buku iminssi 2
-
Upload
annisa-qorriaina-qatrunnada -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Transcript of buku iminssi 2
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 1/46
Permasalahan dalam
imunisasi.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 2/46
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat هللا atas berkat-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas paper, dengan judul permasalahan dalam imunisasi.
Atas selesainya tugas ini, tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen kami Marmi S.ST selaku dosen pembimbing serta rekan-rekan maupun semuapihak yang telah membantu memberikan masukan sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa kebidanan untuk
menambah wawasan dalam bidang kesehatan.
Yogyakarta, 31 Desember 2011
Penulis
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 3/46
3
PERSEMBAHAN
Terimakasih kepada :
1. Ayah yang senantiasa mendo’akan, membimbing, atas kerja kerasmu aku bisa di
STIKES MADANI dan bisa menyelesaikan tugas ini.
2. Ibu yang selalu menasehati, mendo’akan,menyayangi aku dari aku kecil sampai
sekarang, selalu sabar.
3. kakak-kakak aku yang selalu membimbing, menasehati, memberi semangat.
4. Buat adik-adik kecil yang selalu membuat aku kangen dengan tangisan kalian,
bermain bersama kalian.
5. teman-teman seperjuangan yang saling memberi semangat dalam membuat
tugas.
6. Dosen-dosen yang menularkan ilmunya dan dengan tugasnya menjadi
bertambah ilmu, wawasan dan pengetahuan.
7. Saudara aku yang menjadi tempat curhat setiap saat aku sedih dan
membutuhkan.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 4/46
4
MOTTO HIDUP
Aku ingin hidup seperti cahaya yang menerangi seluruh aspek kehidupan.
Apa pun tugas hidup,lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan
pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah
mati, dan yang belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.
Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci. Orang
yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman. Itulah tantangan
hidup.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 5/46
5
BAB I
MUQADDIMAH
Segala puji bagi ALLAH, yang kita senantiasa memuji, meminta pertolongan, dan
meminta ampunan dariNya. Barang siapa yang diberi hidayah oleh ALLAH, maka tidak
akan ada yang bisa menyesatkan. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tiada
pemberi hidayah lagi baginya.
Pendorong saya untuk menyusun paper ini adalah memenuhi tugas asuhan kebidanan
neonatus tentang imunisasi dan banyak terjadinya pro dan kontra tentang imunisasi
yang terjadi di masyarakat.
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit
melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif
dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan
harus dirawat di rumah sakit.
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka
memiliki kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan.
sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian imunisasi, antara
lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah
tentang imunisasi, sampai jadwal imunisasi yang terlambat.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 6/46
6
BAB II
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN DALAM IMUNISASI
Untuk mengatasi masalah imunisasi diperlukan kerja sama lebih erat lagi antara
masyarakat, orang tua, petugas kesehatan, pemerintah, LSM, maupun akademisi.
“Keberhasilan upaya imunisasi telah terbukti dapat menyelamatkan jiwa manusia dari
penyakit infeksi berat seperti polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis,
(dikatakan dr Badriul Hegar, Sp.A(K), Ketua Umum PP-IDAI ).
Pada kesempatan sama, dr Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A, Ketua Panitia Simposium,
mengatakan, ”Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per
tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan
294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri,
UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal
karena serangan campak, ini berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia
meninggal karena campak."
Dr Theresia Sandra Dyah Ratih, Kasubdit Imunisasi Ditjen P2ML Kemenkes RI
mengemukakan, ”Saat ini pemberian imunisasi untuk masyarakat dilakukan di tempat -
tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik bersalin, puskesmas, posyandu,
dan praktek dokter swasta. Setiap tahun dilayani imunisasi rutin kepada sekitar 4,5 juta
(4.485.000) anak usia 0-1 tahun (diberikan vaksin BCG satu kali, polio empat kali,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 7/46
7
DPT/HB tiga kali dan campak pada usia 9 bulan satu kali), imunisasi BIAS (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah) campak dan Td (tetanus difteri) pada anak kelas
satu, imunisasi Td (tetanus difteri) pada anak kelas dua dan tiga, dengan sasaran
sekitar 12.521.944 anak sekolah (kelas satu sampai tiga), dan 4,9 juta (4.933.500) ibuhamil dari sekitar 74 juta (74.983.674) WUS (Wanita Usia Subur) untuk sasaran vaksin
TT (Tetanus Toxoid).”
“Hambatan program imunisasi antara lain karena geografis negara Indonesia terdiri
dari pulau-pulau, ada yang sangat sulit dijangkau, sehingga pelayanan imunisasi tidak
dapat dilakukan setiap bulan, perlu upaya-upaya khusus di daerah dan pendekatan luar
biasa pada kawasan strategis, perkotaan, pedesaan dan khususnya kawasan terisoliruntuk mencapai sasaran, kemitraan dengan program kesehatan lainnya seperti
pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), gizi, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Khususnya hambatan yang berupa rumor dan isu-isu negatif tentang imunisasi, maka
kepada para profesional inilah kami mohon bantuannya untuk memberikan informasi
bahwa vaksin yang disediakan pemerintah aman, telah melalui tahapan-tahapan uji
klinik dan izin edar dari BPOM. Vaksin yang dipakai program imunisasi juga sudah
mendapat pengakuan dari Badan International WHO dan lolos PQ (praqualifikasi).”
”Hal yang penting diperhatikan adalah keteraturan dalam pemberian imunisasi. Jadwal
disesuaikan dengan kelompok umur yang paling banyak terjangkit penyakit tersebut.
Hasil beberapa penelitian melaporkan bahwa kadar kekebalan (antibodi) yang
terbentuk pada bayi lebih baik daripada anak yang lebih besar, maka sebagian besar
vaksin diberikan pada umur enam bulan pertama kehidupan. Beberapa jenis vaksin
memerlukan pemberian ulangan setelah umur satu tahun, untuk mempertahankan
kadar antibodi dalam jangka waktu lama,” ditekankan Prof Sri Rezeki.
“Reaksi samping imunisasi dapat disebabkan faktor penyimpanan yang kurang
memperhatikan sistem ‘rantai dingin’ (cold chain), cara menyuntiknya karena ada
vaksin yang harus disuntikkan ke dalam otot tapi ada juga yang ke lemak. Reaksi
samping setelah imunisasi dapat ditemukan reaksi umum (sistemik) seperti demam
ringan setelah imunisasi DPT. Demam itu sendiri adalah suatu reaksi tubuh ketika
membentuk kekebalan. Untuk mengurangi rasa demam dan tidak nyaman bisa
diberikan obat penurun panas.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 8/46
8
A. DEFINISI
Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara
memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap
penyakit. Seba knya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit infeksi berbahaya.
MACAM – MACAM KEKEBALAN
1. Kekebalan aktif : Immunitas timbul karena anak membuat sendiri zat anti
(penolak penyebab penyakit).
a. Kekebalan aktif alamiah ; Kebal setelah sembuh dari sakit, misalnya ;
cacar.
b. Kekebalan aktif buatan ; Kebal setelah anak mendapat vaksin penyebabpenyakit, misalnya ; vaksin BCG, vaksin POLIO, vaksin PERTUSIS.
