Breast Cancer

9
Hubungan Kanker Payudara dengan Gangguan Thyroid Orhan Turken 1 , Yavuz Narin 2 , Sezai Demirbas 3, M Emin Onde 4, Ozkan Sayan 5, E Gokhan Kandemir 1 , Mustafa Yaylaci 1 , and Ahmet Ozturk 5 1 Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Onkologi, Kadikoy, Istanbul, Turki 2 Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Nuklir, Kadikoy, Istanbul, Turki 3 Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Bedah Umum, Kadikoy, Istanbul, Turki 4 Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Endokrinologi, Kadikoy, Istanbul, Turki 5 Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Hematologi, Kadikoy, Istanbul, Turki Abstrak Latar Belakang: Hubungan antara kanker payudara dan penyakit tiroid masih kontroversial. Hasil yang berbeda-beda telah dilaporkan dalam literatur. Insiden penyakit tiroid autoimun maupun non-autoimun diteliti pada pasien dengan kanker payudara dan individu kontrol dengan usia yang sama tanpa kanker payudara atau penyakit tiroid. Metode: Evaluasi klinis dan ultrasonografi kelenjar tiroid, penetapan serum hormon tiroid dan kadar antibodi, dan aspirasi jarum halus dilakukan pada 150 pasien kanker payudara dan 100 individu kontrol. Kata kunci: payudara, kanker, tiroid Hasil: Nilai rata-rata antibodi anti-tiroid peroksidase secara signifikan lebih tinggi pada penderita kanker payudara daripada

Transcript of Breast Cancer

Hubungan Kanker Payudara dengan Gangguan Thyroid

Orhan Turken1, Yavuz Narin2, Sezai Demirbas3, M Emin Onde4, Ozkan Sayan5, E Gokhan Kandemir1, Mustafa Yaylaci1, and Ahmet Ozturk5

1Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Onkologi, Kadikoy, Istanbul, Turki2Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Nuklir, Kadikoy, Istanbul, Turki3Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Bedah Umum, Kadikoy, Istanbul, Turki4Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Endokrinologi, Kadikoy, Istanbul, Turki5Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Hematologi, Kadikoy, Istanbul, Turki

AbstrakLatar Belakang: Hubungan antara kanker payudara dan penyakit tiroid masih kontroversial. Hasil yang berbeda-beda telah dilaporkan dalam literatur. Insiden penyakit tiroid autoimun maupun non-autoimun diteliti pada pasien dengan kanker payudara dan individu kontrol dengan usia yang sama tanpa kanker payudara atau penyakit tiroid.Metode: Evaluasi klinis dan ultrasonografi kelenjar tiroid, penetapan serum hormon tiroid dan kadar antibodi, dan aspirasi jarum halus dilakukan pada 150 pasien kanker payudara dan 100 individu kontrol.Kata kunci: payudara, kanker, tiroidHasil: Nilai rata-rata antibodi anti-tiroid peroksidase secara signifikan lebih tinggi pada penderita kanker payudara daripada individu kontrol (P=0,030). Insiden penyakit tiroid autoimun dan non-autoimun lebih tinggi pada pasien kanker payudara daripada individu kontrol (masing-masing 38% banding 17%, P=0,001; 26% banding 9%, P=0,001).Kesimpulan: Hasil penelitian kami menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit tiroid autoimun dan non-autoimun terhadap pasien kanker payudara. PendahuluanKanker payudara adalah suatu neoplasma yang dipengaruhi oleh hormon. Perdebatan mengenai hubungan antara klinis kanker payudara dan penyakit tiroid telah dilaporkan dalam literatur. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit tiroid sering terjadi pada perempuan yang menderita kanker payudara [1-6], sedangkan laporan lain tidak menegaskan adanya hubungan kanker payudara dengan penyakit tiroid [1-7]. Hampir setiap bentuk penyakit tiroid, termasuk hiperplasia nodular [12], hipertiroidisme [13] dan kanker tiroid [14, 15], telah diidentifikasi berkaitan dengan kanker payudara. Penemuan ini mengakibatkan dilakukannya sebuah penelitian tentang hubungan antara kanker payudara dengan penyakit tiroid autoimun (Autoimmune Thyroid Disease (AITDs)).

Hubungan ini bukanlah merupakan penelitian baru, dan beberapa penulis telah melaporkan prevalensi AITDs didapatkan lebih tinggi pada pasien kanker payudara dibandingkan dengan individu kontrol pada usia yang sama [16-18]. Makna tentang hubungan ini masih sulit dipahami, dan beberapa laporan menunjukkan bahwa adanya antibodi tiroid peroksidase (TPO) berkaitan dengan peningkatan yang signifikan pada pasien kanker payudara [19] dan ini setara dengan indeks prognostik lainnya seperti status nodus aksila dan ukuran tumor [20]. Tujuan dari studi prospektif ini adalah untuk mengetahui prevalensi penyakit tiroid pada pasien dengan kanker payudara terhadap populasi wanita secara umum.

