BUKU BAHAN AJAR -...

129

Transcript of BUKU BAHAN AJAR -...

ii

BUKU BAHAN AJAR

MANAJEMEN LOGISTIK DAN PENGADAAN PERALATAN PERTAHANAN

Dr. Yusuf Ali, S.E., MM

UNIVERSITAS PERTAHANAN

Kawasan IPSC Sentul Sukahati Citereup Bogor 16730

2019

iii

BUKU BAHAN AJAR:

MANAJEMEN LOGISTIK DAN PENGADAAN PERALATAN

PERTAHANAN

Penulis: Dr. Yusuf Ali, S.E., MM.

Editor: Sri Sundari

Dindin Aris Sarjito

Desigen Cover & Layout: Abdul Najib

ISBN : 978-602-5808-62-3 x hlm;+117 hlm.; 16x23 cm

Email : [email protected] Mobile : +62811-1493-365

Published by: UNHAN

UNIVERSITAS PERTAHANAN

Kawasan IPSC, Sentul, Sukahati, Citereup, Bogor 16730

2019

iv

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

v

DAFTAR ISI Halaman Sampul ..................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

Visi & Misi Unhan ..................................................................................................... iv

Hymne Universitas Pertahanan................................................................................ v

Mars Universitas Pertahanan ................................................................................... vi

Visi & Misi Fakultas Manajemen Pertahanan ........................................................... vii

Visi & Misi Program Studi Manajemen Pertahanan .................................................. viii

Kata Pengantar Sesprodi ......................................................................................... ix

Kompetensi Lulusan ................................................................................................ x

Pertemuan – I Pendahuluan ................................................................................ 1

Pertemuan – 2 Peran Pemerintah dalam Pengembangan Kemampuan

Pertahanan ................................................................................... 15

Pertemuan – 3 Perencanaan dan Anggaran Pertahanan ...................................... 27

Pertemuan – 4 Perkembangan Teknologi Pertahanan .......................................... 40

Pertemuan – 5 Kemitraan dan Akuisisi Pertahanan .............................................. 49

Pertemuan – 6 Manajemen Proyek ....................................................................... 64

Pertemuan – 7 Penugasan dan Diskusi Manajemen Proyek ................................. 70

Pertemuan – 9 Organisasi, Tata Kelola dan Kemandirian Industri Pertahanan ..... 71

Pertemuan – 10 Manajemen Logistik ...................................................................... 82

Pertemuan – 11 Diskusi Manajemen Logistik ......................................................... 94

Pertemuan – 12 Supply Chain Management ........................................................... 95

Pertemuan – 13 Diskusi Supply Chain Management .............................................. 106

Pertemuan – 14 Earned Value Management .......................................................... 107

Penutup ................................................................................................................... 116

Referensi ................................................................................................................. 117

vi

VISI & MISI UNIVERSITAS PERTAHANAN

VISI UNIVERSITAS

Pada tahun 2024 menjadi Universitas Pertahanan berstandar kelas dunia (world class

university) dengan berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai kebangsaan.

MISI UNIVERSITAS

1. Mendidik calon pimpinan militer dan sipil yang profesional, inovatif, serta memiliki

nilai-nilai perjuangan dan kejuangan yang diperoleh secara empiris akademis

melalui program pendidikan pascasarjana.

2. Mengembangankan ilmu pertahanan sebagai interdisipliner antar berbagai

keilmuan guna meningkatkan kemampuan sistem pertahanan negara.

3. Menyelenggarakan sistem pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat berbasis mutu.

4. Menyelenggarakan manajemen dengan pendekatan partisipatif dan kolegial

didukung administrasi pendidikan tinggi berbasis mutu yang efisien dan

akuntabel.

5. Melaksanakan kerja sama dengan berbagai instansi dan perguruan tinggi dalam

negeri maupun luar negeri guna peningkatan dan pengembangan keilmuan

untuk memperkuat pertahanan negara.

6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (dosen dan tenaga

kependidikan) berdaya saing dalam bidang pertahanan dan bela negara.

7. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung

pembelajaran inovatif dan modern

vii

HYMNE UNIVERSITAS PERTAHANAN

HYMNE UNHAN

Bersatu padu bangun nusa bangsa

Kibarkan panji dwi warna

Bhineka Tunggal Ika

Ikrar Bakti putra negeri

Bela ibu pertiwi

Gapailah ilmu dan teknologi pertahanan

Bagi kemakmuran rakyat bersama

Civitas akademika, bela Negara

viii

MARS UNIVERSITAS PERTAHANAN

Dimadya Arga Dharma Bhakti

Almamater Ilmu Pertahanan

Membina Ksatria Dari Penjuru Negeri

Siap Membela Nusa dan Bangsa

Nasionalisme Pancasila

Pusaka Bhineka Tunggal Ika

Identitas Kita, Patriot Bela Bangsa

Demi Integritas Indonesia

Satukan Langkahmu, Belajar dan Berlatih

Tuntut Ilmu Seluas Samudera

Abdikan Bhaktimu, Demi Ibu Pertiwi

Unhan Jaya S’panjang Masa

ix

VISI & MISI

FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN

VISI FAKULTAS

Pada Tahun 2024 menjadi fakultas unggulan di bidang kelompok keilmuan manajemen

pertahanan berstandar nasional dan internasional yang berbasis riset dengan tetap

melestarikan nilai-nilai kebangsaan

MISI FAKULTAS

a. Menyelenggarakan program pendidikan berbasis riset, kompetensi dan

berdaya saing dengan penerapan teknologi pembelajaran yang modern

dalam rangka mendukung spesifikasi program studi di bawah FMP.

b. Mengembangkan kurikulum dengan didukung suasana akademik dan

menyelenggaraan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian

masyarakat yang berkualitas dengan mengedepankan integritas,

nasionalisme, serta identitas kebangsaan.

c. Menyediakan sistem informasi, sarana prasarana dan dukungan

pembiayaan pembelajaran yang memadai dalam rangka memenuhi

tuntutan capaian pembelajaran.

d. Mendukung program studi di bawah FMP dalam rangka pembangunan

kurikulum yang adaptif berbasis kompetensi sesuai dengan program studi

di bawah FMP dan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, melalui

publikasi hasil penelitian serta pengabdian masyarakat.

e. Menyelenggarakan tata kelola dengan akuntabilitas, kemandirian, dan

berbasis sistem ilmu.

f. Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga pendidik serta tenaga

kependidikan guna merealisasikan program pembelajaran, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang inovatif dan unggul.

g. Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi nasional dan internasional di

bidang Manajemen Pertahanan.

x

VISI & MISI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN

VISI PRODI MP

―Menjadi Program studi Manajemen Pertahanan yang unggul ditingkat nasional

maupun internasional pada tahun 2024 dengan memantapkan wawasan kebangsaan

Indonesia‖

MISI PRODI MP

1. Mengembangkan disiplin ilmu melalui kegiatan ilmiah dengan para pakar dan

nara sumber di bidang manajemen pertahanan sekaligus menjadi think thank

Lembaga pemerintah

2. Melaksanakan pendidikan yang profesional dan unggul dibidang manajemen

pertahanan kepada mahasiswa militer dan sipil

3. Menyelenggarakan penelitian melalui koordinasi dengan fakultas dan LP2M di

bidang manajemen pertahanan untuk memperkuat sistem pertahanan Negara

4. Mengembangkan kualitas dan profesionalitas dosen dan tenaga kependidikan

5. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui ilmu manajemen

pertahanan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat

6. Melaksanakan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

pada bidang ilmu manajemen pertahanan

7. Menjalin kerjasama dalam upaya mengembangkan program dan pusat studi

manajemen pertahanan dengan institusi lain

xi

KATA PENGANTAR

SESPRODI

Puji dan Syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberikan kesempatan, kekuatan dan kemampuan bagi kita untuk menyusun

buku bahan ajar mata kuliah Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik. Bahan ajar

ini disusun untuk melengkapi kebutuhan referensi Program Studi Manajemen

Pertahanan (Prodi MP), dan menjadi referensi bagi Dosen yang akan mengajar mata

kuliah ini, serta menjadi referensi pula bagi mahasiswa. Ucapan terima kasih kami

ucapkan kepada penyusun yang merupakan Dosen Prodi MP yaitu; Bapak Yusuf Ali,

karena kontribusi beliau maka buku ini dapat diterbitkan.

Kami menyadari akan kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan buku ini,

sehingga demi penyempurnaan buku ini, maka kritik, saran dan masukan dari berbagai

pihak sangat dibutuhkan.

Bogor, November 2019

Sesprodi Manajemen Pertahanan

xii

Kompetensi Lulusan

Mahasiswa memiliki kemampuan akademik dan cara pandang ilmiah terhadap

peran pemerintah dalam pengembangan kemampuan pertahanan, perencanaan dan

anggaran pertahanan, perkembangan teknologi pertahanan, kemitraan dan akuisisi

pertahanan serta manajemen proyek. Selain itu mata kuliah ini juga membahas tentang

organisasi dan tata kelola pertahanan, peran politik pemerintah dalam akuisisi

pertahanan, value chain purchasing, manajemen logistik, earned value management,

serta supply chain management.

1

PERTEMUAN 1- PENDAHULUAN

Mata Kuliah ini membahas teori, konsep dan penerapan ilmu manajemen logistik

dan pengadaan peralatan pertahanan, dalam kaitannya untuk mendukung sistem

pertahanan yang diterapkan di Negara Indonesia, sebagai kompetensi dasar bagi

mahasiswa manajemen pertahanan,.

Pengadaan Peralatan Pertahanan dan Manajemen Logistik yang mempelajari

pengadaan peralatan pertahanan serta mempelajari perkembangan teknologi

pertahanan nasional dengan menerapkan proses akuisisi, perencanaan anggaran dan

pendekatan manajemen logistik untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam

meningkatkan kemampuan pertahanan. Materi Kuliah Pengadaan Peralatan

Pertahanan dan Manajemen Logistik diberikan dengan pendekatan terhadap kebijakan

pemerintah dalam meningkatkan kemampuan pertahanan.

Pembahasan meliputi peran pemerintah dalam pengembangan kemampuan

pertahanan, perencanaan dan anggaran pertahanan, perkembangan teknologi

pertahanan, kemitraan dan akuisisi pertahanan serta manajemen proyek. Selain itu

mata kuliah ini juga membahas tentang organisasi dan tata kelola pertahanan, peran

politik pemerintah dalam akuisisi pertahanan,

Perkuliahan dibagi dalam 16 (enam belas) sesi yang terdiri dari 2 sesi Ujian

Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester dan 14 (empat belas) pertemuan tatap

muka dengan dosen terdapat pula dalam perkuliahan tersebut diskusi yang melibatkan

para mahasiswa secara aktif dalam kelas melalui presentasi tugas-­­tugas book review

yang terpilih dan diberikan secara terjadwal berdasarkan kesepakatan tim pengajar.

Tugas book review yang dibuat terbagi berdasarkan kelompok dan waktu yang akan

ditentukan sesuai SAP. Sedangkan tugas individu mencakup tugas sinopsis dan

analisis ilmiah dengan merujuk pada buku-­­buku yang relevan dengan Pengadaan

Peralatan Pertahanan dan Manajemen Logistik. Selain itu, setiap mahasiswa akan

diberikan tugas akhir semester dalam bentuk makalah dengan menerapkan teori dan

konsep terkait pengadaan peralatan pertahanan dan manajemen logistik yang dihadapi

oleh Kementerian Pertahanan RI.

2

Tujuan Instruksional Umum

Agar mahasiswa memahami dan mampu menganalisis serta mengevaluasi

tentang Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik serta mampu memberikan

sumbangsih pemikiran kepada stakeholder seperti Kementerian Pertahanan, KKIP,

Wantannas dan Lembaga lain sebagai think tank dalam pertahanan negara.

Tujuan Instruksional Khusus

Memahami keterampilan serta persyaratan yang dibutuhkan dalam memahami

belajar mengembangkan kemampuan serta pengaruh-pengaruh yang signifikan

terhadap pengembangan tentang Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik untuk

kepentingan pertahanan negara.

Luaran

Mahasiswa memiliki kemampuan akademik dan cara pandang ilmiah terhadap

Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik, menggunakan beberapa teori dan

konsep Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik yang tidak terbatas hanya dalam

respons langsungnya saja, melainkan juga memikirkan kaitannya dengan masalah-­‐

masalah lain yang terimbas dalam manajemen pertahanan

3

Pengantar Akuisisi Pertahanan dan Manajemen Logistik

Pengertian Akuisisi Pertahanan

Secara umum pengertian dari akuisisi lebih menyangkut pada pengambil alihan

perusahaan, seperti pengertian dibawah ini.

PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akuisisi (acquisition) adalah

suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi

(acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi

(acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau

mengeluarkan saham.

Michael A. Hitt

Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli

sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.

P.S Sudarsanan

Sebuah perjanjian, di mana sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan

lain, dan para pemegang saham dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi akan

berhenti menjadi pemilik perusahaan.

Marcell Go

Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah

penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham

hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai

pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan

dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, di mana perusahaan

yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dengan maksud untuk pertumbuhan

usaha.

Manfaat Akuisisi

Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat

akuisisi adalah sebagai berikut :

4

1. Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada

melakukan pertumbuhan secara internal.

2. Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna

menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.

3. Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat

ditembus.

4. Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset

badan usaha.

Untuk lingkup pertahanan, pengertian akuisisi pertahanan/defense acquisition

mengandung pengertian yang hampir sama dengan akuisisi militer, pengertian Military

acquisition is the bureaucratic and procurement process dealing with nation’s

investments in the technologies, programs, and product support necessary to achieve

its national security strategy and support its armed forces.

