Budidaya Ikan Badut

20
PENDAHULUAN Latar Belakang Amphiprion termasuk jenis ikan hias akuarium air laut yang mempunyai penggemar cukup banyak, salah satu jenis yang sangat umum dikenal dan telah berhasil ditangkarkan adalah Amphiprion ocellaris. Ada 34 jenis Amphiprion yang telah teridentifikasi, ditemukan pada perairan dangkal sampai dalam, pada dasar yang berkarang. Secara umum clown fish mempunyai corak warna dasar dengan kombinasi : merah – putih, merah – hitam dan hitam – kuning - putih. Corak warna dan variasi kombinasi warna dijadikan sebagai ciri dalam identifikasi jenis clown fish. Ikan ini hidup secara bergerombol, habitatnya di alam selalu berdampingan/bersimbiosis dengan anemon laut, dimana ikan lain tidak mampu bertahan hidup dalam ruang anemon. Simbiosis spesifik tersebut membuat ikan hias Amphiprion ini mendapat julukan Anemon fish atau Clown fish, selain itu juga dikenal dengan nama ikan badut karena penampilan warna yang cerah serta gerakan lucu/menarik (David, B. 2007). Permintaan Clown fish saat ini cukup tinggi, baik untuk pemenuhan pasar dalam negeri dan pengiriman ke luar negeri. Negara tujuan pemasaran seperti : Australia, Jepang, Jerman dan Prancis. Tingginya permintaan terkait dengan pemenuhan kebutuhan makanan rohani, dimana manusia tidak hanya memerlukan makanan untuk jasmani saja. Perkembangan kondisi pasar yang menggiurkan tersebut, tentu akan memacu

description

Cara budidaya ikan badut

Transcript of Budidaya Ikan Badut

Page 1: Budidaya Ikan Badut

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Amphiprion termasuk jenis ikan hias akuarium air laut yang mempunyai penggemar cukup banyak, salah satu jenis yang sangat umum dikenal dan telah berhasil ditangkarkan adalah Amphiprion ocellaris. Ada 34 jenis Amphiprion yang telah teridentifikasi, ditemukan pada perairan dangkal sampai dalam, pada dasar yang berkarang. Secara umum clown fish mempunyai corak warna dasar dengan kombinasi : merah – putih, merah – hitam dan hitam – kuning - putih. Corak warna dan variasi kombinasi warna dijadikan sebagai ciri dalam identifikasi jenis clown fish. Ikan ini hidup secara bergerombol, habitatnya di alam selalu berdampingan/bersimbiosis dengan anemon laut, dimana ikan lain tidak mampu bertahan hidup dalam ruang anemon. Simbiosis spesifik tersebut membuat ikan hias Amphiprion ini mendapat julukan Anemon fish atau Clown fish, selain itu juga dikenal dengan nama ikan badut karena penampilan warna yang cerah serta gerakan lucu/menarik (David, B. 2007).

Permintaan Clown fish saat ini cukup tinggi, baik untuk pemenuhan pasar dalam negeri dan pengiriman ke luar negeri. Negara tujuan pemasaran seperti : Australia, Jepang, Jerman dan Prancis. Tingginya permintaan terkait dengan pemenuhan kebutuhan makanan rohani, dimana manusia tidak hanya memerlukan makanan untuk jasmani saja. Perkembangan kondisi pasar yang menggiurkan tersebut, tentu akan memacu para eksportir untuk mengeksploitasi sumber alam secara tidak terkendali. Apabila tidak segera diimbangi dengan kegiatan penangkaran, dapat menimbulkan kelangkaan populasi di alam seperti kuda laut. Saat ini di Indonesia telah dimulai adanya kegiatan penangkaran baik oleh instansi pemerintah dan juga unit usaha milik swasta. Kegiatan budidaya khususnya pembenihan akan berlangsung optimal (produksi berkesinambungan) bila terpenuhi beberapa faktor pendukung seperti : teknologi pembenihan dan pembesaran Clown fish yang mapan, pengelolaan dan penyediaan pakan dengan optimal dan penyediaan calon induk atau induk hasil tangkaran yang berkualitas baik/unggul (Dunn, D. F. 2004).

