Buku Panduan Belajar Modul for 2013-2014 Rev.

download Buku Panduan Belajar Modul for 2013-2014 Rev.

of 33

description

BUKU PANDUAN FORENSIK FK USAKTI

Transcript of Buku Panduan Belajar Modul for 2013-2014 Rev.

Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI

PENDAHULUAN

Fungsi utama dari proses peradilan pidana adalah untuk mecari kebenaran sejauh yang dapat dicapai oleh manusia dan tanpa harus mengorbankan hak-hak dari tersangka. Yang bersalah akan dinyatakan bersalah dan yang memang tidak bersalah akan dinyatakan tidak bermasalah.

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan, menangani seorang korban baik luka, keracunan, atau korban mati akibat suatu peritiwa yang diduga merupakan tindak pidana, ia berwenang meminta keterangan ahli kepada dokter ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan/ahli lainnya.1

Proses penegakan hukum dan peradilan adalah merupakan suatu usaha ilmiah dan bukan sekedar common-sense, non-scientific belaka. Dengan demikian dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia bantuan dokter dengan pengetahuan Ilmu Kedokteran Forensik yang dimilikinya sebagaimana tertuang dalam visum et Repertum yang dibuatnya mutlak diperlukan.

Selain bantuan Ilmu Kedokteran Forensik tersebut tertuang didalam bentuk Visum et Repertum, maka bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat diperlukan didalam upaya mencari kejelasan dan kebenaran materiil yang selengkap-lengkapnya tentang suatu perbuatan/tindak pidana yang telah terjadi.

Untuk dapat mengetahui dan dapat membantu dalam proses penyidikan, maka dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia diperlukan pengetahuan khusus, yaitu Ilmu Kedokteran Kehakiman (istilah lain yang sering dipakai : Ilmu Kedokteran Forensik, Forensic Medicine, Legal Medicine dan Medical Jurisprudence).

Ilmu Kedokteran Forenik dan Medikolegal, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan peradilan serta berbagai aspek hukum and etika berkaitan dengan praktek kedokteran, menjadi unik. Mahasiswa kedokteran dituntut untuk mampu menterjemahkan aspek medis pasien ke dalam bahasa hukum dalam bentuk visum et repertum, mampu untuk menjadi saksi ahli di sidang peradilan, dan mampu berpraktek sesuai rambu hukum dan etika yang berlaku.

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasisa yang mengikuti modul forensik adalah mahasiswa semester enam yang telah lulus seluruh modul pengantar dan telah mengambil modul organ semester sebelumnya.

AREA KOMPETENSI YANG DITUJU

Setelah mengikuti modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, mahasiswa diharapkan mencapai area kompetensi :1. Komunikasi efektif2. Keterampilan klinik dasar3. Keterampilan menerapkan dasar-dsar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku an epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerjasama dalam konteks pelayanan kesehatan primer5. Memanfaatkan dan menilai secara kritis teknologi informasi6. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanajng hayat7. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktek

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul ilmu kedokteran forensik dan medikolegal mahasiswa diharapkan mampu:1. Menerapkan pengetahuan tentang komunikasi efektif, baik verbal maupun nonverbal, mendengar aktif, mengelola benda bukti, klien dan/pasien dengan mengintegrasikan penalaran klinis dan medikolegal sehingga menunjang terciptanya kerjasama yang baik antar dokter dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan tenaga profesional lain yang terlibat dalam penanganan kedokteran khususnya forensic dan medikolegal2. Mampu melakukan anamnesis dengan lengkap dengan teknik yang tepat dan kontekstual, dan menafsirkan hasil pemeriksaan serta memformulasikannya ke dalam bentuk visum et repertum3. Menggunakan ilmu biomedik, klinik, perilaku dan komunitas untuk memahami dan menjelaskan masalah medikolegal yang dihadapi4. Memanfaatkan sarana dan prasaran yang dimiliki secara optimal untuk membantu memecahkan masalah forensik dan atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kedokteran forensik.5. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang berkaitan dengan pelayanan dan kebijakan kesehatan. Mahasiswa mengetahui saat dan cara yang tepat untuk mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan medikolegal tersebut6. Mencari, mengenal dan menemukan benda bukti berupa luka/cidera, racun atau benda bukti lain terkait dugaan pidananya.

