bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang...

50
Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan MODUL PELAKSANAAN PEKERJAAN Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi 2017 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i No. Modul : 09

Transcript of bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang...

Page 1: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

MODUL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Badan Pengembangan Sumberdaya ManusiaPusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi

2017

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

No. Modul : 09

Page 2: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karunia-Nya sehingga Modul Pelaksanaan Pekerjaan yang merupakan salah satu dari 12 modul yang disusun oleh PT. Bumi Harmoni Indoguna dan DR. Drs. Permadi Mulajaya, MSi, MPd sebagai Ketua Tim sehingga dapat disusun sesuai target waktu yang ditentukan.

Sejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maka Pusdiklat SDA dan Konstruksi Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) menetapkan strategi peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan Kementerian PUPR melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat).

Guna meningkatkan kompetensi manajerial dan teknis SDM ASN Ke-PU-an di bidang pantai, Pusdiklat SDA dan Konstruksi sesuai tugas fungsinya akan terus melaksanaan diklat pengawasan pelaksanaan pantai dasar. Salah satu upaya mendukung diklat tersebut, melalui penerbitan Modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar.

Kehadiran modul ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka dilakukan penyusunan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar yang meliputi substansi dan format.

Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat khususnya terhadap dinamika pengawasan pelaksanaan pantai. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam rangka menjaga kualitas modul ini, peranan fasilitator Diklat dan peserta Diklat juga dibutuhkan. Konkritnya, fasilitator Diklat dapat melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul, sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dinamis, interaktif dan aktual.

Selamat memanfaatkan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar ini. Semoga melalui modul Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar, kompetensi peserta Diklat dapat tercapai.

Bandung, September 2017

KEPALA PUSAT

DIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

Page 3: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PETUNJUK PENGGUNAAN MOODUL iv

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Deskripsi Singkat 1

1.3. Hasil Belajar 1

1.4. Indikator Hasil Belajar 1

1.5. Materi Pokok 2

MATERI 01 PEKERJAAN TANAH 3

2.1. Pengantar 3

2.2. Pengertian Tanah 3

2.3. Fungsi Tanah 4

2.4. Tekstur Tanah 4

2.5. Pekerjaan Tanah 5

2.6. Rangkuman 7

2.7. Tindak Lanjut 7

MATERI 02 PEKERJAAN PASANGAN 8

3.1. Pengantar 8

3.2. Pengertian Pasangan Batu 8

3.3. Bahan dan Komposisi Campuran 8

3.4. Volume Pekerjaan 9

3.5. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu 9

3.6. Rangkuman 11

3.7. Tindak Lanjut 12

MATERI 03 PEKERJAAN BETON 13

4.1. Pengantar 13

4.2. Pengertian Beton 13

4.3. Karakteristik Beton 14

4.4. Sifat-Sifat Beton 16

4.5. Bahan Penyusun Beton 17

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii

Page 4: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

4.6. Kelebihan dan Kekurangan Beton 18

4.7. Pelaksanaan Pekerjaan Beton 18

4.8. Rangkuman 21

4.9. Tindak Lanjut 21

P E N U T U P22

LEMBAR LATIHAN 23

DAFTAR PUSTAKA 24

GLOSARIUM 25

KUNCI JAWABAN 27

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii

Page 5: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

PETUNJUK PENGGUNAAN MOODUL

A. TUJUAN

1. Untuk memberikan pemahami dan upaya penerapan pengetahuan pekerjaan tanah dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

2. Untk memberikan pemahami dan upaya penerapan pengetahuan pekerjaan pasangan dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

3. Untuk memberiikan pemahami dan upaya penerapan pengetahuan pekerjaan beton dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

B. HASIL YANG DIHARAPKAN

Indikator-indikator hasil belajar adalah :1. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan tanah dalam

melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;2. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan pasangan

dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;3. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan beton dalam

melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

C. ALOKASI WAKTU

8 JP ( @45 M x 8 JP = 360 Menit)

D. METODE PENYAMPAIAN

Presentasi, Ceramah, Brainstorming, Diskusi, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Studi Kasus/lembar latihan, film pendek

E. MEDIA

Bahan bacaan

Flip chart

Bahan presentasi

Kertas HVS dan spidol (kecil)

Metaplan

Lembar Latihan

Film pendek

F. KEGIATAN TRAINING: Presentasi dan Tanya Jawab

1. Pendahuluan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv

Page 6: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum materi dimulai pelatih mengecek melalui daftar hadir apakah peserta sudah masuk ruang pelatihan dan apabila ada yang belum masuk diminta koordinator kelas segera mengajak peserta masuk.

