Bronkie Kt as Is
-
Upload
restu-fajar-forwendy -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
description
Transcript of Bronkie Kt as Is
BronkhitisPresentasi Kasus
Restoe Fajar F1420221113
Pembimbing :Letkol (CKM) dr. Dwi Hartanto Sp.P
IDENTITAS Nama : Tn.B Jenis kelamin : Laki-laki Umur: 57 tahun Status : Menikah Agama : Islam Suku Bangsa : Indonesia Pekerjaan : Petani Alamat : DSN Kanyiran Desa Bawang Kecamatan
Pakis Tanggal masuk : 11 November 2015 Tanggal Keluar : 16 November 2015 No. CM : 128536 Ruang : Bougenville
DATA IGD Anamnesis : sesak sejak 1 jam SMRS. Sesak
disertai batuk berdahak. Dirumah sudah diberikan oksigen tetapi keluhan tidak membaik. Paisen memiliki riwayat hipertensi dan riwwayat pengobatan penyakit paru.
Pemeriksaan fisik : - Keadaan Umum : tampak sakit sedang - Kesadaram : compos mentis - BB / TB : 60 kg / 160 cm - Tekanan darah : 170/100 mmHg - Nadi : 110x/menit - Respirasi : 30x/menit - Suhu : 36,4 C
FOLLOW UP (11-11-2015 07.30)
Cek GDS ( 11/11/2015 pukul 07.30 ) : GDS 40
Diberikan GD 40 sebanyak 2 fls : 1 jam kemudian GDS 172 dan kesadaran Compos Mentis (GCS 15)
KELUHAN UTAMASesak nafas
KELUHAN TAMBAHAN Batuk berdahak Kejang Lemas Pusing
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sesak dirasakan sejak 1 jam SMRS. Sesak disertai kejang. Selain sesak juga pasien mengeluhkan batuk berdahak, lemas, dan pusing yang hilang timbul. Untuk mengurangi sesak, keluarga memberikan oksigen untuk pasien saat dirumah tetapi keluhan tidak membaik. Sebelumnya pasien pernah mondok dengan keluhan dan penyakit yang sama. Ini merupakan mondok yang ke 5 dari sebelumnya. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, penyakit jantung, dan paru. Pasien rutin control ke poli jantung dan paru. Pasien lupa sejak kapan mulai menderita penyakit DM, hipertensi, penyakit jatun, dan paru. Pasien juga tidak ingat pertama kali berobat dan awal mondok di Rumah Sakit.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Keluhan Serupa : sejak 2 tahun terakhirRiwayat Mondok : pernah 5 kali mondokRiwayat penyakit jantung : diakui pasienRiwayat darah tinggi : diakui paien Riwayat penyakit gula : diakui pasienRiwayat alergi : disangkalRiwayat asma : disangkalRiwayat penyakit paru : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat keluhan serupa : disangkalRiwayat penyakit jantung: disangkalRiwayat darah tinggi : disangkalRiwayat penyakit gula : disangkalRiwayat alergi : disangkalRiwayat asma : disangkal
Pasien sudah menikah. Pasien tinggal di rumah dengan ibu, istri dan anak. Hubungan antara pasien dengan anggota keluarga lain, tetangga dan keluarga dekat cukup baik
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Community
OccupationalPasien dulunya adalah buruh cat mobil yang bekerja selama 20 tahun. Namun semenjak sakit, pasien sudah tidak bekerja lagi. Pasien dirawat menggunakan BPJS.Personal HabitPasien dulunya merupakan perokok aktif. Pasien merokok sejak remaja sebanyak rata-rata 1 bungkus per hari. Namun pasien sudah berhenti merokok 5 tahun SMRS. Pasien mengaku tidak minum-minuman alkohol dan jamu. Olahraga jarang dilakukan. Pasien dan keluarga makan tiga kali sehari dengan nasi dan sayur yang cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedangKesadaran :ComposmentisGCS : 15 E4M6V5BB : 50 kgTB : 161 cmIMT : 19,3
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 104 x/menitRR : 36 x/menitSuhu : 37,3oC
18 November 2015
STATUS GENERALISBentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-)
Rambut : Rambut merata, alopesia (-), tidak mudah dicabut
Mata : Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) normal isokor 3 mm
Telinga : Discharge (-/-), deformitas (-/-)
Hidung : Dicharge (+/+), deformitas (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), JVP (-)
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi interkostal (-), ketinggalan gerak (-), jejas (-)Palpasi : Vokal fremitus hemitoraks kanan melemahPerkusi : Redup di paru kanan tengahAuskultasi : Suara Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+)