SASARAN PEMBELAJARAN dan POKOK BAHASANBila dihadapkan pada kasus pemicu, mahasiswa semester 6 mampu :Sasaran PembelajaranPokok Bahasan

1. Menjelaskan dasar hukum yang berkaitan dengan kasusAspek medikolegal : Dasar hukum yang berkaitan dengan kasus-kasus forensik klinik : Korban hidup terkait penganiayaan/ perlukaan Korban kekerasan seksual KDRT CAN

2. Membuat visum et repertum korban hidup sesuai dengan kasus meliputi deskripsi luka, derajat luka dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada VeR sesuai kasusVisum et RepertumKorban hidup : Dasar hukum Peran dan Fungsi Jenis dan bentuk

Perlukaan pada korban hidup : Deskripsi luka pada korban hidup Penentuan derajat luka pada korban hidup Hal-hal yang harus diperhatikan pada Visum et Repertum perlukaan.

3. Menjelaskan definisi atau deskripsi kasus yang dihadapi4. Menentukan pemeriksaan dan tatalaksana sesuai kasus5. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada Visum et Repertum sesuai kasus.KDRTChild abuse and neglectKejahatan seksual

6. Membuat visum et repertumKorban mati sesuai dengan kasus meliputi deskripsi luka, derajat luka dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada VeR sesuai kasusAspek Medikolegal Forensik Patologi : Dasar hukum pemeriksaan Kedokteran Forensik Visum et Repertum korban mati : Dasar hukum, peranan dan fungsi Jenis dan bentuk Tanotologi : Definisi mati Algor mortis Pembusukan Perkiraan saat kematian Traumatologi : Kekerasan tajam Kekerasan tumpul Luka tembak Listrik + petir Trauma suhu Trauma kimia Asfiksia mekanik dan tenggelam : Chocking, Gagging, Hanging Strangulation, Drowning Toksikologi : Toksikologi umum Obat-obatan/Narkotika Logam berat Pembunuhan anak sendiri Pengguguran kandungan Identifikasi forensik : Tujuan identifikasi Teknik identifikasi Identifikasi korban massal Forensik molekuler Autopsi : Teknik autopsi Teknik autopsi khusus Penatalaksanaan jenazah di strata primer

7. Menjelaskan hukum kedokteran yang terkait dengan praktik dokterHukum Kedokteran : Hak dan kewajiban dokter dan pasien Surat keterangan medik Rahasia kedokteran Informed consent Rekam Medik Undang-undang praktik kedokteran Malpraktek

8. Menjelaskan etika kedokteran yang terkait dengan praktik dokterEtika Kedokteran : Pelanggaran etika dan disiplin kedokteran Etika kedokteran forensik Etika HAM Korelasi etika kedokteran dan hukum/ etikolegal

9. Menentukan pemeriksaan laboratorium forensik sederhana yang harus dilakukan sesuai dengan kasusLab. Forensik Sederhana : Pemeriksaan darah Pemeriksaan cairan mani Pemeriksaan urin Pemeriksaan histopatologi forensik Intravitalis luka Sudden death Asphyxial sign Gambaran paru pada kasus PAS

PREASSESSMENTUntuk penguasaan materi dilakukan Quiz pre dan posttest (MCQ)METODE PEMBELAJARANUntuk mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditentukan di atas, kegiatan pembelajaran akan dilakukan dengan : 1. Kuliah interaktif : Merupakan kuliah tatap muka yang bersifat interaktif yang bertujuan untuk merangsang minat/ketertarikan mahasiswa terhadap materi pembelajaran, sehingga akan aktif untuk belajar secara mandiri Dilakukan dalam kelas besar terdiri dari kurang lebih 155 mahasiswa. Dosen pengajar adalah narasumber dari bidang ilmu Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2. Diskusi kelompok / tutorial dan diskusi mandiri : Dirancang agar mahasiswa berperan aktif dalam pembelajaran dengan cara berdiskusi antar anggota kelompok. Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil . Masing-masing kelompok diskusi difasilitasi oleh satu orang fasilitator Diskusi dipicu oleh skenario yang berisi masalah/data pasien. Pelaksanaan diskusi menggunakan metode seven jump, meliputi: 1. identifikasi dan klarifikasi istilah yang belum dipahami, 2. identifikasi masalah, 3. analisis masalah, 4. menyimpulkan hasil analisis masalah, 5. merumuskan sasaran pembelajaran, 6. belajar mandiri, 7. mensintesis informasi yang didapat dari belajar mandiri.

