Buku-Master-Plan-Pertanian.pdf

179
Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana ii KATA PENGANTAR Kabupaten Kaimana terbentuk berdasarkan Undang Undang No. 26 Tahun 2002 dengan ibukota Kaimana. Peran sektor pertanian sangat nyata, sampai 58,31% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Diberlakukannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang Undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin sepenuhnya pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan sektor pertanian. Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian tersebut telah disusun kerangka kerja yang terencana dan terarah yang tertuang dalam Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana. Masterplan Pertanian merupakan suatu rencana strategis untuk menempatkan pertanian yang tangguh sebagai core bussiness suatu daerah. Adanya suatu penataan pemanfaatan ruang pertanian yang terencana dengan baik, lebih terarah dan lebih optimal. Oleh karena itu, Masterplan Pertanian berisikan pedoman pembangunan pertanian sebagai acuan penataan ruang pertanian melalui pengembangan komoditas unggulan untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, aman dan berkelanjutan. Hasil penelitian pustaka, lapang dan analisis data secara keseluruhan telah disampaikan dalam Laporan Akhir yang menyajikan arah dan strategi pengembangan pertanian di Kabupaten Kaimana, baik percepatan ketahanan pangan dan diversifikasi pangan lokal, percepatan pertumbuhan perekonomian rakyat maupun percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Kepada seluruh anggota Tim Peneliti dan semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyelesaian Laporan Akhir ini disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat, khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian di wilayah Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Desember 2007 Direktur, AGATHIS ALBA JAYA pt.

Transcript of Buku-Master-Plan-Pertanian.pdf

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana ii

    KATA PENGANTAR

    Kabupaten Kaimana terbentuk berdasarkan Undang Undang No. 26

    Tahun 2002 dengan ibukota Kaimana. Peran sektor pertanian sangat

    nyata, sampai 58,31% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

    Diberlakukannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

    Daerah dan Undang Undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan

    keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin sepenuhnya

    pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan sektor pertanian.

    Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian tersebut telah

    disusun kerangka kerja yang terencana dan terarah yang tertuang dalam

    Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana. Masterplan Pertanian

    merupakan suatu rencana strategis untuk menempatkan pertanian yang

    tangguh sebagai core bussiness suatu daerah. Adanya suatu penataan

    pemanfaatan ruang pertanian yang terencana dengan baik, lebih terarah

    dan lebih optimal. Oleh karena itu, Masterplan Pertanian berisikan

    pedoman pembangunan pertanian sebagai acuan penataan ruang

    pertanian melalui pengembangan komoditas unggulan untuk menciptakan

    sistem pertanian yang lebih produktif, aman dan berkelanjutan.

    Hasil penelitian pustaka, lapang dan analisis data secara

    keseluruhan telah disampaikan dalam Laporan Akhir yang menyajikan

    arah dan strategi pengembangan pertanian di Kabupaten Kaimana, baik

    percepatan ketahanan pangan dan diversifikasi pangan lokal, percepatan

    pertumbuhan perekonomian rakyat maupun percepatan pertumbuhan

    ekonomi daerah.

    Kepada seluruh anggota Tim Peneliti dan semua pihak yang telah

    bekerja keras dalam penyelesaian Laporan Akhir ini disampaikan

    penghargaan dan ucapan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat,

    khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian di wilayah

    Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

    Desember 2007

    Direktur,

    AGATHIS ALBA JAYA pt.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR...................................................................... ii

    DAFTAR ISI............................................................................... iii

    DAFTAR TABEL.......................................................................... vii

    DAFTAR PETA............................................................................ ix

    DAFTAR GAMBAR....................................................................... x

    DAFTAR FOTO........................................................................... xi

    RINGKISAN............................................................................... xii

    SUMMARY................................................................................. xix

    BAB I. PENDAHULUAN......................................................... 1

    1.1. Latar Belakang................................................ 1

    1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran............................. 3

    1.3. Ruang Lingkup................................................ 4

    1.3.1. Lingkup Masalah................................... 5

    1.3.2. Lingkup Area....................................... 5

    BAB II. METODOLOGI DAN PENDEKATAN................................ 6

    2.1 Teknik Pengumpulan Data................................. 6

    2.1.1. Data Primer......................................... 6

    2.1.2. Data Sekunder..................................... 9

    2.2. Teknik Analisis Data......................................... 9

    2.2.1. Analisis Kesesuaian Lahan..................... 10

    2.2.2. Analisis Usahatani................................ 11

    2.2.3. Analisis Pengembangan Kawasan

    Budidaya.............................................

    12

    2.2.4. Analisis Kependudukan.......................... 12

    2.2.5. Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya........ 13

    2.2.6. Penyusunan Masterplan Pertanian........... 13

    2.3. Keluaran Penelitian.......................................... 14

    2.4. Sistematika Pelaporan...................................... 15

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana iv

    BAB III. KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA

    18

    3.1. Tinjauan Perundang Undangan.......................... 18

    3.1.1. Pembentukan Kabupaten Kaimana.......... 18

    3.1.2. Otonomi Daerah................................... 19

    3.1.3. Lingkungan Hidup................................. 19

    3.1.4. Kawasan Lindung................................. 20

    3.2. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Kaimana...... 21

    3.2.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kaimana..............................................

    21

    3.2.2. Kebijakan Bidang Pertanian................... 24

    BAB IV. KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN KAIMANA.......... 29

    4.1. Karakteristik Biofisik Wilayah............................. 29

    4.1.1. Luas dan Letak Geografi........................ 29

    4.1.2. Karakteristik Iklim dan Hisrologi............. 31

    4.1.3. Geologi dan Bahan Induk Tanah............. 37

    4.1.4. Fisiografi dan Bentuk Wilayah................ 45

    4.1.5. Tanah................................................. 58

    4.1.6. Penggunaan Lahan............................... 66

    4.1.7. Status Penggunaan Lahan..................... 69

    4.2. Karakteristik Sosial Kependudukan..................... 73

    4.2.1. Jumlah dan Distribusi Penduduk............. 73

    4.2.2. Dinamika Penduduk.............................. 74

    4.2.3. Struktur Penduduk............................... 74

    4.2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk..................... 75

    4.2.5. Ketenagakerjaan.................................. 76

    4.2.6. Tingkat Pendidikan............................... 77

    4.3. Karakteristik Sosial Budaya............................... 78

    4.4. Karakteristik Sosial Ekonomi............................. 79

    4.4.1. Pendapatan Daerah Kabupaten Kaimana.. 80

    4.4.2. Struktur Perekonomian Kabupaten Kaimana..............................................

    80

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana v

    4.5. Karakteristik Sarana dan Prasarana Perhubungan Wilayah..........................................................

    81

    4.5.1. Perhubungan Darat............................... 81

    4.5.2. Perhubungan Laut dan Sungai................ 81

    4.5.3. Perhubungan Udara.............................. 83

    4.6. Karakteristik Fasilitas Perekonomian................... 83

    4.6.1. Pasar.................................................. 83

    4.6.2. Lembaga Keuangan.............................. 84

    BAB V. ANALISIS WILAYAH KABUPATEN KAIMAN..................... 85

    5.1. Analisis Kependudukan, Sosial Budaya dan

    Ekonomi.........................................................

    85

    5.1.1. Analisis Kependudukan.......................... 85

    5.1.2. Analisis Sosial Budaya........................... 87

    5.1.3. Analisis Sosial Ekonomi......................... 89

    5.2. Analisis Potensi Sumberdaya Lahan.................... 91

    5.2.1. Analisis Kesesuaian Lahan..................... 91

    5.2.2. Analisis Usahatani................................ 99

    5.3. Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana........... 105

    BAB VI. MASTERPLAN PERTANIAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN KAIMANA............

    110

    6.1. Kawasan Budidaya........................................... 110

    6.1.1. Kawasan Budidaya Pertanian................. 110

    6.1.2. Kawasan Budidaya Perikanan................. 114

    6.2. Kawasan Non Budidaya Pertanian...................... 115

    6.3. Pengembangan Pertanian Berbasis Desa............. 115

    BAB VII. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN PEMBANGUNAN PERTANIAN KABUPATEN

    KAIMANA.................................................................

    124

    7.1. Kekuatan........................................................ 124

    7.2. Kelemahan..................................................... 125

    7.3. Peluang.......................................................... 126

    7.4. Ancaman........................................................ 127

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana vi

    BAB VIII. STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN

    KAIMANA.................................................................

    128

    8.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian Kabupaten Kaimana.........................................................

    128

    8.2. Strategi Pembangunan Pertanian....................... 130

    8.2.1. Percepatan Ketahanan Pangan dan Diversifikasi Pangan Lokal......................

    130

    8.2.2. Percepatan Pertumbuahan Ekonomi Kerakyatan..........................................

    144

    8.2.3. Percepatan Pertumbuahan Ekonomi

    Daerah................................................

    145

    BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN 148

    9.1. Kesimpulan..................................................... 148

    9.2 Saran-saran.................................................... 151

    DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 153

    LAMPIRAN................................................................................ 155

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1. Nama distrik, ibu kota, jumlah kampung/desa dan

    luasannya di Kabupaten Kaimana....................................

    29

    4.2. Nama sungai/anak sungai yang terdapat di Kabupaten

    Kaimana......................................................................

    36

    4.3. Nama danau yang terdapat di Kabupaten Kaimana............ 37

    4.4. Fisiografi dan bentuk wilayah Kabupaten Kaimana............. 52

    4.5. Bentuk wilayah Kabupaten Kaimana................................ 55

    4.6. Luas, bentuk wilayah masing-masing distrik di Kabupaten

    Kaimana......................................................................

    57

    4.7. Tanah-tanah yang dijumpai di Kabupaten Kaimana

    menurut Keys to Soil Taxonomy (2003)...........................

    59

    4.8. Penggunaan lahan dan luasannya di Kabupaten Kaimana.... 68

    4.9. Kawasan hutan dan kawasan budidaya pertanian

    Kabupaten Kaimana......................................................

    71

    4.10. Karakateristik penduduk masing-masing distrik di Kabupaten Kaimana pada tahun 2005..............................

    73

    4.11. Penduduk Kabupaten Kaimana menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2005.........................................

    75

    4.12. Proyeksi jumlah penduduk masing-masing distrik di

    Kabupaten Kaimana tahun 2007-2017.............................