2. Kekebalan pasif :Immunitas timbul dimana tubuh tidak membuat sendiri zat anti
jadi kekebalan yang didapat.
a. Kekebalan pasif alamiah ; Didapat sejak lahir dari ibunya dan akan
menurun setelah kurang lebih 5 bulan, misalnya ; morbili.
b. Kekebalan pasif buatan ; Setelah tubuh mendapat suntikan serum
immunitas, misalnya ; TT, ATS.3. Kekebalan Diturunkan
Immunitas yang di bawa sejak lahir dimana mayoritas penduduk kebal terhadap
penyakit tersebut.
Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari
mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan. Pemberian vaksin bisa melalui injeksi
,misalnya vaksin BCG, DPT, DT, TT, Campak, dan Hepatitis B. Sedangkan yang diberikansecara oral yaitu vaksin polio. Pemberian vaksin secara dini dan rutin pada bayi dan
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 9/46
9
balita diketahui mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Imunisasi merupakan upaya
pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri memunculkan kekebalan tubuh secara
alamiah. Cara itu sangat efektif, mudah, dan murah untuk menangkal berbagai penyakit
menular.Jenis-jenis vaksin.
1. Kuman yang dimatikan, misalnya ; pertusis.
2. Kuman hidup yang dimatikan, misalnya ; vaksin BCG, Campak, dan vaksin Polio.
3. Vaksin dari racun / toksin / serum, misalnya ; vaksin TT & DT.
4. Vaksin dari protein kuman, misalnya ; vaksin Hepatitis.
Pemberian imunisasi.
1. Prinsip immunisasi :
a. Diberikan sebelum kekebalan dari ibu tidak aktif lagi.
b. Kombinasi vaksin
c. Meringankan biaya
d. Hemat waktu
e. Mengurangi penderitaan.
2. Perhatikan Persyaratan pemberian :
Bayi / anak dalam kondisi sehat.
Cara pemberian benar.
Vaksin baik dan jenis sesuai.
Dosis tepat.
3. Penyimpanan vaksin :
o Hindarkan dari sinar matahari.
o Perhatikan suhu dan kelembaban.
B. TUJUAN IMUNISASI
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 10/46
10
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakityang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini
penyakit-penyakit tersebut adalah disentri,tetanus,batuk rejan (pertusis),
campak (measles), polio dan tubercoluse.
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
b. Apa bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang
dapat menimbulkan cacat dan kematian.
C. IMUNISASI YANG DIWAJIBKAN (PPI).
1. IMUNISASI BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan
virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki
kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias
vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terus-menerus
ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi
di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali
menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita
batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah
bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam
hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.
Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk
mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah
putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan,
dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau
tidak, berkontak dengan penderita TB.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 11/46
11
Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang
harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa
diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”.
Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah
satunya melalui pemberian imunisasi BCG.
Jumlah Pemberian :
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster) vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga
antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati,
hingga memerlukan pengulangan.
Usia Pemberian :
Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan
tesMantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan
kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya
negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah,
segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG
Lokasi Penyuntikan :
Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukanpenyuntikan di paha.
Efek Samping :
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah
bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan
dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.
Tanda Keberhasilan :
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak
menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan
meninggalkan luka parut.
Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang
salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus
masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih
sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 12/46
12
Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah.
Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan
selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.
Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB ataumenunjukkan Mantouxpositif. Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar
dari infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan
oleh Calmette dan Guerin
• Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid
dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan
• Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah
dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan
pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light).
cara penyuntikan BCG
• Bersihkan lengan dengan kapas air
• Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan
ujung jarum yang berlubang menghadap keatas.
• Suntikan 0,05 ml intra kutan
– benjolan kulit yang pucat dengan pori- pori yang khas diameter 4-6 mm
Reaksi sesudah imunisasi BCG
1. Reaksi normal lokal
• 2 minggu indurasi, eritema, kemudian menjadi pustula
• 3-4 minggu pustula pecah menjadi ulkus (tidak perlu pengobatan)
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 13/46
13
• 8-12 minggu ulkus menjadi scar diameter 3-7 mm.
2. Reaksi regional pada kelenjar
• Merupakan respon seluler pertahanan tubuh
• Kadang terjadi di kelj axila dan servikal (normal BCG-it is)
• Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi
• Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
• Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan.
Komplikasi
1. Abses di tempat suntikan
• Abses bersifat tenang (cold abses) tidak perlu terapi
• Oleh karena suntikan sub kutan
• Abses matang aspirasi
2. Limfadenitis supurativa
• Oleh karena suntikan sub kutan atau dosis tinggi, terjadi 2-6 bulan sesudah imunisasi.
• Terapi tuberkulostatik mempercepat pengecilan.
Reaksi pada yang pernah tertular TBC:
• Koch Phenomenon reaksi lokal berjalan cepat (2-3 hari sesudah imunisasi) 4-6
minggu timbul scar.
• Imunisasi bayi > 2 bulan tes tuberkulin (Mantoux)
• Untuk menunjukkan apakah pernah kontak dengan TBC
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 14/46
14
• Menyuntikkan 0,1 ml PPD di daerah flexor lengan bawah secara intra kutan
• Pembacaan dilakukan setelah 48 – 72 jam penyuntikan
• Diukur besarnya diameter indurasi di tempat suntikan.
2.
IMUNISASI HEPATITIS B
Lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Apalagi
Indonesia yang termasuk negara endemis tinggi penyakit hepatitis. Jika menyerang
anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah
terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang
dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati
(kerusakan sel hati yang berat). Bahkan yang lebih buruk bisa mengakibatkan kanker
hati.
Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si kecil. Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa
sejak dalam kandungan sudah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B atau saat
proses kelahiran. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi
darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah
dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada
di klinik gigi. Bahkan juga lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan
antaranggota keluarga.
Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter
sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. Tidak
cuma itu. Anak juga terlihat sehat, nafsu makannya baik, berat tubuhnya pun naik
dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah.
Gejala baru tampak begitu hati si penderita tak mampu lagi mempertahankan
metabolisme tubuhnya.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 15/46
15
Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga
dicurigai kena VHB, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk
mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Pemeriksaan harus dilakukan kendati
anak tak menunjukkan gejala sakit apa pun. Selain itu, imunisasi merupakan langkahefektif untuk mencegah masuknya VHB.
Jumlah Pemberian:
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian
5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Usia Pemberian:
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada
gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan
kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan
imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam.
Lokasi Penyuntikan:
Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat
anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar).
Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. Efek Samping:
Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada
bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan
menghilang dalam waktu dua hari.
Tanda Keberhasilan:
Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran
keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nyasetelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8
tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya
cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi
harus disuntik ulang 3 kali lagi.
Tingkat Kekebalan:
Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi
mengalami respons imun yang cukup. Indikasi Kontra:
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 16/46
16
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat, Vaksin berisi HBsAg murni
• Diberikan sedini mungkin setelah lahir
• Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml..Penyimpanan vaksin
pada suhu 2-8°C
• Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah
lahir + imunisasi Hepatitis B.
• Dosis kedua 1 bulan, Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
• Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
• Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml
• Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997
Efek samping
• Demam ringan, Perasaan tidak enak pada pencernaan
• Rekasi nyeri pada tempat suntikan
3. IMUNISASI POLIO
.Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini, disebabkan
virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat
makanan/minuman yang tercemar virus polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur
penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.
Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu
masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa
menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan,
penderita akan kesulitan bernapas dan bisa meninggal.
Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan
mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua
orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 17/46
17
virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Nah, imunisasi polio akan
memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio.
Usia Pemberian:
Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulandan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin
DTP.
Cara Pemberian :
Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV)
o IPV berisi tipe 1, 2 dan 3 dibiakan pada sel-sel fero ginjal kera dan dibuat tidak
aktif dengan formaldehid.
o IPV harus disimpan pada suhu 2-8ᴼC dan tidak boleh dibekukan.
o Pemberian dengan dosis 0,5 ml, SC 3x berturut-turut dengan jarak masing-
masing dosis 2 bulan. Imunitas mukosa yang ditimbulkan IPV lebih rendah
dibandingkan dengan yang ditimbulkan OPV.
lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV)
• Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus
vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus san memacu pembentukan antibodi
baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan
lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian
• Vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8ᴼC. OPV dapat disimpan
beku pada temperatur 20ᴼC.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 18/46
18
Efek Samping :
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan
sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.
Tingkat Kekebalan:
Dapat mencekal hingga 90%.
Kontra Indikasi :
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di
atas 380C); muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS; sedang
menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum; serta anak dengan
mekanisme kekebalan terganggu.
4. IMUNISASI DPT
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis,
menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Kekebalan segera muncul seusai diimunisasi.
Usia & Jumlah Pemberian:
Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di
usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT.
Efek Samping:
Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika
demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter.
Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena
kualitas vaksinnya kurang baik.
Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi DTP tetap aman. Kejang
demam tak membahayakan, karena si kecil mengalami kejang hanya ketika demam dan
tak akan mengalami kejang lagi setelah demamnya hilang. Jikapun orangtua tetap
khawatir, si kecil dapat diberikan vaksin DTP asesular yang tak menimbulkan demam.
Kalaupun terjadi demam, umumnya sangat ringan, hanya sekadar sumeng .
Kontra indikasi :
Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit seperti
epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 19/46
19
infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT
tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.
Penyakit DTP yang berbahaya.
1. DifteriPenyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriae ini, gejalanya mirip
radang tenggorokan, yaitu batuk, suara serak, dan tenggorokan sakit. Namun, difteri
tak disertai panas sebagaimana yang terjadi pada radang tenggorokan. Gejala lain
difteri adalah kesulitan bernapas (leher seperti tercekik dan napas berbunyi),
sehingga wajah dan tubuh membiru, serta adanya lapisan putih pada lidah dan bibir.
Bakteri penyebab difteri ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara. Masa
inkubasinya 1-6 hari. Penderita harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dalamwaktu cukup lama, sekitar 2-3 minggu, dan baru boleh pulang setelah penyakitnya
benar-benar hilang 100%. Soalnya, difteri bisa kambuh lagi kalau belum betul-betul
sembuh.
2. Tetanus
Disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani , penyakit ini berisiko menyebabkan
kematian. Infeksi tetanus bisa terjadi karena luka, sekecil apa pun luka itu. Tetanus
rawan menyerang bayi baru lahir, biasanya karena tindakan atau perawatan yangtidak steril.
Gejala-gejala yang tampak antara lain kejang otot rahang, rasa sakit dan kaku di
leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut,
lengan atas dan paha. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk
mematikan kuman, antikejang untuk merilekskan otot-otot, dan antitetanus untuk
menetralisir toksinnya.
3. Pertusis
Disebut juga kinghoest , batuk rejan, atau batuk 100 hari lantaran batuknya memang
berlangsung lama, bisa sampai 3 bulan. Penyakit ini mudah sekali menular melalui
udara yang mengandung bakteri Bordetella pertussis. Masa inkubasinya 6-20 hari.
Gejala awalnya seperti flu biasa, yaitu demam ringan, batuk, dan pilek, yang
berlangsung selama 1-2 minggu. Kemudian, gejala batuknya mulai nyata dan kuat,
batuk panjang secara terus-menerus yang berbeda dengan batuk biasa. Tak jarang,
karena kuatnya batuk ini, anak bisa sampai menungging-nungging, muntah-muntah,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 20/46
20
mata merah, berair, dan napasnya susah. Setelah 2-4 minggu berlalu, batuk mulai
berkurang dan kondisi anak mulai pulih.
Penderita akan diberi obat antibiotik untuk mematikan kuman, dan obat untuk
mengurangi/menghentikan batuknya. Istirahat yang cukup, banyak minum, dankonsumsi makanan bergizi akan membantu mempercepat kesembuhan :
• Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.
• Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
• Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu
• Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
• Penyimpanan pada suhu 2-8°C
• Virus vaksin bertendensi mutasi di kult ur jaringan maupun tubuh penerima
vaksin
• Beberap virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus polio ganas yang
neurovirulen
• Paralisis terjadi 1 per 4,4 juta penerima vaksin dan 1 per 15,5 juta kontak dengan
penerima vaksin
• Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut, endapan putih didasarnya
• Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil.
• Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha.
• Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan iritasi
lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
Reaksi pasca imunisasi:
• Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari diberikan anafilatik + antipiretik
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 21/46
21
• Bila ada reak si berlebihan pasca imunisasi demam > 40°C, kejang, syok, imunisasi
selanjutnya diganti dengan atau DPaT
Kontraindikasi
• Kelainan neurologis n terlambat tumbuh kembang
• Ada riwayat kejang
• Penyakit degeneratif
• Pernah sebelumnya divaksinasi DPT menunjukkan: anafilaksis, ensefalopati, kejang,
renjatan, hiperpireksia, tangisan/teriakan hebat.
5. IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai
seumur hidup. Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat
dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa
usia 6 – 59 bulan dan masa SD (6 – 12 tahun)..
Dunia telah menyepakati secara global dengan mengajak semua negara di dunia untuk
secara bertahap mengeliminasi kasus campak yang dilakukan dengan memberikan
imunisasi kepada bayi dan imunisasi ulangan kepada setiap anak (balita dan anak
sekolah) karena merupakan kelompok rawan terkena campak. Oleh karena itu, selain
dihadiri oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes, Dr. I
Nyoman Kandun, MPH dan Ketua Komnas PP Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Meski telah berkali-kali diselenggarakan, pelaksanaan imunisasi campak secara
nasional kerap menemui hambatan di lapangan. Diantaranya, letak geografis yang sulit
dijangkau oleh petugas kesehatan. Selain itu, masih ada masyarakat yang menolak
imunisasi karena takut ada efek samping (kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI).
Hambatan lainnya adalah data sasaran yang kurang akurat, serta keterbatasan biaya
operasional. Padahal vaksin demam ringan, pilek adalah reaksi yang paling umum
ditemui setelah imunisasi. campak tergolong aman. Meskipun vaksin ini dapat
menimbulkan reaksi pada sebagian kecil anak, namun jarang bersifat serius. Gejala
klinis berupa ruam-ruam kulit ringan,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 22/46
22
Penyakit campak sendiri dapat menyebar melalui percikan ludah (droplet infection)
yang keluar ketika bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Virus campak menyerang
sistem kekebalan tubuh. Gejala klinis yang timbul berupa demam, pilek, batuk disertai
ruam/bercak merah pada permukaan kulit, mata merah dan dapat disertai komplikasiseperti pneumonia, diare, radang telinga, serta radang otak yang dapat menyebabkan
kematian. Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang
dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan
dalam 5 cc pelarut aquades.
