P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 268
PENGGUNAAN METODE PEER TEACHING DALAM
PEMBELAJARAN MAHARAH QIRO’AH PADA
SHOBAHULLUGHOH DI MSAA UIN MALANG
Farah Diana Manzilah, Fatimah Firdaus, Ananda Nova Saraswati
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak: Ma’had Sunan Ampel Al-‘Ali UIN Malang merupakan program bagi mahasantri baru guna membekali nilai spiritual serta kemampuan berbahasa. Selama satu tahun mahasantri ditargetkan mahir berbahasa Arab maupun bahasa Inggris. Kegiatan shobahullughoh merupakan wadah yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasantri dalam empat maharah bahasa Arab. Salah satunya adalah maharah qiro’ah. Namun, kemampuan mahasantri beragam dalam memahami teks berbahasa Arab. Kurangnya pemahaman dalam maharah qiro’ah seorang mahasantri ternyata berdampak pada motivasi belajarnya. Untuk meningkatkan motivasi belajar mahasantri dapat dilakukan dengan penggunaan metode peer teaching. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer berupa wawancara dan angket kepada mahasantri dan pihak terkait dan data sekunder berupa observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumenter. Sedangkan analisis data menggunakan analisis statistik sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab maharah qiro’ah dengan penggunaan metode peer teaching pada shobahullughoh di MSAA UIN Malang dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Arab mahasantri. Kata Kunci : Metode Peer Teaching, Maharah Qiro’ah, Pembelajaran Bahasa Arab.
Di zaman sekarang ini, pembelajaran bahasa Arab diperlukan untuk
membekali generasi bangsa dalam rangka menjadikan generasi individu yang
pandai dalam berargumen, berkomunikasi, berpikir logis, membaca dan menulis,
berpikir kreatif serta inovatif(Azhar Arsyad:2004, 20).
Hal ini disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa internasional
selain bahasa Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Selain itu, banyak
sumber literatur berbahasa Arab seperti kitab Turots dan juga kitab klasik yang
mengkaji tentang banyak hal di masa kini. Khususnya untuk umat Islam bisa
dijadikan rujukan terlebih dalam bidang agama.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.
mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Bahasa Arab menjadi
penting dipelajari untuk mengkaji Islam lebih dalam terutama dalam permasalahan
ibadah yang harus mengunakan bahasa Arab. Seperti sholat, mengaji dan lain
sebagainya.
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 269
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mempelajari
bahasa Asing, terutama bahasa Arab. Diantaranya adalah aspek internal si peserta
didik mengingat bahasa Arab bukanlah bahasa pertama yang dipelajari sehingga
banyak dibutuhkan usaha dan pemilihan metode yang sesuai.
Dalam mempelajari bahasa Arab ada berbagai macam metode yang
digunakan. Sayangnya, dalam proses pembelajaran bahasa asing tidak semua
metode cocok dan sesuai dengan peserta didik.
Mahasiswa baru UIN Malang mempunyai dua peran, yakni peran sebagai
mahasiswa dan juga mahasantri. Secara tidak langsung mereka mempunyai tiga
fokus bagian akademik, adalah kuliah reguler, PKPBA dan juga Ma’had Sunan
Ampel Al ‘Aly (MSAA). Maka bagi mahasiswa baru harus pandai mengatur dan
membagi waktunya dengan tepat dan cerdas.
Ma’had Sunan Ampel Al Aly (MSAA) merupakan program bagi mahasiswa
baru UIN Malang. Mahasiswa baru diwajibkan tinggal di MSAA selama satu tahun.
MSAA adalah asrama yang berbasis pesantren modern. Dalam sistemnya terdapat
pengajaran agama dan juga bahasa, yakni bahasa Arab dan Inggris. Pada pengajaran
bahasa terdapat program yang diadakan oleh divisi bahasa yang dinamakan
shobahullughoh. Kegiatan berdurasi satu jam dan dilaksanakan pada pagi hari
hingga jam 06.00 pagi. Shobahullughoh ini dibimbing dan dididik oleh musyrif/ah
yang akan mendampingi dalam proses belajar bahasa asing, khususnya bahasa
Arab.
Melihat dari penerapan pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab
terdapat beberapa kendala untuk mengajarkannya. Terutama kendala yang
berkaitan dengan metode yang efektif untuk mempelajari bahasa Arab. Hal itu
menjadi penghambat tersampaikannya pemahaman dari musyrif/ah kepada
mahasantri.