    76

    4.13. Tingkat pendidikan penduduk masing-masing distrik di Kabupaten Kaimana......................................................

    77

    5.1a. Laju pertumbuhan sektoral Kabupaten Kaimana atas dasar

    harga konstan sampai tahun 2005...................................

    90

    5.1b. Hasil evaluasi komoditas tanaman pangan di Kabupaten

    Kaimana......................................................................

    92

    5.2. Hasil evaluasi komoditas tanaman sayuran di Kabupaten Kaimana......................................................................

    94

    5.3. Hasil evaluasi komoditas tanaman buah-buahan di

    Kabupaten Kaimana......................................................

    95

    5.4. Hasil evaluasi komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Kaimana......................................................

    96

    5.5. Hasil analisis usahatani komoditas tanaman pangan di

    Kabupaten Kaimana......................................................

    100

    5.6. Hasil analisis usahatani komoditas tanaman sayuran di

    Kabupaten Kaimana......................................................

    102

    5.7. Hasil analisis usahatani komoditas tanaman buah-buahan 103

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana viii

    di Kabupaten Kaimana...................................................

    5.8. Hasil analisis usahatani komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Kaimana......................................................

    104

    6.1. Masterplan Pertanian untuk pengembangan komoditas

    unggulan Kabupaten Kaimana.........................................

    112

    6.2. Pengembangan pertanian desa di Kabupaten Kaimana beserta komoditas unggulannya......................................

    117

    8.1. Tingkat konsumsi pangan lokal di Kabupaten Kaimana....... 131

    8.2. Proyeksi kebutuhan konsumsi masing-masing komoditas pangan dan luas lahan untuk mencapai tingkat

    kemandirian (self sufficiency) di Kabupaten Kaimana tahun 2008-2032...................................................................

    132

    8.3. Luas lahan pengembangan masing-masing komoditas

    tnaman pangan pokok di Kabupaten Kaimana...................

    134

    8.4. Kebutuhan lahan tahun 2012, 2017, 2022, 2027 dan 2032

    untuk mencapai tingkat kecukupan pangan 100%, lahan

    potensial dan cadangan lahan komoditas pangan lokal.......

    136

    8.5. Strategi pengembangan tanaman pangan untuk

    percepatan ketahanan pangan dan diversifikasi pangan lokal di Kabupaten Kaimana............................................

    138

    8.6. Strategi pengembangan komoditas perkebunan rakyat untuk mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat di

    Kabupaten Kaimana......................................................

    145

    8.7. Strategi pengembangan komoditas perkebunan besar untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah di

    Kabupaten Kaimana......................................................

    147

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana ix

    DAFTAR PETA

    Peta Halaman

    4.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kaimana.................. 30

    4.2. Peta Zona Agroklimat Kabupaten Kaimana........................ 35

    4.3. Peta Formasi Geologi Kabupaten Kaimana........................ 46

    4.4. Peta Fisiografi Kabupaten Kaimana.................................. 54

    4.5. Peta Bentuk Wilayah Kabupaten Kaimana......................... 56

    4.6. Peta Tanah Kabupaten Kaimana...................................... 65

    4.7. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Kaimana.................... 70

    4.8. Peta Kawasan Hutan dan Perairan di Kabupaten Kaimana... 72

    6.1. Peta Masterplan Pertanian untuk Pengembangan

    Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana.........................

    116

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    4.1. Pola penyebaran hujan A............................................... 32

    4.2. Pola penyebaran hujan C. a) menyebar di bagian utara dan b) menyebar di sepanjang pantai Kabupaten Kaimana

    32

    4.3. a) Klasifikasi zona agroklimat (Oldeman, 1975) dan b) type hujan menurut Schmidt dan Fergusson (1951)..........

    33

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xi

    DAFTAR FOTO

    Foto Halaman

    4.1. Batuliat pada Formasi Audina (Pa) yang dijumpai di daerah

    Distrik Buruway............................................................

    39

    4.2. Batupasir gunung api pada Formasi Tipuna (Rjt) yang

    dijumpai di daerah Gariau..............................................

    40

    4.3. Batupasir kuarsa pada Formasi Granit Kuartisore (Prk) yang dijumpai di daerah Hauma......................................

    40

    4.4. Batupasir di Distrik Teluk Arguni..................................... 41

    4.5. Batugamping pada Formasi Batugamping Lengguru (Tpmr)

    yang dijumpai di Tanjung Nambina Distrik Buruway...........

    42

    4.6. Batugamping pada Formasi Batugamping Lengguru (Tpmr) yang dijumpai di Pegunungan Wandai di Distrik Teluk Etna.

    42

    4.7. Kapur pada Formasi Batugamping Inskin (KTi) yang

    dijumpai di Gunung Nafarua...........................................

    43

    4.8. Batunapal pada Formasi Warifi (KTwe) yang dijumpai di Distrik Teluk Etna..........................................................

    43

    4.9. Endapan sungai pada Formasi Aluvium (Qa) bantai Sungai

    Omba Distrik Teluk Etna.................................................

    44

    4.10. Hutan yang dijumpai di jalur aliran sungai Distrik Teluk

    Etna terkadang juga berupa hutan sagu...........................

    67

    4.11. Hutan mangrove yang dijumpai di salah satu sungai di Distrik Teluk Etna..........................................................

    67

    4.12. Danau Jamur di Distrik Teluk Etna merupakan danau

    terbesar di Kabupaten Kaimana.......................................

    69

    4.13. Salah satu SMP di Distrik Buruway................................... 78

    4.14. Salah satu SMK di Distrik Kaimana.................................. 78

    4.15. Hutan sagu menyediakan pangan berlimpah masyarakat Papua..........................................................................

    78

    4.16. Pelabuhan Kaimana....................................................... 82

    4.17. Pelabuhan Ruara, Teluk Arguni........................................ 82

    4.18. Pelabuhan Kambala, Buruway......................................... 82

    4.19. Darmaga Werippi.......................................................... 82

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xii

    RINGKASAN

    Kabupaten Kaimana terbentuk berdasarkan Undang Undang No. 26

    Tahun 2002 dengan ibukota Kaimana. Di Kabupaten Kaimana peran sektor

    pertanian sangat nyata, sampai 58,31% dari Produk Domestik Regional

    Bruto (PDRB). Diberlakukannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999

    tentang Otonomi Daerah dan Undang Undang No. 25 Tahun 1999 tentang

    perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin

    sepenuhnya pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan sektor

    pertanian.

    Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian tersebut telah

    disusun kerangka kerja yang terencana dan terarah yang tertuang dalam

    Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana. Penyusunan Masterplan

    Pertanian ini terlaksana berkat kerjasama penelitian antara Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kaimana

    dengan PT. Agathis Alba Jaya, Jakarta Tahun Anggaran 2007 dalam

    kegiatan Penyusunan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan

    Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

    Masterplan Pertanian merupakan suatu rencana strategis untuk

    menempatkan pertanian yang tangguh sebagai core bussiness suatu

    daerah. Adanya suatu penataan pemanfaatan ruang pertanian yang

    terencana dengan baik, lebih terarah dan lebih optimal. Oleh karena itu,

    Masterplan Pertanian berisikan pedoman pembangunan pertanian sebagai

    acuan penataan ruang pertanian melalui pengembangan komoditas

    unggulan untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, aman

    dan berkelanjutan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Kaimana

    mempunyai luas 2.070.370 ha, sekitar 32,90% dari luas kabupaten atau

    sekitar 681.250 ha potensial untuk pertanian. Lahan-lahan potensial

    tersebut, sesuai dengan potensi sumberdaya lahannya dibedakan ke

    dalam kawasan-kawasan budidaya, yaitu: sekitar 43.469 ha untuk

    budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah (LB), sekitar 139.935 ha

    untuk budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering (LK), untuk

    budidaya pertanian tanaman pangan dan tahunan dengan sistem kebun

    campuran sekitar 40.019 ha (Kc), budidaya pertanian tanaman

    perkebunan yang terdiri dari perkebunan rakyat sekitar 111.313 ha (TPr),

    dan perkebunan besar sekitar 310.074 ha (TPb). Budidaya perikanan air

    payau (tambak) sekitar 36.440 ha (Ip).

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xiii

    Dari lahan potensial tersebut sekitar 104.646 ha diantaranya

    merupakan prioritas utama rencana pengembangan pertanian dalam

    mendukung visi dan misi pembangunan pertanian di kabupaten ini. Secara

    ringkas luas masing-masing kawasan budidaya dan komoditas

    unggulannya pada masing-masing kawasan disajikan pada tabel berikut.

    L u a s Simbol Arahan/Komoditas

    Ha %

    I. Kawasan budidaya pertanian

    A. Kawasan budidaya pertanian

    Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan

    Tanaman pangan lahan basah

    -LB Sagu dan padi sawah 43.469 2,10

    Tanaman pangan lahan kering

    - LK Tanaman pangan: jagung, ubi jalar, padi gogo,

    kacang tanah, ubi kayu dan talas

    Tanaman sayuran: cabe, bayam, terung dan kacang panjang

    Tanaman tahunan/hortikultura: pepaya, rambutan,

    jeruk, pisang, durian, pala, kopi robusta, vanili, cengkeh dan kelapa

    139.935 6,76

    Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan dan tahunan (kebun campuran)

    - Kc Tanaman pangan/sayuran: jagung, ubi jalar, padi

    gogo, kacang tanah, ubi kayu, talas, cabe, bayam, terung dan kacang panjang

    Tanaman tahunan/hortikultura : pepaya, rambutan, jeruk, pisang, durian, pala, kopi robusta, vanili, cengkeh dan kelapa

    40.019 2,08

    Kawasan budidaya pertanian tanaman perkebunan

    Tanaman perkebunan rakyat

    - TPr Pala, kopi robusta, vanili, cengkeh dan kelapa. 111.313 5,38

    Tanaman perkebunan besar

    -TPb Kakao, kelapa sawit dan kelapa 310.074 14,98

    Kawasan hutan produksi

    - HP Tanaman hutan produksi 275.987 13,33

    B. Kawasan budidaya perikanan

    - Ip Tambak/perikanan air payau 36.440 1,76

    II. Kawasan non budidaya pertanian

    - KL Hutan lindung dan kawasan suaka alam 1.098.124 52,89

    Badan air (danau dan sungai) 14.898 0,72

    Kota/pemukiman 112 0,01

    T o t a l 2.070.370 100

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xiv

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pertanian

    merupakan sektor penggerak roda perekonomian Kabupaten Kaimana.

