PEMERINTAHKABUPATENACEHBARATDAYAacehbaratdayakab.go.id/uploads/LAKIP_ABDYA_2016_(1).pdf ·...
-
Upload
vuongkhuong -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of PEMERINTAHKABUPATENACEHBARATDAYAacehbaratdayakab.go.id/uploads/LAKIP_ABDYA_2016_(1).pdf ·...
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ii
RINGKASAN EKSKUTIF
Sesuai dengan RPJMK Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017, Visi Kabupaten Aceh Barat
Daya “ KABUPATEN ACEH BARAT DAYA YANG ISLAMI, SEJAHTERA, DAN
MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI DAERAH YANG BERBASIS
KEARIFAN LOKAL” . Untuk mencapai visi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya telah
menetapkan 7 (Tujuh) misi, yaitu :
1) Misi Kesatu : Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good
governance), bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan Undang-Undang
Pemerintah Aceh (UUPA);
2) Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan
masyarakat, sosial dan budaya yang berlandaskan Syariat Islam;
3) Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan;
4) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);
5) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan;
6) Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing
dan berwawasan lingkungan, dan
7) Mengembangkan kawasan strategis melalui peningkatan prasarana dan saran untuk
mempercepat tumbuhnya iklim investasi yang kondusif.
Tujuan dan Sasaran dalam tahun 2016, telah dirumuskan berbagai Tujuan dan Sasaran
strategis beserta indikator kinerjanya. Pencapaian Tujuan tercermin pada capaian indikator
makro Kabupaten Aceh Barat Daya yang merupakan capaian kumulatif dari indikator manfaat
(benefits) dan dampak (impacts) dari seluruh program/kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah
maupun partisipasi dari masyarakat Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya. Indikator makro
Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya sebagian telah dilakukan pengukuran melalui prosedur
tertentu oleh Bappeda dan BPS Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya.
A. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan
Saat penyusunan LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016, Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Aceh Barat Daya belum mempublikasikan data-data daerah khusus untuk
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
iii
tahun 2016, sehingga data yang disajikan untuk pencapaian beberapa indikator makro ini masih
mempergunakan data pada tahun 2015 yang tersaji dalam buku Kabupaten Aceh Barat Daya
Dalam Angka Tahun 2016 dan PDRB daerah Tahun 2016 atau data perkiraan sementara dengan
rincian sebagai berikut :
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Berdasarkan angka perhitungan sementara dari Bappeda Kabupaten Aceh Barat Daya
tahun 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat tercapai sebesar 64,34 poin pada tahun
2015. Angka IPM tahun 2016 belum bisa merealisasikan target IPM yang telah ditentukan oleh
daerah sebesar 65,00 poin. Meskipun demikian IPM tahun 2016 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2015 yang bernilai sebesar 63,77 poin. Pada tahun 2015, Kabupaten Aceh
Barat Daya menduduki peringkat ke 19 dari 23 kabupaten/kota se Provinsi Aceh untuk besaran
nilai IPM.
Klasifikasi IPM versi UNDP adalah (i) interval 0-50 dikategorikan rendah; (ii) 0-80
dikategorikan sedang, dengan menengah bawah antara 0-66, dan menengah atas 66-80; dan (iii)
Interval 80-100 dikategorikan tinggi. Berdasarkan angka klasifikasi diatas, maka angka IPM
Kabupaten Aceh Barat Daya tergolong ke dalam kelompok masyarakat menengah bawah, atas
Prediksi dan realisasi beberapa komponen pembentuk IPM, yaitu :
a) Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 2015 berdasarkan data BPS Kabupaten Aceh
Barat Daya sebesar sebesar 64,2 Tahun dan tahun 2016 berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya besaran AHH Kabupaten naik 0,15 poin atau
dengan angka AHH 64,35 Tahun;
b) Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2016 berdasarkan data dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebesar 99,28 persen;
c) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ) Tahun 2015 berdasarkan data BPS Kabupaten Aceh
Barat Daya sebesar 7.9 tahun;
2. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2016 sebanyak
156.845 jiwa, pencapaian jumlah penduduk meningkat sebanyak 16.156 Jiwa jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun 2015, yaitu sebanyak 140.689 jiwa.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
iv
3. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2016
meningkat sebesar 2,14 % jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai angka
1,85 %.
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengganguran Terbuka
(TPT)
Hasil pendataan BPS Provinsi Aceh tahun 2016 tercatat bahwa Tingkat Partisipasi
Kabupaten Aceh Barat Daya terjadi kenaikan yang stabil. Pada tahun 2014 terjadi penurunan
TPAK jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tahun 2013) dengan persentase partisipasi
58.18% menjadi 55.3%. Tahun 2015 angka TPAK Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami
kenaikan yang cukup mengembirakan dari 55.3% menjadi 62.26% atau naik sebesar 7.3%.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2012.
begitu juga halnya pada tahun 2015 persentase TPT Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami
kenaikan persentase 4.87 % dari tahun 2014 yang bernilai 6.79. Meningkatnya Angka
Penggangguran Terbuka pada tahun 2015 dikarenakan kurangnya minat para penduduk usia
muda (<15 Tahun keatas) untuk berwiraswasta, bertani atau berkebun dan minimnya lapangan
pekerjaan yang ada didaerah.
Dari 23 Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya mendapat urutan
ke 16 (enam) di bawah kabupaten/kota Bireun untuk persentase TPAK dan urutan ke 6 (enam)
di bawah kabupaten/kota Banda Aceh untuk persentase TPT.
5. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2015
sebesar 25.930 ribu orang atau naik dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin dari tahun
2014 sebesar 24. 970 ribu orang.
B. Pencapaian Sasaran Strategis
Untuk mendukung pencapaian indikator makro Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya
tersebut, pengukuran kinerja juga mencakup pengukuran tingkat capaian sasaran strategis yang
menggambarkan kualitas capaian keluaran (output) atau hasil (outcome) dari program/kegiatan
yang dilaksanakan tahun 2016. Capaian indikator kinerja sasaran strategis Pemerintah
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
v
Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016 pada masing-masing Misi, diikhtisarkan
sebagai berikut:
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 adalah sebagai berikut :
Misi Kesatu: Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good
governance), bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan Undang-Undang
Pemerintah Aceh (UUPA);
Rata - rata capaian Misi Pertama sebesar 93,49%. Misi Pertama dicapai dengan 3 (tiga)
sasaran dan 24 (dua puluh empat) indikator sasaran, dimana 3 (tiga) indikator sasaran atau
12,50% berkategori sangat baik, 13 (tiga belas) indikator sasaran atau 54,17% berkategori Baik,
3 (tiga) indikator sasaran atau 12,50% berkategori cukup, dan 5 (lima) indikator sasaran atau
20,83 % berkategori kurang.
Misi Kedua: Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan
masyarakat, sosial dan budaya yang berlandaskan Syariat Islam;
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Kedua sebesar 101,70%. Misi kedua dicapai hanya dengan 1(satu) sasaran dan
4 (empat) indikator sasaran, dimana 1 (satu) indikator sasaran atau 25 % berkategori sangat
baik, dan 3 (tiga) indikator sasaran atau 75 % berkategori baik sekali.
Misi Ketiga: Menerapkan Nilai-Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan
Kehidupan Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan;
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Ketiga sebesar 90,09%. Misi Ketiga dicapai dengan 2 (dua) sasaran dan 7
(Tujuh) indikator sasaran, dimana 1 (satu) indikator sasaran atau 14,29% berkategori sangat
baik, 2 (dua) indikator sasaran atau 28,57% berkategori baik sekali, 2 (dua) indikator sasaran
atau 28,57 % berkategori baik, 1 (satu) indikator sasaran atau 14,29 % berkategori cukup, dan 1
(satu) indikator sasaran atau 14,29 % berkategori kurang.
Misi Keempat: Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Keempat sebesar 125%. Misi Kempat dicapai dengan 1 (satu) sasaran dan 1
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
vi
(satu) indikator sasaran, dimana 1 (satu) indikator sasaran tersebut 100 % berkategori sangat
baik
Misi Kelima: Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan
Kesehatan;
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Kelima sebesar 88,34%. Misi Kelima dicapai dengan 2 (dua) sasaran dan 26
(dua puluh enam) indikator sasaran, dimana 4 (empat) indikator sasaran atau 15,38%
berkategori sangat baik, 14 (empat belas) indikator sasaran atau 53,85% berkategori baik sekali,
4 (empat) indikator sasaran atau 15,38% berkategori baik, 1 (satu) indikator sasaran atau 3,85%
berkategori cukup, dan 3 (tiga) indikator sasaran atau 11,45 % berkategori kurang.
Misi Enam: Menggali dan Mengembangkan Potensi Daerah Secara Optimal yang
Berdaya Saing Dan Berwawasan Lingkungan;
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Enam sebesar 89,43%. Misi Keenam dicapai dengan 3 (tiga) sasaran dan 5
(lima) indikator sasaran, dimana 2 (dua) indikator sasaran atau 40% berkategori sangat baik, 2
(dua) indikator sasaran atau 40% berkategori baik sekali dan 1 (satu) indikator sasaran atau
20% berkategori kurang.
Misi Tujuh: Mengembangkan Kawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana dan
Saran Untuk Mempercepat Tumbuhnya Iklim Investasi Yang Kondusif;
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 pada Misi Ketujuh sebesar 113,19%. Misi Ketujuh dicapai dengan 2 (dua) sasaran dan 4
(empat) indikator sasaran, dimana 2 (dua) indikator sasaran atau 50% berkategori sangat baik, 1
(satu) indikator sasaran atau 25% berkategori baik sekali, dan 1 (satu) indikator sasaran atau
25% berkategori kurang.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
vii
DAFTAR ISIHalaman
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif.............................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ..................................................................................................... ix
Daftar Grafik ........................................................................................................ x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Lampiran ................................................................................................... xxi
Bab I Pendahuluan .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat ......Daya........................................................................................ 2
1.2.1. Organisasi Pemerintah Aceh Barat Daya ................ 2
1.2.2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah ......................... 7
1.3. Gambara Umum Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya ...... 9
1.3.1. Letak Geografis ....................................................... 9
1.3.2. Administratif............................................................. 10
1.3.3. Demografi.................................................................. 11
1.3.3.1. Kependudukan ......................................... 11
1.4. Gambaran Umum Perekonomian ......................................... 14
1.4.1. Tinjauan Ekonomi..................................................... 14
1.4.2. Sektor - Sektor Penentu PDRB................................. 16
1.4.2.1. Pertanian dan Tanaman Pangan................. 16
1.4.2.2. Perkebunan .............................................. 19
1.4.2.3. Perikanan ................................................. 20
1.4.2.4. Peternakan ............................................... 21
1.4.2.5. Perdagangan dan Jasa Lainnya ................ 22
1.4.2.6. Pertambangan dan Bahan Galian ............. 24
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
viii
BAB II Perencanaan dan Perjanjian ............................................................ 35
2.1. Visi dan Misi ................................................................... 35
2.1.1. Visi ................................................................... 35
2.1.2. Misi ................................................................... 36
2.1.3. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan......... 38
2.2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Keempat (2016)......... 53
2.3. Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh ......
Barat Daya Tahun 2016.......................................................... 53
2.4. Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 54
BAB III Akuntabilitas Kinerja ................................................................... 58
3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja .............................................. 58
3.2. Pencapaian Indikator Makro Kabupaten Aceh Barat Daya ...Berdasarkan Fokus Aspek Pembangunan Daerah dalam ......RPJMK 2012-2017................................................................. 61
3.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)....................... 62
3.2.1.1. Komponen - Komponen Penghasil NilaiIPM............................................................ 63
3.2.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk..................... 64
3.2.1.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK)...................................................... 65
3.2.1.4. Jumlah Angka Penduduk Miskin............... 67
3.3. Evaluasi dan Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran...... 69
3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahunan 2016 terhadap ......Target RPJMD/RPJMK.......................................................... 189
3.5. Realisasi Anggaran ............................................................... 192
3.5.1. Realisasi Anggaran Program Pada PerjanjianKinerjaTahun 2016.................................................... 192
3.5.2. Akuntabilitas Keuangan .......................................... 198
3.5.3. Pengelolaan Pendapatan Daerah............................... 199
3.5.4. Pengelolaan Belanja Daerah...................................... 204
3.5.4.1. Target dan Realisasi Belanja..................... 204
3.5.5. Pengelolaan Pembiayaan ......................................... 206
BAB IV Penutup ................................................................................... 207
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Barat Daya............................... 10
Gambar 1.2 Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016..................... 33
Gambar 3.1 Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total RealisasiPendapatan Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016........ 201
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1 PDRB Kabupaten Aceh Barat Daya atas Dasar Harga Berlaku(ADHB) Tahun 2011 - 2015............................................................. 15
Grafik 1.2 Kontribusi Sektor Perdagangan Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2011 - 2015............................................................................ 23
Grafik 1.3 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Kabupaten AcehBarat Daya Tahun 2011 - 2015......................................................... 25
Grafik 1.4 Kontribusi Kategori Industri Pengolahan Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2011 - 2015.................................................................. 26
Grafik 1.4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor Industri KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2011 - 2015............................................... 31
Grafik 1.5 Struktur PDRB Aceh Barat Daya Tahun 2015................................. 32
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nomenklatur Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat DayaBerdasarkan PP 18 Tahun 2016 dan Permendagri No 95 Tahun2016.................................................................................................. 3
Tabel 1.2. Komposisi PNS berdasarkan Golongan dilingkungan PemerintahKabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016....................... 7
Tabel.1.3.. Komposisi Jabatan/Esselonering dilingkungan PemerintahKabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016....................... 8
Tabel.1.4. Komposisi PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan dilingkunganPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016.... 8
Tabel.1.5. Gambaran Umum Kecamatan Dilingkungan PemerintahKabupaten Aceh Barat Daya............................................................ 11
Tabel.1.6. Jumlah Penduduk per Kecamatan Kondisi 31 Desember 2016........ 11
Tabel.1.7. Jumlah Penduduk per Usia Penduduk dan Sex Ratio Kondisi 31Desember 2016................................................................................. 13
Tabel 1.8.. Pembagian Zona Kawasan Industri Di Kabupaten Aceh BaratDaya.................................................................................................. 16
Tabel 1.9. Luas Tanam, Luas Panen dan Hasil Produksi Tanaman Pangan diKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015........................................ 18
Tabel 1.10. Luas Tanam, Luas Panen dan Hasil Produksi TanamanPerkebunan di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015................ 19
Tabel 1.11. Luas Perikanan dan Jumlah Nelayan Per Kecamatan di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015.......................................................... 21
Tabel 1.12. Jumlah Populasi Ternak dan Unggas Per Kecamatan di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015.......................................................... 21
Tabel 1.13. Perkembangan Pembangungan Pasar Tradisional di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2005 - 2016............................................... 22
Tabel 1.14. Keadaan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan yang Terdaftardi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015.................................... 26
Tabel 1.15. Aneka Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja danBesaran Nilai Investasi dan Produksi per Kecamatan di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015.......................................................... 27
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xii
Tabel 2.1. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya 2012-2017 Berdasarkan Misi.1.......... 28
Tabel 2.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.2......... 42
Tabel 2.3. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.3......... 44
Tabel 2.4. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.4......... 46
Tabel 2.5. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.5......... 47
Tabel 2.6. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.6 ....... 49
Tabel 2.7. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan PembangunanKabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017 Berdasarkan Misi.7......... 51
Tabel 2.8. Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016.......... 54
Tabel 3.1. Skala yang Digunakan untuk Indikator Sasaran BermaknaProgress Positif................................................................................. 60
Tabel 3.2. Skala yang Digunakan untuk Indikator Sasaran BermaknaProgress Negatif............................................................................... 61
Tabel 3.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2010 - 2016.................................................................. 62
Tabel 3.4. Indeks Pembangunan Manusia(IPM) Kabupaten/Kota se ProvinsiAceh 2015......................................................................................... 62
Tabel 3.5. Besaran Poin Nilai Komponen Pembentuk Indeks PembangunanManusia (IPM) Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2010 - 2015... 63
Tabel 3.6. Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten AcehBarat Daya........................................................................................ 64
Tabel 3.7. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang TermasukAngkatan Kerja menurut Daerah Tempat Tinggal dan JenisKelamin di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015..................... 65
Tabel 3.8. Nilai TPAK dan TPT Kabupaten/Kota se ProvinsiAceh 2007 -2015.................................................................................................. 66
Tabel 3.9. Garis Kemiskinan Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya 2010-2015..................................................................................................
