PENDEKATAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN NAHWU DAN ...
Transcript of PENDEKATAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN NAHWU DAN ...
PENDEKATAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN
NAHWU DAN SHOROF DENGAN METODE AL-MIFTAH LIL’ULUM
(Studi Kasus Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu
Al-Um Bogor)
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)
Oleh:
Siti Muzdalifah
NIM. 15311630
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019 M/ 1440 H
PENDEKATAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN
NAHWU DAN SHOROF DENGAN METODE AL-MIFTAH LIL’ULUM
(Studi Kasus Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu
Al-Um Bogor)
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)
Oleh:
Siti Muzdalifah
NIM. 15311630
Pembimbing:
Dr. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman, MA.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019 M/ 1440 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pendekatan Peer Teaching dalam Pembelajaran
Nahwu dan Shorof dengan Metode Al Miftah Lil’ulum (Studi Kasus
Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu)” yang
disusun oleh Siti Muzdalifah dengan Nomor Induk Mahasiswa 15311630
telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing
telah memenuhi syarat ilmiah untuk diajukan pada sidang munaqasyah.
Jakarta, Agustus 2019
Pembimbing
Dr. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman, M.A.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pendekatan Peer Teaching dalam Pembelajaran
Nahwu dan Shorof dengan Metode Al Miftah Lil‟ulum (Studi Kasus Kelas
VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu)” oleh Siti Muzdalifah
dengan NIM 15311630 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada Agustus 2019. Skripsi
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Jakarta, Agustus 2019
Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
Dr. Esi Hairani, M. Pd.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekertaris
Dr. Esi Hairani, M.Pd. Reksiana, MA, Pd
Penguji I Penguji II
Reksiana, MA, Pd Aditiya Warman, M.Pd
Pembimbing
Dr. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman, M.A.
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Muzdalifah
NIM : 15311630
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 20 Januari 1998
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pendekatan Peer Teaching dalam
Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al Miftah Lil‟ulum (Studi
Kasus Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu)” adalah
benar-benar asli karya saya sendiri kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Agustus 2019
Siti Muzdalifah
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi IIQ, transliterasi Arab-Latin
mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ة
„ : ع t : ث
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ز
w : و z : ش
h : ي s : س
‟ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
v
2. Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fathah : a أ : â ي… : ai
Kasrah : i ي : î و… : au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : المديىت al-Baqarah : البقسي
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
asy-syams : الشمس ar-rajul : السجل
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambing
( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Inna al-ladzîna : إن الري ه Âmannâ billâhi : أمىب ببلل
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na‟at). Maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
vi
al-Af‟idah : الأف ئدة
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah : عبملت وبصيت
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan
lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri diawali dengan
kata sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama
diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Ali Hasan al-„Âridh, al-
Asqallânî. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an,
Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
vii
MOTTO
لا تاختاقر مان دوناكا فالكل شائ مازية
“Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu,
karena setiap sesuatu memiliki kelebihan”
viii
حمناللبســــــــــــــــــم حيمالر الر
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih
diperkenankan untuk hidup dalam keridhoan-Nya sampai saat ini. Dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul judul “Pendekatan Peer Teaching dalam Pembelajaran Nahwu dan
Shorof dengan Metode Al Miftah Lil Ulum (Studi Kasus Kelas VIII MTs di
Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu).”
Selawat dan salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. karena atas perjuangan beliaulah kita dapat merasakan
kehidupan yang lebih bermartabat dengan kemajuan ilmu yang didasarkan
pada Iman dan Islam. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir
nanti. Aamiin.
Dengan penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, selaku rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
3. Bapak Dr. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman, MA selaku
pembimbing penulis. Terimakasih atas waktu, diskusi dan arahan
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
4. Ibu Reksiana, M.Pd selaku Kaprodi Tarbiyah Institut Ilmu Al-
Qur‟an
5. Segenap dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah
banyak memberikan Ilmunya.
6. Kedua orang tuaku yaitu Bapak Bahrum Zaman dan Ibu II
Muzayyanah yang telah memberikan kasih sayang dan do‟a yang
tak pernah henti dan segenap pengorbanan yang tak mengharap
balasan.
7. Kepada Pimpinan Pondok, Guru dan Santri di Pondok Pesantren
Salafiyyah Terpadu Al-Um yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian ini.
8. Kakak-kakakku tersayang Siti Bariah, Tatun Chaeratun, Nia
Nuroniah, Nurul Maftuhah, Ina Humainah, Siti Habibah, Siti
Zulfah, Siti Wardah, dan Abdullah Ardan yang selalu
memberikan semangat kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
9. Calon suamiku H. Muhammad Yudistira S.Pd yang telah
memberikan semangat, motivasi serta membantu penulis ketika
menghadapi kesulitan dalam proses pembuatan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Dzawata Afnan Roslina, Hanifah, Qomariah,
Rahayu, Rohmatin, Imroatus, Qoriatus, Kartika, Ayu, Fatihah,
dan Nuzul. Penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan untaian
doa sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini. Serta terimakasih atas persaudaraan yang terjalin
selama ini, semoga kita bertemu sampai Jannah-Nya.