b. Pelatih memperkenalkaan diri baik nama, jabatan, alamat kantor dan rumah beserta nomor telepon yang dapat dihubungi;

c. Pelatih mengajak peserta untuk menciptakan kelas yg kondusif dan saling berbagi pengalaman;

d. Pelatih dapat menggali harapan peserta dari materi yang disapaikan;e. Pelatih menjelaskan materi secara keseluruhan terkait alokasi waktu,

deskripsi, harapan/hasil belajar, indikator keberhasilan, materi dan metode palatihan secara sistematis;

f. Sebelum masuk materi sebaiknya pelatih mempertanyakan kembali apakah peserta sudah siap mengukuti proses pembelajaran

2. Penyajian

a. Pekerjaan Tanah1) Sebelum menjelaskan pengertian tanah pelatih mengajukan pada

peserta terkait apa yang dipahami peserta tentang tanah.2) Pertanyaaan dapat dijawab oleh 2 atau 3 orang peserta, kemudian

dirumuskan atau dirangkum.3) Ranggkuman jawaban peserta dijadikan bahan untuk menyampaikan

pengertian tanah menurut bahan tayang yang tersedia.4) Setelah peserta memahami penggertian tanah, pelatih melanjutkan

dengan menjelaskan apa fungsi tanah.5) Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan Tekstur Tanah6) Pelatih kembali mengajak peserta untuk curah pendapat dengan

menanyakan apakah yang mepengaruhi Pembentuk Struktur Tanah.7) Selanjutnya pelatih menjelaskan faktor-faktor pembentukan struktur

tanah.8) Sebelum melanjutkan materi, pelatih menanyakan pada peserta pokok

bahasan yang telah disampaikan apakah ada yang ingin ditanyaakan.

b. Pekerjaan Pasangan

1) Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Pekerjaan Pasangan.

2) Pelatih menggali lewat pengalaman peserta 2 atau 3 orang peserta dengan bertanya tentang bahan dan komposisi yang dipakai dalam pekerjaan pasangan.Jawaban peserta dirangkum dan dijadikan bahan untuk menjelaskan materi bahan dan komposisi campuran dalam pekerjaan pemasangan.

3) Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan volumen pekerjaan pasangan.

4) Pelatih menjelaskan dan menguraikan beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan pasangan batu sebagai akhir dari sesi ini.

c. Pekerjaan Beton

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v

Page 7: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pelatih meminta 2 atau 3 orang peserta untuk mencoba memberikan pengertian tentang beton.

2) Rangkuman jawaban peserta dapat digunakan untuk menjelaskan pengertian beton sesuai dengan bahan tayang.

3) Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan karakteristik beton.4) Pelatih menjelaskan secara luas akan sifat-sifat beton.5) Pelatih mencoba bertanya pada atau 2 peserta untuk menyampaikan

bahan apa saja yang digunakan untuk penyusunan beton.6) Pelatih dapat meminta peserta uuntuk membuat kelompok maksimal 5

orang untuk berdiskusi tentang perbedaan Kelebihan dan Kekurangan Beton.

7) Diskusi kelompok dilanjutkan denga diskusi pleno dinama masing-masing kelompok mempresentasikan dan peserta lainnya dapat menanggapi.

8) Kesimpulan atau pembulatan diskusi dikembangkan untuk menjelaskan sesi kelebihan dan kekurangan beton.

9) Pelatih menjelaskan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dengan mengacu pada bahan tayang.

3. Penutup

a. Meminta peserta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ditanyakan Pelatih

b. Membuat rangkuman Bersama peserta secara menyeluruhc. Menyusun tindak lanjut Bersama peserta dalam rangka pengembangand. Pelatih menutup penyampaian materi dengan salam.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi

Page 8: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

PENDAHULUAN

Nama Pelatihan : PENGAWASAN PELAKSANAAN PANTAI TINGKAT DASARMata Pelatihan : Pelaksanaan PekerjaanJumlah Sesi : 3 SesiWaktu : 4 JP ( @45 M x 4 JP = 180 Menit)1.1. Latar Belakang

Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu tertentu dengan gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam suatu organisasi sementara untuk melaksanakan suatu tugas atau sasaran tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif dan dapat menerapkan fungsi manajemen proyek konstruksi seperti perencanaan, pelaksanaan, dan penerapan secara sistematis, maka suatu proyek akan berjalan dengan benar. Keberhasilan suatu proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian perencanaan proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi.

1.2. Deskripsi Singkat

Modul ini akan menguraikan tentang pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton pada konstruksi Bangunan Pantai, dengan melalui berbagai metode seperti ; Ceramah, Brainstorming, Diskusi, Tanya Jawab, Gambar dan Film Pendek. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menerapkan dan mengaktualisasikan materi kedalam kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai secara bertanggungjawab dan profesional.