    Terbukti dengan besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB

    Kabupaten Kaimana. Namun potensi sumberdaya lahan yang dimiliki yang

    merupakan kekuatan utama kabupaten ini belum dikelola bahkan belum

    dimanfaatkan dengan optimal, sehingga belum memberikan hasil yang

    maksimal. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia sebagai

    pelaku pembangunan pertanian merupakan sumber kelemahan

    pengembangan pertanian, selain keterbatasan sarana dan prasarana

    penunjang.

    Analisis kependudukan menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten

    Kaimana tumbuh sebesar 6,39%/tahun. Implikasinya bahwa untuk

    mengolah lahan potensial sebesar 32,90% ini dibutuhkan waktu hingga

    tahun 2065, dengan kata lain bahwa jumlah penduduk yang dibutuhkan

    untuk mengelola lahan potensial tersebut baru terpenuhi pada tahun 2065,

    hal ini jika seluruh (100%) penduduk bekerja pada sektor pertanian. Jika

    hanya 70% yang bekerja pada sektor pertanian, maka jumlah penduduk

    yang diperlukan baru dapat terpenuhi pada tahun 2070.

    Di sisi lain, tuntutan pembangunan yang terus berkembang untuk

    meningkatkan fungsi dan peran serta Kabupaten Kaimana pada skala

    nasional maupun regional, terutama dalam sektor pertanian

    mengharuskan Kabupaten Kaimana melakukan percepatan pembangunan

    dalam sektor tersebut. Peluang pembangunan pertanian melalui

    pengembangan komoditas unggulan daerah cukup besar dengan adanya

    kebijakan otonomi daerah serta perimbangan keuangan Pemerintah Pusat

    dan Daerah yang memberikan porsi lebih banyak kepada masyarakat dan

    pemerintah daerah untuk dapat lebih mengaktualisasikan aspirasi daerah

    untuk melaksanakan pembangunan dengan sebaik-baiknya.

    Untuk itu telah ditetapkan visi yang dapat membingkai pelaksanaan

    pembangunan pertanian ke depan, sehingga tujuan dan sasaran

    pembangunan pertanian dapat tercapai. Visi pembangunan pertanian

    yang diharapkan dapat membingkai pelaksanaan pembangunan pertanian

    adalah: Menuju Kaimana yang Mandiri dan Bermartabat melalui

    Penciptaan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Kerakyatan.

    Makna yang terkandung dari visi tersebut adalah menciptakan Kaimana sebagai kabupaten yang mampu

    memenuhi kebutuhan pangan sendiri (mandiri pangan)

    tanpa bergantung kepada daerah lain, sebaliknya dapat

    menjadi penyumbang pangan bagi daerah lain di Papua. Mengembalikan kejayaan masa lalu sebagai sentra rempah-

    tempah untuk Indonesia bagian timur merupakan kekuatan

    ekonomi kerakyatan, selain mandiri pangan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xv

    Tujuan visi ini adalah untuk meletakkan kerangka dasar tinggal

    landas pada tahun 2032. Untuk mewujudkan visi tersebut, telah

    ditetapkan 3 misi, yaitu: 1) Percepatan ketahanan pangan dan diversifikasi

    pangan lokal, 2) Percepatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, 3)

    Percepatan pertumbuhan perekonomian daerah. Pelaksanaan ketiga misi

    ini diatur dalam strategi pembangunan pertanian Kabupaten Kaimana

    yang merupakan program pembangunan pertanian jangka panjang

    (selama 25 tahun, 2008-2032) yang dilaksanakan secara bertahap 5

    tahunan, tahap I (2008-2012), tahap II (2012-2017), tahap III (2027-

    2022), tahap IV (2022-2027) dan tahap V (2027-2032).

    Pengembangan tanaman pangan lokal dalam rangka percepatan

    ketahanan pangan di Kabupaten Kaimana bertujuan: 1) ketahanan

    pangan, dan 2) diversifikasi produk untuk peningkatan ekonomi rakyat.

    Prioritas pengembangan pertama dalam 25 tahun pertama mencapai

    51.021 ha, terdiri dari 47.494 lahan kering dan 3.528 ha lahan basah.

    Matriks strategi pengembangan tanaman pangan untuk percepatan

    ketahanan pangan dan diversifikasi pangan lokal di Kabupaten Kaimana di

    sajikan pada tabel berikut.

    Aspek Tahap I

    2008-2012

    Tahap II 2017-2022

    Tahap III 2017-2022

    Tahap IV 2022-2027

    Tahap V 2027-2032

    Tujuan 1. Ketahanan pangan

    2. Diversifikasi produk sagu untuk untuk peningkatan ekonomi rakyat

    1. Ketahanan pangan dan

    2. Diversifikasi produk untuk peningkatan ekonomi rakyat

    Potensi pasar

    Rumah tangga

    petani, pasar lokal /dalam kabupaten

    Rumah tangga petani, pasar lokal/dalam kabupaten dan antar kabupaten

    Komoditas Sagu, ubi jalar, padi gogo, ubi kayu dan talas

    Padi sawah, sagu, ubi jalar, padi gogo, ubi kayu dan talas

    Strategi 1. Intensifikasi dan optimalisasi lahan pertanian

    2. Ekstensifikasi lahan pertanian tanaman pangan lahan kering

    3. Peningkatan SDM untuk mengembangkan potensi TK lokal

    Pelatihan (training)

    Membangun proyek-proyek percontohan (demplot)

    Pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil (sagu)

    4. Pembentukan dan penguatan kelembagaan yang mendukung ketahanan

    Pengembangan lembaga penyuluhan

    Pembentukan kelompok-kelompok tani

    1. Intensifikasi dan optimalisasi lahan pertanian

    2. Ekstensifikasi lahan pertanian tanaman

    pangan lahan kering dan pencetakan lahan sawah

    3. Peningkatan SDM untuk mengembangkan potensi TK lokal

    Pelatihan

    Membangun proyek-proyek percontohan

    Pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil (sagu)

    4. Pembentukan dan penguatan kelembagaan yang mendukung ketahanan

    Pengembangan lembaga penyuluhan

    Pembentukan kelompok-kelompok tani

    5. Perbaikan dan pengadaan infrastruktur (bendungan, jaringan irigasi, pasar dan jalan)

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xvi

    Strategi 5. Perbaikan dan pengadaan infrastruktur (pasar dan jalan)

    Pelaku Petani, Kepala suku, Pemda, Dinas Pertanian Litbangtan, LSM

    Target luas

    pembukaan lahan

    Lahan kering = 6.270 Ha

    Lahan basah

    = 0

    Lahan kering = 10.306 Ha

    Lahan basah =

    0

    Lahan kering = 10.306 Ha

    Lahan basah

    = 500 ha

    Lahan kering = 10.306 Ha

    Lahan basah

    = 1.514 ha

    Lahan kering = 10.306 Ha

    Lahan basah

    = 1.514 ha

    Pengembangan komoditas unggulan perkebunan rakyat bertujuan

    mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat. Komoditas unggulan yang

    potensial dikembangkan adalah pisang, kakao, pala, kopi robusta, vanili,

    cengkeh, dan kelapa. Hasil analisis, lahan potensial yang diarahkan

    sebagai kawasan pengembangan tanaman perkebunan rakyat (TPr)

    mencapai 147.931 ha, sekitar 36.618 ha menjadi prioritas utama

    pengembangan 25 tahun pertama.

    Aspek Tahap I

    2008-2012

    Tahap III 2017-2022

    Tahap III 2017-2022

    Tahap IV 2022-2027

    Tahap V 2027-2032

    Tujuan Mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat

    Potensi pasar

    Rumah tangga petani, pasar lokal / dalam kabupaten, antar kabupaten dan antar propinsi

    Komoditas Pisang, kakao, pala, kopi robusta, vanili, cengkeh, dan kelapa

    Strategi

    1. Peningkatan SDM

    untuk mengembangkan potensi TK lokal

    pelatihan

    pengembangan pasca panen

    dan produk turunan

    2. pembentukan dan penguatan kelembagaan pendukung

    pengembangan

    lembaga penyuluhan

    lembaga keuangan

    3. perbaikan dan pengadaan infrastruktur (pasar dan jalan)

    1. Intensifikasi dan optimalisasi lahan perkebunan

    2. Ekstensifikasi lahan perkebunan rakyat

    3. Peningkatan SDM untuk mengembangkan potensi TK lokal

    pelatihan

    pengembangan pasca panen dan produk turunan pembentukan dan penguatan kelembagaan pendukung

    pengembangan lembaga penyuluhan

    4. Perbaikan dan pengadaan infrastruktur (pasar dan jalan)

    Pelaku Petani, Kepala suku, Pemda, Dinas Pertanian Litbangbun, LSM

    Target luas

    pembukaan lahan

    - 10.959 ha 10.606 ha 10.261 ha 4792 ha

    Komoditas unggulan pendorong pertumbuhan perekonomian daerah

    adalah kakao, kelapa sawit, dan kelapa. Selain nilai ekspor yang tinggi,

    potensi sumberdaya lahan Kabupaten Kaimana mendukung

    pengembangan komoditas tersebut. Hasil analisis potensi lahan seluas

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xvii

    310.074 ha atau 14,98% sesuai untuk perkebunan besar. Sekitar 195.441

    ha atau 63,03% pontensial untuk kelapa sawit, 99.110 ha atau 31,96%

    potensial untuk kelapa dan 15.522 ha atau 5,01% potensial untuk kakao.

    Ini menunjukkan bahwa peluang investasi di bidang perkebunan besar

    terutama kelapa sawit sangat besar.

    Kendala utama pengembangan perkebunan besar adalah masih

    terbatasnya infrastruktur yang diperlukan, pemasaran terbatasnya jumlah

    dan keterampilan masyarakat (terutama penduduk asli), rendahnya

    kepastian hukum berkenaan dengan penguasaan lahan/hak guna usaha,

    dan masih tidak sinkronnya peraturan perundang-undangan berkenaan

    dengan investasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan

    Pemerintah Kabupaten, serta adanya perbedaan interpretasi tentang

    investasi antara pemerintah daerah dengan investor.

