Brief Summary

12
BRIEF SUMMARY PT. Aseli Dagadu Djogja berdiri tanggal 9 Januari 1994 di mana pertama kali berjualan di Mall Malioboro Yogyakarta setelah sebelumnya diawali dari beberapa kegiatan komunitas. Didirikan atau dimotori oleh mahasiswa dan alumni mahasiswa teknik arsitektur UGM yang mempunyai minat yang sama tentang kepariwisataan dan perkotaan. Dua puluh lima orang yang sering berkumpul dalam suatu kegiatan waktu itu bersama-sama mendirikan PT. Aseli Dagadu Djogja. Minat terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, kesukaan desain grafis khususnya kaos, diskusi tentang teori dan realitas yang kerap dilakukan merupakan faktor internal pendorong didirikannya PT. Aseli Dagadu Djogja. Dari sisi eksternal, adanya penawaran untuk berjualan di mall malioboro menjadi sebuah kesempatan menjual kaos. Kaos menjadi pilihan karena produk inilah yang paling familiar dengan mereka saat itu. Pada perkembangannya, produk kaos yang telah melekat pada brand Dagadu Djogdja dikembangkan menjadi beberapa produk lainnya, misalnya produk distro khas Yogyakarta (yang sekarang bernama Omus), juga souvenir-souvenir khas Yogyakarta lainnya kaos seperti tas kain, gantungan kunci, gambar temple atau stiker, topi,yang pada akhirnya diberi nama HirukPikuk. Namun, perkembangan PT. ADD ini pula diiringi oleh pesaingnya yang sama-sama mengangkat tema “Oleh-oleh Khas Yogyakarta”. Hal ini menjadikan sebuah persaingan dalam bisnisnya. Dalam produk yang sama, yaitu kaos oblong, terdapat brand atau merek Djoker (Djogja Keren) serta beberapa brand lainnya yang skalanya

description

bahasa indonesia

Transcript of Brief Summary

BRIEF SUMMARYPT. Aseli Dagadu Djogja berdiri tanggal 9 Januari 1994 di mana pertama kali berjualan di Mall Malioboro Yogyakarta setelah sebelumnya diawali dari beberapa kegiatan komunitas. Didirikan atau dimotori oleh mahasiswa dan alumni mahasiswa teknik arsitektur UGM yang mempunyai minat yang sama tentang kepariwisataan dan perkotaan. Dua puluh lima orang yang sering berkumpul dalam suatu kegiatan waktu itu bersama-sama mendirikan PT. Aseli Dagadu Djogja. Minat terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, kesukaan desain grafis khususnya kaos, diskusi tentang teori dan realitas yang kerap dilakukan merupakan faktor internal pendorong didirikannya PT. Aseli Dagadu Djogja. Dari sisi eksternal, adanya penawaran untuk berjualan di mall malioboro menjadi sebuah kesempatan menjual kaos. Kaos menjadi pilihan karena produk inilah yang paling familiar dengan mereka saat itu.Pada perkembangannya, produk kaos yang telah melekat pada brand Dagadu Djogdja dikembangkan menjadi beberapa produk lainnya, misalnya produk distro khas Yogyakarta (yang sekarang bernama Omus), juga souvenir-souvenir khas Yogyakarta lainnya kaos seperti tas kain, gantungan kunci, gambar temple atau stiker, topi,yang pada akhirnya diberi nama HirukPikuk. Namun, perkembangan PT. ADD ini pula diiringi oleh pesaingnya yang sama-sama mengangkat tema Oleh-oleh Khas Yogyakarta. Hal ini menjadikan sebuah persaingan dalam bisnisnya. Dalam produk yang sama, yaitu kaos oblong, terdapat brand atau merek Djoker (Djogja Keren) serta beberapa brand lainnya yang skalanya lebih kecil. Beberapa hambatan lainnya dapat pula berupa pembajakan produk. Keberadaan dari Dagadu telah banyak diserupai oleh para pembajak. Pembajak ini menggunakan logo yang hamper mirip dengan Dagadu, namun secara garis besar logo ini adalah sama. Sehingga konsumen yang tidak teliti dapat pula salah membeli produk illegal ini. Selain itu, harga yang ditetapkan oleh para pembajak tersebut cenderung lebih murah. Untuk konsumen yang membeli dalam jumlah yang banyak, produk dagadu illegal ini dapat pula menjadi alternatif untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