11. Dan untuk teman-teman seperjuanganku angkatan 2015 yang
tidak dapat disebutkan satu persatu di IIQ Jakarta. Semoga
pertemanan kita tetap terjalin sampai nanti.
x
Penulis menyadari bahwa meskipun ini merupakan hasil kerja keras
dan upaya maksimal, namun sebagai manusia biasa tentu masih banyak
ditemukan kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini, sekaligus membuka
peluang bagi pembaca untuk mengkritik dan mengkoreksi kelemahan dan
kekurangan tersebut, terutama bagi mereka yang menekuni bidang
pendidikan Al-Qur‟an. Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis
tercatat sebagai amal shalihah yang diterima oleh Allah SWT. Akhirnya
penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk
penulis umumnya untuk pembaca. Tak lupa, permohonan maaf kepada
semua pihak atas segala kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja
oleh penulis.
Jakarta, 1 Agustus 2019
Siti Muzdalifah
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. I
LEMBAR PENGESAHAN........................................................ Ii
PERNYATAAN PENULIS…………........................................ Iii
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................ Iv
MOTTO....................................................................................... Vii
KATA PENGANTAR………………………………………… viii
DAFTAR ISI…………………………………………………... Xi
ABSTRAK……………………………………………………... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................
B. Identifikasi Masalah........................................................
C. Pembatasan Masalah.......................................................
D. Perumusan Masalah........................................................
1
7
7
8
E. Tujuan Penelitian............................................................
F. Manfaat Penelitian..........................................................
8
8
G. Tinjauan Pustaka.............................................................
H. Metode Penelitian............................................................
I. Sistematika Penulisan......................................................
9
12
13
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Pendekatan dan Tutor Sebaya (Peer Teaching)
1. Pengertian Pendekatan dan Tutor Sebaya (Peer
Teaching).................................................................... 15
2. Prinsip-prinsip Metode Tutor Sebaya........................ 20
3. Kriteria dan Manfaat Tutor Sebaya........................... 23
4. Langkah-langkah Metode Tutor Sebaya................... 24
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya.... 25
B. Metode Pendidikan
1. Pengertian Metode…………….................................
26
2. Metode dalam Pendidikan Islam………................... 31
3. Metode Pengajaran di Pesantren............................... 35
xii
C. Metode Al-Miftah Lil‟ulum sebagai Penunjang Belajar
Nahwu dan Shorof.
1. Metode Al-Miftah Lil‟ulum.......................................
39
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Miftah
Lil‟ulum…..................................................................
41
3. Pengertian Nahwu dan Shorof…................................ 43
4. Mengaplikasikan Nahwu dan Shorof dengan Kitab
Kuning……...............................................................
46
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................... 51
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian....................................... 51
C. Sumber Data...................................................................... 53
D. Teknik Pengumpulan Data................................................ 54
E. Populasi dan Sampel......................................................... 58
F. Teknik Analisis Data......................................................... 60
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu
Al-Um Bogor....................................................................
1. Sejarah berdirinya PPST Al-Um…….........................
63
63
2. Visi Misi, Tujuan dan Fungsi PPST Al-Um................ 67
3. Struktur Organisasi PPST Al-Um................................ 69
4. Sarana Prasarana PPST Al-Um……............................ 70
5. Keadaan Pendidik dan Kependidikan.......................... 71
B. Proses Pelaksanaan Peer Teaching Belajar Nahwu dan
Shorof dengan Metode Al-Miftah Lil‟ulum.....................
73
C. Pengaruh Metode Al-Miftah Lil‟ulum dalam Pembelajaran
Nahwu dan Shorof di PPST Al-
Um…….............................................................................
82
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................... 89
B. Saran .............................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA................................................................. 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Siti Muzdalifah, NIM. 15311603. Judul Skripsi: “Pendekatan Peer
Teaching dalam Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al-
Miftah Lil’ulum (Studi Kasus Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren
Salafiyyah Terpadu Al-Um Bogor).” Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Tahun
2019.
