggalian ilmu itu (Ismail Kusmayadi, 2008: 24)

Page 8: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 275

Menurut Wilson dan Gambrell, membaca adalah suatu proses yang

melibatkan penafsiran kode dan pemahaman. Keterampilan membaca adalah

keterampilan dalam memahami lambing-lambang bahasa berbentuk tulisan

sehingga diperoleh informasi, pesan, atau makna dari tulisan tersebut baik makna

tersurat ataupun tersirat (Delia Putri dkk, 2019: 4)

Laily Fitriani dalam jurnal An-nabighoh (2018, 13) mengatakan tujuan umum

dalam pembelajaran maharah al-Qiraah (keterampilan membaca) adalah untuk

meningkatkan pemahaman membaca bagi pembelajar, seperti menghubungkan ide-

ide bacaan dengan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sangat

bermanfaat untuk terus menumbuhkan pemikiran dan pengalamannya untuk selalu

optimis. Tujuan khusus dalam pembelajaran maharah al-Qiraah (keterampilan

membaca) untuk tingkatan lanjut adalah menumbuhkan kemampuan membaca

pada tingkatan unsur pemahaman bacaan secara benar dan cepat dan pengetahuan

kognitif peserta didik akan membantunya untuk membedakan antara ide-ide pokok

dan ide pendukung dan membaca kritis.

Ketiga, Pembelajaran Maharah Qiro’ah dengan Menggunakan Metode Peer

Teaching pada Shobahullughoh Di MSAA UIN Malang

Data hasil penilaian mahasantri ujicoba lapangan terhadap, penggunaan

metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul

Lughoh di MSAA UIN Malang.

Subyek uji coba lapangan ini sebanyak 20 mahasantri. Mahasantri tersebut

diminta tanggapannya mengenai penggunaan metode Peer Teaching dalam

pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang.

Mengingat keterbatasan waktu yang disediakan dan banyaknya mahasantri,

maka tidak seluruh mahasantri diikutsertakan. Untuk keperluan kegiatan ujicoba

ini, diambil sampel 20 mahasantri untuk memberikan tanggapan terhadap

penggunaan metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada

Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama

3 hari dengan durasi 135 menit dalam kegiatan shobahul Lughoh yang diadakan

oleh devisi bahasa setiap asrama.

Berikut ini hasil penilaian mahasantri uji coba lapangan terhadap

penggunaan metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada

Shobahul Lughoh:

NO

.

Daftar Pernyataan

Presentasi Penilaian

Jawaban

Jm

l

Jumla

h

Respo

n

Positif

Identifikas

i masukan SS S TS ST

S

Page 9: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 276

1. Anda lebih

bersemangat dalam

pembelajaran bahasa

Arab ketika tutor

menggunakan

metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang.

75

%

25

%

- - 20 100% Sangat

Termotiva

si

2. Anda lebih cepat

mengerti pelajaran

bahasa Arab setelah

belajar

menggunakan

metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang.

20

%

75

%

5% - 20 95% Sangat

Setuju

3. Setelah tutor

menggunakan

metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang,

anda sangat senang

belajar bahasa Arab

45

%

35

%

20

%

- 20 80% Termotiva

si

4. Setelah belajar

menggunakan

metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

10

%

80

%

10

%

- 20 90% Sangat

Setuju

Page 10: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 277

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang.

pengetahuan bahasa

Arab anda semakin

luas

5. Anda termotivasi

mempelajari bahasa

Arab setelah belajar

dengan metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang.

10

%

80

%

10

%

- 20 90% Sangat

Termotiva

si

6. Metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN

Malang.dapat

memotivasi anda

dalam belajar bahasa

Arab

15

%

65

%

20

%

- 20 80% Setuju

7. Metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN

Malang.sesuai

dengan psikologi

anda

25

%

60

%

15

%

- 20 85% Sangat

Termotiva

si

8. Metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

25

%

55

%

20

%

- 20 80% Setuju

Page 11: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 278

pada

shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang

sesuai dengan

kebutuhan anda

dalam mempelajari

teks berbahasa Arab

9. Setelah belajar

menggunakan

metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang

anda mampu

memahami teks

bahasa Arab dengan

baik.

