INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN BOROBUDUR – …

57
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN BOROBUDUR – YOGYAKARTA – PRAMBANAN (ITMP-BYP) PROSIDING RAPAT PEMAPARAN DRAFT FINAL REPORT 8 APRIL 2020 TELECONFERENCE VIA ZOOM .

Transcript of INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN BOROBUDUR – …

INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN BOROBUDUR – YOGYAKARTA – PRAMBANAN (ITMP-BYP)

PROSIDING

RAPAT PEMAPARAN DRAFT FINAL REPORT

8 APRIL 2020

TELECONFERENCE VIA ZOOM

.

Daftar Isi

1. Undangan

2. Notulensi

3. Materi (PP)

4. Daftar Hadir

5. Galeri Foto

1. UNDANGAN

2. NOTULENSI

RAPAT PEMAPARAN FINAL DRAFT ITMP BYP REPORT

MINUTES OF MEETING

Hari/Tanggal : Rabu, 8 April 2020

Pukul : 14.00 – 18.00

Tempat : via Zoom

Agenda : Pemaparan Draft Final Report for ITMP BYP

1. Rik Frenkel - ITMP BYP Team Leader

a. Pekerjaan ini berdasarkan TOR untuk membuat 8 tugas. Kontrak ini selesai pada 31

Maret 2020. Dari tanggal selesainya kontrak sudah dihasilkan A, B, C, D sudah selesai

81%. Untuk Task E sudah selesai 90%, World Bank meminta upgrade data dari

menggunakan sumber tahun 2015 menjadi 2018. Karena itu banyak data yang harus

disesuaikan.

b. Kami telah menyiapkan laporan dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia.

Kami juga sudah menyiapkan ATLAS.

c. Kami telah membuat progress yang baik dan puas dengan feedback dari RIDA untuk

laporan Growth Projection dimana 90% sudah selesai.

d. Bappenas dan Kemenparekraf ingin target yang lebih tinggi. Namun berdasarkan

keputusan bersama World Bank bahwa target yang digunakan adalah target yang lebih

rasional dengan angka yang lebih rendah.

e. Kami harus berurusan dengan 2 provinsi. Dimana saat ini pusatnya masih di Yogyakarta.

Namun dalam konsep Heart of Java, dapat dilihat bahwa fokus akan berpindah ke Jawa

Tengah sehingga membuat Yogyakarta tidak senang. Kami akhirnya membuat

keputusan bahwa pusat dari Heart of Java adalah Yogyakarta, Semarang dan Solo.

f. Untuk Task F dan G masih 60% selesai karena pengerjaan Task F dan G berdasarkan

keputusan yang diambil dari Task E.

g. Untuk stakeholder consultation sepanjang November 2019 sampai dengan kemarin

sudah ada 38 meeting. Meeting tersebut adalah dengan stakeholder seperti RIDA,

Pemprov Jawa Tengan dan DIY, Pemda Magelang, Kemenko Maritim.

h. Kami positif bahwa hasil dari pekerjaan kami sampai 31 Maret sudah cukup baik untuk

dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

2. Imam Prakoso - ITMP BYP Consultant

a. Untuk Task E1, berdasarkan proyeksi akan terjadi perpindahan dari pedesaan ke

perkotaan. Fokusnya memang ke BYP namun kami juga melihat sampai ke Joglosemar

yang terdiri dari 18 Kabupaten/Kota.

b. Jika dilihat dari perhitungan peak-load, iperkiraan untuk ketersediaan kamar masih cukup

hingga 2030. Baru setelah itu perlu adanya penambahan kamar seiring dengan

meningkatnya demand.

c. Dampak ekonomi yang sudah disusun menunjukkan bahwa untuk BYP sendiri

dibutuhkan sekitar 40 ribu kamar. Sehingga perlu ada scenario yang akan menjelaskan

distribusinya.

d. Dalam realisasinya pasti tidak akan semuanya masuk ke BYP karena penggunaan

scenario Deconcentrated.

e. Diperkirakan bahwa direct spending pada tahun 2045 akan mencapai 1,876 juta USD.

Total spending sebesar 5,685 Juta USD akan dihitung pada bagian selanjutnya untuk

meluhat pangsa ekonomi dalam PDRB, dampak bagi sector lain dan peluang kerja yang

diciptakan.

f. Ada peluang untuk meningkatkan village based UKM dengan adanya Balkondes dan

Desa Wisata di kawasan TDA Borobudur dan TDA Prambanan.

g. Perlu adanya pengembangan atraksi dengan berbagai tema untuk meridistribusi

kunjungan pengunjung untuk mengatasi overcapacity.

3. Rik Frenkel - ITMP BYP Team Leader

a. Fokus untuk scenario ini bukanlah suksesnya pariwisata karena ada lahan, sarana dan

prasarana yang terbatas.

b. Perlu lihat manfaat pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi, melihat apa manfaat tourism

bagi DIY terutama dalam sector internasional tourism.

c. Ada 3 kota besar di antara BYP, yaitu Yogyakarta, Solo dan Semarang. Angka tertinggi

tetap dari Yogyakarta yaitu sebesar 90%.

d. Kami telah memetakan jumlah pengunjung ke objek wisata di Joglosemar. Namun jika

dilihat bahwa objek wisata tersebut tidaklah berkesinambungan masih terpisah-pisah.

e. Scenario 1: Concentrated hanya berfokus ke Yogyakarta saja. Sehingga angka

kemacetan akan meningkat drastis di Yogyakarta. Distribusi hotel juga hanya akan ada di

Yogyakarta dan Sleman. Berpengaruh juga bagi transportation network yang berfokus di

Yogyakarta saja.

f. Scenario 2: Dispersed. Tidak hanya berfokus pada Kota Yogyakarta saja namun sudah

menjamah ke YIA, Gunung Kidul, Pantai Selatan, hingga Dataran Tinggi Dieng. Untuk

sementara dapat mengatasi macet, namun saat Peak Day akan menyebabkan overload

di hotel dan road. Lalu lintas akan menjadi lebih aman, walaupun tetap akan macet

dengan belum lengkapnya Public Transport dan ditutupnya Jalan Malioboro.

g. Scenario 3: Deconcentrated. Tidak hanya di Yogyakarta dan sekitarnya namun

mencakup sampai ke Joglosemar. Sudah complimentary untuk economy distribution dan

lainnya. Penggunaan berbagai akses public dan hotel di kawasan Joglosemar akan

mencukupi permintaan bagi turis yang datang ke kawasan ini. Kapasitas dari 3 bandara,

stasiun dan jalan tol yang ada lebih dari cukup. Dengan organisasi tata ruang dan

distribusi akan lebih efektif.

h. Kami akan berfokus pada apa konsep dibalik Skenario Deconcentrated.

i. Konsep ini cukup sederhana, seperti mainan spinner dimana ada 3 sisi, dapat diisi

dengan Yogyakarta, Solo dan Semarang sebagai Urban triangle, Yogyakarta, Borobudur

dan Prambanan sebagai cultural asset dan berbagai lingkungan yang ada sebagai

environmental asset. Jika digabungkan dapat menjadi sinergi antara urban-budaya-

lingkungan.

j. Phase 1 (2020-2025) masih berfokus pada BYP. Phase 2 (2025-2030) sudah mulai

melebar ke kawasan regional dari BYP. Phase 3 (2030-2035) mulai berkembang ke

kawasan utara dengan membangun kawasan-kawasan yang ada di sekitar BYP. Phase

4 (2035-2040) mulai menngembangkan Semarang yang saat ini belum menjadi Tourism

City namun memiliki berbagai potensi baik dari segi objek pariwisata maupun

konektivitasnya. Phase 5 (2045-2045) dengan pengembangan berbasis phasing tersebut

diharapkan adanya pemerataan dari berbagai segi termasuk transportasi hingga watsan.

4. Frank van Paassen - ITMP BYP Consultant

a. Dari rencana aksi yang sudah dibuat oleh Tim, kami membuat investment program

panjang yaitu 25 tahun. Namun telah dibagi per 5 tahun.

b. Rencana aksi terbagi menjadi 4 komponen. Komponen 1: Kelembagaan, Komponen 2:

Prasarana, Komponen 3: SDM, dan Komponen 4: Pengembangan Ekonomi.

c. Komponen 1: terdiri dari 3 program yaitu perencanaan dan koordinasi antar TDA,

monitoring pariwisata berkelanjutan dan Program lainnya.

d. Komponen 2: peningkatan jalan dan akses pelayanan dasar. Terutama untuk

transportasi dimana berisi perawatan, peningkatan dan rehabilitasi jalan, fasilitas non-

motorized vehicle, dll.

e. Rencana untuk 5 tahun pertama sudah dipersiapkan (pembangunan Toll Road,

Pembangunan rel kereta api yang akan berlanjut sampai ke Bawen dan Semarang di

tahap 2, pembangunan stasiun kereta api baru)

f. Intervensi strategis untuk Suplai Sumber Air adalah: (1) pengembangan Sumber Air Baku

dengan cara mengembangkan SPAM Regional; (2) meningkatkan manajemen air tanah

di TDA Yogyakarta; (3) peningkatan infrastruktur dan jasa distribusi air di 3 KTA

(ekspansi IKK, pengurangan kebocoran, dan kampanye hemat air); dan (4)

pengembangan suplai air di Kawasan rural sekitar 4 TDA (pembangunan SPAM Desa)

g. Permasalahan Air Limbah merupakan masalah serius di Yogyakarta karena itu akan

dikembangkan system air limbah terpusat. Di kawasan Borobudur akan dilakukan

pengembangan LLTT dan IPAL Komunal untuk meningkatkan system sanitasi setempat

dan juga pemantauan kualitas air di sekitar BYP.

h. Untuk pengelolaan sampah di Borobudur akan ada fasilitas baru, di Yogyakarta akan

dilakukan perluasan TPA Piyungan, dan di Klaten akan dibangun 3 TPA baru.

i. Drainase: Pengelolaan DAS Hulu di TDA, Pengendalian Banjir di TDA, dan

mengembangkan Drainase per KTA.

j. Komponen 3: Pengembangan keterampilan SDM, pengembangan usaha pariwisata,

stakeholder engagement dan pengembangan event.

k. Komponen 4: Peningkatan Iklim Usaha dimana berisi perencanaan investasi swasta dan

lainnya.

l. Finalisasi Action Plan: restructuring input dengan singkronisasi input dari tim, review

sumber investasi dan funding, review yearly plan untuk ke 6 tahun, perlu verifikasi

rencana dengan stakeholder.

5. Shinta Dewi - ITMP BYP Consultant

a. Terkait kelembagaan ada problem terutama dalam regulasi. 3 regulasi yang bermasalah

adalah Kepres No.1/1992, Perpres No. 58/2014, dan Perpres No. 46/2017. Pengelola di

Kawasan Borobudur terbagi menjadi PT TWC, BKB dan Pemda Kab. Magelang, dan

juga BOB secara fungsi memiliki fungsi koordinasi dengan hal yang berhubungan

dengan Borobudur.

b. Ada isu dan kebutuhan pengembangan yang terbagi dalam kelompok pemerintah

(pusat), pemerintah daerah (pemkab), kelompok iindustri dan juga kelompok masyarakat.

c. Identifikasi stakeholder untuk Borobudur-Yogyakarta-Prambanan terbagi menjadi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat/Desa, dan Lembaga

Lainnya.

d. Basis pengembangan BYP terbagi menjadi 3 Tahap. Tahap 1 (2020-2025) berisi

indentifikasi potensi dan singkronisasi regulasi. Tahap 2 (2025-2035) berisi optimalisasi

pengembangan potensi dan Tahap 3 (2035-2045) berisi konsolidasi.

e. Justifikasi model dekonsentrasi adalah (1) Pemerintah daerah bekerjasama dengan

pemangku kepentingan lain untuk melakukan identifikasi pada potensi yang ada di

daerah; (2) Potensi yang ada di masing-masing daerah menjadi pedoman bagi setiap

lembaga dalam membuat rumusan koordinasi yang lebih spesifik; (3) Berdasarkan

potensi yang ada, maka setiap pemangku kepentingan aktif menjadi bagian dalam

kegiatan pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan (4) Tugas dan fungsi

BOB dalam mensikronisasi dan mengkoordinasi perencanaan, pengembangan kawasan

JOGLOSEMAR sesuai dengan PerPres 46/2017 lebih optimal dalam sinkronisasi,

harmonisasi, dan pengendalian.

f. Justifikasi untuk Model Kolaborasi Borobudur adalah (1) BOB melakukan koordinasi dan

sinkronisasi antar pemangku kepentingan sesuai dengan tugas yang diembannya; (2)

Masing-masing pemangku kepentingan (PT.TWC, BKB, Pemkab, Pemdes dan

Masyarakat) melakukan kerjasama sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan

pariwisata berkelanjutan; dan (3) Penguatan kerjasama antar pemangku kepentingan

(Pentahelix) dalam pengembangan kawasan Borobudur.

