BUDIDAYA KENCUR

3
Informasi Teknologi – Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 1 BUDIDAYA TANAMAN KENCUR PENDAHULUAN Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah terna aromatik dari suku Zingiberaceae, merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan mengingat tingkat permintaannya untuk memenuhi industri obat tradisional, makanan dan minuman serta kosmetika cukup tinggi saat ini. Pada tahun 1993, paling sedikit ada sekitar 46 pabrik jamu yang menggunakan simplisia ini sebagai bahan baku dengan serapan mencapai rata-rata 221.440 kg/tahun. Makin berkembangnya industri obat tradisional, makanan dan minuman serta kosmetika yang berbasis bahan baku alami, mendorong peningkatan permintaan simplisia ini, sehingga perlu adanya upaya pembudidayaan untuk memenuhi kontinuitas bahan baku industri di dalam negeri. VARIETAS Kencur merupakan terna yang tumbuh hampir menutup tanah. Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya dikenal 2 tipe kencur yaitu, kencur berdaun lebar dengan bentuk daun bulat dan kencur berdaun sempit dengan bentuk daun jorong. Kencur berdaun lebar banyak dikembangkan di Jawa Barat, terutama di Cileungsi Bogor, dengan ukuran rimpang besar dan gemuk, aroma rimpang tidak setajam kencur berdaun sempit. Sedangkan kencur berdaun sempit ukuran rimpangnya kecil, dikembangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan aroma rimpang lebih tajam. SYARAT TUMBUH Iklim Iklim yang sesuai untuk pembudidayaan kencur adalah daerah yang bertipe iklim A, B dan C menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan 7-9 bulan basah, di dataran rendah sampai dataran sedang (50-400 m dpl.). Curah hujan optimal untuk pertumbuhan kencur adalah 2.500-4.000 mm/tahun. Tanah Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan kencur adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik atau humus dan ber drainase baik, dengan jenis tanah Iatosol atau andosol. TEKNIK BUDIDAYA Pemilihan bibit dan pembibitan Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah rimpang sehat hasil panen tua yang sudah dipilih. Rimpang dijemur terlebih dahulu selama 1 minggu, selama 4 jam sehari,

description

OK

Transcript of BUDIDAYA KENCUR

Page 1: BUDIDAYA KENCUR

Informasi Teknologi – Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

1

BUDIDAYA TANAMAN KENCUR

PENDAHULUAN

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah terna aromatik dari suku Zingiberaceae, merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan mengingat tingkat permintaannya untuk memenuhi industri obat tradisional, makanan dan minuman serta kosmetika cukup tinggi saat ini. Pada tahun 1993, paling sedikit ada sekitar 46 pabrik jamu yang menggunakan simplisia ini sebagai bahan baku dengan serapan mencapai rata-rata 221.440 kg/tahun. Makin berkembangnya industri obat tradisional, makanan dan minuman serta kosmetika yang berbasis bahan baku alami, mendorong peningkatan permintaan simplisia ini, sehingga perlu adanya upaya pembudidayaan untuk memenuhi kontinuitas bahan baku industri di dalam negeri.

VARIETAS

Kencur merupakan terna yang tumbuh hampir menutup tanah. Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya dikenal 2 tipe kencur yaitu, kencur berdaun lebar dengan bentuk daun bulat dan kencur berdaun sempit dengan bentuk daun jorong. Kencur berdaun lebar banyak dikembangkan di Jawa Barat, terutama di Cileungsi Bogor, dengan ukuran rimpang besar dan gemuk, aroma rimpang tidak setajam kencur berdaun sempit. Sedangkan kencur berdaun sempit ukuran rimpangnya kecil, dikembangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan aroma rimpang lebih tajam.

SYARAT TUMBUH

Iklim

Iklim yang sesuai untuk pembudidayaan kencur adalah daerah yang bertipe iklim A, B dan C menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan 7-9 bulan basah, di dataran rendah sampai dataran sedang (50-400 m dpl.). Curah hujan optimal untuk pertumbuhan kencur adalah 2.500-4.000 mm/tahun.

Tanah

Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan kencur adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik atau humus dan ber drainase baik, dengan jenis tanah Iatosol atau andosol.