Pemberian vaksin campak :
• Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari
ibu.
• Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.
• Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius
• Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8°C
• Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian
Efek samping:
demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi. Kejadian
encefalitis lebih jarang
Kontraindikasi :
infeksi akut dengan demam, defisiensi imunologik, tx imunosupresif, alergi protein
telur,hipersensitifitas dng kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.
Anak yang telah diberi transfusi darah atau imunoglobulin ditangguhkan minimal 3bulan.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 23/46
23
Tuberkulin tes ditangguhkan minimal 2 bulan setelah imunisasi campak
D. JADWAL IMUNISASI.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 24/46
24
E. IMUNISASI ANJURAN (NON PPI)
1. Vaksin Haemophilus Influenza type B
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 25/46
25
Vaksin Haemophilus Influenza type B Yaitu Polisakarida H. Influenza tipe b
dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa dan NaCl Suspensi berkabut
keputihan Kombinasi dengan DTaP/DTwP
Lokasi penyuntikan umur <2 tahun di paha mid anterolateral dan usia > 2 tahun di
deltoid.
2. Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR).
Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam, Virus
gondong,Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia.
Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular.
Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan, Serokonversi pada >95% kasus.
Kontraindikasi : imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12
minggu). Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella.
3. Vaksin Demam Thypoid.
Komposisi terdiri dari polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H.
Diberikan secara intramuscular, pada usia > 2 tahun. Imunitas 2-3 minggu pasca
vaksinasi.Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun
Perlindungan 3 tahun. Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B
4. Vaksin Hepatitis A
Virus inaktif dalam formaldehid.
Indikasi : anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti
asuhan.
Indikasi kontra : demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
Diberikan secara intramuscular,Protektif pada 95-100%.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 26/46
26
5. Vaksin Varisela
Virus hidup dilemahkan, strain Oka. Diberikan secara subcutan.
Kontra indikasi : demam, sakit akut.Jangan hamil dalam 2 bulan.Tidak efektif bila
transfusi gamma globulin.
Diberikan pada anak usia 1-13 tahun. Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun
6. Vaksin Influenza-1
Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS).
Penyimpanan pada suhu 2-8ᴼC , jangan terkena sinar matahari maupun beku
Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara
Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau subcutan
6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu
kemudianVaksinasi diulang tiap tahun. Vaksin kombinasi (tetract-Hib dan Infantrix-
Hib).
• Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal disease (IPD), radang paru
(pneumonia), radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman
(nashoparyngeal carriage), Occult becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak
responsif dengan vaksin pneumokokkus polisakarida (PPV).
PERBEDAAN IMUNISASI DAN VAKSIN
Imunisasi dan vaksinasi adalah salah satu metode preventive medicine yang baru
berkembang dalam 200 tahun terakhir ini, atau yang bisa kita sebut sebagai upaya
pencegahan primer. Teknologi imunisasi dan vaksinasi dikembangkan sedemikian rupa
sehingga menjamin keamanan penggunaan, tapi apakah absolut aman, tentu saja tidak
sesempurna itu.Sama halnya dengan menyadari tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Sehingga hal ini sering kali menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.
Mungkin imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama, meski ada sedikit
perbedaannya. Imunisasi adalah transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 27/46
27
merupakan upaya pemberian antigen (vaksin) yang dapat merangsang pembentukan
imunitas (antibodi) dari sistem
kekebalan tubuh kita.
Vaksin dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak membuat sakit, namun mampu
mengaktivasi sistem pertahanan tubuh.
Dapat kita katakan vaksinasi
memberikan “infeksi ringan” yang tidak
berbahaya namun cukup untuk
menyiapkan respons kekebalan,
sehingga diharapkan jika anak terserang
oleh penyakit yang sesungguhnya di
kemudian hari, maka tidak akan menjadi
sakit karena tubuhnya dengan cepat
mengenali penyakit dan membentuk
antibodi untuk membunuh penyakit itu.
Tentu saja kekebalan yang diperoleh ini
dapat dibawa seumur hidupnya, meski
ada beberapa kekebalan yang akan menurun setelah melewati jangka waktu tertentu,
atau memerlukan pacuan (booster) untuk mencapai kekebalan yang diperhitungkan
dapat melindungi hingga usia tua. Dan vaksinasi dianjurkan juga karena murah dan
efektif, meski harus disadari bahwa tidak melindungi hingga 100%. Kita bisa berkata
bahwa vaksinasi tidak berbahaya, dapat saja terjadi kejadian yang serius namun sangat
jarang terjadi, dan jauh lebih jarang daripada komplikasi yang timbul apabila terserang
penyakit tersebut melalui jalur alami.
Orang tua bisa dengan mudah khawatir dengan vaksinasi, semisalnya saja jika tidak
mendapatkan penjelasan yang mencukupi bahwa vaksinasi akan memberikan efek
“infeksi ringan” (menirukan kejadian sakit alami) yang tidak berbahaya, sehingga bila
muncul reaksi sekecil apapun, orang tua akan merasa khawatir.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 28/46
28
Kontroversi masalah imunisasi tidak hanya ada pada dampaknya, namun juga pada
pelaksanaannya yang sudah terjadi sejak awal masa pelaksanaan vaksinasi. Dan
mungkin aktivitas penentang vaksinasi ini agak menjengkelkan banyak pihak karena
bergerilya di media maya untuk memicu isu-isu anti-vaksinasi dengan bukti-buktiilmiah sensasional namun tidak pada tingkat EBM yang rendah (tidak tepercaya).
Sehingga cenderung menimbulkan keresahan dibandingkan edukasi (pendidikan)
kesehatan bagi masyarakat itu sendiri.
Misalnya dengan melontarkan isu bahwa negara merampas hak mereka untuk tidak
memilih imunisasi karena imunisasi diwajibkan oleh negara. Namun apa ini berarti
mereka menuntut hak untuk dapat jatuh sakit parah, dan berhak menjadi sumber
penularan penyakit ke orang lain?
Di Indonesia sendiri ada UU no.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular yang
memberikan sanksi pada siapapun yang melalaikan atau menghalangi pelaksanaan
penanggulangan wabah.
Namun saya rasa ancaman hukum bukanlah sesuatu yang semestinya membuat kita
bergerak untuk memilih langkah demi kesehatan anak-anak kita dan generasi penerus.Namun adanya kesadaran untuk arah yang lebih baik ini. Jika memang ada keraguan
atau pertentangan, silakan dikonsultasikan pada dokter atau ahli kesehatan yang
memiliki kompetensinya, jangan turut melempar isu yang justru menciptakan
kekhawatiran, apalagi jika tujuannya hanya sekadar mencari sensasi. Jika Anda
menemukan ada masalah pada pelaksanaan imunisasi/vaksinasi di sekitar anda,
laporkan pada dinas kesehatan setempat. Sehingga bisa dilakukan pengkajian dan
pembenahan ke arah yang lebih baik.