6. Hadi Sucahyono – BPIW

a. Mengapresiasi progress namun tetap harus ingat jadwal yang telah dibuat dan disetujui.

Jadi perlu dipercepat karena masih butuh 25% untuk penyelesaian.

b. Meeting hari ini bagus sebagai persiapan meeting dengan Bappenas.

c. Ingat bahwa Pak Menteri menungggu proposed program dari Tim ITMP karena ingin

dieksekusi sesegera mungkin sehingga perlu menyusun program yang dapat dieksekusi

pada 2021. Perlu melihat kebutuhan program yang dapat dilakukan dulu.

d. Perlu koordinasi dengan pemerintah local terutama untuk ketersediaan lahan sehingga

program dapat dilakukan secepat mungkin.

e. Program ini sangan komprehensif untuk PUPR, Parekraf dan BKPM. Perlu dibagi

program ini untuk Badan yang mana.

f. Perlu dilihat tipe program di tiap kemerintahan. Judulnya belum segaris dengan tiap

kementerian. Ex: Rumah Swadaya untuk PUPR karena sangat penting dan dapat

digunakan untuk homestay. Seperti Cipta Karya ada program water treatment regional

dan small dam and drainage. Perlu link program dengan tipenya. Jadi judulnya tidak

general tapi harus spesifik.

g. Harus down to earth. Local wisdom di Yogyakarta seperti Vesak Day. Harus melihat apa

saja yang harus didevelop untuk mendukung wisdom tersebut. seperti juga Kota Gede

ada potensi besar untuk pengembangan Local Wisdom.

h. Kelembagaan dapat diidentifikasi Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang akan menjadi

input untuk revisi Perpres. Perpres saat ini sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu direvisi

untuk memperbaiki yang kurang.

i. Pemerintah Daerah memilki posisi yang lebih tinggi dibanding lembaga lain. Harus bisa

membuat jembatan koordinasi. BOB hanya memiliki 300 hectare tanah sehingga

kekuasaannya terbatas (masih dibawah Pemda yang memiliki posisi dan pengalaman

lebih dibanding BOB)

j. Awalnya PUPR memiliki 2 rest area yang dibangun di Bali dan Jawa Timur. Namun

kemudian diserahkan ke Pemda dan berhasil dikembangkan.

k. Consider the input from UNESCO. Karena Value of Borobudur harus didapat dari

UNESCO.

l. I appreciate the progress, but must be accelerate and keep Down to Earth.

7. Rik Frenkel - ITMP BYP Team Leader

a. Harus reality check dengan adanya COVID-19. Kami optimis terhadap masalah

Pariwisata sampai 2 bulan yang lalu. Namun kita lihat saat ini pariwisata merugi besar

karena pariwisata tutup dan juga bisnis lain.

b. Saat ini fokus ke rescue, revitalization and recovery.

c. Perlu adanya inventarisasi asset dan juga membantu perusahaan pariwisata yang ada.

8. Hadi Sucahyono – BPIW

a. Untuk rebound kondisi perlu ada program untuk Parekraf dan BKPM.

b. Tujuan program ini adalah outcome bagi masyarakat.

9. Janianton Damanik - ITMP BYP Consultant

a. Sudah dibahas masalah overlapping untuk pengaturan Borobudur. Saat ini sedang

dikembangkan 2 Skenario untuk masalah tersebut.

b. Jika scenario pengembangan yang sudah disampaikan ada di level provinsi, kami akan

mengembangkan scenario berdasarkan input dari Kaba.

c. Propose membuat klausu baru berbasis PP No. 70. BOB saat ini terikat dengan

Purworejo sehingga tidak bisa singkron dengan lembaga lain yang terkait. Sehingga saat

ini dapat striming untuk mencari solusinya.

10. Hendrie Adji Kusworo - ITMP BYP Consultant

a. Ada banyak progress yang sudah saling terkait tapi perlu perbaikan di beberapa hal.

b. Yang menjadi kunci setelah program ini selesai adalah pengembangan SDM. Ada 4

kelompok yang harus diperhatikan yaitu di tingkat frontliner, tingkat masyarakat dan

pemerintah, dan penyedia jasa pelatihan.

c. Kami sudah menambahkan sesuai dengan saran Kaba. Seperti pelatihan itu apa saja

kompetensinya dan berhubungan dengan siapa yang bertanggung jawab.

d. Yang masih harus ditunggu dari growth scenario yang disetujui berapa jumlah yang

harus dilatih sesuai dengan kompetensinya.

e. Harus juga redefining masalah narasi dan pengalaman wisata berbasis flow sehingga

dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas.

f. Di Jogja ada Jogja Tourism Training Center dibangun tahun 2002 dimana kerjasama

UGM dan tourism expert. Saat ini sudah 3000 kompetensi. Model tersebut bisa

dikembangkan sampai ke Borobudur dan Prambanan.

g. Saat ini akan dikembangkan competency-based training di Magelang dan Semarang.

11. Hadi Sucahyono – BPIW

a. Program saat ini pro tour dan pro human resources development. Harus dipropose

terutama untuk training dan vocational.

12. Slamet Mulyadi - ITMP BYP Consultant

a. Kami sudah memasukkan berbagai saran dari Pak Kaba dalam F2 termasuk di dalamnya

rencana detail untuk dilaksanakan.

3. MATERI (PP)

4/8/2020

1

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PRUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

1

Presentasi Draf Final Report ITMP

Borobudur-Yogyakarta-

Prambanan

7 April 2020

1. Visioning dan Proyeksi Pertumbuhan

2

4/8/2020

2

Borobudur Temple is the largest Buddhist monument in the world

Unique Characteristics of BOROBUDUR - YOGYAKARTA - PRAMBANAN

YOGYAKARTA : The “only historic urban landscape that materialise the philosophical thought on the nature of human life in the world” from UNESCO tentative list text

The only region in Indonesia headed by a monarchy

KOTA PELAJAR The city is home to over 100 higher education institutions, the highest in a single province in Indonesia

The Prambanan site accommodates the largest and tallest Hindu temple

in South East Asia

3

Borobudur-Yogyakarta-Prambanan is the

cultural and tourism Heart of Java, with

diversified attractions and strengths that create

a sustainable, resilient and world-class

destination

Vision for Integrated Tourism

Masterplan

“ ”

B.02. Vision

4

4/8/2020

3

PART A: GROWTH PROJECTIONS 2018-2045

5

Population Growth Projection in Regional Context

2018 2045 Rerata (%)

Perkotaan Pedesaan Total Perkotaan Pedesaan Total Perkotaa

n Pedesaan Total

KTA Borobudur

26,232

102,899

129,131

33,155

97,383

130,538 0.87% -0.20% 0.04% KTA Yogya

124,179

-

124,179

201,957

-

201,957 1.82% 1.82% KTA Prambanan

13,373

88,674

102,047

116,931

16,654

114,190 8.36% -6.01% 0.42% Total KTA

163,784

191,573

355,357

352,043

114,037

446,685 2.87% -1.90% 0.85% TDA Borobudur

162,001

202,861

364,862

173,543

198,835

372,378 0.26% -0.07% 0.08% TDA Yogya

427,498

-

427,498

698,018

-

698,018 1.83% 1.83% TDA Prambanan

13,373

88,674

102,047

116,931

16,654

114,190 8.36% -6.01% 0.42% Total TDA

602,872

291,535

894,407

988,492

215,489

1,184,586 1.85% -1.11% 1.05% DIY

1,933,049

1,869,823

3,802,872

3,215,274

2,001,318

5,216,592 1.90% 0.25% 1.18% Joglosemar

6,263,347

8,659,608

14,922,955

8,935,312

8,743,547

17,678,859 1.32% 0.04% 0.63%

Proyeksi Penduduk Perkotaan – Pedesaan (2018 – 2045)

6

4/8/2020

4

Population Growth Projection in Regional Context

15 16 16 17 17 18

4 4 4 5 5 5

34 36 36 37 37 37

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2018 2025 2030 2035 2040 2045

Juta

Ora

ng

Proyeksi Penduduk Joglosemar 2018 - 2045

Total Joglosemar Total DIY Central Java

365 373 376 376 375 372 427

539 578

619 659

698

102 110 117 122 126 131

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2018 2025 2030 2035 2040 2045

Rib

uan

Ora

ng

Proyeksi Penduduk BYP TDAs 2018 - 2045

TDA Borobudur TDA Yogyakarta TDA Prambanan

7

Visitor Arrival & Growth Projections

• Tingkat pertumbuhan pengunjung rata-rata BYP (Best Case) sebesar 2,1 % (2018 – 2045) dengan pertumbuhan pengunjung asing sebesar 5,6 % per tahun dan domestik 1,9 % per tahun sampai 2045.

• Proyeksi pengunjung Joglosemar (18 Kabupaten/Kota termasuk BYP) menggunakan tingkat pertumbuhan yang sama dengan BYP.

• Proyeksi best case pengunjung asing untuk Borobudur tahun 2045 mencapai 1,4 juta dengan rerata pertumbuhan 5,95%, pengunjung domestic mencapai 5,4 Juta dengan rerata pertumbuhan 1,4 %. Rerata pertumbuhan total 2018 – 2045 sebesar 1,99%.

• Peak-load pengunjung untuk total TDAs tahun 2045 mencapai 108 ribu pengunjung. Dampak yang perlu diperhitungkan adalah akan ada lebih dari 1.000 bus dan 10.000 kendaraan masuk ke TDAs. Kebutuhan lahan parkir tambahan sekitar 250 ribu m2 di TDA Yogyakarta, 250 ribu m2 di TDA Borobudur dan 180 ribu m2 tambahan parkir di TDA Prambanan. Tambahan kamar saat peak-load diperkirakan masih mencukupi sampai sebelum tahun 2030.

2018 2045

Pengunjung

Domestik 12,974,712

21,773,70

0

Pengunjung

harian/VFR 7,524,593 9,796,300

Pengunjung

tinggal di hotel 5,450,119

11,977,40

0

Pengunjung Asing 416,372 1,811,290

Total Pengunjung 13,391,084 23,584,99

0

Proyeksi Pengunjung BYP (Best Case)

2018 2045

Pengunjung

Domestik

31,196,254 52,352,44

3

Pengunjung

Harian/VFR

22,190,464 32,351,96

2

Pengunjung

tinggal

di hotel

9,005,790 20,000,48

1

Pengunjung Asing 692,772 3,013,678

Total Pengunjung 31,889,026 55,366,12

1

Proyeksi Pengunjung Joglosemar (Best Case)

24.746 26.482

31.494 34.068

37.072 40.342

43.900

23.540 25.099

29.608 32.801

35.905 39.303

43.022

13.365 15.255

20.936 23.511

25.889 28.508

31.393

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

2018 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Perbandingan Beban Puncak antar TDA (Best Case)

TDA Borobudur TDA Yogyakarta TDA Prambanan 8

4/8/2020

5

Visitor Arrival & Growth Projections

• Sejumlah destinasi warisan budaya di TDAs telah mengalami over capacity seperti Candi Borobudur, Prambanan, Kraton Yogya. Sementara Ratuboko, Taman Sari dan Malioboro masih dibawah carrying capacity. Untuk itu perlu segera diatur masing-masing dengan manajemen pengunjung.

• Dari estimasi pengunjung Best-Case tahun 2045 sejumlah 23 juta pengunjung untuk BYP diproyeksikan 39 % tiba menggunakan penerbangan, 28 % menggunakan kereta api, dan sisanya 34 % atau 8 Juta menggunakan jalan darat/toll road.