(https;//en.wikipedia.org/wiki/Militery_acquisition). Akuisi pertahanan menurut

Departemen Pertahanan Amerika Serikat, menyangkut lingkup yang luas, tidak hanya

sekedar pembelian barang atau jasa untuk kepentingan pertahanan, tetapi proses

akuisisi meliputi desain, tehnik, konstruksi, pengujian, penyebaran, pemeliharaan, dan

penghapusan peralatan pertahanan. Langkah yang dilakukan ada 3 (system),

mengidentifikasi system persenjataan yang diperlukan, mendesain/menetapkan

anggaran yang diperlukan, menetapkan system pengadaan. Di Indonesia akuisisi

pertahanan yang dilakukan hampir sama dengan system akuisisi pertahanan yang

dilakukan oleh DoD/Departemen Pertahanan amerika Serikat, format pengadaan

peralatan pertahanan seperti gambar di bawah ini;

5

6

7

Pengertian Manajemen Logistik

Manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-

tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

A. Hasyim Ali menterjemahkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik

modern.

Logistik modern yaitu proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan

dan penyimpanan barang, suku cadang, dan barang jadi dari para supplier,

diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.

Tanggung jawab Manajemen Logistik

Tanggung jawab manajerial adalah mendesign dan mengurus suatu sistem untuk

mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan

barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan

Pengertian Logistik

Logistik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ’Logistikos’ yang berarti

’terdidik/pandai’ dalam memperkirakan/berhitung.

Donald J.Bowersok (2000), Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis

terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku cadang dan

8

barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para

langganan. (Bowersox, Manajemen Logistik, 1986 : 13)

(pengertian logistic modern)

• Logistik adalah integrasi dari pengadaan, transportasi, manajemen persediaan,

dan aktifitas pergudangan dalam menyediakan alat/cara yang berbiaya efektif,

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, baik internal maupun eksternal (Burg

dalam Lysons; 2000).

- Logistik melibatkan proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian, agar

didapat suatu efisiensi akan biaya dan keefektifan proses penyimpanan bahan

mentah, setengah jadi, barang jadi, dan informasi-informasi yang berhubungan,

dari asal ke titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen (The

Council Logistics Management).

Pengertian Logistik

• Logistik merupakan fungsi yang melibatkan perpindahan, mengatur perpindahan

barang, dan penyimpanan material dalam perjalanannya dari pengirim awal,

melalui rantai pasok dan sampai ke pelanggan akhir. (Donald Walters, 2003).

• Logistik merupakan seni dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus barang,

energi, informasi dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia,

dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan

modal (Gunawan, 2014:7).

• Logistik juga mencangkup integrasi informasi, transportasi, inventory,

pergudangan, reverse logistics, dan pemaketan.

• Menurut Frazelle : Merupakan aliran material, informasi, dan uang antara

pengguna dan pemasok (Frazelle, 2001)‏

9

Ruang Lingkup Manajemen Logistik

1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan

– Evolusi sistem manajemen logistik

– Siklus manajemen logistik

– Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik

– Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan

– Fungsi manajemen logistik dan pergudangan

– Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan

– Aktivitas gudang

– Struktur Pergudangan

– Pemilihan Lokasi Gudang

2. Pemeriksaan/Pengujian Barang

– Dasar Pemeriksaan Barang

– Kriteria Pemeriksaan total dan sampling

– Penentuan ukuran sample

3. Administrasi Penerimaan Barang

– Prasyarat penerimaan barang

– Pembentukan team penerimaan barang

10

– Kriteria penerimaan barang

– Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang

– Dokumen penerimaan barang

– Berita Acara Penerimaan Sementara

– Berita Acara Penerimaan Barang

– Penyusunan laporan transaksi barang

– Rekomendasi pembayaran

4. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang

– Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang

– Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang

– Tatacara Pengisian Kartu Barang

– Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan

– Tatacara perhitungan nilai persediaan barang

5. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil

- Aktifitas unloading barang ukuran kecil

- Pengendalian kualitas dan kuantitas

- Packaging

- Identifikasi produk

- Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan

- Pengendalian persediaan

- Authomatic identification method

6. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case)

- Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton

- Order-pick methods

- Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton

- Identifikasi posisi karton dan pallet

7. Akuntansi Persediaan

– Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan

– Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi

pergudangan

– Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in

11

First Out), dan AVERAGE

– Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi

8. Laporan Sistem Pergudangan

– Laporan status persediaan

– Laporan Transaksi Barang

– Klasifikasi Barang

– Statistik Pemakaian Barang

– Laporan Perhitungan Inventory Control

9. Manajemen Pergudangan dan distribusi

- Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP).

- Multi – echelon distribution system

- Pull system

- Push system

- Illustrasi order – point system

- Solusi order point

- Base – stock system

- Illustrasi perhitungan DRP

- Studi kasus DRP dengan menggunakan Software

10. Inventory Control Techniques

– Klasifikasi persediaan

– Biaya persediaan

– Sistem pengendalian persediaan

– Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent –

material

– Fixed order period inventory system

– Latihan perhitungan optimasi persediaan

11. Inventarisasi dan auditing persediaan

– Manfaat inventarisasi persediaan

– Teknik inventarisasi persediaan

– Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian

– Laporan Hasil inventarisasi

12

12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan

– Perbedaan data dan informasi pergudangan

– Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen

– Pembentukan Master File Kodifikasi Barang

– Pembentukan Master File Persediaan di Gudang

– Penentuan Kode Lokasi Barang

– Teknik Pencatatan Transaksi Barang

Pengertian Sistem Logistik

• Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup di atas, disimpulkan bahwa Sistem

logistik adalah

• “Seluruh proses interaksi antara komponen yang meliputi Struktur Lokasi

Fasilitas, Transportasi, Persediaan (Inventory), Komunikasi, serta Penanganan

dan Penyimpanan, untuk mendapatkan barang yang tepat, atau jasa ke tempat

yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang diinginkan, serta

membuat kontribusi terbesar terhadap perusahaan”

13

Tujuan Logistik

• Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam

material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan

yang dapat dipakai, ke lokasi di mana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang

rendah

• Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing yang

sangat luas dari negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui

saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

Garis Besar Siklus Logistik

14

Fungsi Manajemen Logistik

Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Penganggaran

Pengadaan

Penyimpanan dan Penyaluran

Pemeliharaan

Penghapusan

Pengendalian

Penghap

usan

Pemeliha

raan

Penyimpanan &

Penyaluran

Pengadaa

n

Anggaran

Perencanaan

&

Penentua

Pengend

alian

15

Pertemuan 2. Peran Pemerintah dalam Pengembangan

Kemampuan Pertahanan

Pendahuluan

Negara yang memiliki kemampuan pertahanan yang tangguh akan disegani oleh

Negara lain, bahkan telah diyakini bahwa kemampuan diplomasi suatu Negara

dalam percaturan dunia tidak bisa dilepaskan dari kemampuan pertahanan Negara

tersebut.

Saat ini kesulitan dari Kementerian Luar Negeri dalam menunjang diplomasi adalah

kekuatan angkatan bersenjata Indonesia yang dianggap dapat diabaikan

(negligible) sehingga memperlemah perjuangan diplomasi (=berkepanjangan dan

lebih tidak efektif)?

Pengabaian penguatan diplomasi dalam periode yang lama dikhawatirkan akan

mendegradasi pengaruh strategis Indonesia di masa depan

Penguatan kemampuan deteren merupakan langkah strategis dan sistemik untuk

mengatasi kelemahan ini, dan perlu dilakukan segera.

Alutsista yang makin sarat dengan kandungan teknologi canggih dan mutakhir perlu

dikuasai secara mandiri agar faktor ―detterent‖ yang dimiliki oleh Alutsista tersebut

mampu mendukung citra dan diplomasi Negara kita didunia internasional.

Konsep tempur masa depan telah mendorong kearah keterpaduan (integrasi) yang

lebih canggih memanfaatkan teknologi maju, khususnya informatika dan komputasi.

Perluasan persyaratan operasional ini menuntut perubahan tata cara dan pola pikir

dalam perencanaan alut sista masa depan yang lebih technology oriented.

Dari sisi teknologi, Teknologi Alutsista bukanlah jenis teknologi yang terbuka

Teknologi ini harus dibangun dan dikuasai melalui berbagai kegiatan penelitian dan

pengembangan.

Menuntut perencanaan penyiapan SDM guna mampu mengembangkan Alutsista itu

sendiri.

Setiap negara penjual berupaya mengurangi kesempatan untuk menguasai

teknologi alutsista yang dijualnya.

Padahal teknologi tsb sangat diperlukan untuk memaksimalkan kemampuan

tempur dan memberikan nilai tambah/ kemampuan bagi bangsa indonesia.

16

Industri Pertahanan menjadi salah satu pendukung yang penting terhadap

pengembangan kemampuan pertahanan yang diarahkan pada terwujudnya

kemandirian sistem pertahanan.

UNDANG-UNDANG NO.3 THN 2002 TTG PERTAHANAN NEGARA

Pasal 16 (6) Menteri menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,

perekrutan, pengelolaan sumberdaya nasional serta pembinaan teknologi dan

industri pertahanan yang diperlukan oleh TNI dan komponen kekuatan

pertahanan lainnya

Pasal 23

(1) Dlm rangka meningkatkan kemampuan Hanneg, pemerintah melakukan

litbang industri dan teknologi di bidang pertahanan

(2) Dlm menjalankan tugas, sbgmana dimaksud dlm ayat (1), Menteri mendorong

dan memajukan pertumbuhan industri pertahanan

KEBIJAKAN PERTAHANAN

17

18

POKOK-POKOK KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

Pembangunan Postur Pertahanan Negara

Pembangunan Sistem Pertahanan Negara

Pembangunan Kelembagaan

Pembangunan Wilayah Pertahanan

Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar/Terdepan

Pembangunan Teknologi

Pembangunan Bidang Kerjasama Internasional

Pembangunan Indhan

Pembangunan Karakter Bangsa

2. KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN PERTAHANAN NEGARA

3. KEBIJAKAN PENGERAHAN KEKUATAN PERTAHANAN NEGARA

4. KEBIJAKAN REGULASI

5. KEBIJAKAN ANGGARAN

6. KEBIJAKAN PENGAWASAN

19

KONSEP PERTAHANAN RI

Menurut Buku Putih Pertahanan Indonesia:

Fungsi pertahanan nasional diselenggarakan dengan sistem pertahanan semesta,

yang mempunyai 2 komponen yaitu pertahanan militer dan nirmiliter.

Konsep pertahanan Indonesia menitik beratkan pada keterpaduan aspek militer,

ekonomi, politik, teknologi dan diplomasi dalam rangka menghadapi situasi global

yang semakin kompleks.

Fungsi dalam pertahanan negara adalah fungsi penangkalan, penindakan dan

pemulihan.

Kemampuan pertahanan selain untuk dapat menangkal secara militer, juga menjadi

alat menunjang diplomasi memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam

hubungan internasional.

Kemampuan pertahanan militer perlu ditunjang oleh kemampuan Industri

Pertahanan Dalam Negeri. Indhan selain dapat menjadi penggerak ekonomi dan

daya saing bangsa, juga harus mampu mengisi kebutuhan alut-sista TNI

20

KOMPONEN PERTAHANAN

21

URGENSI INDUSTRI PERTAHANAN

Industri pertahanan memberikan efek deterrence bagi bangsa indonesia.

Industri pertahanan memberikan multiple effect baik economic effect dan

technology bagi bangsa indonesia

STRATEGI PERTAHANAN NEGARA

22

23

LATAR BELAKANG MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN ALUTSISTA TNI

1. VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN STRATEGIS TNI

Visi : terwujudnya pertahanan negara yang tangguh.

Misi : menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah nkri serta keselamatan

bangsa.

Tujuan:

Memberdayakan wilayah dlm menghadapi ancaman.

Menerapkan jemen pertahan an yang terintegrasi.

24

Meningkatkan kualitas pers pertahanan.

Mewujudkan teknologi pertahanan yang mutakhir.

Memantapkan kemanunggalan TNI rakyat dalam bela negara.

SASARAN STRATEGIS

Memberdayakan wilayah dalam menghadapi ancaman

Menerapkan manajemen TNI yang terintegrasi.

Meningkatkan kualitas personel TNI.

Mewujudkan teknologi persenjataan yang mutakhir

Memantapkan kemanunggalan TNI-rakyat dalam bela negara.

2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Modernisasi alutsista serta penggantian alutsista yang umur teknisnya sudah tua

& membahayakan keselamatan prajurit.

Peningkatan prof prajurit TNI yang diiringi dengan peningkatan

kesejahteraannya.

Peningkatan kualitas & kuantitas pos pertahanan di wilayah perbatasan & pulau

terdepan (terluar) beserta penggelaran prajurit TNI.

Intensifikasi & ekstensifikasi patroli bersama dan mandiri di laut, yang didukung

oleh efektifitas komando & pengendalian.

Pemantapan tata kelola pencegahan & penanggulangan tindak terorisme, serta

pemberdayaan masyarakat dlm pencegahan tindak terorisme.

Peningkatan kompetensi prajurit TNI & modernisasi teknologi intelijen &

didukung dengan membangun koordinasi yang kuat.

Peningkatan sistem k4i menjadi k4ipp pada strata satuan kotamaops & mabes

TNI

STRATEGI

Pengembangan kekuatan dan kemampuan pertahanan secara terintegrasi

hingga terbentuk postur dan struktur pertahanan pada tingkatan minimum

essential force. Dalam kerangka tri tunggal matra yang mampu pelaksanaan

operasi gabungan & memiliki kekuatan dan kemampuan serbu (striking force)

Menyusun, melengkapi & revisi Perundang-undangan dalam rangka

penyempurnaan penyelenggaraan manajemen dan administrasi TNI.

25

Peningkatan kompetensi prajurit TNI melalui penguatan lembaga pendidikan &

pengelolaan latihan secara berjenjang dan berkelanjutan serta penyediaan

perumahan & peningkatan pelayanan kesehatan.