Latar belakang masalah penelitian ini adalah banyaknya para santri yang
belum memahami ilmu nahwu dan shorof sehingga menyebabkan para santri
cenderung bermalas-malasan mengikuti pelajaran di pesantren. Salah satu
penyebabnya adalah strategi yang digunakan dalam pembelajaran nahwu dan
shorof tidak dapat mengembangkan semangat para santri dalam mempelajari
ilmu nahwu dan shorof. Dari fenomena tersebut, dibutuhkan strategi dan
metode yang tepat untuk memahami nahwu shorof, yaitu dengan strategi
peer teaching dan metode Al-Miftah Lil‟ulum. Dalam hal ini penulis
merumuskan masalah yaitu Bagaimana Strategi Peer Teaching Agar Mudah
Belajar Nahwu dan Shorof di Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um
dan Apa pengaruh metode Al Miftah Lil‟ulum dalam proses pembelajaran
nahwu dan shorof di Pondok Pesantren salafiyah Terpadu Al-Um. Adapun
metode pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Data dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Hasil yang
dicapai dari strategi peer teaching dalam pembelajaran nahwu dan shorof
membuat para santri lebih aktif serta dengan adanya metode Al-Miftah
Lil‟ulum membantu dalam proses pengembangkan para santri memahami
kitab berbahasa Arab di pesantren.
Kata Kunci: Peer Teaching, Nahwu Shorof, Al-Miftah Lil’ulum
xiv
ABSTRACT
Siti Muzdalifah, NIM. 15311630. Thesis Title: “Peer Teaching Approach
to Easily Learn Nahwu and Shorof with Al-Miftah Lil’ulum Method
(Case Study of Class VIII Middle School in Al-Um Integrated
Salafiyyah Islamic Boarding School in Bogor).” Islam Education
Departemen, Faculty of Tarbiyah, Institute of Quranic Studies Jakarta
(IIQ), 2019.
The background of the problem of this research is that there are many santri
who do not understand the science of nahwu and shorof, causing the santris
to be lazy to take lessons in the pesantren. One of the reasons is the strategy
used in nahwu learning ang the shorof cannot develop the enthusiasm of the
santri in learning nahwu and shorof. From these phenomena, the right
strategies and methods are needed to understand the nature of shorof, namely
the peer teaching strategy and the Al-Miftah Lil‟ulum method. In the case the
author formulates a problem, namely how is the peer teaching strategy to
easily learn nahwu and shorof at the Al-Um integrated salafiyyah Islamic
boarding school and what is the influence of the Al-Miftah Lil‟ulum method
in the learning process of nahwu and shorof at Al-um integrated salafiyyah
Islamic boarding school. The data collection method uses interview,
observation, and documentation techniques. Data were analyzed by
qualitative descriptive. The results achieved from the peer teaching strategy
in nahwu learning and shorof made the students more active and with the Al-
Miftah Lil‟ulum method helped in the process of developing the santri to
understand Arabic books in boarding schools.
Keywords: Peer Teaching, Nahwu Shorof, Al-Miftah Lil’ulum
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan dan
penyempurnaan terhadap semua kemampuan potensi manusia.
Adanya pendidikan sebagai bentuk ikhtiar setiap manusia untuk
mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan
kebudayaan yang ada pada masyarakat. Dengan begitu, pentingnya
pendidikan dalam kehidupan manusia yakni sebagai penunjang cita-
cita dan terwujudnya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang
berkualitas merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap
Negara, maka itu sejalan dengan tujuan Negara Indonesia yang
tertuang dalam pasal 28 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi:
“Bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, bahkan mendapatkan pendidikan
dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan umat manusia”. Pada UUD 1945 dapat diketahui
bahwa pendidikan tidak hanya untuk penunjang dalam mencerdaskan
anak bangsa akan tetapi pendidikan merupakan syarat mutlak dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bagi masyarakat Islam, mengkaji dan mengembangkan
pendidikan Islam untuk melahirkan manusia-manusia unggul (insan
kamil) dengan berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan Sunah
merupakan suatu bentuk kemutlakan, baik pada ranah teoritis
maupun amplikatif. Artinya, Al-Qur`an dan Sunah merupakan nilai
formatif yang harus dijadikan kerangka yang bermuara pada
2
pandangan hidup, sikap hidup, dan tujuan hidup.1 Dalam agama
Islam, Bahasa Arab merupakan kunci pokok untuk pembuka ilmu
pengetahuan, sebagaimana kita ketahui bahwa kitab suci umat Islam
diturunkan dalam berbahasa Arab. Adapun firman Allah Swt. dalam
Q.S. Yusuf [12]:02
“Sesungguhnya kami menurunkan berupa Al-Qur`an dengan
bahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Q.S. Yusuf [12]: 02).
Dalam sejarah pendidikan Islam di Nusantara, ada salah satu
yang menjadi tujuan pendidikan para pelajar Islam yaitu pesantren.
Pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
pendidikan Islam. Pada dasarnya peranan pesantren adalah sebagai
salah satu lembaga yang memiliki visi dan tujuan untuk mencetak
generasi muda Islam agar memahami dan menguasai ilmu-ilmu
agama (tafaqquh fi al-din) secara mendalam. Pesantren juga
merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengembangan
masyarakat, lembaga yang mandiri dan indigenous culture yang
berakar di masyarakat.2
Jika disandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan yang
muncul di Indonesia, maka menurut para sejarawan pesantren
merupakan produk budaya Indonesia yang indigenous dan dianggap
sebagai pendidikan yang tertua di Indonesia. Dianggap yang tertua
karena pendidikan pesantren berbasis kepada masyarakat yang sudah
1Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam: fakta Teoretis dan aplikatif, (Jakarta: Amzah,
2013), hlm. 1 2 M.Dian Nafi, Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yogyakarta: PT LKis Pelangi
Aksara, 2007), hlm. iiv
3
berdiri sejak muncul masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-
13.3
Pesantren memiliki kekhususan tertentu dalam membekali
para santrinya. Ada yang mengkhususkan dengan pengkajian kitab-
kitab kuning tanpa ada penekanan ilmu-ilmu umum yang kemudian
diistilahkan dengan ma‟had salafi (pesantren tradisional). Sedangkan
ma‟had ashry (pesantren modern) membekali para santrinya dengan
memadukan pelajaran kitab-kitab kuning dan ilmu-ilmu umum.
Adapula pesantren yang mengkhususkan diri dengan kajian Al-
Qur‟an dan mewajibkan santrinya untuk menghafal Al-Qur‟an.
Dalam dunia pesantren, posisi kitab kuning sangat strategis
karena kitab kuning dijadikan thex book, references, dan kurikulum
dalam sistem pendidikan pesantren. Selain sebagai pedoman bagi tata
cara keberagamaan, kitab kuning juga difungsikan oleh kalangan
pesantren sebagai referensi universal dalam menyikapin segala
tantangan kehidupan.4
Di abad pertengahan, banyak ilmuwan dan cendikiawan
muslim telah menyusun berbagai metode yang sangat baik. Metode
disusun agar para siswa dapat memahami dan menyerap ilmu
pengetahuan yang diajarkan di madrasah-madrasah dengan mudah.5
Banyaknya metode yang diciptakan, maka seorang guru dituntut
3 M. Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka,
2005), hlm. 1
4 Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikutural di Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 185
5 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam: fakta Teoretis dan aplikatif, (Jakarta: Amzah,
2013), hlm. 139
4
harus bisa selektif dalam memilih metode yang tepat untuk
digunakan dalam menyampaikan materi.
Tantangan bagi seorang guru untuk dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran adalah hal yang sangat ditekankan, salah
satunya adalah pembelajaran aktif yang mengutamakan kerjasama
antar siswa, adanya keterlibatan antara guru dan siswa dan interaksi.
Inetraksi tersebut diharapkan siswalah yang paling aktif bukan guru.6
Jadi seorang guru hanyalah motivator dan fasilitator dalam proses
pembelajaran serta didukung dengan metode pembelajaran yang
sesuai, seperti metode pembelajaran peer teaching.
Metode tutor teman sebaya merupakan wahana penemuan dan
pengembangan konsep. Di dalam proses pembelajaran terjadi
interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sehingga terjadinya
sikap meneliti, kreatif, tekun, kerjasama, kritis, tenggang rasa,
objektif, bertanggung jawab, jujur, disiplin, dan original.7
Metode pembelajaran kitab kuning yang tradisional biasanya
hanya berpacu kepada metode bandongan atau sorogan, dan
kebanyakan santri dipesantren belajar secara otodidak dengan
mengembangkan sendiri apa yang telah didapat dari gurunya,
sehingga proses mahir dan lancar membaca kitab memakan waktu
6 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001),
hlm. 172-173
7 Maman Ahdiyat, Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Pengolahan Data, Jurnal Formatif 4 (1), Tangerang: Universitas
Indraprasta PGRI, 2014, hlm. 76
5
lama, disamping mereka harus belajar kitab tentang nahwu dan
shorrof sebagai kunci untuk memahami kitab kuning. Seperti yang
dijelaskan dalam kitab nadzhom Imritihi.
أولا أن ي علما # إذالكلم دونه لن ي فهما والنحو أول Artinya: Nahwu merupakan hal yang pertama kali untuk
dipelajari agar pembicaraan mudah dipahami.
Oleh karena itu, apabila berbicara bahasa Arab tanpa
menggunakan nahwu tidak dapat dipahami dan tidak akan ada
manfaatnya. Sebab nahwu dan shorrof merupakan kunci awal untuk
menguasai kitab kuning, bahkan ada pepatah bahwa nahwu adalah
ibunya dan shorrof adalah bapaknya.