10

%

90

%

- - 20 100% Sangat

Termotiva

si

10. Setelah belajar

dengan metode peer

teaching dalam

pembelajaran

maharah qiro’ah

pada

Shobahullughoh Di

MSAA UIN Malang,

anda lebih cepat

memahami teks

berbahasa Arab

30

%

60

%

10

%

- 20 90% Sangat

Setuju

Penafsiran Nilai

Nilai Skala Penilaian Kriteria Penilaian

4

3

2

1

81 – 100 %

66 – 80 %

56 – 65 %

0 – 55 %

sangat termotivasi/setuju

termotivasi/setuju

kurang termotivasi/setuju

sangat kurang termotivasi/setuju

Analisis Data Hasil Penilaian Mahasiswa Ujicoba Lapangan Terhadap

Penggunaan Metode Peer Teaching dalam Pembelajaran Maharah Qiro’ah

pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang

Page 12: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 279

Berdasarkan pada data di atas, menunjukkan bahwa Penggunaan

Metode Peer Teaching dalam Pembelajaran Maharah Qiro’ah yang diuji

cobakan di lapangan secara keseluruhan memiliki dampak positif dalam

pembelajaran bahasa Arab.

Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan metode Peer Teaching

dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN

Malang sudah efektif dan sangat membantu untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran bahasa Arab mahasiswa. Keefektifan ini ditunjukkan oleh penilaian

mahasiswa pada uji coba lapangan sebagai berikut:

(a) 100% mahasantri lebih bersemangat dalam pembelajaran maharah qira’ah ketika

musyrif/ah menggunakan metode peer teaching

(b) 95% mahasantri lebih cepat mengerti maharah qira’ah setelah belajar

menggunakan metode peer teaching

(c) 80% mahasantri senang belajar maharah qira’ah setelah musyrif/ah menggunakan

metode peer teaching

(d) 90% pengetahuan bahasa Arab mahasantri semakin luas dalam pembelajaran

Maharah Qiro’ah setelah belajar dengan metode peer teaching

(e) 90% mahasantri sangat termotivasi belajar bahasa Arab dalam pembelajaran

Maharah Qiro’ah setelah belajar dengan metode peer teaching

(f) 80% metode peer teaching dalam Maharah Qiro’ah dapat memotivasi mahasantri

dalam belajar bahasa Arab

(g) 85% mahasantri sangat setuju bahwa metode peer teaching dalam Maharah

Qiro’ah sesuai dengan psikologi Anda

(h) 80% mahasantri setuju bahwa metode peer teaching dalam Maharah Qiro’ah

sesuai dengan kebutuhannya dalam mempelajari bahasa Arab

(i) 100% mahasantri mampu memahami teks berbahasa Arab dalam Maharah Qiro’ah

setelah belajar bahasa Arab dengan metode peer teaching

(j) 90% mahasantri lebih cepat memahami teks berbahasa Arab dalam Maharah

Qiro’ah setelah belajar bahasa Arab dengan pendekatan ESQ menurut Ary

Ginanjar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan

metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul

Lughoh, maka mahasantri termotivasi untuk meningkatkan belajar teks berbahasa

Arab (Maharah Qiro’ah).

Hasil wawancara musyrif/ah Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly tentang kegiatan

pembelajaran bahasa Arab dalam Shobahullughoh

Pengajaran bahasa Arab pada shobahullughoh telah berorientasi pada empat keterampilan berbahasa. Yaitu meliputi keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Dimana antara satu keterampilan dengan keterampilan yang

lain itu sangat berkaitan. Hal ini terlihat pada silabus shobahullughoh itu sendiri.

Page 13: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 280

Namun dalam prakteknya kembali pada musyrif/ah yang mengajar pada saat itu. Terkadang, ada musyrif/ah yang mampu mempraktekkan keempat-empatnya

dengan baik. Ada juga yang belum sempurna mempraktekkan keempat keterampilan berbahasa tersebut dengan maksimal. Karena hal itu didasari oleh

berbagai kendala, baik dari musyrif/ah yang belum terlalu menguasai kelas maupun dari mahasantri itu sendiri.