F. IMUNISASI MENURUT PANDANGAN PEMERINTAH
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 29/46
29
Penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan otonomi luas kepada kabupaten/kota dan
otonomi terbatas pada provinsi, sehingga pemerintah daerah akan semakin leluasamenentukan prioritas pembangunan sesuai kondisi daerah. Dalam hal ini, imunisasi
merupakan upaya prioritas yang dapat dipilih oleh semua wilayah mengingat bahwa
imunisasi merupakan upaya yang efektif dan diperlukan oleh semua daerah. Upaya
imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya imunisasi
terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari
penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadiProgram Pengembangan Imunisasi dalamrangka pencegahan penularan terhadap
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Pemerintah Propinsi Propinsi sebagai Daerah Otonom, kewenangan surveilans
epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan kewenangan bersama antara
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini,
kekhawatiran akan kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-
penyakit menular baru kian meningkat. Penyakit-penyakit infeksi “baru” oleh WHO
dinamakan sebagai Emerging Infectious Diseases adalah penyakit-penyakit infeksi yang
betul-betul baru (new diseases)yaitu penyakit-penyakit yang tadinya tidak dikenal
(memang belum ada, atau sudah ada tetapi penyebarannya sangat terbatas; atau sudah
ada tetapi tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada manusia).
Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin yang setengah-setengah
Umumnya penelitian-penelitian ini adalah penelitian tahun lama yang kurang bisa
dipercaya, mereka belum memahami benar teori imunologi yang terus berkembang.
Kemudian tahun 2000-an muncul kembali yaitu peneliti Wakefield dan Montgomerry
yang mengajukan laporan penelitian adanya hubungan vaksin MMR dengan autism
pada anak. Ternyata penelitian ini tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi
paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan bukti shahih. Bukti
juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan London maupun redaksi majalah yang
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 30/46
30
memuat tulisan ini akhirnya menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan
kabur. [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367]
“Setelah pengumuman gembira mereka pada tahun 1980 bahwa cacar akhirnya telah
diberantas dari bumi, WHO melobi agar jumlah laboratorium yang memegang sampel
virus bisa dikurangi. Pada tahun 1984, disepakati bahwa (virus) cacar hanya disimpan
di dua laboratorium yang disetujui WHO, yaitu di Rusia dan Amerika.
G. IMUNISASI MENURUT PANDANGAN TOKOH AGAMA.
Sebagai seorang muslim, semua jalan keluar telah diberikan oleh agama islam. Oleh
karena itu kami berupaya kembali kepada Allah dan rasul-Nya.
لو ر و هللا إ هو د ر ء ش م ز ن
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),” [An-Nisa-59]
Imunisasi merupakan pemindahan atau transfer antibodi [bahasa awam: daya tahan
tubuh] secara pasif. Antibodi diperoleh dari komponen plasma donor yang sudah
sembuh dari penyakit tertentu.
Vaksinasi merupakan pemberian vaksin [antigen dari virus/bakteri] yang dapat
merangsang imunitas [antibodi] dari sistem imun di dalam tubuh. Islam mengajarkan
kita agar tidak langsung menyebarluaskan setiap berita atau isu ke masyarakat secara
umum. Hendaklah kita jangan mudah termakan berita yang kurang jelas atau isu
murahan kemudian ikut-kutan menyebarkannya padahal ilmu kita terbatas mengenai
hal tersebut. Hendaklah kita menyerahkan kepada kepada ahli dan tokoh yang
berwenang untuk menindak lanjuti, meneliti, mengkaji, dan menelaah berita atau isu
tersebut. Kemudian merekalah yang lebih mengetahui dan mempertimbangkan apakah
berita ini perlu diekspos atau disembunyikan.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 31/46
31
و إ أ و لو ر إ هو د ر و و و ذأ ف و خ وأ ن ن ر أ م ء ذإ وم و ط ن ذ م ر
ش م ر و م هللا ل و وا إ ن ط
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil
Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya
(akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali
sebagian kecil saja (di antaramu).” [An-Nisa: 83]
Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’diy rahimahullah menafsirkan ayat ini,
حصو رو ن رأ مء ذإ م أو .قئ رغ ذ م ن هد هللا ن بد ذ
كذ ش و و و نأ م ص يذ فوخ وأ ،نؤ رورو ن قل ،رخ
رأي وم وصح ول ورز ،ذن رون ور ورون لأ ،م ر وأ إو لور إ ودر
وأر نإو .كذ و مئدأ ن زرو م رورو نؤ طشو ص ذإ وأر ن .دو حص
ن ر زد ص ،م ذوهأ س ص أو ص و
“Ini adalah pengajaran dari Allah kepada Hamba-Nya bahwa perbuatan mereka
[menyebarkan berita tidak jelas] tidak selayaknya dilakukan. Selayaknya jika datang
kepada mereka suatu perkara yang penting, perkara kemaslahatan umum yang
berkaitan dengan keamanan dan ketenangan kaum mukminin, atau berkaitan dengan
ketakutan akan musibah pada mereka, agar mencari kepastian dan tidak terburu-buru
menyebarkan berita tersebut. Bahkan mengembalikan perkara tersebut kepada
Rasulullah dan [pemerintah] yang berwenang mengurusi perkara tersebut yaitu
cendikiawan, ilmuwan, peneliti, penasehat, dan pembuat kebijaksanan. Merekalah yang
mengetahui berbagai perkara dan mengetahui kemaslahatan dan kebalikannya. Jika
mereka melihat bahwa dengan menyebarkannya ada kemaslahatan, kegembiraan, dan
kebahagiaan bagi kaum mukminin serta menjaga dari musuh, maka mereka akan
menyebarkannya Dan jika mereka melihat tidak ada kemaslahatan [menyebarkannya]
atau ada kemaslahatan tetapi madharatnya lebih besar, maka mereka tidak
menyebarkannya. [Taisir Karimir Rahman hal. 170, Daru Ibnu Hazm, Beirut, cetakan
pertama, 1424 H].
Vaksin haram?
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 32/46
32
Ini yang cukup meresahkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah
muslim. Namun mari kita kaji, kita ambil contoh vaksin polio atau vaksin meningitis
yang produksinya menggunakan enzim tripsin dari serum babi. Belakangan ini menjadi
buah bibir karena cukup meresahkan jama’ah haji yang diwajibkan pemerintah ArabSaudi vaksin, karena mereka tidak ingin terkena atau ada yang membawa penyakit
tersebut ke jama’ah haji di Mekkah.