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xiii
Tabel 3.10. Garis Kemiskinan Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya 2010-2015.................................................................................................. 68
Tabel 3.11. Perbandingan dan Rata - Rata Capain Kinerja Misi BerdasarkanPerjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016 ........................................... 69
Tabel 3.12. Perbandingan dan Rata - Rata Capain Kinerja Sasaran StrategisBerdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016 ...................... 70
Tabel 3.13. Perbandingan Target, Realisasi dan Persentase Capaian PerIndikatorUntuk Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016.................... 71
Tabel 3.14. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorMeningkatnya Nilai Perolehan LAKIP KabupatenTahun 2015 -2016............................................................................. 75
Tabel 3.15. Perolehan Nilai LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013- 2015................................................................................................ 76
Tabel 3.16. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Indeks Kepuasaan Layanan Masyarakat (IKM)Tahun 2015 -2016 ........................................................................... 79
Tabel 3.17. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorMeningkatya Angka Perolehan Nilai Standar Pelayanan MinimalTahun 2015 -2016............................................................................. 80
Tabel 3.18. Perbandingan Rata - Rata Nilai SPM PemerintahKabupatenAceh Barat Daya Untuk 6 (enam) Bidang UrusanTahun 2014 - 2016............................................................................ 80
Tabel 3.19. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Analisis Jabatan Tahun 2015 -2016............................. 82
Tabel 3.20. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah ditetapkandengan PERDA (Qanun) Tahun 2015 -2016.................................... 83
Tabel 3.21. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkandengan PERDA/PERKADA (Qanun) Tahun 2015 -2016................ 84
Tabel 3.22. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Dokumen Perencanaan RKPD Yang telah ditetapkandengan PERKADA (Perbup) Tahun 2015 -2016............................. 85
Tabel 3.23. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentasePenjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Tahun 2015 -2016... 87
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xiv
Tabel 3.24. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Buku “Kabupaten Dalam Angka” dan TersedianyaBuku “PDRB Kabupaten” Tahun 2015 -2016.................................. 87
Tabel 3.25 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanCabang Olahraga yang mendulang Prestasi Tahun 2015 -2016....... 88
Tabel 3.26 Perbandingan Jumlah Cabang Olaharaga yang Berprestasi OlehPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016.......... 89
Tabel 3.27. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentasePenduduk yang telah memiliki e -KTP Tahun 2015 -2016.............. 90
Tabel 3.28. Perbandingan Jumlah Jumlah Penduduk Berusia >17 tahun atauyang Telah Menikah dan Memiliki e-KTP Pada Tahun 2015-2016 91
Tabel 3.29. Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator CakupanKepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 Penduduk Tahun 2015-2016................................................................................................. 93
Tabel 3.30. Perbandingan Jumlah Akta Kelahiran yang Telah di TerbitkanDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015-2016.......................... 93
Tabel 3.31. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator RasioPendampingan Keluarga Berencana Gampong (PPKBG) Tahun2015 -2016........................................................................................ 95
Tabel 3.32. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator RasioTenaga Penyuluh Pertanian Terhadap Luas Areal PersawahanTahun 2015 -2016............................................................................. 96
Tabel 3.33. Perbandingan Jumlah PNS/THL-TBPP Di Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2015-2016 .................................................................. 97
Tabel 3.34. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator TingkatPenyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,Keindahan) di Kabupaten Tahun 2015 -2016................................... 98
Tabel 3.35. Perbandingan Jumlah Pelanggaran K3 dan yang TerselesaikanDilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2015 - 2016....................................................................................... 99
Tabel 3.36. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPelayanan Bencana Kebakaran Tahun 2015 -2016.......................... 100
Tabel 3.37. Data Luas dan Cakupan Pelayanan WMK Di Kabupaten AcehBarat Daya ...................................................................................... 101
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xv
Tabel 3.38. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentaseKorban Bencana yang Menerima Bantuan Selama Masa TanggapDarurat Tahun 2015 -2016............................................................... 102
Tabel 3.39. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Hasil AuditBPK dengan Opini Terbaik Tahun 2015 -2016................................ 103
Tabel 3.40. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorMenurunnya Penyimpang Terhadap Anggaran Tahun 2015 -2016. 104
Tabel 3.41. Perbandingan Orbik. Rekomendasi dan Temuan DilingkunganPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016.......... 105
Tabel 3.42. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator JumlahAuditor Bersertifikasi Tahun 2015 -2016......................................... 106
Tabel 3.43. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya WebsitePemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya( www.acehbaratdaya.go.id ) Tahun 2015 -2016............................. 107
Tabel 3.44. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)Online ( www.lpse.acehbaratdaya.go.id) Tahun 2015 -2016........... 108
Tabel 3.45. Rekapitulasi Pelaksanaan Sistem Pengadaan secara Elektronik(SPSE) pada LPSE Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013 -2016 ................................................................................................ 109
Tabel 3.46. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorTersedianya Buku Berita Daerah dan Lembaran Daerah Tahun2015 -2016........................................................................................ 110
Tabel 3.47. Jumlah Peraturan Daerah yang Telah Dibukukan MenjadiLembaran Daerah Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015dan 2016........................................................................................... 110
Tabel 3.48. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPenegakan Syariat Islam Secara Kaffa Tahun 2015 -2016.............. 111
Tabel 3.49. Perbandingan Jenis dan Jumlah Pelanggaran di LingkunganPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2014 – 2016......... 112
Tabel 3.50. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorCakupanTPA Aktif Tahun 2015 -2016 .......................................... 113
Tabel 3.51. Perbandingan Jumlah TPA Aktif dan Santri Pada Kabupaten AcehBarat Daya 2015 - 2016.................................................................... 114
Tabel 3.52 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPemberdayaan Dayah dan Pasantren Tahun 2015 -2016................. 116
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xvi
Tabel.3.53. Perbandingan Dayah/Pasantren Pada Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 -2016............................................................................. 116
Tabel 3.54. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPeningkatan ZIS (Zakat, Infaq dan Sadakah) Tahun 2015 -2016.... 118
Tabel 3.55. Besaran Peneriman Zakat, Infaq dan Sadaqah Pada KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2014 - 2015............................................... 118
Tabel 3.56. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanKoperasi Aktif dan Koperasi Sehat Tahun 2015 -2016.................... 121
Tabel 3.57. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil Tahun 2015 -2016................ 124
Tabel 3.58. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorProduktivitas Padi Per Hektare Tahun 2015 -2016.......................... 125
Tabel 3.59. Hasil - Hasil Pertanian Padi Pada Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016............................................................................ 126
Tabel 3.60. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian IndikatorProdutivitas Hasil Perikanan Tahun 2015 -2016.............................. 127
Tabel 3.61. Perbandingan Hasil Produktivitas Perikanan Darat dan Laut PerKecamatan Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016..... 128
Tabel 3.62. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator RasioNelayan yang Memiliki Sarana Tangkap dan Pengolahan IkanTahun 2015 -2016............................................................................. 130
Tabel 3.63. Perbandingan Jumlah Penduduk yang Bekerja Sebagai NelayanDikabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016 ........................ 130
Tabel 3.64. Jumlah Armada Penangkap Ikan Dikabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 ..................................................................................... 131
Tabel 3.65. Jumlah Armada Penangkap Ikan Dikabupaten Aceh Barat DayaTahun 2016....................................................................................... 131
Tabel 3.66. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanLahan Pertanian yang Dapat Teraliri Oleh Irigasi Tahun 2015-2016................................................................................................. 133
Tabel 3.67. Luas Lahan Sawah Berdasarkan Klasifikasi Irigasi Per Kecamatandi Kabupaten Aceh Barat Daya........................................................ 134
Tabel 3.68. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanDana APBK untuk Peningkatan/Profesionalisme PNS Tahun 2015-2016................................................................................................. 136
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xvii
Tabel 3.69. Besaran Anggaran Daerah Untuk Peningkatan ProfesionalismePNS Melalui Pengembangan Kopetensi Tahun 2016....................... 136
Tabel 3.70. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentaseAngka Melek Huruf Tahun 2015 -2016........................................... 138
Tabel 3.71. Perbandingan Angkat Melek Huruf Di Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2012 - 2016.................................................................. 139
Tabel 3.72. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentaseAngka Kelulusan Tahun 2015 -2016................................................ 139
Tabel 3.73. Perbandingan Data Kelulusan Siswa SD/SMP/SMA dan yangSederajat Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016.... 142
Tabel 3.74. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Rasio Guruyang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun 2015 -2016................ 144
Tabel 3.75. Jumlah Siswa di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016.. 145
Tabel 3.76. Perbandingan Jumlah Guru Berkualifikasi S1/D.IV PadaKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016............................. 145
Tabel 3.77 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator NilaiAPK/APM Tahun 2015 -2016.......................................................... 147
Tabel 3.78 Perbandingan Angka Jumlah Siswa Pada Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2009 - 2016.................................................................. 147
Tabel 3.79 Rumus Dalam Menentukan Besaran Angka APK dan APM ......... 148
Tabel 3.80 Perbandingan Nilai APK/APM Pada Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016............................................................................ 148
Tabel 3.81 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Nilai Ujian/ UN Tahun 2015 -2016.................................................................... 150
Tabel 3.82 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator AngkaKematian Bayi Tahun 2015 -2016.................................................... 151
Tabel 3.83 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator RasioPosyandu per Satuan Balita Tahun 2015 -2016................................ 153
Tabel 3.84 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanDesa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Tahun 2015 -2016............................................................................. 155
Tabel 3.85 Perbandingan Jumlah dan Persentase Desa UCI di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016............................................... 155
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xviii
Tabel 3.86. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPuskesmas yang Menyelenggarakan Rawat Inap Tahun 2015-2016................................................................................................. 157
Tabel 3.87. Jumlah Puskesmas di Lingkungan Kabupaten Aceh Barat DayaPada Tahun 2016.............................................................................. 157
Tabel 3.88. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanBalita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Tahun 2015 -2016............. 159
Tabel 3.89. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanKunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2015 -2016................................... 160
Tabel 3.90. Jumlah Ibu Hamil K4 di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015- 2016................................................................................................ 160
Tabel 3.91. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanKomplikasi Kebidangan yang Ditangani Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2015 -2016................................................................... 161
Tabel 3.92. Jumlah Kasus dan Persentase Cakupan Komplikasi Kebidananyang Ditangani Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016.................................................................................................. 162
Tabel 3.93 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang MemilikiKompetensi Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016.... 164
Tabel 3.94 Perbandingan Jumlah Ibu Bersalin/Nifas di Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2015 - 2016..................................................................
Tabel 3.95 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPelayanan Nifas Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015-2016................................................................................................. 165
Tabel 3.96 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanNeonatus dengan Komplikasi yang ditangani Di Kabupaten AcehBarat Daya Tahun 2015 -2016.......................................................... 166
Tabel 3.97 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPelayanan Anak Balita Di Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 -2016............................................................................. 167
Tabel 3.98 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanPenjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Di Kabupaten AcehBarat Daya Tahun 2015 -2016.......................................................... 168
Tabel 3.99 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanDesa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xix
Epidemilogi <24 jam Pada Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 -2016............................................................................. 169
Tabel 3.100 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanDesa Siaga Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016...... 170
Tabel 3.101 Jumlah Desa Siaga Per Kecamatan di Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2016.............................................................................. 170
Tabel 3.102 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanLahan Persawahan Rakyat yang Terbantu Pengadaan Bibitnya DiKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016.............................. 171
Tabel 3.103 Jumlah Bantuan Benih Padi Berdasarkan Luas Lahan PadaKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015........................................ 172
Tabel 3.104 Jumlah Bantuan Benih Padi Berdasarkan Luas Lahan PadaKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016........................................ 173
Tabel 3.105 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentasePengelolaan Sampah Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015-2016................................................................................................. 174
Tabel 3.106 Kapasitas Sampah yang Tertangani per Tahun Di Kabupaten AcehBarat Daya Tahun 2015 dan 2016.................................................... 175
Tabel 3.107 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator CakupanDAS yang direboisasi Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2015 -2016........................................................................................ 176
Tabel 3.108 Nama DAS dan SUB DAS Di Kabupaten Aceh Barat Daya........... 177
Tabel 3.109 Perbandingan Luas Area Reboisasi DAS dan SUB DAS diKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016 ............................ 178
Tabel 3.110 Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator PersentasePeningkatan PAD Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016 179
Tabel 3.111 Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2015 - 2016.............................. 179
Tabel 3.112 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PersentaseQanun/Pajak Daerah/Retribusi yang Telah Disahkan DiKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016.............................. 183
Tabel 3.113 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator PanjangJalan Baru yang Terbangun dan Cakupan Jalan rusak yangDiperbaiki Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016....... 184
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xx
Tabel 3.114 Status Jalan dan Panjang Jalan yang diperbaiki/ditingkatkan PadaKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016............................. 184
Tabel 3.115 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator JembatanBaru yang Terbangun Pada Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016............................................................................ 186
Tabel 3.116 Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator JumlahPasar Tradisional dan Modern yang Terbangun Pada KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016............................................... 187
Tabel 3.117 Perbandingan Pembangunan dan Revitalisasi Pasar Di KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016............................................... 187
Tabel 3.118 Perbandingan Realisasi PK 2016 terhadap Target RPJMD/RPJMK2016 Kabupaten Aceh Barat Daya................................................... 189
Tabel 3.119 Realisasi Anggaran Program Pada Perjanjian Kinerja KabupatenAceh Barat Daya Tahun 2016.......................................................... 192
Tabel 3.120 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh BaratDaya Tahun 2016.............................................................................. 200
Tabel 3.121 Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total RealisasiPendapatan Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 ...... 200
Tabel 3.123 Realisasi Komponen Pendapatan Pajak Daerah terhadap TotalRealisasi Pendapatan Pajak DaerahKabupaten Aceh Barat DayaTahun 2016....................................................................................... 202
Tabel 3.124 Realisasi Komponen Retribusi Daerah terhadap Total RealisasiRetribusi Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016............ 203
Tabel 3.125 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2016.................................................................................................. 205
Tabel 3.126 Realisasi Komponen Belanja Daerah Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2016....................................................................................... 206
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumen Kelengkapan
Rencana Aksi Atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh BaratDaya Sesuai Rekomendasi Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) PerwakilanAceh No. LEV-0337/PW01/3/2016 Tanggal 6 September 2016
Penghargaan yang diterima oleh Kabupaten Aceh Barat Daya
1. Penghargaan OPINI Terbaik (WTP);
2. Penghargaan Rekonsiliasi IWP dan Data;
3. Juara.I Penyelenggaraan Ujian Nasional Berintegritas;
4. Penghargan Eliminasi Malaria;
5. Penghargaan Anugerah Literasi Prioritas;
6. Penghargaan Anugerah Pangripta Nusantara (APN);
7. Penghargaan Kerajinan Inovatif;
8. Penghargaan Produk Makanan Unggulan;
9. Penghargaan Kategori Lomba Penilaian dan Pembinaan Desa Kerajinan;
10. Penghargaan Kategori Lomba Penilaian Laporan Terbaik;
11. Penghargaan Pembina Kerajinan Terbaik;
12. Penghargaan Capaian Luas Tanam;
13. Penghargaan Program UPSUS;
14. Penghargaan Saman Dance;
15. Penghargaan Warisan Budaya;
16. Juara MTQ;
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) perlu
dilakukan penataan pada tiga pilar utama yaitu Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi.
Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten
Aceh Barat Daya, ketiga pilar tersebut sangat penting diterapkan guna untuk memperoleh hasil
yang maksimal dalam penyusunan Laporan AKIP.
Transparansi merupakan prinsip keterbukaan atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan atas pelaksanaan
program/kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai harus disampaikan secara terbuka kepada yang
membutuhkan informasi tersebut.
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan, dengan kata lain
akuntabilitas sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Dari uraian di atas maka dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menjelaskan bahwa Akuntabilitas adalah perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi/program suatu
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta diperjanjikan
sebelumnya dan disampaikan secara periodik sesuai dengan aturan dan perundang-undangan.
Akuntabilitas juga merupakan instrument untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian
hasil pada pelayanan publik. Dalam hal ini diperlukan reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara - cara yang digunakan untuk
mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang
baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2
tidak dapat berjalan efesien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas
yang baik demikian juga sebaliknya.
Penyusunan LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 merupakan alat kendali
penilaian kinerja secara kualitatif sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintah dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang Good Governance. Disusun dengan
berdasarkan pada :
a) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Pelaporan Instansi Pemerintah;
b) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
c) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat Daya
1.2.1. Organisasi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
Organisasi Pemerintah adalah sebuah lembaga tempat berkumpulnya Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menjalankan wewenang
dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara atau
bagian-bagiannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah merupakan sebuah organisasi
yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan
untuk mencapai tujuan Organisasi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya.
Organisasi Pemerintah sebagaimana yang diamanahkan Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Republik Indonesia dibagi atas Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten dan Kota, yang menyatakan bahwa Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan
daerah dan masing-masing mempunyai pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan urusan
pemerintahan diatur dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014, yaitu
melaksanakan Urusan Pemerintahan Absolut, Pemerintahan Konkruen dan Urusan
Pemerintahan Umum.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3
Urusan Pemerintahan Absolut adalah : urusan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat.Urusan Pemerintahan Umum adalah urusan yang menjadi urusan yang
menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Urusan Pemerintahan Konkruen adalah : urusan pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Urusan
Pemerintahan Konkruen yang diserahkan ke daerah.
Menindaklanjuti Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, maka Pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dalam peraturan
perintah tersebut yang menjadi kewenangan daerah sehingga urusan pemerintahan daerah terdiri
dari Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan
Wajib terdiri atas :
a) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan dasar; dan
b) Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.
Dengan berpedoman pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 95 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Aceh, maka Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya mengeluarkan Perda (Qanun) Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Oktober 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Kabupaten Aceh Barat Daya.
Tabel 1.1.Nomenklatur Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya
Berdasarkan PP 18 Tahun 2016 dan Permendagri No 95 Tahun 2016
NONOMENKLATUR
ORGANISASI PERANGKATKABUPATEN
TIPE KETERANGAN
1 Sekretariat Daerah A Melaksanakan Urusan PenunjanganPemerintahan Urusan PemerintahanSekretariat Daerah
2 Sekretariat DPRD C Melaksanakan Urusan PenunjangPemerintahan Melaksanakan UrusanWajib Keistimewaan dan KekhususanAceh Urusan PemerintahanSekretariat DPRK
3 Inspektorat A Melaksanakan Urusan PenunjangPemerintahan Melaksanakan Urusan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
4
NONOMENKLATUR
ORGANISASI PERANGKATKABUPATEN
TIPE KETERANGAN
Wajib Keistimewaan dan KekhususanAceh Urusan Pemerintahan Inspektorat
4 Dinas Pendidikan B Melaksanakan Urusan Wajib PelayananDasar Urusan PemerintahanPendidikan
5 Dinas Kesehatan B Melaksanakan Urusan Wajib PelayananDasar Pemerintahan Kesehatan
6 Dinas Pekerjaan Umum danPenataan Ruang
B Hasil peleburan Dinas PekerjaanUmum dengan Melaksanakan UrusanWajib Pelayanan Dasar UrusanPemerintahan Pekerjaan Umum danPenataan Ruang
7 Dinas Perumahaan Rakyat,Kawasan Pemukiman danLingkungan Hidup
B Hasil peleburan Dinas PekerjaanUmum dan Badan Lingkungan Hidup,Kebersihan dan Pertamanan denganMelaksanakan Urusan Wajib PelayananDasar Urusan PemerintahanPerumahan Rakyat dan KawasanPermukiman
8 Satuan Polisi Pamong Praja danWilayatul Hisbah
C Melaksanakan Urusan Wajib PelayananDasar Urusan PemerintahanKetentaraman dan Ketertiban UmumSerta Perlindungan Masyarakat(Sub.Pol. PP)
9 Dinas Sosial B Hasil Peleburan Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi denganMelaksanakan Urusan Wajib PelayananDasar Urusan Pemerintahan Sosial
10 Dinas Pendudukan dan PencatatanSipil
B Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Urusan PemerintahanAdministrasi Kependudukan danPencatatan Sipil
11 Dinas Pemberdayaan Masyarakat,Pengendalian Penduduk danPemberdayaan Perempuan.
A Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Penggabungan UrusanPemerintahan PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak,Pemberdayaan Masyarakat dan Desaserta Pengendalian Penduduk danKeluarga Berencana
12 Dinas Penanaman Modal danPelayanan Terpadu Satu Pintu
B Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Urusan PemerintahanPenanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
5
NONOMENKLATUR
ORGANISASI PERANGKATKABUPATEN
TIPE KETERANGAN
13 Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
B Melaksanakan gabungan Urusan WajibNon Pelayanan Dasar dan UrusanWajib Plihan Urusan PemerintahanTenaga Kerja dan Transmigrasi
14 Dinas Komunikasi, Informatika danPersandian
B Melaksanakan Penggabungan UrusanWajib Non Pelayanan Dasar UrusanPemerintahan Komunikasi danInformatika, Persandian serta Statistikdalam bentuk Seksi
15 Dinas Perhubungan B Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Urusan PemerintahanPerhubungan (Wil.Daratan)
16 Dinas Koperasi, Usaha Kecil danMenengah, Perindustrian danPerdagangan
B Melaksanakan gabungan Urusan WajibNon Pelayanan Dasar dan UrusanWajib Pilihan Urusan PemerintahanKoperasi, Usaha Kecil dan Menengah,Perindustrian serta Perdagangan.
17 Dinas Kebudayaan, Pemuda danOlahraga
C Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Urusan PemerintahanKebudayaan dan Pemuda Olahraga.
18 Dinas Pertanian dan Pangan B Hasil Peleburan Dinas Pertanian danBadan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan sertamelaksanakan gabungan Urusan WajibNon Pelayanan Dasar dan UrusanWajib Pilihan Urusan PemerintahanPangan dan Pertanian.
19 Dinas Kelautan dan Perikanan C Melaksanakan Urusan Wajib PilihanUrusan Pemerintahan Koperasi, UsahaKecil dan Menengah, Perindustrianserta Perdagangan.
20 Dinas Perpustakaan dan Arsip C Melaksanakan Urusan Wajib NonPelayanan Dasar Urusan PemerintahanPerpustakaan dan Kearsipan.
21 Badan Perencanaan PembangunanDaerah
A Melaksanakan Urusan PenunjanganPemerintahan Urusan PemerintahanPerencanaan, Penelitian danPengembangan.
22 Badan Keuangan B Melaksanakan Urusan PenunjanganPemerintahan Urusan PemerintahanKeuangan
23 Badan Kepegawaian danPengembangan Sumber Daya
B Melaksanakan Urusan PenunjanganPemerintahan Urusan Pemerintahan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
6
NONOMENKLATUR
ORGANISASI PERANGKATKABUPATEN
TIPE KETERANGAN
Manusia Kepegawaian24 Dinas Syariat Islam Melaksanakan Urusan Wajib
Keistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan PemerintahanPenyelenggaraan KehidupanBeragama dalam Bentuk PelaksanaanSyariat Islam
25 Dinas Pendidikan Dayah Melaksanakan Urusan WajibKeistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan Pemerintahan
26 Sekretariat MajelisPermusyawaratan Ulama
Melaksanakan Urusan WajibKeistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan Pemerintahan Peran Ulamadalam Penetapan Kebijakan Aceh
27 Sekretariat Majelis Adat Aceh Melaksanakan Urusan WajibKeistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan PemerintahanPenyelenggaraan Kehidupan Adat yangbersendikan Agama Islam.
28 Sekretariat Majelis PendidikanDayah
Melaksanakan Urusan WajibKeistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan PemerintahanPenyelenggaraan Pendidikan yangBerkualitas serta
29 Sekretariat Baitul Mal Melaksanakan Urusan WajibKeistimewaan dan Kekhususan AcehUrusan Pemerintahan PengelolaanZakat, Infaq, Sadaqah dan Waqaf
30 Badan Penanggulangan BencanaKabupaten
Melaksanakan Urusan LembagaLainnya
31 Sekretariat Kopri Melaksanakan Urusan LembagaLainnya
32 Rumah Sakit Umum TengkuPeukan
Melaksanakan Urusan PelayananKesehatan Khusus
33 Dinas Pertanahan Kabupaten34 Kesbangpol Melaksanakan Urusan Lembaga
Lainnya35 Kecamatan Babahrot
A Melaksanakan Urusan PendukungUrusan Pemerintahan
36 Kecamatan Kuala Batee37 Kecamatan Jeumpa38 Kecamatan Susoh39 Kecamatan Blangpidie
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
7
NONOMENKLATUR
ORGANISASI PERANGKATKABUPATEN
TIPE KETERANGAN
40 Kecamatan Setia41 Kecamatan Tangan – tangan42 Kecamatan Manggeng43 Kecamatan Lembah Sabil
Sumber : Data dari Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setdakab. Aceh Barat Daya, 2016
1.2.2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Setiap Organisasi Pemerintahan, baik tingkat propinsi maupun daerah, memerlukan
penataan organisasi sumber daya aparatur pemerintah agar organisasi dapat berjalan secara
sistematis dan efisien. Pengembangan sumber daya aparatur merupakan sesuatu yang penting
dalam organisasi guna untuk menanggapi setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan
eksternal organisasi, dimana perubahan lingkungan eksternal dapat dikembangkan melalui
peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur. Pengembangan sumber daya
aparatur bermakna perwujudan tanggung jawab dalam dalam menjalankan kegiatan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Aparatur dituntut untuk mampu memaksimalkan kapasitas potensial yang dimilikinya,
kemudian diaplikasikan secara langsung ke dalam ketugasan pokok dan fungsi mereka sebagai
sosok customer atau pelayan yang responsif terhadap keinginan, keperluan atau yang
dikebutuhkan baik internal maupun eksternal.
Dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, maka Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya, saat ini jumlah aparatur sebanyak 3.881 orang yang terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil menurut golongan per 31 Desember 2016 adalah sebagai
berikut :
Tabel.1.2.Komposisi PNS berdasarkan Golongan dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016
No Golongan / Status Kepegawaian Jumlah(Orang)
1 Golongan. I 272 Golongan. II 9473 Golongan. III 1.9014 Golongan. IV 1.006
Sumber : Data BKPP Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
8
Dari Tabel 1.2. di atas, terlihat bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil yang paling
banyak adalah pada PNS golongan III, yakni sebanyak 1.901 orang (48,98 persen),
kemudian golongan II sebanyak 947 orang ( 24,40 persen). Sedangkan pegawai
golongan IV ada sebanyak 1.006 orang (25,92 persen) dan pegawai dngan goloongan
I adalah yang paling sedikit sebanyak 27 orang (0,69 persen).
b) Jumlah PNS yang menduduki Jabatan Struktural sebanyak 580 orang yang terdiri
jabatan Jabatan Pimpinan Tinggi, Administrator dan jabatan pengawas, dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel.1.3.Komposisi Jabatan/Esselonering dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016
No Jabatan/Esselonering Jumlah(Orang)
1 Jabatan Pimpinan Tinggi/Eselon.II 302 Jabatan Administrator/Eselon.III 1593 Jabatan Pengawas/Eselon.IV (Pengawas) 391
Sumber : Data BKPP Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
Dilihat dari tabel di atas maka dari jumlah keseluruhan aparatur yang ada di
Kabupaten Aceh Barat Daya hanya 14,944 persen.
c) Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut jenjang pendidikan :
Tabel.1.4.Komposisi PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan dilingkunganPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016
No Jenjang PendidikanJumlah(Orang)
1 SD 262 SMP 233 SLTA 9874 D1 885 D2 2706 D3 4457 Sarjana Muda -8 D4 289 S1 1.934
10 S2 8011 S3 -
Sumber : Data BKPP Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9
Dilihat dari tabel di atas komposisi PNS di Kabupaten Aceh Barat Daya dapat dilihat,
PNS di Kabupaten Aceh Barat Daya paling banyak berpendidikan S.1, yakni 1.934
orang (49,83 persen) dan SLTA sebanyak 987 orang (25,43 persen). Jumlah pegawai
yang berpendidikan SLTA ke bawah adalah sebanyak 49 orang, sedangkan pegawai
dengan pendidikan SLTA ke atas adalah sebanyak 3.832 orang. Masih terdapat
pegawai yang berpendidikan setingkat SD dan SLTP di Kabupaten Aceh Barat Daya,
yakni sebanyak 49 orang (1,26 persen), sedangkan jumlah pegawai yang
berpendidikan pasca sarjana masih sangat sedikit, yakni 80 orang (2,06 persen).
d) Jumlah SDM Aparatur yang telah Mendapatkan Penghargaan / Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah harta yang paling penting bagi suatu
organisasi. Karena itu, SDM harus mendapatkan perhatian yang serius agar sasaran
organisasi dapat tercapai. Salah satu sasaran yang dapat digunakan oleh para
pimpinan dalam rangka melaksanakan investasi terhadap SDM di dalam organisasi
adalah dengan melakukan pengembangan terhadap kapasitas SDM tersebut.
pengembangan SDM aparatur sangat penting, karena dapat meningkatkan
kemampuan aparatur, baik kemampuan professionalnya, wawasannya,
kepemimpinannya maupun pengabdiannya, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja organisasi. Pengembangan SDM aparatur pada suatu organisasi
akan mencakup berbagai faktor, seperti diklat, perencanaan dan manajemen karir,
peningkatan kualitas dan produktivitas kerja, serta peningkatan kesehatan dan
keamanan kerja.