Materi dan MetodeSeleksi PasienDalam penelitian ini melibatkan sebanyak 150 wanita dengan kanker payudara dan 100 wanita dengan usia yang sama sebagai individu kontrol, selama periode dari bulan Mei 1998 sampai Desember 2002. Pasien kanker payudara berusia 38-80 tahun (usia rata-rata 63 tahun) tanpa penyakit tiroid. Tiga atau empat minggu setelah prosedur pembedahan, pasien tersebut dievaluasi sebelum memulai kemoterapi, terapi hormon atau radioterapi.

PemeriksaanSemua pasien menjalani lima pemeriksaan berikut:

Pertama, dilakukan palpasi kelenjar tiroid pada setiap pasien

Kedua, penilaian kelenjar tiroid melalui pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan oleh ahli radiologi atau sama dengan menggunakan scan ultrasound yang dilengkapi dengan 6,6-11 MHz transduser linear. Volume masing-masing lobus dihitung dengan menggunakan rumus berikut:Volume = panjang x lebar x tinggi x 0,479 [19]. Batas normal volume lobus atas dan bawah masing-masing 18 ml dan 10 ml.

Ketiga, kadar serum Free-triiodothyronine (T3) dan Free-tiroksin (T4) telah ditentukan berdasarkan pada fase padat I125 metode radioimmunoassay yang dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari kadar serum Free-T3 dan Free-T4 dengan menggunakan Coat-A-count kit yang mengandung radioaktif I125-T3 atau analog T4 (DPC, Los Angeles, CA, USA). Selain itu, kadar serum Thyroid-stimulating hormone (TSH) dihitung dengan menggunakan Assay Immunoradiometrik yang dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari TSH dalam serum dengan menggunakan Coat-A-count kit yang mengandung radioaktif I125poliklonal anti-TSH (Diagnostics ProductsCoorporation, Los Angeles, CA, USA). Batas nilai normal adalah berkisar 2.2-6.8 pmol/l untuk Free-T3, 0.8-2.0 ng/dl untuk Free-T4 dan 0.3-5.0 untuk TSH.

Keempat, semua pasien menjalani pemeriksaan serologi autoantibodi tiroid dengan menggunakan Anti-TPO radioimmunoassay kit untuk penetapan kadar autoantibodi anti-TPO (Immunotech, Praha, Czech Republic). Selain itu, autoantibodi spesifik untuk thyroglobulin secara kuantitatif diukur dengan menggunakan direct enzim immunoassay berdasarkan metode Sandwich (antithyroglobulin immunoradiometric assay kit; Immunotech, Praha, Czech Republic). Batas nilai normal adalah 0-60 IU/ml untuk antibodi antithyroglobulin dan 0-20 IU/ml untuk antibodi anti-TPO.

Terakhir, setelah mendapat persetujuan inform-konsent dari masing-masing pasien, dapat dilakukan aspirasi jarum halus (FNA) dari kelenjar tiroid yang dilakukan pada pasien kanker payudara yang memiliki nodul tiroid teraba. Aspirasi dilakukan dengan jarum berukuran 22 dan apusan dikeringkan kemudian dicelupkan pada zat warna Meay-Gruenwald-Giemsa. Apusan FNA dianggap sebagai diagnostik untuk tiroiditis autoimun jika tampak gambaran limfosit yang banyak dan plasmacytes dalam pola difus dan/atau tampak eksistensi dari limfosit dan sel epitel oxyphilik.

Tabel 1

Distribusi pasien berdasarkan evaluasi klinis dan USGkelenjar tiroid

Pasien (n[%])Kontrol (n[%])P

Kelenjar normal63 (42)70 (70)0.001

Struma difus12 (8)4 (4)0.29

Stuma nodular75 (50)26 (26)0.001

Pasien dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan pemeriksaan klinis dan ultrasonografi, yaitu kelompok kelenjar normal, Struma difus dan Struma nodular. Para wanita tanpa kanker payudara atau penyakit tiroid adalah kelompok kontrol. Pasien juga diklasifikasikan ke dalam sub kelompok berdasarkan menopause dan status reseptor estrogen (ER), yaitu premenopause dan postmenopause; dan ER negatif dan ER positif.

StatistikaHasil dinyatakan sebagai nilai rata-rata standar deviasi. Data klinis dan lainnya dianalisis dengan menggunakan Mann-Whitney U dan student t-test, sebagaimana yang diterapkan oleh program statistik SPSS yang terkomputerisasi (SPSS Inc, Chicago, IL, USA).