Perubahan benda najis atau haram menjadi suci
Kemudian ada istilah [ ] “istihalah ” yaitu perubahan benda najis atau haram
menjadi benda yang suci yang telah berubah sifat dan namanya. Contohnya adalah jika
kulit bangkai yang najis dan haram disamak, maka bisa menjadi suci atau jika khamr
menjadi cuka -misalnya dengan penyulingan- maka menjadi suci. Pada enzim babi
vaksin tersebut telah berubah nama dan sifatnya atau bahkan hanya sebagai katalisator
pemisah, maka yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut sekarang.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan masalah istihalah,
هللا و – –
ة ر و ، ب ط ن ث
خ و ث
خ ن ب ط جر خ ن و ، ء ش ف ص و
ل ، ل ص
، ص و و ل ز د و ث خ م ء ع
“Dan Allah Ta’ala mengeluarkan benda yang suci dari benda yang najis dan
mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci. Patokan bukan pada benda
asalnya, tetapi pada sifatnya yang terkandung pada benda tersebut [saat itu]. Dan tidak
boleh menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti namanya.” [I’lamul
muwaqqin ‘an rabbil ‘alamin 1/298, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Cetakan pertama,
1411 H, Asy-Syamilah]
Percampuran benda najis atau haram dengan benda suci
Kemudian juga ada istilah [ك] “istihlak” yaitu bercampurnya benda najis atau
haram pada benda yang suci sehingga mengalahkan sifat najisnya , baik rasa, warna,
dan baunya. Misalnya hanya beberapa tetes khamr pada air yang sangat banyak. Maka
tidak membuat haram air tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 33/46
33
ء ش رو ط ء نإ
“Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatu pun.” [Bulughul Maram , Bab miyah
no.2, dari Abu Sa’id Al-Khudriy]
ث خ ل م ن ء ن –: ظ و –س م
“Jika air mencapai dua qullah tidak mengandung najis”, di riwayat lain, “tidak najis”
[Bulughul Maram , Bab miyah no.5, dari Abdullah bin Umar]
Maka enzim babi vaksin yang hanya sekedar katalisator yang sudah hilang melalui
proses pencucian, pemurnian, dan penyulingan sudah minimal terkalahkan sifatnya.
Jika kita memilih vaksin adalah haram
Berdasarkan fatwa MUI bahwa vaksin haram tetapi boleh digunakan jika darurat. Bisa
dilihat di berbagai sumber salah satunya cuplikan wawancara antara Hidayatullah dan
KH. Ma’ruf Amin selaku Ketua Komisi Fatwa MUI [halaman 23].
Inilah landasan yang digunakan MUI, jika kita kaji sesuai dengan syarat:
1. Saat itu belum ada pengganti vaksin lainnya
Adapun yang berdalil bahwa bisa diganti dengan jamu, habbatussauda, atau madu
[bukan berarti kami merendahkan pengobatan nabi dan tradisional], maka kita jawab
bahwa itu adalah pengobatan yang bersifat umum dan tidak spesifik. Sebagaimana jika
kita mengobati virus tertentu, maka secara teori bisa sembuh dengan meningkatkan
daya tahan tubuh, akan tetapi bisa sangat lama dan banyak faktor, bisa saja dia mati
sebelum daya tahan tubuh meningkat. Apalagi untuk jamaah haji, syarat satu-satunya
adalah vaksin.
2. Enzim babi pada vaksin hanya sebagai katalisator, sekedar penggunaannya saja.
Jika ada yang berdalil dengan,
وود و ،وود ،ءودو ءد قخ هللا نإمر
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 34/46
34
”Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah, dan jangan
berobat dengan sesuatu yang haram.” [HR. Thabrani. Dinilai hasan oleh Syaikh Albani
dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 1633]
Maka, pendapat terkuat bahwa pada pada asalnya tidak boleh berobat dengan benda-
benda haram kecuali dalam kondisi darurat, dengan syarat:
1. Penyakit tersebut adalah penyakit yang harus diobati.
2. Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut.
3. Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.
Berlandaskan pada kaidah fiqhiyah ,
خأ عد نرر ضر ذإ.
”Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka diambil yang paling ringan.“
Dan Maha Benar Allah yang memang menciptakan penyakit namun pasti ada obatnya.
Kalau tidak ada obatnya sekarang, maka hanya karena manusia belum menemukannya.
Terbukti baru-baru ini telah ditemukan vaksin meningitis yang halal, dan MUI
mengakuinya.
Bisa dilihat pernyataan berikut,
“Majelis Ulama Indonesia menerbitkan sertifikat halal untuk vaksin meningitis produksi
Novartis Vaccines and Diagnostics Srl dari Italia dan Zhejiang Tianyuan Bio-
Pharmaceutical asal China. Dengan terbitnya sertifikat halal, fatwa yang membolehkan
penggunaan vaksin meningitis terpapar zat mengandung unsur babi karena belum ada
vaksi n yang halal menjadi tak berlaku lagi.”
”Titik kritis keharaman vaksin ini terletak pada media pertumbuhannya yang
kemungkinan bersentuhan dengan bahan yang berasal dari babi atau yang
terkontaminasi dengan produk yang tercemar dengan najis babi,” kata Ketua MUI KH
Ma’ruf Amin di Jakarta.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 35/46
35
Perlu diketahui juga bahwa di Saudi Arabia sendiri untuk pendaftaran haji melalui
hamlah (travel) diwajibkan bagi setiap penduduk asli maupun pendatang untuk
memenuhi syarat tath’im (vaksinasi) karena banyaknya wabah yang tersebar saat haji
nantinya. Syarat inilah yang harus dipenuhi sebelum calon haji dari Saudi mendapatkantashrih atau izin berhaji yang keluar lima tahun sekali.
“Apakah mereka bisa memberikan solusi, bagaimana supaya jama’ah haji Indonesia
bisa naik haji, karena pemerintah Saudi mempersyaratkan harus vaksin meningitis jika
ingin berhaji. Hendaklah kita berjiwa besar, jangan hanya bisa mengomentari dan
mengkritik tetapi tidak bisa memberikan jalan keluar.”
Agama Islam adalah agama yang mudah dan tidak kaku, Allah tidak menghendaki
kesulitan kepada hambanya. Allah Ta’ala berfirman,
ج ر ن ن د م ل و
“Dia sekali - kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” [Al-Hajj:
78].
H. PRO-KONTRA IMUNISASI.
Pendapat yang kontra :
Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah
orang yang tertular penyakit infeksi yang notabene pengguna alkohol, obat bius,
dan lain-lain. Ini semua haram dipakai secara syari’at.
Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal,
aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu
autisme, cacat otak, dan lain-lain.
Lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya, banyak efek sampingnya.
Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal
bagaimana menjaganya dan bergaya hidup sehat.
Konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni
negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda
mereka.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 36/46
36
Bisnis besar di balik program imunisasi bagi mereka yang berkepentingan.
Mengambil uang orang-orang muslim.
Menyingkirkan metode pengobatan dan pencegahan dari negara-negara
berkembang dan negara muslim seperti minum madu, minyak zaitun, kurma,dan habbatussauda.
Adanya ilmuwan yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi.
Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih
tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi.
Pendapat yang pro :
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena telah banyak kasus ibu hamil
membawa virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis B yang membahayakan ibu dan
janin. Bahkan bisa menyebabkan bayi baru lahir langsung meninggal. Dan bisa
dicegah dengan vaksin.
Vaksinasi penting dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi berkembang
menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan polio. Apalagi saat ini berkembang
virus flu burung yg telah mewabah. Hal ini menimbulkam keresahan bagi
petugas kesahatan yang menangani. Jika tidak ada, mereka tidak akan mau
dekat-dekat. Juga meresahkan masyarakat sekitar.
Walaupun kekebalan tubuh sudah ada, akan tetapi kita hidup di negara
berkembang yang notabene standar kesehatan lingkungan masih rendah.
Apalagi pola hidup di zaman modern. Belum lagi kita tidak bisa menjaga gaya
hidup sehat. Maka untuk antisipasi terpapar penyakit infeksi, perlu dilakukan
vaksinasi.
