Brachyopodaaa Fix

56
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI HARI/TGL: Jum’at, 4 April 2014 NAMA : Citra Aryani Anwar ACARA : Filum Brachiopoda NO. MHS : D61 112 281 I. LATAR BELAKANG Dalam mempelajari ilmu tentang fosil dan hubungannya tentang penentuan umur suatu lingkungan yang ada di sekitarnya terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana proses terbentuknya fosil tersebut, unsur apa yang terkandung di dalam fosil tersebut dan dimana lingkungan hidup dari fosil itu sebelumnya. Untuk mempelajari hal tersebut kita harus mengenal fosil tersebut termasuk dalam kingdom apa? kita juga harus mengenal bagian-bagian yang ada pada tubuh fosil tersebut dapat diklasifikasi dengan baik dan dapat mengenal dengan baik pendukung lainnya. Begitu pula dalam mempelajari fosil tentang filum brachiopoda, kita harus mengenal jenis dari filum tersebut agar dapat di klasifikasikan sesuai kelas,ordo dan seterusnya. Dalam mempelajari filum brachiopoda ini, kita dapat mengetahui bagaimana keadaan laut yang merupakan tempat organisme ini hidup. Selain itu kita dapat mengetahui

description

filum brachyopoda

Transcript of Brachyopodaaa Fix

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281I. LATAR BELAKANGDalam mempelajari ilmu tentang fosil dan hubungannya tentang penentuan umur suatu lingkungan yang ada di sekitarnya terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana proses terbentuknya fosil tersebut, unsur apa yang terkandung di dalam fosil tersebut dan dimana lingkungan hidup dari fosil itu sebelumnya.Untuk mempelajari hal tersebut kita harus mengenal fosil tersebut termasuk dalam kingdom apa? kita juga harus mengenal bagian-bagian yang ada pada tubuh fosil tersebut dapat diklasifikasi dengan baik dan dapat mengenal dengan baik pendukung lainnya. Begitu pula dalam mempelajari fosil tentang filum brachiopoda, kita harus mengenal jenis dari filum tersebut agar dapat di klasifikasikan sesuai kelas,ordo dan seterusnya.Dalam mempelajari filum brachiopoda ini, kita dapat mengetahui bagaimana keadaan laut yang merupakan tempat organisme ini hidup. Selain itu kita dapat mengetahui komunitas apa saja yang hidup di sekitar fosil ini pada waktu itu. Dengan hal tersebut kita dapat bagaimana kondisi lingkungan laut pada saat itu. Sehingga menjadi lebih mudah dalam menentukan umur bumi.

II MAKSUD DAN TUJUAN2.1 Maksud Agar praktikan dapat mengetahui dan menguasai pengetahuan mengenai proses terjadinya fosil sebagai sarana untuk mengetahui proses pembentuknya dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pemfosilannya. 2.2 TujuanAgar praktikan bisa mengetahui bagian-bagian tubuh dari fosil tersebut dan kelompok kingdom dari fosil tersebut serta dapat mengetahui bagaimana keadaan dan kehidupan di bumi pada masa lampau. Dengan mempelajari fosil selain dapat mengetahui kehidupan masa lampau kita juga dapat mengetahui lingkungan pengendapan pada masa lampau, mengetahui umur dari fosil tersebut beserta batuannya, kita juga dapat mengetahui proses pembentukan organisme hingga menjadi sebuah fosil, bagian-bagian dari sebuah fosil, dan pengelompokkan dari sebuah fosil. Dengan demikian, mempelajari ilmu paleontologi sangat membantu kita dalam hal penentuan umur bumi bagi para geologist. III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat :1. alat tulis menulis2. Lap kasar dan halus3. Buku penuntun praktikum paleontologi4. Kertas format praktikum (8 lembar) 3.2 Bahan :1. HCl2. Fosil 8 sampel

IV TEORI RINGKAS4.1 FILUM BRACHIOPODABrachiopoda merupakan organisme laut yang biasa disebut kerang yang hidup di rak kontinental dan bagian atas lereng benua. Kata brachiopoda berasal dari bahasa latin yaitu: Bracchium (lengan) dan Poda (kaki), hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan. Brachiopoda memiliki bagian yang lunak ditutupi dengan shell yang terbuat dari dua katup yang bervariasi dalam berbagai ukuran dan karakteristik. Filum brachiopoda memiliki sekitar 300 spesies, filum ini merupakan salah satu filum kecil dari benthic invertebrata.

Filum brachiopoda memiliki tempat hidup yang bermacam-macam antara lain : Hidup di air laut. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Genus lingula hanya hidup pada daerah tropis/hangat dengan kedalaman maksimal 40 m.Filum brachiopoda memilik karakteristik sebagai berikut : Memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5mm hingga 8 cm. Memiliki Pedical opening dan Brachial valve. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari brachipoda. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose.Pada umumnya Brachiopoda hidup marine menambat pada dasar, sedangkan pada beberapa spesies dapat hidup pada daerah setengah asin di laut yang terdekat.