Beberapa kendala seperti banyaknya materi yang diajarkan, waktu belajar
yang berada di sela-sela rutinitas padat. Semua itu mengakibatkan kebingungan
yang bertumpuk-tumpuk sehingga mahasantri enggan mencari tahu kebingungan
yang mereka alami. Begitu seterusnya hingga pemahaman mereka terhadap bidang
kajian bahasa Arab menurun.
Jika dilihat dari segi metode dan strategi yang digunakan oleh musyrif/ah,
juga dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab, terlebih dalam maharah
qiro’ah. Ketika metode dan strategi yang digunakan kurang sesuai dengan objek
yang dikenai maka pembelajaran bahasa Arab tidak akan mencapai target secara
maksimal.
Selain hal-hal yang telah dipaparkan di atas, terdapat metode yang harus
digunakan musyrif/ah dalam menjalankan proses pembelajaran bahasa Arab.
Metode yang kurang tepat dapat mengakibatkan target pengajaran kurang maksimal
dan mahasantri pun tidak mendapatkan ilmu yang diberikan secara utuh. Metode
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 270
juga berpengaruh pada psikologi dan minat belajar pada seorang mahasantri. Maka
dari itu metode seorang guru pada mahasantri harus disesuaikan. Sehingga
mahasantri dapat terpacu untuk terus belajar bahasa Arab dengan semangat dan juga
dengan minat yang tinggi sehingga tidak ada kata bosan maupun lelah belajar
bahasa Arab.
Maka dari itu dapat diterapkan metode peer teaching guna meningkatkan
minat dan semangat mahasantri dalam belajar bahasa Arab. Dengan pendekatan
psikologi mahasantri melalui motivasi, musyrif/ah dan mahasantri dapat bekerja
sama dalam mencapai target yang telah direncanakan.
Penggunaan metode peer teaching diharapkan mampu meningkatkan minat
mahasantri dalam mempelajari bahasa Arab. Terutama dalam maharah qiro’ah
pada pemahaman teks berbahasa Arab. Berdasarkan penjelasan dan pemikiran di
atas maka peneliti berharap bahwa metode Peer Teaching pada pembelajaran
bahasa Arab dalam maharah qiro’ah mampu meningkatkan motivasi dan
pemahaman teks berbahasa Arab.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dalam proses
pengumpulan data, penelitian ini lebih banyak mendasarkan diri pada tealaah
naskah atau dokumen(Siti Bariroh Baried, dkk: 1994). Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket.
Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini berupa observasi.
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitin ini merupakan penelitian kualitatif, maka peneliti itu
sendiri merupakan instrumen kunci, baik dalam pengumpulan datanya maupun
analisis datanya (Aminuddin: 2002, 15-16). Sedangkan dalam proses pengumpulan
data, kajian ini lebih banyak mendasarkan diri pada telaah naskah atau
dokumentasi(Irawan Soehartono: 2008, 71).
Analisis Data
Data yang telah diperoleh melalui proses pengumpulan data dari sumber
data primer dan sekunder, selanjutnya dianalisis melalui interpretasi dengan
menggunakan analisis statistik sederhana.
PEMBAHASAN
Pertama, Ma’had Sunan Ampel Al-‘Ali UIN Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 271
Pendirian Ma’had Sunan Ampel al-Aly diperuntukkan bagi Mahasiswa UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang sejak masa kepemimpinan Prof. Dr. H. Imam
Suprayogo, yang ketika itu masih menjabat sebagai ketua STAIN Malang.Peletakan
batu pertama pendirian bangunan Ma’had dimulai pada Ahad Wage, 4 April 1999,
dihadiri para Kyai se Jawa Timur, khususnya dari Malang Raya. Dalam jangka
waktu satu tahun, 4 (empat) unit gedung yang terdiri dari 189 kamar (3 unit masing-
masing 50 kamar dan 1 unit 39 kamar) dan 5 (lima) rumah pengasuh serta 1 (satu)
rumah untuk mudir (direktur) Ma’had telah berhasil diselesaikan. (Tim penyusun
pedoman akademik mahasantri, 2018 :4).