TEKNIK BUDIDAYA

Pemilihan bibit dan pembibitan

Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah rimpang sehat hasil panen tua yang sudah dipilih. Rimpang dijemur terlebih dahulu selama 1 minggu, selama 4 jam sehari,

Page 2: BUDIDAYA KENCUR

Informasi Teknologi – Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

2

sebelum ditunaskan di dalam persemaian dengan cara menyusun 3-5 lapisan jerami/alang-alang yang dihamparkan di atas tanah. Penyiraman selama pembibitan dilakukan untuk memelihara kelembaban rimpang sampai bertunas. Pertunasan dianggap cukup bila semua atau sebagian besar mata rimpang sudah tumbuh 1-2 cm, biasanya berlangsung sampai 3 minggu. Benih dipilih dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian ditabur abu dapur untuk mengamankan bekas sayatan. Benih siap tanam setidaknya mengandung 1-2 mata tunas dengan bobot 5-10 g. Kebutuhan benih adalah 1-2 ton/ha. Penanaman

Pengolahan tanah sebelum penanaman dilakukan dengan cara menggarpu atau mencangkul lahan. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 10-20 cm dalam baris dan 15-30 cm antar baris yang dapat berubah tergantung dari pola tanam. Untuk penanaman secara tumpangsari jaraknya bisa di sesuaikan. Penanaman dapat dilakukan secara bedengan, dengan kedalaman tanam 5-7 cm dan posisi tunas keatas. Kedalaman tanam ini berpengaruh terhadap produksi rimpang. Apabila penanaman terlalu dangkal hasil rimpangnya akan menurun karena hanya akan menyuburkan pertumbuhan akar. Sebaliknya apabila rimpang ditanam terlalu dalam dikhawatirkan akan busuk dan tidak tumbuh.

Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiangan gulma, pemberian mulsa, penyulaman, pembumbunan serta pemberantasan hama dan penyakit.

1. Penyiangan gulma

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2-4 minggu setelah tanam. Penyiangan selanjutnya dilakukan disesuaikan dengan keadaan.

2. Pemberian mulsa

Untuk mengurangi gangguan gulma dan memelihara kelembaban tanah dapat digunakan mulsa tebal dan jerami padi, ampas perasan tebu, serasah atau rumput bekas siangan yang telah mengering.

3. Penyulaman

Menyulam tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan memakai bibit cadangan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan, agar tanaman tetap seragam pertumbuhannya.

4. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan pada waktu telah terbentuk rumpun, dengan maksud agar rimpang selalu tertutup tanah dan memelihara drainase.

Page 3: BUDIDAYA KENCUR

Informasi Teknologi – Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

3

5. Pemberantasan hama dan penyakit

Sampai saat ini belum ditemukan hama atau penyakit yang berarti yang menyerang tanaman kencur.

Pemupukan

Sebagai pupuk dasar digunakan 10 ton/ha pupuk kandang, 100 kg/ha Urea, 200 kg/ha SP-36 serta 100 kg/ha KCI. Pupuk kandang diberikan 1-2 minggu sebelum tanam, SP-36 dan KCI diberikan seluruhnya pada saat tanam, sedangkan Urea diberikan 3 kali pada saat tanaman berumur 8, 10 dan 12 minggu, masing-masing sepertiga dosis.

Panen

Pemanenan kencur dilakukan pada saat tanaman cukup umur yang ditandai dengan gugurnya daun (sekitar 10 bulan). Rimpang yang dipanen dibersihkan dari kotoran yang menempel dan dicuci bersih, kemudian dikeringkan, sebelum disimpan. Produksi rimpang kencur berdaun lebar dengan rimpang besar 10-15 ton/ha, sedangkan untuk kencur lokal berdaun sempit berkisar antara 5-10 ton/ha.

PASCA PANEN DAN DIVERSIFIKASI HASIL

Kencur dapat dibuat bermacam-macam produk olahan yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman.

Ragam olahannya antara lain berupa simplisia, minyak atsiri, serbuk dan kristal. Simplisia yang merupakan hasil proses pengirisan dan pengeringan rimpang digunakan untuk industri obat tradisional.

Minyak atsiri digunakan sebagai penyedap (flavoring agent) makanan dan untuk obat. Sedangkan kristal kencur yang mengandung derivat senyawa etil p-metoksi sinamat, merupakan bahan baku kosmetika yang dapat digunakan untuk mencegah penuaan terutama pada wajah.

ANALISIS USAHATANI

Dengan asumsi petani menggunakan cara budidaya anjuran (hasil penelitian), biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar Rp.7.125.000,-, sarana produksi Rp.11.512.500,-, sewa lahan Rp.1.500.000,-, dan peralatan Rp.415.000,- per ha, akan diperoleh hasil sebesar 13 ton kencur segar dengan nilai Rp. 26.000.000,-. Pendapatan bersih yang diterima petani Rp.9.232.500,- dan B/C rasio 1,53.