Brodmann edisi XX

download Brodmann edisi XX

of 5

Transcript of Brodmann edisi XX

Dr. BAGUS HERLAMBANG, Ph.D., DOSEN FK UNISSULA PERAIH DOKTOR DI HIROSHIMA

Profil Nama : Dr. Bagus Herlambang, Ph.D. Lahir : Jakarta, 15 februari 1978 Istri : dr.Paramastri arintawati, Sp.M Alamat : Jl. Bulustalan III B/362, Semarang Riwayat Pendidikan :- Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang (lulus tahun 2003) -Doctor of philosophy dan pendidikan spesialis di Departemen Bedah Kardiovaskuler Universitas Hiroshima (lulus 2011) Riwayat Pekerjaan : Dokter dan staff pengajar bagian patologi klinik FK Unisula (2003-sekarang) Dr. Bagus Herlambang ini merupakan salah satu dosen yang cukup lama mengajar di FK UNISSULA, tetapi banyak mahasiswa yang belum mengenal siapa beliau ini. Ya, karena selama 5 tahun beliau menuntut ilmu jenjang spesialis dan doktor di universitas Hiroshima jepang dibidang bedah kardiovaskuler. Prestasi beliau yang cukup membanggakan saat ini dimuat pada berbagai media cetak dan elektronik. Salah satunya tentang penelitian beliau yang berkualitas dan masuk jurnal internasional di bidang bedah vaskuler terbaik dunia, yaitu The Journal of Vascular Surgery. Kami crew transferin akhir2 ini mewawancarai dr. Bagus di sela-sela kesibukannya sebagai staff pengajar guna mencari informasi dan pengalaman beliau yang mungkin bermanfaat khususnya untuk memotivasi mahasiswa FK Unissula sebelum beliau berangkat ke Jakarta 1 tahun kedepanuntuk pendidikan penyetaraan guna mendapatkan Izin praktek dokter spesialis di Indonesia. (em/pb) MENCARI ILMU DINEGERI JEPANG SAMPAI MENGENALKAN BUDAYA INDONESIA

Dokter Bagus Herlambang merupakan dosen FK UNISSULA yang mendapat gelar Doctor of philosophy di bidang bedah kardiovaskuler di Hiroshima University Jepang dengan predikat cumlaude (IPK = 3,75), suatu prestasi yang membanggakan. Beliau mulai berangkat ke jepang pada tahun 2006, melalui program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Jepang dan melaui seleksi ketat di kedutaan besar Jepang di Indonesia. Fasilitas yang beliau peroleh adalah uang saku untuk biaya hidup selama sekolah di Jepang (sewa apartemen (flat/kost), listrik, telepon, kebutuhan sehari-hari) dan SPP atau biaya pendidikan gratis. Selama 6 bulan pertama dijepang beliau belajar bahasa jepang karena bahasa adalah menjadi kunci utama belaja di negeri orang, serta beradaptasi dengan budaya jepang, kemudian 6 bulan berikutnya beliau selain mendalami bahasa jepang juga mulai melakukan research guna bisa melanjutkan pendidikan doktornya. Beliau tinggal sendiri di jepang selama 3 tahun pertama dan 2 tahun berikutnya disusul istri yang melanjutkan pendidikan fellowship dibidang strabismus di Universitas yang sama. Beliau sangat tertarik di Bidang Bedah Kardiovaskuler karena beliau merasa terpanggil untuk membantu pasien penyakit Kardiovaskuler dan tertarik dengan salah satu ahli pembedahan pada fibrilasi atrium di jepang. Beliau juga mengatakan bahwa pendidikan S3 (doktor) di jepang bisa ditempuh setelah kita lulus dokter tanpa melalui S2 untuk dari Kedokteran/Kedokteran Gigi. Alasan beliau memilih Jepang sebagai tempat pendidikannya karena sejak SMA beliau sudah tertarik meneruskan kuliah di jepang, serta teknologi kedokteran jepang yang mutakhir. Menurut beliau banyak variasi kasus di Jepang sehingga dapat menambah pengalaman dan ketrampilan klinik saat belajar disana. Karena masyarakat Jepang dikenai asuransi kesehatan Nasional, mereka dapat menjangkau biaya pelayanan kesehatan yang mahalmahal seperti pemeriksaan Multi Slice CT Scan, MRI, kateterisasi Jantung, dan bedah jantung. Oleh karena itu, praktik ilmu kedokteran yang paling mutakhir dapat dijumpai dengan mudah di sana. Banyak juga penelitian yang dilakukan beliau mulai dari penelitian hewan coba sampai penelitian klinis. Tema penelitian beliau selama menempuh pendidikan di jepang adalah tentang perlindungan Medulla Spinalis pada operasi aorta thoracoabdominalis. Komplikasi operasi aorta thoracoabdominalis adalah iskemi atau infark medulla spinalis, sehingga penderitanya bisa lumpuh tungkai bawah pasca operasi, tujuan saya meneliti adalah untuk mencegah kelumpuhan ini. ujar beliau.