Secara umum ketersediaan induk berkualitas dari hasil budidaya untuk dimasa mendatang sangat diperlukan. Kelangsungan budidaya dan persyaratan perdagangan internasional mewajibkan indukan untuk ikan hias dan biota laut lainnya dari hasil penangkaran minimal dari G-1 (Generasi-1). Ketatnya

Page 2: Budidaya Ikan Badut

persyaratan perdagangan lintas Negara untuk komoditas ornamental fish memaksa insan dan instansi Pemerintah (UPT dan Lembaga Peneliti Perikanan terkait) menyediakan Induk - induk unggul hasil penangkaran. Menyikapi kondisi tersebut maka, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) – Lampung melakukan kegiatan Perekayasaan Penyedian Calon Induk dan atau Induk Unggul dari hasil Budidaya (Dunn, D. F. 2004).

Sejak tahun 2007 telah dirintis domestikasi calon induk dan pemijahan induk alam dari induk generasi-1 (G-1). Untuk mendapatkan induk unggul dilakukan seleksi dimulai dari benih dengan beberapa kriteria yaitu : Larva yang dipilih adalah dari induk yang sempurna, tingkat kelangsungan hidup larva yang tinggi dan tingkat kecacatan terendah. Menurut Tave, 1995 dalam, salah satu metoda untuk mengeksploitasi faktor genetic (Genotype) yang menguntungkan adalah selektif breeding, yaitu dengan mengembangbiakkan suatu populasi dengan cara menyeleksi dan mengawinkan ikan-ikan yang terbaik dengan harapan dapat memproduksi benih yang menampakkan sifat-sifat unggul dibandingkan induknya. Selektif breeding dapat dilakukan dengan seleksi individu, seleksi famili dan seleksi didalam famili, akan tetapi seleksi individu lebih praktis, murah dan lebih sederhana. Keberhasilan teknologi pemeliharaan larva dan benih di BBPBL – Lampung diharapkan dapat mendukung tujuan dan sasaran kegiatan Penyediaan induk Amphiprion ocellarisyang berkualitas dan unggul (Fautin, D.G. et.,al. 2005).

Salah satu komoditas unggulan ikan hias air laut adalah ikan badut (Amphiprion ocellaris)  yang hidup di perairan terumbu karang dan habitat aslinya ikan ini bersimbiosis dengan anemon.  Ikan badut merupakan salah satu jenis produk ikan hias air laut yang paling banyak diminati terutama di pasar luar negeri karena bentuknya yang eksotis dan unik. Peningkatan penjualan ikan ini terbesar terjadi pada tahun 2004 sebesar 18,5 %, hal ini dikarenakan beredarnya film kartun Finding Nemo yang bintang utamanya ikan badut. Para eksportir ikan hias biasanya membeli ikan badut dari para nelayan sehingga penyediaannya masih bergantung pada penangkapan.Kegiatan penangkapan ikan hias di daerah karang biasanya menggunakan bahan kimia potassium. Bahan tersebut dapat berdampak buruk bagi biota lainnya dan apabila terakumulasi maka akan merusak ekosistem terumbu karang di perairan tersebut(Fautin, D.G. et.,al. 2005).

Kegiatan budidaya merupakan solusi dalam mengurangi kegiatan penangkapan di alam. Ikan badut telah berhasil dibudidayakan sejak tahun 2007 oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Teknologi rekayasa ikan ini diharapkan dapat terus berkembang sehingga dapat menjadikan

Page 3: Budidaya Ikan Badut

ikan badut sebagai salah satu komoditas budidaya unggulan bagi negara Indonesia di masa yang akan dating (Suci, A. 2007).

