Bram - Efek Anestesi Lokal Pada Sel Dan Mediator Inflamasi

2
Efek anestesi lokal pada sel dan mediator inflamasi Efek pada pelepasan mediator inflamasi Leukotrine, terutama LTB 4 , memiliki peran yang penting pada fase awal proses inflamasi. Oleh karena itu, penghambatan dari pengeluaran Leukotrine merupakan pilihan utama dalam menangani inflamasi. Leukotrine B 4 yang dibentuk di dalam sel inflamasi seperti PMN dan monosit, merupakan stimulator kuat pada aktivitas PMN. Leukotrine ini menyebabkan marginasi dari sel endotel, degranulasi, diapedesis, dan pembentukan superoxide dan bekerjasama dengan prostaglandin E 2 dalam memperkuat permeabilitas vaskuler. LTB 4 memiliki potensi kemotaktik kuat untuk PMN pada in vitro dan in vivo. Penghambatan dalam pelepasan mediator kemotaktik ini menyebabkan sebuah efek antiinflamasi karena PMN tidak lagi ada pada lokasi inflamasi. Anestesi lokal menghambat pelepasan leukotrine. Preinkubasi in vitro pada PMN atau monosit manusia dengan konsentrasi yang berbeda dari lidocaine atau bupivacaine (2-20 mM Lidocaine dan 0.4-4.4 mM bupivacaine) menghambat hampir seluruhnya pelepasan LTB 4 . Ini mungkin dapat menjelaskan beberapa efek antiinflamasi pada sediaan. Karena kombinasi dari LTB 4 dengan prostaglandin E 2 menyebabkan pembentukan edema, penghamabatan dari LTB yang disebabkan oleh AL dapat menjelaskan efek menguntungkan dari AL pada pembentukan edem. Interleukin-Iα merupakan mediator inflamasi lain yang bekerja pada reseptornya di PMN, menstimulasi fagositosis, pernapasan kuat dan cepat, kemotaksis, dan degranulasi. Oleh karena itu, berkurangnya pelepasan dari sitokin seperti IL-Iα juga berkontribusi dalam terjadinya efek antiinflamasi pada AL. Secara in vitro, AL seperti lidocaine (0,2-20,0 mM) dan bupivacaine (44-4400 mcM) menghambat pelepasan IL-Iα pada sel mononuklear darah perifer manusia yang terstimulasi lipopolisakarida, Lidocaine juga menghambat pelepasan histamine pada sediaan in vitro leukosit perifer manusia, kultur basofil manusia, dan sel mas pada konsentrasi dalam mikromolar. Dan oleh karena itu muncul lah gambaran bahwa AL dapat menghambat beberapa mediator inflamasi penting; dengan tambahan pada efek langsung pada fungsi PMN dan