• Berdasarkan proyeksi pengunjung kebutuhan kamar tambahan BYP sampai tahun 2045 mencapai 40 ribu, untuk non-BYP mencapai 14 ribu, sehingga total Joglosemar 54 ribu kamar sampai tahun 2045.

• Direct spending pengunjung diproyeksikan dengan scenario best-case akan mencapai 1,876 Juta USD pada tahun 2045 yang berasal dari pengunjung domestic 73 % dan pengunjung asing 27 %. Direct spending akan menghasilkan total spending sebesar 5,685 Juta USD. Total spending ini akan dihitung dalam bagian berikutnya untuk melihat pangsa pariwisata dalam pembangunan ekonomi local (PDRB), dampak kepada sector lain dan peluang kerja yang diciptakan.

210 4.680 8.600

15.800

40.000

4.680 11.342

21.215

54.029

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

2018 2020 2025 2030 2045

Proyeksi Tambahan Kamar BYP dan Joglosemar

(Best Case)

Additional Rooms at BYP Additional Rooms at Joglosemar

2%

35%

36%

27%

0% Proyeksi Direct Spending Pengunjung , 2045

(Best Case)

Pengunjung Harian

PengunjungMenginap di Kelg

PengunjungMenginap diHotel/WismaPengunjung Asing

9

Visitor Arrival & Growth Projections

Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB tidak terlalu besar & cenderung menurun. Tahun 2018 sebesar 2,49% dan tahun 2045 sebesar 2,02%.

Dampak kepada sector lain. Diidentifikasi beberapa sector yang menerima dampak dari spending pengunjung antara lain ke sector pertanian (250 juta US), grosir & retail (158 Juta US)serta sector lain-lain (109 Juta US).Peluang Kerja kerja tercipta dengan Best Case rata-rata per tahun (2018 – 2045) mencapai 13.750 dengan rerata pertumbuhan 3,1 % per tahun. Peak-load menciptakan peluang kerja paruh waktu. Estimasi pada tahun 2045 terdapat peluang 27,7 ribu orang/hari.

Investasi Swasta. Dengan rerata jumlah investasi 50 ribu US per kamar, sector perhotelan di BYP memerlukan investasi sebesar 2 Milyar US selama 2018 – 2045 dan investasi non Hotel sebesar 40 Juta US.

Pengembangan UKM. Model kolaborasi Perusahaan Swasta/BUMN dengan UKM berbasis desa (Balkondes dan Desa Wisata) direkomendasikan untuk TDA Borobudur dan TDA Prambanan. Pengembangan atraksi yang berhubungan dengan tema utama masing-masing diharapkan dapat me-redistribusi kunjungan dari destinasi utama yang sudah over capacity.

Total Trampil Direct 4,656 349

Indirect 5,837 438

Induced 3,266 245

13,759 1,032

Peluang Kerja Rata-rata Pertahun (2018 – 2045)

2018 2045

PDRB

99,898.0

280,967.5

Kontribusi Pariwisata

2,491.4

5,685.0

Kontribusi Pariwisata Terhadap PDRB (Juta US)

2018 2045

Juml Hari Puncak per

tahun

72 72

Sektor Akomodasi 116,280 265,320

Makanan & Minuman 317,214 723,834 Transportasi 441,558 1,007,550 Total Pekerja Sementara

(man-days)

875,052 1,996,704

Peluang Kerja Paruh Waktu (Hari/Orang)

10

4/8/2020

6

2. Skenario Pengembangan

11

How does BYP

attract a greater

number of

international

visitors?

B.01. Key questions

Key questions: not how to attract many more

tourists, as the destination is already successful in

terms of numbers, but:

1. 2. 3. How does BYP

cope with growth

beyond present

visitor numbers?

How does BYP

derive greater

economic benefit

from the tourism

sector?

12

4/8/2020

7

Based on the Terms of Reference, major

attractions and identified tourism

development zones a range of potential

growth peoples have been identified across

Joglosemar

Alternative development strategies will

examine the distribution of forecast growth

across these

‘opportunity spaces’

The aims of this approach are to:

● Distribute economic benefits across a

wider region

● To alleviate congestion and ‘over

tourism at key sites.

● Reduce localised infrastructure

demand

● To improve the range of the tourism

product offer

08. Growth Opportunity Space

B.03. Growth Opportunity Space

13

14

4/8/2020

8

10. B.06. Development Scenario 01: ‘Concentrated’

15

Peak Day Attraction Visits Distribution Scenario 1: ‘Concentrated’ 2045

Distribution Additional Peak Day Attraction Visitors - Scenario 1No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 16,035 24,252 31,256 39,442 48,335

2 Joglosemar Central Java 2,087 3,151 4,857 6,134 7,522

18,122 27,403 36,113 45,576 55,857Total KTA Borobudur

16

4/8/2020

9

Hotel Room Distribution Scenario 1: ‘Concentrated’ 2045

Distribution Additional Hotel Rooms - Scenario 1No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 9,634 12,920 16,763 22,238 29,502

2 Joglosemar Central Java 1,254 1,679 2,616 3,470 4,604

10,888 14,599 19,379 25,708 34,106Total KTA Borobudur

17

Transportation Network Scenario 1: ‘Concentrated’ 2045

Traffic Congestion

18

4/8/2020

10

19

Peak Day Attraction Visits Distribution Scenario 2: ‘Dispersed’ 2045

Distribution Additional Peak Day Attraction Visitors - Scenario 2No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 15,673 22,976 28,210 33,524 39,780

2 Joglosemar Central Java 2,449 4,428 7,906 12,052 16,078

18,122 27,404 36,116 45,576 55,858Total Joglosemar

20

4/8/2020

11

Hotel Room Distribution Scenario 2: ‘Dispersed’ 2045

Distribution Additional Hotel Rooms - Scenario 2No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 9,422 12,339 15,205 18,759 23,873

2 Joglosemar Central Java 1,472 2,263 4,166 6,939 10,230

10,894 14,602 19,371 25,698 34,103Total Joglosemar

21

Transportation Network Scenario 2: ‘Dispersed’ 2045

Traffic Congestion

22

4/8/2020

12

12. B.08. Development Scenario 03: Deconcentrated

23

Peak Day Attraction Visits Distribution Scenario 3: ‘Deconcentrated’ 2045

Distribution Additional Peak Day Attraction Visitors - Scenario 3No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 15,672 21,875 23,683 27,286 31,316

2 Joglosemar Central Java 2,449 5,530 12,430 18,291 24,542

18,121 27,405 36,113 45,577 55,858Total Joglosemar

24

4/8/2020

13

Hotel Room Distribution Scenario 3: ‘Deconcentrated’ 2045

Distribution Additional Hotel Rooms - Scenario 3No Cluster 2025 2030 2035 2040 2045

1 D.I. Yogyakarta 9,420 11,895 12,887 15,298 18,589

2 Joglosemar Central Java 1,472 2,701 6,489 10,409 15,516

10,892 14,596 19,376 25,707 34,105Total Joglosemar

25

Transportation Network Scenario 3: ‘Deconcentrated’ 2045

Traffic Congestion

26

4/8/2020

14

Key Interventions

Tourist attractions,

Products, Accommodation

▪ New tourism accommodation throughout the region

▪ Retention of Borobudur WHS, Prambanan WHS and Yogyakarta as cultural tourism attractions ▪ New flagship and major developments, especially Conference centre in Yogya; ‘Legends of Borobudur’

edutainment centre at Borobudur; Botanical Gardens in Prambanan KTA; resort development at Southern

Beaches; retail parks around YIA

▪ Enhanced development at many other sites and with additional themes, including sunrise/sunset

spots and soft adventure

Road and Transportation ▪ YIA-Jogja Toll Road

▪ Improved roads to principal ‘dispersed’ attractions essential

▪ YIA-Yogyakarta express rail link ▪ Upgrade of urban stations to accommodate multi-modal operations

▪ Magelang–Yogyakarta line with major rail station at Blabak

Water

supply/Wastewater/Solid

Waste/Drainage

▪ Major upgrade of water supply to Kota Yogyakarta and Borobudur and Prambanan KTAs

▪ Wastewater treatment and network improvements to Kota Yogyakarta, ▪ Prambanan and Borobudur KTAs, and to Southern Beaches and YIAYogya corridor ▪ New final disposal site ▪ Need for improved drainage in Kota/Metro Yogyakarta, Borobudur and Prambanan KTAs/TDAs

Key Economic Growth/Socio-economic/ Human Resources

▪ Dispersed growth of new retail development

▪ Concentration of new industries (especially in creative sectors) in Bantul and along the YIA–Jogja corridor

▪ Development of Agrotech hub around YIA ▪ Development of logistics activities along YIA-Jogja corridor ▪ Expansion / creation of tourism-related income-generating opportunities around new attractions

as well as existing ones

Environmental, Heritage and Cultural

▪ Creation of green spaces and corridors in Kota Yogyakarta, ideally linking to hills / rural areas outside the city ▪ Upgrading museums in Yogyakarta, Borobudur and Prambanan and elsewhere (especially interpretation) ▪ Reconstruction and/or research into archaeological sites, especially Prambanan KTA and Dieng Plateau ▪ Investment (and imagination) needed in repurposing historic buildings

Institutional ▪ Create overarching tourism board for DIY / C Java

▪ Enhance role of Borobudur Conservation Office (BCO) to cover wider area

▪ Create cross-boundary management body for Prambanan KTA

Scenario 3: ‘Deconcentrated’

27

Scenarios / Criteria 1: Concentrated 2: Dispersed 3: Deconcentrated

Carrying Capacity

Carrying capacity

Environmental impact

Cultural heritage impact

Product offer diversity

Market diversification

potential

Visitor numbers BYP

restricted be UNESCO

carrying capacity

Lack of alternative

attractions causes

reduction visitor numbers

Visitor numbers BYP

restricted be UNESCO

carrying capacity

Dispersed development

cultural and natural

attractions supports

visitor growth

Visitor numbers BYP

restricted be UNESCO

carrying capacity

Dispersed development

cultural and natural

attractions supports

visitor growth

Socio-Economic:

Product/market match

Socio-Economic equity

Long-term expansion

prospects

Attractive for private

investment

Clustering opportunities

High concentration of

hotels in Yogyakarta

causes environmental

social and economic

issues (pollution, traffic

jams, high land price,

high competition, loss of

character)

High concentration of

hotels in Yogyakarta

causes environmental

social and economic

issues (pollution, traffic

jams, high land price,

high competition, loss of

character)

De-concentration of

hotels supports social-

economic equity and

investment and reduces

environmental social and

economic issues.