Pada tanggal 26 Agustus 2000, Ma’had mulai dioperasikan, dengan
sejumlah 1041 Mahasantri, yang terdiri dari 483 Mahasantri putra dan 558
Mahasantri putri. Mereka semua terdaftar sebagai Mahasiswa baru dari semua
Fakultas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Pada tanggal 17 April 2001,
Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid hadir dan meresmikan penggunaan ke
empat hunian Ma’had, yang masing-masing diberi nama mabna (unit gedung) al-
Ghazali, mabna Ibn Rusyd, mabna Ibn Sina, mabna Ibn Khaldun.Selang beberapa
bulan kemudian, satu unit hunian berkapasitas 50 kamar untuk 300 orang santri
dapat dibangun dan diberi nama Al-FArabi yang diresmikan oleh Wakil Presiden
RI, Hamzah Haz yang didampingi oleh Wakil Presiden I Republik Sudan saat
meresmikan alih status STAIN Malang menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan
(Tim penyusun pedoman akademik mahasantri, 2018 :5).
Semua unit hunian ma’had tersebut sekarang dihuni khusus untuk
Mahasantri putra, sementara untuk Mahasantri putri sekarang menempati 4 (empat)
unit hunian baru yang dibangun sejak tahun 2006, 2 (dua) unit di antaranya bernama
mabna Ummu Salamah dan mabna Asma’ bint Abi Bakar, berkapasitas 64 kamar,
masing-masing untuk 640 orang, 1 (satu) unit bernama mabna Fatimah al Zahra
berkapasitas 60 kamar untuk 600 orang dan 1 (satu) unit bernama mabna Khadijah
al Kubra berkapsitas 48 kamar untuk 480 orang. Unit hunian untuk Mahasantri
putra dan untuk Mahasantri putri berada di lokasi terpisah dalam area kampus.Pada
tahun 2016, berdirilah Ma’had Kedokteran dengan nama mabna Ar-Razi yang
bertempat di Kampus II Kota Batu.
Melengkapi nuansa religius dan kultur religiusitas muslim Jawa Timur,
maka dibangunlah monumen (prasasti) yang sekaligus menggambarkan visi dan
misi Ma’had yang tertulis dalam bahasa Arab di depan pintu masuk area unit hunian
untuk santri putra.
Selanjutnya, untuk mengenang jasa dan historisitas ulama pejuang Islam di
Pulau Jawa, maka ditanamlah tanah yang diambil dari Wali Songo (Wali Sembilan:
simbol perjuangan para Ulama di Jawa) di sekeliling prasasti tersebut. Di samping
itu dimaksudkan untuk menanamkan nilai historis perjuangan para Ulama, sehingga
para Mahasantri selalu mengingat urgensi perjuangan atau jihad li i’laa kalimatillah.
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 272
Prasasti yang sama kemudian juga dibangun di depan pintu masuk area hunian
Mahasantri putri dan di depan kantor rektorat.
Sesuai dengan visi yang dimiliknya yaitu “Beraqidah, Berilmu, Beramal,
dan Berakhlaqul Karimah”, MSAA UIN Malang diharapkan mampu mencetak
generasi ulama’ yang intelek dan profesional serta berakhlakul karimah. Adapun
misi MSAA itu sendiri adalah 1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan
aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, dan keluasan ilmu. 2.
Menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur'an dan kajian kitab salaf. 3. Memberikan
keterampilan berbahasa Arab dan Inggris. 4. Melaksanakan bimbingan belajar
terpadu antara kegiatan ma'had dan Universitas. Adapun Progam kegiatan harian
di Pusat Ma’had Al-Jami’ah adalah Shabah al-Lughah (Language Morning) baik
bahasa Arab maupun bahasa Inggris, ta’lim Al-Qur’an, tashih Qira’ah Al-Qur’an,
ta’lim Afkar Al-Islamiyah, shalat berjamaah, kegiatan Ekstra Mabna UPKM (Unit
Kegiatan Kegiatan Ma’had: a. JDFI : Shalawat, Kaligrafi, Khitobah, qiroah, dan
MC, c. Halaqah Ilmiah. c. Jurnalistik El-Ma’rifah) dan lain sebagainya.Di dalam
ma’hadsetiap mahasantri didampingi oleh musyrifah pendamping dalam proses
belajar mahasantri selama berada di MSAA UIN Malang. Masing-masing
musyrifah di setiap mabna terbagi menjadi beberapa devisi, diantaranya adalah
devisi bahasa, devisi ta’lim, devisi K3O, devisi kesantrian serta devisi ubudiyah.
Kompetensi akademik ta’lim ma’hadi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
ta’lim alqur’an, ta’lim al afkar al islamiyah dan yang terakhir adalah ta’lim bahasa.