ANALISIS PASAR

Dagadu Djokdja adalah sebuah ikon pariwisata Jogja setelah gudeg, batik, perak, dan bakpia. Namun keberadaannya telah banyak diserupai oleh para pembajak. Namun demikian, PT. Aseli Dagadu Djokdja tiada henti berinovasi. Meskipun banyak pihak lain menjual produknya dengan iming-iming komisi tinggi tanpa peduli pada quality, PT ADD tetap konsisten pada posisi sebagai branded product & exclusive distribution.Komitmen PT ADD adalah Nice Design-Good Quality-Excellent Services. Semua itu demi memberikan kenangan tersendiri kepada para pembeli, dan menjadikan oleh-olehnya sebagai sesuatu yang lebih bernilai dan memberikan kebanggaan. PT ADD menjual semuanya dengan harga standar, tidak bermaksud membebani pembeli hanya karena desakan komisi tinggi. Dalam batasan-batasan tertentu PT ADD tetap mengutamakan kemitraan dengan stakeholder wisata (Tour Agent, Hotel,Restaurant, Armada/Taksi, dan sebagainya). Cinderamata alternatif dari Djokdja dipilih sebagai product positioning berkait dengan peluang pasar, karakter produk, dan realitas kemampuan perusahaan (terutama dalam hal distribusi) pada saat itu. Ketika terbukti memberikan kontribusi finansial yang sahih, positioning ini terus ditaati bahkan hingga hari ini. product positioning sebagai cinderamata memang didahului oleh segmentasi pasar yang membedakan kelompok wisatawan dan bukan wisatawan. Konsekuensinya terhadap strategi produk adalah tuntutan akan selalu hadirnya cerita atau informasi mengenai lokasi tempat cinderamata itu berasal. Cerita itu dipresentasikan dalam ungkapan verbal maupun visual pada produk dan sejumlah gimmick yang menyertainya seperti hangtag (LABEL BAJU yang terbuat dari kertas), kemasan, visual merchandising, hingga buletin. Cerita yang dikemas dalam bentuk grafis dan diterakan pada tiap produknya menjadi alat utama untuk membedakan cinderamata dengan oleh-oleh biasa. Cerita itu tetap bertahan walaupun lini produk direntang ke berbagai arah sebagai upaya diversifikasi untuk menjawab permintaan pasar.

Terhadap distribusi, positioning ini mengharuskan penguatan saluran di Yogyakarta. Mandulnya regulasi dan penegakan hukum dalam perlindangan hak cipta, yang membuat pemberantasan pembajakan merek dan produk menjadi demikian sulit dan mahal, menghambat penguatan basis distribusi dalam skala kota sehingga yangdapat dilakukan kemudian hanyalah bombardir komunikasi untuk memperkuat basis distribusi dalam skala gerai.

Komunikasi memang menjadi titik penting sekaligus genting dalam perjalanan produk Dagadu Djokdja. Pada masa awalnya, komunikasi dilakukan semata-mata melalui produk dan kemasannya, selanjutnya mengandalkan liputan media. Sejak 1996, promosi di media dilakukan secara terencana melalui iklan citra, produk, dan event. Periode 2000-2003 ditandai dengan media relationship yang makin erat, berkait dengan banyaknya event off-air yang diselenggarakan untuk pembentukan komunitas, contohnya kampanye Kapan Ke Jogja Lagi?.