Connectivity/Accessibility

Connectivity to Joglosemar

region

Accessibility within

Joglosemar

Flexibility and resilience

Connectivity through 3

airports

Bad accessibility

concentrated in BYP

High water & sanitation

demand for hotels and

restaurants in Yogya

Connectivity through 3

airports

Still accessibility

problems in Yogyakarta

High water & sanitation

demand for hotels and

restaurants in Yogya

Connectivity through 3

airports

Good accessibility

throughout Joglosemar

Water & sanitation

demand for hotels and

restaurants distributed

over Joglosemar

Conclusion - - - + - o + + +

B.09. Evaluation of 3 Development Scenarios

28

4/8/2020

15

ITMP BYP – Spatial Development Scenario

Solo Yogya

Semarang

Yogyakarta Prambanan

Borobudur

Merapi Merbabu

URBAN TRIANGLE: Yogyakarta Solo Semarang

CULTURAL ASSETS: Borubudur Yogyakarta Prambanan

ENVIRONMENTAL ASSETS Merapi and Merbabu South Coast and Karimun

Java Dieng and Pine Forest

URBAN-CULTURAL-ENVIRONMENTAL SYNERGIES

DECONCENTRATED MULTI-FOCUSED TOURISM BALANCED LAND USE IN REGIONAL CONTEXT 29

ITMP BYP – Integrated Spatial Development Scenario

INFRASTRUCTURE External Connectivity to Region Internal Accessibility of Assets Watsan infrastructure

URBAN-CULTURAL-ENVIRONMENTAL SYNERGIES

DECONCENTRATED MULTI-FOCUSED TOURISM BALANCED LAND USE IN REGIONAL CONTEXT

30

4/8/2020

16

31

Urban versus Rural Area

32

4/8/2020

17

Major Tourism Activity Areas: Phase 1 (2020-2025)

Yogyakarta

Borobudur

Prambanan

Main Action Plan (Connectivity) • Bawen - Yogyakarta Toll Road

• Solo - Yogyakarta Toll Road

• YIA - Yogyakarta City Railway

• Reactivation of the Yogya - Borobudur Railway

• Improvement of YIA - Nanggulan - Borobudur roads

• Jalan Prambanan - Lemah Abang

Main Action Plan for Destination Development • Revitalization of the Borobudur area

• Visitor restrictions

• Museum construction

• Entrance gates

• Relocating parking lots and traders

• Pilgrim Borobudur - Pawon - Mendut

• BUMDes and Balkondes Empowerment

• Development of tourist villages around Borobudur

Revitalization of the Prambanan Region • Revitalization of the Perwara temple

• Arrangement of temples around Prambanan (Plaosan Temple, Sojiwan,

Banyunibo, Ijo)

• Transfer of existing parking to Bugisan

• Bokoharjo parking and rest area

• Prambanan Botanical Garden

• Development of Tourism villages

Revitalizing the Philosophical Axis Area (Tugu - Panggung

Krapyak) and Kotagede Area • OUV revitalization of the philosophy axis

• Study the potential of parking areas

• Development of tourist villages in the border of the Code River and

Winongo River

• Revitalizing Jagang, Cepuri, Rumah Kalang, Kotagede Market

• Singosaren Parking

33

Major Tourism Activity Areas: Phase 2 (2025-2030)

Yogyakarta

Borobudur

Prambanan

Main Action Plan (Connectivity) • Yogyakarta - Cilacap Toll Road

• JJLS Road

• JORR (Jogjakarta Outer Ring Road)

• Yogya - Palbapang Railway

• YIA - Palbapang Railway

• Improvement of Borobudur - Boyolali road (via Sela)

Main Action Plan for Destination Development • Development of Special Economic Zones (PEK) for

Parangtritis Tourism

• Development of Merapi Merbabu KSPN

• Ketep Pass Development

• Development of the BOB Authority Area

34

4/8/2020

18

Major Tourism Activity Areas: Phase 3 (2030-2035)

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Salatiga

Merapi

Boyolal

Parangtritis

Yogyakarta

Borobudur

Prambanan

Main Action Plan (Connectivity)

• Reactivation of Borobudur - Semarang Railway

(via Ambarawa)

Main Action Plan for Destination Development

• KSPN Sangiran Development

• Development of KPPN Gedong Songo / Rawa

Pening

• Preservation and Development of Sultan Palace

of Solo

35

Major Tourism Activity Areas: Phase 4 (2035-2040)

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Dieng

Plateau

Beaches

Semarang

Salatiga

Gunung Sewu

Merapi

Boyolal

Parangtritis

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Salatiga

Merapi

Boyolal

Parangtritis

Yogyakarta

Borobudur

Prambanan

Main Action Plan (Connectivity)

• Improved the Solo - Wonogiri - Pracimantoro

road

• Improvement of the Secang - Temanggung -

Wonosobo road

Main Action Plan for Tourist Attraction

Development

• Development of the Gajah Mungkur

Reservoir

• Development of Dieng KSPN

• Cleft Area Development - Sindoro

• Semarang Old Town Development

36

4/8/2020

19

Major Tourism Activity Areas: Phase 5 (2040-2045)

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Dieng

Plateau

Beaches

Semarang

Salatiga

Gunung Sewu

Merapi

Boyolal

Parangtritis

To Surabaya

To Bromo

To Cilacap

To Bandung

To Jakarta

To Pacitan

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Dieng

Plateau

Beaches

Semarang

Salatiga

Gunung Sewu

Merapi

Boyolal

Parangtritis

Yogyakarta Kulonprogo

Borobudur

Prambanan

Solo

Salatiga

Merapi

Boyolali

Parangtritis

Yogyakarta

Borobudur

Prambanan

Main Action Plan for Destination

Development • New Attractions in Joglosemar

37

3. Highlights Rencana Aksi

38

4/8/2020

20

Action Plan Components

Component 1: Increase Institutional Capacity to Facilitate Integrated and Sustainable Tourism Development

Component 2: Improve Tourism-relevant Road Quality and Access to Basic Services related to Tourism

Component 3: Increase and Local Businesses and Community Participation in the Tourism Sector

Component 4: Enhance the Enabling Environment or Private Investment in Tourism Sector

39

Project Development Objectives (PDO) 1 2 3 4

Komponen 1: Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan

Indikator PDO 1: Persentase

P1.1

Jumlah STO periodik (atau setara) pemantauan laporan yang diterbitkan Jumlah

P1.2

Persentase rencana tata ruang atau rencana induk sektoral diadopsi atau direvisi

sejalan dengan ITMP

Persentase

Komponen 2: Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait dengan pariwisata

Indikator PDO 2: Jumlah

P2.1

Persentase jalan pariwisata relevan dipelihara sesuai dengan IRI <6 Persentase 86% 93% 97% 100% 100% 100%

P2.2

ruang khusus baru yang diciptakan untuk lalu lintas non-bermotorM2 1,463,740 1,503,740 1,543,740 1,583,740 1,623,740 1,663,740

Borbudur 30,188 36,347 42,506 48,664 54,823 60,982

Yogyakarta 32,456 44,538 56,620 68,701 80,783 92,865

Prambanan 1,684 4,433 7,182 9,932 12,681 15,430

Borbudur 9,686 12,127 14,568 17,008 19,449 21,890

Yogyakarta 34,133 48,397 62,662 76,926 91,191 105,455

Prambanan 4,203 3,757 3,311 2,864 2,418 1,972

Borbudur 110.9 285.1 459.3 633.6 807.8 982.0

Yogyakarta 193.4 246.3 299.1 352.0 404.8 457.7

Prambanan 18.5 68.7 118.8 169.0 219.1 269.3

Borbudur 50% 40% 30% 20% 10%

Yogyakarta 50% 40% 30% 20% 10%

Prambanan 50% 40% 30% 20% 10%

P2.7

Kamar hotel baru ditambahkan Jumlah

Komponen 3: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata

Indikator PDO 3: Persentase

P3.1

Jumlah peserta pelatihan dan profesional pariwisata menyelesaikan sertifikasi

berbasis kompetensi

Jumlah

P3.2

sertifikasi perempuan Persentase

P3.3

Jumlah usaha pariwisata dengan kehadiran online Jumlah

P3.4

Jumlah usaha pariwisata yang ada dengan peningkatan layanan dan kualitas

peringkat

Jumlah

P3.5

Jumlah peserta dalam program peningkatan pariwisata kesadaran Jumlah

P3.6

partisipasi perempuan Persentase

Komponen 4: Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta ke sektor pariwisata

Indikator PDO 4: USD

P4.1

Adopsi rencana investasi swasta tujuan spesifik dan update tahunan Teks

akhir

SasaranTDA

Persentase P2.6

Persentase kawasan wisata kadang-kadang banjir

P2.4

Rumah tangga disediakan dengan akses ke layanan sanitasi ditingkatkan rumah tangga

P2.5

limbah padat didaur ulang atau dikumpulkanm³ / hari

P2.3

Rumah tangga disediakan dengan akses terhadap sumber air rumah tangga PDO 2:

Jumlah penerima

manfaat dari

perbaikan

infrastruktur dan

pelayanan dasar

pariwisata yang

relevan

Target per Tahun

PDO 3:

Peningkatan

kepuasan

masyarakat dengan

upaya untuk

mempromosikan

partisipasi lokal

dalam ekonomi

pariwisata

PDO 1:

Peningkatan kinerja

pada 'pariwisata

berkelanjutan'

indikator

PDO 4:

Nilai investasi

swasta di sektor

pariwisata

Tujuan

Pengembangan

Proyek

Indikator Hasil AntaraSatuan

ukuranBaseline

40

4/8/2020

21

Komponen 1: Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

1.1 Perencanaan dan Koordinasi terpadu di 3 TDA

1.1.1 Koordinasi secara intensif

1.1.2 Review dan Sinkronisasi Perda tentang Pariwisata di TDA Yogyakarta

1.1.3 Penguatan kapasitas kelembagaan

1.1.4 Review Masterplan

1.1.5 Review dan Sinkronisasi Perda tentang Pariwisata

1.1.6 Optimalisasi peran kelembagaan kepariwisataan swasta dan masyarakat

1.2 Monitoring Pariwisata Berkelanjutan di 3 TDA

1.2.1 Penyusunan pedoman untuk destinasi pariwisata berkelanjutan

1.2.2 Penyusunan pedoman STO

1.2.3 Pengembangan pilot project desa wisata berkelanjutan

1.2.4 Penyusunan pedoman sertifikasi pariwisata berkelanjutan

1.2.5 Pengembangan green homestay

1.2.6 Pengembangan pedoman eco standar untuk desa wisata

1.2.7 Adaptasi dan mitigasi program

1.3 Lainnya yang terkait dengan Komponen 1

1.3.1 Perancangan aplikasi data statistik pariwisata dan aplikasi program wisata

41

Komponen 2: Peningkatan Jalan dan Akses Pelayanan Dasar 2.1 Perawatan rutin dan berkala jalan

2.2 Peningkatan dan rehabilitasi jalan

2.3 Fasilitas untuk lalu lintas tidak bermotor

2.4 Infrastruktur spesifik untuk pariwisata

2.5 Air bersih sistem perpipaan

2.6 Pengelolaan sampah

2.7 Pengeloaan air limbah dan sanitasi

2.8 DED, FS, dan instrumen safeguard

2.9 Lainnya Komponen 2

42

4/8/2020

22

2.1: Pengembangan Konektivitas dan Transportasi Publik Tahapan 1 (2020 – 2025)

1. Pembangunan Jalan Tol

Bawen – Yogyakarta.

2. Pembangunan Jalan Tol Solo

– Yogyakarta – Kulon Progo.

3. Pembangunan JORR Timur

(Prambanan – Piyungan)

4. Pelaksanaan desain dan

pembangunan Jalan Temon –

Borobudur (Bukit Menoreh)

5. Pembangunan Jalan

Kabupatem Prambanan –

Lemahabang.

6. Pembangunan Jalan

Kabupaten Tawang –

Ngalang.

7. Pembangunan Jalur Kereta

Api Bandara YIA.