Berdasarkan klasifikasinya Brachiopoda memiliki 2 Klas yaitu :1. Klas Articulata (Pygocaulina)Ciri-cirinya : memiliki cangkang atas dan bawah (valve) yang dihubungkan dengan otot terdapat selaput dan gigi. Pada klas ini memiliki 6 ordo yaitu: ordo Orthida, ordo Strophomenida, ordo Pentamerida, ordo Rhynchoenellida, ordo Spiriferida dan ordo Terebratulida.

2. Klas Inarticulata (Gastrocaulina) Ciri-cirinya : memiliki cangkang atas dan bawah (valve), yang tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. Klas ini terdiri atas 2 ordo yaitu : ordo Paleotremata dan ordo Protermata.

V . KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan praktikum paleontologi mengenai Filum Brachiopoda dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari fosil ini kita dapat mengetahui lingkungan pengendapannya dan usia dari fosil ini. Selain itu dapat kita ketahui bahwa organisme ini hanya terdiri dari dua Klas saja yaitu Klas Articulata dan Inarticulata, meskipun organisme ini merupakan makhluk hidup yang multiseluler atau bersel banyak,namun masih belum memiliki organ tubuh yang lengkap. Berdasarkan dari bentuk-bentuk tubuh yang masih bisa diamati kita dapat mengetahui kingdom dari organisme ini serta komposisi kimia yang dikandungnya sehingga dapat di ketahui dimana lingkungan pengendapannya. Berdasarkan dari identifikasi tersebut kita dapat mengetahui pada zaman apa dia hidup dan bagaimana kondisi lingkungannya pada saat itu,sehingga dapat membantu para ahli Geologi dalam menentukan umur pengendapan lapisannya. 5.2 SARAN1. Dalam praktikum kiranya diberikan penjelasan yang umum tentang fosil.2. Kiranya dalam pelaksanaan praktikum diberikan dahulu penjelasan tentang kingdom dari fosil. Agar praktikan lebih mudah dalam mengklasifikasikan fosil yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.www.wikipedia.com/Paraspirifer Laevicosta. Diases pada tanggal 28 April 2014www.wikipedia.com/Spirife . Diases pada tanggal 28 April 2014

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. SulcusNo. Urut: 2No. Peraga: 423Filum: BrachiopodaKelas: ArticulataOrdo: pentamiredaFamily: ParaspiriferidaeGenus: ParaspiriferSpesies: Paraspirifer LaevicostaProses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Devon Tengah (370-360 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Pentamireda, family Paraspiriferidae, Genus Paraspirifer dan spesies Paraspirifer Laevicosta.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Devon Tengah atau sekitar 370-360 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi www.wikipedia.com/Paraspirifer Laevicosta

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. SulcusNo. Urut: 1No. Peraga: 377Filum: BrachiopodaKelas: ArticulataOrdo: RhynchonellidaFamily: TreveropygenidaeGenus: TreveropygeSpesies: Treveropyge rotundi frans (EMMR)Proses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Devon Bawah (370-386 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Rhynchonellida, family Treveropygenidae, Genus Treveropyge dan spesies Treveropyge rotundi frans (EMMR).Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Devon Bawah atau sekitar 370-386 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi www.wikipedia.com/Treveropyge

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. SulcusNo. Urut: 3No. Peraga: 671Filum: BrachiopodaKelas: ArticulataOrdo: PentamiredaFamily: PentamerusidaeGenus: PentamerusSpesies: Pentamerus optatus BarrProses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Devon Bawah (370-386 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Pentamireda, family Pentamirusidae, Genus Pentamerus dan spesies Pentamerus optatus Barr.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Devon Bawah atau sekitar 370-386 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi www.wikipedia.com/Pentamerus

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. SulcusNo. Urut: 4No. Peraga: 833Filum: BrachiopodaKelas: ArticulataOrdo: RhynchonellataFamily: CyrtospiriferidaeGenus: CyrtospiriferSpesies: Cyrtospirifer whitneyiProses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Devon Atas(360-323 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Rhynchonellata, family Cyrtospiriferidae, Genus Cyrtospirifer dan spesies Cyrtospirifer whitneyi.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Devon Atas atau sekitar 360-323 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Suture3. Socket4. Growth line5. Umbo6. Anterior7. Posterior

No. Urut: 5No. Peraga: 1486Filum: MolluscaKelas: BivalviaOrdo: PholadomyoidaFamily: PholadomyidaeGenus: PholadomyaSpesies: Pholadomya fidicula SOWProses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Jura Tengah (152-179 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Rhynchonellata, family Cyrtospiriferidae, Genus Cyrtospirifer dan spesies Cyrtospirifer whitneyi.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Growth line, Suture, Socket, umbo, Anterior, dan Posterior. Test merupakan seluruh bagian tubuh fosil, Growth line merupakan garis tumbuh, Suture adalah batas antar kamar, Socket merupakan otot yang melekatkan antar valve, Umbo merupakan tempat pengeluaran sisa makanan pada fosil, Anterior bagian kanan fosil, dan Posterior merupakan bagian kiri tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Jura Tengah atau sekitar 152-179 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi http://www.brlsi.org/museum-collections/online-museum/fossils/21938