Memantapkan gelar pasukan TNI di wilayah perbatasan, pulau terdepan &

wilayah penyangga dengan didukung pengembangan sarana prasarana

pertahanan seperti penambahan pos pertahanan untuk memperpendek jarak

antar pos & pembangunan jalan inspeksi sepanjang garis perbatasan.

Mendayagunakan industri pertahanan nasional dalam rangka meningkatkan

kemandirian pertahanan

Memadukan seluruh komponen & kekuatan yang berwenang dalam penanganan

gangguan keamanan & penegakan hukum di laut dengan koordinasi yang kuat,

sehingga pengawasan, penindakan secara cepat & gak hukum di laut dpt

berjalan secara efektif & efisien.

Menyempurnakan tata kelola pencegahan & penanggulangan tindak terorisme.

Penguatan kapabilitas intelijen guna meningkatkan kemampuan pemantauan,

deteksi dini, penginderaan, pengamatan & lain-lain melalui modernisasi teknologi

intelijen & peningkatan kompetensi SDM, serta sinergitas koordinasi antar

lembaga intelijen.

Meningkatkan perlindungan informasi & rahasia melalui peningkatan kelola

pengumpulan, penyimpanan, transmisi & penerimaan informasi dlm suatu sistem

tertentu yang efektif & efisien.

3. PRIORITAS BIDANG DAN FOKUS PRIORITAS

A. Peningkatan kemampuan pertahanan mencapai mef, dng fokus

prioritas :

1) Meningkatkan profesionalisme personel dengan program: penyelenggaraan

manajemen dan operasional integratif, profesionalisme prajurit integratif,

peningkatan profesionalisme personel matra darat, matra laut dan matra

udara serta penggunaan kekuatan pertahanan integratif.

2) Modernisasi alutsista dengan program: modernisasi alutsista/non

alutsista/sarana prasarana integratif, alutsista/non alutsista/sarana prasarana

26

matra darat, matra laut dan matra udara.

3) Pengamanan wilayah perbatasan & pulau Terdepan (terluar) dengan

program : dukungan kesiapan matra laut dan matra udara serta penggunaan

kekuatan pertahanan integratif.

B. Pencegahan & penanggulangan gangguan keamanan & pelanggaran hukum di

laut dengan fokus prioritas: meningkatkan operasi bersama & mandiri di laut

termasuk pengamanan selat malaka dengan program: dukungan kesiapan matra

laut dan matra udara.

C. Peningkatan rasa aman & ketertiban masyarakat dengan fokus prioritas:

1) Deradikalisasi penangkalan terorisme dengan program: penggunaan

kekuatan pertahanan integratif, dukungan kesiapan matra darat, matra laut

dan matra udara.

2) Koordinasi pencegahan & penanggulangan terorisme dengan program

penggunaan kekuatan pertahanan integratif.

D. Modernisasi deteksi dini keamanan nasional, dengan fokus prioritas yakni

memperluas cakupan deteksi dini baik luar negeri. maupun dalam negeri dengan

program:

1) Penggunaan kekuatan pertahanan integratif.

2) Dukungan kesiapan matra darat.

3) Dukungan kesiapan matra laut.

4) Dukungan kesiapan matra udara

4. TAHAPAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN TNI

Arah & fokus program kegiatan renstra tahap II adalah mencapai kekuatan pokok

minimum TNI dalam rangka melaksanakan kebutuhan mendesak guna menghadapi

ancaman aktual di beberapa wilayah perbatasan dan rawan konflik (flash point).

Permasalahan perbatasan wilayah negara, terorisme, separatisme, konflik

horisontal/komunal,

Pengelolaan pulau kecil terluar (terdepan),

Ikut serta mitigasi bencana / pengurangan risiko bencana

Peran aktif dalam jaga stabilitas regional maupun perdamaian dunia

27

Pertemuan – 3 Perencanaan Dan Anggaran Pertahanan

UNDANG-UNDANG NO.3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Pasal 16 (6) Menteri menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan, perekrutan,

pengelolaan sumber daya nasional serta pembinaan teknologi dan industri pertahanan

yang diperlukan oleh TNI dan komponen kekuatan pertahanan lainnya

Pasal 23

(1) Dlm rangka meningkatkan kemampuan Hanneg, pemerintah melakukan

penelitian dan pengembangan industri dan teknologi di bidang pertahanan.

(2) Dlm menjalankan tugas, sbgmana dimaksud dlm ayat (1), Menteri mendorong

dan memajukan pertumbuhan industri pertahanan.

28

FLUKTUASI ANGGARAN PERTAHANAN NEGARA

Perbandingan prosentase PDB sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 menurun,

yaitu 1,05% pada tahun 2001, sedangkan tahun 2008 0,78%.

Secara nominal anggaran pertahanan negara naik namun secara prosentase terhadap

PDB maupun APBN terus menurun sejak tahun 2001-2008

Kenaikan nominal terjadi pada belanja pegawai, sedangkan untuk belanja modal

kenaikan sangat sedikit sehingga tidak dapat memberi efek modernisasi kekuatan

pertahanan negara (alutsista).

29

ANGGARAN PERTAHANAN RI

Periode 2010-2017 Anggaran Kemhan naik 154,8 %.

Dalam RAPBN 2017 ditetapkan Anggaran Han sebesar Rp 108 triliun/ naik sekitar 16,6

% /tahun.

30

Menurut fungsinya, Anggaran Pertahanan ini merupakan yang terbesar dibandingkan

sebelumnya meskipun dibandingkan dengan APBNP 2016 sebenarnya mengalami

penurunan sekitar 0,7 persen.

31

32

ANGGARAN MILITER NEGARA ASEAN

Hasil kajian dari Lembaga Stockholm International Peace Research Institute

(SIPRI): Singapura dan Myanmar sbg negara dgn alokasi belanja militer terbesar di

ASEAN. Singapura mengalokasikan anggaran sebesar US$ 9,8 miliar pada 2014 atau

3,3 persen dari produk domestik bruto (PDB), sebagian besar untuk peningkatan

kualitas alat utama sistem persenjataan. Sedangkan, Myanmar menjadi negara yang

mengalokasikan anggaran militer terbesar terhadap PDB (4,3 %).

Dari Negara ASEAN, Indonesia terkecil mengalokasikan anggaran PDB-nya

untuk belanja militer, yakni hanya 0,8 persen. Meski mengalokasikan anggaran PDB

paling kecil, namun jumlah total anggaran yang dibelanjakan sebesar USD 7,0 miliar,

menempati urutan kedua, setelah Singapura, untuk tahun anggaran 2014.

Dengan alokasi PDB untuk militer yang terkecil di ASEAN, Indonesia masih

memiliki peluang untuk menaikkan anggaran militernya.

33

KEBIJAKAN ANGGARAN DALAM MENDUKUNG MEF

34

35

36

37

Misi Logistik

• Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem yang dapat

memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah

mungkin.

• Perencanaan sokongan logistik menyangkut dua pertimbangan kebijaksanaan

yaitu :

1. Prestasi pelayanan (prestasi logistik)

2. Total pengeluaran biaya

Prestasi Logistik

• Prestasi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu barang

tidak tersedia pada waktu dibutuhkan oleh pabrik, maka pabrik itu mungkin

terpaksa ditutup dengan akibat kerugian biaya dan kemungkinan kerugian

penjualan.

• Prestasi logistik diukur dengan availability, capability, dan quality.

– Availability (penyediaan) itu adalah menyangkut kemampuan perusahaan

untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan material atau produk

menyangkut level persediaan.

– Capability (kemampuan) adalah menyangkut jarak waktu antara

penerimaan suatu pesanan dengan pengantaran barangnya.

– Quality (mutu/kualitas) prestasi adalah menyangkut seberapa jauh

baiknya tugas logistik itu secara keseluruhan telah dilaksanakan, dilihat

dari besarnya kerusakan, item-item yang bagus, dan pemecahan

masalah-masalah yang tak terduga.

Keseimbangan Logistik

• Keseimbangan adalah hubungan terbaik antara prestasi logistik dengan

biayanya.

• Total biaya terendah atau prestasi logistik/pelayanan tertinggi belum tentu

merupakan sasaran logistik terbaik

38

• Kebijakan yang sehat hanya dapat dirumuskan apabila ada kemungkinan

menaksir pengeluaran biaya untuk setiap tingkat alternatif dari prestasi

perusahaan.

Biaya logistik ;

• Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya pengembalian yang

dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu lainnya dari

perusahaan.

• Biaya yang terlibat dalam akuisisi dan transportasi bahan-bahan yang diperlukan

untuk produksi, untuk penyimpanan, penanganan, dan pengiriman barang untuk

pelanggan.

• Biaya logistik mempunyai hubungan langsung dengan kebijakan prestasi

pelayanan.

Konsep Biaya Total

Tiap kemungkinan sistem logistik pasar akan mengakibatkan biaya berikut : Kotler

(2002:616)

M = T + FW + VW + S

Dimana :

M = total biaya logistik pasar untuk sistem yang diusulkan

T = total biaya pengangkutan untuk sistem yang diusulkan

FW = total biaya tetap penggudangan (fixed warehouse cost) untuk sistem yang

diusulkan.

VW = total biaya variabel penggudangan (termasuk persediaan) untuk sistem

yang diusulkan.

S = total biaya kehilangan penjualan (cost of lost sales) karena penundaan

pengiriman rata-rata diterapkan sistem yang diusulkan.

39

Untuk memilih sistem logistik pasar perlu diteliti biaya total (M) yang berkaitan

dengan tiap sistem yang diusulkan serta memilih sistem yang meminimumkan

biaya total tersebut. Jika sulit mengukur S, perusahaan harus mengarah ke

meminimumkan T + FW + VW untuk level tertentu sasaran pelayanan

pelanggan.

Kotler ( 2002 : 616 ) menerangkan bahwa ,empat keputusan utama yang harus

dibuat berkenaan dengan logistik pasar, adalah :

“ 1. Bagaimana sebaiknya pesanan ditangani? (pemrosesan pesanan),

2. Dimana persediaan sebaiknya ditempatkan? (penggudangan),

3. Berapa banyak persediaan yang harus disimpan? (persediaan), dan

4. Bagaimana sebaiknya barang dikirimkan ?(pengangkutan). “

40

Pertemuan – 4 Perkembangan Teknologi Pertahanan

Pendahuluan

Perang adalah pertarungan antara dua negara yg saling bertentangan dengan

menggunakan senjata.

War is an instrument of nation’s power, initiated to achieve national objectives

when other means to resolve difference have failed (Perang adalah kelengkapan

kekuatan suatu bangsa, yg diupayakan untuk mencapai tujuan nasional ketika

cara-cara lain telah gagal).

War is the continuation of policy with other means (Perang adalah kelanjutan dari

kebijakan dg cara lain) (Carl Von Clausewitz)

SUN TZU

Perang adalah suatu permasalahan yg amat sangat penting bagi suatu negara

Perang menyangkut hidup dan mati (survival interest)

Perang adalah suatu jalan untuk mampu tetap bertahan atau bahkan mungkin

hancur

Perang merupakan perintah yang harus dipelajari dan dianalisa secara

menyeluruh, cermat, dan details

Falsafah Perang dan Damai:

Damai untuk perang dan perang untuk damai (peace for war and war for

peace)

Perang Udara merupakan bagian sejarah militer yang termuda.

Sejarah dan Perang udara seiring dengan perkembangan Teknologi

Pengaruh Perang Udara sangat Luas dan diluar perang itu sendiri.

Berdampak negatif bila digunakan oleh pihak yang tdk bertanggung jawab.

TEORI DASAR STRATEGI PERANG UDARA

Strategy is a plan of action that organizes efforts to achieve objective.

Strategi Peperangan Udara adalah cara untuk dapat memenangkan perang melalui

udara.

Strategi Peperangan Udara terdiri dari 4 eleman:

41

- Pengembangan Kekuatan Udara (force development)

- Penggelaran Kekuatan Udara (force deployment)

- Penggunaan Kekuatan Udara (force employment)

- Koordinasi (coordination)

Catatan Awal Penerbangan

Perkembangan Lighter-Than-Air

• Balloon digunakan sejak Thn 1792 (sebelum Perang Sipil Amerika

dimulai)

• Penemuan Airship Thn 1884 di Perancis

• Dikembangkan oleh Count Ferdinand von Zeppellin thn 1900 utk

keperluan Komersil dan Militer.

Perkembangan Heavier-Than-Air

• Penerbangan pesawat mesin pertama oleh Wilbur & Orville Wright di Kitty

Hawk, 17 Desember 1903.

• Lebih berkembang di Eropa dan Kanada.

• 1909 pembuatan Pesawat militer I oleh The Wright Military Flyer

42

Catatan Kejadian Penggunaan Pesawat untuk Militer (Bleriot Flies Across

Channel - July 1909)

• Captain Piazza was the first Military Observer from the Aircraft on Oct 23, 1911.

• The first Pilot ever to sustain combat damage was Captain Moizo on Oct 23,

1911

• The World’s first combat bombing sortie was Lieutenant Giulio Gavotti on Nov 1,

1911

• The first Pilot to die in combat was Lieutenant Piero manzini on August 25, 1912

• The World’s first dogfight took place in Mexico on 1912

TERBENTUKNYA ORGANISASI PENERBANGAN

Perancis membentuk inspector of military aeronautics pada 22 oktober 1910.

Inggris mendirikan air battalion of the royal engineers (28 feb 1911) diikuti dg the

royal flying corps (13 april 1912)

Jerman membentuk inspectorate for aviation and motor vehicles (nop 1910) dan

fliegertruppe (flying force) pada oktober 1912.