Page 4: Budidaya Ikan Badut

TINJAUAN PUSTAKA

1. Klasifikasi Dan Taksonomi

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Perciformes

Famili: Pomacentridae

Genus: Amphiprion

Spesies: A. ocellaris

Taksonomi

lkan badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal dengan nama kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di Denmark: klovnfisk. (Anonimus 1)

Clown fish (Amphiprion ocellaris) lebih banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ikan badut. Clown fish sebenarnya terdiri dari 29 jenis, 28 jenis dari genus amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spsies dari genus promnas yang mempunyai ciri khusus duri preoperkualitas yang dijumpai dibawa matanya. Secara umum ikan Clown fish berukuran kecil, maksimal dapat mencapai ukuran 10 – 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut yang kecil (Fautin, D.G. et.,al. 2007).

2. Morfologi

Clown fish (Amphiprion ocellaris) memiliki ciri warna tubuh hitam, merah, oranye cerah, ukuran mungil, gerakan lincah dan termasuk ikan jinak. Ada 3 garis putih pada bagian kepala, tengah-tengah badan dan pangkal ekor. Garisputi dibagian badan mempunyai corak yang berbeda dengan dua garis puti lainnya, sisi

Page 5: Budidaya Ikan Badut

luar garis putih dihiasi siluet hitam, sisik relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar pada proses identifikasi, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Ciri khas yangpaling menarik dar ikan clown fish adalh badannya yang dihiasi warna-warna cemerlangsesuai dengan tempat hidupnya, yaitu cabang-cabang karang yaitu anemon laut. Kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemone laut akan membuat ikan yang menyentunga aka terluka atau mati. Namun Clown fish tidak perna terluka  oleh anemon laut, bahkan Clown fish bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut (Fautin, D.G. et.,al. 2007).

Secara umum  ikan Clwn fish (Amphiprion ocellaris) dikenel sebagai ikan badut berukuran kecil.  Maksimal mereka dapat mencapai ukuran 10 – 15 cm.  Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi), dan dilengkapi dengan mulut yang kecil. Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik.  Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka , disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna  dapat terjadi pada spesies yang sama; khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya.  Sebagai contoh A clarkii  merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai variasi warna yang paling banyak  (tergantung pada tempat ditemukan) dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya(Mebs, D. 2009).

Clown fish dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakal sebelum lumpuh dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel ikan clown fis dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir  anti sengat tentakel. Dalam waktu satu jam seekor ikan clown fish akan bisa menyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir anti sengat tersebut. Ikan clown fish akan segera kehilangan kekebalannya bila dipisahkan dengan anemon selama beberapa jam. Untuk menjadi kebal kembali perlu beradaptasi dan memerlukan waktu seperti disebutka diatas. Setiap jenis ikan clown fish memiliki kriteria dalam memilih anemon (Mebs, D. 2009).

Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan clown fish untuk melindungi badannya dari sengatan tentakel anemon. Simbiosis mutu alisme antara ikan clown fish (Amphiprion ocellaris) dengan tanaman laut dari golongan radianthus, karena hanya ikan darai genus amphiprion yang mampu hidup bersama dan saling menguntungkan sehingga disebut ikan anemonfish (Mebs, D. 2009).

Page 6: Budidaya Ikan Badut

Ciri-ciri Fisik

Ikan Amphiprion akindynos dewasa memiliki warna oranye kecoklatan dengan dua garis belang yang berwarna putih, serta warna hitam yang samar-samar di seluruh tubuhnya. Garis belang pertama terletak di belakang mata dan warnanya  tidak  terlalu jelas. Garis belang yang kedua terletak di bagian bawah sirip punggung. Ikan ini memiliki ekor yang berwarna putih. Ikan Amphiprion akindynos remaja biasanya berwarna coklat dengan tiga garis belang berwarna putih. Sedangkan  ikanAmphiprion akindynos yang beranjak  dewasa, biasanya berwarna putih dengan dua garis belang warna putih. Ikan Amphiprion akindynos memiliki 10 hingga 11 duri punggung dan 2 duri anal. Ikan ini dapat mencapai panjang maksimum hingga 9 cm (3,5 inci). Ikan Amphiprion akindynos dewasa dapat mencapai berat rata-rata hingga 27,5 gram.