3. Pleno Dilakukan setelah dua sesi diskusi, selama 3 jam per kali. Mahasiswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok tutorial. Setiap kali pleno ada 4 kelompok mahasiswa yang menjadi pembicara dan kelompok lainnya menjadi penyanggah. Pada akhir sesi, narasumber akan meluruskan atau mempertegas hasil pleno.4. Pelatihan Keterampilan Klinik Dasar (KKD): Dirancang agar mahasiswa terampil untuk membuat visum et Repertum (VeR) Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil .

SUMBER PEMBELAJARANA. Narasumber : Koordinator modul (KPM): dr. Sutopo Widjaja, MSSekretaris modul: dr. Meyanti, SpFKKontributor modul: Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

B. Daftar Rujukan

JUDUL BUKUPENULISPENERBITTAHUN/EDISI

1. Ilmu Kedokteran ForensikBagian Ilmu Kedokteran Forensik FK.UIBagian Ilmu Kedokteran Forensik FK.UI

2. Forensik PathologyBernard KnightArnold1999

3. Forensik PathologyVincent di MaioCRC Press1993

Etika dan HukumKUHAPKUHPKUHPerdataUU No.23 th.1992 tentang kesehatanUU No.23 th.2002 tentang perlindungan anakUU No.23 th. 2004 tentang anti KDRTUU No.29 th. 2004 tentang praktek kedokteran KoDeKi

Basic of BioethicsMCVEATH

EtikaFRANS MAGNIS

EtikaBERTENS

1. Basic PathologyRobinsSaunders7 th ed

2. General and Systemic PathologyJCE UnderwoodChurchiil livingstone3 th ed

Harrisons Principles of Internal MedicineJohn J Crush, Kenneth D, Brand, Antonio J Reginato,et alMc GrawHill2005 / 16 th ed

1. PediatricsNelson

ORTHOPEDI

Forensic Radiology

Williams Obstetrics

PSIKIATRI

2. Journal atau Majalah International Journal American Journal of Forensic Pathology American Journal of Forensic Medicine Dundee University

3. Situs Internet Elsevier

SARANA DAN PRASARANADalam menyelenggarakan modul FOR digunakan : 1 ruang kuliah dengan kapasitas maksimal 160 orang 12 ruang diskusi kelompok 1 ruang seminar dapat menggunakan ruang kuliah atau auditorium Jadwal kuliah Buku Rancangan Pengajaran Modul FOR Buku panduan belajar mahasiswa

ALOKASI WAKTULamanya modul : 4 mingguTatap muka: 45 JAMDiskusi kelompok tutorial: 6 x 1 sesi x 2 jam= 12 JAMSeminar: 3 x 4 jam= 12 JAMDiskusi mandiri terstruktur: 8 x 2 jam= 16 JAMKKD: 1 x 3 jam= 3 JAMTotal : 88 JAMPerhitungan SKS :Kuliah tatap muka = 45 jam/15 x 1 SKS = 3SKSPBL= 40 jam/(15x2) x 1 SKS= 1,3 SKSKKD= 3 jamTotal = 4,3 SKS

EVALUASIEvaluasi dilakukan melalui beberapa tahap:1. Tahap Umpan Balik (formatif), bertujuan untuk memberikan input kepada mahasiswa maupun pengelola modul dengan melakukan penilaian proses dan hasil yang telah dicapai mahasiswa Proses diskusi pembuatan peta aktivitas diskusi untuk menilai partisipasi mahasiswa dalam diskusi menjadi umpan balik langsung2. Evaluasi pendidikan dilakukan dengan cara :I. Evaluasi hasil pendidikan : A. Tes Formatif : a. Proses : pengamatan dan umpan balik dalam proses tutorial dan KKDb. Pengetahuan : MCQ pada minggu ke 3