Perkembangan Sebelum PD I

• Pesawat digunakan untuk pengintaian, angkut, dan duk Artileri +

Pengeboman Terbatas (dalam Perang Libya, Itali Vs Turki Ottoman)

• Perkembangan teknologi pemasangan senapan mesin pada pesawat

terbang

• Persaingan pembuatan pesawat tempur antara Inggris, Perancis &

Jerman

• Timbulnya industri pesawat tempur di Eropa

PERKEMBANGAN PERANG UDARA

Pada Perang Dunia – I (1914 – 1918):

- Awalnya masih terbatas pada penggunaan balon udara utk kepentingan

surveillance dan kapal terbang Zappelin (buatan Ferdinand Von Zeppelin) untuk

kepentingan pengeboman.

43

- Setelah Wright Brothers berhasil membuat dan menerbangkan pesawat

terbang bermesin pertama kali (1903), kemudian terjadi perkembangan air power

di Eropah. Selanjutnya pabrik kereta Gotha di Jerman berhasil membuat

pesawat pembom dg daya angkut sampai dengan 500 kg dan berhasil

mengebom Inggris.

- Inggris kemudian berhasil membuat pesawat pemburu (fighter) utk menjaga ibu

kota Inggris (London) dari serangan bomb pesawat musuh.

Perang pada PD I 1914 - 1918

• Pada awal PD I - Kekuatan Udara (Air Power) digunakan sebagai komponen

pelengkap dari AD & AL untuk pengintaian

• Pertempuran Udara atau Pertempuran demi penguasaan udara berkembang

dengan cepat

• Pemboman Zeppelin dan Gotha di London menimbulkan ketakutan

• Bertambahnya kemajuan yang signifikan pada design & kemampuan pesawat

udara

• Menjelang akhir PD I, hampir semua peran kekuatan udara modern telah

dilakukan

• Pada akhir PD I – Konsep Penguasaan Udara dan Pemboman Strategis telah

menambah Teori Perang Udara

Peran Pesawat Udara Pada PD I

• Pengintaian

• Photo Udara

• Dukungan Artileri

• Perlindungan Udara

• Pertempuran Udara ke udara

• Pemboman Strategis dan Taktis

• Propaganda

• Bantuan Tembakan Udara

• Membuat Peta

44

Periode Antara Pd I & Pd Ii (1918 – 1939)

• Teknologi dan Pengoperasian Pesawat Meningkat.

• Penemuan RADAR oleh Ilmuwan Inggris.

• Konsep Doktrin Air Power mulai di suarakan

Teori AP X Teori Clausewitz.

• Ahli Teori Klasik Kekuatan Udara a.l.:

a. Jend. Giulio Douhet (1869 – 1930) Jend Italia, Infantri

b. Jend Hugh Trenchard (1873 - 1956)

c. Jend. Billy Mitchel (1879 – 1936) Perwira Kavalery, Civil Flying School

Perang pada PD II 1939 – 1945(Europe Theater)

45

Lesson Learn PD II

o Keunggulan di Udara atau Penguasaan Udara sebagai persyaratan

mutlak Kampanye militer.

o Konsep Pemboman Strategis menjadi operasi udara yang sangat Efektif

46

o Kekuatan Udara paling efektif untuk Mendukung Operasi Darat dan Laut

(61% Kapal Perang tenggelam dalam PD II disebabkan oleh Pesawat)

o Angkutan Udara memegang Peranan penting dalam Operasi Lainnya.

COLD WAR(ERA PERANG DINGIN)

Kemajuan Persenjataan Nuklir telah merubah secara Fundamental Bentuk dari

Perang.

o Spekulasi dan gertakan

o Semua atau tidak ada apa apa – tidak ada diskriminasi

o Penghancuran total (tidak ada peringatan)

Teori & Doktrin Air Power – khususnya untuk perang kecil dan antara negara

yang tidak mempunyai senjata nuklir – Tidak Dikembangkan

PERANG KOREA 1950 – 1953

Operasi Strangle

Melaksanakan Operasi Penyekatan Udara untuk menghancurkan jalur

Logistik

Penggunaan senjata konvensional Berat untuk pemboman atas sasaran

diluar wilayah Korea Utara dilarang.

47

Pelajaran yang dipetik

Operasi Penyekatan Udara tidak Optimal Karena mendapat perlawanan

sengit dari Pasukan Darat Korut

CAS (Close Air Support) lebih berperan dalam membantu kekuatan Darat

AS.

PERANG VIETNAM 1961 - 1973

Operasi Rolling Thunder (1965-1966)

- Hentikan aliran suply dari North Vietnam ke Vietcong di South Vietnam

Operasi Linebacker I (1972)

- Menahan dan Hentikan invasi Vietnam Utara

Operasi Linebacker II (1972)

- Memaksa Vietnam Utara kembali ke meja perundingan Paris

PERANG ARAB – ISRAEL

Terjadi 3 Perang Udara besar

• The Six Days War 1967

• The Yom Kippur War 1973

• The Beka’a Valley War 1982

Kunci kesuksesan AU Israel adalah:

• Perencanaan Terperinci

• Kualitas Latihan yang Tinggi

• Penerapan Teknologi Tinggi

• Profesionalisme airman

PERANG Falkland 1982

Air power memberi kontribusi sangat besar untuk keberhasilan kedua belah

pihak

Kunci kemenangan Inggris

• Perencanaan yang matang

• Penggunaan kekuatan yang efektif

• Pengerahan kekuatan pengganda secara max

• Pofesionalisme Prajurit

48

Perang dimasa mendatang

Perang Udara PD I, PD II,

Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Malvinas

Dua kekuatan besar

Perang Teluk I s.d Perang Teluk II, Libya

Kekuatan Koalisi melawan Satu Negara

Perang melawan non-State Actor

Assymetric War

Perang Udara Di Masa mendatang ?

49

Pertemuan– 5 Kemitraan dan Akuisisi Pertahanan

Secara etimologis, diadaptasi dari kata partnership dengan akar kata partner

(pasangan, jodoh, sekutu, kompanyon) (Sulistiyani, 2004). Partnership diartikan

sebagai persekutuan atau perkongsian.

Definisi Kemitraan

Suatu bentuk persekutuan atau perkongsian antara dua pihak atau lebih yang

membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling

membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang

usaha tertentu atau tujuan tertentu untuk memperoleh hasil yang baik.(Sulistiyani, 2004)

Kemitraan dapat terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat:

Ada dua pihak atau lebih

Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan

Ada kesepakatan

Saling membutuhkan

MODEL-MODEL KEMITRAAN

Kemitraan Semu (Pseudo partnership)

Suatu persekutuan antara dua pihak atau lebih, namun sesungguhnya tidak melakukan

kerjasama secara seimbang satu dengan lainnya.

Kemitraan Mutualistik (Mutualism partnership)

Persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya

melakukan kemitraan, yakni untuk saling memberi manfaat dan mendapatkan manfaat

lebih untuk mencapai tujuan bersama secara optimal.

Kemitraan Konjugasi (Conjugation partnership)

Yakni kemitraan melalui peleburan dan pengembangan, dimana organisasi, agen-agen,

kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan dalam melakukan

usaha atau mencapai tujuan bersama melebur dan bekerjasama untuk meningkatkan

kemampuan masing-masing.

50

MODEL-MODEL KEMITRAAN DALAM ORGANISASI LAINNYA

Subordinate Union Of Partnership

Yakni kemitraan antara dua pihak atau lebih yang memiliki status, kemampuan atau

kekuatan yang tidak seimbang satu sama lainnya. Hubungan yang terjadi adalah ATAS-

BAWAH, atau KUAT-LEMAH.

Linear Union Of Partnership

Pihak-pihak yang bekerjasama memiliki persamaan secara relatif, baik tujuan, misi,

volume usaha, status atau legalitas.

Linear Collaborative Of Partnership

Dalam kemitraan ini, tidak membedakan besaran volume, status/legalitas, atau

kekuatan para pihak, namun tekanan utama adalah kesamaan visi dan misi. Hubungan

terjadi pada garis lurus dan tidak saling tersubordinasi.

Manajemen Siklus Hidup Kekuatan Pertahanan

Terdapat berbagai definisi Siklus Hidup Kekuatan Pertahanan (Defence Capability Life

Cycle), yang dapat penulis sarikan sebagai berikut:

a. Fase “kebutuhan”. Fase ini merupakan ―derivatif‖ dari apa yang menjadi

pengembangan konsep dan strategi pertahanan dalam beberapa tahun ke

depan. Konsep dan strategi dimaksud bisa saja bersifat ―top-down‖ seperti

tertuang dalam doktrin (buku putih) pertahanan, konsep operasi (CONOPS)

maupun ―bottom-up‖ seperti kajian-kajian di tingkat taktis. Di fase inilah sebuah

negara menyatakan ―apa yang sebenarnya ia butuhkan‖. ―Need statement‖

dinyatakan dalam bahasa yang ―berbasis dampak‖ (effects-based language) dan

diukur dengan measures of effectiveness (MOE).

b. Fase “persyaratan”. Setelah sebuah angkatan perang mempunyai pernyataan

―apa yang ia butuhkan‖ (need statement), akan muncul sederetan persyaratan

tentang (seperti) apa seharusnya alutsista yang dimiliki/diakuisisi, berapa

jumlahnya dan seterusnya. Rangkaian persyaratan ini meliputi hal-hal seperti

51

spesifikasi teknis, delivery target, harga dan sebagainya. Set of requirements ini

harus benar-benar dapat menjawab ―kebutuhan‖ yang disebutkan tadi, dan

diukur dengan measures of performance (MOP).

c. Fase “akuisisi”. Fase ini dimulai dengan negosiasi-negosiasi awal tentang

bagaimana alutsista dimaksud akan diproduksi dan diserahkan kepada pembeli

(dalam pola kita, ini bisa Dephan, Mabes TNI, atau Mabes Angkatan). Negosiasi

harus mencakup akusisi dalam tiga sudut pandang penting: kualitas, waktu

penyerahan (delivery) dan harga. Selain itu, akuisisi juga meliputi beberapa

parameter lain sebagai bahan pertimbangan seperti: konfigurasi, organisasi

(pengawak) dan bagaimana mekanisme/sistem kontrak yang akan disusun.

d. Fase “operasional”. Sering disebut juga fase ―sustainment‖, fase ini adalah fase

―terpanjang‖ dalam siklus manajemen kemampuan pertahanan suatu negara.

Konsekuensinya, fase ini juga adalah fase yang paling besar menggunakan

sumber daya serta potensi yang dimiliki negara/angkatan perang. Ini karena

pada fase inilah alutsista yang telah diakuisisi itu dioperasikan, dipelihara dan

dipertahankan semaksimal mungkin sehingga sebuah angkatan perang dapat

menjalankan tugas, peran dan fungsinya.

e. Fase “penghapusan”. Penghapusan (disposal) dapat dilakukan karena

berbagai alasan. Namun umumnya penghapusan dilakukan karena alutsista

tertentu dinilai tidak laik lagi dioperasikan, baik karena rusak berat atau dinilai

tidak sesuai lagi dengan konsep atau doktrin pertahanan termutakhir yang

dimiliki sebuah angkatan perang. Beberapa faktor yang mempengaruhi

penghapusan ini antara lain: nilai ekonomis materiil, klasifikasi materiil (bahan-

bahan berbahaya, bahan peledak dan sebagainya), serta perlu tidaknya

digunakan untuk pelatihan dan warisan sejarah.

Siklus ini, bila dikelola dengan tepat, dengan berdasarkan pada kajian-kajian dan

analisis-analisis yang matang dan komprehensif, akan menghasilkan sebuah angkatan

perang dengan daya getar dan daya tangkal yang hebat. Siklus ini juga harus mengalir

secara konsisten, dalam arti mengalir dari ―kebutuhan‖ sampai ―penghapusan‖ secara

sequential. Jadi idealnya, tidak akan ada perencanaan akuisisi tanpa kita merumuskan

52

terlebih dulu ―apa yang sebenarnya kita butuhkan‖. Tiap fase dalam siklus ini, bila

diimplementasikan secara sungguh-sungguh, memang memerlukan ―effort‖ dan

―resources‖ yang tidak sedikit. Fase ―kebutuhan‖ sekalipun, membutuhkan kajian yang

bisa memakan waktu bertahun-tahun, karena dapat berubah seiring perkembangan

lingkungan strategis. Namun apa yang didapat kelak oleh sebuah angkatan perang

dengan siklus ini, akan dapat menjadi jaminan bagi tegaknya kedaulatan sebuah

negara.

Seberapa besar peran “Anggaran Pertahanan”?

Tak satu negarapun di dunia yang mengatakan anggaran pertahanannya ―tidak

terbatas‖. Kawasan ASEAN khususnya, hampir seluruh negara anggotanya masih

memberi prioritas pada pertumbuhan ekonomi sehingga tidak ada negara yang secara

masif memberi anggaran besar pada sektor pertahanan. Meski demikian, peneliti senior

LIPI Ikrar Nusa Bhakti dalam acara ―Seputar Indonesia‖ tanggal 16 Juni 2009

mengatakan bahwa anggaran pertahanan RI adalah yang kedua terkecil di ASEAN

setelah Filipina. Perbandingan anggaran pertahanan lima negara besar ASEAN dapat

dilihat pada tabel berikut:

NEGARA POPULASI

(JUTA ORANG)

PERSONIL

ANGK.BERSENJATA

ANGGARAN

PERTAHANAN

(USD)

PER KAPITA

(USD)

Indonesia

Thailand

Singapura

Malaysia

Vietnam

230

64,3

4,6

25,3

85,3

395.000

242.000

60.000

107.500

455.000

3,9M

4,49M

6,93M

3,28M

3,6M

16,96

69,83

1.510

1.426

43,06

Perbandingan anggaran pertahanan 2008 lima negara ASEAN

Persoalan yang lebih mendasar sebenarnya bukan pada besarnya nominal anggaran

pertahanan atau nilai per kapita. Dari angka-angka dalam tabel di atas, ada beberapa

parameter yang jauh lebih ―menggelitik‖. Dua di antaranya adalah presentase relatif

53

anggaran pertahanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan bagaimana

anggaran itu sendiri dialokasikan. Untuk parameter pertama, anggaran pertahanan

Indonesia hanya sekitar 0,68% dari PDB (bandingkan dengan Malaysia yang 5% dan

Singapura yang 6%). Sementara untuk parameter kedua, Indonesia justru jauh lebih

―unik‖ karena dari sekian besar anggaran itu, 70% diantaranya dialokasikan untuk

perawatan personel atau belanja rutin pegawai (gaji dan tunjangan). Artinya, hanya

sekitar 30% yang dapat dipakai untuk memelihara kesiapan alutsista. Dari Rp 33,6T

anggaran pertahanan RI tahun 2009 misalnya, Rp 27T diantaranya habis untuk belanja

pegawai, yang berarti sebenarnya anggaran ―pertahanan‖ (dalam hal sustainment

alutsista) kita hanya Rp 6,6T.