Adapun permasalahannya, banyak santri utamanya para santri
baru merasa kesulitan untuk mempelajari nahwu dan shorrof,
sehingga menyebabkan para santri baru ataupun santri yang belum
paham nahwu dan shorrof tidak aktif dalam mengikuti pelajaran di
pesantren dan cenderung bermalas-malasan, disebabkan sulit dalam
memahami pelajaran nahwu dan shorrof tersebut. Sedangkan ilmu
nahwu dan shorrof merupakan kunci awal unruk bisa membaca kitab
kuning.
Dari beberapa problematika yang telah dijelaskan di atas
tentang kesulitan dalam memahami kitab kuning maka dibutuhkan
sebuah metode yang praktis untuk memahami dan mempelajari kitab
kuning yaitu salah satunya metode Al-Miftah Lil‟ulum. Metode Al-
Miftah Lil‟ulum adalah salah satu solusi yang digunakan dalam
memahami dan mempelajari nahwu dan shorof. Metode ini
merupakan metode praktis dalam membantu kelancaran mempelajari
nahwu dan shorof sehingga metode ini dapat memudahkan para santri
dalam mempelajari kitab-kitab berbahasa Arab di pesantren.
6
Metode pengajaran Al-Miftah Lil‟ulum sebagai model, strategi
dan pendekatan pembelajaran dengan khusus dirancang,
dikembangkan dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru
dituntut mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um adalah salah satu
pesantren yang mempertahankan system Salafiyah (klasik) dan
memadukan sistem pesantren modern dan tahfidz Al-Qur`an yang
ada di kota Bogor. Pesantren ini menekankan pada penguasaan dalam
membaca, menghafal dan memahami Al-Qur`an, Al-Hadits serta
kitab-kitab klasik dan modern. Melalui pengembangan pendidikan
tersebut, Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memperdayakan kader
perjuangan muslim yang berwawasan luas.
Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um merupakan
pesantren salafi modern yang menggunakan metode Al-Miftah
Lil‟ulum dalam memahami dan mempelajari nahwu dan shorof
bertujuan untuk memudahkan para santri dalam membaca kitab-kitab
berbahasa Arab. Peneliti memilih Pondok Pesantren Salafiyah
Terpadu Al-Um karena pesantren tersebut mempunyai system
pembelajaran nahwu dan shorof yang unik, di pesantren tersebut yang
menjadi guru untuk belajar nahwu dan shorof ialah teman sebayanya
sendiri. Adanya penyaringan kader pada setiap tahun dengan program
enam bulan untuk menjadi guru nahwu dan shorof menggunakan
metode Al-Miftah Lil‟ulum para santri yang mampu, dapat menjadi
tutor teman sebayanya. Dan terbukti bahwa dalam jangka waktu
enam bulan santri mampu memberikan prestasi dalam hasil
belajarnya. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
7
Pendekatan Peer Teachinng dalam Pembelajaran Nahwu dan Shorof
dengan Metode Al-Miftah Lil‟ulum di Pondok Pesantren Salafiyah
Terpadu Al-Um Bogor.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pendekatan Peer
Teaching dalam Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al-
Miftah Lil Ulum”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka memperoleh identifikasi masalah, yaitu:
1. Adanya tingkat kemampuan teman sebaya dalam memberikan
pemahaman nahwu dan shorof.
2. Diketahui bahwa metode Al Miftah Lil‟ulum menjadi pedoman
nahwu dan shorof para santri.
3. Strategi penyampaian teman sebaya bermanfaat dalam proses
pembelajaran nahwu dan shorof.
4. Diyakini banyaknya peningkatan metode Al Miftah Lil‟ulum
dalam prestasi belajar santri.
C. Pembatasan Penelitian
Untuk mempermudah dalam menganalisis penelitian, maka
penelitian ini difokuskan pada “Pendekatan Peer Teaching dalam
Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al Miftah
Lil‟ulum”.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
menjadi:
1. Bagaimana Pendekatan Peer Teaching dalam Pembelajaran
Nahwu dan Shorof di Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-
Um?
2. Bagaimana hasil evaluasi metode Al Miftah Lil‟ulum dalam
proses pembelajaran nahwu dan shorof di Pondok Pesantren
salafiyah Terpadu Al-Um?
E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan diatas maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pendekatan peer teaching dalam
pembelajaran nahwu dan shorof di PPST Al-Um
2. Untuk mengetahui hasil evaulasi metode Al Miftah Lil‟ulum
dalam proses pembelajaran nahwu dan shorof di PPST Al-Um.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan khazanah pendidikan serta praktek
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang studi
pendidikan agama Islam.
