Budidaya Tanaman Adas Fix

21
II. BUDIDAYA TANAMAN ADAS A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tanaman obat (TO). Dengan menggunakan obat tradisional kita dapat merasakan efek yang lebih baik dalam jangka panjang walaupun khasiat yang dirasakan bertahap tidak dapat langsung dirasakan seperti ketika mengkonsumsi obat kimia. Salah satu tanaman obat yang pada saat ini banyak dibudidayakan adalah adas. Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh 19

description

budidaya tanaman adas

Transcript of Budidaya Tanaman Adas Fix

II. BUDIDAYA TANAMAN ADAS

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal

dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan

tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal

dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan

atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik

dengan tanaman obat (TO). Dengan menggunakan obat tradisional kita

dapat merasakan efek yang lebih baik dalam jangka panjang walaupun

khasiat yang dirasakan bertahap tidak dapat langsung dirasakan seperti

ketika mengkonsumsi obat kimia. Salah satu tanaman obat yang pada saat

ini banyak dibudidayakan adalah adas.

Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap

berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang

sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari

dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun

akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan

Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India,

Argentina, Eropa, dan Jepang.

Tanaman adas memiliki ciri-ciri bentuknya herba tahunan, tinggi

tanaman dapat mencapai 1 - 2 m dengan percabangan yang banyak, batang

beralur. Daun berbagi menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga

dengan panjang 3 dm, bunga ber-warna kuning membentuk kumpulan

payung yang besar. Dalam satu payung besar terdapat 15-40 payung kecil,

dengan panjang tangkai payung 1 - 6 cm. Bunga ber-bentuk oblong dengan

panjang 3,5 - 4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat tabung minyak

yang letaknya berselang-seling. Pada waktu muda biji adas bewarna hijau

ke-mudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada saat panen.

19

20

Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya

relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan

basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam

minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-

obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang

memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat.

Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari.

Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran.

Praktikum budidaya tanaman adas ini dilakukan untuk mengetahui

perlakuan kedalaman tanam benih terhadap pertumbuhan bibit. Perlakuan

pada tanaman adas adalah dengan membuat lubang tanam benih sedalam 0

cm, ¼ cm, dan ½ cm. Perbedaan perlakuan kedalaman tanam antar

kelompok praktikum juga memberikan hasil yang berbeda terhadap

perkecambahan benih adas.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan budidaya tanaman adas adalah untuk mengetahui kedalaman

tanam benih terhadap pertumbuhan tanaman.

21

B. Tinjauan Pustaka

Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi

(10 - 1.800 m dari pemukaan laut). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah

dengan ketinggian 1.600 - 2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan

cerah (150C - 200C) untuk menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan

sekitar 2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau

tanggul daerah pembuangan. Adas merupa-kan tanaman khas di palung sungai.

Adas akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan

berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0

(Esai Indonesia 2006).

Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan. Di daerah Jawa, ditanam di

daerah pegunungan. Tumbuh merumpun dengan setiap rumpun terdiri dari 3-5

batang. Batang berwarna hijau kebiruan, beralur, beruas, berlubang, dan saat

dimemarkan akan mengeluarkan wangi. Daun majemuk menyirip Banda

dengan strip sempit. Letak tumbuh daun berseling. Bentuk daun menyerupai

jarum dengan ujung dan pangkal runcing serta tepian rata. Daun memiliki

seludang berwarna putih. Seludang berselaput dengan bagian atasnya

berbentuk topi. Bunga majemuk berbentuk bunga payung. Susunan bunga 6-40

gagang. Panjang ibu gagang bunga 5-10 cm. Panjang gagang bunga 2-5 mm.

Mahkota bunga berwarna kuning. Bunga keluar dari ujung batang. Buah

berbentuk lonjong dan mempunyai rusuk. Panjang buah 6-10 mm dan lebar 3-4

mm. Buah muda berwarna hijau. Bunga tua berwarna cokelat kehijauan,

cokelat kekuningan, atau cokelat. Buah yang sudah masak mempunyai bau

khas aromatik. Bau tersebut berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan tanaman

tersebut. Rasa buah sedikit manis, pedas, dan hangat. Jika dicicipi, berasa

seperti kamfer (Risfaheri dan Makmun 2003).

Tanaman adas sangat respon ter-hadap pemupukan N, P dan K. Untuk

mendapatkan hasil panen se-besar 113 kg/ha di India membutuhkan 27 kg N, 5

kg P dan 17,5 kg K/ha. Sedangkan di Indonesia untuk mendapatkan hasil panen

basah se-besar 900 g/tanaman dibutuhkan 56,68 kg N, 11,73 kg P dan 30 kg

CaO/ha. Tanaman adas juga sangat respon dengan irigasi. Pemberian irigasi

22

diperhitungkan dengan stadia per-tumbuhan tanaman, pengairan diberikan

apabila eoeporimeter menunjukkan defisit 30 - 40 mm. Irigasi yang teratur

akan meningkatkan hasil dan mutu buah, interval pemberian tergantung pada

tipe tanah dan kultivarnya (Januarti 2001).