1.3. Gambaran UmumWilayah Kabupaten Aceh Barat Daya
1.3.1. Letak Geografis
Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota yang berada di
bawah wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Aceh Barat Daya sangat
strategis karena berada di bagian barat Provinsi Aceh yang menghubungkan lintasan koridor
barat dengan berbatasan langsung laut lepas (Samudera Hindia), menjadi hilir dari sungai-sungai
besar yang mengalir perairan lepas serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari
datar (pantai) sampai bergelombang (gunung dan perbukitan) dengan potensi daerah dibidang
perkebunan, pertanian, perikanan dan perdagangan. .
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
10
Dari jalur darat Kestrategisan Kabupaten Aceh Barat Daya sangat strategis karena terletak
dipertengahan lintasan jalur darat aceh barat daya selatan sehingga dari dulunya kabupaten aceh
barat daya terkenal dengan sebutan Kota Dagang dan Kota Padi Sigupai.
Secara geografis Kabupaten Aceh Barat Daya terletak di bagian Timur Propinsi Aceh
yaitu berada pada 96º 34’ 57” – 97º 09 ’19” Bujur Timur dan 3º 34’ 24” - 4º 05’ 37” Lintang
Utara. Secara administrasi Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki batas Sebelah Utara: dengan
Kabupaten Gayo Lues, Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia, Sebelah Barat dengan
Kabupaten Nagan Raya dan Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Selatan.
1.3.2. Administratif
Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan data revisi RJMK Tahun 2012 -2016, Kabupaten
Aceh Barat Daya terbagi menjadi 9 Kecamatan, 23 Kemukiman,dan 152 Gampong. Pada
tanggal 11 November 2016 berlokasi di Pendopo Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya
perwakilan Kementerian Dalam Negeri Kasubdit Fasilitasi Penamaan dan Kode Desa Dra. Roos
Maryati, M.Si telah menyerahkan SK Definitif terhadap 20 Gampong di Kabupaten Aceh Barat
Daya yang diserahkan langsung oleh Bupati Aceh Barat Daya, Ir. Jufri Hasanuddin yang
merupakan hasil pemekaran beberapa gampong yang tersebar di 8 kecamatan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya.
Gambar.1.1. Peta Administrasi Kabupaten Aceh Barat Daya
Sumber : Data BKPP Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
11
Tabel.1.5Gambaran Umum Kecamatan DilingkunganPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
KECAMATANJumlah Desa Luas Wilayah
(Ha)Kemukiman SebelumPemekaran
DesaBaru
TotalDesa
1. Babahrot 2 7 7 14 52.828,062. Kuala Batee 3 18 3 21 31.482,423. Jeumpa 2 10 2 12 22.928,694. Susoh 5 28 1 29 1.905,355. Blangpidie 4 19 1 20 58.122,216. Setia 1 6 3 9 4.120,277. Tangan - tangan 2 15 15 6.322,978. Manggeng 3 17 1 18 5.551,869. Lembah Sabil 1 12 2 14 4.943,19
Jumlah 23 132 20 152 188,205,02
Dari Gambar 1.1. dan Tabel 1.7. di atas jelas terlihat bahwa kecamatan terbesar di
Kabupaten Aceh Barat Daya adalah Kecamatan Blangpidie dengan luas wilayah 58.122,21 Ha
atau 30,88% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya secara keseluruhan, sedangkan
kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Susoh dengan luas wilayah 1.905,35
Ha atau 1,01% dari seluruh luas wilayah kabupaten yaitu 1.882,05 Km2 atau 188.205,205 Ha.
1.3.3. Demografi
1.3.3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 156.845 jiwa. Terdiri dari Penduduk
laki-laki dan perempuan yang tersebar ke 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh
Barat Daya. Rincian penduduk perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.1.6Jumlah Penduduk per Kecamatan
Kondisi 31 Desember 2016
KECAMATANJumlah Penduduk
per Jenis Kelamin (jiwa) Luas Wilayah(Ha)
Kepadatan(jiwa/km2)
Laki - Laki Perempuan1. Babahrot 10.913 10.254 528,28 412. Kuala Batee 11.299 11.005 176,99 1263. Jeumpa 5.864 5.843 367,12 324. Susoh 12.874 12.565 19,05 1.3365. Blangpidie 12.548 12.433 473,68 536. Setia 4.772 4.523 43,92 2127. Tangan - tangan 7.180 7.011 132,92 1078. Manggeng 8.119 7.844 40,94 3909. Lembah Sabil 5.818 5.980 99,15 119
Jumlah 79.387 77.458 1882,05 84
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
12
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya per 31 Desember 2016 sebanyak
1882,05 jiwa, terdiri atas 79.387 jiwa laki-laki (50,61 %) dan sebanyak 77.458 jiwa perempuan
(49,38 %). Kecamatan Susoh merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah penduduk 25.439
jiwa atau 16,22 persen dari total penduduk Aceh Barat Daya. Sedangkan yang terendah adalah
Kecamatan Setia dengan 5,93 persen dari total penduduk.
Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya Akhir Tahun 2016
sebesar 84 jiwa/km2. Jumlah penduduk tersebut secara keseluruhan tersebar di 9 Kecamatan dan
152 Gampong yang berbeda kepadatannya. Ada yang jauh berada diatas rata-rata dan ada juga
yang dibawah rata-rata. Kecamatan Susoh menempati posisi pertama dalam hal kepadatan
penduduk. Sebanyak rata-rata sebanyak 1.336 jiwa yang menempati pada tiap luas wilayah 1
km2. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan penduduk pada Kecamatan Jeumpa dengan
jumlah kepadatan penduduk per 1 Km2 adalah sebesar 32 jiwa. Hal ini menjadikan kecamatan
tersebut sebagai daerah yang paling jarang penduduknya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
13
Tabel.1.7Jumlah Penduduk per Usia Penduduk dan Sex Ratio
Kondisi 31 Desember 2016
KECAMATAN
Luas
Wilayah
(Ha)
Jenis Kelamin dan Umur PendudukSex
RatioLaki - Laki Perempuan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1. Babahrot 528,28 9.884 10.221 10.572 10.611 10.913 9.338 9.656 9.979 9.997 10.254 106
2. Kuala Batee 176,99 10.616 10.885 11.137 11.120 11.299 10.333 10.581 10.795 10.797 11.005 103
3. Jeumpa 367,12 5.488 5.637 5.759 5.799 5.864 5.449 5.566 5.728 5.753 5.843 101
4. Susoh 19,05 12.369 12.494 12.677 12.741 12.874 12.072 12.213 12.378 12.390 12.565 103
5. Blangpidie 473,68 12.023 12.217 12.397 12.392 12.548 11.747 11.975 12.203 12.225 12.433 101
6. Setia 43,92 4.532 4.609 4.709 4.720 4.772 4.263 4.398 4.522 4.495 4.523 106
7.Tangan - tangan 132,92 6.699 6.826 6.949 7.028 7.180 6.654 6.742 6.883 6.906 7.011 103
8. Manggeng 40,94 7.637 7.777 7.944 7.949 8.119 7.496 7.672 7.764 7.724 7.844 104
9. Lembah Sabil 99,15 5.626 5.683 5.793 5.820 5.818 5.698 5.758 5.835 5.830 5.980 98
Jumlah 1882,05 74.874 76.349 77.937 78.180 79.387 73.050 74.561 76.087 76.117 77.458 103
Sumber : Data DISDUKCAPIL Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
14
Jika dilihat dari tabel di atas, Sex Ratio penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun
2016 sebesar 103, artinya dalam 100 (seratus) orang perempuan terdapat sebanyak 103 (seratus
tiga) jiwa penduduk laki-laki. Kecamatan Lembah Sabil menempati Sex Ratio terendah yaitu
98 jiwa. Hal ini berarti dari 100 (seratus) orang perempuan terdapat sebanyak 98 (sembilan
puluh delapan) jiwa. Angka tertinggi ditempati oleh Kecamatan Babahrot dan Setia
masing-masing sebesar 106 Jiwa laki-laki.
1.4. Gambaran Umum Perekonomian
1.4.1. Tinjauan Ekonomi
Kondisi Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Daya dari tahun ketahun relatif stabil,
Perekonomian Aceh Barat Daya sebagai kesatuan ekonomi yang menyeluruh dapat
digambarkan dengan Pendapatan Domestik Ratio Bruto (PDRB). secara definisi PDRB dapat
diartikan bahwa PDRB merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau
dihasilkan di wilayah domestik suatu daerah yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi
dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen
atau nonresiden. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu :
a) Pendekatan produksi;
b) Pendekatan pengeluaran, dan
c) Pendekatan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan
(riil).
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi maka pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan konstan (rill), maka jika kita
tinjau dari pendekatan ini, PDRB Kabupaten Aceh Barat Daya terus meningkat selama 5 tahun
terakhir.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
15
Grafik 1.1.PDRB Kabupaten Aceh Barat Daya atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Tahun 2011 - 2015
Sumber : Data BPS, Buku PDRB Menurut Lapangan UsahaKabupaten Aceh Barat Tahun 2011 - 2015
Pada tahun 2015 dalam grafik 1.x diatas jelas terlihat bahwa PDRB ADHB Aceh Barat
Daya meningkat sebesar Rp. 203,68 miliar dari Rp. 2,766 triliun pada tahun 2014.
Dibandingkan tahun 2010, PDRB ADHB Aceh Barat Daya meningkat Rp. 732,24 miliar.
Peningkatan PDRB ini merupakan dukungan dari beberapa sektor penggerak dan potensi
unggulan daerah, terdapat dalam beberapa zona/kawasan perekonomian. Dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Barat Daya yang mulai disusun semenjak tahun
2008 dan melalui proses yang panjang dan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan
mendapatkan bantuan dari Kementrian PU untuk penyiapan data mentah berupa citra spot 5 dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan strategis (KLHS). RTRW Kabupaten Aceh Barat
Daya disusun berdasarkan arahan kebijakan RTRW Aceh adalah kawasan pusat perdagangan
dan distribusi Aceh (Aceh Trade and Distribution Center/ATDC) Zona Selatan sebagai lokasi
pusat agroindustri yang berada di kawasan industri terpadu dan kawasan strategis Kabupaten
Aceh Barat Daya, yaitu :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
16
Tabel 1.8Pembagian Zona Kawasan IndustriDi Kabupaten Aceh Barat Daya
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
1 Babahrot, Kuala Batee.
Manggeng dan Lembah
Sabil
Kawasan Agropolitan, kawasan ini ditetapkan pemanfaatan
ruangnya untuk mendukung dan mengembangkan sektor
pertanian.
2 Blangpidie Kawasan Perkotaan, kawasan ini ditetapkan untuk
mendukung kebutuhan pengembangan perkotaan dan untuk
mendukung kegiatan perkotaan seperti kegiatan
perdagangan, jasa dan permukiman,
3 Kawasan pesisir Kuala
Batee, Susoh, Setia,
Tangan - Tangan
Manggeng dan Lembah
Sabil,
Kawasan Minapolitan, kawasan ini ditetapkan pemanfaatan
ruangnya untuk mendukung sektor kegiatan produksi
perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan
hasil laut, konservasi kelautan dan pariwisata.
4 Babahrot dan Lembah
Sabil
Kawasan Pertambangan, kawasan ini ditetapkan
pemanfaatan ruangnya untuk mendukung sektor
pertambangan. Wilayah ini memiliki potensi pertambangan
yang cukup besar terutama potensi bijih besi dan emas.
5 Susoh Kawasan Pendidikan kawasan ini ditetapkan pemanfaatan
ruangnya untuk mendukung sektor pendidikan dan
ditetapkan sebagai kawasan pendidikan bagi wilayah
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Sumber : Data diolah dari RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
1.4.2. Sektor - Sektor Penentu Nilai PDRB
1.4.2.1. Pertanian dan Tanaman Pangan
Selain dikenal dengan “Kota Dagang” yang terletak dijalur strategis barat selatan
provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Barat Daya juga terkenal dengan sebutan “Bumoe Brueh
Sigupai”. Bumi Padi Sigupai merupakan varietas padi lokal yang menjadi kebanggaan
Kabupaten Aceh Barat Daya sehingga menjadi ikon daerah. Sektor pertanian merupakan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
17
sektor utama di Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada tahun 2015, hasil panen pertanian padi
Kabupaten Aceh Barat Daya melebihi target nasional (produksi rata-rata nasional 6 ton
GKP per hektare) yaitu 8,2 ton Gabah Kering Panen (GKP). Hal ini tak terlepas dari
beberapa faktor. Di antaranya penerapan teknologi, penggunaan benih unggul, perbaikan
irigasi, pemakaian pupuk berimbang serta kerja sama dengan semua pihak. Dalam tahun
2016 diperkirakan hasil panen tanaman padi di Kabupaten Aceh Barat Daya dengan luas
lahan sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya 11.178 hektar dengan pengairan Teknis 4.418
hektar, semi teknis 4.278 hektar, Sederhana 2.331 hektar, dan tadah hujan 151 hektar
dengan hasil panen yang bervariasi mulai dari 7,2 ton/hektar sampai 10,4 ton/hektar dan
umumnya sawah-sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan sawah produktif.
Untuk sayuran dan buah-buahan Komoditas sayuran yang paling banyak di hasilkan
pada tahun 2015 adalah terong, dengan luas tanam 22 Ha dengan produksi 110 ton.
Komoditas kedua yang paling banyak dihasilkan adalah cabe rawit dengan luas tanam 54 Ha.
Komoditas-komoditas lain yang juga banyak diusahakan yaitu cabe besar, ketimun, bayam,
dan kangkung dengan luas tanam masing-masing 70 Ha, 22 Ha, 71 Ha,dan 55 Ha.
Subsektor Tanaman Bahan Pangan merupakan salah satu andalan sektor pertanian.