    Faktor yang menjadi pendorong investasi adalah semakin

    meningkatnya permintaan pasar dan tingginya potensi lahan untuk

    pengembangan. Strategi pengembangan menitikberatkan kepada

    pentingnya pembangunan infrastruktur, dilakukannya deregulasi

    perangkat hukum yang merupakan disinsentif bagi investor, dilakukannya

    peningkatan kapasitas petani melalui magang dan pelatihan dan

    peningkatan jumlah petani. Dalam jangka pendek perlu disiapkan data

    potensi sumberdaya lahan pada tingkat yang lebih detil (skala 1:25.000

    atau lebih besar) sebagai bahan pertimbangan para investor untuk

    menanamkan modalnya di Kabupaten Kaimana.

    Jangka waktu Aspek

    Jangka Pendek (5 tahun) Jangka Panjang (25 tahun)

    Infrastruktur Pembangunan jalan akses

    ke lokasi/calon lokasi perkebunan

    Pembangunan jalan akses ke

    calon lokasi perkebunan

    Agroindustri/

    pascapanen

    Studi kelayakan dan

    pengadaan peralatan

    pengolahan

    Penyesuaian kapasitas pabrik

    dengan produksi

    SDM Perbandingan penduduk

    asli dengan pendatang

    70:30, pembinaan keterampilan melalui magang dan pelatihan

    Perbandingan penduduk asli

    dengan pendatang 95:5,

    pembinaan keterampilan melalui magang dan pelatihan

    Kelembagaan Pengkajian minat

    masyarakat, sinkronsasi

    perangkat hukum (HGU, retribusi), deregulasi

    Law enforcement, perbaikan PERPU/deregulasi

    Investasi Promosi kepada swasta, BUMN, PMA

    Promosi BUMD, BUMN, swasta

    Pemasaran Perbaikan pelabuhan,

    gudang dsb.

    Perbaikan pelabuhan, gudang

    dsb.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xviii

    Beberapa saran-saran perbaikan yang perlu dipertimbangkan oleh

    penentu kebijakan di daerah, terutama berkaitan dengan rendahnya

    sumberdaya manusia, baik kualitas maupun kuantitas yang merupakan

    penghambat utama pembangunan pertanian Kabupaten Kaimana.

    Peningkatan sumberdaya manusia ini, perlu mendapat perhatian serius

    dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Tidak saja petani,

    perbaikan kualitas dan kuantitas aparat penyuluh juga perlu dilakukan.

    Aparat penyuluh pertanian perlu ditambah sehingga satu unit WKPP dapat

    dilayani oleh seorang penyuluh. Tenaga penyuluh pertanian lapangan yang

    diangkat sebaiknya dari masyarakat lokal setempat, sedangkan penyuluh

    pertanian spesialis dapat saja berasal dari daerah lain di luar kabupaten.

    Untuk menyiapkan tenaga penyuluh lapangan yang langsung turun ke

    lapangan membina petani, diperlukan adanya atau menambah sekolah-

    sekolah menengah khusus (SMK) pertanian.

    Selain perbeikan sumberdaya manusia, infrastruktur wilayah seperti

    sarana dan prasarana perhubungan yang menghambat jangkauan pelayanan

    pemerintah merupakan kendala pembangunan pertanian pada berbagai skala

    juga perlu ditingkatkan. Karena adanya sentra-sentra komoditas pertanian

    unggulan yang baru sangat memerlukan prasarana yang memadai untuk

    mendukung pengembangan perekonomian daerah. Selain itu pembenahan

    prasarana perekonomian ini sekaligus membuka daerah-daerah terisolir.

    Percepatan pembangunan pertanian Kabupaten Kaimana tidak saja

    terkendala oleh rendahnya sumberdaya manusia dan ketersediaan

    infrastruktur, juga status hak ulayat dan adat. Untuk itu pemerintah dan

    investor dan pemangku adat perlu membicarakan jalan keluar yang

    terbaik terhadap pengalihan hak pengusahaan lahan untuk keperluan

    investasi karena ketidakjelasan pengalihan hak atas lahan akan

    menghambat masuknya investasi bukan hanya dalam bidang pertanian

    tetapi juga terhadap sektor lainnya. Untuk itu perlu peraturan daerah

    (Perda) yang mengatur hak penguasaan lahan yang disepakati oleh semua

    pihak tetapi tetap sejalan dengan peraturan perundangan yang terkait

    pada tingkat nasional.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xix

    SUMMARY

    Kaimana Regency formed based on the Decree No.26 (2002) with

    the capital Kaimana. In Kaimana Regency the role of agriculture is distinc-

    tively important, exhibit up to 58.31% of the Gross Regional Domestic

    Product. Since the effectiveness of the Decree No.22 (1999) about Local

    Autonomy and the Decree No.25 (1999) about financial balance between

    Central and Local Government, the development in agriculture sector is

    guaranteed.

    To support the agricultural development, the planned and focused

    framework have been arranged and incorporated into the Agriculture Mas-

    ter Plan of Kaimana Regency. The arrangement of the Agricultural Master

    Plan has been implemented through the cooperation between Develop-

    ment Planning Agency of Kaimana Regency and PT. Agathis Alba Jaya, Ja-

    karta in the fiscal year 2007, in the The Arrangement of Agricultural Mas-

    ter Plan for Superior Agricultural Commodities Development in Kaimana

    Regency, West Papua Province activity.

    The agricultural master plan is a strategic planning to put the strong

    agriculture as the core business of a certain area. The ordered and well

    planned agricultural lay out is considered necessary. So the agricultural

    master plan contains directives of agricultural development as the

    reference for agricultural lay out through the superior agricultural

    commodities to create more productive, safe and sustainable agriculture

    system.

    The results show Kaimana Regency have 681,250 Ha (or 32.90%)

    of the total 2,070,370 Ha are potential for agricultural development. The

    potential areas divided into different cultivation zones: 43,469 Ha for wet

    agricultural crops, 139,935 Ha for dry land agricultural crops, 40,019 Ha

    for mixed crops (food crops and annual crops), 111,313 Ha for smallholder

    plantation crops and 310,074 Ha for estate crops and for fish pond occupy

    36,440 Ha.

    From the total potential area, 104,646 Ha is the main priority of the

    agricultural development planning to support the agricultural development

    vision and mission. Concisely, the table below shows the division of every

    cultivation zones.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xx

    A r e a Symbol Direction / Commodities

    Ha %

    I. Cultivation area

    A. Cultivation area

    Food crops cultivation area

    Wet land food crops

    - LB Sago and paddy rice 43,469 2.10

    Dry land food crops

    - LK Food crops: maize, sweet potato, upland rice,

    ground nut, cassava and taro;

    Vegetables: chili, spinach, egg plant, string bean

    Annual crops/horticulture: papaya, rambutan, orange, banana, durian, nutmeg, Robusta coffee,

    vanilla, clove and coconut

    139,935 6.76

    Mixed of food crops and annual crops (mixed garden)

    - Kc Food crops/Vegetables: maize, sweet potato, upland

    rice, ground nut, cassava, taro, chili, spinach, egg plant and string bean

    Annual crops/horticulture: papaya, rambutan,

    orange, banana, durian, nutmeg, Robusta coffee, vanilla, clove and coconut

    40,019 2.08

    Plantation crops

    Smallholder plantation crops

    - TPr Nutmeg, Robusta coffee, vanilla, clove and coconut. 111,313 5.38

    Estate crops

    -TPb Cacao, oil palm and coconut 310,074 14.98

    Production forest

    - HP Forestry 275,987 13.33

    B. Fish pond cultivation

    - Ip Brackish fish pond 36,440 1.76

    II. Non agricultural cultivation area

    - KL Protective forest and natural sanctuary 1,098,124 52.89

    Water bodies (lake and river) 14,898 0.72

    Municipality 112 0.01

    T o t a l 2,070,370 100

    As mentioned before, agriculture is the activator of the economic

    development in Kaimana Regency, and proved thru the huge support of

    the agricultural sector to the Gross Domestic Revenues. But the land re-

    sources potency have not been managed and even utilized optimally then

    have not give maximal revenues. The less quantity and quality of the hu-

    man resources as the actor of agricultural development is the weak point

    in agricultural developments, as well as limited supportive tools.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xxi

    The population analysis shows the annual growth of 6.39% in Kai-

    mana Regency. So to manage potential areas of 32.90% the time needed

    up to year 2065, or in other word the amount of the people to manage the

    potential areas is well satiable in the year of 2065, if only 100% people

    works in the agricultural sector. If only 70% of the people work in agricul-

    tural sector, then the amount of people is satiable in the year of 2070.

    In the other side, the development necessity to increase the func-

    tion and taken part of Kaimana Regency in national or regional scale,

    make Kaimana Regency have to accelerate especially in agricultural sector.

    The chance of agricultural development thru the locally superior commodi-

    ties development is adequately big with the existence of local autonomy

    policies also financial balance between Central and Local Government,

    which give bigger portion to the people and local government to actualize

    local aspiration to perform genially nation-building.

    For that reason, they have established a vision which can frame the

    implementation of agriculture development in the future, so its target

    achieved. The vision which can be expected to frame the implementation

    the agriculture development is: To be autonomous and prestigious Kai-

    mana thru food security and social economics developments

    The meaning of this vision is establishing Kaimana as the regency which can fulfill its food requirement (food

    autonomous) without depends to the other area, on the

    contrary can supply the other areas food requirement. Bringing back to the past glory as the center of spices in

    eastern Indonesia is the power of social economics, as well as food autonomous.

    The aim of the vision is to laying down the basic foundation of take

    of in year 2032. In order to fulfill the target, three missions have been

    established: 1) accelerating the food security and locally food

    diversification, 2) accelerating the social economics growth, 3) accelerating

    the local economics growth. The implementations of these three missions

    dealt with the agriculture developments strategy of Kaimana regency,

    which is the long term agriculture development program (25 years, 2008-

    2032), and carried out in 5 years stage, first stage (2008-2012), second

    stage (2012-2017), third stage (2027-2022), fourth stage (2022-2027)

    and fifth stage (2027-2032).

    The development of locally food crops in order to accelerate food security in

    Kaimana regency, head for: 1) food security, and 2) product diversification to

    increase social economics. The first priority in the first 25 year attained

    51.021 ha, consist of 47.494 Ha upland and 3.528 Ha lowland. The

    strategy matrix of the food crops development to accelerate food security

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xxii

    and locally food crops diversification in Kaimana Regency lay out on the

    table.