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Umbilicus3. Suture4. Septa5. Aperture

No. Urut: 6No. Peraga: 377Filum: MolluscaKelas: CephalopodaOrdo: AmmonoideaFamily: PleydellianidaeGenus: PleydelliaSpesies: Pleydellia aalensiProses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Jura Bawah (179-210 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Mollusca, kelas Cephalopoda, ordo Ammonoidea, family Pleydellianidae, Genus Pleydellia dan spesies Pleydellia aalensis.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Umbilicus, Septa, Suture, dan Aperture. Test merupakan keseluruhan bagian tubuh fosil, Umbilicus merupakan kamar pertama pada fosil, Septa merupakan kamar pada tubuh fosil, Suture merupakan pemisah antar kamar dan Aperture merupakan tempat keluar masuknya makanan.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Jura Bawah atau sekitar 179-210 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi http://www.mineralienatlas.de/lexikon/index.php/FossilData?fossil=Pleydellia%20aalensis&lang=en&language=english

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281 Keterangan :

Dorsal

Ventral

1. Test2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. SulcusNo. Urut:7No. Peraga: -Filum: BrachiopodaKelas: InarticulataOrdo: DiscinidaFamily: PachyglosellanidaeGenus: PachyglosellaSpesies: Pachyglosella Proses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Ordovisium Tengah (429-464 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Rhynchonellata, family Cyrtospiriferidae, Genus Cyrtospirifer dan spesies Cyrtospirifer whitneyi.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Ordovisium Tengah yaitu sekitar 429-464 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Jumat, 4 April 2014NAMA: Citra Aryani AnwarACARA : Filum BrachiopodaNO. MHS : D61 112 281Keterangan :1. Test

Ventral

2. Pedicle valve3. Brachial valve4. Pedical opening5. Commisure6. Hingeline7. Costae8. Sulcus

No. Urut:8No. Peraga: -Filum: BrachiopodaKelas: ArticulataOrdo: PentameridaFamily: KirkidumidaeGenus: KirkidumSpesies: Kirkidum knight Proses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: BiconvexKomposisi Kimia: Kalsium karbonat ( CaCO3)Umur: Silur Atas (386-408 juta tahun)Ling. Pengendapan: Laut DangkalKeterangan: Fosil ini merupakan filum Brachiopoda, kelas Articulata, ordo Rhynchonellata, family Cyrtospiriferidae, Genus Cyrtospirifer dan spesies Cyrtospirifer whitneyi.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Selama tertransportasi material yang lebih resisten terhadap pelapukan akan tergantikan dengan material yang lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya, lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehingga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakniproses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Setelah kompaksi, terjadi proses sementasi dimana melengketnya material-material sedimen. Kemudian terjadi proses litifikasi (proses pembatuan material sedimen). Pada saat yang bersamaan terjadi, sisa tubuh organisme yang terperangkap pada material sedimen telah berubah menjadi fosil melalui Proses pemfosilan yaitu permineralisasi (penggantian sebagian mineral pada tubuh fosil). Seiring berjalannya waktu terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya endogen yang terkait di dalam proses ini ialah proses tektonik, yang menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut, melalui proses up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut/sea level change, meskipun telah terangkat fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap ke permukaan. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil terlapukan dan tererosi, sehingga fosil tersingkapkan ke permukaan.Fosil ini memilkibentuk biconvex yaitu bentuk fosil yang memiliki bagian tubuh lengkap yaitu terdiri dua cangkang. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain Test, Pedicle Valve, Hingeline, Commisure, Brachial Valve, Pedicle Opening, Sulcus dan Costae. Test adalah seluruh bagian tubuh fosil, Pedicle valve adalah cangkang yang terletak pada bagian atas dari tubuh fosil,hingeline adalah garis pemisah antara pedicle valve dan brachial valve, brachial valve adalah cangkang yang terletak pada bagian bawah dari tubuh fosil, Commisure adalah tempat keluar masuknya makanan, Pedical opening adalah engsel yang merupakan tempat bertemunya antara pedicle valve dan brachial valve , Sulcus merupakan ruang pada cangkang atas fosil dan Costae adalah garis vertikal yang ada pada tubuh fosil.Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan berdasarkan komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada pada laut dangkal. Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi), fosil ini berumur Silur Atas yaitu sekitar 386-408 juta tahun yang lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI: Asisten Paleontologi 2011/2012. 2012. Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012. Makassar: Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi

ASISTEN PRAKTIKAN (RISMA) ( CITRA ARYANI ANWAR)