9
2. Secara praktis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
metode Al-Miftah Lil Ulum sebagai metode praktis dalam
mempelajari nahwu dan shorof.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah kajian literatur yang relevan dengan
pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan
memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.8
Dalam berbagai literatur yang penulis telah baca, adapun bahan-
bahan bacaan telaah penulis, antara lain:
1. Penelitian Nur Afifah, mahasiswa Ilmu Pendidikan, fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2017.
Berjudul “Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Anak Berkesulitan
Belajar kelas III A SD Negeri Kepahitan Surakarta”. Dalam
skripsinya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika anak berkesulitan belajar melalui strategi
pembelajaran tutor sebaya. Dan menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif.
Adapun hasil skripsinya menunjukkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran matematika pokok
bahasan pecahan sederhana dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada anak berkesulitan belajar. Berbeda dengan
penelitian Nur Afifah lebih menitikberatkan kepada hasil belajar
matematika dengan menggunakan startegi pembelajaran tutor
8 Huzaemah T. Yanggo, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi,
(Jakarta: IIQ Press, 2017), hlm. 13
10
sebaya. Sedangkan skripsi yang penulis susun menitikberatkan
kepada cara mudah belajar nahwu dan shorof.
2. Penelitian Karima Nabila Fajri, mahasiswa Pendidikan Agama
Islam, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2017. Berjudul
“Efektivitas Penggunaan Metode Tutor Sebaya (Peer
Teaching) dalam Meningkatkan Ketuntasan Membaca Al-
Qur’an pada pelajaran PAI-BP di SMK Negeri 2
Karanganyar”. Dalam skripsiya menjelaskan bahwa
pembelajaran membaca Al-Qur‟an merupakan bagian dari PAI-
BP, karena ketuntasan membaca Al-Qur‟an yang masih rendah
dan menghambat pembelajaran maka diperlukan metode yang
mendukung peningkatan ketuntasan membaca Al-Qur‟an pada
pelajaran PAI-BP.
Adapun hasil penelitian dalam skripsinya, pembelajaran
membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan metode tutor sebaya
di SMK Negeri 2 Karanganyar sudah berjalan efektif, baik
dilihat proses dan hasil belajar siswa. Berbeda dengan penelitian
Karima Nabila Fajri yang lebih fokus kepada metode peer
teaching dalam meningkatkan ketuntasan membaca Al-Qur‟an.
Sedangkan skripsi yang penulis susun menitikberakan kepada
stategi mengajar peer teaching dalam cara mudah belajar nahwu
dan shorof.
3. Penelitian Dedi Tri Nugroho, mahasiswa Pendidikan Teknik
Otomotif, fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun
2016. Berjudul “Penerapan Metode Belajar Peer Teaching
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar siswa kelas X Mekanik
Otomotif B pada mata pelajaran dasar-dasar Otomotif di
11
SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta”. Dalam skripsinya
peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan proses kegiatan belajar
mengajar, menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
peningkatan aktifitas belajar dan menyelesaikan masalah
peningkatan prestasi siswa kelas X Mekanik Otomotif B SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta dengan penerapan metode belajar
peer teaching pada mata pelajaran dasar-dasar otomotif. Dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Adapun hasil penelitian adanya peningkatan aktivitas positif pada
proses kegiatan belajar mengajar. Berbeda dengan penelitian Dedi
Tri Nugroho yang membahas tentang penerapan metode belajar
peer teaching untuk meningkatkan prestasi belajar dan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan skripsi yang
penulis susun yaitu tentang strategi mengajar peer teaching dalam
mengenalkan cara mudah belajar nahwu dan shorof.
4. Penelitian Putri Fitriyah, mahasiswa Pendidikan Agama Islam,
fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, tahun 2015. Berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Tutor sebaya (peer teaching) terhadap motivasi
dan hasil belajar fisika siswa kelas X MAN Bawu Jepara”.
Dalam skripsinya terdapat kesamaan terhadap metode yang
diterapkan yaitu tutor sebaya. Namun, skripsi Putri Fitriyah lebih
terfokus terhadap motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X
MAN Bawu Jepara.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan Putri Fitriyah yakni ada
pengaruh penggunaan metode tutor sebaya terhadap motivasi
belajar dan hasil belajar fisika. Keberadaan metode tutor sebaya
di SMK Negeri 2 Karanganyar yang pada khusunya menangani
12
penggunaanya dalam program peningkatan ketuntasan membaca
Al-Qur`an pada pelajaran pendidikan agama Islam membedakan
penelitian ini dari penelitian sebelumnya.
5. Penelitian Mi‟raz Galih Prasetya, mahasiswa Pendidikan Teknik
Elektro, fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun
2017. Berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Peer
Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas X
pada mata pelajaran dasar Pemrograman di SMK Negeri 2
Salatiga”. Dalam skripsinya memilki kesamaan dalam metode
pembelajaran yang diterapkan yaitu peer teaching. Namun,
penelitiannya lebih mengamati pada peningkatan hasil belajar
aspek kognitif dan pencapaian hasil belajar aspek afektif dan
psikomotorik.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan Mi‟raz Galih Prasetya
yaitu mengalami peningkatan dalam hasil belajar siswa dengan
menerapkan metode peer teaching.
H. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang diamati. Atau penelitian berupa pemecahan masalah
yang menggunakan data empiris.
Dengan merujuk pada rumusan masalah dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan pendekatan studi kasus, yakni penelitian
13
diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.9
Dalam pengumpulam data ini peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan (field research), yaitu mengumpulkan data
dengan cara langsung ke lapangan dengan melakukan observasi,
interview (wawancara), dan dokumentasi.
I. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika dan teknik penulisan skripsi ini, penulis
mengaju pada buku pedoman penulisan skripsi, yang diterbitkan oleh
Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta. Adapun sisetematikanya, penulis
dibagi dalam lima bab setiap bab terdiri dari sub bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, mencakup pembahasan mengenai
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI, mencakup landasan teoritis atau
konsep yang mendukung penulisan yaitu meliputi: Pertama,
pengertian strategi tutor sebaya, antara lain pengertian tutor sebaya
(peer teaching), prinsip-prinsip tutor sebaya, kriteria dan manfaat
tutor sebaya, langkah-langkah tutor sebaya, kelebihan dan
kekurangan tutor sebaya. Kedua, tentang metode pendidikan,
meliputi pengertian metode, metode dalam pendidikan Islam, metode
pengajaran di Pesantren. Ketiga, tentang metode Al-Miftah Lil‟ulum
sebagai penunjang belajar nahwu dan shorof, meliputi metode Al-
Miftah Lil‟ulum, kelebihan dan kekurangan metode Al-Miftah
9Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 56
14
Lil‟ulum, pengertian nahwu dan shorof, mengaplikasikan nahwu dan
shorof dengan kitab kuning.
BAB III METODE PENELITIAN, meliputi pembahasan
mengenai tempat dan waktu penelitian, pendekatan dan jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan
sampel, teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN, meliputi pembahasan:
Pertama, deskripsi umum pondok pesantren salafiyyah terpadu Al-
Um Bogor, antara lain sejarah berdirinya pondok pesantren, visi-mis,
tujuan dan fungsi pondok pesantren, struktur organisasi, sarana
prasarana pondok pesantren, keadaan pendidik dan kependidikannya.
Kedua, proses pelaksanaan peer teaching belajar nahwu dan shorof
dengan metode Al-Miftah Lil‟ulum. Ketiga, pengaruh metode Al-
Miftah Lil‟ulum dalam pembelajaran nahwu dan shorof di pondok
pesantren salafiyyah terpadu Al-Um Bogor.
BAB V PENUTUP, meliputi kesimpulan dan saran.
88
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pendekatan Peer Teaching
dalam Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al-Miftah Lil Ulum
di Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu Al-Um Bogor, penulis
menyimpulkan bahwa pendekatan peer teaching sangat cocok diterapkan
pada pembelajaran nahwu dan shorof, sebab banyak peningkatan yang
dialami para santri dalam memahami kitab kuning atau kitab yang
berbahasa Arab.
Metode Al-Miftah Lil Ulum banyak memberikan kontribusi
terhadap para santri dalam tingkat pemahaman kitab kuning di Pondok
Pesantren Salafiyyah Terpadu Al-Um. Dengan waktu 3 tahun berturut-turut
para santri mampu memberikan prestasi lomba MQK tingkat Jabodetabek
dan Kota Bogor. Adapun manfaat Al-Miftah Lil Ulum ini sangat banyak,
salah satunya bagi pesantren tidak sulit lagi mencari kader yang paham dan
bisa membaca kitab berbahasa Arab, terutama dalam segi nahwu dan shorof
sudah tidak perlu diragukan lagi.
89
B. SARAN
Dengan memperhatikan kembali kesimpulan dari hasil penelitian
ini, maka adapun saran-saran yang dapat diberikan dan sekiranya
diharapkan menjadi masukan yang bermanfaat adaah sebagai berikut:
1. Para santri, diharapkan selalu aktif bertanya jika ada materi yang belum
dikuasai atau belum dikuasai atau belum dimengerti. Setalah belajar Al
Miftah Lil Ulum, diharapkan untuk terus berlatih dan mempelajari ilmu-
ilmu yang lain karena Al Miftah Lil Ulum hanya sebagai dasar pondasi
atau basic dalam pembelajaran gramatikal bahasa Arab, maka
diperlukan untuk terus belajar sebagai bentuk pengembangan dari ilmu
yang didapat sebelumnya.
2. Tutor pengajar, diharapkan pengajar menggunakan berbagai macam
metode dalam penyampaian agar tercipta suasana kelas yang
menyenangkan. Tidak hanya itu, para pengajar harus mampu berikan
motivasi dan memiliki pola komunikasi yang baik antar teman dan
sesama pengajar maupun kepada para santri semua.