    Aspect Stage I

    2008-2012

    Stage II

    2017-2022

    Stage III

    2017-2022

    Stage IV

    2022-2027

    Stage V

    2027-2032

    Direction 3. Food security

    4. Product diversification

    to increase the mass economic

    4. Food security and

    5. Product diversification to increase the masses economic

    Market potency

    Farmer household, local market

    Farmer household, local market (local and inter local)

    Commodity Sago, sweet potato, upland rice, cassava and taro

    Paddy rice, sago, sweet potato, upland rice, cassava and taro

    Strategy 4. Intensification and

    optimalization of agricultural land

    5. Extensification of dry land agriculture

    6. Human resources improvement to develop local manpower

    training

    demo plot construction

    post harvest and yield management of sago

    4. Building and strengthening supportive institutional

    counseling institutional development

    small farmer group formation

    5. improvement and procurement of infrastructure (market and road)

    1. Intensification and optimalization of agricultural land

    2. Extensification of dry land agriculture and new opening of paddy rice land

    3. Human resources improvement to develop local manpower

    training

    demo plot construction

    post harvest and yield management of sago

    4. Building and strengthening supportive institutional

    counseling institutional development

    small farmer group formation

    5. Improvement and procurement of infrastructure (market and road)

    Actor farmer, chieftain, local government, agricultural services, agricultural R & D, NGO

    Land clearing and area target

    Upland = 6.270 ha

    Wet land = 0

    Upland = 10.306 ha

    Lowland = 0

    Upland = 10.306 ha

    Lowland = 500 ha

    Upland = 10.306 ha

    Lowland=

    = 1.514 ha

    Upland = 10.306 ha

    Lowland = 1.514 ha

    The superior commodities development in small holder plantation

    has a purpose to boost the social economics growth. The potential superior

    commodities for small holder plantation are: banana, cacao, nutmeg,

    Robusta coffee, vanilla, clove, and coconut. From the result of analysis, the

    potential land purposed for small holder plantation developments zone

    achieved 147,931 Ha, and about 36.618 Ha become main priority in the

    first 25 years developments.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xxiii

    Aspect Stage I

    2008-2012

    Stage III 2017-2022

    Stage III 2017-2022

    Stage IV 2022-2027

    Stage V 2027-2032

    Purpose Encouraging the people economic growth

    Market potency Farmer household, local market (local, inter local, inter regency, inter province)

    Commodities Banana, cacao, nutmeg, Robusta coffee, vanilla, clove, and coconut

    Strategy

    1. Human resources improvement to develop local manpower

    training

    post harvest and derivative products development

    2. building and strengthening supportive institutional

    counseling institutional development

    financial institutional

    6. improvement and procurement of

    infrastructure (market and road)

    1. Intensification and optimalization plantation land

    2. Extensification small holder plantation

    3. Human resources improvement to develop local manpower

    Training

    post harvest and derivative products development

    building and strengthening supportive institutional

    counseling institutional development

    4. improvement and procurement of infrastructure (market and road)

    Actor farmer, chieftain, local government, agriculture services, agriculture R & D, NGO

    Land clearing and

    area target

    - 10.959 ha 10.606 ha 10.261 ha 4792 ha

    The superior commodities for boosting the locally economics growth

    are cacao, oil palm, and coconut. Besides high export value, the land

    resources potency in Kaimana regency supports the development of these

    commodities. The results of land potency analysis achieved 310,074 Ha or

    14.98% and suitable for estate plantation. About 195.441 ha or 63.03%

    are potential for oil palm plantation, 99,110 ha or 31.96% are potential for

    coconut and 15,522 ha or 5.01% are potential for cacao. This shows the

    big investment chance in estate plantation especially in oil palm.

    The main constraint for estate plantation developments is the limit-

    ing infrastructure, marketing, limited human resources (for local tribes),

    the low law-assurance regarding to land utilization rights and the not syn-

    chronized investment laws and regulations between Central, Province and

    Local Governments, and the last is the different investment interpretation

    of local governments and the investors.

    The investment boosting factor is the higher market demand and

    high land development potency. The developing strategy focused to the

    importance of infrastructure assembly, deregulation laws implication which

    has been the disincentive for the investors, farmer capacity increment thru

    apprenticeship and training also increasing the farmer quantity. In the

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xxiv

    short term, the availability of the data on the land resources potency in

    the detailed scale (scale 1:25,000 or bigger) have to be satisfied as the

    consideration basis for the investors who will plant their capitals in Kai-

    mana regency.

    Time span

    Aspect Short term (5

    years)

    Long term (25

    years)

    Infrastructure Access road con-

    struction to plantation loca-tion

    Access road con-

    struction to plantation location

    Agro-industry/ post harvest

    Feasibility study and post harvest tools supplying

    Factory capacity

    adjustment to the pro-duction

    Human re-sources

    The ratio of local and

    new comer is 70:30, skill

    training thru apprenticeship and training

    The ratio of local

    and new comer is 95:5,

    skill training thru ap-

    prenticeship and train-ing

    Institutional Investigation of peo-

    ple interest, synchronization

    of the law forces (HGU, ret-ribution), law deregulation

    Law enforce-

    ment, PERPU improve-

    ment / deregulation

    Investment Promotion to private

    sectors, BUMN, PMA

    Promotion to

    BUMD, BUMN, private sectors

    Marketing Port and warehouse

    rehabilitation

    Port and ware-

    house rehabilitation

    Several considerable suggestions for the decision maker, relating

    with the low human resources, qualitatively and quantitatively, is the main

    constraint to the agriculture development in Kaimana regency. The im-

    provement of the human resources requires serious attention from the lo-

    cal government, as well as central government. Not only had the farmers,

    the improvements implied to the quality and quantity of the agricultural

    informant. The local agriculture informant could be indigenous, and the

    specialist agriculture informants originate from the other area. To prepare

    the agriculture informant required the special agriculture school.

    Beside the human resources improvement, the local transportation

    infrastructure restrains the reach of government services is the constraint of

    agricultural development in every scales which need to be solved, because of

    the center of superior agricultural commodities need excellent infrastructure to

    support the local economics development. Besides the improvement of

    economic infrastructure also unlock the isolated areas.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana xxv

    The agricultural development acceleration in Kaimana Regency is

    not limited with the low human resource and infrastructure availability, as

    well as customary law and community rights. Then the local government

    and investor and the chieftain need to negotiate the best solution to the

    transfer of the land utilization rights for investment necessities. The

    indistinctly transfer of the land utilization right restrain the investment

    admission not only in the agriculture sector but all sectors. Therefore the

    local regulation for land utilization right, which is compromised by all party

    is required as long as parallel with the national laws.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kabupaten Kaimana merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

    Papua Barat yang terbentuk berdasarkan Undang Undang No. 26 Tahun

    2002 dengan ibukota Kaimana. Pada awalnya kabupaten baru ini terdiri

    dari empat distrik, yaitu Distrik Kaimana, Distrik Teluk Etna, Distrik Teluk

    Arguni dan Distrik Buruway dengan luas total 18.500 km2 (Kaimana Dalam

    Angka, 2004). Pada tahun 2006 Kabupaten Kaimana memekarkan diri

    menjadi tujuh distrik yaitu Distrik Kaimana, Distrik Kambrauw, Distrik

    Teluk Arguni, Distrik Yerusi, Distrik Teluk Etna, Distrik Yamor serta Distrik

    Buruway.

    Sebagai kabupaten baru yang mempunyai kawasan yang sangat

    luas menyimpan potensi yang dapat diandalkan untuk pengembangan

    sektor pertanian pada skala regional. Regionalisasi pertanian diharapkan

    mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus memberikan

    kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) melalui penciptaan

    investasi dan arus perdagangan antar pulau. Di Kabupaten Kaimana peran

    sektor pertanian dalam menopang roda perekonomian sangat nyata,

    tercatat bahwa sektor pertanian menyumbang 58,31% terhadap Produk

    Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kaimana (Kaimana Dalam

    Angka, 2006).

    Selain itu dengan adanya pemekaran wilayah dan diberlakukannya

    Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang

    Undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan Pemerintah

    Pusat dan Daerah yang menjamin sepenuhnya pelaksanaan reformasi

    otonomi daerah yang lebih luas dan stabil, maka semangat reformasi

    otonomi daerah tersebut perlu diterjemahkan ke dalam berbagai aspek

    pembangunan antara lain adalah pembangunan sektor pertanian, karena

    sektor pertanian merupakan salah satu pilar pembangunan yang terbukti

    mampu bertahan terhadap deraan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun

    1997/1998, bahkan sektor pertanian mampu memberikan sumbangan

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 2

    yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan

    bahwa sektor pertanian dapat dijadikan sebagai sektor andalan daerah,

    seperti halnya Kabupaten Kaimana di masa yang akan datang.

    Pada era perdagangan yang semakin bebas, arah dan aliran

    komoditas pertanian akan sangat ditentukan oleh tingkat keunggulan

    kompetitifnya. Keunggulan kompetitif menunjukkan tingkat efisiensi suatu

    komoditas pertanian di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah

    lainnya yang merupakan hasil interaksi keunggulan komparatif dan distorsi

    pasar. Keunggulan komparatif merupakan hasil interaksi kesesuaian

    biofisik lahan, penguasaan teknologi dan kemampuan mengelola sistem

    usahatani. Dengan keunggulan komparatif ini suatu wilayah/daerah dapat

    menonjol bahkan memonopoli suatu produk pertanian.

    Untuk mendukung pembangunan pertanian tersebut perlu disusun

    kerangka kerja yang terencana dan terarah dan hal ini memerlukan

    landasan yang kuat dalam pelaksanaanya. Kesesuaian penggunaan lahan

    atau kecocokan suatu tipe lahan untuk penggunaan tertentu merupakan

    dasar perencanaan penggunaan lahan karena akan menempatkan

    sumberdaya lahan ke dalam penggunaan yang lebih produktif dan pada

    waktu yang sama melestarikannya untuk kepentingan generasi yang akan

    datang. Rencana pembangunan pertanian Kabupaten Kaimana tertuang

    dalam Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana. Masterplan Pertanian ini

    berisikan pedoman pembangunan pertanian sebagai acuan penataan

    ruang pertanian untuk pengembangan komoditas unggulan Kabupaten

    Kaimana.