Subsektor ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, kacang kedele,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pada tahun 2015, data dari dinas
pertanian dan peternakan, produksi tanaman jagung, kacang kedele, kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu dan ubi jalar meningkat dibanding tahun 2014. Berdasarkan Buku
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 dapat terlihat jelas terjadi kenaikan tanaman
bahan pangan lainya sebagai berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
18
Tabel 1.9Luas Tanam, Luas Panen dan Hasil Produksi Tanaman Pangan
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Sumber : Data diolah dari Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016
KECAMATAN
JAGUNG UBI KAYU/KETELA POHON UBI JALAR KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam(Ha)
LuasPanen(Ha)
Produksi(Ha)
1. Babahrot 175 40 1 2 21,04 1 2 16,22 5 5 11,00 155 - - 3 3 1,532. Kuala Batee 329 62 - - 0,00 - - 0,00 4 5 10,64 50 - - - - -3. Jeumpa 48 10 - 4 48,08 2 2 16,24 8 5 11,05 - - - - - -4. Susoh 2 24 2 - 0,00 - 3 24,36 - 1 2,20 - - - - - -5. Blangpidie 2 2 9 9 94,50 4 5 40,50 9 12 26,49 - - - - - -6. Setia 33 1 - 1 10,52 1 - 0,00 - - - - - - - - -7. Tangan - tangan 20 35 2 2 21,06 1 1 8,12 3 3 6,67 - - - 2 2 1,558. Manggeng 14 1 21 20 211,00 12 10 81,00 3 4 8.80 4 - - 2 2 3,089. Lembah Sabil - 12 8 11 115,50 4 8 64,80 11 9 19,98 15 - - 2 2 1,54
Tahun
2015 623 187 43 49 515,70 25 31 251,24 43 44 96,83 224 - - 9 9 13,842014 385 415 65 56 586,92 71 54 437,88 179 167 364,47 67 46 82,84 34 32 49,072013 276 26 47 29 304,44 55 46 267,50 125 106 233,88 10 9 13,83 10 9 13,832012 213 95 49 58 609,72 54 60 510,65 2.866 1.517 3.268,48 17 18 27,7 17 18 27,7
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
19
1.4.2.2. Perkebunan
Sektor perkebunan telah memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap
perekonomian nasional umumnya dan Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya. Sektor
perkebunan dapat memberikan lapangan pekerjaan yang cukup luas bagi masyarakat. Di
Kabupaten Aceh Barat Daya hingga tahun 2016 tercatat 3 (tiga) Perusahaan Lokal yang
bergerak di perkebunan sawit yaitu PT. Cemerlang Abadi luas areal 7.516 Ha, PT. Dua
Perkasa Lestari luas areal 2.599 Ha dan PT. Watu Gede Utama luas areal 2.697 Ha.
Perusahaan - perusahaan tersebut berlokasi di Kecamatan Babahrot yang merupakan salah
satu sentral produksi kelapa sawit terbesar di Kabupaten Aceh Barat Daya. Selain
perkebunan milik perusahaan, pada saat ini trend usaha perkebunan kelapa sawit juga
sangat diminati oleh masyarakat umum. Areal perkebunan di Aceh Barat Daya hingga tahun
2015 tercatat seluas 28.082 Ha dengan beraneka ragam jenis komoditas seperti Karet 828
Ha, Kelapa Dalam 2.079 Ha, Kepala Sawit 17.308 Ha, Kopi 737 Ha, Cengkeh 200 Ha, Pala
2.719 Ha, Pinang 372 Ha, Kakao 3.816 Ha, Sagu 5 Ha, Nilam 16Ha, dan Tembakau 2 Ha.
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penambahan luas lahan sekitar 399,77 yaitu
dari 27.682,23 Ha (data RTRWK) menjadi 28.082 Ha pada tahun 2015. Kelapa sawit
merupakan komoditas yang mengalami peningkatan luas area paling tinggi yaitu sebesar
10.785 ha (2011), tahun 17.000 ha (2012) dan menjadi Kepala Sawit 17.308 Ha (2015).
Pertumbuhan luas areal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tren tanaman dikalangan
petani akibat dari tingginya harga maupun permintaan pasar terhadap ini.
Tabel 1.10Luas Tanam, Luas Panen dan Hasil Produksi Tanaman Perkebunan
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015No Komoditas Luas Area Produk
si Produktivitas PekebunTBM TM TR JLH1 Karet 250 324 254 828 152 650 1.1522 Kelapa Dalam 208 1.521 35p 2.079 1.080 710 4.0283 Kelapa Sawit 2.585 10.179 4544 17.308 169.094 16.612 9.4604 Kopi 386 201 150 737 128 637 1.2315 Cengkeh 88 83 29 200 33 392 3196 Pala 551 1.452 716 2.719 579 399 8007 Pinang 73 229 70 372 155 700 4.9818 Kakao 313 2.808 695 3.816 2.040 726 809 Sagu - 5 - 5 13 1.000 5010 Nilam 3 13 - 16 8 615 4211 Tembakau 2 - - 2 - - 6
Jumlah 4.459 16.815 6.808 28.082 173.282 22.441 22.149Sumber : Data diolah dari Buku Abdya dalam Angka Tahun 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
20
1.4.2.3. Perikanan
Hasil perikanan di Kabupaten Aceh Barat Daya di dominasi oleh perikanan tangkap.
Sebagai mana yang telah ditetapkan dalam RTRWK, Kawasan Minapolitan, yaitu Kawasan
pesisir Kuala Batee, Susoh, Setia, Tangan - Tangan Manggeng dan Lembah Sabil yang
pemanfaatan ruangnya untuk mendukung sektor kegiatan produksi perikanan tangkap,
perikanan budidaya, industri pengolahan hasil laut, konservasi kelautan dan pariwisata.
Produksi perikanan Kabupaten Aceh Barat Daya sepanjang tahun 2015 sebesar 12.914,16
ton didominasi oleh perikanan laut/tangkap. Sebanyak 48,08 % dari jumlah tersebut
dihasilkan dari Kecamatan Susoh sebagai kecamatan penghasil perikanan terbesar.
Kecamatan Susoh juga unggul dari segi jumlah nelayan yaitu 3.030 orang yang terdiri dari
2.789 orang nelayan aktif dan 241 orang berprofesi sebagai nelayan musiman. Jumlah ini
mencakup 64,91% dari jumlah keseluruhan penduduk yang berprofesi sebagai nelayan
dalam tahun 2015 yang berjumlah 4.668 orang.
Kecamatan Susoh juga ditetapkan sebagai kawasan minapolitan perikanan tangkap,
karena di sana ada PPI (pelabuhan pendaratan ikan) Ujong Serangga berdasarkan SK
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan
Kawasan Minapolitan. di Indonesia jumlah kawasan tersebut ada di sekitar 179
kabupaten/kota di 33 provinsi. Sektor Perikanan di Kabupaten Aceh Barat Daya didominasi
oleh usaha Perikanan Tangkap.
Untuk produksi perikanan budidaya Kecamatan Kuala Batee merupakan kecamatan
dengan produksi terbesar yang berjumlah 38,45 Ha atau 16,76% dari 229,33 Ha dari luas
keseluruhan lahan produksi prikanan budidaya. Masih rendahnya budidaya perikanan darat
ini dikarenakan masih sulitnya untuk mendapatkan bibit unggul didaerah. Meskipun
demikian Pemerintah Aceh Barat Daya telah berusaha untuk meningkatkan produksi
perikanan darat dengan di resmikannya Balai Benih Ikan (BBI) pada Tahun 2012. Salah
satu keberhasilan BBI Kabupaten Aceh Barat Daya yaitu berhasilnya melakukan
pembenihan dan pengembangbiakan ikan kerling yang merupakan ikan yang hidup dialam
bebas. Pembibitan Ikan Kerling ini merupakan yang pertama di Provinsi Aceh dengan
jumlah bibit berhasil 3.000 ekor dengan sistem manipulasi suhu yang dibuat seperti suhu
sesuai dengan habitatnya di alam bebas.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
21
Tabel 1.11Luas Perikanan dan Jumlah Nelayan Per Kecamatan
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
No KomoditasPerikanan Jumlah Nelayan Jumlah
Laut Budidaya Perairan Tetap Sambilan
1 Babahrot - 18,09 21,51 39,60 - 21 21
2 Kuala Batee 383,74 38,45 10,52 432,71 134 34 168
3 Jeumpa - 17,00 3,30 20,30 - - -
4 Susoh 6.175,39 26,20 9,62 6.211,21 2.789 241 3030
5 Blangpidie - 14,84 15,49 30,33 - 21 21
6 Setia 526,61 23,56 6,86 557,03 173 80 253
7 Tangan - tangan 1.107,54 27,41 5,44 1.140,39 144 113 257
8 Manggeng 3.838,88 35,33 11,16 3.885,37 425 100 525
9 Lembah Sabil 564,32 28,45 4,45 597,22 287 106 393
Jumlah 12.596,48 229,33 88,35 12.914,16 3.952 716 4.668
Sumber : Data diolah dari Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun, 2016
1.4.2.4. Peternakan
Sektor peternakan di Kabupaten Aceh Barat Daya masih belum terkelola secara
intensif. Petani yang mengusahakan peternakan masih beragam jenisnya dan pengusahakan
masih secara tradisional. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi ,
kerbau, kambing, ayam dan itik.
Kecamatan Susoh. Jenis unggas dengan populasi terbesar adalah ayam buras dengan
jumlah populasi 202.941 ekor dari keseluruhan populasi unggas sebanyak 296.662 ekor
unggas atau 68,41%.
Tabel 1.12Jumlah Populasi Ternak dan Unggas Per Kecamatan
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
No Komoditas Sapi Kerbau Kambing DombaUnggas
Buras Petelur Daging Itik Puyuh
1 Babahrot 708 181 1.017 1.591 38.320 - 1.500 10.767 -
2 Kuala Batee 232 510 1.253 56 28.056 200 500 2.212 -
3 Jeumpa 64 166 937 225 12.892 - - 9.343 -
4 Susoh 379 429 3.143 1.255 23.376 1.200 3.750 11.431 25
5 Blangpidie 67 420 845 54 44.150 2.500 1.900 23.890 -
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
22
No Komoditas Sapi Kerbau Kambing DombaUnggas
Buras Petelur Daging Itik Puyuh
6 Setia 9 678 392 42 7.276 - 2.030 3.581 -
7 Tangan - tangan 149 902 1.020 176 24.259 - 1.053 8.092 103
8 Manggeng 68 489 397 26 10.347 600 - 2.898 -
9 Lembah Sabil 301 425 1.494 422 14.265 - 1.000 5.046 100
Jumlah 1.999 5.200 10.598 3.847 202.941 4.500 11.733 77.260 228
Sumber : Data diolah dari Buku Kabupaten Aceh Barat Daya dalam Angka Tahun 2016
1.4.2.5. Perdagangan dan Jasa Lainnya
Kota Blangpidie, ibu kota Kabupaten Aceh Barat Daya, sejak dahulu terkenal
dengan sebutan kota dagang yang merupakan pusat perdagangan pesisir barat selatan
Aceh. Pada awalnya Blangpidie menjadi kota “Kota Dagang” di karenakan Hasil bumi
yang melimpah sehinga menjadi salah satu faktor awal dari dimulainya proses
perdagangan di Negeri Breuh Sigupai ini.
Perdagangan di Kabupaten Aceh Barat Daya didominasi dengan pedagang enceran
yang melakukan penjualan kembali barang-barang yang di datangan dari kota luar
kabupaten. Pasar yang tersedia di Kabupaten Aceh Barat Daya hanya pasar - pasar
tradisional yang terdapat di setiap kecamatan. Pasar Tradisional ini berperananan penting
dalam mendukung jual beli baik antar desa, kecamatan maupun kabupaten/ kota.
Tabel 1.13Perkembangan Pembangungan Pasar Tradisionaldi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2005 - 2016
No KomoditasJumlah Pasar (Unit)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20161 Babahrot 1 12 Kuala Batee 1 1 13 Jeumpa 2 14 Susoh 1 1 2 15 Blangpidie 1 1 1 16 Setia 1 1 17 Tangan -
tangan1 1 1
8 Manggeng 2 2 29 Lembah
Sabil1 1
Jumlah 4 2 1 1 2 2 6 2 4 7Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh Barat Daya Tahun 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
23
Dari tabel di atas di ketahui bahwa pembangunan pasar tradisional dilakukan
dengan terarah dan proposional dalam hal pembangunan dilakukan dengan melihat
kebutuhan dan pemerataan antar diwilayah. Kecamatan Susoh merupakan kecamatan
dengan perkembangan pasar tertinggi, hal ini disebabkan karena Kecamatan Susoh
merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Grafik 1.2. Kontribusi Sektor PerdaganganKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2011 - 2015
Sumber : Buku PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Sebagai penyumbang PDRB terbesar kedua setelah pertanian, lapangan usaha
Perdagangan yang mencakup perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan
sepeda motor, memiliki konstribusi sebesar 17,47 persen pada tahun 2015. Kontribuasi
sektor perdagangan selama 5 (lima) tahun terakhir terhadap nilai PDRB terus mengalami.
Kontribusi sektor perdagangan ini akan berbanding lurus dengan kontribusi pada sektor
pertanian, hal ini menunukkan bahwa semakin tinggi nilai kontribusi Sektor maka dengan
sendirinya akan berdampak baik pada laju kontribusi sektor perdagangan. Pertumbuhan
kategori ini selama 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Bila dibandingkan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
24
dengan tahun 2014 maka Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2015 adalah sebesar 1,81
persen . Angka ini merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
1.4.2.6. Pertambangan dan Bahan Galian
Potensi pertambangan di Kabupaten Aceh Barat Daya terdiri dari potensi bahan galian
batuan, mineral bukan logam dan potensi bahan galian logam. Potensi tersebut relatif
besar dan menyebar diseluruh wilayah kabupaten, adapun jenis potensi tambang tersebut
adalah:
1. Potensi Bahan Galian Batuan, Mineral Bukan Logam:
a) Bahan Galian Sirtu;
b) Bahan Galian Granit;
c) Bahan Galian Andesit dan Basalt;
d) Bahan Galian Marmer;
e) Bahan Galian Batulempung (Tanah Liat);
f) Bahan Galian Pasir Pantai;
g) Bahan Galian Tanah Urug (Tanah Timbun);
h) Bahan Galian Batu Gamping ;
i) Bahan Galian Batubara.
2. Potensi Bahan Galian Logam
a) Bahan Galian Emas dan Mineral Pengikutnya;
b) Bahan Galian Bijih Besi;
c) Bahan Galian Nikel.
Potensi pertambangan yang besar dengan kekayaan bahan galian yang melimpah
sebagaimana tersebut diatas tidak dapat tereksploitasi secara keseluruhan. Untuk kategori
pertambangan dan bahan galian yang memberi kontribusi kepada daerah terhadap total
PDRB adalah Pertambangan dan Penggalian Lainnya, yaitu sebesar 1,38 persen pada tahun
2015. Ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di mana yang lebih berkontribusi
adalah Pertambangan Bijih Logam/Bijih Besi oleh PT. Bumi Babahrot dengan total
cadangan sebesar 46.656.000 Mt yang terdapat pada luas lahan 550 Ha. Kontribusi sub
kategori tersebut terus mengalami penurunan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
25
Grafik 1.3.Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2011 - 2015
Sumber : Data Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka, 2016
Potensi bahan galian batuan, mineral bukan logam secara umum dari tahun 2011 -
2015 mengalami pertumbuhan yang negatif. Kontribusi terhadap PDRB tahun ke tahun
relatif sama. Pertambangan dan penggalian lainnya di dominasi soleh pasir dan batu. Dalam
tahun 2015 menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat
Daya, terdapat 7 perusahaan yang mengantungi izin dan aktif melakukan penambangan
bahan galian pasir dan batu. Dari total jumlah perusahaan tersebut hanya 3 perusahaan
galian pasir dan batu yang melakukan produksi yaitu PT. Pelita Nusa Perkasa dengan luas
area pertambangan 2Ha, total cadangan 272.272 M3 dan jumlah produksi 37.837,54 M3,
CV. Manggeng Makmur Lestari dengan luas area 5Ha, total cadangan 260.000 M3 dan
jumlah produksi 8.673 M3, CV. Mitra Ulfika dengan luas area 2Ha dan jumlah produksi
150.318 M3 serta 1 perusahaan galian batu gamping yaitu PT. Mita Tuwah dengan luas area
1Ha total cadangan 280.000 M3 dan jumlah produksi 28.000 M3.