Efek samping yang membahayakan bisa kita minimalisasi dengan tanggap
terhadap kondisi ketika hendak imunisasi dan lebih banyak cari tahu jenis-jenis
merk vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang.
Jangan hanya percaya isu-isu tidak jelas dan tidak ilmiah. Contohnya vaksinasi
MMR menyebabkan autis. Padahal hasil penelitian lain yang lebih tersistem dan
dengan metodologi yang benar, kasus autis itu ternyata banyak penyebabnya.
Penyebab autis itu multifaktor (banyak faktor yang berpengaruh) dan penyebab
utamanya masih harus diteliti.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 37/46
37
Jika ini memang konspirasi atau akal-akalan negara barat, mereka pun terjadi pro-
kontra juga. Terutama vaksin MMR. Disana juga sempat ribut dan akhirnya diberi
kebebasan memilih. Sampai sekarang negara barat juga tetap memberlakukan vaksin
sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakatnya. Ada beberapa fatwa halal dan bolehnya imunisasi. Ada juga sanggahan bahwa
vaksin halal karena hanya sekedar katalisator dan tidak menjadi bagian
vaksinContohnya Fatwa MUI yang menyatakan halal. Dan jika memang benar
haram, maka tetap diperbolehkan karena mengingat keadaan darurat, daripada
penyakit infeksi mewabah di negara kita. Harus segera dicegah karena sudah
banyak yang terjangkit polio, Hepatitis B, dan TBC..
Kewajiban taat terhadap pemerintah/waliyul ‘amr
Hal ini berkaitan dengan program “wajib” pemerintah berkaitan dengan imunisasi -
yang kita kenal dengan PPI [Program Pengembangan Imunisasi]- di mana ada lima
vaksin yang menjadi imunisasi “wajib”.
Sudah menjadi aqidah ahlus sunnah wal jamaah bahwa kita wajib mentaati pemerintah.
Berikut kami sampaikan dalil-dalil yang ringkas saja.
Allah Ta’ala berfirman,
و أ و لو ر و طأ و هللا و طأ و آ ن ذ أ م ر
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu.” [An Nisa’: 59]
Kita wajib taat kepada pemerintah baik dalam hal yang sesuai dengan syari’at maupun
yang mubah, misalnya taat terhadap lampu lalu lintas dan aturan di jalan raya. Jika
tidak, maka kita berdosa. Bahkan jika pemerintah melakukan sesuatu yang mendzalimi
kita, kita harus bersabar. Kita tidak boleh melawan pemerintah dengan melakukan
demonstrasi apalagi melakukan kudeta dan pemberontakan karena lebih besar
bahayanya dan juga akan menumpahkan darah sesama kaum muslimin.
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 38/46
38
و ى د نو د ئأ ى د نو س إ ن ن ط ش بو م و ل ر م مو و نو.»ل
ل ك ذ ت ر دأ نإ هللا لو ر ع صأ ف ت « ك ذ خأ و ك ر ظ ب ر نإ و ر ع ط و ع ع طأ و ع
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku
(dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan ada di
tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya
adalah jasad manusia.
“Beliau bersabda, ”Dengarlah dan taat kepada pemimpinmu, walaupun mereka
memukul punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada
mereka.” [HR. Muslim no. 1847]
Kita baru diperbolehkan untuk tidak taat jika melihat pemerintah berada pada
kekufuran yang nyata, jelas, dan bukan kekufuran yang dicari-cari dan dibuat-buat.
دم هللا ن رن وا و وأطو ،إ أن رو را
“Mendengar dan taatlah kalian (kepada pemerintah kalian), kecuali bila kalian melihat
kekafiran yang nyata dan kalian memiliki buktinya di hadapan Allah.” [HR. Bukhari dan
Muslim]
Jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah sekarang kafir atau bukan negara Islam
sehingga tidak perlu taat, maka kami sarankan untuk banyak menelaah kitab-kitab
aqidah para ulama. Karena bisa jadi tuduhan itu kembali kepada yang menuduh.
Kemudian perlu kita bedakan antara pemerintah yang tidak bisa menjalankan hukum
syariat dan masih menganggap baik hukum Islam. Dan di antara bukti negeri tersebut
masih muslim adalah masih membebaskan dijalankan syari’at -syari’at yang bersifat
jama’i seperti adzan, shalat berjama’ah dan shalat ‘ied.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذ س و هللا و د ل وأ ر ا ر د ن و ر إ ك
“Dan barangsiapa yang memanggil seseorang dengan panggilan “kafir” atau “musuh
Allah” padahal dia tidak kafir, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh.” [HR.
Bukhari no. 3317, 5698, dan Muslim no. 214.]
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 39/46
39
Inilah yang agak mengusik hati kami, yaitu jika kita tidak mengikuti program imunisasi
maka akan menyebabkan berdosa, karena pemerintah mengatakan “wajib”.
Walaupun hal ini bisa dibantah bagi mereka yang kontra, karena bahannya yang haram
dan bisa merusak tubuh. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak perlu ditaati. Karena
kita dilarang merusak tubuh kita sendiri.
Sesuai dengan kaidah dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فو ر ط إ ، ص ط
“Tidak ada kewajiban ta’at dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah
dalam perkara yang ma’ruf (bukan maksiat).” [HR. Bukhari no. 7257]
Namun, kami berusaha mencari-cari lagi apa yang dimaksud dengan “wajib” oleh
pemerintah agar lebih menentramkan dan keluar dari perbedaan pendapat.
1. Memang ada UU no. 4 tahun 1894 tentang wabah penyakit menular dan secara tidak
langsung imunisasi masuk di sini karena salah satu peran imunisasi adalah
memberantas wabah. Bisa dilihat di: : http://medbook.or.id/news/other/170-uu-no-
4-tahun-1984 Ancaman bagi yang tidak mendukungnya, bisa dihukum penjara dan
denda. Akan tetapi, pemerintah juga masih kurang konsisten dalam menerapkan
hukuman ini. .
2. Belum ada peraturan pemerintah atau undang-undang khusus yang mengatur secara
jelas, tegas, dan shorih tentang kewajiban imunisasi, hukuman, serta kejelasan
penerapan hukuman.
3. Kalaupun mewajibkan lima imunisasi termasuk polio, maka bagaimana dengan
daerah yang terpencil, daerah yang tidak mendapatkan pasokan imunisasi seperti
beberapa daerah di Papua? Apakah mereka dipenjara semua? Atau didenda semua?
Haruskah mereka mencari-cari ke daerah yang ada imunisasi dan vaksin?
4. Sampai sekarang, wallahu a’lam, kami belum pernah mendengar ada kasus orang
yang dihukum penjara atau denda hanya karena anaknya belum atau tidak
diimunisasi.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 40/46
40
5. Cukup banyak mereka yang kontra imunisasi dan vaksin baik individu, LSM, atau
organisai tertentu mengeluarkan pendapat menolak imunisasi padahal ini sangat
`bertentangan dengan pemerintah. Bahkan mereka menghimbau bahkan
memprovokasi agar tidak melakukan imunisasi. Tetapi, wallahu a’lam, kami tidak melihat tindak tegas pemerintah terhadap mereka.