8. Reaktivasi Jalur Kereta

Yogyakarta – Ambarawa

(tahap 1)

43

1. Menciptakan produk pariwisata yang beragam yang menarik bagi pasar yang berbeda

2. Membangun kekuatan dan pengembangan produk yang ada

3. Mendukung pengembangan kegiatan dan wisata minat khusus selain wisata budaya

4. Menyediakan berbagai peluang wirausaha dan pekerjaan

5. Keseimbangan pariwisata antara Borobudur dan wilayah di sekitarnya, termasuk Kota Magelang.

2.3a Konsep Pengembangan Wisata KTA/TDA Borobudur

44

4/8/2020

23

2.4.a Infrastruktur Spesifik untuk Pariwisata KTA Borobudur

Zona Parkir dan Transit Multifungsi 11.13 Ha 896,289

1 Kampung Seni Terpadu Kujon I 29,000 m2 105,000

2 Kampung Seni Terpadu Kujon II dan III 71,000 m2 412,901

3

Kawasan Transit Multifungsi Gedung parkir, pusat kuliner dan

souvenir Tuk Songo 11,339 m2 237,677

4

Kawasan Transit Multifungsi Gedung parkir, pusat kuliner dan

souvenir Eks. Pasar Hewan 60,000 SE RC

5

Kawasan Transit Multifungsi Gedung parkir, pusat kuliner dan

souvenir Eks. Terminal Borobudur 60,000 SE RC

6 RTHP dan Area Parkir Pawon 9,686 SE RC

7 RTHP dan Area Parkir Mendut (Eks Taman Anggrek) 11,025 SE RC

Zona Sumbu Borobudur - Pawon - Mendut 7.61 Ha 1,036,372

8

Revitalisasi taman dan kawasan eks-parkir dan pusat souvenir

menjadi Botanical Heritage Park 60,373 m2 372,200 SE RC

9 Restorasi Garis Imajiner Mendhut - Pawon - Borobudur 15,320 m2 55,828

10 Penataan Rest-stop di sepanjang sumbu imajiner 432 m2 5,702 SE RC

11 penataan zona inti Candi Mendhut 0.00 m2

12 Penataan zona inti Candi Pawon m2

13 Peningkatan Jalan Jalur Borobudur 10 K m2 80,600

14

Pusat Informasi Sejarah dan Budaya Borobudur (outdoor Light

and Sound) m2 500,000 SE RC

15 Penataan Jalur Wara Wiri (shuttle service) m2 22,043 SE RC

Zona Pintu Masuk 4 Gerbang Kawasan 2 Ha 76,087

17 Gerbang dan Koridor Palbapang-Borobudur 1 paket 13,978

18 Gerbang dan Koridor Blondo- Borobudur 1 paket 5,432

19 Gerbang /Rest Area dan Koridor Klangon- Borobudur 7,500 m2 26,940

20 Gerbang /Rest Area dan Koridor Kembanglimus- Borobudur 13,600 m2 29,736.61

Zona Balkondes 1 Ha 141,890

21 Peningkatan Infrastruktur Permukiman - 60,390

22 Penataan Homestay di Kec. Borobudur 10,000 m2 81,500

23 Konektivitas Aset CB di TDA Borobudur dan Sekitarnya SE SE CO CO

RC

SE RC CO CO CO

RC

CO CO CO

2024 2025NO PROGRAM VOLUME

PERKIRAAN

BIAYA

TAHAPAN PENGEMBANGAN

2020 2021 2022 2023

CO

SE RC CO CO

SE RC CO CO

CO

CO

CO

CO

CO CO

CO

CO

RC COSE

SE RC CO

CO

CO

CO

CO

CO

CO

CO

Stakehloder Engagement Readiness Criteria ConstructionSE RC CO

45

Menceritakan sejarah Yogyakarta dalam satu kerangka yang utuh dan berkesinambungan

Pemerataan Pengunjung antara Sub-

KTA Sumbu Filosofis dan Sub -KTA

Kotagede.

Wisata Sejarah Berwawasan Budaya, yang Mengikuti Perkembangan Zaman dan Berkelanjutan

Menyebarkan wisatawan ke berbagai KSPN potensial lainnya seperti KSPN Pantai Selatan, KSPN Gunung Karst Gunung Kidul, KSPN Merapi-Merbabu, KSPN Dieng yang saat ini belum dikembangkan dengan baik.

2.3b Konsep Pengembangan Wisata KTA / TDA Yogyakarta

1. Menceritakan sejarah Yogyakarta

dalam satu kerangka yang utuh dan

berkesinambungan

2. Pemerataan Pengunjung antara

Sub-KTA Sumbu Filosofis dan Sub

-KTA Kotagede.

3. Wisata Sejarah Berwawasan

Budaya, yang Mengikuti

Perkembangan Zaman dan

Berkelanjutan

4. Menyebarkan wisatawan ke

berbagai KSPN potensial lainnya

seperti KSPN Pantai Selatan,

KSPN Gunung Karst Gunung Kidul,

KSPN Merapi-Merbabu, KSPN

Dieng yang saat ini belum

dikembangkan dengan baik.

46

4/8/2020

24

2.4.b Infrastruktur Spesifik untuk Pariwisata KTA / TDA Yogyakarta

Stakehloder Engagement Readiness Criteria ConstructionSE RC CO

SUB-KTA SUMBU FILOSOFIS

Segmen Margo Utomo 1,004,180

1 Pedestrianisasi Segmen Margoutomo 725 m 28,800 SE

2 Pengembangan area Mix-used Stasiun Tugu 25 Ha 975,380

Segmen Malioboro-Margomulyo 579,336

3 Pengembangan Area Mixused eks Bioskop Indra 7,000 m2 45,373 SE

4 Pengembangan Area Cagar Budaya Pakualaman 64 Ha 360,495 SE

5Pedestrianisasi Segmen Malioboro-Margomulyo 1,280 m 50,240 SE RC

6 Penataan Jalan Senopati 449 Km 899 SE

7 Pengembangan Taman Parkir Senopati 5,805 m2 35,230

8 Pengembangan gedung parkir utara Pasar Bringharjo 21,675 m2 87,099

Segmen Kraton 1,150,764

9 Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Kraton 158.9 Ha 941,471 SE

10 Revitalisasi Ex. Stasiun Ngabean 160 m2 1,160 SE

11 Pengembangan Lahan Parkir Terminal Ngabean 32,197 m2 199,133

12 Revitalisasi Museum Sonobudoyo 2,200 m2 9,000 SE

Segmen Plengkung Gading-Panggung Krapyak 186,746

13 Revitalisasi Bangunan CB Panggung Krapyak dan Area Sekelilingnya 2,191 m2 8,846 SE

14 Pengembangan Lahan Parkir di Lapangan Semut 8,400 m2 29,777

15 Pengembangan Lahan Parkir di Lapangan Panggungharjo 2 Ha 70,623

16 Pengembangan Pasty sebagai Rest Stop Alternatif 3.87 Ha 77,500

RC CO

RC

RC CO

SE RC CO

SE

CO

2024 2025NO PROGRAM VOLUME

PERKIRAAN

BIAYA

TAHAPAN PENGEMBANGAN

2020 2021 2022 2023

RC CO

SE RC CO

RC CO

RC CO

CO

RC CO

SE RC CO

SE RC CO

CORC

RC CO

SE RC CO

SE RC COSUB-KTA KOTAGEDE

gabungan 0.11 Ha 318,220

1Revitalisasi Berbagai Bangunan dan Area Cagar Budaya sub-KTA

Kotagede Yogyakarta1,100 m2 318,220

blok I 2.10 Ha 167,806

2 revitalisasi cepuri keliling kotagede 4,616 m2 52,378

3 pedestrianisasi jalan utama di dalam kawasan inti 4,938 m2 30,554

4 Penataan Halaman Masjid Kotagede 5,343 m2 27,443.5

5 Revitalisasi Pasar Kotagede/ Pasar Legi 4,578 m2 50,894

8 Revitalisasi Kawasan Kedaton dan Watu Gilang 1,530 m2 6,536

blok III + VI 0.07 Ha 9,510

6 pengembangan kotagede living museum 2,080 m2 9,510

7 pedestrianisasi dan penataan facade bangunan di jalan mondorakan 4,680 m2 28,958

blok VIII 5.73 Ha 325,037

9 Revitalisasi Jagang Selatan : Pembangunan Embung Mataram 33,000 m2 222,831

10 Pemenuhan Kebutuhan Lahan Parkir Kawasan Wisata Kotagede 21,508 m2 93,157

11 Pedestrianisasi Jalan KCB Kotagede dari Selatan 2,790 m2 9,049

CO

SE RC CO

RC

RC CO

SE

CO

CO

SE RC CO

SE

SE RC

SE RC

SE RC

CO

CO CO CO

RC CO

SE RC CO

SE RC CO

SE

2024 2025NO PROGRAM VOLUME

PERKIRAAN

BIAYA

TAHAPAN PENGEMBANGAN

2020 2021 2022 2023

SE RC RC CO

47

2.3c Konsep Pengembangan Wisata KTA/TDA Prambanan

1. Menjadikan wisata Candi Prambanan menjadi sebuah paket wisata sejarah yg holistik.

2. Meningkatkan konektivitas rute wisata KTA Prambanan - Candi Plaosan/Gana - Candi Bukit Ijo

3. Mengembangkan potensi wisata alam lainnya di area TDA Prambanan.

4. Mengembangkan perekonomian warga sekitar TDA Prambanan dengan aktivasi desa wisata sebagai pusat akomodasi dan amenitas untuk wisatawan.

48

4/8/2020

25

2.4.d Infrastruktur Spesifik untuk Pariwisata KTA Prambanan

Stakehloder Engagement Readiness Criteria ConstructionSE RC CO

Segmen Campuran 34,800.00

1 Pelestarian Candi Prambanan 3,885.00 m2 12,300.00

2 Revitalisasi taman dan kawasan eks-parkir dan pusat souvenir

menjadi Botanical Heritage Park 300,000.00 m 1,500.00 RC

3 Program signage untuk peningkatan kualitas turisme 1,000.00 SE RC CO

4 Penataan transportasi antar Candi dengan moda green

transportation 50.00 Unit 15,000.00

5 Pedestrianisasi dan pengembangan jalur sepeda menghubungkan

KTA prambanan dengan area Candi Ijo 25.00 km 5,000.00 SE RC

Segmen Prambanan-Sleman 333,750.00

6 Kawasan Transit Multifungsi Bokoharjo 86,350.00 m2 260,000.00 SE

7 aksesibilitas parkir bokohajo ke candi-candi Bukit Ijo 25.00 km 7,500.00 SE RC

8 Pelestarian Candi Ijo 25,000.00 m2 66,250.00

Segmen Prambanan-Klaten 310,000.00

9 Kawasan Transit Multifungsi Bugisan 76,107.00 m2 310,000.00 SE

Segmen Prambanan-Kalasan 885,148.58

10 Pelestarian Candi Kalasan 55,640.00 m2 571,550.00

11 Pelestarian Candi Kedulan 89,522.00 m2 296,198.58

12 Pelestarian Candi Sari 2,500.00 m2 17,400.00

2024 2025NO PROGRAM VOLUME

PERKIRAAN

BIAYATAHAPAN PENGEMBANGAN

2020 2021 2022 2023

SE RC CO

SE CO

SE RC CO

CO

RC CO

CO

SE

SE RC CO

RC

CO

SE RC CO

SE RC CO

CO

RC

49

STRATEGIC

INTERVENTIONS

REGIONAL BOROBUDUR YOGYAKARTA PRAMBANAN

1. Developmenet of bulk water supply Objective : 100% access to

clean water in urban areas

Development of SPAM Regional : • SPAM Kartamantul II;

SPAM Kamijoro;

• SPAM Bener;

• SPAM Pasuruhan;

• SPAM Banyusoco

• Development of : - Long store Pasuruhan - Intake Pasuruhan

• Expansion of : - Distribution pipe network from

SPAM Regional Kartamantul II

- Development of house

connection from SPAM Regional

Kartamantul II

• Expansion of : - Distribution pipe network from SPAM

Kartamantul II, SPAM Regional

Banyusoco

- Development of house connection

from SPAM Regional Kartamantul II,

SPAM Regional Banyusoco

• Development of reservoir pipe network • Development of reservoir Candi Hijau

2. Improvement of groundwater management

Yogyakarta TDA

Objective : Sustainable ground

water use

• Improvement local decree on groundwater

• Establishment groundwater

monitoring network

• Recruitment and training of staff

• Law enforcement

3. Improvement water distribution infrastructure

and services (Borobudur

KTA;Yogyakarta KTA; Prambanan KTA)

Objective :Improved efficiency

and service delivery by water supply companies

• Expansion of IKK Borobudur

• Expansion of IKK Mungkid

• Leakage reduction • Water saving campaigns

• Leakage reduction • Water saving campaigns

• Expansion of IKK Prambanan -Klaten • Expansion of IKK Prambanan - Sleman

• Leakage reduction

• Water saving campaigns

4. Development of rural water

supply (Borobudur,

Yogyakarta, Prambanan TDA) Objective : 100% access to

clean water in rural areas

• Development of SPAM

Desa

• Development of SPAM Desa

2019 2020 2021 2022 2023 million Rp. th. US$

1. Water Supply

1.1 Bulk Water Supply Borobudur-Yogyakarta-Prambanan

TDA546.999 893.353 923.007 588.081 630.996 3.582.436 247.065

1.2 Groundwater Management Yogyakarta TDA (Kota

Yogyakarta)1.355 794 829 867 906 4.751 328

1.3 Improved water distribution infrastructure and services

Yogyakarta KTA (PDAM Tirta Marta)117 122 128 133 144 645 44

1.4 Improvement IKK systems water supply Borobudur KTA

(PDAM Kabupaten Magelang)9.777 29.706 31.008 12.820 13.385 96.695 6.669

1.5 Improvement IKK systems water supply Prambanan KTA

(PDAMs Sleman and Klaten)3.420 4.640 4.844 4.447 4.643 21.993 1.517

1.6 Rural Water Supply Borobudur-Yogyakarta-Prambanan

TDA11.665 12.175 12.708 13.267 13.852 63.668 4.391

TotalInvestmentProgramNo

SPAM KARTAMANTUL – KEBON AGUNG

Table. Borobudur – Yogyakarta – Prambanan TDA Integrated Investment Program Water Supply

water Supply –Intervensi Strategis

50

4/8/2020

26

STRATEGI INTERVENSI

2020-2025

BOROBUDUR YOGYAKARTA PRAMBANAN

1. Pengembangan sistem air

limbah terpusat (TDA Yogyakarta – Kartamantul;