3. Distribusi Data Produksi

Produksi Ikan Hias Indonesia

Tahun Jumlah (ribu ekor)

2011 945.376

2012 938.472

Page 7: Budidaya Ikan Badut

2013*) 1.036.000

Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP

Ket: *) angka sementara

Tidak ditemukan data distribusi khusus tentang clownfish, tetapi melihat jumlah produksi ikan hias di Indonesia dan permintaan yang sangat besar kan clownfish sebagai ikan hias di Indonesia, dapat dipastikan bahwa usaha untuk membudidayakan clownfish ini sangat menjajikan.

4. Nutrisi

Kebiasaan Makan

Ikan Amphiprion akindynos biasanya memakan ganggang dan Zooplankton. Copepods dan larva Tunicates adalah salah satu benda yang paling sering ditemukan ssaat isi perut Amphiprion akindynos dianalisis. Pasangan sikan jenis Amphiprion akindynos dewasa adalah ikan terbesar dalam hiraki social. Mereka cenderung berada jauh dari anemone tempat  mereka tinggal untuk mengumpulkan makanan. Hal ini berspekulasi bahwa  salah satu alasan untuk partumbuhan cepat suatu  pasangan. Setelah betina mati, jantan  lebih mendominasi waktu mereka dengan cara menghabiskan  waktu untuk mencari dan mengumpulkan makanan dari pada untuk bersaing untuk mencari tempat tinggal. Anemone laut yang dijadikan  tempat tinggal biasanya mengambil manfaat dari potongan-potongan makanan yang jatuh saat ikan Amphiprion akindynos makan.

Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya.

5. Hama Dan Penyakit

Penyakit yang sering ditemui pada clownfish adalah white spot, karena ikan adut sangat rentan akan bakteri dan jamur.

Page 8: Budidaya Ikan Badut

Clown fish terkena Whitespot

Parasit dapat sangat meningkatkan stres dan mengurangisurvivability semua ikan. Parasit dan infeksi bakteri dapatmenjadi perhatian utama pada clownfish. Clownfish dari pembudidayan dikelola dengan baik untuk mencegah parasit dan umumnya tidak menderita parasit internalseperti beberapa ikan yang dipanen dari alam liar, yang kita tidak tahu kondisi ikan tersebut di alamnya. 

Tingkat mortalitas ikan, terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam liar atau pembudidayaan, akan signifikan jika mereka dibawa ke dalam akuarium dengan kondisi optimal yang kurang. Kematian adalah sebuah topik yang banyak orang di dunia akuarium tidak disukai, tapi ini adalah masalah yang perlu ditangani. Kematian ada dalam semua proses pada ikan tangkapan atau ikan budidaya. Semua aquarist harus sangat peduli dengan masalah ini dan berusaha untuk mengurangi kematian ikan dengan cara apapun mereka bisa. Dalam kasus clownfish, jika pembudidayaan ikan dirawat dengan benar, kami dapat secara signifikan mengurangi stres dan kematian yang dihasilkan pada setiap langkah sepanjang jalan. Jumlah hilang dalam menangkap, penanganan, dan proses aklimatisasi clownfish budidaya jauh lebih sedikit dari mereka yang di panen dari lam liar. Bila Anda faktor peningkatan kerugian dari clownfish liar yang dihasilkan dari penyakit, parasit, dan agresi yang dipanen dari alam, clownfish hasil budidaya pasti memiliki keunggulan berbeda. Sekali lagi, harus ditekankan bahwa tingkat kematian clownfish terlepas dari apakah mereka dipanen dari alam liar atau hasil pembudidayan, prosentase kematian akan tetap tinggi jika mereka dibawa ke dalam akuarium dengan condisi optimal yang buruk. Selain itu, penting untuk mendapatkan clownfish Anda dari sumber yang memiliki reputasi dan juga yang dapat menyediakan Anda ikan yang sehat, serta informasi yang anda butuhkan untuk tetap seperti itu.