    Di Kabupaten Kaimana Masterplan Pertanian belum tersusun,

    sehingga pembangunan pertanian yang terencana dan terarah belum

    sepenuhnya dapat dilakukan. Masterplan Pertanian perlu disusun sebagai

    suatu rencana strategis untuk menempatkan pertanian yang tangguh

    sebagai core bussiness suatu daerah. Adanya suatu penataan

    pemanfaatan ruang pertanian yang terencana dengan baik, lebih terarah

    dan lebih optimal akan menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif,

    aman dan berkelanjutan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 3

    Berkaitan dengan hal di atas, pada tahun anggaran 2007 telah

    disepakati kerjasama penelitian antara Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kaimana dengan PT. Agathis Alba Jaya,

    Jakarta dalam kegiatan Penyusunan Masterplan Pertanian untuk

    Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua

    Barat.

    1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

    Maksud penyusunan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana

    adalah:

    1) Membantu Pemerintah Kabupaten Kaimana menyelesaikan

    permasalahan yang ada di sekitar pelaksanaan pembangunan

    pertanian di daerah

    2) Menyusun suatu kerangka kerja bagi pemenuhan akan kebutuhan

    pemanfaatan ruang pertanian dalam rangka pelaksanaan

    pembangunan pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Kaimana,

    dan

    3) Menetapkan suatu arahan alokasi pemanfaatan ruang untuk

    pengembangan komoditas pertanian unggulan Kabupaten Kaimana

    Tujuan penyusunan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana

    adalah:

    1) Menetapkan suatu kerangka kerja atau acuan pembangunan

    pertanian wilayah Kabupaten Kaimana. Dengan kerangka kerja ini

    diharapkan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan di

    Kabupaten Kaimana dapat terencana dengan baik dan lebih terarah,

    sehingga pembangunan pertanian berjalan lebih optimal

    2) Menanggapi tuntutan pembangunan yang terus berkembang dari

    waktu ke waktu, terutama pembangunan pertanian yang efektif di

    wilayah Kabupaten Kaimana di masa yang akan datang

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 4

    3) Meningkatkan fungsi dan peran serta Kabupaten Kaimana pada

    skala nasional maupun regional, terutama dalam sektor pertanian

    4) Mewujudkan suatu tatanan ruang pertanian Kabupaten Kaimana

    yang serasi dan seimbang serta bermanfaat sesuai dengan potensi

    sumberdaya lahannya

    5) Memberikan rumusan untuk pengembangan komoditas pertanian

    unggulan Kabupaten Kaimana

    Sasaran yang ingin dicapai melalui penyusunan Masterplan

    Pertanian adalah:

    1) Menata pemanfaatan ruang pertanian yang terencana dan terarah

    berdasarkan potensi sumberdaya lahan wilayah Kabupaten Kaimana

    2) Menempatkan pertanian yang tangguh sebagai core bussiness

    wilayah Kabupaten Kaimana

    3) Menciptakan sistem pertanian yang produktif, aman dan

    berkelanjutan di wilayah Kabupaten Kaimana.

    1.3. Ruang Lingkup

    Beberapa kendala dihadapi oleh tim penyusun dalam pengumpulan

    data di lapangan, dan hal ini menyulitkan kerja tim secara keseluruhan.

    Pembatas utama penyusunan Masterplan Pertanian adalah terbatasnya

    sarana dan prasarana perhubungan. Hal lain yang lebih pokok dan muncul

    pada saat proses penyusunan laporan adalah keterbatasan data yang

    tersedia pada tiap instansi dan kecamatan di wilayah Kabupaten Kaimana.

    Keterbatasan tersebut sangat mempengaruhi proses penyusunan laporan

    selanjutnya.

    Untuk itu penyusunan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana

    hanya melingkup dalam dua hal, yaitu lingkup masalah dan lingkup area.

    Berikut diuraikan masing-masing ruang lingkup tersebut.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 5

    1.3.1. Lingkup Masalah

    Penyusunan Masterplan Pertanian mengikuti ketentuan-ketentuan

    yang terdapat dalam Undang Undang No. 24 Tahun 1992 dan Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten yang

    disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1999.

    Belum lengkapnya data-data yang dapat memandu para

    pengembang (developer) dalam mengembangkan Kabupaten Kaimana

    merupakan kendala utama pelaksanaan Undang Undang No. 22 Tahun

    1999 tentang pelaksanaan otonomi daerah yang diterjemahkan ke dalam

    berbagai aspek pembangunan termasuk pembangunan sektor pertanian.

    Penyusunan Masterplan Pertanian memerlukan kajian-kajian yang

    komprehensif yang mengakomodir segenap aspek kehidupan, seperti

    potensi sumberdaya lahan, kelayakan usahatani, sosial budaya

    masyarakat, aksesibilitas yang ada dan lain-lain, sehingga Masterplan

    Pertanian yang tersusun bersifat kondisional dan efisien serta efektif

    dalam aplikasinya.

    1.3.2. Lingkup Area

    Area penyusunan Masterplan Pertanian untuk pengembangan

    komoditas unggulan adalah seluruh wilayah Kabupaten Kaimana yang

    terbentuk berdasarkan Undang Undang No. 26 Tahun 2002. Kabupaten

    Kaimana terdiri atas 7 (tujuh) distrik, yaitu Distrik Kaimana, Distrik

    Kambrauw, Distrik Teluk Arguni, Distrik Yerusi, Distrik Teluk Etna, Distrik

    Yamor serta Distrik Buruway.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 6

    BAB II

    METODOLOGI DAN PENDEKATAN

    Penyusunan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana dibagi dalam

    dua kelompok kegiatan utama, yaitu pengumpulan data dan analisis data.

    Berikut diuraikan teknik pengumpulan data, analisis data dan pendekatan-

    pendekatan yang digunakan.

    2.1. Teknik Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penyusunan Masterplan Pertanian

    Kabupaten Kaimana meliputi data primer dan sekunder. Data primer

    adalah data yang dikumpulkan secara langsung, baik di lapangan maupun

    di laboratorium. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan

    dari instansi-instansi terkait.

    2.1.1. Data Primer

    Penelitian Lapangan

    Penelitian lapang meliputi pengecekan batas satuan lahan dan

    penggunaan lahan hasil interpretasi, karakterisasi tanah dan

    lingkungannya serta pengumpulan data iklim, sosial ekonomi dan budaya

    masyarakat. Pengecekan batas satuan lahan dan penggunaan lahan hasil

    interpretasi dilakukan untuk memverifikasi dan memvalidasi hasil

    interpretasi. Hasil pengecekan lapangan digunakan sebagai dasar

    perbaikan peta satuan lahan dan peta penggunaan lahan.

    Peta satuan lahan yang digunakan adalah skala 1:50.000 yang

    disusun dari pendetilan Peta Satuan Lahan Kabupaten Kaimana skala

    1:100.000 (Hasil penelitian Pengkajian Teknologi Pertanian Irian Jaya

    Barat, 2006 dan PT Agathis Alba Jaya, Bekasi, 2007) melalui pendekatan

    analisis terrain pada Shuttle Radar Topography Mission (NASA, 2004),

    peta kontur, peta rupabumi dan peta geologi. Interpretasi citra Shuttle

    Radar Topography Mission (NASA, 2004) dilakukan menggunakan software

    Global Mapper versi 7.2 dan ArcView versi 3.2. Penyimbolannya mengacu

    pada Pedoman Klasifikasi Landform (Marsoedi et al., 1997).

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 7

    Penggunaan lahan digunakan sebagai bahan masukan dalam

    penyusunan Masterplan Pertanian agar tidak terjadi tumpang tindih

    (overlapping) penggunaan lahan. Penggunaan lahan disusun melalui

    interpretasi citra landsat 7 ETM+ path 104 row 63 akuisisi 10 Pebruari

    2004, path 105 row 062 akuisisi tanggal 17 Agustus 2004 dan row 063

    akuisisi tanggal 7 Desember 2004 dan path 106 row 063 akuisisi tanggal

    21 April 2005 menggunakan software ER Mapper versi 6.4 dan ArcView

    versi 3.2. Selanjutnya kedua peta tersebut dipindahkan ke peta dasar

    yang telah disusun. Peta dasar yang digunakan adalah skala 1:50.000,

    peta ini digunakan untuk menggambarkan peta-peta tematik hasil

    penelitian yang disusun menggunakan peta kontur skala 1:50.000 dan

    peta rupa bumi skala 1:250.000 lembar Kambala (2912), S. Omba (3011),

    Kaimana (3012), Windesi (3013), Waaghete (3111) dan Nabire (3112)

    (Bakosurtanal, 2004).

    Data dan peta lainnya yang menjadi bahan masukan penyusunan

    Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana adalah peta land system skala

    1:250.000 lembar Obome (2912), S. Omba (3011), Kaimana (3012),

    Windesi (3013), Waaghete (3111) dan Nabire (3112) (Bakosurtanal,

    1986). Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan

    Kawasan Lindung dan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.

    891/Kpts-II/99, tanggal 15 Oktober Tahun 1999 tentang kawasan hutan

    dan perairan Provinsi Irian Jaya yang terliput dalam 5 (lima) lembar peta

    skala 1:250.000, yaitu lembar Obome (2912), S. Omba (3011), Kaimana

    (3012), Windesi (3013), Waaghete (3111) dan Nabire (3112).

    Karakterisasi lahan bertujuan untuk mengetahui jenis dan sifat

    tanah serta penyebarannya yang dilakukan melalui penjelajahan pada

    setiap satuan lahan representatif. Pengamatan tanah dilakukan dengan

    membuat profil, minipit dan pemboran. Profil tanah dibuat sampai

    kedalaman 180 cm atau sampai lapisan pembatas perakaran. Minipit

    dibuat untuk mengetahui penyebaran tanahnya dengan cara menggali

    tanah sampai kedalaman 50 cm, selanjutnya dilakukan pemboran sampai

    kedalaman 180 cm atau sampai lapisan pembatas perakaran. Sedangkan

    pemboran dilakukan hanya pada kondisi dimana pengamatan profil dan

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 8

    minipit tidak memungkinkan dilakukan. Semua data pengamatan di lapang

    dicatat dalam formulir isian yang meliputi sifat morfologi dan fisika tanah,

    yaitu: tekstur, warna tanah, struktur meliputi bentuk, ukuran dan tingkat

    perkembangan, batas horison, kedalaman tanah, ketebalan solum,

    drainase, permeabilitas, batuan dalam penampang serta sifat fisik

    lingkungan. Pengamatan sifat tanah di lapang mengacu pada Soil Survey

    Division Staff (1993). Tanah diklasifikasi sampai tingkat subgrup menurut

    Keys to Soil Taxonomy (2003).