Dalam hal kebahasaan, ta’lim bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan bi’ah lughowiyah di ma’had. Ta’lim bahasa merupakan bentuk
kegiatan yang diformat untuk membekali kosa kata, baik Bahasa Arab maupun
Bahasa Inggris yang dilakukan setiap pagi setelah sholat subuh di masing-masing
mabna (Tim penyusun pedoman akademik mahasantri, 2018 :17).
Kedua, Metode Peer Teaching dan Maharah Qiro’ah
Metode Peer Teaching
Peer teaching dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tutor sebaya.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam jurnal Yopi Nisa Febianti, 2014: 81) Tutor
sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi
kebutuhan peserta didik yang merupakan pendekatan kooperatif. Rasa saling
menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Peserta didik yang terlibat tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga
belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah
dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan
kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami
apa yang dipelajari dengan cara bermakna. Penjelasan melalui tutor sebaya kepada
temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru.
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 273
Iyan Nurdiyan Haris (2018: 3) dalam jurnal ilmiahnya menyebutkan bahwa
terdapat tiga konsep dalam pembelajaran Peer Teaching. Pertama, model
pembelajaran ini biasanya tergantung kepada strategi yang digunakan siswa untuk
mengajar siswa lainnya. Model pembelajaran tersebut bisa dikatakan sebagai peer
teaching hanya jika proses pembelajaran tersebut telah direncanakan sebelumnya
serta mengikuti pendekatan berdasarkan contoh. Kedua, peer teaching berbeda
dengan belajar bersama. Agar bisa disebut sebagai peer teaching, siswa harus
diberikan tanggung jawab untuk materi pembelajaran yang biasanya diberikan oleh
guru. Harus ada gambaran yang jelas antara peran tutor (siswa yang mengajar)
dengan siswa yang diajar. Ketiga, jangan menyamakan peer teaching dengan
belajar kelompok dalam skala yang lebih kecil. Memang benar bahwa belajar
kelompok menekankan agar siswa mengajar siswa lainnya, namun berbeda dalam
hal perencanaannya.
Metzler (dalam jurnal ilmiah Iyan Nurdiyan Haris, 2018: 4) mengatakan bahwa
untuk menjadi tutor yang baik siswa harus mengetahui kunci dalam memperagakan sebuah
petunjuk gerakan dan memahami hubungan antara petunjuk yang diberikan dengan hasil
latihan yang diharapkan. Satu hal yang membuat peer teaching berbeda dengan belajar
bersama adalah adanya tingkatan dimana tutor dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi
guru. Perencanaan pelatihan yang baik bagi tutor harus berisi :
1. Penjelasan tujuan pembelajaran
2. Yang diharapakan dari tutor ( apa yang harus dan tidak harus dilakukan)
3. Pemberian tugas dan mengecek pemahaman
4. Cara membahas kesalahan dengan learner
5. Cara memuji yang baik
6. Cara memeriksa kemampuan dan penyelesaian tugas
7. Mengetahui kapan waktunya bertanya
Saminanto (dalam jurnal pendidikan Nurmiati dan Mantasiah, 2017: 57)
mengatakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan
metode tutor sebaya:
1. pilihlah materi dan bagi dalam sub-sub materi;
2. guru membentuk kelompok siswa secara heterogen sebanyak sub-sub materi.
Siswa yang pandai tersebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor
sebaya;
3. masing-masing kelompok mempelajari materi itu dengan dipandu siswa yang
pandai;
4. memberikan waktu yang cukup untuk persiapan baik di dalam kelas maupun
luar kelas;
5. setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan
tugas yang telah diberikan. Guru tetap sebagai narasumber;
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 274
6. memberikan kesimpula.
Lockspeiser (dalam jurnal DEIKSIS Erna Megawati, 2019: 41) menjelaskan
bahwa kunci pada model pemebelajaran peer teaching adalah elemen kesamaan
kognitif dan sosial. Yang dimaksud dengan kesamaan kognitif adalah terbangunnya
kesamaan intelektual dan proses pemikiran dari tutor dan pelajar. Keduanya
diyakini berpeluang mencapai tahap kesamaan kognitif lebih besar ketimbang
model konvensional. Pada model ini, para tutor dituntut untuk dapat meyampaikan
materi kompleks dengan cara yang dapat dipahami oleh peserta didik lainnya.