Terdapat 3 (tiga) perusahaan bahan galian batuan, mineral bukan logam yang tidak
produksi adalah PT. Kenpura Alam Nanggroe, PT. Ie Alang Duta Global, CV. Ujong Raja
Batu.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
26
Industri
Sektor industri yang paling banyak diminati dan berkembang di Kabupaten Aceh
Barat Daya adalah Industri pengolahan/manufaktur. Secara global Industri
pengolahan/manufaktur khususnya industri makanan dan minuman denga kontribusi sebesar
1,57 persen atau meningkat 0,03 persen dibandingkan tahun 2011. Industri kimia, farmasi
dan obat tradisional menempati peringkat kedua dengan peranan sebesar 0,87 persen persen
pada tahun 2015 atau meningkat dari tahun 2011 yang peranannya sebesar 0,79 persen.
Grafik 1.4Kontribusi Kategori Industri Pengolahan
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2011 - 2015
Sumber : Buku PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Dari Grafik 1.3. diatas menunujkkan bahwa untuk industri makanan dan minuman
memberikan kontribusi terbesar di sektor industri. Untuk industri minuman dalam tahun
2015 terdapat 5 perusahaan minuman kemasan yang aktif berproduksi, yaitu :
Tabel 1.14.Keadaan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan yangTerdaftar di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
No NamaPerusahaan
JumlahProduksi No.Sipa No.Izin
SNINo.IzinBP-POM
Analisa Lab.Kesehatan
1 CV. HidupBaru (Ie Clean) 450.000 M3 546.2/424/2013
Tmt Mei 201601-3553-
2006 265201001022 097/Menkes/Sk/VII/202
2CV.PrimaPerkasa Lestari(Adan)
2.072.440 M3546.2/203/2012Tmt Mei 2015
01-3553-2006 265201004024 M-10
3 CV.SumberBaru Jaya Baru Produksi 92 Tahun 2014
Tmt Februari 201701-3553-
2006 265201001015 454/Lab-Eks/2013
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
27
No NamaPerusahaan
JumlahProduksi No.Sipa No.Izin
SNINo.IzinBP-POM
Analisa Lab.Kesehatan
(Ie Dikila)
4
CV.BustanDayahManyang (IeManyang)
5 M3
546.2/430/2010Tmt Desember
2013
01-3553-2006 265201001038 415-Kim
5 CV.Ukhra Jaya(Ie Abdya) 45.000 M3 546.2/368/2010
Tmt Oktober 201301-3553-
2006 265201002003 907/Menkes/Sk/VII/2002
Sumber : Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016
Ditinjau 12 jenis produksi industri (Industri Pengilingan Padi - padian, tepung dan
makanan ternak, makanan, Minuman, Penggergajian dan Pengawetan, barang-barang dari
kayu dan anyaman, Barang - Barang Kimia, Pengolahan Tanah Liat, Barang - barang dari
Semen, Rajutan, Pakaian Jadi, Barang Logam Lainnya dan Pengolahan Lainnya) Industri
Pengilingan Padi - padian, tepung dan makanan ternak memberikan nilai investasi terbesar
dalam tahun 2015 dengan nilai Rp. 9.059.500.000 dengan nilai produksi Rp.
75.496.000.000,- . Hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan sektor terbesar di
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Untuk nilai investasi terkecil adalah industri Rajutan dengan nilai investasi
Rp.169.000.000,- dan nilai produksi Rp. 758.000.000,- . Industri Rajutan hanyalah industri
rumahan (Home Industri) yang pada umumnya dikerjakan oleh ibu - ibu rumah tangga di
waktu senggang. Hal inilah yang menyebabkan industri ini masih sangat kecil nilainya
sehingga diharapkan kepada pemerintah daerah untuk dapat lebih memperhatikannya
dengan cara memberikan modal usaha atau pelatihan sehingga dapat meningkatkan hasil
dan profesionalisme para pelaku Industri Rajutan.
Tabel 1.15Aneka Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Besaran Nilai Investasi dan
Produksi Per Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
No Jenis Produksi Industri Kecamatan UnitUsaha
TenagaKerja
NilaiInvestasi(Rp. 000)
NilaiProduksi(Rp. 000)
1Pengigilingan Padi - Padian,Tepung dan Makanan Ternak
Babahrot 12 47 1.015.000 9.317.000Kuala Batee 22 98 1.977.000 3.251.000Jeumpa 2 32 300.000 1.155.000Susoh 6 24 320.000 2.435.000Blangpidie 15 70 710.000 2.341.000Setia 12 62 1.592.000 8.842.000Tangan - tangan 16 55 1.352.5000 31.500.000Manggeng 30 105 1.618.000 12.251.000Lembah Sabil 2 6 175.000 4.404.000
Jumlah 117 499 9.059.500 75.496.000
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
28
No Jenis Produksi Industri Kecamatan UnitUsaha
TenagaKerja
NilaiInvestasi(Rp. 000)
NilaiProduksi(Rp. 000)
2 Makanan
Babahrot 4 8 42.500 114.200Kuala Batee 13 29 205.000 376.800Jeumpa 4 11 85.000 454.000Susoh 51 140 880.500 9.507.735Blangpidie 29 105 658.000 1.807.625Setia 5 15 87.500 120.000Tangan - tangan 2 6 7.500 24.050Manggeng 13 59 312.500 2.793.350Lembah Sabil 2 4 50.000 80.000
Jumlah 123 377 2.328.500 15.271.760
3 Minuman
Babahrot 2 2 35.000 10.367.500Kuala Batee 2 7 165.000 230.000Jeumpa - - - -Susoh 9 59 1.686.000 3.257.300Blangpidie 16 94 3.204.000 6.637.300Setia 1 1 15.000 2.900Tangan - tangan 3 4 55.000 99.000Manggeng 3 6 55.000 37.500Lembah Sabil 1 2 40.000 173.000
Jumlah 37 175 5.255.000 20.804.500
4Penggergajian dan
Pengawetan
Babahrot 4 18 2.407.000 76.420.750Kuala Batee 1 2 200.000 405.000Jeumpa - - - -Susoh 29 31 225.000 1.702.500Blangpidie 7 28 955.000 557.250Setia 4 14 87.000 1.605.000Tangan - tangan 1 2 25.000 153.000
Manggeng 4 21170.000
2.245.000
Lembah Sabil - - - -Jumlah 50 116 4.069.000 83.088.500
5Barang-barang dari Kayu dan
Anyaman
Babahrot 28 92 1.635.000 7.026.000Kuala Batee 24 72 1.130.000 4.756.400Jeumpa 3 6 90.000 267.000Susoh 18 94 1.425.000 6.780.700Blangpidie 43 215 370.000 15.417.750Setia 4 9 103.000 159.000Tangan - tangan 15 60 845.000 2.945.550Manggeng 12 39 440.000 2.690.000Lembah Sabil 5 30 125.000 31.800
Jumlah 152 617 6.163.000 40.074.200
6Barang-barang Kimia
Lainnya
Babahrot 2 5 65.000 184.500Kuala Batee 3 8 90.000 607.000Jeumpa 2 23 300.000 3.420.000Susoh 2 7 395.000 359.856Blangpidie 1 4 150.000 1.080.000Setia 1 1 15.000 125.000Tangan - tangan - - - -Manggeng - - - -Lembah Sabil - - - -
Jumlah 11 48 1.015.000 5.776.356
7 Pengolahan Tanah LiatBabahrot 1 12 15.000 378.000Kuala Batee - - - -Jeumpa 1 20 200.000 2.496.000
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
29
No Jenis Produksi Industri Kecamatan UnitUsaha
TenagaKerja
NilaiInvestasi(Rp. 000)
NilaiProduksi(Rp. 000)
Susoh - - - -Blangpidie 5 41 390.000 668.300Setia - - - -Tangan - tangan 3 23 395.000 961.500Manggeng 1 8 30.000 378.000Lembah Sabil - - - -
Jumlah 11 104 1.030.000 4.881.800
8 Barang-barang dari Semen
Babahrot 2 5 120.000 1.420.000Kuala Batee - - - -Jeumpa - - - -Susoh 5 19 235.000 1.257.500Blangpidie 5 20 150.000 982.500Setia - - - -Tangan - tangan 1 6 50.000 187.500Manggeng 2 6 85.000 300.000Lembah Sabil 1 4 35.000 375.000
Jumlah 16 60 675.000 4.522.500
9 Rajutan
Babahrot - - - -Kuala Batee 2 2 10.000 150.000Jeumpa - - - -Susoh 4 4 34.000 330.000Blangpidie 3 20 105.000 256.000Setia - - - -Tangan - tangan - - - -Manggeng 3 3 20.000 22.000Lembah Sabil - - - -
Jumlah 12 29 169.000 758.000
10 Pakaian Jadi
Babahrot 19 34 543.000 1.543.850Kuala Batee 28 47 675.000 2.367.400Jeumpa 7 10 133.000 371.400Susoh 38 69 1.143.000 3.225.800Blangpidie 64 168 2.222.000 8.000.280Setia 5 24 151.000 636.000Tangan - tangan 23 55 670.000 2.486.600Manggeng 21 49 580.000 1.753.500Lembah Sabil 18 35 448.000 1.525.500
Jumlah 223 491 6.565.000 21.910.330
11 Barang Logam Lainnya Babahrot 2 4 80.000 343.680Kuala Batee 3 3 40.000 100.800Jeumpa - - - -Susoh 5 13 515.000 1.445.000Blangpidie 20 36 1.747.000 6.145.850
Setia 1 2 15.00036.000
Tangan - tangan - - - -Manggeng 1 2 60.000 450.000Lembah Sabil - - - -
Jumlah 32 60 2.457.000 8.521.330
12 Pengolahan Lainnya
Babahrot 1 3 100.000 1. 300.000Kuala Batee 1 3 40.000 360.000Jeumpa - - - -Susoh 3 10 80.000 400.000Blangpidie 2 20 800.000 576.000Setia - - -
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
30
No Jenis Produksi Industri Kecamatan UnitUsaha
TenagaKerja
NilaiInvestasi(Rp. 000)
NilaiProduksi(Rp. 000)
Tangan - tangan - - - -Manggeng 2 18 600.000 380.800Lembah Sabil 1 2 30.000 75.000
Jumlah 10 56 1.650.000 3.091.800Sumber :Data diolah dari Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016
Pada tabel 1.16 dapat diketahui bahwa pelaku usaha / industri kecil yang paling
banyak di minati oleh masyarakat Aceh Barat Daya adalah industri pakaian jadi. Tingginya
minat masyarakat untuk menekuni usaha ini dikarenakan mudahnya dibidang pemasaran.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Kabupaten Aceh Barat Daya selain dikenal
dengan julukan “Bumi Breuh Sigupai” juga terkenal dengan “Kota Dagang” di bagian
Wilayah Barat Selatan Provinsi Aceh. Kota Blangpidie merupakan tempat berbelanja para
penduduk dari kabupaten lain seperti Aceh Selatan, Simeulue dan Nagan Raya yang berada
sekitar Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pelaku industri pakaian jadi terbanyak terdapat di Kecamatan Blangpidie, 64 Unit
Industri dengan serapan tenaga kerja 168 orang. Serapan tenaga kerja terbesar adalah
industri barang - barang dari kayu sebanyak 617 Orang dan 34,84% (215 orang) terdapat di
kecamatan Blangpidie. Secara umum dunia industri yang ada pada saat ini di Kabupaten
Aceh Barat Daya hanya berskala kecil atau rumah tangga. Masih rendahnya minat terhadap
sektor ini dikarenakan mayoritas pekerjaan penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya adalah
petani, nelayan dan pedagang. Dunia industri hanya dilakukan sebagai sampingan dan
bukan mata pencaharian pokok (utama).
1) Struktur Ekonomi
Laju pertumbuhan industri Kabupaten Aceh Barat Daya setiap tahunnya tidak
terjadi perubahan yang fluktuatif dan umumnya cenderung mengalami pertumbuhan
negatif. Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dalam kondisi 5 tahun adalah industri
makanan dan minuman dari 4,50 persen ditahun 2014 menjadi 6,07 persen pada tahun
2015 atau naik 1,57 persen. Demikian juga halnya dengan Industri pengolahan yang
mengalami kenaikan dengan persentase sangat rendah < 1 persen setelah mengalami
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
31
perlambatan pada tahun 2104 yaitu 0,14 persen dari 3,83 persen ditahun 2014 menjadi
3,97 persen pada tahun 2015.
Sementara itu, industri kayu dan furnitur mengalami penurunan yang sangat tajam
jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun - tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 5,13 persen. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan untuk sektor industri kayu dan
furnitur 2,98 persen menjadi - 2,15 persen pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena
diterbitkannya Instruksi Presiden No. 6/2013 Tentang Penundaan Pemberian Izin Baru
dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut sehingga
sulitnya para pelaku industri untuk mendapatkan bahan dasar kayu, juga disebabkankan
dengan serta kecenderungan masyarakat untuk mempergunakan produk kayu/furnitur
atau logam yang didatangkan dari luar daerah.
Grafik 1.4.Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor IndustriKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2011 - 2015
Sumber : Buku PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Dengan adannya penentuan zona ekonomi yang membuat terarah dan
terpetakannya perekonomian serta pembangunan yang di dukung dengan sektor
pendukung lainnya dapat menjadikan proses pembangunan dapat berjalan lebih baik
seiring pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus dan berkesinambungan, Perubahan
mendasar pada struktur ekonomi Aceh Barat Daya terjadi dari perekonomian tradisional
yang didominasi sektor pertanian (primer) menuju perekonomian modern yang
didominasi oleh sektor non primer, terutama industri manufaktur.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
32
Grafik 1.5.Struktur PDRB Aceh Barat Daya Tahun 2015
Sumber : Buku PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Mengingat sampai dengan penyusunan LAKIPDA Aceh Barat Daya belum
diterbitkannya PDRB Tahun 2016 maka dalam penyusunan struktur ekonomi dalam
laporan ini masih mengacu pada PDRB Tahun 2015.
Dengan mengacu pada nilai PDRB Tahun 2015 tersebut, maka struktur ekonomi
Aceh Barat Daya tahun 2015 masih didominasi oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan dengan peranan sebesar 29.86 persen terhadap PDRB. Peranan kategori
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Aceh Barat Daya cenderung mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 peranannya masih sekitar 25,65 persen
dan terus naik hingga tahun 2013, menurun pada 2014, dan kembali naik pada 2015.