KTA Yogyakarta)

Sasaran : Peningkatan

kualitas air permukaan dan air tanah di daerah perkotaan

• Peningkatan kapasitas pengolahan IPAL Sewon

• Konstruksi saluran induk air limbah • Perluasan jaringan air limbah mikro:

- Lateral air limbah

- Sambungan rumah air limbah

2. Peningkatan sistem sanitasi

setempat (KTA Borobudur;

KTA Yogyakarta; KTA Prambanan)

Sasaran :Pengurangan polusi

oleh fasilitas sanitasi setempat

• STBM untuk menghilangkan Buang Air

Besar Sembarangan (BABS)

• Fasilitas pengumpulan dan pengolahan lumpur (truk, tinja, IPLT)

• Membangun fasilitas Layanan Lumpur

Tinja Teratur (LLTT) • Peningkatan fasilitas sanitasi setempat

dan sistem IPAl Komunal

• Peningkatan fasilitas sanitasi setempat, dan

sistem IPAL komunal

• Membangun fasilitas Layanan Lumpur Tinja Teratur (LLTT)

• Fasilitas pengumpulan dan pengolahan

lumpur (truk, tinja, IPLT)

• Membangun fasilitas Layanan Lumpur Tinja Teratur (LLTT)

• Peningkatan fasilitas sanitasi setempat dan

sistem IPAL komunal

3. Pemantauan kualitas air (TDA Borobudur-Yogyakarta-

Prambanan )

Sasaran :

• Peningkatan kualitas air

permukaan dan air tanah

• Pengurangan polusi oleh

industri

• Perluasan jaringan pemantauan kualitas air

• Penegakkan hukum tentang

pembuangan air limbah ilegal (industri

besar dan sedang)

• Sosialisasi dan proyek percontohan

pengolahan air limbah (industri kecil)

• Perluasan jaringan pemantauan kualitas air • Penegakkan hukum tentang pembuangan air

limbah ilegal (industri besar dan sedang)

• Sosialisasi dan proyek percontohan

pengolahan air limbah (industri kecil)

• Perluasan jaringan pemantauan kualitas air • Penegakkan hukum tentang pembuangan

air limbah ilegal (industri besar dan

sedang)

• Sosialisasi dan proyek percontohan

pengolahan air limbah (industri kecil)

Air Limbah - Intervensi Strategis

IPAL SEWON

Tabel. Program Investasi Terpadu Air Limbah dan Sanitasi Kawasan Wisata Borobudur – Yogyakarta – Prambanan

2019 2020 2021 2022 2023 Juta Rp th.US $

2 Air Limbah dan Sanitasi

2.1 Pengembangan sistem air limbah terpusat TDA Yogyakarta-

(Kartamantul)28.137 29.366 30.653 32.001 33.412 153.568 10.591

2.2 Pengembangan sistem air limbah terpusat KTA Yogyakarta-0 43.402 45.304 47.296 49.382 185.385 12.785

2.3 Peningkatan sistem sanitasi setempat KTA Yogyakarta2.904 2.988 3.504 3.231 3.332 15.959 1.101

2.4 Peningkatan sistem sanitasi setempat KTA Borobudur24.117 10.236 10.670 11.125 11.662 67.811 4.677

2.5 Peningkatan sistem sanitasi setempat KTA Prambanan18.399 4.280 4.466 4.660 4.833 36.638 2.527

2.6 Pemantauan kualitas air TDA Borobudur -Yogyakarta-

Prambanan1.731 1.809 1.891 1.977 2.067 9.476 653

Total Biaya 75.287 92.081 96.488 100.290 104.690 468.836 32.334

No. ProgramInvestasi Total

51

Pengelolaan Sampah –Intervensi Strategis STRATEGI INTERVENSI

2020 -2025

BOROBUDUR YOGYAKARTA PRAMBANAN

1. Peningkatan pengumpulan dan pengolahan sampah TDA

Yogyakarta (Kartamantul); TDA Borobudur(Kab.

Magelang); KTA Prambanan

Sasaran :100% pengumpulan

sampah

• Pembangunan fasilitas pengolahan sampah akhir baru di Kecamatan

Borobudur (TPST) • Penggantian truk dan kontainer sampah

• Perluasan /peningkatan fasilitas pengolahan sampah akhir Pinyungan ( mengubah sampah

menjadi energi) • Penggantian truk dan kontainer sampah

• Pengembangan fasilitas pengolahan sampah akhir baru di Kecamatan Bayat

(TPST) • Penggantian dan penambahan truk dan

kontainer sampah

2. Peningkatan kesadaran

masyarakat tentang

pengolahan dan daur ulang

sampah (3R) KTA Yogyakarta;

KTA Borobudur KTA

Prambanan Sasaran :Peningkatan daur

ulang sampah

• Pembangunan tempat pemindahan/daur

ulang sampah tingkat kelurahan (TPS3R)

• Kampanye masyarakat untuk

mempromosikan pemisahan sampah pada

sumbernya, dan berhenti pembakaran

sampah dan membuang sampah sembarangan

• Pembangunan tempat pemindahan/daur ulang

sampah tingkat kelurahan (TPS 3R) untuk

meningkatkan jumlah sampah yang diangkut

dan yang didaur ulang

• Kampanye masyarakat untuk mempromosikan

pemisahan sampah pada sumbernya, dan berhenti pembakaran sampah dan membuang

sampah sembarangan

• Pembangunan tempat pemindahan/daur

ulang sampah tingkat kelurahan (TPS 3R)

untuk meningkatkan jumlah sampah yang

diangkut dan yang didaur ulang

• Kampanye masyarakat untuk

mempromosikan pemisahan sampah pada sumbernya, dan berhenti pembakaran

sampah dan membuang sampah

sembarangan

Tabel. Program Investasi Terpadu Pengelolaan Sampah Kawasan Wisata Borobudur – Yogyakarta – Prambanan

TPA PIYUNGAN

2019 2020 2021 2022 2023 Juta Rp th.US $

3 Pengelolaan Sampah

3.1 Peningkatan pengumpulan dan pengolahan sampah TDA

Yogyakarta (Kartamantul) 22.806 23.781 24.802 25.871 26.606 123.866 8.542

3.2 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengolahan dan

daur ulang sampah (3R) KTA Yogyakarta 2.056 1.326 1.386 1.448 1.658 7.873 543

3.3 Peningkatan pengumpulan dan pengolahan sampah TDA

Borobudur TDA (Kab.Magelang) 10.540 38.166 50.571 926 957 101.159 6.976

3.4 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengolahan dan

daur ulang sampah (3R) KTA Borobudur 3.144 3.283 3.429 3.582 2.881 16.320 1.126

3.5 Peningkatan pengumpulan dan pengolahan sampah KTA

Prambanan804 831 14.230 14.928 3.867 34.660 2.390

3.6 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengolahan dan

daur ulang sampah (3R) KTA Prambanan 1.511 1.579 1.650 1.725 4.567 11.032 761

Total Biaya 40.860 68.967 96.068 48.479 40.537 294.911 20.338

No. ProgramInvestasi Total

52

4/8/2020

27

Drainase - Intervensi Strategis STRATEGI INTERVENSI

2020 - 2025

BOROBUDUR YOGYAKARTA PRAMBANAN

1. Pengelolaan DAS Hulu di

TDA Borobudur-Yogyakarta-Prambanan

Sasaran :

• Konservasi kawasan hutan

• Konservasi lahan pertanian

pangan berkelanjutan

• Konservasi kawasan

sempadan sungai , waduk,

pantai dan mata air

• Perlindungan dan pelestarian

sumber daya air

• Peningkatan infiltrasi air tanah

• Reboisasi lahan kritis

• Beralih ke pertanian berkelanjutan di lahan erosi (lahan kritis)

• Rehabilitasi, revitalisasi, pengembagan,

dan peningkatan fungsi sempadan sungai,

waduk, pantai dan mata air • Perlindungan erosi fisik (dam penahan,

dam pengendali , rorak, terasering dan

talud)

• Perlindungan daerah resapan air • Pembangunan sumur resapan air hujan

(SRAH)

• Rehabilitasi, revitalisasi, pengembagan, dan

peningkatan fungsi sempadan sungai, waduk, pantai dan mata air

• Perlindungan daerah resapan air

• Pembangunan sumur resapan air hujan (SRAH)

• Reboisasi lahan kritis

• Beralih ke pertanian berkelanjutan di lahan erosi (lahan kritis)

• Rehabilitasi, revitalisasi, pengembagan, dan

peningkatan fungsi sempadan sungai,

waduk, pantai dan mata air • Perlindungan erosi fisik (dam penahan, dam

pengendali , rorak, terasering dan talud)

• Perlindungan daerah resapan air

• Pembangunan sumur resapan air hujan (SRAH)

2. Pengendalian Banjir TDA

Borobudur- Yogyakarta - Prambanan

Sasaran :Mitigasi banjir dari

sungai

• Pengerukan sungai terutama endapan dari

lahan dingin • Pemeliharaan dan rehabilitasi dam Sabo

• Kontruksi kolam retensi (embung) :

embung Jogomulyo

• Pengerukan sungai terutama endapan dari

lahan dingin

• Pengerukan sungai terutama endapan dari

lahan dingin • Pemeliharaan dan rehabilitasi dam Sabo

• Kontruksi kolam retensi (embung) : embung

Nglengkong, embung Serut

3. Peningkatan drainase KTA

Yogyakarta; Borobudur ;

Prambanan

Sasaran : Eliminasi banjir

lokal dari hujan

• Pembentukan satu lembaga O&P drainase

dengan sumber keuangan yang memadai

• Rehabilitasi dan peningkatan kapasitas

saluran drainase yang ada • Mengintegrasikan sumur resapan air hujan

sebagai persyaratan dalam Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

• Persiapan update rencana induk drainase

perkotaan Yogyakarta

• Pembentukan satu lembaga O&P drainase

dengan sumber keuangan yang memadai • Rehabilitasi dan peningkatan kapasitas saluran

drainase yang ada

• Mengintegrasikan sumur resapan air hujan

sebagai persyaratan dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

• Update rencana induk drainase

• Pembentukan satu lembaga O&P drainase

dengan sumber keuangan yang memadai

• Rehabilitasi dan peningkatan kapasitas saluran drainase yang ada

• Pembangunan kolam retensi /embung

(embung Nglengkong)

• Mengintegrasikan sumur resapan air hujan sebagai persyaratan dalam Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

Tabel. Program Investasi Terpadu Drainase Kawasan Wisata Borobudur – Yogyakarta – Prambanan

2019 2020 2021 2022 2023 Juta Rp th.US $

4 Drainasi dan Pengendalian Banjir

4.1. Pengelolaan DAS Hulu TDA Borobudur-Yogyakarta-

Prambanan 91.680 95.784 100.084 104.590 109.310 501.448 34.583

4.2. Pengendalian banjir TDA Borobudur - Yogyakarta-Prambanan47.633 22.858 31.646 24.908 39.011 166.056 11.452

4.3. Peningkatan drainase KTA Yogyakarta7.615 15.612 7.787 16.259 8.488 55.761 3.846

4.4 Peningkatan drainase KTA Borobudur 1.238 916 0 0 0 2.154 149

4.5 Peningkatan drainase KTA Prambanan9.638 414 432 451 471 11.407 787

Total Biaya 157.803 135.584 139.950 146.208 157.280 736.826 50.817

No. ProgramInvestasi Total

Pengerukan sungai Code dari endapan lahar dingin

53

Komponen 3: Partisipasi Masyarakat dan Swasta

3.1 Pengembangan keterampilan SDM pariwisata

3.1.1 Pengembangan pelatihan kepariwisataan berbasis kompetensi di lembaga pemerintah, pelaku industri pariwisata, pelaku seni budaya, dan bidang pariwisata,