Menurut Anas (dalam jurnal pendidikan Nurmiati dan Mantasiah, 2017:57)
mengatakan tujuan tutor sebaya atau Peer-Teaching adalah:
1. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang
dimuat dalam tujuan pembelajaran;
2. meningkatkan kemampuan dan keterampilan atau hambatan agar mampu
membimbing diri sendiri;
3. meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan
menerapkannya pada masing-masing bahan pelajaran yang dipelajari.
Adapun kelebihan pembelajaran dengan tutor sebaya menurut Erna
Megawati dalam jurnal DEIKSIS (2019: 42) antara lain:
1. Siswa menjadi mandiri karena mereka bisa menentukan sendiri teknik
penyampain yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran.
2. Siswa menjadi tidak egois dan mempunyai rasa setia yang tinggi.
3. Siswa menjadi lebih leluasa karena bisa bertanya kepada temannya sendiri.
4. Bahan bisa lebih mudah diterima karena menggunakan dalam penyampaian
menggunakan bahasa yang mereka mengerti.
5. Siswa yang menjadi tutor mendapat keuntungan dengan mempunyai
pengalaman mengajar.
Menurut Suherman (dalam jurnal UNY Danang Juli Prasetya, 2016: 315)
”Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa
teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang
paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya”.
Keterampilan Membaca (Maharah Al-Qira’ah)
Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks yang mencakup dan
melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan
membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal lainnya. Membaca
merupakan kunci dari gudang ilmu. Keterampilan membaca menentukan hasil dari
penggalian ilmu itu (Ismail Kusmayadi, 2008: 24)
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 275
Menurut Wilson dan Gambrell, membaca adalah suatu proses yang
melibatkan penafsiran kode dan pemahaman. Keterampilan membaca adalah
keterampilan dalam memahami lambing-lambang bahasa berbentuk tulisan
sehingga diperoleh informasi, pesan, atau makna dari tulisan tersebut baik makna
tersurat ataupun tersirat (Delia Putri dkk, 2019: 4)
Laily Fitriani dalam jurnal An-nabighoh (2018, 13) mengatakan tujuan umum
dalam pembelajaran maharah al-Qiraah (keterampilan membaca) adalah untuk
meningkatkan pemahaman membaca bagi pembelajar, seperti menghubungkan ide-
ide bacaan dengan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sangat
bermanfaat untuk terus menumbuhkan pemikiran dan pengalamannya untuk selalu
optimis. Tujuan khusus dalam pembelajaran maharah al-Qiraah (keterampilan
membaca) untuk tingkatan lanjut adalah menumbuhkan kemampuan membaca
pada tingkatan unsur pemahaman bacaan secara benar dan cepat dan pengetahuan
kognitif peserta didik akan membantunya untuk membedakan antara ide-ide pokok
dan ide pendukung dan membaca kritis.
Ketiga, Pembelajaran Maharah Qiro’ah dengan Menggunakan Metode Peer
Teaching pada Shobahullughoh Di MSAA UIN Malang
Data hasil penilaian mahasantri ujicoba lapangan terhadap, penggunaan
metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul
Lughoh di MSAA UIN Malang.
Subyek uji coba lapangan ini sebanyak 20 mahasantri. Mahasantri tersebut
diminta tanggapannya mengenai penggunaan metode Peer Teaching dalam
pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang.
Mengingat keterbatasan waktu yang disediakan dan banyaknya mahasantri,
maka tidak seluruh mahasantri diikutsertakan. Untuk keperluan kegiatan ujicoba
ini, diambil sampel 20 mahasantri untuk memberikan tanggapan terhadap
penggunaan metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada
Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama
3 hari dengan durasi 135 menit dalam kegiatan shobahul Lughoh yang diadakan
oleh devisi bahasa setiap asrama.
Berikut ini hasil penilaian mahasantri uji coba lapangan terhadap
penggunaan metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada
Shobahul Lughoh:
NO
.
Daftar Pernyataan
Presentasi Penilaian
Jawaban
Jm
l
Jumla
h
Respo
n
Positif
Identifikas
i masukan SS S TS ST
S
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 276
1. Anda lebih
bersemangat dalam
pembelajaran bahasa
Arab ketika tutor
menggunakan
metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang.
75
%
25
%
- - 20 100% Sangat
Termotiva
si
2. Anda lebih cepat
mengerti pelajaran
bahasa Arab setelah
belajar
menggunakan
metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang.