Pemasaran yang sukses mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai kemampuan memahami, menciptakan, menangkap, dan memelihara nilai konsumen. Untuk memahami marketing manajemen, kita harus mengerti perencanaan strategis. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat level organisasi: level korporasi, level divisi, level unit bisnis, dan level produk. Dalam hal ini, PT. ADD bertanggung jawab merancang rencana strategis korporasi untuk memandu keseluruhan perusahan. PT. ADD membuat keputusan mengenai jumlah dukungan sumber daya yang harus dialokasikan ke masing-masing divisi, dan bisnis apa yang akan dimulai atau yang dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut. Masing-masing unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat unit bisnis itu menguntungkan di masa depan. Misalnya dalam hal ini adalah srategi unit bisnis Omus dan HirukPikuk. Akhirnya, masing-masing level produk (lini produk, merek) di dalam unit bisnis tertentu membuat rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut. Rencana pemasaran dilaksanakan pada dua level:

Strategis : Rencana pemasaran strategis membentangkan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada analisis tentang peluang pasar yang terbaik.

Taktis : Rencana pemasaran taktis merinci taktik pemasaran, yang mencakup fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran distribusi,dan pelayanan.TRANSFORMASIRencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran saat ini, departemen pemasaran tidak menetapkan rencana pemasaran sendiri. Rencana itu dibuat oleh tim, dengan masukan dan rambu-rambu dari setiap fungsi yang penting. Rencana itu kemudian diterapkan pada level organisasi yang tepat. Hasil yang dicapai dimonitor, dan tindakan perbaikan dilakukan pada saat diperlukan.Proses pengantaran nilai kepada konsumen memandang pandangan tradisional dari pemasaran adalah perusahaan membuat sesuatu lalu menjualnya. Di sini pemasaran berperan pada tahap kedua dari proses ini. Pandangan kedua adalah urutan penciptaan dan pengantaran nilai. Terdiri dari tiga fase yaitu :

Fase pertama: memilih nilai, merupakan tugas besar yang harus dikerjakan pemasaran sebelum produk muncul. Staf pemasaran harus mensegmentasi pasar, memilih pasar sasaran yang sesuai, dan menyusun penentuan posisi nilai tawaran. Rumusan 'segmentasi (segmentation), penentuan sasaran (targeting), dan penentuan posisi (positioning)-STP adalah esensi dari pemasaran strategis.

Fase kedua: memberikan nilai. Pemasaran harus menentukan fitur, harga, dan distribusi produk secara spesifik sebagai bagian dari pemasaran taktis.

Fase ketiga: mengkomunikasikan nilai. Di sini berlangsung pemasaran taktis selanjutnya yang meliputi penggunaan tenaga penjual, promosi penjualan, periklanan, dan alat promosi lainnya untuk menginformasikan dan mempromosikan produk tersebut.

Michael Porter dari Harvard telah mengajukan rantai nilai sebagai alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak nilai konsumen. Menurut model ini, setiap perusahaan adalah suatu penyatuan aktivitas-aktivitas merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya. Rantai nilai mengidentifikasi sembilan aktivitas strategis yang menciptakan nilai dan biaya dalam suatu bisnis tertentu. Sembilan aktivitas ini terdiri dari lima aktivitas pokok (primary activities) dan empat aktivitas pendukung (support activities).

Aktivitas pokok meliputi urutan dari mendatangkan material ke inbound logistic perusahaan lalu diolah menjadi produk akhir, mengapalkan atau mengantarkan produk akhir (outbound logistic), memasarkannya, dan melayaninya. Sedangkan aktivitas pendukung meliputi procurement, pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur perusahaan.

Tiga karakteristik Core Competence:

1.Merupakan keuntungan kompetitif yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap manfaat yang dipersepsikan konsumen.