1.3. Hasil Belajar

Setelah membaca dan mempelajari modul ini peserta mampu memahami, menerapkan dan mengatualsiasikan pelaksanaan pekerjaan pada kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai dalam organisasi atau unit kerja dimana peserta bekerja.

1.4. Indikator Hasil Belajar

Indikator-indikator hasil belajar adalah :4. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan tanah dalam

melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;5. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan pasangan dalam

melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1

Page 9: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

6. Peserta memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan beton dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

1.5. Materi Pokok

Materi pokok yang dibahas pada modul pelaksanaan pekerjaan ini adalah :1. Pengetahuan Tanah 2. Pengetahuan Pasangan 3. Pengetahuan Beton

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2

Page 10: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

MATERI 01

PEKERJAAN TANAH

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,

peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

pengetahuan tentang pekerjaan tanah

2.1. Pengantar

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup.  Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah.  Tekstur tanah lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat kesuburannya. Dengan mengetahui tekstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.

Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah satu ciri tersebut yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh karena hal itu maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa sebetulnya tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Dan barangkali sebagian besar dari kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut.

2.2. Pengertian Tanah

Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagai tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pembentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Semua orang yang hidup di permukaan bumi telah mengenal wujud tanah, akan tetapi bnyaknya ragam tanah, sifat persebaran tanah yang khas di permukaan bumi, serta ragam pemanfaatannya menjadikan tanah sebagai obyek yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik,kimia,biologi,serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangan panjang tanah tidak sama dengan kurun waktu pembentukan batuan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3

Page 11: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Menurut E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan.

2.3. Fungsi Tanah

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon,

vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.

4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

5. Sebagai penopang pondasi bangunan (gedung, jembatan, bangunan air, dan infrastrukutur lainnya)

2.4. Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:1 Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk

bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).2 Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola

tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung(Loam Sandy).

3 Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).

4 Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4

Page 12: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

5 Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).

6 Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu(Silt).

7 Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk   gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)

8 Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).

9 Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir(Sandy-Clay).

10 Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).

11 Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).

12 Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).

Adapun macam-macam struktur tanah, antara lain :

1 Struktur tanah berbutir (granular) : Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.

2 Kubus (Bloky) : Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

3 Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).

4 Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

2.5. Pekerjaan Tanah

Yang dimaksud pekerjaan tanah adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian tanah, penimbunan dan pemadatan tanah. Terdapat 3 jenis pekerjaan tanah dalam persipan pembangunan yaitu pekerjaan penggalian tanah, pekerjaan pengurugan pasir dan pekerjaan perataan atau pengurugan tanah.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5

Page 13: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan galian tanah

Pekerjaan ini merupakan pembuatan lubang galian untuk pondasi. Pekerjaan ini disesuaikan dengan jenis pondasi yang akan dibuat, kalau misalkan pondasi dibuat dari pasangan batu kali maka penggalian tanah dilakukan sepanjang denah bangunan. Bila akan dibuat pondasi tapak atau pondasi sumuran maka penggaliannya hanya di sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan yang merupakan  tempat pemasangan kolom, dan bila akan dibuat pondasi pancang maka pekerjaan penggalian tanah tidak dilakukan karena pondasinya langsung dipancang ke tanah atau dibor ke tanah.

Untuk pondasi tapak atau lajur dari beton, ukuran galiannya sama dengan besar tapak. Namun, untuk pondasi batu kali sebaiknya ukuran galian atasnya dilebihkan 10 cm di kanan dan 10 cm di kiri (bila kosong). Tujuan melebihkan galian tersebut untuk memberikan ruang (space) bagi pekerja agar leluasa bekerja. Misalnya, ukuran bawah pondasi batu belah 80 cm maka ukuran lebar atasnya adalah 100 cm.

2. Pekerjaan urugan pasir

Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan perlu dilakukan penaburan pasir urug ke tanah (di sepanjang penggalian). Pekerjaan ini dilakukan karena untuk menghindari tercampurnya adukan dan tanah liat. Ketebalan pasir urug minimal yaitu 5 cm. Untuk jenis pondasi beton plan atau pondasi beton lajur, selain ditaburkan pasir juga perlu dibuatkan lantai kerja dari adukan 1 semen : 2 pasir : 5 koral minimal ketebalan 5 cm.