Kategori dengan peranan kedua terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan peranan sebesar 17,47 persen. Kategori ini
terus mengalami kenaikan dari tahun 2011 yang sebesar 15,37 persen. Kategori
Konstruksi menempati urutan ketiga sebesar 15,03 persen pada tahun 2015, juga
meningkat dari tahun 2011 sebesar 12, 98 persen. Sementara itu, kategori Pertambangan
dan Penggalian yang pada tahun 2011 menempati urutan ke-4 sebesar 11,51 persen,
pada tahun 2015 turun ke peringkat ke- 13 dengan sebesar 1,59 persen.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
33
1.5. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu
Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian
sasaran strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai
program dan kegiatan tahunan. Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Daya tahun 2016 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja SKPK disajikan dalam Gambar 1.6.
Gambar 1.6Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Barat Daya Tahun 2016
LAKIP KABUPATEN2016
RENSTRA SKPK
2012 - 2017
RENJA 2016
RKA 2016
DPA 2016
PK SKPK 2016
RPJMK Kabupaten Aceh Barat Daya
2012 - 2017
RKPD 2016
RAPBK 2016
APBK 2016
PK Kabupaten 2016
LAKIP SKPK2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
34
Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun
Anggaran 2016 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, dan Sistematika Penyajian.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Berisi gambaran singkat mengenai RPJMK Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun
2012-2017 dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016,
RPJMK menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten Aceh Barat Daya,
Perjanjian Kinerja menguraikan sasaran strategis Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 71 (tujuh puluh satu) indikator kinerja, pencapaian
indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas pencapaian sasaran tahun 2016
dibandingkan dengan tahun 2015 dan RPJMK termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta
langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu juga menyajikan realisasi keuangan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
35
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
2.1. VISI DAN MISI
2.1.1. VISI
Visi adalah tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan berbagai tahapan. Jika yang
ingin dicapai dalam bentuk program maka Visi itu akan di breakdown kedalam
program-program dengan tahapan/jangka pendek dan program jangka Panjang. Berdasarkan
kondisi yang dihadapi Kabupaten Aceh Barat Daya serta Permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan potensi dan keunggulan
daerah yang dimiliki, maka visi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012 -
2017 adalah sebagai berikut :
“ KABUPATEN ACEH BARAT DAYA YANG ISLAMI, SEJAHTERA, DAN
MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI DAERAH YANG
BERBASIS KEARIFAN LOKAL”
Visi diatas memiliki 5 (lima) hal mendasar, yaitu :
1. Islami : adalah akhlaq/perilaku masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya di
seluruh tatanan kehidupan yang senantiasa dijiwai oleh nilai moralitas,
etika dan budi pekerti yang luhur berlandaskan Syariat Islam.
2. Sejahtera : adalah kondisi yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten
Aceh Barat Daya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmaniah dan
rohaniah (fisik, mental, spritual dan emosional) dalam berbagai aspek
kehidupan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
3. Mandiri : adalah kondisi Kabupaten Aceh Barat Daya yang mampu memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri di berbagai bidang dengan mengurangi
ketergantungan kepada daerah lainnya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
36
4. Potensi Daerah : adalah seluruh potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Aceh Barat Daya
yang dapat digali dan dikembangkan, baik yang bersumber dari alam,
manusia dan sosial budaya.
5. Kearifan Lokal : adalah gagasan-gagasan/nilai-nilai/pandangan-pandangan yang bersifat
lokal yang bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai baik yang tertanam
dan diikuti oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya.
2.1.2. MISI
Untuk memujudkan Visi dengan 5 hal mendasar sebagai mana tersebut di atas dituangkan
dalam misi - misi utama Pemerintah Kabupaten, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik (good
governance), Bersih Dan Berwibawa (clean government) berdasarkan
Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA). Maksud dari Misi ini adalah : untuk
mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam ruang lingkup tatanan birokrasi
pemerintahan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stake holder), tidak
hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga perubahan pada tingkat; struktur,
sistim administrasi dan tingkah laku (the ethics being) melalui reformasi birokrasi
secara total, diantaranya pelurusan orientasi, memperkuat komitmen, membangun
kultur baru, rasionalisasi, memperkuat payung hukum dan peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia. Selain itu diperlukan langkah eksternal berupa komitmen
dan keteladanan elit politik di daerah dan pengawasan masyarakat sehingga akan
memunculkan sistim pemerintahan yang amanah, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN) yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Menerapkan Nilai-Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan
Kehidupan Masyarakat, Sosial Dan Budaya Yang Berlandaskan Syariat Islam.
Maksud dari Misi ini adalah : untuk mewujudkan masyarakat Aceh Barat Daya yang
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika berlandaskan syariat islam di seluruh
aspek kehidupan untuk menciptakan rasa aman dan damai dalam hubungan interaksi
sosial dan budaya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
37
3. Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan. Maksud dari Misi ini adalah :
untuk mengembangkan sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui
pemberdayaan sumberdaya lokal sehingga memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan pengembangan usaha skala mikro Iebih
diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat
berpendapatan rendah.
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Maksud dari Misi ini
adalah : untuk membangun birokrasi yang kokoh,utamanya kepada profesionalisme
sumber daya aparatur pemerintahan yang memiliki kapasitas dan kredibilitas tinggi
melalui sinergisitas yang baik antara pemerintah, masyarakat dan swasta. Birokrasi
sebagai salah satu aktor dalam pembangunan harus mampu dan dapat dipercaya,
sehingga dapat menjalankan kewajibannya dalam melayani masyarakat secara prima.
5. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan.
Maksud dari Misi ini adalah : merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Daya dalam membangun sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, yang pada
gilirannya akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif dan dilandasi akhlak
mulia dalam lingkup perspektif kurikulum, sistim, struktur dan proses pendidikan
serta kemudahan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat.
6. Menggali Dan Mengembangkan Potensi Daerah Secara Optimal Yang Berdaya
Saing Dan Berwawasan Lingkungan. Maksud dari Misi ini adalah : untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi daerah yang bernilai ekonomis dan
mempunyai keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan serta pemanfaatan sumber daya manusia
setempat.
7. Mengembangkan Kawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana Dan
Sarana Untuk Mempercepat Tumbuhnya Iklim Investasi Yang Kondusif.
Maksud dari Misi ini adalah : meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kawasan terpadu maupun kawasan strategis,
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
38
sehingga dapat memunculkan peluang investasi kondusif di pasar lokal ,regional dan
global serta mendatangkan sumber pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah
daerah.
2.1.3. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Tujuan dan sasaran strategis merupakan perwujudan visi melalui pelaksanaan misi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten
Aceh Barat Daya 2012-2017, diperlukan strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten
Aceh Barat Daya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan
strategi dan arah kebijakan pembangunan ini sangat penting karena akan digunakan sebagai
pedoman dan acuan oleh seluruh SKPK di Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menentukan
program prioritas untuk periode 5 (lima) tahun ke depan. Hal ini diperlukan dalam upaya untuk
mencapai dan mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya 2012-2017.
Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun keempat dan
kelima juga dipengaruhi oleh tujuan dan arah pembangunan Nasional yang tertuang dalam
RPJM Nasional Tahun 2015-2019 terutama pada sembilan Program Prioritas Nasional
(NawaCita). Untuk mengetahui secara rinci arah dan kebijakan pembangunan berdasarkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan masing-masing misi Pemerintah Aceh
Barat Daya Tahun 2012-2017, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya 2012-2017Berdasarkan Misi.1
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan1. Melakukan
reformasi birokrasipemerintahan
1. Perbaikan tatakelolapemerintahan yangefektif dan efisien
1. Peningkatan kapasitasOrganisasi PerangkatKabupaten
1. Peningkatankapasitaskelembagaanpemerintah daerah
2. Peningkatankapasitas Lembagalegislatif
3. Peningkatankoordinasi antara
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
39
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakanpemerintah daerahdengan pemerintahdan pemerintahdaerah lainnya
4. Pengembangkanteknologi informasidan aplikasitelematika dalamrangkae-goverment,eprocurement dane-development
2. Penyediaan regulasi /produk hukum yangmengakomodasinilai-nilai agama,kearifan lokal,dan nilai-nilai hidup lainnya yangberkeadilan gunamendukungpenyelenggaraanpemerintahan
1. Penyempurnaandata basekelembagaan danAparatur
2. Peningkatan peranUlama dalamPenyusunanrencanapembangunan
3. Peningkatan kualitasdan sinergitasperencanaanpembangunan daerahdan pengendalianpembangunan
1. Sinergi dankoordinasiperencanaan daerah
2. PembentukanForum KoordinasiProgramPembangunan lintassektoral (ForumKoordinasi AcehBarat Daya)terhadap usulanmasyarakat
3. Peningkatankonsistensiperencanaanpembangunan yangpartisipatif
4. Peningkatankegiatan penelitiandan pengembangandalam rangkamendukungpenyelenggaraanpemerintahandaerah
5. Pengembangkandata dan statistikpembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
40
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan6. Efektivitas
pengendalian danEvaluasipembangunan
4. Peningkatan sistempengawasan danpengendalian internalyang efektif
1. Intensifikasipembinaan dalamrangka pengendalianinternal
5. Peningkatanefektifitas danefisiensi belanjadaerah
1. Pelaksanaanperencanaanpenganggaranbelanja berbasiskinerja
2. Pelaksanaanpengendalianbelanja sesuaidengan dokumenanggaran
6. Peningkatanpendapatandaerah
1. Peningkatankualitaskebijakanpengembanganpendapatan daerah
2. PelaksanaanIntensifikasipendapatan aslidaerah
7. PeningkatankapasitasKelembagaanPemerintah daerah
1. Penyusunananalisis jabatan dankebutuhan aparatur
8. Peningkatan kapasitaspemuda, prestasi dansarana olahraga
1. Peningkatan aktifitasdan partisipasipemudaDalam pembangunandan pembinananpengembanganolahraga
2. Meningkatnyakinerja dan pelayanankepada masyarakat
1. Peningkatankualitaspelayananadministrasipublik
1. Peningkatanpelayananadministrasikependudukan danpencatatan sipilyangsesuai denganprinsippelayanan prima
2. Peningkatan 1. Peningkatan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
41
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakanpenanggulanganbencana danbahayakebakaran
cakupanpelayanan dan peranserta masyarakatdalamkesiapsiagaanpengendalianbencana dan bahaya
3. Peningkatanketentraman danketertibanmasyarakat
1. Peningkatan sumberdaya perlindunganmasyarakat(Linmas)
2. Peningkatanpenyelesaianpelanggaran K3(ketertiban,ketentraman,keindahan)
4. Peningkatanprogram KeluargaBerencana danKeluargaSejahtera
1. PeningkatanPelayananKomunikasiInformasi danedukasi KeluargaBerencana danKeluarga Sejahtera
3. Terciptanyapemerintahan yangbaik (goodgovernance), bersihdan berwibawa(clean government)berdasarkan UUPA
1. Perwujudan kepastianhukum Dan dipercayadalam penyelenggaraanPemerintahanyang baik
1. Optimalisasipengkajian produkhukum daerah dandata hukum
2. Penyebarluasan danpeningkatanpemahamanmasyarakatterhadap produkhukum daerah
3. OptimalisasipenyelesaianPersoalan hukum
2. PencegahanKKN melaluipenegakansistem integritasaparatur negara
1. PemantapanKebijakanpengawasan
2. Peningkatanefektivitas sistempengawasan
3. Peningkatankuantitas dankualitas internalauditor danpengelola keuanganKabupaten
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
42
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan4. Pemantapan
penerapan sistempengendalian internpemerintah melaluipenyusunanpedoman danpeningkatankapasitas auditor
5. Pengembangankebijakan danpenerapan disiplinpegawai, netralitasPNS, penerapankode etik, paktaintegritas; danpembatasan konflikkepentingan.
6. PelaksanaanPengadaanBarang/Jasa secaraElektronik
3. Peningkatanpartisipasimasyarakat dalampengawasan
1. Peningkatan peranmasyarakat dalammengawasi danmengadukanpenyalahgunaan danmalpraktikkewenangan
2. Perbantuanpemerintah dalampembenahan tatakelolapemerintahan.
Tabel 2.2.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.2
Misi.2 :Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan masyarakat, sosial dan budaya yangberlandaskan Syariat Islam.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan1. Menerapkan
nilai-nilaikeagamaanberdasarkan SyariatIslam
1. Terciptanya sosialbudaya masyarakatberdasarkan SyariatIslam
1. Peningkatanpelayananpemerintahkepadamasyarakat rawansosial dan
1. ImplementasiSyariat Islam dalamsetiap sendikehidupanbermasyarakatdalam bidang
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
43
Misi.2 :Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan masyarakat, sosial dan budaya yangberlandaskan Syariat Islam.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakanmeningkatkankerukunankehidupanberagama
hukum, ekonomi,sosial dan budaya
2. PeningkatanPemahaman nilai-nilai agama dankebangsaan
3. Peningkatanpemberdayaanmasyarakatmiskin dan anakterlantar
2. Peningkatan kehidupansosial dan ekonomiMasyarakat berbasisDayah/Pesantren
1. PeningkatanSwadayamasyarakat Dalampengelolaan BadanUsaha di Dayah/Pesantren
2. Meningkatnyaketaqwaan dalamberagama
1. Peningkatanpembangunansarana danprasaranalembagakeagamaan sertakesadarankehidupanberagama
1. PeningkatanKebijakanpemerintahTerhadapPembangunansarana danprasaranaLembagakeagamaan
2. Peningkatanpemahamantentang ajaranagama
1. Penyelenggaraanperingatan hari-haribesar keagamaan
2. PenataanPenyelenggaraanPelaksanaan ibadahhaji
3. Pengikutsertaankafilah ketingkatProvinsi danNasional
3. PemerataanPembangunansarana danprasaranakeagamaan
3. Meningkatnyakesadaran dannilai-nilaikeagamaanmasyarakat sesuaidengan Syariat Islam
1. Peningkatankesadaranmasyarakat danpendayagunaanzakat, infaq dansadaqah
1. Peningkatankapasitas danperan lembagalembaga pelaksanaSyariat Islam sepertiMahkamah
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
44
Misi.2 :Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan masyarakat, sosial dan budaya yangberlandaskan Syariat Islam.