Saat crew transferin menanyakan kesulitan dan hambatan beliau, beliau mengatakan, bahwa awalnya kendala bahasa adalah kendala utama karena harus berkomunikasi juga dengan perawat dan pasien, atau dengan dokter yang dalam keadaan normal mungkin bisa menggunakan komunikasi bahasa inggris tetapi pada keadaan gawat, misalnya saat perdarahan hebat saat operasi atau henti jantung, kita harus berkomunikasi dengan bahasa setempat (red: Jepang) dan harus paham guna keselamatan pasien. Beliau mensiasatinya dengan sering berbicara kepada warga asli jepang yang tidak bisa komunikasi dengan bahasa inggris, sehingga dalam satu tahun beliau sudah lancar berbahasa Jepang. Selain bahasa, Beliau juga menyesuaikan diri dengan adat, dan budaya sana untuk beradaptasi. Menurut beliau kelebihan orang jepang yang patut dicontoh yaitu orang jepang memiliki semangat tinggi, pekerja keras, rajin, serius, ramah, dan menepati waktu. Selain sibuk belajar, Beliau juga aktif di perkumpulan mahasiswa Indonesia di jepang dan ikut mengenallkan budaya-budaya Indonesia, diantaranya dengan berjualan nasi goreng dan makanan Indonesia lainnya, bermain biola, serta menjadi guru Bahasa Indonesia di jepang. Saat libutran beliau juga memanfaatkan waktu untuk jalan-jalan, dan main-main ke tempat-tempat wisata di Jepang. Harapan beliau semoga ilmunya bermanfaat untuk orang banyak dan bisa menjalin kerjasama dengan pihak Universitas Hiroshima dan nantinya beliau berharap baik alumni, mahasiswa maupun staff unissula nantinya bisa menyusul ke sana karena sudah punya link di Hiroshima. Pesan dan Tips ala dr.bagus agar bisa kuliah ke luar negeri Pesan : Belajar yang giat, kuasai Bahasa Inggris, dan kuasai pula bahasa asing tempat di mana kita akan belajar, serta bekali agama dan Iman yang kuat sebelum berangkat. Tips : Kejar IPK min 3,00 Kejar Toefl min 550 Sebaiknya mengikuti program pertukaran mahasiswa Demikian yang bisa kami peroleh saat reportase, semoga menjadikan motivasi kita nantinya agar bisa mengikuti jejaknya. (pb/em) AKSI DAMAI MAHASISWA UNISSULA HARI ANTI KORUPSI DIHADANG POLISI

Sekitar puluhan mahasiswa Unissula yang tergabung dalam gabungan Aktivis mahasiswa Unissula dari beberapa Fakultas di Unissula dihadang Polisi saat melakukan Aksi damai di kawasan Tugu muda Jumat (9/12).