2. Dapat diaplikasikan.

3. Sulit ditiru oleh pesaing.

Pemasaran yang sukses mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai kemampuan memahami, menciptakan, menangkap, dan memelihara nilai konsumen. Untuk memahami marketing manajemen, kita harus mengerti perencanaan strategis. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat level organisasi: level korporasi, level divisi, level unit bisnis, dan level produk. Kantor pusat korporasi bertanggung jawab merancang rencana strategis korporasi untuk memandu keseluruhan perusahan. Kantor pusat tersebut membuat keputusan mengenai jumlah dukungan sumber daya yang harus dialokasikan ke masing-masing divisi, dan bisnis apa yang akan dimulai atau yang dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut.Masing-masing unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat unit bisnis itu menguntungkan di masa depan. Akhirnya, masing-masing level produk (lini produk, merek) di dalam unit bisnis tertentu membuat rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut. Rencana pemasaran dilaksanakan pada dua level: strategis dan taktis. Rencana pemasaran strategis membentangkan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan,berdasarkan pada analisis tentang peluang pasar yang terbaik. Rencana pemasaran taktis merinci taktik pemasaran, yang mencakup fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran distribusi,dan pelayanan.

Rencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran saat ini, departemen pemasaran tidak menetapkan rencana pemasaran sendiri. Rencana itu dibuat oleh tim, dengan masukan dan rambu-rambu dari setiap fungsi yang penting. Rencana itu kemudian diterapkan pada level organisasi yang tepat. Hasil yang dicapai dimonitor, dan tindakan perbaikan dilakukan pada saat diperlukan.

SUMBER DAYA MANUSIA

a. Aspek Organisasi

Merupakan gambaran dan harapan Dagadu Djogja saat 25 mahasiswa, yang sebagian besar adalah mahasiswa Teknik Arsitektur UGM, mulai menyewa lapak di Mall pertama di Yogyakarta, Malioboro Mall. Tak dapat dipungkiri, bahwa sejak awal kelahirannya, Dagadu Djogja lahir, tumbuh dan berkembang dilingkungan pendidikan tinggi komunitas ini lahir dari sekumpulan Mahasiswa yang memiliki kesamaan visi dalam menyalurkan kreativitas dan kewirausahaan. Dagadu memiliki organisasi yang unik karena perkumpulan dari teman-teman kuliah dan para alumni yang menginginkan adanya kreatifitas dari mereka untuk mereka, yang mempunyai bidang bidang seni. Mereka ingin memberikan gambaran dan certia tentang yogyakarta melalui kreatifitas seni yang disajikan. Dari pekumpulan itu anak-anak muda Mahasiswa UGM ini membagi tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan tersebut. Semangat dan perjuangan menuai keberhasilan yaitu memberikan cerita baru tentang yogyakarta yang dibangun atas dasar kepercayaan, kemampuan dan integrita yang tinggi dan inovativ.

Sebagai komitmen awal para penggagasnya, salah satunya dengan mewadahi Mahasiswa-mahasiswa terpilih dari seluruh Universitas dan perguruan tinggi di Yogyakarta dalam program magang sebagai Garda Depan Dagadu Djogja. Program ini merupakan salah satu bentuk Corporate Social Resposiblity (CSRR)

Beberapa macam nama yang pada umumnya dikenal tapi diartikan dalam bahasa dagadu seperti.- UGD ( Unit Gawat Dagadu ) Gerai utama dagadu djogjakarta

- Posyandu ( Pos Pelayanan Dagadu )

- DPRD ( Djawatan Pelajanan Resmi Dagadu )

b. Aspek Manajemen

Manajemen sebagai upaya untuk mencapai tujuan perusahaan maka perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar sumber daya yang ada dapat diberdayakan dengan seefektif dan seefisien mumngkin dalam rangka mencapai pelayanan yang bermutu terhadap pelanggan dan memenuhi kepuasan pelanggan yang dilayani di setiap gerai atau toko-toko penjualannya. Pada akhirnya PT. Aseli Dagadu Djogdja akan dapat memetik benefit secara finansial.Pengurus perusahaan terdiri dari direktur dan komisioner. Sedangkan untuk manajemen membawahi 3 (tiga) bidang, yaitu bidang marketing, unit bisnis, dan desain kreatif.