Mengacu pada kebutuhan Dephan tahun 2009 yang sebesar Rp 127T, berarti anggaran

―pertahanan‖ minimal kita tahun ini—yang diperuntukkan bagi sustainability alutsista—

seharusnya adalah Rp 100T. Itu artinya, dengan Rp 6,6T yang diarahkan ke alutsista,

apa yang diberikan pemerintah tahun ini hanya 6,6% dari yang sebenarnya dibutuhkan

dalam jumlah paling minimum. Tak dapat dipungkiri memang, bahwa besarnya

anggaran pertahanan memegang peran kunci kuat tidaknya pertahanan sebuah

negara. Namun, lebih dari itu, bagaimana anggaran itu diarahkan dan dikelola justru

jauh lebih penting.

Apa yang membuat penggunaan anggaran tidak efektif?

Besarnya kebutuhan anggaran pertahanan semestinya adalah outcome salah satu fase

dalam siklus hidup kemampuan pertahanan seperti telah diuraikan di atas, dalam hal ini

fase ―kebutuhan‖. Besarnya anggaran adalah derivatif dari kumulasi kebutuhan

pertahanan sebuah negara pada satu kurun waktu tertentu. Itu artinya, kita harus

terlebih dulu ―tahu‖ apa yang sebenarnya kita butuhkan 5, 10 atau 30 tahun ke depan.

Negara-negara maju seperti Australia memiliki rencana strategis (renstra) 30 tahunan

yang dipecah ke dalam 3 rencana 10 tahunan pengembangan kemampuan pertahanan

(defence capability plan). Perancis melalui badan independen yang disebut Delegation

Generale d’Armament (DGA) bahkan membuat renstra 50 tahun yang dipecah ke

dalam 5 rencana 10 tahunan. Jadi, bukan anggaran yang menentukan kebutuhan, tapi

kebutuhanlah yang menentukan jumlah anggaran.

54

Dalam konteks RI, premis di atas dapat diperdebatkan dengan argumentasi berbasis

kondisi ekonomi Indonesia yang belum sepenuhnya pulih pasca krisis moneter tahun

1998 dan resesi global dalam 2-3 tahun terakhir. Ini sah-sah saja, dan sebenarnya tetap

bisa diusahakan titik temunya. Di sinilah justru kemampuan Dephan dan Mabes TNI

untuk mengelola efektivitas penggunaan anggaran itu diuji. Namun basisnya harus

tetap: kebutuhan yang menentukan anggaran, bukan sebaliknya. ―Titik temu‖ atau

―kompromi‖ yang dapat diupayakan misalnya dengan menentukan skala prioritas

kebutuhan yang didasarkan pada kajian-kajian strategis potensi ancaman beberapa

tahun ke depan.

Anggaran menjadi tidak efektif, dalam arti tidak ―tepat sasaran‖ bila dalam tiap fase

siklus (pengembangan) kemampuan pertahanan tadi terjadi hal-hal berikut:

a. Fase “kebutuhan”. Kita tidak dapat mendefinisikan kebutuhan atau prioritas

kebutuhan kita. Hal ini mengakibatkan anggaran digunakan secara ―sporadis‖.

Keputusan-keputusan diambil berdasarkan apa yang ada di depan mata secara

temporer, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pragmatis dan sama

sekali tidak bernilai strategis. If you fail to plan, you plan to fail.

b. Fase “persyaratan”. Persyaratan tidak disusun dengan matang, tidak

berdasarkan kajian-kajian yang komprehensif dan tidak mempertimbangkan

potensi ancaman ke arah mana capability tersebut akan digunakan. Akibatnya,

kalaupun sebuah jenis alutsista datang dan menjadi aset pertahanan kita,

alutsista tersebut tidak dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal di

tataran praktis, yang artinya uang yang dikeluarkan negara tidak sepadan

dengan kemampuan (outcome) yang dihasilkan, dengan kata lain, tidak

memenuhi kaidah ―value for money‖.

c. Fase “akuisisi”. Birokrasi proses pengadaan barang dan jasa masih terlalu

rumit dan panjang. Hal ini mengakibatkan proses pengadaan atau akuisisi

memakan waktu lama dan tidak feasible untuk memenuhi kebutuhan satu tahun

anggaran di depan. Sebagai contoh, proses pengadaan barang yang berbasis

devisa bisa memakan waktu tak kurang dari 16 bulan, yang artinya bila kita

mengajukan kebutuhan tahun 2010, pengajuan idealnya dibuat tahun 2008. Hal

55

ini menciptakan peluang berbeloknya alokasi anggaran ke sektor lain yang

sebelumnya justru tidak direncanakan.

d. Fase “operasional”. Bila konsep pengembangan kekuatan pertahanan tidak

matang, fokus pengembangan tidak jelas, maka fase ini akan tampak nyata

menjadi ―korban‖ kegagalan tata kelola siklus ini. Jenis (type) alutsista yang

terlalu banyak misalnya, akan memungkinkan tidak fokusnya pengalokasian

anggaran. Dengan anggaran yang kecil seperti yang terjadi saat ini, menciptakan

sustainability untuk beragam jenis alutsista adalah sebuah perkara yang (maha)

sulit. Selain sulit, juga terbuka peluang untuk terjadi penyimpangan-

penyimpangan dalam hal pertanggungjawaban keuangan negara.

e. Fase “penghapusan”. Jika fase penghapusan tidak berjalan secara

berkesinambungan, maka aset-aset yang sebenarnya sudah tidak terpakai lagi

masih terdaftar sebagai kekayaan negara, dan kepadanya masih dianggarkan

sekian besar dana untuk ―mengoperasikan‖ aset tersebut. Ini jelas bentuk

pemborosan terselubung.

f. Kesimpulannya adalah, harus ada kerangka perencanaan strategi (strategy

planning framework) yang secara terpadu menghubungkan ―pengembangan

strategi’, ―perencanaan operasi‖ dan ―pengembangan kemampuan‖.

Kerangka perencanaan strategi

Bagaimana sebaiknya memilih alutsista?

Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam pemilihan alutsista, fase ―kebutuhan‖

memegang peranan penting yang akan sangat menentukan di kemudian hari.

Kegagalan dalam mendefinisikan apa yang menjadi kebutuhan kita akan berdampak

pada kualitas daya getar angkatan perang yang kita miliki. Namun, sebenarnya

parameter apa sajakah yang sebaiknya dipertimbangkan dalam memilih

alutsista? Secara umum terdapat beberapa faktor penentu dalam pertimbangan

pemilihan type alutsista, yang dapat penulis sarikan sebagai berikut:

56

a. Personel pengawak. Alutsista yang akan diakuisisi harus diawaki oleh personel

yang terlatih untuk menunjang pencapaian persyaratan yang diharapkan pada

alutsista tersebut.

b. Organisasi (komando dan manajemen). Alutsista harus dapat ditempatkan

dalam kerangka organisasi (komando dan kendali/kodal) yang ada, dengan

penyesuaian seperlunya terhadap tugas, peran dan fungsi satuan pengawak.

c. Pelatihan kolektif. Akuisisi harus disertai dengan pelatihan yang memadai bagi

(calon) pengawak sehingga standar persyaratan dalam fase operasi kelak dapat

dipenuhi.

d. Sistem-sistem utama. Sangat berkaitan dengan fase ―persyaratan‖, artinya

obyek akuisisi harus mencakup semua sistem/sub-sistem utama dalam

persyaratan yang telah ditetapkan.

e. Kesinambungan dukungan logistik. Akuisisi harus mencakup dukungan

logistik terpadu (Integrated Logistic Support/ILS) guna menjamin sustainability

alutsista tersebut di masa depan.

f. Ketersediaan fasilitas. Fasilitas pendukung beroperasinya alutsista tidak hanya

disiapkan di satuan pengawak, namun harus tersedia juga fasilitas pemeliharaan

pada berbagai level dan fasilitas saat deployment.

Keenam faktor pertimbangan tersebut harus terlebih dahulu terjawab secara

memuaskan sebelum kita mengambil keputusan untuk mengakuisisi suatu jenis

alutsista. Dalam batas tertentu, konsideran-konsideran ini dapat dituangkan dalam

klausul kontrak, yang artinya ada kewajiban penyedia (pabrik) untuk memenuhinya

seperti: pelatihan, sistem dan dukungan logistik (khususnya pada tahap awal (initial

provisioning)). Sebagian yang lain umumnya harus disiapkan sendiri oleh pembeli

(Dephan/TNI). Dari sinilah akan terlihat bahwa ―anggaran‖ yang dimaksud dalam

pengembangan kekuatan pertahanan tidak semata-mata kemampuan ―membeli‖ saja,

namun juga harus mencakup kemampuan kita menjamin sustainability alutsista

tersebut.

57

58

59

60

61

PROGRAM PEMENUHAN ALUTSISTA TNI

Program pengadaan pembelian produk-produk militer untuk pemenuhan kebutuhan TNI

harus direncanakan untuk jangka panjang (Program MEF s/d 25 tahun ke depan),

selain ditujukan guna pemenuhan kebutuhan operasionalnya, juga perlu untuk

pemeliharaan, penguasaan/pengembangan ―teknologi‖nya yang berkelanjutan untuk

produk-produk baru (pengadaan selanjutnya) dengan Core Technology yang semakin

maju (advance/sophisticate), dalam arti akan mengurnagi biaya dan ketergantungan

pihak luar negeri. Walaupun pada kenyataannya tidak terhindarkan untuk perlunya

terus bekerjasama dengan pihak luar negeri (dari adanya global pressure, mission &

interest), namun perlu didukung dengan posisi tawar yang semakin tinggi untuk win-win

solutionnya.

Dalam hal ini Indonesia harus memiliki inisiatif sendiri untuk menentukan eksistensinya

dengan kapabilitasnya untuk penguasaan teknologinya, mulai dari desain, produksi s/d

untuk pemeliharaan dan integrated logistic support (ILS). Untuk pemenuhan nilai

ekonomisnya yang juga harus dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya, mampu

mensejahterakan masyarakat yang didukung dnegan kehendak rakyat/politik nasional

yang kuat.

62

Bagi pemerintah, tujuan program adalah pengembangan komoditi yang:

- Memenuhi persyaratan (operational requirements) TNI untuk kebutuhan saat ini

dan masa depan

- Meningkatkan kemampuan industry pertahanan dalam rangka meningkatkan

kemampuan pertahanan negara

- Meningkatkan kemandirian dan system pertahanan strategis

Program pemenuhan dan pengembangan produk-produk untuk TNI ini dipastikan akan

membutuhkan total biayan pengembangan yang relative sangat besar selama 10 s/d 25

tahun ke depan. Pemerintah yang terdiri dari Kemhan, penguasa dan User dari

kalangan TNI harus merencanakan program strategis ini termasuk dengan pemangku

kepentingan lainnya di dalam negeri, utamanya dengan pihak industry dalam negeri

terkait. Pihak ketiga lainnya sebagai sumber kekuatan luar yang potensial, yang

mungkin juga berkehendak ikut dalam kerja sama pengembangan proyek strategis ini

harus diikat dalam kesepakatan (legal binding) yang saling menguntungkan, logis &

acceptable dalam perhitungannya hingga jangka panjang ke depan.

63

64

Pertemuan– 6 Manajemen Proyek

Pengertian Manajemen Proyek

Menurut H. Kerzner: 1982, manajemen proyek merupakan Kegiatan merencanakan,

menggorganisasikan, mengendalikan sumber daya lembaga untk mencapai sasaran

jangka pendek yang telah ditentukan. Manjemen proyek menggunakan pendekatan

sistem dengan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal.

Pengertian proyek yaitu:

Mempunyai sasaran dan tujuan,dan bersifat sementara

Dibatasi oleh rentang waktu, biaya, dan sumberdaya

Sesuatu yang unik dan kejadian tidak berulangkali

Penyelesaian sesuai dengan persayaratan kinerja dan spesifikasi yang

dirancang memenuhi kebutuhan pelanggan

Hasil terukur dan sesuai Spesifikasi Teknik.