description

anastesi

Transcript of Bram - Efek Anestesi Lokal Pada Sel Dan Mediator Inflamasi

Efek anestesi lokal pada sel dan mediator inflamasiEfek pada pelepasan mediator inflamasiLeukotrine, terutama LTB4, memiliki peran yang penting pada fase awal proses inflamasi. Oleh karena itu, penghambatan dari pengeluaran Leukotrine merupakan pilihan utama dalam menangani inflamasi.Leukotrine B4 yang dibentuk di dalam sel inflamasi seperti PMN dan monosit, merupakan stimulator kuat pada aktivitas PMN. Leukotrine ini menyebabkan marginasi dari sel endotel, degranulasi, diapedesis, dan pembentukan superoxide dan bekerjasama dengan prostaglandin E2 dalam memperkuat permeabilitas vaskuler. LTB4 memiliki potensi kemotaktik kuat untuk PMN pada in vitro dan in vivo. Penghambatan dalam pelepasan mediator kemotaktik ini menyebabkan sebuah efek antiinflamasi karena PMN tidak lagi ada pada lokasi inflamasi. Anestesi lokal menghambat pelepasan leukotrine. Preinkubasi in vitro pada PMN atau monosit manusia dengan konsentrasi yang berbeda dari lidocaine atau bupivacaine (2-20 mM Lidocaine dan 0.4-4.4 mM bupivacaine) menghambat hampir seluruhnya pelepasan LTB4. Ini mungkin dapat menjelaskan beberapa efek antiinflamasi pada sediaan. Karena kombinasi dari LTB4 dengan prostaglandin E2 menyebabkan pembentukan edema, penghamabatan dari LTB yang disebabkan oleh AL dapat menjelaskan efek menguntungkan dari AL pada pembentukan edem.Interleukin-I merupakan mediator inflamasi lain yang bekerja pada reseptornya di PMN, menstimulasi fagositosis, pernapasan kuat dan cepat, kemotaksis, dan degranulasi. Oleh karena itu, berkurangnya pelepasan dari sitokin seperti IL-I juga berkontribusi dalam terjadinya efek antiinflamasi pada AL. Secara in vitro, AL seperti lidocaine (0,2-20,0 mM) dan bupivacaine (44-4400 mcM) menghambat pelepasan IL-I pada sel mononuklear darah perifer manusia yang terstimulasi lipopolisakarida,Lidocaine juga menghambat pelepasan histamine pada sediaan in vitro leukosit perifer manusia, kultur basofil manusia, dan sel mas pada konsentrasi dalam mikromolar. Dan oleh karena itu muncul lah gambaran bahwa AL dapat menghambat beberapa mediator inflamasi penting; dengan tambahan pada efek langsung pada fungsi PMN dan makrofag, ini mungkin merupakan salah satu jalur penting dimana AL menyebabkan efek antiinflamasinya.Efek AL pada adesi PMNAdesi PMN pada endotel, jika berlebih, dapat menyebabkan cedera endotel yang disebabkan oleh beberapa adesi molekul. Salah satu yang paling berperan dalam perlekatan PMN ke endotelium dan diapedesis adalah CD11b-CD18 yang merupakan bagian dari integrin. Reseptor ini aktif terdapat pada permukaan PMN yang non-aktif namun nampak jelas meningkat aktifitasnya pada stimulasi inflamasi. Pengikatan dari PMN yang teraktivasi ke sel endotel oleh CD11b-CD18 meningkatan tingkat peroksida intraselular pada sel endotelial, dimana oxygen reaktif dapat memiliki efek detrimental. Antibodi monoklonal terhadap CD11b-CD18 melindungi terhadap kerusakan sel endotel secara in vitro. Percobaan secara in vitro memperlihatkan adanya pengurangan dari regulasi yang terinduksi TNF- oleh CD11b-CD18 pada permukaan PMN setelah pengobatan dengan menggunakan ropivacaine atau lidocaine. Ini menunjukan keuntungan dalam efek ropivacaine terhadap kolitis ulseratif secara in vivo pada jaringan terkonsentrasi (100-300 M) yang diambil setelah pemakaian AL per rektal.Recombinant human granulocyte colony-stimulating factor (rhG-CSF), berpartisipasi dalam interaksi PMN dan endothelial dengan menstimulasi fungsi PMN dan regulasi aktif pada adesi molekular selular PMN, seperti CD11b-CD18. Lidocaine (20M), ditambahkan pada PMN dalam waktu inkubasi dengan rhG-CSF, menghapus efek utama dari rhG-CSF dan menghambat aktivitasi dari permukaan CD11b yang menstimulasi rhG-CSF. Efek yang ditimbulkan bergantung pada konsentrasi (4-40 mM) dan berkurangnya sensitivitas PMN secara in vitro. Karena peningkatan konsentrasi Ca2+ intraselular memegang peran penting dalam aktivasi PMN dan regulasi aktif CD11b juga bergantung pada kadar CA2+, inhibisi in vitro dengan lidocaine (14 mM) pada peningkatan Ca2+ intraselular mungkin bertanggung jawab pada keadaan ini.Ketika menempel dengan permukaan sel, PMN menggepengkan karakter sel berbentuk bola pada sel yang bersirkulasi.