Budidaya tanaman adas disesuaikan dengan ekologi dari tanaman.

Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi (10 -

1.800 m dari pemukaan laut). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah dengan

ketinggian 1.600 - 2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah

(150C - 200C) untuk menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan sekitar

2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau tanggul

daerah pembuangan. Adas merupa-kan tanaman khas di palung sungai. Adas

akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan

berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0

(Bantain dan Chung 2004).

Pengolahan lahan dimulai dari pembersihan lahan dari gulma, pen-

cangkulan dan penggarpuan yang dilanjutkan dengan pembuangan sisa-sisa

akar tanaman lain. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan

jarak tanam yang biasa digunakan yaitu (0,5 - 1) x 1 m. Lubang tanam yang

telah disiapkan kemudian diisi dengan pupuk kan-dang sebanyak lebih kurang

100 g/lubang. Penanaman dilakukan pada permulaan musim hujan, dimana

setiap lubang tanam ditanam 1 bibit. Adas selain dibudidayakan secara

monokultur juga dapat ditanam di lahan-lahan terbuka yang belum

dimanfaatkan, di pematang kebun atau di pinggir jalan (tumpang sari dengan

tanaman lain). Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiangan gulma,

pemupukan ulang dan pem-berantasan hama dan penyakit (Sutedjo 2007).

23

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara budidaya tanaman adas ini dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 9 Oktober 2013 bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Polybag

2) Timbangan

3) Alat tulis

4) Kertas label

b. Bahan

1) Benih tanaman adas (Foeniculum vulgare)

2) Tanah

3) Pupuk kandang

4) Sekam

3. Cara Kerja

a. Menyiapkan media sesuai bahan yang tersedia dan basahi dengan air

secukupnya.

b. Membuat lubang tanam benih sedalam 0 cm, 1/4 cm dan 1/2 cm.

c. Menanam benih adas yang telah disediakan pada kedalaman sesuai

dengan perlakuan.

d. Memelihara benih adas pada media semai.

24

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Saat Muncul Kecambah Tanaman Adas

PerlakuanHari ke-1

Rata-rata

Hari ke-2Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-3

Rata-rata

Hari ke-4Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-5

Rata-rata

Hari ke-6Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-7

Rata-rata

Hari ke-8Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-9

Rata-rata

Hari ke-10Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-11

Rata-rata

Hari ke-12Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-13

Rata-rata

Hari ke-14Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-15

Rata-rata

Hari ke-16Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-17

Rata-rata

Hari ke-18Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-19

Rata-rata

Hari ke-20 Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-21

Rata-rata

Hari ke-22Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-23

Rata-rata

Hari ke-24Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-25

Rata-rata

Hari ke-26Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-27

Rata-rata

Hari ke-28Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-29

Rata-rata

Hari ke-30Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-31

Rata-rata

Hari ke-32Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-33

Rata-rata

Hari ke-34Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-35

Rata-rata

Hari ke-36Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27

PerlakuanHari ke-37

Rata-rata

Hari ke-38Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-39

Rata-rata

Hari ke-40Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-41

Rata-rata

Hari ke-42Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-43

Rata-rata

Hari ke-44Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-45

Rata-rata

Hari ke-46Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanHari ke-47

Rata-rata

Hari ke-48Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28

Perlakuan

Hari ke-49

Rata-rata

Ulangan

1 2 3 4 5

0 cm 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0

Sumber: Laporan Sementara

Tabel 2.2 Jumlah Daun Tanaman Adas

PerlakuanMinggu ke-1

Rata-rata

Minggu ke-2Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanMinggu ke-3

Rata-rata

Minggu ke-4Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanMinggu ke-5

Rata-rata

Minggu ke-6Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Perlakuan

Minggu ke-7

Rata-rata

Ulangan

1 2 3 4 5

0 cm 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0

29

½ cm 0 0 0 0 0 0

Sumber: Laporan Sementara

Tabel 2.3 Tinggi Tanaman Adas

PerlakuanMinggu ke-1

Rata-rata

Minggu ke-2Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanMinggu ke-3

Rata-rata

Minggu ke-4Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanMinggu ke-5

Rata-rata

Minggu ke-6Rata-rataUlangan Ulangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PerlakuanMinggu ke-7

Rata-rataUlangan1 2 3 4 5

5 menit 0 0 0 0 0 0

10 menit 0 0 0 0 0 0

15 menit 0 0 0 0 0 0Sumber: Laporan Sementara

Tabel 2.4 Berat Brangkasan Tanaman Adas

PerlakuanBerat Brangkasan Tanaman (gram)