20
%
75
%
5% - 20 95% Sangat
Setuju
3. Setelah tutor
menggunakan
metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang,
anda sangat senang
belajar bahasa Arab
45
%
35
%
20
%
- 20 80% Termotiva
si
4. Setelah belajar
menggunakan
metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
10
%
80
%
10
%
- 20 90% Sangat
Setuju
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 277
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang.
pengetahuan bahasa
Arab anda semakin
luas
5. Anda termotivasi
mempelajari bahasa
Arab setelah belajar
dengan metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang.
10
%
80
%
10
%
- 20 90% Sangat
Termotiva
si
6. Metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN
Malang.dapat
memotivasi anda
dalam belajar bahasa
Arab
15
%
65
%
20
%
- 20 80% Setuju
7. Metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN
Malang.sesuai
dengan psikologi
anda
25
%
60
%
15
%
- 20 85% Sangat
Termotiva
si
8. Metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
25
%
55
%
20
%
- 20 80% Setuju
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 278
pada
shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang
sesuai dengan
kebutuhan anda
dalam mempelajari
teks berbahasa Arab
9. Setelah belajar
menggunakan
metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang
anda mampu
memahami teks
bahasa Arab dengan
baik.
10
%
90
%
- - 20 100% Sangat
Termotiva
si
10. Setelah belajar
dengan metode peer
teaching dalam
pembelajaran
maharah qiro’ah
pada
Shobahullughoh Di
MSAA UIN Malang,
anda lebih cepat
memahami teks
berbahasa Arab
30
%
60
%
10
%
- 20 90% Sangat
Setuju
Penafsiran Nilai
Nilai Skala Penilaian Kriteria Penilaian
4
3
2
1
81 – 100 %
66 – 80 %
56 – 65 %
0 – 55 %
sangat termotivasi/setuju
termotivasi/setuju
kurang termotivasi/setuju
sangat kurang termotivasi/setuju
Analisis Data Hasil Penilaian Mahasiswa Ujicoba Lapangan Terhadap
Penggunaan Metode Peer Teaching dalam Pembelajaran Maharah Qiro’ah
pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 279
Berdasarkan pada data di atas, menunjukkan bahwa Penggunaan
Metode Peer Teaching dalam Pembelajaran Maharah Qiro’ah yang diuji
cobakan di lapangan secara keseluruhan memiliki dampak positif dalam
pembelajaran bahasa Arab.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan metode Peer Teaching
dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul Lughoh di MSAA UIN
Malang sudah efektif dan sangat membantu untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Arab mahasiswa. Keefektifan ini ditunjukkan oleh penilaian
mahasiswa pada uji coba lapangan sebagai berikut:
(a) 100% mahasantri lebih bersemangat dalam pembelajaran maharah qira’ah ketika
musyrif/ah menggunakan metode peer teaching
(b) 95% mahasantri lebih cepat mengerti maharah qira’ah setelah belajar
menggunakan metode peer teaching
(c) 80% mahasantri senang belajar maharah qira’ah setelah musyrif/ah menggunakan
metode peer teaching
(d) 90% pengetahuan bahasa Arab mahasantri semakin luas dalam pembelajaran
Maharah Qiro’ah setelah belajar dengan metode peer teaching
(e) 90% mahasantri sangat termotivasi belajar bahasa Arab dalam pembelajaran
Maharah Qiro’ah setelah belajar dengan metode peer teaching
(f) 80% metode peer teaching dalam Maharah Qiro’ah dapat memotivasi mahasantri
dalam belajar bahasa Arab
(g) 85% mahasantri sangat setuju bahwa metode peer teaching dalam Maharah
Qiro’ah sesuai dengan psikologi Anda
(h) 80% mahasantri setuju bahwa metode peer teaching dalam Maharah Qiro’ah
sesuai dengan kebutuhannya dalam mempelajari bahasa Arab
(i) 100% mahasantri mampu memahami teks berbahasa Arab dalam Maharah Qiro’ah
setelah belajar bahasa Arab dengan metode peer teaching
(j) 90% mahasantri lebih cepat memahami teks berbahasa Arab dalam Maharah
Qiro’ah setelah belajar bahasa Arab dengan pendekatan ESQ menurut Ary
Ginanjar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan
metode Peer Teaching dalam pembelajaran Maharah Qiro’ah pada Shobahul
Lughoh, maka mahasantri termotivasi untuk meningkatkan belajar teks berbahasa
Arab (Maharah Qiro’ah).