HasilPengelompokkan pasien berdasarkan diagnosis histopatologi dapat dilihat pada Tabel 1. Sebanyak 118 (79%) pasien mengalami karsinoma invasif duktal, 15 (10%) telah karsinoma invasif lobular dan 17 (11%) campuran (duktal invasif dan lobular) karsinoma. Pada pasien kanker payudara, Struma difus diidentifikasi pada 12 kasus (8%) dan Struma nodular pada 75 kasus (50%). Dan (42%) pasien yang tersisa, kelenjar tiroid benar-benar normal dengan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Pada kelompok kontrol, Struma difus diidentifikasi dalam empat (4%) dan Struma nodular di 26 (26%). Dengan demikian, prevalensi Struma nodular pada kelompok kanker lebih tinggi, dan temuan ini secara statistik signifikan (50% vs 26%, P = 0,001; Tabel 1). Sehubungan dengan volume tiroid, yang diukur dengan ultrasonografi, volume rata-rata tiroid difus gIand adalah 23,1 ml (kisaran 17-26 ml) pada pasien kanker payudara dan 21,9 ml (kisaran 16-27 ml) pada kelompok kontrol. Volume rata-rata Struma nodular pada pasien kanker payudara dan pada kelompok kontrol adalah 19,2 ml (kisaran 13-21 ml) dan 18,7 ml (kisaran 11-21 ml), masing-masing.

Tabel 2

Serum hormon tiroid dan kadar antibodi

PasienKontrolP

Free-T3 (pmol/l)8.470.754.480.75 0.48

Free-T4 (ng/dl)2.640.911.420.310.51

TSH (IU/ml)3.121.401.460.820.27

Antibodi-TPO (IU/ml)105.8221.4623.084.160.030

Antibodi Tyroglobulin (IU/ml)140.9221.5227.757.600.094

T3, triiodothyronine; T4, thyroxine; TPO, thyroid peroxidase; TSH, thyroid-stimulating hormon

Evaluasi fungsi tiroid didasarkan pada hormon tiroid serum. Nilai rata-rata untuk hormon tiroid serum adalah 8.470.75 pmol/l untuk Free-T3, 2.640.91 ng/dl untuk Free-T4 dan 3.121.40 IU/ml untuk TSH pada pasien kanker payudara, dan masing-masing 4.480.75 pmol/l, 1.420.31 ng/dl dan 1.460.82 IU/ml pada kelompok kontrol. Perbedaan antara pasien kanker payudara dan kelompok kontrol untuk Free-T3, Free-T4 dan kadar TSH secara statistik tidak signifikan (Tabel 2). Struma nontoksik ditemukan pada 77 (51%) dari pasien kanker payudara dan 29 (29%) dari individu kontrol (P = 0,001, Tabel 3).

Nilai rata-rata untuk serum autoantibodi tiroid adalah 105,8221,46 IU/ml antibodi anti-TPO dan 140,9221,52 IU/ml antibodi antithyroglobulin pada pasien kanker payudara, dan masing-masing 23,08 4,16 IU/ml dan 27.757.60 IU/ml pada kelompok kontrol. Dengan demikian, nilai rata-rata untuk serum antibodi anti-TPO lebih tinggi pada pasien kanker payudara dibandingkan dengan kelompok kontrol (P = 0.030), sedangkan perbedaan nilai rata-rata untuk serum antibodi antithyroglobulin antara kelompok secara statistik tidak signifikan (P = 0.094).

Tiroiditis autoimun didefinisikan berdasarkan peningkatan kadar serum setidaknya satu autoantibodi tiroid atau temuan diagnostik FNA, atau keduanya. Di kalangan pasien kanker payudara, tiroiditis autoimun didiagnosis oleh autoantibodi pada 42 (28%), oleh FNA 4 (2%) dan oleh kedua di 11 (7%). Perbedaan frekuensi tiroiditis autoimun antara pasien kanker payudara dan kelompok kontrol secara statistik signifikan (P = 0,001; Tabel 4). Di sisi lain, non-AITD diidentifikasi dengan tak satu pun autoantibody tiroid dalam plasma maupun temuan FNA khusus untuk tiroiditis autoimun pada pasien dengan nodular atau struma difus.

Nilai rata-rata hormon dan autoantibodi tiroid bila dibandingkan antara pasien kanker payudara dan kelompok kontrol, sesuai dengan menopause dan status ER. Perbedaan antara kedua kelompok, baik menurut status menopause dan status ER tidak signifikan.

Tabel 3

Klasifikasi pasien dalam kaitannya dengan fungsional penyakit tiroid

Pasien (n[%])Kontrol (n[%])P

Hyperthyroidism

6 (4)1 (1)0.24

Hypothyroidism4 (3)

0.152

Nontoxic goitre77 (51)29 (29)0.001

Tabel 4

Klasifikasi pasien berdasarkan gangguan tiroid autoimun dan nonautoimmune

Pasien (n[%])Kontrol (n[%])P

Normal

54 (36)74(74)0.0001

Non-AITD

39 (26)9 (9)0.001

Autoimmune thyroiditis 57 (38)17 (17)0.001

AITD, autoimmune thyroid disease.

Diskusi