Tidak menutup kemungkinan dalam shobahullughoh pun para mahasantri mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab. Diantaranya latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Karena tidak semua dari mereka berasal

dari pondok pesantren yang pernah belajar bahasa Arab. Kebanyakan dari mereka juga lulusan dari SMA yang belum mengenal bahasa Arab sama sekali. Sehingga

mereka menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang rumit dan sulit dipahami. Selain itu kondisi mereka yang masih mengantuk pada pagi hari setelah sholat subuh membuat mereka malas dan tidak bersemangat.

Pengajaran bahasa Arab pada kegiatan shobahullughoh di MSAA UIN Malang

ini berbeda-beda. Sebagian berjalan dengan lancar dan sebagian yang lain belum berjalan secara maksimal. Pada kelas tingkatan Al ‘Ali mempelajari bahasa Arab adalah suatu hal yang sudah biasa karena mereka sudah memiliki bekal pemahaman

yang cukup. Sedangkan untuk kelas wustho dan asasi terdapat beberapa kendala. Beberapa kendala yang dialami oleh musyrif/ah ketika menyampaikan materi saat

kegiatan pembelajaran bahasa Arab adalah seperti kurangnya penguasaan materi yang disampaikan dari musyrif/ah ke mahasantri. Durasi waktu yang lumayan singkat yakni mulai dari setelah jamaah salat subuh hingga pukul 06.00, selain

singkat terdapat mahasantri yang masih mengantuk sehingga ketika proses pembelajara berlangsung tidak fokus dan kurang bersemangat dalam mengikuti

shobahullughoh. Disamping itu musyrif/ah juga dituntut untuk dapat menghidupkan suasana agar mahasantri bersemangat dan tergerak dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab saat shobahullughoh sedangkan tidak semua musyrif/ah

bisa membuat mahasantri demikian. Metode peer teaching yang kami ketahui adalah suatu metode inovasi

pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab yang harus dipelajari khususnya bagi para pendidik .Karena seperti yang kami ketahui keadaan psikologis seorang peserta didik amatlah beragam sehingga perlu adanya suatu sentuhan baru, inovasi

baru dalam suatu pembelajaran bahasa Arab terutama dalam maharah qiro’ah agar tidak bosan ketika mengikuti kegiatan di shobahul lughoh. Dalam praktek di

lapangan, dapat kami amati para musyrifah yang menggunakan metode peer teaching pada saat kegiatan shobahul lughoh belangsung, mereka dapat menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif. Kemampuan pemahaman

mahasantri terhadap teks berbahasa Arab pun menjadi lebih baik. Mahasantri menjadi lebih mengikuti alur pembelajaran bahasa Arab dalam shobahullughoh dan

lebih bersemangat dengan adanya metode baru yang digunakan.

Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang “metode

Peer Teaching” dan relevansinya terhadap pembelajaran bahasa Arab khususnya

pada Maharah Qiro’ah dalam Shobahullughoh di Ma’had Sunan Ampel al ‘Aly

Page 14: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 281

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut : 1. Konsep “Metode Peer Teaching” dan Maharah Qiro’ah

Peer teaching adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh

temannya sendiri yang mana peserta didik mampu mengajar peserta didik

lainnya. Terdapat tiga konsep dalam pembelajaran Peer Teaching yang harus

selalu diingat yaitu model pembelajaran ini biasanya tergantung kepada strategi

yang digunakan siswa untuk mengajar siswa lainnya dan proses pembelajaran

tersebut telah direncanakan sebelumnya serta mengikuti pendekatan

berdasarkan contoh. Kedua, peer teaching berbeda dengan belajar bersama.

Dalam metode ini siswa yang menjadi tutor harus diberikan tanggung jawab

untuk materi pembelajaran yang biasanya diberikan oleh guru. Harus ada

gambaran yang jelas antara peran tutor (siswa yang mengajar) dengan siswa

yang diajar. Ketiga, jangan menyamakan peer teaching dengan belajar

kelompok dalam skala yang lebih kecil karena dalam perencanaannya berbeda.