Rata-rataUlangan1 2 3 4 5

0 cm 0 0 0 0 0 0

¼ cm 0 0 0 0 0 0

½ cm 0 0 0 0 0 0

Sumber: Laporan Sementara

30

Gambar 2.1 Adas Perlakuan ½ cm Pada 7 HST

Gambar 2.2 Adas Perlakuan ½ cm Pada 14 HST

Gambar 2.3 Adas Perlakuan ½ cm Pada 21 HST

Gambar 2.4 Adas Perlakuan ½ cm Pada 28 HST

Gambar 2.5 Adas Perlakuan ½ cm Pada 35 HST Gambar 2.6 Adas Perlakuan ½ cm

Pada 42 HST

Gambar 2.7 Adas Perlakuan ½ cm

Pada 49 HST

31

2. Pembahasan

Tanaman adas mengandung minyak atsiri (Oleum foeniculi) sebanyak

1-6%; 50-60% anetol; sekitar 20% fenkon pinen, limonen, dipenten,

felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat; serta 12% minyak lemak.

Kandungan anetol menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan

berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji

mengandung stigmasterin (serposterin). Manfaat tanaman adas adalah untuk

mengharumkan ramuan obat dalam industri, sebagai bahan untuk

memperbaiki rasa (corrigentia saporis), untuk pengobatan TBC pada tikus

percobaan, dapat meningkatkan peristaltik saluran cerna, merangsang

pengeluaran kentut (flatus), menghilangkan dingin, dan mengeluarkan

dahak. Minyak adas berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja

menyerupai perangsang nafsu makan. Dari satu penelitian pada manusia

dewasa, ditemukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu

ginjal. Sementara itu, pada percobaan untuk binatang, ekstrak dari rebusan

daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Tanaman ini juga berkhasiat

dalam mengobati batuk rejan, sulit tidur/insomnia, dan menstruasi yang

tidak teratur (Risfaheri dan Makmun 2003).

Cara budidaya tanaman adas secara umum adalah pembibitan

dilakukan secara generatif dengan menggunakan biji. Selanjutnya yaitu

mengolah tanah sedalam lapis olah 30 cm dengan jarak tanam 50 x 50 cm

dan dicampur pupuk kandang kurang lebih 100 g/lubang. Penanaman

dilakukan pada permulaan musim hujan, dimana setiap lubang tanam

ditanam 1 bibit. Pemeliharaan tanaman adas dilakukan dengan pemberian

pupuk kandang 0,5 kg/tanam, TSP 5 gram/tanam, urea 10 gram/tanam pada

umur 0,5, 2, 4, dan 6 bulan. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman adas

berumur 8 bulan ditandai dengan buah berwarna hijau keabu-abuan.

Dalam praktikum in, perlakuan yang digunakan adalah penanaman

benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan ½ cm. Tujuan perlakuan ini adalah untuk

mengetahui kedalaman tanam benih terhadap pertumbuhan yang paling

terhadap masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan diatas

32

menunjukkan bahwa dari perlakuan tanam benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan

½ cm tanaman adas tidak ada yang tumbuh sampai 49 HST. Hal ini

disebabkan karena adas hanya dapat tumbuh diketinggian 1000- 2000 m dpl.

Dalam praktikum ini, adas ditanam didataran rendah sehingga pada saat

proses perkecambahan dibutuhkan air yang cukup. Selain itu kelembaban

pada media tanam juga sangat mempengaruhi pertumbuhan benih yang

ditanam jika kelembaban tinggi maka penanaman harus dangkal, jika

penanaman dalam maka benih dapat membusuk karena pori-pori udara

tertutup oleh air. Apabila kelembaban rendah penanaman harus dalam hal

ini menghindari benih menjadi kering karena tidak mendapat air dari tanah.

33

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum budidaya tanaman adas ini adalah

a. Tanaman adas mengandung minyak atsiri (Oleum foeniculi) sebanyak 1-

6%; 50-60% anetol; sekitar 20% fenkon pinen, limonen, dipenten,

felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat; serta 12% minyak

lemak.

b. Manfaat tanaman adas adalah untuk mengharumkan ramuan obat dalam

industri, sebagai bahan untuk memperbaiki rasa (corrigentia saporis),

untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan, dapat meningkatkan

peristaltik saluran cerna, merangsang pengeluaran kentut (flatus),

menghilangkan dingin, dan mengeluarkan dahak.

c. Pada praktikum ini, perlakuan tanam benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan ½

cm tanaman adas tidak ada yang tumbuh sampai 49 HST.

d. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adas perlakuan

kedalaman tanam adalah kelembaban tanah.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait praktikum ini adalah sebaiknya

penyiraman pada media tanam dilakukan setiap hari terlebih seminggu

pertama setelah penanaman benih, karena apabila terjadi kekeringan pada

media akan menghambat proses perkecambahan benih tersebut. Agar benih

tanaman adas dapat berkecambah dengan baik maka faktor yang pelu

diperhatikan adalah dari faktor benih tersebut harus dipilih yang sehat dan

baik, serta pemeliharaan yang rutin perlu dilakukan.