Pulmo
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis tidak kuat angkatPerkusi : Batas jantung Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III LMCS Kanan ICS V LPSD Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateralAuskultasi :Irama iregular, suara tambahan S3, murmur (-), gallop (-)
Cor
Inspeksi : Bentuk perut datar, hernia umbilicalis (-), luka bekas operasi (-), jejas (-)Auskultasi : Bising usus (+) NormalPerkusi : TimpaniPalpasi : Supel, undulasi (-), nyeri tekan epigastrium (-)
Hepar : tidak terasa membesarLien : Tidak teraba
Abdomen
Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), petekie (-/-), gambaran hiperpigmentasi (-/-), CR <2detik
Inferior : pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), petekie (- /-), gambaran hiperpigmentasi (-/-),CR <2detik
Ekstremitas
DAFTAR MASALAH1.Sesak napas 2 minggu SMRS
2.Batuk dahak kuning kehijauan
3.Nafu makan menurun4.Riwayat Keluhan Serupa,
Sesak dan batuk 2 bulan yang lalu
5.Riwayat Mondok, Sesak dan batuk 2 bulan yang lalu, dengan diagnosis pneumonia
6.Riwayat penyakit paru, infeksi paru 2 bulan yang lalu, dengan diagnosis pneumonia
7.Riwayat sosial ekonomi, buruh cat mobil yang bekerja selama 20 tahun
8.Pasien dulunya merupakan perokok aktif
Subjektif9. Nadi 104 x/menit10. RR 36 x/menit11. Suhu 37,3oC12. Dicharge hidung (+/+) 13. Ronkhi (+/+)14. Wheezing (+/+)15. Vokal fremitus
hemitoraks kiri melemah16. Redup di paru kanan
tengah17. Batas jantung Atas ICS
II LPSS, Pinggang ICS III LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V LMCS
18. Irama iregular, suara tambahan S3
Objektif
HIPOTESISBronkiektasis (1,2,3,4,5,6,13,14)
Pneumonia (1,7,11,13,15,16)COPD (1,8,13,14)
Efusi pleura (1,15,12)Tuberculosis (1,2,16)
Gagal jantung (1,9,10,17,18)
PLANNINGEKGDarah lengkapKimia darah : Gula darah, SGOT, SGPT, ureum, kreatininFoto rontgen thorax PABronchoscopy
diagnostik
Hasil foto rontgen pada tanggal 11 September 2015
Kesan : Pleuropneumonia
dextraKardiomegali Sistema tulang
intact
Hasil Lab darah lengkap 13 November 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
WBC 14,1 x 103/mm3 (H) 3,5-10
RBC 4,22 x 106/uL 3,50-5,50
HGB 12,9 g/dL 11,0-16,5
HCT 37 % (L) 35,0-55,0
MCV 87,6 um3 75-100
MCH 30,6 pg 25,0-35,0
MCHC 34,9 g/dl 31,0-38,0
PLT 252 x 103/mm3 100-400
RDW 16,7 % (H) 11,0-16,0
MPV 8,4 um3 6,5-11,0
Diff Count
Jenis Hasil Referensi Jenis Hasil Referensi
% Lym 9,5 % 15-50 # Lym 1,3 103/mm3 0,5-5,0
% Mid 3,7 % 2-15 # Mid 0,6 103/mm3 0,1-1,5
% Gra 86,8 % 35,0-80,0 # Gra 12,2 103/mm3 1,2-8,0
Hasil EKG 16 November 2015
Interpretasi :ST depresiT meninggi
Kesan :Atrial Flutter
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
Glukosa 142 mg/dL (H) 70-110
Ureum 67 mg/dL (H) 8-50
Creatinin 1,2 mg/dl 0-1,3
SGOT 25 U/l 3-35
SGPT 12 U/l 8-41
Hasil lab darah 16 November 2015
Hasil bronkoskopi pada tanggal 17 November 2015
Hasil :Plika vokalis : intakTrakea : dalam batas normalKarina : tajamBUKA, LAKA : ada sputum putih, setelah dibilas masih dalam batas normalLMKA, LBKA : banyak sputum putih kental, setelah dibilas masih tampak normalBUKI, LAKI, Lingula, dan LBKI : dalam batas normal
Kesimpulan : Proses peradangan aktif di lobus medius dan bawah paru kananDiagnosa : Bronkiektasis DD spesifik, nonspesifik
Diagnosis Utama : BronkiektasisDiagnosis Etiologi : PneumoniaDiagnosis Penyerta : Hiperglikemia, Uremia, Gagal jantungDiagnosis Faktor Resiko : Buruh CatDiagnosis Pencetus : Suhu dinginDiagnosis Pemburuk : KelelahanDiagnosis Anatomi : Lobus medius dan bawah paru kananDiagnosis EKG : Atrial flutter
DIAGNOSIS
PLANNING
Inf. Assering IV 20 TPMInf. Ciprofloxacin 2x0,2
Pamol IV 3 x 1 mgBisoprolol 1 x 2,5 mg
Terapi
PLANNING
Keadaan umum dan kesadaranTanda vital
Pemberian O2
Monitoring
PLANNING
Menjelaskan mengenai penyakit pasienGaya hidup sehatNutrisi dan dietManajemen faktor pencetusPosisi semi folarBed restKepatuhan minum obat dan kontrol rutin
Edukasi
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad malamQuo ad Functionam: dubia ad malamQuo ad Sanationam: dubia ad malam