Page 9: Budidaya Ikan Badut

6. Proses Budidaya

1.      persiapan wadah

Wadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium 40 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta saluran pembuangan. Aquarium tersebut ditempatkan di ruangan yang cukup cahaya sinar matahari hal dimakasudkan untuk menghidari parasir baik untuk induk maupun terhadap telur yang dihasilkan.

2.      Induk yang digunakan

Induk yang digunakan adalah induk alam atau induk dari hasil pemijahan yang sudah diseleksi baik dari segi Kesehatan, jenis, ukuran, warna maupun karakter lain yang diminati oleh pasar.

3.   Perjodohan

Perjodohan dilakukan untuk mendapatkan pasangan induk yang cocok, ikan nemo jika merasa tidak cocok dengan pasangannya maka ikan tersebut akan berantem sampai ada yang mati jika tidak cepat dipisahkan. Perjodohan ikan nemo tidaklah terlalu sulit cukup memilih induk yang besar (betina) dan induk yang agak kecil (jantan) masukkan dalam aquarium yang sudah disiapkan, sebaiknya sirkulasi air dilakukan selama 24 jam agar kondisi kualitas air tetap terjaga. Setelah perjodohan dilakukan, sebaiknya diamati terus, jika tidak terjadi kecocokan maka pasangan tersebut harus diganti sampai mendapatkan pasangan yang cocok.

4.      Penanganan iduk

Untuk mempercepat proses pemijahan dan dapat menghasilkan telur yang berkualitas maka pakan yang diberika harus berkualitas pula dan diberikan sesering mungkin. Pada tahap awal pemijahan telur yang dihasilkan masih sedikit dan bahkan terkadang tidak menetas,  pada Pemijahan selanjutnya produksinya akan terus meningkat. Pemijahan terjadi pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00 - 17.00 dimana induk betina perlahan meletakkan dan menata telurnya pada subsrat dekat anemone lalu dibuahi oleh jantan, hal ini dilakukan berulang kali sampai proses pemijahan selesai. Telur dijaga dan dibersihkan oleh induknya namun yang paling dominan adalah jantan. Telur menetas menjadi larva setelah berumur 6 atau 8 hari dan biasanya telur menetas dimalam hari yaitu sekitar pukul 19.00 - 20.00. 

Page 10: Budidaya Ikan Badut

5.      Penanganan larva

Dalam pemeliharaan larva sebaiknya wadah yang digunakan minimal bervolume 1 ton karena semakin kecil volume air maka pluktusi perubahan kualitas air juga semakin cepat dan sangat berpengaruh terhadap SR dan pertumbuhan larva.  Pada tahap awal pakan yang diberikan adalah rotifer yang disesuaikan dengan kepadatan larva dan dipertahankan kepadatan rotifernya 5-10 sel/ml air. Selain rotifer pakan alami berupa naupli artemia diberikan setelah  mencapai  umur 7 atau sekitar 10 hari dan disesuaikan kemampuan larva untuk mengkonsumasi naupli artemia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna larva dari hitam menjadi agak kemerahan dan pada saat itulah larva dapat mengkonsumsi naupli artemia. Pakan tambahan juga dapat diberikan berupa pellet setelah umur >10 hari. larva sudah dapat dipindahkan ke wadah pendederan atau  pembesaran setelah 12 hari pemeliharaan. 

6.   Pembesaran

Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari bak larva sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir. Penanganan diaquarim memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit, pemberian pakan, perbaikan kulitas. Stelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara di wadah yang lebih luas. Pemberian pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin minimal 3 kali sehari, jenins pakan yang diberikan dapat berupa pellet, artemia, cacing renik, udang renik ataupun jentik nyamuk. 