Awalnya mereka mau berdemo di sekitar Kantor Gubernurdi sekitar pahlawan mereka berjalan Kampus unissula dan dikawal oleh patwal, namun pada saat sampai di kawasan Pemuda, sekitar perempatan daerah sri-ratu. Patwal langsung belok ke kiri ke arah simpang lima, sedangkan aktifis mahasiswa unissula tersebut terus kea rah tugu muda menuju pahlawan. Namun di sekitar pemuda mereka sudah dihadang polisi dan dipukuli oleh polisi. Akibat dari itu, seorang mahasiswa mengalami luka akibat pukulan dari polisi. Menurut Presiden BEM PT Unissula Habib Hidayat, Aktivis yang terkena pukulan itu mengatakan, saat dirinya dan kawan-kawan akan melakukan orasi tiba-tiba sejumlah polisi yang sedang berjaga di kawasan tugu muda itu menghadang, memukuli dan mendorong mahasiswa. kami hanya melakukan Aksi damai, tetapi kami dihadang dan dipukuli polisikata habib Aksi tersebut ternyata juga bertepatan dengan kedatangan Presiden SBY ke Semarang untuk menghadiri Hari Antikorupsi Se-dunia yang digelar di convention hall Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang. Dalam orasinya Mahasiswa Unissula menyampaikan tiga tuntutan yakni: pertama, menghukum mati para koruptor, Kedua bebaskan pengungkapan kasus korupsi dari intervensi kepentingan partai politik, ketiga usut tuntas kasus Korupsi Century, BLBI dan wisma Atlet. Koordinatoor lapangan dari aksi ini Choirul anwar akan mengusut tuntas kasus ini. kami Akan mengusut tuntas kejadian ini, setelah ini kami Akan melayangkan tuntutan kepada kapolda ujarn koorlap. (em)

PENTINGNYA SJSN UNTUK PARA CALON DOKTERSebuah negara bisa dibilang kuat dan mandiri tidak hanya dilihat dari` sisi militer, ekonomi, dan perkembangan infrastruktur negara itu sendiri. Salah satu faktor penentu kuat/tidak, mandiri/tidak sebuah negara dapat dilihat dari sistem jaminan sosial (social security) yang berlaku di negara tersebut. Di negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, Australia, dan banyak negara maju lainnya menerapkan jaminan sosial saat pendapatan per kapita negara tersebut masih jauh dari pendapatan per kapita Indonesia sekarang. Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap warga negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara universal jaminan sosial dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB (1948), dimana Indonesia ikut menandatanganinya. Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang, seperti terbaca pada Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat.. Maka dari itu dibentuk sistem jaminan sosial yang dikenal sebagai SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). SJSN adalah Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Program jaminan sosial ini meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Dalam Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional menganut prinsip sebagai berikut: asuransi kegotongroyongan nirlaba keterbukaan keberhati-hatian akuntabilitas dan probabilitas kepesertaan bersifat wajib dana amanat hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar besar kepentingan peserta Selama ini, badan yang menangani asuransi seperti kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dsb ditangani oleh 4 BUMN (badan usaha milik negara) yaitu: Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Perusahaan Perseroan (Persero) Dana Tabungan dan Asusransi Pegawai Negeri (Taspen) Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes). Ke-4 badan tersebut akan dilebur menjadi 2 badan BPJS, yaitu BPJS I dan BPJS II. BPJS I akan mengurusi jaminan kesehatan (Askes), dan BPJS 2 (Jamsostek, Taspen, dan Asabri) akan mengurusi jaminan ketenagakerjaan. [ahooong] Sejak berlakunya UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, tak sedikit orang yang tidak menyetujui adanya pasal yang mengatakan bahwa warga negara yang mampu akan