    Pengambilan contoh tanah profil dan komposit dilakukan pada

    satuan lahan representatif. Contoh tanah profil diambil pada setiap lapisan

    atau horison sebanyak + 1 kg. Sedangkan contoh tanah komposit

    dikumpulkan dari beberapa tempat secara random, kemudian dicampur

    dan diambil + 1 kg. Selanjutnya contoh tanah dianalisis di laboratorium

    untuk mengetahui sifat fisika dan kimia tanahnya.

    Selain pengecekan batas satuan lahan dan penggunaan lahan hasil

    interpretasi, karakterisasi tanah dan lingkungannya serta pengumpulan

    data iklim juga diamati kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

    Data sosial ekonomi dikumpulkan melalui pengisian kuisioner dan

    wawancara dengan petani atau petugas pertanian di lapangan pada setiap

    tipe penggunaan lahan (TPL). Setiap TPL mempunyai 3-6 responden. Data

    yang dikumpulkan meliputi jenis komoditas yang sudah atau akan

    dikembangkan, input yang digunakan, seperti jumlah dan jenis pupuk,

    tenaga kerja, harga produk pertanian persatuan harga, aksesibilitas

    seperti keberadaan pasar, sarana dan prasarana transportasi dan lain-lain.

    Analisis Contoh Tanah di Laboratorium

    Analisis contoh tanah di laboratorium meliputi penetapan sifat fisik

    dan kimia tanah yang terdiri tekstur 3 fraksi (pasir, debu dan liat), pH (pH

    H2O dan KCl), C organik, N total, P potensial (P2O5 HCl 25%), K potensial

    (K2O HCl 25%), P tersedia (P Olsen atau P Bray I), basa-basa dapat tukar

    (Ca, Mg, K dan Na), kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB)

    dan Al dapat tukar (Al-dd). Metode analisis contoh tanah mengacu kepada

    Soil Survey Laboratory Staff (1991).

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 9

    Data hasil analisis tanah di laboratorium digunakan untuk klasifikasi

    tanah, interpretasi kesuburan tanah, penilaian kesesuaian lahan dan

    kendala pengembangannya serta penyusunan Masterplan Pertanian

    Kabupaten Kaimana. Status kesuburan tanah diketahui dengan cara

    membandingkan karakteristik tanah hasil analisis laboratorium dengan

    kriteria penilaian kesuburan tanah (Lembaga Penelitian Tanah, 1984).

    Pengumpulan Data Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

    Data sosial ekonomi dikumpulkan melalui pengisian kuisioner dan

    wawancara dengan petani atau petugas pertanian di lapangan pada setiap

    tipe penggunaan lahan (TPL). Setiap TPL mempunyai 3-6 responden. Data

    yang dikumpulkan meliputi: jenis komoditas, input yang digunakan,

    seperti bibit, jumlah, jenis dan harga pupuk, jumlah tenaga kerja, harga

    produk pertanian persatuan harga. Aksesibilitas seperti keberadaan pasar,

    lembaga permodalan seperti bank, sarana dan prasarana transportasi dan

    lain-lain yang mempengaruhi terhadap analisis sosial ekonomi dan budaya

    masyarakat.

    2.1.2. Data Sekunder

    Data sekunder dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti

    data iklim, uraian mengenai keadaan wilayah kabupaten secara

    keseluruhan, kecamatan, desa/kampung, karakteristik penduduk,

    kelembagaan, pemerintahan dan faktor-faktor lain yang terkait dengan

    penyusunan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana.

    2.2. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data merupakan penilaian terhadap berbagai

    keadaan yang dilakukan berdasarkan pendekatan dan metode serta teknik

    analisis data. Berikut disajikan teknik analisis pada masing-masing data

    yang digunakan dalam penyusunan Masterplan Pertanian.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 10

    2.2.1. Analisis Kesesuaian Lahan

    Analisis kesesuaian lahan dilakukan dalam keadaan aktual

    (kesesuaian lahan aktual) dan kesesuaian lahan setelah dilakukan

    perbaikan (improvement) atau kesesuaian lahan potensial. Penilaian

    dilakukan dengan cara mencocokkan (matching) antara karakteristik lahan

    (land characteristics) dengan persyaratan tumbuh tanaman (land use

    requirement). Karakteristik lahan yang dinilai adalah temperatur (t),

    ketersediaan air (w), media perakaran (r), retensi hara (n), bahaya

    sulfidik (x), bahaya erosi (e) dan bahaya banjir (f). Hasil evaluasi

    menghasilkan 4 kelas kesesuaian lahan, yaitu: sangat sesuai (S1), cukup

    sesuai (S2), sesuai marginal (S3) dan tidak sesuai (N). Penilaian

    kesesuaian lahan mengacu kepada Kriteria Kesesuaian Lahan untuk

    Komoditas Pertanian yang disusun oleh Djaenudin et al., tahun 1994;

    2003).

    Sangat sesuai (S1) : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang

    berarti atau nyata terhadap penggunaan

    secara berkelanjutan, atau faktor pembatas

    yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi

    produktivitas lahan secara nyata.

    Cukup sesuai (S2) : Lahan mempunyai faktor pembatas, dan

    faktor pembatas ini akan berpengaruh

    terhadap produktivitasnya, memerlukan

    tambahan masukan (input). Pembatas

    tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani

    sendiri.

    Sesuai marginal (S3) : Lahan mempunyai faktor pembatas yang

    berat, dan faktor pembatas ini akan

    berpengaruh terhadap produktivitasnya,

    memerlukan tambahan masukan yang lebih

    banyak dari pada lahan yang tergolong S2.

    Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3

    memerlukan modal tinggi, sehingga perlu

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 11

    adanya bantuan atau campur tangan

    (intervensi) pemerintah atau pihak swasta.

    Tanpa bantuan tersebut petani tidak bisa

    mengatasinya.

    Tidak sesuai (N) : Lahan yang tidak sesuai (N) karena

    mempunyai faktor pembatas yang berat

    dan/atau sulit diatasi.

    Hasil penilaian kesesuaian lahan disajikan dalam bentuk peta-peta

    kesesuaian lahan yang menyajikan distribusi, luas dan kendala

    pengembangan suatu komoditas pertanian unggulan Kabupaten Kaimana,

    baik komoditas tanaman pangan maupun komoditas tanaman

    tahunan/perkebunan.

    2.2.2. Analisis Usahatani

    Suatu usahatani dikatakan layak secara ekonomi, apabila komoditas

    pertanian tersebut memenuhi persyaratan dari parameter-paremeter

    ekonomi yang ditetapkan. Parameter ekonomi yang digunakan untuk

    menilai kelayakan usahatani tanaman semusim adalah rasio penerimaan

    dengan total biaya produksi Revenue Cost Ratio (R/C). Tanaman semusim

    dikatakan layak bila R/C lebih besar atau sama dengan suatu nilai yang

    ditetapkan. Semakin besar nilai R/C-nya, maka semakin tinggi tingkat

    kelayakannya. Sedangkan untuk komoditas tanaman tahunan kelayakan

    ekonomi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of

    Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C) dan Gross Margin (GM). Suatu

    komoditas tahunan dikatakan layak secara ekonomi apabila NPV, IRR, B/C

    dan GM lebih besar atau sama dengan suatu nilai yang ditetapkan.

    Kedua analisis di atas digunakan untuk menentukan komoditas

    unggulan. Komoditas unggulan adalah komoditas yang mempunyai nilai

    unggul baik secara kompetitif maupun komparatif. Keunggulan kompetitif

    menunjukkan tingkat efisiensi suatu komoditas pertanian di suatu wilayah

    dibandingkan dengan wilayah lainnya yang merupakan hasil interaksi

    keunggulan komparatif dan distorsi pasar. Unggul secara kompetitif dapat

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 12

    dikatakan sebagai komoditas yang unggul atau layak secara ekonomi.

    Sedangkankan unggul secara komparatif merupakan hasil interaksi

    kesesuaian biofisik lahan, penguasaan teknologi dan kemampuan

    mengelola sistem usahatani atau dapat dikatakan komoditas yang sesuai

    dengan kondisi fisik lahannya. Dengan keunggulan komparatif suatu

    wilayah dapat menonjol bahkan memonopoli suatu produk pertanian.

    Selain unggul secara kompetitif dan komparatif, keunggulan suatu

    komoditas juga perlu dilihat dari komoditas yang umum dibudidayakan

    masyarakat. Karena selain masyarakat sudah mengenal komoditas

    tersebut, sehingga teknologi sumberdaya lahan lebih mudah diterapkan,

    juga diversifikasi produk atau produk turunan dari komoditas tersebut

    lebih mudah diintroduksikan. Hal ini merupakan pertimbangan utama

    dalam menetapkan komoditas unggulan daerah.

    2.2.3. Analisis Pengembangan Kawasan Budidaya

    Analisis pengembangan kawasan budidaya ditujukan untuk

    pengembangan komoditas pertanian unggulan, baik komoditas tanaman

    pangan maupun tanaman tahunan/perkebunan, perikanan dan

    peternakan. Selain kesesuaian lahan dan kekayakan ekonomi, dianalisis

    pula kebutuhan pengembangan komoditas-komoditas tersebut, seperti

    sarana dan prasarana perekonomian, meliputi perhubungan, pasar dan

    lembaga permodalan dan tenaga kerja.

    2.2.4. Analisis Kependudukan

    Penduduk sebagai pelaku pertanian memegang peranan penting

    dalam keberhasilan suatu usaha pertanian. Karakteristik penduduk yang

    penting dianalisis adalah jumlah dan perkembangan penduduk, tingkat

    pendidikan, dinamika, distribusi, struktur, proyeksi jumlah penduduk dan

    lapangan pekerjaan. Karakteristik penduduk terutama jumlah dan

    perkembangan penduduk serta tingkat pendidikan sangat penting untuk

    mengetahui kemampuan penduduk mengadopsi teknologi sumberdaya

    lahan dan penduduk sebagai pengguna teknologi sumberdaya lahan

    tersebut untuk pengembangan komoditas unggulan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 13

    2.2.5. Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya

    Analisis sosial ekonomi ditujukan untuk melihat perkembangan

    ekonomi regional, pendapatan perkapita dan ekonomi kerakyatan. Dan

    analisis sosial budaya bertujuan untuk menilai kondisi kemasyarakatan

    serta pergeseran nilai-nilai budaya yang ada di Kabupaten Kaimana, baik

    pada saat sekarang maupun yang akan datang.