Page 11: Budidaya Ikan Badut

Benih Clown Fish

Wadah Pemeliharaan Induk

Page 12: Budidaya Ikan Badut

Wadah Pembesaran

Wadah Pemeliharaan Larva

Page 13: Budidaya Ikan Badut

7. Kendala dan Masalah Proses Budidaya

Banyak kendala yang terdapat dalam proses budidaya ikan badut (Clown Fish) seperti sulitnya mendapatkan media hidup (air laut), selain itu clown fish sangat rentan terhadap penyakit, dan mudah stress. Hal ini dapat meningkatkan angka mortalitas dalam budidaya. Selain itu pemeliharaan dan penanganan yang sulit diakibatkan masalah tersebut.

Page 14: Budidaya Ikan Badut

DAFTAR PUSTAKA

Burgess, W. et all., 1990. Atlas of Marine Aquarium Fishes, Second Edition. TFH Publication. Sidney-Australia

David, B. 2007, Pemuliaan Clownfish, Dari http://enwikipedia org / wiki / Pembibitan Clownfish.  Di akses tanggal 25 Januari 2012.

Dunn, D. F. 2004. Para clownfish anemon laut: Stichodactylidae (Coelenterata: Actiniaria) dan anemon laut lainnya simbiosis dengan ikan pomacentrid.Transaksi dari American Philosophical Society, 71:115.

Emmens, C.W., 1988. Marine Fishes and Invertebrates in Your Own Home. TFH Publications. Sydney-Australia

Fautin, D.G. et.,al. 2005. Panduan lapangan untuk anemonefishes dan host mereka anemon laut. Australia, Australia Barat Museum.

Fautin, D.G. et.,al. 2007 Anemon ikan dan anemon laut tuan mereka: panduan untuk aquarists dan penyelam. Museum Australia Barat.

http://ediraflisansimelue.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 diakses tanggal 9 Juni 2014

http://m.bisnis.com/industri/read/20140414/99/219472/tahun-ini-budidaya-ikan-hias-ditarget-14-miliar-ekor di akses tanggal 9 Juni 2014

http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish diakses tanggal 9 Juni 2014

http://abganfish.blogspot.com/2013/01/teknik-budidaya-ikan-hias-nemo-atau.html?m=1 diakses tanggal 9 Juni 2014

http://paj89.blogspot.com/2013/02/ikan-badut-clown-fish.html diakses tanggal 9 Juni 2014

http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/perbedaan-clownfishikan-badut-hasil.html diakses tanggal 9 Juni 2014

Kayu, E. M. 2004. Koleksi ikan terumbu karang untuk akuarium: perdagangan global, isu-isu konservasi dan strategi manajemen. Konservasi Laut Masyarakat, Inggris. 80pp.

Page 15: Budidaya Ikan Badut

Mebs, D. 2009. Kimia biologi hubungan mutualistik anemon laut dengan ikan dan udang-udangan, Toxicon, DOI: 10,1016 / j.toxicon. 2009.02.027

Nybakken, J. W. dan M. Bertness D.. 2004. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis.

Randall, J. E. et.,al. 2006. Selain anemonefishes yang mengasosiasikan dengan ikan anemon laut. Terumbu Karang, 21:188-190

Richard, B., Rickajzen, S., Barker, J. 2007. Ocean, Revealing The Secrets of The Deep. Atlantic Publishing. UK. Pg 210

Wabnitz, C. et.,al. 2003. Dari Samudera ke Aquarium. Cambridge, Inggris, UNEP-WCMC: 64.

Suci, A. 2007. Pematangan Gonad murah Pemijahan Induk Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) F-1 Hasil Seleksi Dalam, Rangka Produksi Induk Unggul,DKP, Ditjenkan, BBPBL-Lampung.

Ziemann, D. A. 2003. Potensi untuk pemulihan populasi ikan hias laut melalui siaran pembenihan. Aquarium Ilmu dan Konservasi, 3:107-117.