B. Tes Sumatif :I. Untuk Modul TANPA NILAI Praktikum dan tugas individual 1. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM > 50, rumus nilainya:35% UTM + 40% UAM + 25 % (rata-rata tutorial dan logbook)2. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM 50 (nilai 50 masuk kategori ini)rumusan nilainya TANPA TUTORIAL DAN LOGBOOK :40% UTM + 60% UAMII. Untuk Modul dengan NILAI Praktikum dan Tugas Individual1. Bila rata-rata UTM dan UAM > 50, rumusan nilainya :25% UTM + 35% UAM + 25% (rata-rata tutorial dan logbook) + 15% Praktikum (atau tugas individual)2. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM 50 (nilai 50 masuk kategori ini)rumusan nilainya TANPA TUTORIAL DAN LOGBOOK :40% UTM + 45% UAM + 15% Praktikum (atau tugas individual)Catatan:Nilai Lulus adalah rata-rata nilai pengetahuan (UTM, UAM dan Praktikum) + nilai proses minimal 56 (C).I. Evaluasi program pendidikan Evaluasi program : 70% mahasiswa lulus dengan nilai minimal B. Evaluasi proses program : 90% kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana.Alur pengisian dan pengumuman nilai :1. Koordinator Pelaksana Modul (KPM) atau Sekretaris Pelaksana Modul (SPM) mengisi nilai mentah berdasarkan form standar yang sudah ditentukan.2. KPM/SPM mengirimkan (melalui e-mail) hasil pengisian itu kepada Koordinator PSSK (K-PSSK) untuk dicross chek.3. Setelah dicross check K-PSSK mengirimkan kembali data nilai tersebut kepada KPM/SPM.4. KPM/SPM kemudian mengisi di lembaran hijau yang diterimanya dari DIKJAR (bagian komputer).5. Setelah diisi KPM/SPM menyerahkan kepada K-PSSK untuk ditandatangani.6. KPM/SPM kemudian meyerahkan kepada bagian DIKJAR untuk diumumkan.Alur pengisian bila setelah diumumkan ada nilai yang salah:1. Bila setelah diumumkan ternyata ada nilai yang salah maka KPM/SPM mengirimkan surat kepada Wadek 1 untuk diubah nilai. HANYA Wadek 1 yang berhak merubah nilai tersebut.2. KPM/SPM menyerahkan lembaran hijau kepada Wadek 1 untuk dikoreksi nilai yang salah tersebut.3. Setelah ditandatangani oleh Wadek 1, lembaran hijau langsung diserahkan oleh Wadek 1 kepada DIKJAR bagian komputer untuk diumumkan ulang.Ketentuan waktu pengumuman nilai :1. Proses pengisian hingga pengumuman nilai maksimal 2 minggu dari pelaksanaan UAMKhusus untuk modul terakhir, proses pengisian hingga pengumuman nilai maksimal 1 minggu dari pelaksanaan UAM, karena mendekati PPHB.

Lampiran LEMBAR EVALUASI PESERTA DALAM DISKUSI KELOMPOKKelompok: Modul:FORNama Fasilitator:Tanggal :Kasus: Sesi : NONAMAKognitifPsikomotorAfektifJUMLAHNILAINilai Log Book

Berpikir kritsRelevansi Komunikasi

Disiplin Sikap

1

2

3

4

5

Keterangan :Kriteria Penilaian0123

Berpikir Kritis : Memberikan pengetahuan tanggapan secara ilmiah dan logisTidak Hadir/ tidak memberikan tanggapanTidak LogisSebagian kecilSebagian Besar

Relevansi : pendapat yang dikemukakan relevan dengan learning Objective (LObj) yang ditemukan.Tidak memberi pendapatTidak RelevanSebagian kecilSebagian Besar

Komunikasi: Menyampaikan pendapat dengan jelas dan mudah dipahami.Tidak memberikan pendapatSebagian kecilSebagian besarSeluruhnya

Disiplin : Kehadiran mahasiswa dalam setiap kali diskusiTidak HadirTerlambat > 15 Menit.Terlambat < 15 Menit.Tepat Waktu

Sikap : sikap menghargai pendapat (menyimak dan mendengarkan) anggota lain dan tutor serta tidak mendominasi diskusi.Tidak HadirAcuh atau melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan tutorialsikap menghargai TETAPI mendominasi diskusi.sikap menghargai pendapat DAN tidak mendominasi diskusi.

Jakarta, 20.( ) Nama Jelas FasilitatorFORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIALNama mahasiswa: Modul:FORNIM : ___________ Kelompok: Tanggal : Kasus: _____ Sesi: KRITERIAURAIAN

1. Identifikasi dan analisis masalahMasalah yang ditemukan pada skenario dan analisis hubungan antar masalah tersebut. Dalam membuat analisis, dapat dibuat peta konsep (mind map).