3. Pekerjaan urugan atau perataan tanah

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai dilakukan. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi tidak tampak lagi. Kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan untuk meratakan bagian dalam bangunan

Untuk pekerjaan urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai, kebutuhan tanahnya sagat tergantung pada tinggi peil/elevasi lantai. Biasanya sisa tanah bekas galian sebanyak 2/3 volume tanah galian bila pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali. Bila pondasi yang digunakan adalah pondasi tapak maka sisa tanahnya hanya sekitar 1/3 dari jumlah volume tanah galian. Dengan demikian kebutuhan tanah untuk urugan peninggian lantai (nol lantai) adalah luas bangunan dikalikan sisa tinggi sampai nol lantai dikurangi sisa tanah galian pondasi. Untuk jenis pondasi tiang pancang atau strous tidak ada pengurangan sisa tanah kerena memang tidak ada penggalian tanah. Kemampuan pekerja untuk pengurugan tanah ini dapat mencapai 5 m3 perhari per orang

Sementara untuk pekerjaan tanah sendiri dapat dipisahkan menjadi beberapa kegiatan, antara lain :

1. Pekerjaan pemotongan tanah (Cutting) : Pekerjaan yang dimaksud mengurangi ketinggian tanah sampai dengan ketinggian yang direncanakan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6

Page 14: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

2. Pekerjaan pemuatan (Loading) : Pekerjaan memuat hasil pemotongan tanah ke dalam alat pengagkut.

3. Pekerjaan pengangkutan (Hauling) : Pekerjaan memindahankan tanah ke tempat lain.

4. Pekerjaan penebaran tanah (Spreading) : Penebaran tanah untuk mendapatkan tanah yang rata.

5. Pekerjaan pembersihan permukaan (Stripping) : Pemotongan bagian permukaan tanah agar bersih dari rumput maupun tanah yang kurang baik.

6. Pekerjaan pemadatan tanah (Compacting) : Pekerjaan memadatkan tanah agar didapatkan kepadatan tanah yang disyaratkan.

7. Pekerjaan pembasahan (Watering) : Pekerjaan membasahi tanah agar pada pelaksanaan pemadatan diperoleh kepadatan yang maksimal dalam waktu yang singkat.

8. Pekerjaan galian tanah (Excavating) : Pekerjaan membuat lubang atau saluran yang lebih rendah dari permukaan tanah dimana alat tersebut berdiri. Karena sifat pekerjaannya yang berbeda-beda, maka tiap pekerjaan memerlukan alat yang berbeda pula.

2.6. Rangkuman

Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri.

Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagai tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian, penimbunan dan pemadatan tanah untuk mendukung pondasi bangunan.

2.7. Tindak Lanjut

Peserta diharapkan dapat gambaran secara jelas terkait macam-macam tanah dengan mengadakan survey lokasi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7

Page 15: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

MATERI 02

PEKERJAAN PASANGAN

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,

peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

pengetahuan tentang pekerjaan pasangan

3.1. Pengantar

Pekerjaan pasangan yang akan diuraikan disini adalah pekerjaan pasangan yang berkaitan dengan pekerjaan bangunan pantai, yaitu pekerjaan pasangan batu kali/batu belah.

Pasangan batu kali/batu belah umumnya digunakan sebagai konstruksi perkuatan baik sebagai pondasi maupun dalam fungsinga sebagai pelapis dan pelindung seperti tembok penahan atau tanggul pada lereng.

Bahan Pasangan batu kali/batu belah adalah batu kali atau batu belah dengan bahan perekat (Speci) yang terbuat dari campuran fortland cement (Fc) dan pasir dengan kompisisi tertentu sebagaimana disyaratkan

3.2. Pengertian Pasangan Batu

Pasangaan batu merupakaan struktur bangunan dengan bahan utama batu yang direkatkan atau dibentuk sesuai gambar. Pasangan batu dapat juga disebut sebagai bagian pengisi atau bagian dari rangka bangunan. Pasangan batu dikerjakan secara bersama-sama dengan batu dan speci sesuai dengan gambar rencana, dan juga harus diperhatikan mengenai perletakan dari kolom-kolom praktis yang berfungsi sebagai perkuatan dari pondasi yang dipasang.

3.3. Bahan dan Komposisi Campuran

Pekerjaan Pasangan Batu kali/belah yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah

1. Berapa banyaknya bahan yg dibutuhkan buat tiap 1 m3 untuk pasangan batukali/ belah adukan/spesinya misal untuk batukali 0,45 m3 perekat/spesi

2. Banyaknya Bahan dan hawa serta air yg dibutuhkan untuk semen (portland cement) % perekat basahnya =0,76 sedangkan pasir 0,675.