Hasil wawancara musyrif/ah Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly tentang kegiatan
pembelajaran bahasa Arab dalam Shobahullughoh
Pengajaran bahasa Arab pada shobahullughoh telah berorientasi pada empat keterampilan berbahasa. Yaitu meliputi keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Dimana antara satu keterampilan dengan keterampilan yang
lain itu sangat berkaitan. Hal ini terlihat pada silabus shobahullughoh itu sendiri.
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 280
Namun dalam prakteknya kembali pada musyrif/ah yang mengajar pada saat itu. Terkadang, ada musyrif/ah yang mampu mempraktekkan keempat-empatnya
dengan baik. Ada juga yang belum sempurna mempraktekkan keempat keterampilan berbahasa tersebut dengan maksimal. Karena hal itu didasari oleh
berbagai kendala, baik dari musyrif/ah yang belum terlalu menguasai kelas maupun dari mahasantri itu sendiri.
Tidak menutup kemungkinan dalam shobahullughoh pun para mahasantri mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab. Diantaranya latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Karena tidak semua dari mereka berasal
dari pondok pesantren yang pernah belajar bahasa Arab. Kebanyakan dari mereka juga lulusan dari SMA yang belum mengenal bahasa Arab sama sekali. Sehingga
mereka menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang rumit dan sulit dipahami. Selain itu kondisi mereka yang masih mengantuk pada pagi hari setelah sholat subuh membuat mereka malas dan tidak bersemangat.
Pengajaran bahasa Arab pada kegiatan shobahullughoh di MSAA UIN Malang
ini berbeda-beda. Sebagian berjalan dengan lancar dan sebagian yang lain belum berjalan secara maksimal. Pada kelas tingkatan Al ‘Ali mempelajari bahasa Arab adalah suatu hal yang sudah biasa karena mereka sudah memiliki bekal pemahaman
yang cukup. Sedangkan untuk kelas wustho dan asasi terdapat beberapa kendala. Beberapa kendala yang dialami oleh musyrif/ah ketika menyampaikan materi saat
kegiatan pembelajaran bahasa Arab adalah seperti kurangnya penguasaan materi yang disampaikan dari musyrif/ah ke mahasantri. Durasi waktu yang lumayan singkat yakni mulai dari setelah jamaah salat subuh hingga pukul 06.00, selain
singkat terdapat mahasantri yang masih mengantuk sehingga ketika proses pembelajara berlangsung tidak fokus dan kurang bersemangat dalam mengikuti
shobahullughoh. Disamping itu musyrif/ah juga dituntut untuk dapat menghidupkan suasana agar mahasantri bersemangat dan tergerak dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab saat shobahullughoh sedangkan tidak semua musyrif/ah
bisa membuat mahasantri demikian. Metode peer teaching yang kami ketahui adalah suatu metode inovasi
pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab yang harus dipelajari khususnya bagi para pendidik .Karena seperti yang kami ketahui keadaan psikologis seorang peserta didik amatlah beragam sehingga perlu adanya suatu sentuhan baru, inovasi
baru dalam suatu pembelajaran bahasa Arab terutama dalam maharah qiro’ah agar tidak bosan ketika mengikuti kegiatan di shobahul lughoh. Dalam praktek di
lapangan, dapat kami amati para musyrifah yang menggunakan metode peer teaching pada saat kegiatan shobahul lughoh belangsung, mereka dapat menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif. Kemampuan pemahaman
mahasantri terhadap teks berbahasa Arab pun menjadi lebih baik. Mahasantri menjadi lebih mengikuti alur pembelajaran bahasa Arab dalam shobahullughoh dan
lebih bersemangat dengan adanya metode baru yang digunakan.
Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang “metode
Peer Teaching” dan relevansinya terhadap pembelajaran bahasa Arab khususnya
pada Maharah Qiro’ah dalam Shobahullughoh di Ma’had Sunan Ampel al ‘Aly
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 281
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : 1. Konsep “Metode Peer Teaching” dan Maharah Qiro’ah
Peer teaching adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri yang mana peserta didik mampu mengajar peserta didik
lainnya. Terdapat tiga konsep dalam pembelajaran Peer Teaching yang harus
selalu diingat yaitu model pembelajaran ini biasanya tergantung kepada strategi
yang digunakan siswa untuk mengajar siswa lainnya dan proses pembelajaran
tersebut telah direncanakan sebelumnya serta mengikuti pendekatan
berdasarkan contoh. Kedua, peer teaching berbeda dengan belajar bersama.