1. Learning Objective(Rumusan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai oleh mahasiswa)

1. Learning issue(Learning objective yang masih harus dicari secara mandiri)

Nama Fasilitator : Tanda tangan fasilitator :

FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIALNama mahasiswa: Modul:FORNIM : ___________ Kelompok: Tanggal : Kasus: _____ Sesi:

KRITERIAURAIAN

1. Hasil penelusuran literatur(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).

Nilai

Nama Fasilitator : Tanda tangan fasilitator:

FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIALNama mahasiswa: Modul:FORNIM : ___________ Kelompok: Tanggal : Kasus: _____ Sesi:

KRITERIAURAIAN

3. Hasil penelusuran literatur(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).

4. Referensi yang digunakan(Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)

Nilai

Nama Fasilitator : Tanda tangan fasilitator:

RUBRIK PENILAIAN LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA

KRITERIA012

Penyelesaian tugasTidak menyelesaikan tugasMenyelesaikan sebagian tugasMenyelesaikan seluruh tugas

Jumlah Referensi yang digunakan01-2>2

Ketepatan waktu pengumpulan tugasTidak tepat waktuTepat waktu

Nilai : jumlah/5 * 100

Catatan: Referensi yang dinilai harus yang penulisannya benar (vancauver style) dan berasal dari sumber yang sahih, tidak boleh dari blog pribadi.

Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTIModul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI

Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/20141

Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/20142

JADWAL KEGIATAN MODUL FORENSIK (1 April 2014-26 April 2014)

Minggu Ke 1Rencana Jadwal

JAMSenin, 31 Maret 2014Selasa, 1 April 2014Rabu, 2 April 2014Kamis, 3 April 2014Jumat, 4 April 2014Sabtu, 5 April 2014

07.00 08.00Pengantar Kedokteran Forensik dan MedikolegalTraumatologi IAsphyxia mekanikVisum et repertum. Pleno kasus I

(WW)(TW)(SH)(H)

08.00 09.00Prosedur Medikolegal dan visum et repertumTraumatologi IIAsphyxia mekanikSurat ket medik, rekam medik, rahasia kedokteranPleno Kasus I

LIBUR(WW)(TW)(SH)(H)

09.00 10.00ThanatologiTraumatologi IIITenggelamPeraturan medikolegal Pleno Kasus II

(WW)(TW)(SH)(H)

HARI RAYA NYEPIKuis ww

10.00 11.00Penjelasan buku wajib dan labDiskusi kasus IDelik kesusilaan, Pembunuhan anak sendiriDiskusi kasus IIPleno kasus II

Pembagian kelompok diskusi(TDS)

11.00 12.00IsomaAbortus provokatus. Patologi forensic

12.00 13.00IsomaBelajar mandiri(TDS)Isoma Jam 07.00-11.00

Belajar mandiriBelajar mandiri

13.00 14.00Belajar mandiriBelajar mandiriBelajar mandiri

14.00 15.00Belajar mandiriBelajar mandiri

Minggu Ke 2

JAMSenin, 7 April 2014Selasa, 8 April 2014Rabu, 9 April 2014Kamis, 10 April 2014Jumat, 11 April 2014Sabtu, 12 April 2014

07.00 08.00Toksikologi umumLab forensikForensik molekuler Pleno kasus III

(ZS)(OS)(DS)(ADE)

08.00 09.00Kematian mendadak CO & CN, PB dan AS Narkotika dan psikotropika TKP dan ExhumasiUU narkotika dan psikotropikaPleno kasus III

(ZS)(OS)(DS)(ADE)

09.00 10.00Film teknik autopsiAlkohol, barbiturat dan insektisida LIBURIdentifikasi forensik (DS)UU praktek kedokteran (ADE)Pleno kasus IV

(ZS)(OS), kuis

10.00 11.00KUIS ZSKUIS OSPEMILUPleno kasus IV

11.00 12.00Belajar mandiriBelajar mandiriIsoma

12.00 13.00IsomaIsomaIsoma IsomaJam 07.00-11.00

13.00 14.00Belajar mandiriDiskusi kasus III

Diskusi kasus IVBelajar mandiri

14.00 15.00Belajar mandiriBelajar mandiri

Minggu Ke 3

JAMSenin, 14 April 2014Selasa, 15 April 2014Rabu, 16 April 2014Kamis, 17 April 2014Jumat, 18 April 2014Sabtu, 19 April 2014

07.00 08.00UTMVisum et repertumPrinsip dasar moral dan etika MKEKChild abusePleno kasus V

Forensik klinik ( BS) (AP) yb

08.00 09.00UTM Sub UGDHukum kedokteran, hub pasien-dokter, dr-RS, informed consent, malpraktek (AP)UU perlindungan anakWAFATPleno kasus V

Pusat krisis terpadu (BS)consent yb

09.00 10.00Belajar mandiriKDRT-visumHukum pembuktian ilmiah dan keterangan ahli (AP)Histologi forensik + Kuis (YB)YESUS KRISTUSPleno kasus VI