    2.2.6. Penyusunan Masterplan Pertanian

    Masterplan Pertanian disusun berdasarkan potensi sumberdaya

    lahan dengan mempertimbangkan penggunaan lahan saat ini (present

    landuse), kawasan lindung, kelayakan usahatani, ketersediaan tenaga

    kerja, sosial ekonomi dan budaya masyarakat, sarana dan prasarana

    transportasi serta sarana dan prasarana perekonomian lainnya.

    Penyusunan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas

    Unggulan, diawali dengan pemisahan Kawasan Budidaya dengan Kawasan

    non Budidaya (Kawasan Lindung). Kawasan Lindung mengacu pada

    Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan Kawasan

    Lindung dan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 891/Kpts-

    II/99, tanggal 15 Oktober Tahun 1999 tentang kawasan hutan dan

    perairan Provinsi Irian Jaya. Selain dua sumber di atas, kawasan lindung

    juga ditetapkan berdasarkan kondisi fisik lahan, seperti lereng >40% dan

    tanah sangat dangal (200 cm) dan kawasan resapan. Kawasan perlindungan

    setempat meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar

    danau dan kawasan sekitar mata air. Kawasan suaka alam meliputi

    kawasan suaka alam, pantai berhutan bakau, kawasan suaka alam laut

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 14

    dan perairan lainnya, taman nasional, taman hutan raya, dan taman

    wisata alam. Keberadaan kawasan lindung di Kabupaten Kaimana perlu

    dipertahankan, termasuk dari kegiatan pengembangan pembangunan.

    Oleh karena itu, kawasan lindung menjadi bahan pertimbangan dalam

    penyusunan Masterplan Pertanian.

    Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Kabupaten

    Kaimana dibedakan menjadi Kawasan Budidaya Pertanian dan Kawasan

    Non Budidaya Pertanian. Selengkapnya pembagian masing-masing

    kawasan tersebut adalah sebagai berikut:

    I. Kawasan Budidaya

    A. Kawasan Budidaya Pertanian

    Kawasan Budidaya Pertanian Tanaman Pangan

    Budidaya tanaman pangan lahan basah (LB)

    Budidaya tanaman pangan lahan kering (LK)

    Kawasan Budidaya Pertanian Tanaman Pangan dan Tahunan

    (tanaman perkebunan rakyat dan hortikultura), sistem budidaya

    kebun campuran (Kc)

    Kawasan Budidaya Pertanian Tanaman Tahunan

    Budidaya tanaman perkebunan skala kecil atau rakyat (TPr)

    Budidaya tanaman perkebunan skala besar (TPb)

    Kawasan Hutan Produksi (HP)

    B. Kawasan Budidaya Perikanan (Ip)

    II. Kawasan Non Budidaya Pertanian (Kawasan Lindung)

    2.3. Keluaran Penelitian

    Hasil dari penelitian akan disajikan dalam bentuk:

    1) Naskah Laporan Penelitian yang berisikan rencana pembangunan

    pertanian Kabupaten Kaimana untuk pengembangan komoditas

    unggulan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 15

    2) Naskah Ringkasan Laporan Penelitian yang disajikan dalam bentuk

    Ringkasan Eksekutif

    3) Peta Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas

    Unggulan Kabupaten Kaimana skala 1:100.000 dan skala 1:50.000

    pada wilayah pengembangan potensial yang disajikan dalam bentuk

    Atlas. Peta ini menyajikan luas, penyebaran, jenis komoditas dan

    tahun rencana pengembangan.

    4) Secara visual kondisi areal pengembangan komoditas unggulan

    Kabupaten Kaimana disajikan dalam bentuk CD (Compact Disc).

    2.4. Sistematika Pelaporan

    Laporan penenelitian disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I. PENDAHULUAN

    Berisikan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang

    lingkup baik lingkup masalah maupun lingkup area.

    BAB II. METODOLOGI DAN PENDEKATAN

    Berisikan teknik pengumpulan data meliputi data primer dan data

    sekunder; teknis analisis data meliputi analisis kesesuaian lahan,

    usahatani, analisis pengembangan kawasan budidaya,

    kependudukan, sosial ekonomi dan budaya, penyusunan Masterplan

    Pertanian, keluaran penelitian dan sistematika pelaporan

    BAB III. KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

    KAIMANA

    Berisikan tinjauan perundang-undangan tentang pembentukan

    Kabupaten Kaimana, otonomi daerah, lingkungan hidup, kawasan

    lindung, kebijakan pembangunan Kabupaten Kaimana, visi dan misi

    pembangunan dan kebijakan bidang pertanian, perkebunan dan

    perhutanan serta perikanan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 16

    BAB IV. KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN KAIMANA

    Berisikan karakteristik biofisik wilayah meliputi luas dan letak

    geografi, iklim dan hidrologi, geologi dan bahan induk tanah,

    fisiografi dan bentuk wilayah, tanah, penggunaan lahan serta status

    penggunaan lahan; karakteristik sosial kependudukan meliputi

    jumlah, dinamika, struktur, proyeksi jumlah penduduk,

    ketenagakerjaan dan tingkat pendidikan; karakteristik sosial

    budaya; karakteristik sosial ekonomi meliputi pendapatan daerah

    dan struktur perekonomian; karakteristik sarana dan prasarana

    perhubungan baik perhubungan darat, laut dan sungai maupun

    udara; karakteristik fasilitas perekonomian, seperti keberadaan

    pasar dan lembaga keuangan.

    BAB V. ANALISIS WILAYAH KABUPATEN KAIMANA

    Berisikan analisis kependudukan, sosial budaya dan ekonomi;

    analisis potensi sumberdaya lahan meliputi analisis kesesuaian

    lahan dan analisis usahatani; analisis komoditas unggulan

    Kabupaten Kaimana.

    BAB VI. MASTERPLAN PERTANIAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS

    UNGGULAN KABUPATEN KAIMANA

    Berisikan pengembangan kawasan budidaya pertanian, perikanan;

    kawasan non budidaya pertanian; pengembangan pertanian

    berbasis desa.

    BAB VII. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN

    PEMBANGUNAN PERTANIAN KABUPATEN KAIMANA

    Berisikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

    pengembangan pertanian di Kabupaten Kaimana

    BAB VIII. STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN MELALUI

    PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN KAIMANA

    Berisikan visi dan misi pembangunan pertanian; trategi

    pengembangan pertanian, meliputi percepatan ketahanan pangan dan

    diversifikasi pangan lokal, percepatan pertumbuhan perekonomian rakyat

    dan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 17

    BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisikan kesimpulan hasil penelitian penyusunan Masterplan

    Pertanian Kabupaten Kaimana, dan saran-saran perbaikan untuk

    keberhasilan pelaksanaan Masterplan Pertanian Kabupaten Kaimana.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 18

    BAB III

    KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

    KABUPATEN KAIMANA

    3.1. Tinjauan Perundang Undangan

    3.1.1. Pembentukan Kabupaten Kaimana

    Kabupaten Kaimana dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26

    Tahun 2002. Pada tahun yang sama juga terbentuk kabupaten lain, seperti

    Kabupaten Sarmi, Kerom, Sorong Selatan, Raja Ampat, Pegunungan

    Bintan, Yahukimo, Tolikara, Waropen, Boven Digoel, Mappi, Asmat, Teluk

    Bintuni dan Wondama. Peresmian Kabupaten Kaimana dilaksanakan

    bersamaan dengan pelantikan Bupati Kepala Daerah pada tanggal 12 April

    2003 dengan ibukota Kaimana.

    Kaimana yang baru menyandang predikat kabupaten, semula

    merupakan salah satu distrik di Kabupaten Fak Fak. Setelah menjadi

    daerah otonom, kabupaten ini memiliki empat distrik, dan pada tahun

    2006 kabupaten ini dimekarkan menjadi tujuh distrik, yaitu distrik Distrik

    Teluk Arguni, Kaimana, Teluk Etna, Buruway, Kamrauw pemekaran dari

    Kaimana, Yerusi pemekaran dari Teluk Arguni dan Yamor pemekaran dari

    Teluk Etna. Jumlah kampung/desa juga bertambah menjadi 82 (Kaimana

    dalam Angka, 2006).

    Sebagai kabupaten baru, Kaimana masih perlu banyak berbenah.

    Pemanfaatan potensi sumberdaya yang dimiliki, baik sumberdaya manusia

    maupun sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    dan pembangunan yang berkelanjutan merupakan kerangka dasar yang

    perlu ditetapkan oleh pemerintah daerah. Penyusunan Masterplan

    Pertanian dalam rangka pengembangan komoditas unggulan Kabupaten

    Kaimana merupakan dukungan terhadap Pemerintah Daerah dalam

    melaksanakan pengelolaan tata kepemerintahan, termasuk pembangunan

    sektor pertanian serta pembinaan kemasyarakatan.

  • Laporan Masterplan Pertanian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana 19

    3.1.2. Otonomi Daerah

    Berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

    Daerah, bahwa daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan

    ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk,

    luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya

    otonomi daerah.

    Dengan terbentuknya Kabupaten Kaimana, kewenangan daerah

    sebagai Daerah Otonomi mencakup seluruh kewenangan bidang

    pemerintahan, termasuk kewenangan wajib, kecuali bidang politik luar

    negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama,

    serta kewenangan lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Kewenangan wajib meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan

    kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,

    penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga

    kerja.

    Dalam bidang pertanian, Kabupaten Kaimana mempunyai

    kewenangan sendiri dalam mengembangkan bidang tersebut karena

    Kabupaten Kaimana mempunyai karakteristik wilayah sendiri, artinya

    bahwa Kabupaten Kaimana mempunyai kemampuan untuk

    mengembangkan komoditas pertanian sendiri, bergantung pada kualitas

    sumberdaya lahan, keterampilan sumberdaya manusia dan ketersediaan

    modal. Oleh karena itu, penyusunan Masterplan Pertanian diharapkan

    mampu memberikan kerangka acuan untuk pengembangan pertanian

    sehingga terbentuk suatu sistem usa