Dalam metode ini siswa yang menjadi tutor harus diberikan tanggung jawab
untuk materi pembelajaran yang biasanya diberikan oleh guru. Harus ada
gambaran yang jelas antara peran tutor (siswa yang mengajar) dengan siswa
yang diajar. Ketiga, jangan menyamakan peer teaching dengan belajar
kelompok dalam skala yang lebih kecil karena dalam perencanaannya berbeda.
Adapun keterampilan membaca adalah keterampilan dalam memahami
lambang-lambang bahasa berbentuk tulisan sehingga diperoleh informasi,
pesan, atau makna dari tulisan tersebut baik makna tersurat ataupun tersirat.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman membaca bagi pembaca
seperti menghubungkan ide-ide bacaan dengan pengalaman yang dimiliki oleh
peserta didik.
2. Relevansi penerapan metode Peer Teaching terhadap pembelajaran bahasa
Arab khususnya pada Maharah Qiro’ah dalam Shobahul Lughoh
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab di shobahul Lughoh sangat diperlukan penerapan metode Peer Teaching, karena psikologis mahasantri juga
mempengaruhi pola belajar yang diterapkan . Dampak positif yang kita dapatkan setelah penerapan metode Peer Teaching di lapangan beserta hasil observasi antara
lain mahasantri menjadi lebih mengikuti alur pembelajaran bahasa Arab dalam Shobahul Lughoh dan bersemangat dengan adanya metode yang diberikan. Mereka juga akan lebih percaya diri untuk show up dalam proses pembelajaran serta tidak
merasakan canggung dengan keterbatasan ilmu yang baru mereka miliki.
Saran
Pembelajaan bahasa Arab memiliki banyak tujuan. Di antara beberapa tujuannya adalah agar peserta didik berwawasan luas mengingat bahasa Arab
adalah bahasa internasional dan banyak literatur berbahasa Arab. Sedangkan untuk mempelajari bahasa Arab terdapat banyak metode, strategi, dan pendekatan yang
beragam. Agar target pembelajaran bahasa bisa tercapai dengan maksimal maka diperlukan pendekatan yang sesuai dengan peserta didik.
Salah satu metode yang dapat digunakan pendidik adalah metode Peer
Teaching untuk menumbuhkan semangat dan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar bahasa Arab. Semakin semangat dan termotivasi, akan tumbuh dalam diri peserta didik kesadaran dan dorongan untuk belajar bahasa Arab tanpa paksaan.
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 282
DAFTAR PUSTAKA
Febianti, Yopi Nisa. Peer Teaching (Tutor Sebaya) Sebagai Metode Pembelajaran
Untuk Melatih Siswa Mengajar. Jurnal Edunomic Volume 2 No. 2 Tahun
2014.
Fitriani, Laily. Pengembangan Bahan Ajar Maharah Qira’ah Berbasis Karakter Di
Perguruan Tinggi. Jurnal An-Nabighoh Vol. 20, No. 01 th 2018.
Forum Komunikasi Pengembangan Profesi Pendidik Kota Surakarta, Dwija Utama,
Jurnal Pendidikan ISSN 1979-9098 Agustus 2008.
Haris, Iyan Nurdiyan. Model Pembelajaran Peer Teaching Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol 4 No. 1
Februari 2018.
Kusmayadi, Ismail. 2008. Think Smart Bahasa Indonesia (Bandung: Grafindo
Media Pratama)
Megawati, Erna. Penggunaan Model Pembelajaran Peer Teaching Dalam
Pengajaran Tenses Pada Mahasiswa Efl. Jurnal DEIKSIS Vol. 11 No. 01
Januari-April 2019.
Nurmiati dan Mantasiah. Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya (Peer-Teaching) Dalam Kemampuan Membaca Memahami Bahasa
Jerman Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa.
Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1
Maret 2017.
Prasetya, Danang Juli. Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Dasar
Dan Pengukuran Listrik Di Smk N Nusawungu,. journal UNY jurusan TI
Vol. 6, No. 4, Juli 2016.
Putri, Delia dan Elvina. 2019. Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar (Penerbit
Qiara Media, 2019)
Simamora, Roymond H.. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan
(Jakarta: EGC)
Top Related