Bidang merketing membawahi Brand Manager Dagadu Djokdja, Sales Head Dagadu Djokdja, Promotion Events Dagadu Djokdja, Finance & General Affair Manager, Finance, Purchasing, Accounting & Taxes, Product Coordinator. Unit bisnis membawahi Manager Daya Gagas Dunia, Account Executive Daya Gagas Dunia, Brand Manager AfterHour, Brand Manager Hiruk-Pikuk. Bidang Desain kreatif membawahi Coordinator Desainer, Desainer, Copywriter, Computer.

KESIMPULAN

Salah satu penyebab munculnya sebuah peluang usaha adalah melalui kreatifitas atau yang biasa disebut peluang usaha kreatif. Individu yang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melihat peluang usaha. Begitu pula dengan Dagadu dengan bermodalkan kreatifitas yang tinggi, Dagadu dapat menciptakan peluang bisnis berupa kaos kata-kata yang banyak diminati. Bahkan produk-produk Dagadu kini menjadi cinderamata asli jogja yang digemari masyarakan lokal, luar jawa maupun turis mancanegara. Namun persaingan usaha yang makin ketat dan pembajakan yang semakin merajalela, PT ADD melakukan beberapa trik untuk memasarkan produknya, misalnya berjualan dengan mendatangi langsung konsumennya dan berjualan secara online. Selain itu, PT ADD juga berinovasi pada produk-produk baru seperti mug, gantungan kunci, buletin, HirukPikuk, Omus, dan lain sebagainya.

PT. Aseli Dagadu Djogja yang telah berdiri selama 17 tahun. PT ADD ini telah menjadi ikon dalam bisnis oleh-oleh non-makanan di Yogyakarta dengan indikator pengetahuan wisatawan yang datang dari luar Yogyakarta terhadap Dagadu cukup tinggi. Selama ini kita tahu bahwa dagadu telah mampu menjadi produk yang memiliki brand image yang melekat di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, Dagadu memiliki segmentasi pasar yang beragam dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa.

Dagadu menerapkan strategi pemasaran diversifikasi, karena ia memiliki produk-produk yang unik,yang tidak umum dijumpai di pasaran. Pengemasan yang ia lakukan pun menarik. Hal ini menunjukkan bahwa Dagadu ingin memberikan yang terbaik untuk konsumen. Akan tetapi ia memiliki kelemahan dalam hal pemasaran, sehingga walaupun ia sudah memiliki image yang baik di mata masyarakat, penjualan produknya bisa berkurang karena persepsi masyarakat akan teralihkan ke produk-produk pesaing.

Dagadu Djokdja ini juga adalah sebuah ikon pariwisata Jogja setelah gudeg, batik, perak, dan bakpia. Namun keberadaannya telah banyak diserupai oleh para pembajak. Sehingga konsumen yang tidak teliti dapat pula salah membeli produk illegal ini. Harga yang ditetapkan oleh para pembajak tersebut juga cenderung lebih murah. Untuk konsumen yang membeli dalam jumlah yang banyak, produk dagadu illegal ini dapat pula menjadi alternatif untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Namun demikian, PT. Aseli Dagadu Djokdja tiada henti berinovasi tanpa terganggu hal tersebut. PT ADD tetap konsisten pada posisi sebagai branded product & exclusive distribution.

Referensi

http://diyandewi.blogspot.com/2012/12/analisis-marketing-plan-produk-dagadu.htmlhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&frm=1&source=web&cd=2&ved=0CCIQFjAB&url=http%3A%2F%2Felearning.amikom.ac.id%2Findex.php%2Fdownload%2Fmateri%2F88897-MT040-9%2F2014%2F03%2F20140323_Analisa%2520PT.%2520Aseli%2520Dagadu%2520Djokdja%2520.doc&ei=bc2iU4asJ4_GuASEwILoDQ&usg=AFQjCNHPaKbEyf3Cba26Wlc5_3qBF9CVqg&sig2=E3z4j2IiVSBd8IVOIijHrQLihat pos yang dibagikanhttp://watanlamahala.blogspot.com/2010_09_01_archive.html