follow up tanggal 19 November 2015Tanggal S O A P
19/11/15 -Sesak-Batuk dahak kuning kehijauan-Ma/mi (+)
KU/Kes : sedang/CMVS : TD : 90/60, N : 86, RR : 36x , S : 36oCMata : Ca -/-, Si -/-mulut : mukosa hiperemis (-)hidung : sekret (+)telinga : sekret (-)leher : pembesaran KGB (-)Paru :I: SimetrisP: vocal fremitus lapang paru kanan melemahP : redup paru kanan tengahA: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+Jantung :I : iktus kordis tidak terlihatP : iktus kordis tidak kuat angkatP : Batas jantung : Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III LMCS Kanan ICS V LPSD Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateralA : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)Abdomen :I : datarA : bising usus (+) normalP : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular (-), hepar tidak teraba dan limpa tidak terabaP : TimpaniEkstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas (-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2 detik
Bronkiektasis Monitoring :KU, VS, beri posisi setengah dudukEdukasi :-Menjelaskan mengenai penyakit pasien, cegah perburukanTerapi:O2Assering 18 TpMInf. Cipro IV 2x0,2Pamol IV 3x1Fluconazol tab 1x1Bisoprolol 1 x 2,5 mg
follow up tanggal 20 November 2015Tanggal S O A P
20/11/15 -Sesak berkurang-Batuk dahak kuning kehijauan-Ma/mi (+)
KU/Kes : sedang/CMVS : TD : 115/80, N : 77, RR : 36x , S : 36oCMata : Ca -/-, Si -/-mulut : mukosa hiperemis (-)hidung : sekret (+)telinga : sekret (-)leher : pembesaran KGB (-)Paru :I: SimetrisP: vocal fremitus lapang paru kanan melemahP : redup paru kanan tengahA: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+Jantung :I : iktus kordis tidak terlihatP : iktus kordis tidak kuat angkatP : Batas jantung : Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III LMCS Kanan ICS V LPSD Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateralA : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)Abdomen :I : datarA : bising usus (+) normalP : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular (-), hepar tidak teraba dan limpa tidak terabaP : TimpaniEkstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas (-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2 detik
Bronkiektasis Terapi :O2Assering 18 TpMInf. Ciprofloxacin IV 2x0,2Pamol IV 3x1Fluconazol tab 1x1Inj. Metilprednisolon 2x125mgBisoprolol 1 x 2,5 mg Monitoring :-O2 KU, VS, beri posisi setengah duduk.Edukasi :-Menjelaskan mengenai penyakit pasien, cegah perburukan-Ajarkan tehnik Relaksasi dan tehnik bernafas
follow up tanggal 21 November 2015Tanggal S O A P
21/11/15 -Sesak berkurang-Batuk dahak kuning kehijauan-Ma/mi (+)
KU/Kes : sedang/CMVS : TD : 110/80, N : 77, RR : 36x , S : 35oCMata : Ca -/-, Si -/-mulut : mukosa hiperemis (-)hidung : sekret (+)telinga : sekret (-)leher : pembesaran KGB (-)Paru :I: SimetrisP: vocal fremitus lapang paru kanan melemahP : redup paru kanan tengahA: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+Jantung :I : iktus kordis tidak terlihatP : iktus kordis tidak kuat angkatP : Batas jantung : Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III LMCS Kanan ICS V LPSD Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateralA : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)Abdomen :I : datarA : bising usus (+) normalP : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular (-), hepar tidak teraba dan limpa tidak terabaP : TimpaniEkstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas (-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2 detik
Bronkiektasis Terapi :-Ambroxol 20 mg 3x1-Salbutamol 2 mg 3x1-Metilprednisolon 3x1-Ciprofloxacin 500 mg 2x1 Edukasi :-Menjelaskan mengenai penyakit pasien, cegah perburukan-Ajarkan tehnik Relaksasi dan tehnik Bernafas
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau irreversibel
Disebabkan oleh perubahan perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh darah
Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil sedangkan bronkus besar umumnya jarang