wajib membayar iuran demi keberlangsungan SJSN ini. Padahal jika mau berlelah-lelah sebentar saja untuk mencari info tentang social security di negara lain, negara lain yang biasa kita sebut hebat itu juga memasang tarif tinggi untuk rakyatnya demi tercapainya keadilan sosial yang mereka inginkan. Prinsip gotong royong yang diusung oleh SJSN dirasakan pantas untuk diterapkan pada negara kita yang masih berkembang. Kita tidak mau kan hidup di negara kapitalis dimana yang kaya tambah kaya dan yang miskin tetap miskin? Lalu, pernah terpikirkah jika tiba-tiba ada anggota keluarga kita yang sakit keras seperti kanker dan membutuhkan biaya pengobatan sangat banyak? Biaya cuci darah rata-rata Rp 750.000. Biaya kemoterapi bisa diatas 5 juta, belum lagi kalo butuh kemoterapi yang advanced bisa habis 10 juta untuk sekali kemoterapi. Belum biaya untuk konsultasi dengan dokter, rawat inap/jalan di rumah sakit. Kalo begini bukan mustahil kan banyak rakyat yang jadi sadikin? Sakit dikit jadi miskin. Adanya pasien yang meninggal di rumah sakit karena panjangnya proses administrasi untuk orang miskin atau tidak terbelinya obat bukan lagi berita baru kan untuk kita. Harus berapa banyak lagi pasien-pasien terlantar yang akhirnya meninggal dunia? Namun, jangan sampai pula demi terwujudnya pelayanan kesehatan murah kita jadi menurunkan kualitas dari pelayanan itu sendiri. Bagaimana dengan kita? Calon-calon dokter? Apa manfaat SJSN untuk masa depan kita nanti? Jelas banyak. Menurut Ketua Umum IDI, dr. Prijo Sidipratomo, pelaksanaan SJSN akan ikut memperbaiki sistem kesehatan yang sudah ada dan ikut menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan. Salah satunya adalah pemerataan tenaga kesehatan. Biaya kesehatan yang mahal bisa ditekan dengan diterapkannya prinsip-prinsip pada SJSN sehingga tak ada lagi pasien yang tidak terlayani karena mahalnya biaya pengobatan. Jumlah dokter di Indonesia sebenarnya banyak, tapi penyebarannya belum merata. SJSN diharapkan dapat mendorong terwujudnya pemerataan ini. Begitu juga dengan sistem dokter rujukan. Selama ini masyarakat cenderung langsung menemui dokter spesialis tanpa rujukan dari dokter umum terlebih dahulu. Padahal 70% penyakit dapat ditangani dengan pelayanan primer, seperti puskesmas dan dokter keluarga. Tanggal 28 Oktober 2011 kemarin adalah hari penting bagi seluruh pejuang SJSN yang tersebar di seluruh Indonesia. Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, RUU BPJS (Rancangan Undangundang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) akhirnya disahkan menjadi undang-undang. Dengan disahkannya RUU BPJS ini, semangat rakyat akan penggapaian keadilan sosial di Indonesia semakin membara. Begitu banyak manfaat dan harapan rakyat dengan adanya SJSN ini. Kita sebagai rakyat Indonesia meminta perlindungan dari negara dengan ikut berpartisipasi dalam pencapaian keadilan sosial yang kita idam-idamkan. Mari kita sebagai mahasiswa kedokteran ikut berperan aktif dalam mengikuti dan menjalankan Sistem Jaminan Sosial Nasional ini. Jangan sampai Pancasila kebanggaan kita semua hanya menjadi ideologi yang tidak terwujud dalam realita. (db)

Redaksi : Pelindung: dr.Pujiati Abas, Sp.A Pembina : Suparmi, M.Si Penanggung Jawab : Dinar Pimpinan Redaksi : Emirza Pimpinan Produksi : Novia Layout : Bagus Ayu, AKmaliya Reporter : Emirza, Purbo, Deby Distribusi : All Crew Transferin