3.1.2 Pengembangan kualitas institusi pendidikan kepariwisataan, kerjasama antar institusi pendidikan dan industri pariwisata serta tenaga pendidik kepariwisataan

3.1.3 Pengembangan forum kepariwisataan

3.3 Pertunangan komunitas

3.3.1 Kampanye gerakan sadar wisata dan aksi sapta pesona di BYP

3.3.2 Monitoring dan evaluasi kepuasan wisatawan

3.3.3 Review sadar wisata di BYP

3.3.4 Pendampingan Pokdarwis

3.3.5 Penguatan pelaksanaan nilai Sapta Pesona sebagai budaya baru

3.3.6 Pengembangan partisipasi masyarakat ke pariwisataan

3.2 Pengembangan usaha pariwisata

3.2.1 Peningkatan standar kualitas pelayanan jasa penyedia pariwisata

3.2.2 Peningkatan manajemen Balkondes (Balai Ekonomi Desa)

3.2.2 Penyediaan data analisis data dari digital platform

3.4 Pengembangan ‘Event’

3.4.1 Annual Tourism Forum

3.4.2 Pengembangan atraksi budaya

3.4.3 Pengembangan event budaya terpadu

54

4/8/2020

28

Komponen 4: Peningkatan Iklim Usaha 4.1 Perencanaan Investasi Swasta

4.1.1 Pengembangan Kluster Prambanan-Ratu Boko Situs Warisan Dunia

4.1.2 Penngembangan lembah di bawah Tebing Breksi

4.1.3 Pengembangan Kluster Pegunungan Menoreh

4.1.4 Pembangunan Jogja Agro Techno Park

4.1.5 Pengembangan pariwisata Puncak Suroloyo

4.1.6 Pengembangan kluster perkotaan

4.1.7 Pengembangan Desa Mejaksingi

4.1.8 SPAM Regional Kamijoro

4.1.9 Pembangunan TPST Sampah dan Limbah B3 Piyungan

4.2 Hal lain yang relevan dengan komponen 4

4.2.1 Peningkatan insentif investasi bidang pariwisata

4.2.2 Peningkatan Promosi Investasi di Bidang Pariwisata di dalam dan luar negeri

55

Overall Investment ITMP BYP

No Komponen 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Total

1 Kapasitas kelembagaan1.1 Perencanaan dan Koordinasi terpadu 3,600 13,620 4,880 3,880 5,380 4,330 35,690

1.2 Monitoring Pariwisata Berkelanjutan 17,200 14,200 14,200 14,200 14,200 0 74,000

1.3 Lainnya Komponen 1 700 700 700 700 700 0 3,500

Sub-Total Komponen 1 21,500 28,520 19,780 18,780 20,280 4,330 113,190

2 Jalan dan akses pelayanan dasar 2.1 Jalan: Perawatan rutin dan berkala 124,662 0 15,444 0 0 0 140,106

2.2 Jalan: Peningkatan dan rehabilitasi jalan 119,958 568,369 379,446 75,833 80,279 0 1,223,885

2.3 Fasilitas untuk lalu lintas tidak bermotor 0 0 2,946 0 0 0 2,946

2.4 Infrastruktur spesifik untuk pariwisata 448,200 349,350 29,500 34,700 24,000 0 885,750

2.5 Air bersih sistem perpipaan 950,555 629,671 381,113 391,113 313,918 0 2,666,369

2.6 Pengelolaan sampah 168,480 248,213 192,213 15,813 5,680 0 630,400

2.7 Pengeloaan air limbah dan sanitasi 149,194 57,361 52,036 51,736 22,596 300 333,224

2.8 DED, FS, dan instrumen safeguard 46,146,122 151,122 16,072,998 16,635,000 15,920,000 0 94,925,242

2.9 Lainnya Komponen 2 682,693 698,597 141,396 1,540,701 1,470,970 1,386,625 5,920,981

Sub-Total Komponen 2 48,789,864 2,702,684 17,267,091 18,744,896 17,837,443 1,386,925 106,728,902

3 Partisipasi masyarakat dan swasta3.1 Pengembangan keterampilan SDM 11,570 21,420 16,770 16,770 7,720 0 74,250

3.2 Pengembangan usaha pariwisata 285,470 285,470 285,470 285,470 0 0 1,141,880

3.3 Pertunangan Komunitas 8,105 8,105 8,105 8,105 680 0 33,100

3.4 Pengembangan event 1,080 1,080 1,080 1,080 1,080 0 5,400

Sub-Total Komponen 3 306,225 316,075 311,425 311,425 9,480 0 1,254,630

4 Meningkatkan iklim usaha 4.1 Perencanaan Investasi Swasta 8,570,708 8,569,708 8,569,208 8,568,874 8,568,874 0 42,847,371

4.2 Lainnya Komponen 4 20,250 19,950 19,950 19,950 19,950 19,950 120,000

Sub-Total Komponen 4 8,590,958 8,589,658 8,589,158 8,588,824 8,588,824 19,950 42,967,371

Total 57,708,546 11,636,936 26,187,454 27,663,925 26,456,027 1,411,205 151,064,093

56

4/8/2020

29

Finalization of Action Plan • Restructuring of inputs based on Component and Sub-

component structure

• Review / detailing investments and funding sources, to fit with funding suitability and capacity of the various funding sources

• Review of yearly plan to comprise six years (2020-2025)

• Conduct Stakeholder engagement to verify proposed action plan, and recheck of readiness criteria

57

4. Isu Penting Lainnya yang

Belum Diselesaikan oleh Tim

Konsultan

58

4/8/2020

30

1. Terms of Reference describe the scope of works:

A. Analysis of institutional and legal, regulatory and policy framework;

B. Analysis of demand and opportunities for tourism destination area development;

C. Analysis of spatial plans, infrastructure gaps and visitor attractions and facilities;

D. Analysis of environmental, social, economic, cultural opportunities and constraints;

E. Population, visitor and economic growth projections and development scenarios;

F. Overall and detailed development plans,;

G. Short-, medium- and long-term action plan, integrated tourism master plan (ITMP)

H. Stakeholder participation in planning,investment and implementation.

*** Borobudur Visitor Management Plan

59

2. Progress and prospects:

60

4/8/2020

31

3. Next Stage:

A. Update base year from 2015 to 2018, add information needed for Tasks E, F, G

B. Update base year from 2015 to 2018, add information needed for Tasks E, F, G

C. Update base year from 2015 to 2018, add information needed for Tasks E, F, G

D. Update base year from 2015 to 2018, add information needed for Tasks E, F, G

E. Describe basic urban, cultural, environmental, infrastructure systems of Joglosemar

F. Elaborate land use and infrastructure plans of TDA and KTA based on <E>

G. Identify, prioritize and describe strategic action plans based on <F)>

H. Engage stakeholders in proritization, funding and implementation bassed on <G>

61

4. Reality Check in view of Corona Crisis

4.1 Devastating impact of corona disaster on tourism development:

• Tourist attractions closed, because no visitors

• No visitors because of corona health risks

• Hotels and restaurants closed because no tourists

• Connectivity and accessibility limited because of lockdown

• Risk of public health disaster if water supply and food distribution fail

• Risk of economic collapse without budsiness operations, jobs and incomes

62

4/8/2020

32

4.2 Short-term rescue in response to corona crisis:

• Make inventory of tourist attractions and facilities

• Protect World Cultural Heritage Sites

• Preserve main tourism attractions

• Support tourism businesses by adjusting to new functions

• Support unemployed tourist workers by adjusting to new jobs

• Professional training of tourist workers

• Continuity of essential infrastructure facilities (water, electricity, internet)

• Continuity of essential services (health, education, security)

• Develop pedestrian sidewalks, bicycle paths, clean river sides

63

4.3 Long-term preparation for revitalization and recovery ofter corona crisis:

• Javanese philosophy to accept fate, be resilient in disaster, bouncing back

• Preserve indigenous local culture, including batik, gamelan,

• Reorientation from prfit-oriented mass tourism to quality tourism

• Offer value for money, including high standards of hotels and restaurants

• Offer integrated tourist packages by combining multiple attractions

• Prepare for regional scale of tourism benefotting from improved connectivity

• Link tourism industry to education industry

• Protect upper watershed and urban watersheds to secure water supply

64

4/8/2020

33

Thank You

65

4/8/2020

1

HIGHLIGHTS PENGEMBANGAN

KELEMBAGAAN PARIWISATA BYP

1

2

1.Klaster Borobudur meliputi Kecamatan Borobudur dan Mungkid,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah (KSPN Borobudur dan

sekitarnya)

2.Klaster Prambanan-Boko meliputi Kecamatan Prambanan,

Kabupaten Sleman dan Klaten (KSPN Prambanan – Kalasan dan

sekitarnya).

3.Klaster Yogyakarta meliputi Kecamatan Kraton, Gedongtengen,

Danurejan, Ngampilan, Kotagede dan Gondomanan, Kota

Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (KSPN

Yogyakarta Kota dan sekitarnya)

CAKUPAN WILAYAH ITMP BOROBUDUR-YOGYAKARTA-PRAMBANAN (BYP) -2045

Key Tourism Area ITMP BYP: 1

3 2

KSPN Karimunjawa

- KPPN - Semarang

Purworejo

KSPN Gunung Kidul:

G. Sewu

KSPN Sangiran – KPPN Solo

Sumber: TOR ITMP Borobudur

KSPN Merapi - Merbabu

KSPN Pantai Selatan Yogya

KSPN Dieng

KPPN Rawa Pening

- Gedong Songo

• Kota Semarang

• Kab. Semarang

• Kota Salatiga

• Kab. Boyolali

• Kab. Sukoharjo

• Kota Magelang

• Kab. Magelang

• Kota Surakarta

• Kab. Klaten

• Kab. Sleman

• Kota Yogyakarta

• Kab Kulonprogo

• Kab. Gunung Kidul

Cakupan Wilayah ITMP BYP berada pada : Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Catatan: Objek wisata lain yang ada di Wonosobo, Gunung Kidul, dan

Purworejo dipertimbangkan untuk mendukung Key Priority Area

• Kab. Wonosobo

• Kab. Sragen

• Kab. Bantul

• Kab. Temangggung

• Kab. Purworejo

2

4/8/2020

2

BYP DEKONSENTRASI

Lereng Merapi-Merbabu

Pantai Selatan

Heritage & Arkeologi

Cluster Budaya

Wisata Karst

Alam & Budaya

Kota baru

Kota& Heritage

Kota& Heritage

3

4

VISI PARIWISATA BYP 2045

MEMPOSISIKAN BOROBUDUR-YOGYAKARTA-PRAMBANAN SEBAGAI JANTUNG BUDAYA DAN

PARIWISATA JAWA, MEMBANGUN DAN MENDIVERSIFIKASI DAYA TARIK DAN KEKUATANNYA

UNTUK MENCIPTAKAN TUJUAN YANG BERKELANJUTAN, TANGGUH, DAN BERKELAS DUNIA.

4/8/2020

3

CRITICAL POINT / PROBLEM KELEMBAGAN PARIWISATA DI

KAWASAN BOROBUDUR

Regulasi •KepPres No. 1/ 1992 tentang pengelolaan taman wisata Candi Borobudur dan taman wisata Candi

Prambanan serta pengendalian lingkungan kawasannya.

• PerPres No. 58/2014 tentang rencana tata ruang kawasan Borobudur dan sekitarnya

• PerPres No. 46/2017 tentang badan otorita pengelola kawasan Borobudur

Pengelola

• PT Taman Wisata Candi Borobudur

• Balai Konservasi Borobudur

• Pemerintah Kab Magelang

5

ISU DAN KEBUTUHAN KELEMBAGAAN

PARIWISATA DI BYP

ISU KEBUTUHAN PENGEMBANGAN

Kelompok Pemerintah

Pusat :

1. Teridentifikasi multi stakeholder dalam pengelolaan di TDA

Borobudur.