Aktivitas direncanakan, dilaksanakan serta dikendalikan

65

Manfaat Manajemen Proyek

Memenuhi kebutuhan dari proyek dan pelanggan

Meniadakan ―reinventing the wheel‖ dengan cara melakukan standarisasi dari

pekerjaan proyek yang repetitive

Mengurangi jumlah pekerjaan yang mungkin terlewati

Menhilangkan duplikasi pekerjaan

Mengendalikan schedule, budget, dan sumber daya proyek

Memaksimalkan pemakaian sumber daya

66

CIRI PROYEK

Merupakan Suatu paket /rangkaian kegiatan

Memiliki tujuan khusus (sasaran & kriteria yg jelas)

Jumlah biaya sdh ditentukan (Plafond)

Jangka waktu pelaksanaan sdh pasti (terbatas, shg Jadwal kegiatan hrs

ditentukan)

Bersifat sementara; umumnya dibatasi oleh selesainya waktu. (titik awal dan

akhir ditentukan dengan jelas)

Non rutin / tidak berulang-ulang

Proses Manajemen proyek

Proses Inisiasi (penjajakan)

Proses Perencanaan dan desain

Tahap Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk,

maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini,

dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim

proyek selama kegiatan proyek berlangsung

67

Proses Pelaksanaan

Pada tahap ini definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek

siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini,

tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam

dokumentasi project plan akan dieksekusi

Proses Pengendalian

68

Proses Penutupan

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir

proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada

pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan

memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa

kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan

pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui

tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh

selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek

dimasa yang akan datang. Proses penutupan antara lain dilakukan dalam

bentuk:

a. Hasil akhir proyek dan dokumentasi diserahkan

b. Tim Proyek dibubarkan

c. Laporan kegiatan proyek telah dilaksanakan

d. Review

Network Planning (NWP) World

Nama lain dari Network Planning:

CMD Chart Method Diagram

NMT Network Management Technique

PEP Program Evaluation Procedure

CPA Critical Path Analysis

CPM Critical Path Method

Pert Program Evaluation and review Technique.

Penggunaan Network Planning

Biasanya digunakan untuk meyelesaikan proyek yangdilakukan sekali saja seperti

pembangunan rumah dan jalan.

1. Tata laksana proyek dilaksankan sekali dan tata laksana produksi dilaksanakan

berulang.

2. Fasilitas-fasilitas yang digunakan tata laksana proyek sekali digunakan dan

produksi untuk bermacam-macam.

69

3. Membandigkan membuat pakaian khusus dan membuat pakaian kodia.

Manfaat Meggunakan Network Planning

1. Merencanakan Scheduling dan mengawasi proyek secara logis

2. Memikirkan secara menyeluruh dan mendetail dari Proyek

3. Mendokumen dan meng komunikasikan rencana Scheduling (waktu) dan

alternatif penyelesaian proyek dengan tambahan biaya

4. Mengawasi proyek dengan lebih effisien, pada jalur kritis saja yang perlu

konsentrasi pengawasan ketat

Data-data utuk Meyusun Network Planning

a. Urutan pekerjaan yang logis. Susunaya sebagai berikut : pekerjaan yang harus

diselesaikan lebih dulu sebelum pekerjaan lain dimulai

b. Taksiran waktu penyelesaian pekerjaan: Biasanya memakai waktu rata-rata

berdasarkan pengalaman, kalau proyek baru diberi kelonggaran waktu.

c. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan : Ini berguna bila pekerjaan-

pekerjaan yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas

selesai. Misalnyas : Biaya-biaya lembur, biaya menambah tenaga dsb.

d. Sumber tenaga, misal alat berat dan material.

70

Pertemuan – 7

Penugasan dan Diskusi Manajemen Proyek

Mahasiswa dibagi dalam 5 (lima) kelompok diskusi, selanjutnya membuat essay

7-10 halaman serta ppt dengan topik manajemen proyek (pilih salah satu program

dibidang pertahanan), untuk dipresentasikan didepan kelas (Diskusi),

71

Pertemuan – 9 Organisasi, Tata Kelola dan Kemandirian Industri

Pertahanan

AKUISISI PERTAHANAN: KONSEP UMUM

Menurut Dr. Jupriyanto, ST. MT.; Untuk memberikan proyek dalam parameter kinerja,

waktu dan biaya yang disetujui pada saat keputusan investasi utama diambil. Untuk

memperoleh kemampuan militer secara progresif, dengan risiko lebih rendah, dan

dengan optimalisasi pertukaran timbal balik antara efektivitas militer, waktu dan biaya

seumur hidup. Untuk memotong waktu agar teknologi baru yang penting diperkenalkan

ke garis depan, di mana diperlukan untuk mengamankan keunggulan militer dan daya

saing industri.

Terminologi Sistem

Planet Bumi dipandang sebagai bagian dari tata surya. Seluruh hidup kita dihabiskan

dalam, dan dibentuk serta dikendalikan oleh sistem sosial, seperti keluarga, lingkungan,

sekolah, tempat kerja kita, dan berbagai kelompok kepentingan tempat kita bergabung,

berpartisipasi, dan keluar. Sistem internet telah menjadi sistem komunikasi favorit kami.

72

Di sekolah menengah atau universitas kita belajar tentang sistem angka. Praktik

manajemen modern akan runtuh tanpa sistem informasi. Kami berharap hak-hak kami

dilindungi oleh sistem hukum. Memang, bagian terpenting dari kita, yang membedakan

kita dari hewan lain, adalah otak kita, bagian dari sistem saraf pusat kita. Ini adalah

sistem alami. Atau mereka diciptakan oleh manusia, seperti sistem aktivitas manusia,

seperti kebanyakan sistem sosial, entitas bisnis dan industri atau bagian dari mereka,

atau sistem abstrak, seperti sistem angka atau sistem informasi. Kelompok item yang

saling berinteraksi secara teratur atau saling tergantung membentuk satu kesatuan

{sebuah angka ~} merupakan kombinasi elemen-elemen yang saling berinteraksi yang

diorganisasikan untuk mencapai satu tujuan lain. Sekelompok perangkat atau objek

buatan atau organisasi yang membentuk jaringan khususnya. untuk mendistribusikan

sesuatu atau melayani tujuan bersama {telepon ~} {pemanasan ~} {jalan raya ~}

{pemrosesan data ~}

Sistem Industri Pertahanan

Suatu sistem adalah kumpulan komponen yang terorganisir. 'Terorganisir' artinya ada

hubungan khusus antara komponen-komponen tersebut. Sistem melakukan sesuatu,

yaitu menunjukkan perilaku yang unik untuk sistem. Setiap komponen berkontribusi

terhadap perilaku sistem dan perilakunya sendiri dipengaruhi oleh keberadaannya

dalam sistem. Tidak ada komponen yang memiliki efek independen pada sistem.

Bagian yang memiliki efek independen dan tidak terpengaruh oleh sistem adalah input.

Perilaku sistem diubah jika ada komponen yang dihapus atau keluar. Grup komponen

dalam sistem dapat dengan sendirinya memiliki properti (1), (2), dan (3), yaitu mereka

dapat membentuk subsistem. Sistem memiliki bagian luar - lingkungan - yang

menyediakan input ke sistem dan menerima output dari sistem. Sistem telah

diidentifikasi oleh seseorang untuk menjadi minat khusus untuk tujuan tertentu.

73

74

Model Industri Pertahanan: Model Kelompok Usaha Bersama Turki

Lokalisasi Teknologi

Tujuan dari lokalisasi teknologi yairu:

- Untuk menutup celah

- Untuk mengambil langkah-langkah dalam kasus embargo, dengan kata lain,

akan kemandirian dalam teknologi.

- Untuk mencegah aliran modal ke luar negeri.

Model Industri Pertahanan: Industri Pertahanan Tiongkok di Jalur Reformasi

- Lebih banyak dana untuk akuisisi senjata;

- "Spin-on" manfaat dari ekonomi komersial;

- Integrasi ke dalam riset global, pengembangan, dan rantai produksi, yang

75

menyediakan akses ke teknologi, pengetahuan, dan modal asing;

- Reformasi mendasar didasarkan pada "Empat Mekanisme" (四个 机制)

"kompetisi, evaluasi, pengawasan, dan dorongan" yang diperkenalkan pada

tahun 1998.

- Sistem Penerbangan: Kendaraan Peluncuran Antariksa, Sistem Propulsi, Sistem

Pertahanan Rudal, dan Struktur Aerospace

- Sistem Pertahanan: Produk Rudal, Sistem Elektronik Pertahanan, Sistem

Persenjataan, dan Sistem Kaliber Kecil

- Sistem Antariksa: Satelit Komersial, Sains & Satelit Keamanan Nasional,

Antariksa Manusia & Sistem Lanjut, Komponen Antariksa, dan Layanan Teknis

Industry Pertahanan Indonesia

Berupa badan usaha yang dimiliki oleh negara dan atau swasta.

Ditetapkan oleh pemerintah. Memiliki kemampuan memproduksi alat peralatan

pertahanan dan keamanan dan jasa pemeliharaan. Berlokasi di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

76

Kelembagaan Industri Pertahanan meliputi Pemerintah, Pengguna, dan Industri

Pertahanan serta hubungan kewenangan dan tanggung jawab yang dilaksanakan

secara terpadu dan sinergis

• Industri Alat Utama

• Industri Komponen Utama Dan/Atau Penunjang

• Industri Komponen Dan/Atau Pendukung (Perbekalan)

• Industri Bahan Baku

77

Rekayasa sistem

Merupakan profesi, proses, dan perspektif.

Rekayasa sistem adalah disiplin yang berkonsentrasi pada desain dan penerapan

keseluruhan (sistem) yang berbeda dari bagian-bagiannya. Ini melibatkan melihat

masalah secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan semua aspek dan semua

variabel dan menghubungkan sosial dengan aspek teknis. Merupakan proses berulang

dari sintesis top-down, pengembangan, dan operasi sistem dunia nyata yang

memuaskan, dalam cara yang hampir optimal, berbagai persyaratan untuk sistem.

Selain itu juga merupakan pendekatan interdisipliner dan sarana untuk memungkinkan

realisasi sistem yang sukses.

78

Transfer of Technology: Definition

• National Technology Transfer Center (NTTC) mendefinisikan alih teknologi sebagai

proses penggunaan teknologi, keahlian, pengetahuan atau fasilitas untuk sebuah

tujuan yang awalnya tidak rencanakan oleh organisasi.

• Federal Laboratory Consortium (FLC) mendefinisikan alih teknologi sebagai proses

pemanfaatan pengetahuan, fasilitas atau kemampuan yang ada dalam laboratorium

pengembangan dan penelitian pemerintah untuk memenuhi kepentingan publik dan

swasta.

• Association of University Technology Managers (AUTM) mendefinisikan alih

teknologi sebagai pengalihan formal penemuan baru dan inovasi yang dihasilkan dari

penelitian ilmiah perguruan tinggi dan institusi penelitian nirlaba ke sektor komersial

untuk kepentingan publik.

79

• Proses pemindahan dan pengembangan keahlian dan pengetahuan yang melekat

pada manusia secara formal atau informal dari organisasi penelitian atau perguruan

tinggi ke perusahaan untuk memproduksi barang dengan tujuan komersial

(Jupriyanto dkk, 2014)

Transfer Teknologi: Model Souder, dkk (1990)

Tahap I: terdiri dari kegiatan penelitian, analitik, dan pengambilan keputusan yang

bertujuan menyaring konsep atau teknologi alternatif dan memilih yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna.

Tahap II: terdiri dari kegiatan litbang fisik dan laboratorium yang berfokus pada

peningkatan, penjabaran, perwujudan, dan penyesuaian teknologi yang dipilih dari

Tahap I untuk memenuhi persyaratan pengguna.

Pada tahap uji coba (Tahap III), teknologi yang dikembangkan diuji di lapangan.

Tahap adopsi (Tahap IV) terdiri dari pengembangan akhir, modifikasi teknologi, dan

kegiatan implementasi pengguna.

80

Offset Pertahanan Indonesia

Offset dapat didefinisikan sebagai ketentuan dalam perjanjian impor, antara

perusahaan asing yang mengekspor, atau mungkin pemerintah yang bertindak sebagai

perantara, dan entitas publik yang mengimpor, yang mewajibkan eksportir untuk

melakukan kegiatan untuk memenuhi tujuan kedua dari entitas importir, berbeda dari

perolehan barang dan / atau jasa yang membentuk inti transaksi.

- Offset sebagai beban yang tidak adil

- Diimbangi sebagai kemitraan

- Offset sebagai alat pemasaran

Ofset adalah pengaturan antara Pemerintah dan pemasok senjata dari luar negeri untuk

mengembalikan sebagian nilai kontrak kepada negara pembeli, dalam hal ini Negara

Republik Indonesia sebagai salah satu persyaratan jual beli (PP 76 Tahun 2014).

81

Indonesia Defense Offset Implementation

82

Pertemuan – 10 Manajemen Logistik

MANAJEMEN LOGISTIK

Referensi

1. Alan Rushton, Phil Croucher, & Peter Baker. 2006. The handbook of logistics and

distribution management . Kogan Page, Ltd.

2. Ronald H. Ballow. 1992. Business Logistic Management. Prentice Hall, Inc.

3. Donald J. Bowersox, David J. Closs, & M. Bixby Cooper. 2002. Supply Chain

Logistics Management. The McGraw-Hill Companies, Inc.

4. Donald J. Bowersox. 2006. Manajemen Logistik: Integrasi Sistem-sistem Manajemen

Distribusi Fisik dan Manajemen Material. Jakarta: Bumi Aksara.

5. Douglas M. Lambert, James R. Stock, & Lisa M. Ellram. Fundamentals of Logistics

Management. Irwin McGraw-Hill, Inc.

6. Michael Hugos. 2003. Essentials of Supply Chain Management. John Wiley & Sons,

Inc.

A. Pengertian Manajemen Logistik

Manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui

tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

A. Hasyim Ali menterjemahkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik

modern. Logistik modern yaitu proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan

dan penyimpanan barang, suku cadang, dan barang jadi dari para supplier, diantara

fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.

Tanggung jawab Manajemen Logistik

Tanggung jawab manajerial adalah mendesign dan mengurus suatu sistem untuk

mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan

barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan

Pengertian Logistik

83

Logistik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ’Logistikos’ yang berarti ’terdidik/pandai’

dalam memperkirakan/berhitung. Donald J.Bowersok (2000), Logistik adalah proses

pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang,

suku cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan

kepada para langganan. (Bowersox, Manajemen Logistik, 1986 : 13) (pengertian

logistic modern).