Belajar mandiri (BS)yb

10.00 11.00KUIS BS+APDiskusi kasus VI

Belajar mandiriPresentasi kasus VI

11.00 12.00Belajar mandiriBelajar mandiri

12.00 13.00IsomaIsomaIsomaIsoma Jam 07.00-11.00

13.00 14.00Belajar mandiriDiskusi kasus VBelajar mandiri

14.00 15.00Belajar mandiriBelajar mandiriBelajar mandiri

Minggu Ke 4

JAMSenin, 21 April 2014Selasa, 22 April 2014Rabu, 23 April 2014Kamis, 24 April 2014Jumat, 25 April 2014Sabtu, 26 April 2014

07.00 08.00Kejahatan seksual, tinjauan hukum dan pembuktian (YB)Film pemeriksaan korban perkosaan dan penjelasanSkillab Visum Kapita selektaUjian akhir modul(UAM)

(Fitri) Fitri (TW)tw

08.00 09.00Sumpah dokter dan etika kedokteran Pemeriksaan medikolegal kekerasan seksual Skillab Visum Kapita selektaUjian akhir modulNilai Akhir Modul Forensik

(YB)Abortus provokatus Fitri (TW)(UAM)

09.00 10.00Sumpah dokter dan etika kedokteran Forensik klinik (YB/Dim)Skillab Visum Kapita selektaUjian akhir modul

(YB)KUIS ( YB + FITRI) Fitri (TW)(UAM)

10.00 11.00KUIS ( YB)Diserahkan besok 24 April 2014

11.00 12.00Belajar mandiri

12.00 13.00IsomaIsoma

13.00 14.00Belajar mandiriBelajar mandiri

14.00 15.00Belajar mandiriBelajar mandiri

Catatan :

- Untuk perbaikan nilai mahasiswa dapat mengikuti SEMESTER PENDEK MODUL FORENSIK selama satu minggu.

- Setiap Staf IKF FKUI membuat 1 kasus, lengkap dengan student guide, tutor guide serta soal UTM dan UAM.

- Diskusi kelompok dibimbing oleh fasilitator dari FK Usakti (10 12 dokter).

- Presentasi / Seminar dipimpin oleh staf IKF FKUI ( 2 staf ).

SKENARIO KASUS DISKUSI TUTORIALKASUS I EMERGENCY MEDICINE PATOLOGI FORENSIK (PBL 1)Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalam keadaan mati tertelungkup. Ia mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di bagian bawahnya di gulung hingga setengah tungkai bawahnya. Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju lainnya terikat kesebuah dahan pohon perdu setinggi 60 cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memang terjerat oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk, namun masih dijumpai adanya satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam.Perlu di ketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah kira-kira 2 km. TKP adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup lebat.PETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara pembunuhan atau penganiayaan hingga mati dengan pendekatan problem based. Untuk itu kelompok harus membahas dan mengajukannya di dalam pleno berbagai aspek yang terkait, seperti: aspek hukum dan prosedur medikolegal, pemeriksaan medis-baik di bidang tanatologis untuk menilai kekerasan penyebab luka, interpretasi temuan kesimpulan tentang saat mati-sebab mati-dan memungkinan cara mati korban, dan pembuatan serta penyampaian laporan hasil pemerikasaan.Sebagai pengetahuan yang nice to know adalah aspek indentifikasi korban dan apa peran dokter dalam peran tersebut.

MIND MAPPING Kesimpulan Pemeriksaan medisCara mati Aspek hukum laki-laki lehernya Saat mati terikat lengan baju Prosedur medico-legal Interpretasi temuan Identifikasi Pemeriksaan luka Thanatologi

KASUS II EMERGENCY MEDICINE PATOLOGI FORENSIK (PBL 2)Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut. Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.PETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah hanya sebagai pemicu pembahasan pembunuhan anak sendiri. Oleh karena itu diharapkan untuk membahas kasus pembunuhan anak sendiri secara lengkap, mulai dari aspek hukumnya, prosedur medikolegalnya, pemeriksaan terhadap mayat bayi dan interpretasi temuannya, pemeriksaan terhadap tersangka ibunya dan interpretasi temuannya, pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara si mayat bayi dengan si wanita, pembuatan laporan atau Visum et Repertum.MIND MAPPINGIbu BayiPemeriksaan temuan Aspek hokum

V et R Mayat bayi dan perempuan Prosedur medico-legal Yang dicurigai Lahir hidup Interpretasi temuan Lahir mati