Bronkiektasis adalah dilatasi abnormal pada bagian proksimal bronkus dengan ukuran >2 mm yang disebabkan oleh kelemahan atau destruksi otot dan komponen elastik pada dinding bronkus
ETIOLOGI
•Infeksi primer•Obstruksi bronkus•Aspirasi•Primary ciliary dyskinesia •Allergic bronchopulmonary aspergillosis •Defek anatomis kongenital •Kelainan jaringan ikat•Penyakit autoimun
PATOFISIOLOGI
Infeksi kegagalan drainase, obstruksi jalan nafas, dan defek pertahanan tubuh, kerusakan jaringan juga bisa rusak(respon dari protease neurophilik, sitokin, nitrit oksida, dan radikal bebas) kerusakan komponen otot dan elastik pada dinding bronkus dilatasi dinding bronkial dan inflamasi transmural kegagalan klirens pada bronkuskolonisasi dan infeksi dengan organisme patogen ekspektorasi purulen
PATOFISIOLOGI
•faktor obstruksi bronkus
•faktor infeksi pada bronkus atau paruPada infeksi, infeksi yang mendahului bronkiektasis adalah infeksi bakterial, yaitu mikroorganisme penyebab pneumonia atau bronkitis yang mendahuluinya.Infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronkiektasis, sedangkan infeksi virus tidak dapat. Secara praktis apabila sputum pasien bronkiektasis bersifat mukoid dan putih jernih, menandakan tidak atau belum ada infeksi sekunder. apabila sputum pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder. Untuk menentukan jenis kumannya bisa dilakukan pemeriksaan mikrobiologis. Sputum berbau busuk menandakan adanya infeksi sekunder oleh kuman anaerob
PATOFISIOLOGI
•faktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti fibrosis paru, asthmatic pulmonary eosinophilia
•faktor intrinsik dalam bronkus atau paru
GAMBARAN KLINIS
•Batuk kronik disertai produksi sputum mukopurulen bulanan-tahunan•Hemoptisis•Sesak napas, nyeri dada pleuritik•Demam berulang dan pneumonia berulang•Lemah, penurunan berat badan
PEMERIKSAAN FISIK
•Sianosis•Jari tabuh•Ronki basah•Retraksi dinding dada•Berkurangnya gerakan dada daerah paru yang terkena •Pergeseran mediastinum ke daerah paru yang terkena•Wheezing sering ditemukan bila terjadi obstruksi bronkus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab
Anemia : infeksi kronik
Leukositosis : infeksi supuratif
Pemeriksaan sputum : jenis kuman
Pemeriksaan kultur sputum dan uji sensitivitas terhadap antibiotik : infeksi sekunder
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax
Fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon (honeycomb appearance)
Bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau kolaps (atelektasis), bahkan kadang-kadang gambaran seperti pada paru normal (pada 7% kasus)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisis Sputum
Adanya pengecatan gram dan kultur akan menghasilkan bukti adanya mikroorganisme seperti Pseudomonas species dan Escherichia coli.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pulmonary Function Test
Penurunan FEV 1
PENATALAKSANAANAntibiotik
Bronkodilator
Terapi kortikosteroid
Oksigen
Terapi operasi
DIAGNOSIS BANDING
Alpha1-Antitrypsin Deficiency Aspiration Pneumonitis and
Pneumonia Asthma
Bacterial Pneumonia Bronchitis
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Cystic Fibrosis Emphysema
Gastroesophageal Reflux Disease Parapneumonic Pleural Effusions and
Empyema Thoracis Tuberculosis
Sesak nafas adalah gangguan pernafasan yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi bernafas akibat kekurangan oksigen di dalam tubuh. Sesak napas yang terjadi secara akut (jam-hari) bisa terjadi gangguan pada jalan napas (asma akut), parenkim paru (edema pulmonari akut atau infeksi seperti pneuonia bakteri), atau kelainan vaskular pulmoner(emboli). Sedangkan sesak napas pada keadaan subakut (hari-minggu), mengarah pada eksaserbasi kelainan jalan napas (asma atau bronkitis kronik), infeksi parenkim paru (pneumonia), penyakit jantung kronik (gagal jantung kongestif). Sesak napas kronik (bulan-tahun) mengindikasikan penyakit obstruksi paru kronik, penyakit paru intersisial kronik, peyakit jantung kronik.