Adapun keterampilan membaca adalah keterampilan dalam memahami

lambang-lambang bahasa berbentuk tulisan sehingga diperoleh informasi,

pesan, atau makna dari tulisan tersebut baik makna tersurat ataupun tersirat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman membaca bagi pembaca

seperti menghubungkan ide-ide bacaan dengan pengalaman yang dimiliki oleh

peserta didik.

2. Relevansi penerapan metode Peer Teaching terhadap pembelajaran bahasa

Arab khususnya pada Maharah Qiro’ah dalam Shobahul Lughoh

Dalam proses pembelajaran bahasa Arab di shobahul Lughoh sangat diperlukan penerapan metode Peer Teaching, karena psikologis mahasantri juga

mempengaruhi pola belajar yang diterapkan . Dampak positif yang kita dapatkan setelah penerapan metode Peer Teaching di lapangan beserta hasil observasi antara

lain mahasantri menjadi lebih mengikuti alur pembelajaran bahasa Arab dalam Shobahul Lughoh dan bersemangat dengan adanya metode yang diberikan. Mereka juga akan lebih percaya diri untuk show up dalam proses pembelajaran serta tidak

merasakan canggung dengan keterbatasan ilmu yang baru mereka miliki.

Saran

Pembelajaan bahasa Arab memiliki banyak tujuan. Di antara beberapa tujuannya adalah agar peserta didik berwawasan luas mengingat bahasa Arab

adalah bahasa internasional dan banyak literatur berbahasa Arab. Sedangkan untuk mempelajari bahasa Arab terdapat banyak metode, strategi, dan pendekatan yang

beragam. Agar target pembelajaran bahasa bisa tercapai dengan maksimal maka diperlukan pendekatan yang sesuai dengan peserta didik.

Salah satu metode yang dapat digunakan pendidik adalah metode Peer

Teaching untuk menumbuhkan semangat dan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar bahasa Arab. Semakin semangat dan termotivasi, akan tumbuh dalam diri peserta didik kesadaran dan dorongan untuk belajar bahasa Arab tanpa paksaan.

Page 15: PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING ... - prosiding.arab …

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 282

DAFTAR PUSTAKA

Febianti, Yopi Nisa. Peer Teaching (Tutor Sebaya) Sebagai Metode Pembelajaran

Untuk Melatih Siswa Mengajar. Jurnal Edunomic Volume 2 No. 2 Tahun

2014.

Fitriani, Laily. Pengembangan Bahan Ajar Maharah Qira’ah Berbasis Karakter Di

Perguruan Tinggi. Jurnal An-Nabighoh Vol. 20, No. 01 th 2018.

Forum Komunikasi Pengembangan Profesi Pendidik Kota Surakarta, Dwija Utama,

Jurnal Pendidikan ISSN 1979-9098 Agustus 2008.

Haris, Iyan Nurdiyan. Model Pembelajaran Peer Teaching Dalam Pembelajaran

Pendidikan Jasmani. Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol 4 No. 1

Februari 2018.

Kusmayadi, Ismail. 2008. Think Smart Bahasa Indonesia (Bandung: Grafindo

Media Pratama)

Megawati, Erna. Penggunaan Model Pembelajaran Peer Teaching Dalam

Pengajaran Tenses Pada Mahasiswa Efl. Jurnal DEIKSIS Vol. 11 No. 01

Januari-April 2019.

Nurmiati dan Mantasiah. Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor

Sebaya (Peer-Teaching) Dalam Kemampuan Membaca Memahami Bahasa

Jerman Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa.

Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1

Maret 2017.

Prasetya, Danang Juli. Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Dasar

Dan Pengukuran Listrik Di Smk N Nusawungu,. journal UNY jurusan TI

Vol. 6, No. 4, Juli 2016.

Putri, Delia dan Elvina. 2019. Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar (Penerbit

Qiara Media, 2019)

Simamora, Roymond H.. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan

(Jakarta: EGC)