H. MENURUT SAYA
Menurut saya Imunisasi dan vaksin diperbolehkan, karena bahan yang terkandung
dalam imunisasi bukan berasal dari bakteri yang di lemahkan dan dimatikan sertapemerintah mewajibkan 5 imunisasi dasar. Tetapi silahkan jika menolak melakukan
imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syari’at. Dengan
imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka memiliki
kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan. Yang
terpenting kita jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling
menyalahkan. Dibawah terdapat fatwa tentang bolehnya imunisasi dan vaksin serta
menunjukkan bahwa semacam imunisasi sudah ada dalam syari’at atau yang dikenalsekarang dengan imunisasi syari’at.
tindakan yang kurang bijak bagi mereka yang menolak imunisasi, menyebarkan
keyakinan mereka secara luas di media-media, memprovokasi agar menolak keras
imunisasi dan vaksin, bahkan menjelek-jelekkan pemerintah. Sehingga membuat
keresahan dimasyarakat. Karena bertentangan dengan pemerintah yang membuat dan
mendukung program imunisasi.
Jika masih berkeyakinan bahwa vaksin itu omong kosong, haram dan tidak berguna,
maka ketahuilah, vaksin inilah yang memberikan kekuatan psikologis kepada kita para
tenaga kesehatan untuk bisa menolong dan mengobati masyarakat umum. Jika kita
tenaga kesehatan tidak melakukan vaksinasi hepatitis B, seandainya mereka yang
terkena hepatitis B dan perlu disuntik atau dioperasi, maka saya atau pun tenaga medis
lainnya akan berpikir dua kali untuk melakukan operasi jika mereka belum divaksin
hepatitis B. Maka hati kita akan gusar dalam menjalankan tugas. Kita tidak tahu jika ada
pasien yang luka, berdarah, lalu kita bersihkan lukanya, kemudian ternyata diketahui
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 41/46
41
bahwa dia berpenyakit hepatitis B. Karena keyakinan sudah divaksinasi hepatitis B,
maka hal itu membuat kita bisa menjalaninya.
I . KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI).
KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari
(arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak
vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik
serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien
imunodefisiensi pasca vaksinasi polio). KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah
reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000
dosis DPT, tetapi yang benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta
dosis. Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera
atau lambat. Episode hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum
dapat terja KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1
bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai
masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi
virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan
polio paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi
atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio) Di 4-24 jam setelah imunisasi.
KIPI membagi penyebab KIPI menjadi 5 kelompok faktor etiologi menurut klasifikasi
lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:
Dosis antigen (terlalu banyak)
Lokasi dan cara menyuntik
Sterilisasi semprit dan jarum suntik
Jarum bekas pakai
Tindakan aseptik dan antiseptik
Kontaminasi vaksin dan perlatan suntik
Penyimpanan vaksin
Pemakaian sisa vaksin
Jenis dan jumlah pelarut vaksin
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 42/46
42
Tidak memperhatikan petunjuk produsen.
DAFTAR PUSTAKA.
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/05/tgl/31/time
/115902/idnews/371768/idkanal/10]
http://dranak.blogspot.com/2007/03/jadwal-imunisasi.html
http://www.unicef.org/indonesia/id/media_3175.html
http://infountukbunda.blogspot.com/
millis Nakita
http://imunisasihalal.wordpress.com/2008/03/13/wawancara-dengan-mui-vaksin-
haram-tapi-boleh-karena-darurat/
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/21/03395385/Tersedia.Vaksin.Meningit
is.Halal
http://www.metrotvnews.com/ekonomi/news/2011/07/28/59298/Kelompok-
Antivaksin-tak-Hanya-Ada-di-Indonesia
http://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/smallpox_01.shtml
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 43/46
43
Biografi penulis
Seorang penulis yang dilahirkan pada 23 maret 1992, dia Pernah menjalankan sekolah
dari SD Negeri 1 sidodadi selama 6 tahun, melanjutkan di SMP Muhammadiyah 2
kalirejo dari tahun 2004 sampai tahun 2007 , meneruskan ke sebuah sekolah suwasta di
lampung tengah yaitu SMA (MUHIKAL) Muhammadiyah 1kalirejo, alhamdulillah lulus
dan bisa meneruskan pendidikan ke sekolah tinggi ilmu kesehatan Madani Yogyakarta
yang saat ini semester 3 dan alhamdulillah telah menyelesaikan tugas asuhan
kebidaanan neonatus ini. Penulis mempunyai nama Retiana Yulia Fitri.
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 44/46
44
KLIPING IMUNISASI
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 45/46
45
KOMPAS.com - Pada 18 Oktober mendatang, sebanyak
529.265 vaksin polio dan 461.488 vaksin campak akan
diberikan kepada warga Jakarta. Pembagian vaksin awal
ini akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit,
dan berlangsung selama satu bulan hingga 18 November
2011. "Ini program nasional untuk pencegahan terjadinya
penyakit polio dan campak. Lebih baik mencegah daripada
mengobati yang biayanya jauh lebih mahal," kata Kepala
Dinas Kesehatan DKI Dien Emawati, di Balai Kota, Jakarta,
Rabu, (12/10/2011). Selanjutnya, pembagian vaksin ini akan diteruskan melalui Pos
PIN (Pekan Imunisasi Nasional) yang tersebar di berbagai Rukun Warga, terminal,
stasiun, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), praktek dokter dan Rumah Sakit.
"Pembagian vaksinnya sebenarnya gratis, tetapi kalau di Rumah Sakit atau praktek
dokter biasanya ada penarikan biaya untuk jasa dokternya," jelas Dien. Sasaran
pelayanan vaksinasi ini untuk anak berusia 0 hingga 49 bulan untuk polio dan untuk
campak berkisar dari usia 9 bulan hingga lima tahun. Ia pun menjelaskan bahwa untuk
anak yang demam setelah diimunisasi, akan diberikan gratis untuk tempat umum
seperti RW, terminal dan stasiun.
SUKABUMI (Pos Kota) – Pemkab Sukabumi melibatkan
kalangan ulama dalam pencanangan imunisasi campak
dan polio, Selasa (18/10). Kalangan ulama diminta
mengawal langsung kegiatan yang rencananya akan
digelar sebulan penuh ini. Bupati Sukabumi,
Sukmawijaya, mengatakan, pelaksanaan imunisasi
campak dan polio ini melibatkan semua kalangan,
terutama kaum ulama, dan tokoh masyarakat. Tentut
saja dengan tujuan untuk menyukseskan program
imunisasi. “Dengan terlibatnya semua kalangan, khususnya kaum ulama akan
5/17/2018 buku iminssi 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/buku-iminssi-2 46/46
46
menyukseskan imunisasi ini. Kami khawatir ada warga tidak mau anaknya diimunisasi,”
kata Sukma kepada wartawan di sela-sela pemberian imunisasi polio di Aula Balai
Budidaya Air Tawar (BBAT). Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi, Adrialty Syamsul menjelaskan, jumlah balita yang ditargekan mendapatkanimunisasi polio dan campak mencapai sebanyak 232.286 balita. “Kita optimis semua
balita akan diimunisasi dalam sebulan ini. Kita sudah menyiapkan posyandu mencapai
3.282 unit.