Pada pasien ini terjadi selama 2 minggu yang mengarah pada kejadian subakut yang mungkin terdapat kelainan pada jalan napas atau parenkim paru.
ANALISA KASUS
BatukBatuk merupakan refleks fisiologis untuk membersihkan saluran pernafasan dari benda asing ataupun mukus yang berlebih guna menjaga aliran nafas yang lancar. Namun batuk juga dapat bersifat patologis akibat adanya infeksi atau inflamasi terus menerus. Batuk pada pasien ini bersifat patologis karena berdahak warna kuning kehijauan. Keberadaan sputum mengarah pada abses paru dan bronkiektasis.
ANALISA KASUS
RPDPasien memiliki riwayat infeksi paru yang didiagnosis pneumonia. Dimana pneumonia berulang merupakan faktor risiko terjadinya bronkiektasis
ANALISA KASUS
RP Sosial EkonomiPasien bekerja sebagai buruh cat mobil selama 20 tahun. Dimana pekerjaannya membuat pasien sering terpapar zat-zat berbahaya yang dapat mengganggu saluran napas jika terhirup yang dapat menyebabkan peradangan paru-paru. Selain itu, riwayat pasien merokok sejak remaja sebanyak 1 bungkus per hari mengarah pada kemungkinan risiko penyakit kardiovaskular dan respirasi. Dimana rokok dapat menyebabkan hipertensi dan merusak silia yang berfungsi sebagai klirens corpus alienum.
ANALISA KASUS
Bronkiektasis Sesak napas 2 minggu SMRS dengan batuk dahak kuning kehijauan serta nafu makan menurun.
Pasien memiliki riwayat keluhan serupa hingga dirawat inap 2 bulan yang lalu dengan diagnosis
pneumonia. Pada pemeriksaan didapatkan Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+).
Pneumonia Sesak napas (+), dengan riwayat pekerjaan buruh cat mobil yang bekerja selama 20 tahun. Pada
pemeriksaan didapatkan suhu 37,3oC, ronkhi (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah dan
redup di paru kanan tengah
COPD Sesak napas (+), dengan riwayat perokok aktif serta ditemukan suara ronkhi (+/+),Wheezing (+/+).
Efusi pleura Sesak napas (+), dengan discharge hidung (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah
Tuberculosis Sesak napas (+), batuk dahak kuning kehijauan, dan redup di paru kanan tengah
Gagal jantung Sesak napas (+), dengan nadi 104 x/menit, RR 36 x/menit, batas jantung Atas ICS II LPSS,
Pinggang ICS III LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V LMCS, Irama iregular, suara tambahan
S3
Tanda vital; TD= 110/80 mmHg, Nadi= 104x/menit, RR= 36x/menit, Suhu aksila = 37,30C
Dari tanda vital dapat didapatkan tekanan darah 110/80 dimana keadaan ini terjadi setalah pasien minum obat antihipertensi karena pasien memiliki riwayat hipertensi. Respiratory Rate pada pasien ini adalah 36 x/menit merupakan keadaan dimana terjadi kompensasi adanya sesak. Suhu aksila yang 37,30C menandakan adanya suatu proses infeksi yang berlangsung, sehubungan dengan riwayat pneumonia yang dialami pasien 2 bulan SMRS. Nadi 104x/menit menunjukkan adanya proses kontraksi jantung yang berlangsung cepat yang bisa terjadi pada gagal jantung maupun proses infeksi.
ANALISA KASUS
Paru : Vokal fremitus hemitoraks kanan melemah, Redup di paru kanan tengah, Suara Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+)
Perkusi redup menunjukkan adanya bagian yang padat dibanding udara seperti pada infiltrat atau konsolidasi akibat pneumonia dan efusi pleura. Adanya suara wheezing pada pasien ini menandakan adanya suatu penyempitan pada saluran nafas sehingga pada saat ekspirasi udara mengalir melalui saluran yang sempit sehingga terdapat bunyi seperti siulan. Saluran nafas dapat menyempit akibat adanya sutu proses inflamasi ataupun terdapat suatu proses infeksi. Sedangkan rhonki kasar dapat terjadi akibat adanya sumbatan bronkus.