Logistik adalah integrasi dari pengadaan, transportasi, manajemen persediaan, dan

aktifitas pergudangan dalam menyediakan alat/cara yang berbiaya efektif, untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan, baik internal maupun eksternal (Burg dalam Lysons;

2000).

Logistik melibatkan proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian, agar didapat

suatu efisiensi akan biaya dan keefektifan proses penyimpanan bahan mentah,

setengah jadi, barang jadi, dan informasi-informasi yang berhubungan, dari asal ke titik

konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen (The Council Logistics

Management).

Logistik merupakan fungsi yang melibatkan perpindahan, mengatur perpindahan

barang, dan penyimpanan material dalam perjalanannya dari pengirim awal, melalui

rantai pasok dan sampai ke pelanggan akhir. (Donald Walters, 2003). Logistik

merupakan seni dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi

dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke

pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal (Gunawan, 2014:7).

Logistik juga mencangkup integrasi informasi, transportasi, inventory, pergudangan,

reverse logistics, dan pemaketan. Menurut Frazelle, logistik merupakan aliran material,

informasi, dan uang antara pengguna dan pemasok (Frazelle, 2001)‏.

Ruang Lingkup Manajemen Logistik

1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan

– Evolusi sistem manajemen logistik

– Siklus manajemen logistik

– Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik

– Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan

– Fungsi manajemen logistik dan pergudangan

84

– Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan

– Aktivitas gudang

– Struktur Pergudangan

– Pemilihan Lokasi Gudang

2. Pemeriksaan/Pengujian Barang

– Dasar Pemeriksaan Barang

– Kriteria Pemeriksaan total dan sampling

– Penentuan ukuran sample

– Penentuan Acceptance Level

– Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Barang

3. Administrasi Penerimaan Barang

– Prasyarat penerimaan barang

– Pembentukan team penerimaan barang

– Kriteria penerimaan barang

– Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang

– Dokumen penerimaan barang

– Berita Acara Penerimaan Sementara

– Berita Acara Penerimaan Barang

– Penyusunan laporan transaksi barang

– Rekomendasi pembayaran

4. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang

– Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang

– Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang

– Tatacara Pengisian Kartu Barang

– Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan

– Tatacara perhitungan nilai persediaan barang

5. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil

- Aktifitas unloading barang ukuran kecil

- Pengendalian kualitas dan kuantitas

- Packaging

- Identifikasi produk

85

- Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan

- Pengendalian persediaan

- Authomatic identification method

6. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case)

- Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton

- Order-pick methods

- Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton

- Identifikasi posisi karton dan pallet

7. Akuntansi Persediaan

– Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan

– Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi

pergudangan

– Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in

First Out), dan AVERAGE

– Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi

8. Laporan Sistem Pergudangan

– Laporan status persediaan

– Laporan Transaksi Barang

– Klasifikasi Barang

– Statistik Pemakaian Barang

– Laporan Perhitungan Inventory Control

9. Manajemen Pergudangan dan distribusi

- Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP).

- Multi – echelon distribution system

- Pull system

- Push system

- Illustrasi order – point system

- Solusi order point

- Base – stock system

- Illustrasi perhitungan DRP

- Studi kasus DRP dengan menggunakan Software

86

10. Inventory Control Techniques

– Klasifikasi persediaan

– Biaya persediaan

– Sistem pengendalian persediaan

– Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent –

material

– Fixed order period inventory system

– Latihan perhitungan optimasi persediaan

11. Inventarisasi dan auditing persediaan

– Manfaat inventarisasi persediaan

– Teknik inventarisasi persediaan

– Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian

– Laporan Hasil inventarisasi

12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan

– Perbedaan data dan informasi pergudangan

– Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen

– Pembentukan Master File Kodifikasi Barang

– Pembentukan Master File Persediaan di Gudang

– Penentuan Kode Lokasi Barang

– Teknik Pencatatan Transaksi Barang

Pengertian Sistem Logistik

Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup di atas, disimpulkan bahwa Sistem logistik

adalah “Seluruh proses interaksi antara komponen yang meliputi Struktur Lokasi

Fasilitas, Transportasi, Persediaan (Inventory), Komunikasi, serta Penanganan dan

Penyimpanan, untuk mendapatkan barang yang tepat, atau jasa ke tempat yang tepat,

pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang diinginkan, serta membuat kontribusi

terbesar terhadap perusahaan”

87

Tujuan Logistik

Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material

dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat

dipakai, ke lokasi di mana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang rendah

Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing yang sangat

luas dari negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran

distribusi untuk konsumsi.

Garis Besar Siklus Logistik

88

Fungsi Manajemen Logistik

• Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

• Penganggaran

• Pengadaan

• Penyimpanan dan Penyaluran

• Pemeliharaan

• Penghapusan

• Pengendalian

Jenis barang dalam manajemen logistik

1. Barang konsumsi : barang yang dihasilkan perusahaan untuk kepentingan konsumen

akhir

Misalkan: Produsen – Konsumen

Produsen – Pengecer – Konsumen

Produsen – Pedagan Besar – Pengecer – Konsumen

Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

2. Barang Industri : suatu barang yang dihasilkan perusahaan untuk kepentingan atau

kegiatan industri

Misalkan:

Produsen – Pemakai industri

Produsen – Distributor industri – Pemakai industri

Produsen – Agen – Pemakai industri

Produsen – Agen Distributor industri – Pemakai industri

Asas-asas manajemen logistik

a. Keahlian

b. Kreativitas

c. Ketelitian

d. Ketertiban dan Kedisiplinan

e. Kualitas Pelayanan

89

f. Kesempurnaan Watak

g. Efektivitas

h. Efisiensi

Aktivitas Logistik

• Transportasi

• Inventarisasi

• Komunikasi

• Penempatan lokasi fasilitas

• Pengurusan dan penyimpanan

Sehingga apa yang menjadi misi logistik……???

ruang lingkup aktifitas logistik meliputi segala sesuatu yang memindahkan ke, dari, dan

di antara fasilitas-fasilitas perusahaan.

tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material

dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dengan total biaya yang

minimal.

Perkembangan Logistik

90

Logistik Terpadu

Logistik Terpadu terdiri dari dua usaha ; Operasi Logistik dan kordinasi logistik.

Operasi Logistik.

Aspek operasional logistik adalah mengenai manajemen pemindahan (movement) dan

penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Operasi logistik itu berawal dari

pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya

dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah tsb kepada pelanggan

atau konsumen. Untuk manufaktur besar, operasi logistik bisa terdiri dari ribuan

pemindahan (movement = pergerakan) yang berakhir pada penyerahan produk-produk

itu pada industri pemakai, para pengecer, grosir, dealer, atau perantara pemasaran

lainnya.

Operasi logistik dapat dibagi ke dalam 3 kategori :

1. Manajemen distribusi fisik

Yaitu menyangkut masalah pengangkutan produk kepada langganan. Dalam

distribusi fisik, langganan dipandang sebagai pemberhentian terakhir dalam

saluran pemasaran.

2. Manajemen material

Yaitu menyangkut perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku

cadang dan atau persediaan barang jadi dari tempat pembelian ke tempat

pembuatan/perakitan gudang atau toko pengecer.

3. Proses transfer internal

Yaitu mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada

waktu ia mengalir diantara tahap-tahap manufacturing dan pengangkutan awal

dari produk jadi ke gudang atau ke saluran pengecer.

Koordinasi Logistik

Meliputi identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan

seluruh operasi logistik. Kordinasi logistik dapat dibagi ke dalam:

- Peramalan (forecasting) pasar produk, yi merupakan usaha awal dari suatu

perusahaan untuk merujukkan (reconcile) pembuatan program.

- Pengolahan pesanan (order processing), meliputi informasi yang up-to-date

mengenai sifat permintaan. Hal ini merupakan aspek yang esensial bagi

91

koordinasi logistic

- Perencanaan operasi, yi mengkoordinasi kegiatan logistik, peramalan, dan

pengalaman yang diperoleh dari pengolahan pesanan.

- Perencanaan kebutuhan material (procurement), yi mengambil keputusan

mengenai apa, berapa, dan kapan barang akan dibeli dan untuk pada akhirnya

dijual kembali kepada konsumen atau kepada perantara pemasaran.

Logistik Perusahaan

Misi Logistik

Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem yang dapat

memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah

mungkin. Perencanaan sokongan logistik menyangkut dua pertimbangan kebijaksanaan

yaitu :

1. Prestasi pelayanan (prestasi logistik)

2. Total pengeluaran biaya

92

Prestasi Logistik

Prestasi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu barang tidak

tersedia pada waktu dibutuhkan oleh pabrik, maka pabrik itu mungkin terpaksa ditutup

dengan akibat kerugian biaya dan kemungkinan kerugian penjualan. Prestasi logistik

diukur dengan availability, capability, dan quality.

- Availability (penyediaan) itu adalah menyangkut kemampuan perusahaan untuk

secara konsisten memenuhi kebutuhan material atau produk menyangkut

level persediaan.

- Capability (kemampuan) adalah menyangkut jarak waktu antara penerimaan

suatu pesanan dengan pengantaran barangnya.

- Quality (mutu/kualitas) prestasi adalah menyangkut seberapa jauh baiknya tugas

logistik itu secara keseluruhan telah dilaksanakan, dilihat dari besarnya

kerusakan, item-item yang bagus, dan pemecahan masalah-masalah yang tak

terduga.

Keseimbangan Logistik

Keseimbangan adalah hubungan terbaik antara prestasi logistik dgn biayanya.Total

biaya terendah atau prestasi logistik/pelayanan tertinggi belum tentu merupakan

sasaran logistik terbaik. Kebijakan yang sehat hanya dapat dirumuskan apabila ada

kemungkinan menaksir pengeluaran biaya untuk setiap tingkat alternatif dari prestasi

perusahaan.

Biaya Logistik

Biaya logistik merupakan total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya

pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu lainnya

dari perusahaan. Biaya yang terlibat dalam akuisisi dan transportasi bahan-bahan yang

diperlukan untuk produksi, untuk penyimpanan, penanganan, dan pengiriman barang

untuk pelanggan. Biaya logistik mempunyai hubungan langsung dgn kebijakan prestasi

pelayanan.

Konsep Biaya Total

Tiap kemungkinan sistem logistik pasar akan mengakibatkan biaya berikut : Kotler

(2002:616)

93

M = T + FW + VW + S

Dimana :

M = total biaya logistik pasar untuk sistem yang diusulkan

T = total biaya pengangkutan untuk sistem yang diusulkan

FW = total biaya tetap penggudangan (fixed warehouse cost) untuk sistem yang

diusulkan.

VW = total biaya variabel penggudangan (termasuk persediaan) untuk sistem

yang diusulkan.

S = total biaya kehilangan penjualan (cost of lost sales) karena penundaan

pengiriman rata-rata diterapkan sistem yang diusulkan.

Untuk memilih sistem logistik pasar perlu diteliti biaya total (M) yang berkaitan dengan

tiap sistem yang diusulkan serta memilih sistem yang meminimumkan biaya total

tersebut. Jika sulit mengukur S, perusahaan harus mengarah ke meminimumkan T +

FW + VW untuk level tertentu sasaran pelayanan pelanggan.

Kotler ( 2002 : 616 ) menerangkan bahwa ,empat keputusan utama yang harus dibuat

berkenaan dengan logistik pasar, adalah :

“ 1. Bagaimana sebaiknya pesanan ditangani? (pemrosesan pesanan),

2. Dimana persediaan sebaiknya ditempatkan? (penggudangan),

3. Berapa banyak persediaan yang harus disimpan? (persediaan), dan

4. Bagaimana sebaiknya barang dikirimkan ?(pengangkutan). “

94

Pertemuan – 11 Diskusi Manajemen Logistik

Mahasiswa membentuk 3 (tiga) kelompok diskusi, buatlah essay 7-10 halaman

folio dengan font arial 12. Materi diskusi:

1. Bagaimana manajemen logistik Pertahanan/TNI yang dilaksanakan saat ini di

Indonesia?

2. Bagaiman rekomendasi anda terhadap manajemen logistik Pertahanan/TNI,

dihadapkan dengan perkembangan manajemen logistik saat ini?

95

Pertemuan – 12 Manajemen Rantai Pasok

Referensi:

I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, ITS Sby

Lina Anatan, Lenna Ellitan, Supply Chain Management : Teori dan Aplikasi,

Alfabeta

Richardus Eko Indrajit, Richardus Djokopranoto, Konsep Manajemen Supply

Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang, Grasindo

Pendahuluan

Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas

dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah tidak cukup. Peran

serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor adalah dibutuhkan.

Kesadaran akan adanya produk yang murah, cepat dan berkualitas inilah yang

melahirkan konsep baru tahun 1990-an yaitu Supply Chain Management ( SCM )

Supply Chain dan SCM

Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama

bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu)

sampai retailer / toko (pada bagian hilir). Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk

supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung seperti jasa

logistik. Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu pertama, aliran

barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik,

setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.

Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga

adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

96

Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas, contoh sebuah produk

sederhana yaitu biskuit kaleng. Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng

tersebut adalah 1. penghasil gandum 2. penghasil tebu 3. penghasil garam 4.

penghasil aluminium 5. pabrik tepung terigu 6. pabrik gula 7. distributor garam 8.

pabrik kaleng 9. pabrik biskuit 10. distributor biskuit 11. supermarket 12. perusahaan

transportasi dan pergudangan. Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai

berikut :

97

Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat

dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke

pemakai akhir, SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya.

Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi dengan semangat

kolaborasi. Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal

melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan dengan

perusahaan-perusahaan partner.