KASUS 1 EMERGENCY MEDICINE 2 FORENSIK KEDOKTERAN (PBL 3)Anda bekerja sebagai dokter di IGD sebuah rumah sakit . Pada suatu sore hari datang seorang laki-laki berusia 45 tahun membawa anak perempuannya yang berusia 14 tahun menyatakan bahwa anaknya tersebut baru saja pulang dibawa lari oleh teman laki-laki yang berusia 18 tahun selama 3 hari keluar kota. Sang ayah takut apabila telah terjadi sesuatu pada diri putrinya. Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang anak telah disetubuhi laki-laki tersebut dan akan merasa senang apabila anda dapat menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal dan hukum kasus anaknya.PETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara kejahatan seksual dengan pendekatan problem based. Untuk itu kelompok harus membahas dan pengajukannya didalam pleno berbagai aspek yang terkait seperti : Aspek hukum, prosedur hukum yang dapat ditempuh, prosedur medikolegal, pemeriksaaan medis, pemeriksaan laboratorium, interpretasi hasil, pembuatan visum et repertumnya. Sebagai pengetahuan yang nice to know adalah aspek psikososialnya dan bagaimana peran LSM yang bergerak dibidang ini.MIND MAPPING Aspek hukumPeran LSM Prosedur hukum

Psikososial Seorang perempuan 14 tahun Prosedur medikolegal Sudah disetubuhiV et R Pemeriksaan medis Interpretasi hasil Pemeriksaan laboratorium

KASUS II EMERGENCY MEDICINE 2 FORENSIK KEDOKTERAN (PBL 4)Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah rumah sakit tipe B. Seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari sebuah alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang ilegal dan di dalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang saat ini sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di rumah sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter tersebut.Anda tahu bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang memeriksa perempuan-perempuan diatas, agar pemeriksaan medis dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukumPETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara pengguguran kandungan dan terminasi kehamilan yang termasuk di dalam kategori tindakan medis tertentu sebagaimana dalam UU kesehatan pasal 15. Untuk itu kelompok harus membahas dan mengajukannya didalam pleno berbagai aspek yang terkait, seperti : aspek hukum, aspek etik profesi dan prosedur medikolegal, pemeriksaan medis baik di bidang pemeriksaan fisik dan ginekologis terhadap perempuan tersangka pengguguran maupun pemeriksaan laboratorium terhadap perempuan dan hasil suction di dalam botol, kesimpulan tentang hasil pemeriksaan, dan pembuatan serta penyampaian laporan hasil pemeriksaan. Sebagai pengetahuan yang nice to know adalah aspek identifikasi hubungan antara jaringan dengan perempuan tersangka dan apa peran dokter dalam tugas tersebut.MIND MAPPINGAspek hukum Prosedur medikolegal barang bukti Pemeriksaan medis V et R Pengguguran kandungan tersangka

Kesimpulan Pemeriksaan laboratorium

KASUS I EMERGENCY MEDICINE 2 ETIKA PROFESI KEDOKTERAN (PBL 5)Seorang pasien berusia 62 tahun datang kerumah sakit dengan karsinoma kolon yang telah terminal. Pasien masih cukup sadar berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannnya dan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya dirawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam tampak sangat menderita, dan alat alat tersebut tampaknya hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu ia meminta kepada dokter apabila dia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja ( tanpa antibiotika , tanpa peralatan ICU dll ), dan ia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan. PETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah kasus pemicu pembahasan tentang etika profesi kedokteran . Kelompok diharapkan membahas tentang prinsip-prinsip etika kedokteran, peraturan yang terkait seperti informed consent, dan dampak hukum yang mungkin timbul dari keputusan dokter.MIND MAPPING Aspek hukum Prosedur tindakan medis