2. Terdapat kompleksitas regulasi dalam pengembangan TDA

Borobudur

1. Perlunya sinkronisasi dan koordinasi yang mantap antar

stakeholders dalam pengembangan TDA Borobudur

2. Perlunya ditetapkan lembaga (organisasi) yang memiliki

kewenangan dalam koordinasi pengembangan pariwisata

di TDA Borobudur

3. Perlunya review dan sinkronisasi regulasi di kawasan TDA

Borobudur

Daerah :

Pemkab

1. Minimnya kewenangan Pemkab Magelang dalam

pengembangan TDA Borobudur

2. Sudah dibentuk Badan Otorita Borobudur untuk melakukan

fungsi koordinatif di kawasan Borobudur

3. Ada organisasi kerja sama antar daerah bidang pariwisata

(Java Promo) yang perlu dioptimalkan perannya

1. Perlunya sinkronisasi dan koordinasi yang lebih intens

antara tiga pihak lainnya yang saat ini eksis, yaitu PT Taman

Wisata, BKB, dan Badan Otorita Borobudur.

2. Optimalisasi tugas dan fungsi BO Borobudur agar mampu

berjalan sesuai ketentuan (lihat PerPres No 46/2017).

3. Revitalisasi peran dan fungsi lembaga kerja sama pariwisata

antar daerah (Java Promo) untuk mengambil peluang

adanya destinasi super prioritas Borobudur.

5

4/8/2020

4

ISU KEBUTUHAN PENGEMBANGAN

Kelompok Industri

1. Sudah ada banyak asosiasi pariwisata di tingkat daerah di

BYP

2. Sudah ada Balai Ekonomi Desa (Balkondes) hibah dari BUMN

di 20 desa wisata di Kec. Borobudur

1. Perlu penguatan dan kemitraan (Bisnis to Bisnis) yang

saling menguntungkan untuk penguatan

kelembagaan/asosiasi industri pariwisata.

2. Mendorong program PKBL / CSR dari industri wisata untuk

pengembangan destinasi dan industri wisata skala kecil dan

menengah.

3. Menguatkan manajemen dan tata kelola Balkondes agar

dapat menjadi bagian dari atraksi wisata di sekitar WHS.

Kelompok Masyarakat

1. Sudah ada desa wisata (di Kab Borobudur), namun belum

semua dilengkapi dengan SK Bupati tentang desa wisata

2. Desa di sekitar Borobudur sudah mendorong pengembangan

wisata melalui Badan Usaha Milik Desa / BUMDES

3. Sudah ada Forkom di Klaten, Sleman, Kota Yogyakarta, dan

Pokjanis di Kotagede.

1. Mendorong segera diterbitkan SK bagi desa wisata di Kab

Magelang yang belum memilikinya.

2. Mendorong profesionalisme serta manajerial pengelolaan

lembaga wisata yang dijalankan melalui BumDes.

3. Penguatan organisasi masyarakat (Forkom, Pokjanis) agar

dapat bersinergi dengan pihak terkait untuk memastikan

keberlanjutan organisasi pariwisata tersebut.

6

ISU DAN KEBUTUHAN KELEMBAGAAN PARIWISATA DI BYP

STAKEHOLDERS / PEMANGKU KEPENTINGAN

KAWASAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH

PROV/KAB/KOTA

SWASTA MASYARAKAT/ DESA LEMBAGA LAINNYA

BOROBUDUR

1. Dirjen Kebudayaan

2. Kementerian

Pariwisata

3. BUMN

4. Balai Konservasi

Borobudur

5. Badan Otorita

Borobudur

1. Pemprov Jateng

2. Dinas Pariwisata

Kab Magelang

1. BUMN – PT

Taman Wisata

2. Industri /

Asosiasi

Wisata

1. Pesona Magelang

(Pesma)

2. Forkom Desa

Wisata

3. Balai Ekonomi

Desa

4. Bumdes

1. Lembaga

Pendidikan /

Penelitian

2. Media/ Generasi

Pesona Indonesia

YOGYAKARTA

Kementerian Pariwisata

1. BPCB DIY

2. Dinas Pariwisata DIY

3. Dinas Kebudayaan

DIY

4. Dinas Pariwisata

Kab/ Kota

5. Dinas Kebudayaan

Kab / Kota

Industri /

Asosiasi Wisata

1. Rintisan Kalurahan

Budaya

2. Forkom Desa

Wisata DIY

3. Pokjanis Kotagede

1. Badan Promosi

Daerah

2. Java Promo

3. Lembaga

Pendidikan

/Penelitian

PRAMBANAN

Dirjen Kebudayaan

BPCB Jateng

1. Pemprov Jateng

2. Dinas Pariwisata

Klaten

1. BUMN – PT

Taman Wisata

2. Industri /

Asosiasi

Wisata

Bumdes

Forkom Deswita

Klaten

Lembaga Pendidikan

/ Penelitian

4/8/2020

5

IDENTIFIKASI

POTENSI &

SINKRONISASI

REGULASI

2020-2025

TAHAP 1

EVALUASI

OPTIMALISASI

PENGEMBANGAN

POTENSI

2025-2035

TAHAP 2

EVALUASI

KONSOLIDASI

2035-2045

TAHAP 3

EVALUASI

Wilayah Pengembangan BYP

Sumber: ITMP, 2020

Wilayah Pengembangan BYP

TAHAP PEMBANGUNAN PARIWISATA DI

KAWASAN BYP

7

8

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Basis Pengembangan BYP :

pariwisata berkelanjutan

mengaktifkan seluruh pemangku

kepentingan dengan tahap

koordinasi yang dilakukan Team

Leader (lembaga kepariwisataan)

yang diberi mandat PerPres

No.46/2017 Badan Otorita

Borobudur.

Optimalisasi potensi dapat berjalan kelembagaan yang kuat (Pentahelix), serta integrasi seluruh regulasi antar kabupaten/kota. Pengembangan pariwisata borderless mendorong konektivitas dari destinasi-destinasi di kawasan BYP.

TAHAP PEMBANGUNAN PARIWISATA DI KAWASAN BYP

2020-2025 2025-2035 2035-2045

Tahap konsolidasi kawasan BYP dapat berupa penguatan pada titik-titik sebaran wisatawan, atau perluasan kawasan pengembangan di JOGLOSEMAR.

4/8/2020

6

SKEN

AR

IO P

ENG

EMB

AN

GA

N

KEL

EMB

AG

AA

N J

OG

LOSE

MA

R

Justifikasi model Dekonsetrasi :

1. Pemerintah daerah bekerjasama dengan pemangku kepentingan lain

untuk melakukan identifikasi pada potensi yang ada di daerah. 2. Potensi yang ada di masing-masing daerah menjadi pedoman bagi

setiap lembaga dalam membuat rumusan koordinasi yang lebih spesifik. 3. Berdasarkan potensi yang ada, maka setiap pemangku kepentingan aktif

menjadi bagian dalam kegiatan pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Tugas dan fungsi BOB dalam mensikronisasi dan mengkoordinasi perencanaan, pengembangan kawasan JOGLOSEMAR sesuai dengan PerPres 46/2017 lebih optimal dalam sinkronisasi, harmonisasi, dan pengendalian.

4/8/2020

7

MENTERI

KEUANGAN

MENTERI ATR

MENTERI

PUPR MENTERI LHK

MENTERI

PERHUBUNGAN

KEPALA

BKPM MENAKERTRANS

MENKO BIDANG

KEMARITIMAN

MENTERI

PARIWISATA MENDIKBUD MENTERI

BUMN MENTERI

AGAMA

MENTERI

BAPPENAS

MENTERI ASN

SEKRETARIS

KABINET

MENTERI DALAM

NEGERI GUBERNUR

DIY

GUBERNUR

JATENG

ASOSIASI INDUSTRI

PARIWISATA

MEDIA/GENPI

AKADEMISI

BKB

PT. TWC

PEMDA MAGELANG

DESA/BALKONDES/MASYARAKAT

BOB

Koordinasi

Kerjasama

Komando

Sumber: ITMP BYP, 2020

SKEN

AR

IO P

ENG

EMB

AN

GA

N

KEL

EMB

AG

AA

N B

OR

OB

UD

UR

Justifikasi Model Kolaborasi Borobudur :

1. BOB melakukan koordinasi dan sinkronisasi antar pemangku kepentingan sesuai dengan tugas yang diembannya.

2. Masing-masing pemangku kepentingan (PT.TWC, BKB, Pemkab, Pemdes dan Masyarakat) melakukan kerjasama sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan.

3. Penguatan kerjasama antar pemangku kepentingan (Pentahelix) dalam pengembangan kawasan Borobudur.

4/8/2020

8

HIGHLIGHTS PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PARIWISATA KAWASAN BYP

Program Unggulan Kegiatan Yang Direncanakan Tahun Perencanaan dan Koordinasi terpadu

Koordinasi secara intensif perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program terkait kepariwisataan antar kepentingan KTA Borobudur-Yogyakarta -Prambanan 2021 Memperkuat fungsi dan kapasitas Balai Konservasi Borobudur 2021 Memperkuat fungsi dan kapasitas Badan Otorita Borobudur 2021

Review Masterplan

Review Masterplan JICA - Borobudur 2021

Review RTRW,RDTR Prov. Jateng 2021

Review RTRW,RDTR Kab. Magelang 2021

Review Ripparkab Magelang 2021 Review Rippar Provinsi Jawa Tengah 2021

Menyusun Master Plan

Penyusunan masterplan Restorasi Candi di TDA Prambanan 2021

Menyusunan masterplan Dieng Plateu dan Gedong Songo sebagai KSPN 2021 Penguatan Kapasitas Membentukan lembaga Badan Pengelola Kawasan Prambanan 2021 Kelembagaan Memperkuat fungsi dan kapasitas destinasi wisata dan Desa Wisata 2021 Optimalisasi peran kelembagaan

Perencanaan partisipasif usaha pariwisata melalui skema kemitraan 2021

kepariwisataan swasta dan masyarakat

Mendorong dana CSR untuk restorasi candi 2021

HIGHLIGHTS PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PARIWISATA KAWASAN BYP

Program Unggulan Kegiatan Yang Direncanakan Tahun

Monitoring Pariwisata Berkelanjutan

Penyusunan pedoman untuk destinasi pariwisata berkelanjutan 2021

Penyusunan pedoman STO 2021

Pengembangan pilot project desa wisata berkelanjutan 2021

Penyusunan pedoman sertifikasi pariwisata berkelanjutan 2021

Pengembangan green homestay 2021

Pengembangan pedoman eco standar untuk desa wisata 2021

Pengolahan sampah 3R desa wisata 2021

Pengembangan pemanfaatan efisiensi energi 2021

Konservasi Lingkungan 2021

4/8/2020

9

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

4. DAFTAR HADIR

NO Nama Instansi

1 Hadi Sucahyono Kepala Badan Perencanaan Infrastruktur Wilayah

2 Kuswardono Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis

3 Maulidya Indah Junica Pusat Pengembangan Kawasan Strategis

4 Fransisco Manahulu Pusat Pengembangan Kawasan Strategis

5 Raymond Tirtoadi Pusat Pengembangan Kawasan Strategis

6 Rik L Frenkel ITMP BYP Consultant Team Leader

7 Imam Prakoso ITMP BYP Consultant Team

8 Ristra Resmi Ciptaningtyas ITMP BYP Consultant Team

9 Sotya Sasongko ITMP BYP Consultant Team

10 Janianton Damanik ITMP BYP Consultant Team

11 Hendrie Adji Kusworo ITMP BYP Consultant Team

12 Destha Titi Raharjana ITMP BYP Consultant Team

13 Frank van Passen ITMP BYP Consultant Team

14 Slamet Mulyadi ITMP BYP Consultant Team

15 Shinta Dewi ITMP BYP Consultant Team

16 Supartinah ITMP BYP Consultant Team

ABSENSI RAPAT DENGAN BPIW (8 APRIL 2020)

5. GALERI FOTO

Bekerjasama dengan