Definisi oleh the Council of Logistics Management :

Supply Chain Management is the systematic, strategic coordination of the

traditional business functions within a particular company and across businesses

within the supply chain for the purpose of improving the long-term performance of

the individual company and the supply chain as a whole.

Supply chain management adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara

tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain.

Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya memuaskan konsumen

dengan bekerja sama membuat produk yang murah, mengirimkan tepat waktu dan

dengan kualitas yang bagus.

Persaingan yang terjadi sekarang bukanlah perusahaan satu dengan yang lainnya, tapi

lebih tepat dikatakan supply chain yang satu dengan supply chain yang lain. Semangat

kolaborasi dan koordinasi antar perusahaan dalam supply chain harus diutamakan, tapi

tidak mengorbankan kepentingan tiap individu peruhasaan. Idealnya hubungan

perusahaan antar supply chain adalah jangka panjang, sehingga tercipta kepercayaan

dan efisiensi. Apakah perusahaan indonesia telah menerapkan SCM dalam

perusahaannya….? Jawabannya adalah pada hakekatnya mereka semua memiliki

metode atau pendekatan dalam mengelola supply chain mereka, namun tidak semua

dari mereka yang menerapkan pendekatan yang integratif dan kolaboratif.

98

Contoh: Supply Chain Dell Computer

Ketika customer membeli secara online dari Dell Computer,

supply chain yang terlibat;

– Pelanggan

– Web site Dell menerima order pelanggan

– Pabrik perakitan Dell

– Pemasok Dell

Setelah mendapatkan produk yang dipilih, pelanggan memasukan informasi order dan

membayar. Customers dapat melihat pada Web site untuk mengecek status order.

Dell’s assembly plant memenuhi customer’s order. Dell Computer menerima komponen

dari beberapa suplier dan memasok produk melalui beberapa transportasi. Dell

computer tidak memiliki retailer, wholesaler and distributor

99

Area Cakupan SCM

Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-keiatan utama yang

masuk dalam klasifikasi SCM adalah :

- kegiatan merancang produk baru (product development )

- kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)

- kegiatan merencanakan produksi dan persediaan

( planning and control )

- kegiatan melakukan produksi ( production )

- kegiatan melakukan pengiriman ( distribution )

100

Core Processes Across the Supply Chain

101

Pengembangan Produk

Sangat penting terutama bagi industri inovatif seperti industri garmen, komputer,

elektronik, packaging, dsb. Hal ini dikarenakan product life cycle-nya pendek.

Menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu dan biaya yang sangat

besar, padahal disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan

dalam waktu cepat dan biaya yang murah. Dalam merancang perusahaan harus

mempertimbangkan beberapa hal :

Pertama, aspirasi atau keinginan pelanggan, oleh karena itu dibutuhkan riset

pasar yang memadai.

Kedua, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat

bahan baku. Dalam praktek SCM modern, melibatkan supplier adalah kunci dalam

proses perancangan produk baru.

Ketiga, fasilitas produksi yang akan dimiliki atau dibangun, jadi aspek

manufacturability perlu dipertimbangkan.

Keempat, produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan

pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang

berlebihan disepanjang supply chain.

Kelima, aspek lingkungan, dituntut rancangan yang ramah lingkungan dan

mudah didaur ulang.

Pembelian (Procurement)

Dituntut mempunyai keahlian bernegosiasi, memiliki kemampuan untuk menerjemahkan

strategis perusahaan ke dalam sistem pemilihan dan evaluasi supplier. Tugas rutinnya

adalah melakukan pembelian bahan baku, komponen, jasa dsb. Diharapkan dapat

menciptakan kolaborasi jangka panjang dengan supplier-supplier relevan, melibatkan

mereka dalam perancangan produk baru, mengevaluasi supply risk dan sebagainya.

Perancangan dan Pengendalian

Bagian ini bertugas untuk menciptakan koordinasi taktis maupun operasional sehingga

kegiatan produksi, pengadaan material, maupun pengiriman produk bisa dilakukan

dengan efisien dan tepat waktu. Koordinasi yang dilakukan tidak hanya di internal tapi

102

dalam supply chain, misal menentukan berapa banyak produk akan diproduksi,

informasi tentang data penjualan terakhir di tingkat ritel serta berapa banyak stock

produk yang masih mereka miliki adalah penting bagi pabrik. Bahkan ritel dengan

perusahaan saling koordinasi untuk menentukan rencana produksi jangka menengah

atau pendek ( P&G, Sara Lee, K-Mart, Warner Lambert)

Produksi

Bagian ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan baku, bahan

setengan jadi atau komponen menjadi produk jadi. Kegiatan produksi dalam konteks

SCM tidak harus dilakukan dalam perusahaan. Banyak perusahaan melakukan

outsourcing yaitu memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor, sementara

perusahaan konsentrasi ke kegiatan yang menjadi core competency mereka. Contoh

perusahaan sepatu Nike. Dalam kegiatan produksi, konsep lean manufakturing yang

mementingkan efisiensi dan agile manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas

dan ketangkasan merespon perubahan adalah dua hal yang penting.

Distribusi/ pengiriman

Tugas dalam lingkup supply chain adalah mengirim produk tersebut agar sampai di

tangan pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat. Aktivitas ini dapat dilakukan

sendiri oleh perusahaan atau diserahkan ke perusahaan jasa transportasi. Dalam

cakupan kegiatan distribusi, perusahaan harus merancang jaringan distribusi yang tepat

dengan mempertimbangkan aspek biaya, aspek fleksibilitas dan aspek kecepatan

respon terhadap pelanggan.

Fungsi Fisik dan Mediasi Pasar

Kegiatan mediasi pasar bertujuan untuk mencari titik temu antara apa yang diinginkan

pelanggan dengan apa yang dibuat dan dikirim oleh supply chain. Melakukan survey

pasar untuk mendapatkan model produk apda yang disukai oleh pelanggan pada suatu

musim jual, merancang produk yang mencerminkan keinginan pasar tersebut,

meramalkan tingkat permintaan dan pelayanan purna jual merupakan aktivitas media

103

pasar. Kegiatan mediasi sangat penting bagi supply chain yang memproduksi produk

inovatif. Kegiatan fisik dan mediasi pasar harus berjalan dengan sinergis di dalam

supply chain.

Tantangan dalam Mengelola Supply Chain

1. Kompleksitas Struktur Supply Chain

- Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda- beda

(bertentangan?)

- Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

2. Ketidakpastian

- Ketidakpastian permintaan

- Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku,

dll

- Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna,

ketidakpastian kualitas produksi dll

Disisi lain perusahaan menghendaki fleksibilitas yang tinggi dengan mengubah

jumlah, spesifikasi maupun jadwal pengiriman bahan baku yang dipesan. Perusahaan

juga menginginkan supplier menggunakan JIT yaitu mengirimkan produk dalam waktu

104

yang tepat dan kuantitasnya kecil-kecil. Kompleksitas yang lain adalah dalam

pembayaran, budaya dan bahasa.

Ketidakpastian menimbulkan persediaan pengaman..

Peran Teknologi Internet

Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek dilapangan.

Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta

melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. Informasi penjualan di

supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak yang berada di

sebelah hulu supply chain dengan menggunakan Internet. Aplikasi internet dalam

konteks supply chain management:

– Electronic procurement (e-procurement)

– Electronic fulfilment (e-fulfilment)

Electronic Procurement

Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan. Perusahaan otomotif seperti

Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll sebagainya menggunakan e-

procurement secara ekstensif untuk:

105

- Proses pengadaan bahan baku dan komponen

- Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair, and

operations) seperti suku cadang,

- peralatan tulis kantor, dan sebagainya.

Dapat digunakan untuk mendukung:

- Hubungan jangka pendek: e-Auction

- Hubungan jangka panjang (kemitraan)

Lebih pada bagian hilir supply chain. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses

fulfilment adalah:

- Menerima order dari pelanggan Pelanggan bisa memesan produk melalui telepon,

fax, e-mail, atau webbased ordering.

- Mengelola transaksi termasuk proses pembayaran.

- Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan

administrasi gudang secara umum.

- Manajemen transportasi Keputusan mode dan rute transportasi termasuk di

dalamnya.

- Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status

pesanan,dukungan teknis, dan sebagainya

106

Pertemuan – 13 Diskusi Supply Chain Management

Tugas Mandiri

1. Apakah yang dimaksud dengan supply chain dan bagaimana bedanya jika

dibandingkan dengan supply chain management ?

2. Jelaskan cakupan aktivitas pada Supply Chain Management !

3. Buatlah supply chain dari produk bodi mobil ! Sertai dengan gambar ilustrasi

urutannya !

4. Kompleksitas yang bagaimana yang akan dihadapi manajer pada saat

perusahaan mengelola supply chain ?

5. Bagaimana peranan mediasi pasar dalam supply chain management ?

6. Jelaskan peranan internet di dalam Supply Chain Management !

7. Carilah 1 Jurnal Penelitian yang membahas tentang SCM, kemudian buatlah

resumenya.

Tugas dikumpulkan di pertemuan ke 3!!!

Tugas Kelompok

Cari Informasi tentang 1 perusahaan Nasional / Multinasional dibidang Manufaktur /

Jasa (sumber bisa dari Internet, Artikel, dll)

Analisa dan Gambarkan Rantai Pasok di Perusahaan tersebut mulai dari Hulu ke Hilir,

meliputi : Aliran Material, Aliran Uang, Aliran informasi

Laporan dalam bentuk Word dan Powerpoint, dikumpulkan berupa

Hardcopy dan Softcopy

Pengumpulan tugas paling lambat minggu ke-4 (sesuai jadwal kuliah masing-masing

paralel)

Tiap kelompok terdiri dari 4 orang dari paralel yang sama

Presentasi dilaksanakan pada pertemuan minggu terakhir sebelum UTS

Tiap Kelompok tidak boleh membahas perusahaan yang sama.

107

Pertemuan – 14 Earned Value Management

PEGERTIAN DASAR

• BIAYA adalah semua sumber daya yang harus dikeluarkan untuk mencapai

tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya

• SUMBERDAYA:

– Orang

– Peralatan

– Material

• Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb

108

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA

Patokan biaya (cost baseline), yaitu anggaran yang dinyatakan menurut rencana waktu

penggunaannya

109

– Disusun dengan menjumlahkan semua estimasi biaya yang akan dipakai

dalam suatu periode waktu

– Umumnya dalam bentuk kurva S

– Anggaran yang dinyatakan pada rentang waktu proyek, digunakan untuk

mengukur kinerja proyek

– Proyek besar dapat memiliki lebih dari satu cost baseline

110

Parameter penyelenggaraan proyek

1. Anggaran proyek hrs diselesaikan dgn biaya tdk melebihi pagu

2. Mutu hasil kegiatan hrs penuhi spesifikasi & kriteria yg dipersyaratkan

3. Jadwal proyek hrs dikerjakan ssi dgn kurun waktu & tanggal akhir yg sdh

ditentukan

EARNED VALUE MANAGEMENT (EVM)

• Adalah alat untuk mengukur kinerja proyek yang mengintegrasikan Data

kegiatan, waktu dan biaya

• Untuk menggunakan EVM harus dibuat terlebih dahulu baseline (original plan

plus approved changes). Dengan baseline dapat dievaluasi apakah proyek

berjalan dengan baik atau tidak.

• Secara periodik informasi aktual mengenai kinerja proyek harus diperbaharui

sehingga pemanfaatan EVM dapat optimal.

111

INDIKATOR-2 YG DIGUNAKAN UTK MENGANALISIS KINERJA PROYEK

1. Jadwal anggaran (planned value = pv)/budgeted cost of work schedule (bcws) :

anggaran suatu paket pekerjaan yg disusun & dikaitkan dgn jadwal

pelaksanaan.terjadi perpaduan antara biaya,jadwal & lingkup kerja, dimana pd

setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya & jadwal yg dpt menjadi tolak

ukur pelaporan pelaksanaan pekerjaan.

2. Biaya aktual (actual cost=ac)/actual cost of work performed (acwp) : jml aktual

anggaran yg telah digun utk melaks pekerjaan pd kurun waktu tertentu. Biaya ini

diperoleh dr data-2 akuntansi/keuangan proyek pd tgl pelaporan

3. Nilai hasil (earned value = ev)/budgeted cost of work performanced (bcwp) : nilai

pekerjaan yg telah selesai thd anggaran yg disediakan utk melaksanakan pekerjaan

tsb. Bila angka ―ac‖ dibandingkan dgn ―ev‖ akan terlihat perbandingan antara biaya

yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap biaya yang

seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut

112

113

114

115

116

PENUTUP

Bahan ajar ini bersifat sementara, masih banyak materi yang harus diberikan

kepada mahasiswa untuk didiskusikan terutama best practice yang dilakukan oleh

institusi kementerian pertahanan, baik di negara lain maupun di negara kita.

Karena bersifat sementara, sangat memungkinkan untuk diadakan diskusi dan nantinya

dilanjutkan dengan adanya perbaikan pada Bahan Ajar Manajemen Logistik dan

akuisisi Pertahanan ini. Semoga bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

117

REFERENSI

1. Alan Rushton, Phil Croucher, & Peter Baker. 2006. The handbook of logistics and distribution management . Kogan Page, Ltd. 2. Ronald H. Ballow. 1992. Business Logistic Management. Prentice Hall, Inc. 3. Donald J. Bowersox, David J. Closs, & M. Bixby Cooper. 2002. Supply Chain Logistics Management. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4. Donald J. Bowersox. 2006. Manajemen Logistik: Integrasi Sistem-sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material. Jakarta: Bumi Aksara. 5. Douglas M. Lambert, James R. Stock, & Lisa M. Ellram. Fundamentals of Logistics Management. Irwin McGraw-Hill, Inc. 6. Michael Hugos. 2003. Essentials of Supply Chain Management. John Wiley & Sons, Inc.