3. Setelah kita mengetahui unsur-unsur tersebut baru kita bisa menghitung koefisien bahan dengan adukan berapapun. Misal kita Mau menghitung pasangan batu kali dengan adukan 1:4 hitungan adukan 1;4 (semen 1: pasir 4)= (1*0,76)+(4*0,675)=3,46 berarti semen adalah = 1/3,46= 0,289 m3=0,289*1250(BJ)=361,27 kg=7,23 zak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8

Page 16: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

pasir= 4/3,46=1,156 m3 batu kali = 1,2 m3 karena pasangan batukali dibutuhkan perekat 0,45 m3 maka untuk menghitung koefisien bahan pasangan batu kali adalah sbb:semen = 7,23 *0,45=3,25 zak pasir =1,156 *0,45 =0,52 m3 batu kali = 1,2 m3 Jadi dapat disimpulkan untuk mencari koefisien bahan pada pleseteran dan batu bata juga sama contoh pada plesteranPelesteran dengan tebal 15 mm= 0,018 m3 perekat jadi plesteran adukan 1:2 dengan tebal 15 mm maka kebutuhan bahan sbb:semen =(1*0,76)+(2*0,675) =2,11 atau semen = 1/2,11=0,474 m3 *0,018 m3=0,00853 m3 = 0,00853 m3*1250 (bj) = 10,66 kg pasir = (2/2,11=0,948 m3=0,948*0,018 =0,0171 m3 jadi untuk plesteran 1:2 dibutuhkan bahan semen= 10,66 kg pasir =0,0171 m3 Jadi untuk menghitung koefisien bahan yang perlu diingat adalah:

a. Banyaknya bahan dan air untuk pembuatan perekat (khusus pekerjaan pleseteran, pasangan batukali , pasangan batu bata) misal untuk semen = 0,76 perekat pasir= 0,675 jadi berapapun adukan yang diinginkan kita tinggal mengalikan koefisien tersebut

b. Mengetahui banyaknya perekat (spesi) yg dibutuhkan untuk bahan (misal pasangan batukali =0,45 m3, pasangan batubata = 0,35 m3 atau plesteran tebal 15 mm = 0,018 m3).

4. Cara membuat campuran mortar/Speci (Fc : Pasir), cara terbaik membuat adukan mortar adalah dengan cara mekanis menggunakan beton molen.Catatan ; Besarnya volume adukan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bangunan sebaiknya dihitung telebih dahulu agar dapat memperkirakan rencana anggaran biaya bangunan yang dibutuhkan serta sebagai pedoman dalam membeli jumlah material sesuai dengan kebutuhan.

3.4. Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan yang dibayarkan adalah volume terpasang. Satuan volume pekerjaan berdasarkan standart satuan yang tertera dalam RAB yang merupakan lampiran kontrak pelaksanaan pekerjaan. Umumnya untuk pekerjaan mortar stone work satuan volume pekerjaan adalah m3 (Meter kubik), kecuali ditentukan lain.

3.5. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu

Berikut Tahapan Pelaksanaan pekerjaan Pasangan Batu tersebut :

1. Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk galian.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9

Page 17: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.

3. Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Drainase Porous.

4. Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan.

5. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.

6. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.

7. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.

8. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

9. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.

10. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana  batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

11. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

12. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10

Page 18: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.

13. Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan.

14. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.

15. Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.

16. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

17. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.

18. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Timbunan, atau Drainase Porous.

19. Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check bersama. Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani bersama. Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan M3.

3.6. Rangkuman

Pasangan batu kali/batu belah umumnya digunakan sebagai konstruksi perkuatan baik sebagai pondasi maupun dalam fungsinga sebagai pelapis dan pelindung seperti tembok penahan atau tanggul pada lereng.

Pasangaan batu merupakaan bagian dari proses peembangunan barupa pembatas antara ruangan. Pasangan batu ddapat juga disebut sebagai bagian pengisi atau bagian dari rangka bangunan. Pasangan batu dikerjakan secara Bersama-sama

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11

Page 19: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

dengan speci sesuai gambar rencana, dan juga harus diperhatikan mengenai perletakan dari kolom-kolom praktis yang berfungsi sebagai perkuatan.

3.7. Tindak Lanjut

Peserta diharapkan dapat gambaran secara jelas terkait pasangan batu dengan mengadakan survey lokasi.

MATERI 03Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12

Page 20: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

PEKERJAAN BETON

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,

peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

pengetahuan tentang pekrjaan Beton

4.1. Pengantar

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan pada bangunan gedung, jalan, jembatan termasuk bangunan pantai. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (Koral/kerikil) dengan fortland cement (Fc) atau semen hidrolik lainnya. Kadang-kadang dengan bahan tembahan additif yang bersipat kimiawi dan fisikal pada perbandingan tertentu sampai menjadi camporan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena reaksi kimia semen dan air.

Beton yang sudah mengeras dapat juga juga dikatakan sebagai batuan tiruan dengan rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah) dan diidi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir) dan pori-pori antara agregat halus diidi oleh semen dan air (pasta semen).

Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling kerekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama. (Berdiri, Keras dan tahan lama: Semen Tonasa).

4.2. Pengertian Beton

Beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu. dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang, plat lantai. Dll

Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Beton yang banyak dipakai pada saat ini yaitu beton normal. Beton normal ialah beton yang mempunyai berat isi 2200–2500 kg/m³ dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.

Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (F.a.s) dan zat tambahan (admixture) bila diperlukan (Alam, dkk).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13

Page 21: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis (Sutikno, 2003:1).

4.3. Karakteristik Beton

1. Beton Mortar

Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

2. Beton Ringan

Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur.

3. Beton Non-Pasir

Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir, melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

4. Beton Hampa

Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer adukan beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.

5. Beton Bertulang

Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja. Perlu diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton tersebut terhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14

Page 22: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

6. Beton Pra-Tegang

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus ditegangkan terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.

7. Beton Pra-Cetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan material.

8. Beton Massa

Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan antara volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm. Beton ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan bendungan.

9. Beton Siklop

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.

10. Beton Serat

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat yang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik, kawat baja, hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami keretakan.

4.4. Sifat-Sifat Beton

Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain.

1. Kuat Hancur

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15

Page 23: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur dari beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan tingkat pemadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu:a. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan

kuat batas beton.b. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan

menunjukan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton, dengan kuat desak maupun tarik yang lebih besar dari penggunaan krikil halus dari sungai.

c. Effisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting oada pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji.

d. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah untuk waktu yang lama.

e. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah dengan umurnya. Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen.

2. Keawetan (Durability)

Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nialii faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.

3. Kuat Tarik

Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya, biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.

4. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.

5. Rangkak (Creep)

Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

6. Susut (Shrinkage)

Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16

Page 24: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

7. Kelecakan (Workability)

Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Atau workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.

4.5. Bahan Penyusun Beton

1. Semen Portland (PC)

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker) dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan direndam dalam air tidak larut.

2. Agregat (Pasir dan Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton.  Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh agregat.  Agregat  sangat  berpengaruh   terhadap  sifat-sifat  mortar atau  beton, sehingga  pemilihan  agregat  merupakan  suatu bagian  penting dalam pembuatan mortar  atau  beton.  Dari  segi  ekonomis  lebih menguntungkan  jika digunakan campuran  beton dengan sebanyak  mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin jumlah  semen.  Namun  keuntungan  dari segi  ekonomis  harus diseimbangkan dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

3. Air

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja, namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari 0,35. Kelebihan  air dari jumlah yang dibutuhkan  dipakai sebagai  pelumas,  tambahan  air ini tidak  boleh  terlalu banyak  karena  kekuatan beton menjadi rendah dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang (bleeding)   yang  kemudian   menjadi   buih  dan terbentuk   suatu   selaput   tipis (laitance). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang lemah.

4. Admixture

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan lain seperti menghemat energi.

4.6. Kelebihan dan Kekurangan Beton

Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17

Page 25: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi. Sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah :

Kelebihan Kekuranag

1. Dapat dibentuk sesuai keinginan2. Mampu memikul beban tekan yang

berat3. Tahan teerhadap temperature yang

tinggi4. Biaya pemeliharaan rendah/kecil

1. Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah2. Pelaksanaan pekerjaan memerlukan

ketelitian yang tinggi3. Berat4. Daya pantul suara bessar5. Membutuhkan cetakan seebagi alat

pembentuk6. Tidak memiliki kekuatan Tarik7. Setelah disampur beton segera mengeras8. Beto yang mengeras sebelum pengecoran

tidak bias didaur ulang.

4.7. Pelaksanaan Pekerjaan Beton

Metode palaksanaan pekerjaan Struktur Beton (Pondasi Setempat, Sloof Beton, Kolom Beton, Balok Beton, Plat Lantai dan Tangga Beton) adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.

b. Approval material yang akan digunakan.c. Persiapan lahan kerja.d. Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton,

kawat beton, semen PC, pasir, multiplek,   paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.

e. Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran

a. Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.

b. Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

3. Fabrikasi besi tulangan

a. Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18

Page 26: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

b. Besi  beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja  dan RKS.

c. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.d. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.e. Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan

penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

f. Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.

4. Fabrikasi bekesting

a. Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.

b. Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

1) Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.

2) Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.

3) Perkuatan terhadap  pasangan dinding  batako, agar pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.

c. Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan tangga  menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :

1) Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.

2) Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.

3) Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.-    Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

4) Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.

5) Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.

6) Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.

7) Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19

Page 27: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

5. Pengecoran beton

a. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-225.

b. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.

c. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.

d. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal  yang melintas area pengecoran.

e. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.

f. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.

g. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

6. Curring Beton

a. Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure dengan curing compound.

b. Untuk bagian vertikal adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.

c. Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.

d. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

4.8. Rangkuman

Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (F.a.s) dan zat tambahan (admixture) bila diperlukan.

Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20

Page 28: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

4.9. Tindak Lanjut

Peserta diharapkan dapat gambaran secara jelas terkait beton dengan mengadakan survey lokasi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21

Page 29: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

P E N U T U P

5.1. Kesimpulan

1. Setelah mengikuti materi pembelajaran ini diharapkan peserta mampu :

a. memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan tanah dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

b. memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan pasangan dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

c. memahami dan menerapkan pengetahuan pekerjaan beton dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pantai;

2. Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagai tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pembentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.

3. Pasangan batu kali/batu belah umumnya digunakan sebagai konstruksi perkuatan baik sebagai pondasi maupun dalam fungsinga sebagai pelapis dan pelindung seperti tembok penahan atau tanggul pada lereng.

4. Beton merupakan bahan dari campuran antara portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis.

5.2. Tindak Lanjut

1. Peserta perlu memperhatikan akan sifat-sifat beton.

2. Peserta perlu ditindaklanjuti di laboratorium terkait uji mutu.

3. Peserta perlu memahaami lebih lanjutt terkait cara pembetonan seperti pencampuran, penuangan, pemadatan dan perawatan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22

Page 30: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

LEMBAR LATIHAN

1. Peserta diminta untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan tanah ?2. Peserta diminta untuk menjelaskan fungsi tanah ?3. Peserta diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan macam struktur tanah ?4. Peserta diminta untuk menyebutkan dan berikan penjelasan jenis-jenis

pekerjaan tanah dalam pembanggunan ?5. Apakah yang peserta pahami tentang beton, berikan penjelasannya ?

Jawab :6. Peserta diminta untuk menjelaskan karakteristik beton ?7. Peserta diminta untuk menjelaskan sifat-sifat beton bagi keperluan

perancangan dan pelaksanaan struktur beton ?8. Peserta diminta menyebutkan bahan penyusunan beton ?9. Peserta dibagi menjadi beberaapa kelompok dalam sat kelompok maksimal 5

oran untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan beton, serta menjelaskan tahapan pelaksanaan struktur beton ?

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23

Page 31: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan. Agus, 2013. Perancangan Sturktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2047. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Triadmojo,Bambang. CES, DEA. 1999. Teknik Pantai Edisi kedua tahun 1999. Yogyakarta. Beta offset yogyakarta.

Frick, H. C.H, Koesmartadi. 1999. Ilmu Bahan Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

Mulyono, Tri. 2007. Teknologi Beton.Yogyakarta, Andi Offset

Terzaghi, K., dan Peck, R.B, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24

Page 32: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

GLOSARIUM

Admixture = Zat tambahan

Agregat = Pasir dan Kerikil

Bleeding = dituang

Bloky = Kubus

Clay = Liat

Clay Loam = Lempung Berlian

Cm = Centi meter

Curing = Perawatan

Cutting = Pemotongan Tanah

Compacting = Pemadatan Tanah

Cre = Rangka

Deposited = Deposisi

Durability = Keawetan

Excavating = Galian Tanah

Fortland cement (Fc) = Semen hidrolik

Granular = Berbutir

Hauling = Pengangkutan

Kg = Kilogram

Klingker = Penggilingan halus

Laitance = Selaput  Tipis

Loam = Lempung

Loam Sandy = Pasir Berlempung

Loading = Pemuatan

Mm = Milimeter

m3 = Meter kubik

Permeable = Rembes air

Platy = Lempeng

RAB = Rencana Anggaran Biaya

Sandy = Pasir

Sandy-Clay = Liat Berpasir

Sandy-Clay-Loam = Lempung Liat BerpasirPusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25

Page 33: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Sandy-silt loam = Lempung Liat Berdebu

Setting = Pasang

Shrinkage = Susut

Silt = Debu

Silty Loam = Lempung Berdebu

Speci = Perekat

Spreading = Penebaran Tanah

Stripping = Pembersihan Permukaan

Sub angular blocky = Kubus membulat

Surveyor = Juru ukur

Watering = Pembasahan

workability = Pengerjaan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26

Page 34: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

KUNCI JAWABAN

1. Peserta diminta untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan tanah ?Jawab : Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagai tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pembentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.