ANALISA KASUS
Jantung Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral, Irama iregular, suara tambahan S3
Pelebaran batas jantung menandakan adanya kardiomegali. Adanya S3 dapat mengartikan adanya aliran balik yang terjadi akibat akibat overload darah ditambah dengan adanya gangguan perfusi pada otot jantung (infark) sehingga pemompaan tidak adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penderita CHF. Irama ireguler bisa terjadi pada keadaan aritmia.
ANALISA KASUS
Pleuropneumonia dextraDimana terjadi proses peradangan pada paru
dan pleura.Leukosit meningkat = 14,1 x 103/mm3 (H)
Hal ini menandakan sedang terjadi respon inflamasi dalam tubuh. Ini merupakan respon tubuh terhadap infeksi virus, bakteri maupun jamur.
RDW meningkat = 16,7 % (H), Penurunan Lym % = 9,5 % RDW merupakan parameter yang mengukur
ukuran dan volume sel darah merah. RDW meningkat pada keadaan anisositosis. Sedangkan trombositipenia terjadi pada infeksi yang sedang terjadi.
ANALISA KASUS
EKG kesan atrial flutterMerupakan abnormalitas ritme jantung pada
atrium dimana hal ini dikaitkan dengan takikardi. Keadaan ini sering pada orang dengan kelainan kardiovaskular (hipertensi, penyakit arteri koroner, dan kardiomiopati).
Peningkatan gula darah sewaktu = 142 mg/dL (H) Gula darah meningkat pada keadaan diabetes
mellitus, penggunaan obat, penyakit kritis terkait stroke atau infark jantung, serta stres.
Peningkatan ureum = 67 mg/dL (H) Uremia bisa terjadi akibat hipotensi, penyakit
jantung kongestif, shock, perdarahan serta dehidrasi.
ANALISA KASUS
Bisoprolol 1 x 2,5 mgAdalah beta bloker (selektif beta-1) = Cardioselektif namun tidak spesifik.
Bekerja dengan cara memblokir stimulasi reseptor beta-1 adrenergik (epinefrin dan norepinefrin) yang banyak terdapat pada otot jantung dan sedikit memblokir reseptor beta-2 di paru, pembuluh darah, dan hepar. Bisoprolol menurunkan kerja otot jantung sehingga kebutuhan oksigen pada jantung menjadi menurun (demand) dan menurunkan heart rate. Penurunan heart rate akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
ANALISA KASUS
Ambroxol 20 mg 3x1 Agen mukolitik memecah serat asam mukopolisakarida sputum menjadi lebih tipis dan menurunkan viskositasnya mudah dikeluarkan saat batuk Pemberian mukolitik pada pasien ini berguna untuk mengeluarkan sputum. Dosis : 30-120 mg/hari dibagi dalam 3 dosisWaktu paruh: 7-12 jam
Salbutamol 2 mg 3x1 Short acting agonis reseptor beta-2 berguna sebagai bronkodilator dan meningkatkan mucocilliary clearence sehingga dapat membuka jalan nafas. Salbutamol diberikan pada pasien ini untuk membuka jalan nafas akibat adanya sumbatan di jalan napas.
ANALISA KASUS
Inf. Assering IV 20 TPMAsseing digunakan untuk mengatasi dehidrasi pada kondisi gastroenteritis akut, demam berdarah dengue, luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat dan trauma. Setiap liter mengandung Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, Asetat 28 mEq.
Inf. Ciprofloxacin 2x0,2Merupakan antibiotik golongan floroquinolone, untuk mengatasi berbagai macam bakteri.
Pamol IV 3 x 1 mgBerisi paracetamol untuk mengurangi nyeri dan demam. Paracetamol digunakan untuk berbagai kondisi seperti nyeri otot, denanm arthritis, sakit gigi dan lain-lain
ANALISA KASUS
O2 Oksigen diberikan untuk meringankan sesak nafas
yang diderita pasien.Fluconazol tab 1x1
Fluconazole diberikan untuk mencegah infeksi jamur . efek samping pemberian fluconazole adalah diare, pusing, mual dan muntah.
Inj. Metilprednisolon 2x125mgPenggunaan methylprednisolone bertujuan untunk mengurangi proses inflamasi dan mengurangi sesak napas.
ANALISA KASUS
TERIMA KASIH