Dampak hukum Pasien 62 tahun, dengan Ca Colon informed consent

Aspek etika Rekam medis Prosedur terapi

KASUS II EMERGENCY MEDICINE 2 ETIKA PROFESI KEDOKTERAN (PBL 6)Seorang pasien bayi dibawa orang tuanya datang ke tempat praktek dokter A, seorang dokter anak. Ibu pasien bercerita bahwa ia adalah pasien seorang dokter obsgin B sewaktu melahirkan, dan anaknya dirawat oleh dokter anak C. Baik dokter B maupu C tidak pernah mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit atau cedera sewaktu lahir dan dirawat disana. Sepuluh hari pasca lahir orang tua bayi menemukan benjolan dipundak kanan bayi.Setelah diperiksa oleh dokter anak A dan pemeriksaan radiologi sebagai penunjangnya, pasien dinyatakan menderita fraktur klavikula kanan yang sudah berbentuk kalus. Kepada dokter A mereka meminta kepastian apakah benar terjadi patah tulang klavikula, dan kapan kira-kira terjadinya. Bila benar bahwa patah tulang tersebut terjadi sewaktu kelahiran, mereka akan menuntut dokter B karena telah mengakibatkan patah tulang dan C karena lalai tidak dapat mendiagnosisnya. Mereka juga menduga bahwa dokter C kurang kompeten sehingga sebaiknya ia merawat anaknya ke dokter A saja. Dokter A berpikir apa yang sebaiknya ia katakan. PETUNJUK BAGI MAHASISWAKasus diatas adalah kasus pemicu pembahasan tentang etika profesi kedokteran. Kelompok diharapkan membahas tentang prinsip-prinsip etika kedokteran, hubungan dokter pasien dan hubungan kesejawatan, dan dampak hukum yang mungkin timbul keputusan dokter. Bagaimana pula jalan keluar yang sebaiknya ?

MIND MAPPING Beneficence 4 Kaidah Non maleficenc e Autonomi Justice informed concence

Bayi dengan patah tulang klavikula

Dampak hukum Etika kedokteran

METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH)LANGKAH 1.Klarifikasi istilah/terminologi asing (yang tidak dimengerti)ProsesMahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang maknanya belum jelas dan menyamakan persepsi mengenai istilah tersebut. Dalam hal ini, mahasiswa dapat mencari arti istilah atau terminologi asing yang tidak dimengerti melalui kamus. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dengan jujur apa yang mereka tidak mengerti. AlasanIstilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawali proses belajar.Output tertulisKesepakatan mengenai pengertian dari kata-kata atau istilah yang tidak dimengerti.

LANGKAH 2. Menetapkan masalah

ProsesIni merupakan sesi terbuka dimana semua mahasiswa didorong untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mahasiswa untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yang luas.AlasanSangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial mempunyai perspektif yang berbeda terhadap suatu masalah. Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya.Output tertulisDaftar masalah yang akan dijelaskan

LANGKAH 3. Curah pendapat tentang analisis masalah dan penjelasan sementaraProsesLanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba memformulasikan, menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sebagai penjelasan masalah atau kasus. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotetis dan mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yang sangat detail. Dalam konteks ini:a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar penalaran tanpa asumsi kebenarannya, ataupun sebagai titik awal investigasib. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail dan pemahaman, dengan tujuan untuk saling pengertianAlasanIni merupakan langkah penting, yang mendorong penggunaan prior knowledge dan memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap dalam kelompok. Jika ditangani dengan baik oleh tutor dan kelompok, langkah ini akan membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yang lebih dalam.Output tertulisDaftar hipotesis atau penjelasan

LANGKAH 4. Menyusun penjelasan menjadi solusi sementaraProsesMahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yang berbeda. Masalah dijelaskan secara rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan yang diajukan, untuk melihat kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk menuliskannya terlalu cepat.AlasanTahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi pengetahuan yang ada secara aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.

Output tertulisPengorganisasian penjelasan masalah secara skematis yaitu menghubungkan ideide baru satu sama lain, dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi yang berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).LANGKAH 5. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

ProsesAnggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran (learning objectives) yang akan mereka pelajari. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak terlalu lebar atau dangkal serta dapat dicapai dalam waktu yang tersedia. Beberapa mahasiswa bisa saja punya tujuan pembelajaran yang bukan merupakan tujuan pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.

AlasanProses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota kelompok (dan tutor) untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yang tepat dan dapat dicapai. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi juga mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi.

Output tertulisTujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial pertama. Tujuan pembelajaran seharusya berupa isu yang ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih baik dan lebih tepat daripada topik global pertumbuhan

LANGKAH 6. Mengumpulkan informasi dan belajar mandiriProsesProses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di literatur yang terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yang dapat membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dicari. Kegiatan PBL yang terorganisir dengan baik meliputi buku program atau buku blok yang memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yang mungkin sulit ditemukan atau diakses.AlasanJelas bagian penting dari proses belajar adalah mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yang dilakukan sendiri oleh mahasiswaOutput tertulisCatatan individual mahasiswa.

LANGKAH 7. Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiriProsesBerlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mahasiswa memulai dengan kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual, mengumpulkan informasi dari belajar mandiri serta saling membantu memahami dan mengidentifikasikan area yang sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar). Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis lengkap dari masalah.AlasanLangkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika pemicu yang tepat terjadi di masa datang.Output tertulisCatatan individual mahasiswa.