2. Peserta diminta untuk menjelaskan fungsi tanah ?Jawab :a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaranb. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh:

hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.

d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

e. Sebagai penopang pondasi bangunan (gedung, jembatan, bangunan air, dan infrastrukutur lainnya)

3. Peserta diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan macam struktur tanah ?Jawab :a. Struktur tanah berbutir (granular) : Agregat yang membulat, biasanya

diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.b. Kubus (Bloky) : Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu

vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

c. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).

d. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

4. Peserta diminta untuk menyebutkan dan berikan penjelasan jenis-jenis pekerjaan tanah dalam pembanggunan ?Jawab :a. Pekerjaan galian tanah

Pekerjaan ini merupakan pembuatan lubang galian untuk pondasi. Pekerjaan ini disesuaikan dengan jenis pondasi yang akan dibuat, kalau misalkan pondasi dibuat dari pasangan batu kali maka penggalian tanah dilakukan sepanjang denah bangunan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27

Page 35: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

b. Pekerjaan urugan pasir

Pekerjaan ini dilakukan karena untuk menghindari tercampurnya adukan dan tanah liat. Ketebalan pasir urug minimal yaitu 5 cm. Untuk jenis pondasi beton plan atau pondasi beton lajur, selain ditaburkan pasir juga perlu dibuatkan lantai kerja dari adukan 1 semen : 2 pasir : 5 koral minimal ketebalan 5 cm.

c. Pekerjaan urugan atau perataan tanah

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai dilakukan. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi tidak tampak lagi. Kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan untuk meratakan bagian dalam bangunan

5. Apakah yang peserta pahami tentang beton, berikan penjelasannya ?Jawab :Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan pada bangunan gedung, jalan, jembatan termasuk bangunan pantai. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (Koral/kerikil) dengan fortland cement (Fc) atau semen hidrolik lainnya.

6. Peserta diminta untuk menjelaskan karakteristik beton ?a. Beton Mortar

Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur.

b. Beton RinganSesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan.

c. Beton Non-PasirProses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir, melainkan hanya kerikil, semen, dan air.

d. Beton HampaDisebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer adukan beton memakai vacuum khusus.

e. Beton BertulangBeton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja

f. Beton Pra-TegangPada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang.

g. Beton Pra-CetakBeton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-cetak.

h. Beton MassaBeton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata.

i. Beton Siklop

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 28

Page 36: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai bahan pengisi tambahannya.

j. Beton SeratSecara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adukan beton.

7. Peserta diminta untuk menjelaskan sifat-sifat beton bagi keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton ?Jawab :a. Kuat Hancur

Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya.

b. Durability (Keawetan)Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan.

c. Kuat TarikKuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya, biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan beton.

d. Modulus ElastisitasModulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.

e. Rangkak (Creep)Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

f. Susut (Shrinkage)Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.

g. Kelecakan (Workability)Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing.

8. Peserta diminta menyebutkan bahan penyusunan beton ?Jawab :

1. Semen Portland (PC)

2. Air

3. Agregat (Pasir dan Kerikil)

4. Bahan campuran tambahan (admixtures)

9. Peserta dibagi menjadi beberaapa kelompok dalam sat kelompok maksimal 5 oran untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan beton, serta menjelaskan tahapan pelaksanaan struktur beton ?Jawab :

Kelebihan KekuranagPusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 29

Page 37: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Dapat dibentuk sesuai keinginan2. Mampu memikul beban tekan yang

berat3. Tahan teerhadap temperature yang

tinggi4. Biaya pemeliharaan rendah/kecil

1. Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah2. Pelaksanaan pekerjaan memerlukan

ketelitian yang tinggi3. Berat4. Daya pantul suara bessar5. Membutuhkan cetakan seebagi alat

pembentuk6. Tidak memiliki kekuatan Tarik7. Setelah disampur beton segera mengeras8. Beto yang mengeras sebelum pengecoran

tidak bias didaur ulang.

Tahapannya :1. Persiapan

1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.

2) Approval material yang akan digunakan.3) Persiapan lahan kerja.4) Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi

beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek,   paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.

5) Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran1) Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith

melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.

2) Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

c. Fabrikasi besi tulangan1) Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang

cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.

2) Besi  beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja  dan RKS.

3) Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.

4) Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.5) Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan

penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

6) Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.

d. Fabrikasi bekesting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 30

Page 38: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.

2) Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

a) Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.

b) Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.

c) Perkuatan terhadap  pasangan dinding  batako, agar pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.

3) Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan tangga  menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :

a) Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.

b) Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.

c) Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.-    Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

d) Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.

e) Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.

f) Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.

g) Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

e. Pengecoran beton1) Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu

kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 31

Page 39: bpsdm.pu.go.id · Web viewSejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Modul 09. Pelaksanaan Pekerjaan

pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-225.

2) Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.

3) Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.

4) Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal  yang melintas area pengecoran.

5) Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.

6) Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.

7) Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

f. Curring Beton1) Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian

luar disemprot air lalu dicure dengan curing compound.2) Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding

disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.

3) Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.

4) Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 32