3. Pihak pesantren, diharapkan pihak pesantren lebih memberikan waktu
luang untuk santri menghafal dan memahami kitab Al Miftah Lil Ulum,
sebab banyaknya aktivitas pesantren yang harus dijalani para santri.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiyat, Maman. Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Pengolahan Data, Jurnal Formatif 4(1),
Tangerang: Universitas Indraprasta PGRI, 2014.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004.
Alavi, Zianuddin. Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 2003.
Aly, Abdullah. Pendidikan Islam Multikutural di Pesantren, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011.
Anwar, K.H. Moch. Revisi Ilmu Shorof Terjemahan Matan Kailani dan
Nadzhom Al-Maqsud beserta penjelasannya, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002.
Arifin, Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis sdan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner), Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011.
Arikunto, Suharsimi. pengelolaan kelas dan siswa, .Jakarta: Rajawali, 2002.
Bawani, Imam. Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-
Ikhlas, 1990.
Dapartemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: Syaamil
Quran, 2007.
Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Fathurrohman, Pupuh M. Sobry Sutiko. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Jakarta: PT. Refika
Aditama, 2007.
91
Hamalik,Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.
Harsanto, Ratno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius.
2007.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Irawan, Prasetyo. Memahami Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009,
Cet. Ke-5.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan
Kuantitatif), Jakarta: GP Press, 2009.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: PT Rosdakarya, 2016.
Masyhud, M. Sultho.n Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka,
2005.
Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam: fakta Teoretis dan aplikatif, Jakarta:
Amzah, 2013.
Mochtar,Affandi. Membedah Diskursus Pendidikan Islam, Ciputat: Penerbit
Kalimah, 2001.
Muhyidin, Abdul Hamid. Ilmu Nahwu Terjemah Kitab Tuhfatus Saniyah
Syarah Ajurumiyah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Nafi‟, M. Dian dkk. Praktis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: PT. LkiS
Pelangi Aksara, 2007.
Nasution, S. Metode Research Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Nizar, Samsul. Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
Nusantara, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Qomar, Mujamil. Menggagas Pendidikan Islam, Bandung: PT Rosda Karya,
2014.
Saridjo, Marwan. Pendidikan Islam dari Masa ke Masa, Jakarta: Yayasan
Ngali Aksara & Penamadani, 2010.
92
Senajaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana Media, 2011.
Sibermen, Mel. 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning), terj.
Sarjuli dan Ammar, Jakarta: Yakpendis, 2001.
Siradj, Sa‟id Aqiel dkk. Pesantren Masa Depan (Wacana Pemberdayaan
Dan Transformasi Pesantren), Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.
Siradj, Sa‟id Aqiel dkk. Pesantren Masa Depan (Wacana Pemberdayaan
Dan Transformasi Pesantren)
Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis,
Yogyakarta: Suaka Media, 2015.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta, 2009.
Sukanto, Imaduddin dan Akhmad Munawari. Tata Bahasa Arab Sistematis
Pendekatan Baru Mempelajari Bahasa Arab, Yogyakarta: Nurma
Media Idea, 2007.
Sukarmad, Winarto. Pengantar Peneliti Ilmiah, Bandung, Tarsito, 1994.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2010.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
C.V Maulana, 2001.
Suyitno, Amin. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika,
Semarang: FMIPA UNNES, 2004.
Takdir, Mohammad. Modernisasi Kurikulum Pesantren, Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018.
Umar,Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2011.
Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran gama Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006.
93
Wiyani, Novan Ardy & Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Yanggo, Huzaemah T. dkk. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi, Jakarta: IIQ Press, 2017.
Zakiyah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Siti Muzdalifah, dilahirkan di Bogor pada tabggal 20
Januari 1998. Anak kesepuluh dari sepuluh bersaudara
dari pasangan suami istri Bapak KH. Bahrum Zaman
dan Ibu Hj. II Muzayyanah yang berdomisili di Jln
Loji, Kp. Pagentongan, Kec. Bogor Barat, Kota.
Bogor. Pada saat ini penulis bertempat tinggal di
Pondok Pesantren Salafiyyah Terpadu Al-Um Bogor.
Penulis pertama kali menempuh Pendidikan formal dimulai dari MI di MI
Al-Falak pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008, kemudian penulis
melanjutkan Pendidikan MTs di Al-Falak dari tahun 2009 sampai dengan
2011, kemudian penulis melanjutkan Pendidikan MA di Pondok Pesantren
Al-Qur‟an Nurul Furqon pada tahun 2012 sampai tahun 2015, dan hingga
akhirnya pada akhir 2015 menempuh Pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
hingga tahun 2019.