Tujuan Sasaran Strategi Arah KebijakanSyar’iah, BaitulMaal, dan WilayatulHisbah
2. Penataan lembagaKeuangan syariah
1. Penyusunanqanunpenegakkan nilai nilaisyariat Islam
2. Penegakansyariat Islamsecara kaffah
Tabel 2.3.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.3
Misi.3 :Memberdayakan ekonomi kerakyatan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan penanggulangankemiskinan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan1. Memberdayakan
ekonomi kerakyatan1. Meningkatnya
produktivitas per -ekonomian rakyat
1. Peningkatanproduktivitas sektorpertanian danpeternakan, perkebunandan kehutanan danperikanan dan kelautan
1. Peningkatanproduktifitas dannilai tambah hasilproduksi
2. Peningkatanpengelolaan sumberdaya alam
2. Peningkatan ekonomiMasyarakat berbasisekonomi kerakyatan
1. Peningkatankualitas sumberdaya pelakuUMKM melaluifasilitasi ermodalan,promosi, kerjasamausaha dan informasiusaha
2. Penumbuhankewirausahaan danenterpreunership dimasyarakat
3. Peningkatanpembinaan koperasidan lembagakeuangan mikro
2. Tersedianyalapangan kerja baru
1. Penciptaantumbuhnyainvestasi,
1. Perluasankesempatan kerjadan Penciptaan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
45
Misi.3 :Memberdayakan ekonomi kerakyatan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan penanggulangankemiskinan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakankhususnya investasipadat karya agartercipta kesempatankerja
lapangan kerja baru2 Pembinaan iklim
bagi perluasanlapangan kerja,Peningkatanefisiensi danproduktifitas
2. Pengembanganpotensi industri kecildan kerajinan rakyat
1. Optimalisasi sektorUMKM
3. Fasilitasi penumbuhanWirausaha baru danwirausaha yang berdayasaing danpengembanganinkubator bisnisKUMKM yangDilaksanakan bersamaperguruan tinggidan pelaku bisnis
3. Menurunnya tingkatpengangguran
1. Pembukaan lapangankerja baru yangberorientasi padapengembanganUMKM
1. Peningkatanangkatan kerja yangproduktif danterampil dalamberwirausaha
2. Penyelenggaraandiklat dalam usahameningkatkanKreatifitas masyarakat
4. Menurunnya jumlahdan persentasependuduk miskin
1. Pemberian modalusaha dan santunankepada masyarakatmiskin
1. Peningkatan tarafhidup dankesejahteraanmasyarakat
2. Peningkatan jumlahpenduduk dalamcluster menengah
2. PenyelenggaraanDiklat keterampilankerja
3. Pemberian beasiswaPendidikan bagipenduduk miskin
5. Meningkatnyapendapatanmasyarakat
1. Pemberdayaan sektorusaha masyarakat yangberbasis industri rumahtangga
1. Penciptaankemandirian dankesejahteraanmasyarakat
2. Pengelolaan komoditasunggulan daerah yangbernilai ekonomi
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
46
Tabel 2.4.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.4
Misi.4 :Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan1. Meningkatkan
kualitas SDMaparatur pemerintahdan masyarakat
1. Meningkatnyakualitas dan keahlianSDM aparaturpemerintah danmasyarakat
1. PenyelenggaraanDiklat aparatur dalamRangka meningkatkankompetensi sumberdaya aparatur yangterencana sesuaidengan prioritasKebutuhan pemerintahdaerah
1. Peningkatankualitasdan kompetensiSumber DayaAparaturpemerintahDaerah dan Desadenganmengefektifkanpenyelenggaraandiklat danpemberian tugasbelajar
2. Pemberian Beasiswa S1,S2 dan S3 bagi aparaturdaerah
2. Tersedianyaprasarana pendukungpeningkatan kinerjaSDM aparaturpemerintah danmasyarakat
1. Pembangunan Saranadan PrasaranaPemerintahan
1. Peningkatankualitaspengelolaankelembagaan SKPKyang menyangkutadministrasi,kinerja, SDM,saranadanprasarana sertakeuangan
3. Meningkatnyakinerja SDMaparatur pemerintah
1. Penerapan rewarddan punishment bagiaparatur
1. Peningkatan keseja-hteraan pegawai
2. Penataan SDMaparatur untukMeningkatkanpelayanan danpemberdayaanMasyarakatkhususnya wilayahterpencil
4. Meningkatnyawawasanpengetahuanmasyarakat
1. Pengelolaan manajemenkepegawaian yang padakebutuhan pelayananprima
1. Peningkatanpelayananadminitrasikepegawaian yangtransparan, cepat,tepat dan akuntabel
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
47
Tabel 2.5Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.5
Misi.5 :Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan1. Meningkatkan
kualitaspenyelenggaraanpendidikan danpelayanan kesehatan
1. Tersedianyaprasarana dan saranapendidikan dankesehatan
1. PeningkatanMutu dan pemerataanAkses kesempatanbelajar PendidikanAnak Usia Dini,Pendidikan dasar danMenengah sertapendidikan kejuruanterutama di daerahdaerah terpencil yangdidukung oleh saranadan prasarana endidikanyang Memenuhi standar
1. PeningkatanKualitas Sarana danPrasaranaPendidikan Dasardan Menengah
2. PeningkatanKompetensi danKesejahteraan Guruserta TenagaKependidikan
3. Peningkatankemampuan danbudaya bacamasyarakatkhususnya padausia sekolah
2. Peningkatan kuantitas,kualitas dan fungsisarana prasaranapelayanan kesehatan diPuskesmas danjaringannya
1. Peningkatankualitasketersediaan saranaprasarana kesehatandan kefarmasian
2. Pembinaan danPelaksanaanregulasi Pelayanankesehatan
3. Peningkatan sumberdaya manusiakesehatan
2. Terpenuhinyakebutuhan dasarpendidikan dankesehatan
1. Peningkatan aksespendidikan melaluipendidikan formal, nonformal maupunInformal
2. Penurunan angkakematian ibu dananak, membiasakanPemeriksaan kehamilanpada instalasi ataupuskesmas
1. Peningkatanpelayanan kesehatanterutama Ibu danAnak
2. PeningkatanKeluarga Sadar Gizi
3. Peningkatan pelayanankesehatan masyarakat
1. Pengembangansistem kesehatan
2. Peningkatanupaya pencegahan,pemberantasandan pengendalianpenyakit menular
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
48
Misi.5 :Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakanserta tidak menular
3. Peningkatan mutuPelayanankesehatan dasardan rujukan
4. Pengembanganpelayananpuskesmas 24 jam
3. Meningkatnyakualitaspenyelenggaraanpendidikan
1. Penataan RintisanSekolah BertarafInternasional (RSBI)SMP, SMA, SMK sertamewujudkan SekolahBertaraf Internasional(SBI)
1. Peningkatankualitas siswadalam persainganglobal
2. Penerapanpenggunaansistim teknologidalam prosesbelajar mengajar
3. Peningkatan jumlahsarana dan prasaranyang layak dalamKegiatanpembelajaran
2. Peningkatan jumlahdaya tampungSMP/MTs danSMA/SMK
4. Meningkatnyakualitas pelayanandan derajatkesehatanmasyarakat
1. Peningkatan kualitassarana prasaranapelayanan kesehatanRumah Sakit
1. Peningkatankualitas dankuantitas tenagakesehatan
2. Peningkatankecukupan obatdan perbekalankesehatan
2. Peningkatan upayapreventif dan promosikesehatan
1. Peningkatan peranserta masyarakat dibidang kesehatanmenuju Desa SiagaAktif dan keluargasiaga
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
49
Tabel 2.6Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.6
Misi.6 :Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
Tujuan Sasaran Strategis Arah Kebijakan1. Menumbuh
kembangkan potensidaerah yang berdayasaing danberwawasanlingkungan
1. Menggali potensidaerah yang berdayasaing secara optimal
1. Peningkatan produksi,produktivitas dankualitas produkpertanian
1. Peningkatanpengelolaanpotensi pertaniandan perikananSeoptimal mungkindengan prinsip-prinsip agribisnis
2. Fasilitasi Pelaksanaaninovasi dan teknologipertanian, perkebunan,dan peternakan yangRamah lingkungan
2. Meningkatnyaproduktivitas sektorunggulan daerah
1. Peningkatan nilaitambah, sarana sertapengolahan hasilpertanian, perkebunan,peternakan, perikanandan kehutanan.
1. PeningkatanProduktivitas lahanbudidaya pertaniandan perikananmelalui upayaintensifikasi,diversifikasi,optimalisasi, danrehabilitasi lahan-lahan yangterlantar
2. Percepatanpemanfaatanmekanisasi di sektorindustri kerajinan,pertanian danperikanan, termasukmotorisasi armadaperikanan dalamupaya eningkatkandaya jelajah danProduktivitasnelayan
3. Mampu bersaingdengan daerah lain
1. Pengembangan potensiekonomi daerah
1. Pengembanganindustri kreatif
2. Peningkatanrevitalisasi pasartradisional
3. PeningkatanFasilitasipengembanganusaha bagipedagang/usahainformal
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
50
Misi.6 :Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
Tujuan Sasaran Strategis Arah Kebijakan2. Pengembangan
Pariwisata berbasisbudaya
1. Peningkatankeunggulan daya tarikdan promosiwisata untukpeningkatan dayabeli masyarakat
2. Peningkatanpromosi dankerjasamapariwisata
3. Pengembangangerakan sadarwisata
4. Pelestarian nilai -nilai BudayaKabupaten AcehBarat Daya
4. Terpeliharanyakualitas lingkungan
1. PeningkatanKualitas lingkunganhidup
1. Peningkatanpelestarianlingkungan hidup
2. Peningkatanupaya pemulihandan konservasisumberdaya air,udara hutan danlahan
3. PengelolaanDaerah AliranSungai (DAS)
2. Peningkataan kinerjaPengelolaanPersampahan
1. Peningkatanpenangananpersampahan
5. Meningkatnyapendapatan daerah
1. PenuntasanQanun PAD
2. Optimalisasi Pajak danRetribusi Daerah
1. Optimalisasi jenis-jenis pungutanpajak daerah danretribusi daerahyang sudah ada.
3. Pembentukan BUMDsebagai salah satuAlternatif pembiayaandaerah
1. Pendayagunaanaset daerah untukmewujudkanKemakmuran rakyat
2. Pembinaan BUMDuntuk dapatberbisnis secaraterfokus danterspesialisasiDengan pengelolaanyang bersih,transparan dan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
51
Misi.6 :Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
Tujuan Sasaran Strategis Arah Kebijakanprofessional
Tabel 2.7Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012-2017Berdasarkan Misi.7
Misi.7 :Mengembangkan kawasan strategis melalui peningkatan prasarana dan sarana untuk mempercepat tumbuhnyaiklim investasi yang kondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. MengembangkanKawasan strategisuntuk mempercepatpertumbuhaninvestasi
1. BerkembangnyaKawasan strategisuntuk mempercepatPertumbuhaninvestasi di daerah
1. Penyusunan masterplanKawasan strategis
1. Penetapan wilayahstrategis erdasarkanpada struktur ruanguntuk meningkatkankemajuanperekonomiandaerah.
2. Pengembanganwilayahpegunungan danpesisir
3. Sosialisasi RTRWKabupaten AcehBarat Daya
2. Penyediaan rumah layakhuni dan terjangkau
1. Pengembanganperlindungan danpemenuhan hakdasar warga miskindalam halketersedianperumahan
2. MeningkatnyaKualitasprasarana dansaranapembangunanuntuk mendukunginvestasi (darat,laut dan udara)
1. Pembangunan jaringanjalan dan JembatanUntuk menunjangAktivitas perekonomianmasyarakat
1. Peningkatanjaringantransportasi
2. Peningkataninfrastruktur dasardalam pelayananpublik
3. Pemantapan kondisitransportasi jalanguna mendukungpelayananpergerakan orang,barang, dan jasa
2. PeningkatanPembangunan DaerahTertinggal
1. Penyediaan EnergiListrik di daerahterpencil
3. Kerjasamapembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
52
Misi.7 :Mengembangkan kawasan strategis melalui peningkatan prasarana dan sarana untuk mempercepat tumbuhnyaiklim investasi yang kondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Infrastruktur dasardengan pihak swasta
4. Peningkatan Kapasitasdan KualitasPengelolaan SumberDaya Air
1. Pengembangan danPengelolaan SistemIrigasi
3. Terciptanyapusat-pusatpertumbuhan(growth center)ekonomi
1. Penyusunan masterplanpusat pertumbuhanekonomi
1. Pengembanganmutu dan ProduksiPertanian dikawasan baru
2. Pengembangankawasanpermukiman diwilayah yangmemiliki potensikeunggulan daerah
2. Pembangunan saranadan prasarana kawasancepat tumbuh
4. Meningkatnyajumlah investor daninvestasi di daerah
1. Pengembanganlingkungan yang bagidunia usaha
1. Peningkatanpelayanan perizinansesuai denganprinsip pelayananterpadu yang proinvestasi
2. Penciptaanketenteraman danketertiban yangkondusif
3. Pemerataanpenyediaan saranadan prasaranapembangunan untukmendukunginvestasi
2. Pengembangan Energidan Sumber DayaMineral
1. Pengelolaan Energidan Sumber DayaMineral denganmemperhatikanprinsipkeberlanjutan dankearifan lokal
3. Pengembanganpengolahan hasil-hasilKomoditi unggulandaerah
1. Peningkatan nilaitambah darikomoditi unggulandaerah
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
53
2.2 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Keempat (2016)
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Aceh Barat Daya tahun keempat (2016)
ditekankan pada pemantapan capaian pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun
sebelumnya dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap upaya yang telah
dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain itu, pembangunan di tahun keempat ini juga diarahkan
pada evaluasi kebijakan, program dan kegiatan sebagai upaya mensinergikan capaian
pembangunan di masing-masing bidang/sektor pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun keempat ini lebih memfokuskan pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan iklim investasi melalui badan usaha milik
daerah yang berfungsi sebagai motor penggerak dalam peningkatan pendapatan daerah.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dan perluasan lapangan kerja yang merupakan prioritas
utama dengan mengedepankan kepada usaha skala kecil dan menengah. Di samping itu,
penataan kawasan strategis yang bernilai ekonomis juga akan terus dilakukan terutama kawasan
yang sudah memperlihatkan kemajuan dan perkembangan di lintas sektoral dan regional.
Pada tahap pembangunan tahun keempat ini, kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten
Aceh Barat Daya diharapkan sudah mengalami penurunan dan pembangunan di desa dan
kecamatan sudah memperlihatkan pertumbuhan dan pemerataan yang cukup signifikan.
Akses jalan sebagai alur distribusi barang dan jasa terutama yang menjangkau di daerah
pedalaman ataupun terisolir sudah dapat diselesaikan dengan baik. Wilayah yang dikategorikan
rawan bencana sudah dapat teratasi, peningkatan mutu pendidikan dan layanan kesehatan sudah
menjadi lebih baik sesuai dengan target standar pelayanan minimal (SPM), serta peningkatan
nilai tambah produk komoditas unggulan sebagai aset potensi daerah sudah menunjukkan hasil
nyata sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.
2.3 Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Barat Daya Tahun 2016
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Kabupaten Aceh Barat
Daya 2012 - 2017 yang diamanatkan oleh Qanun Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Qanun Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Barat aya Tahun 2012-2017 yang
berisikan perencanaan yang bersifat makro sehingga perlu dijabarkan dalam perencanaan yang
lebih mikro pada setiap tahunnya, dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
54
Kabupaten (RKPK). Oleh karena itu, maka Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK)
Tahun 2016 yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 15 Tahun 2015
Tentang Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Barat Daya ini disusun dan
disesuaikan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK)
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017. Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten
(RKPK) dan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya Tahun 2016 sesuai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK)
Perubahan yang terdapat pada amanat Peraturan Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 9
Tahun 2016 Tanggal 18 Oktober 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten
(APBK) Aceh Barat Daya dan amanat Peraturan Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 35
Tahun 2016 Tanggal 18 Oktober 2016 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran dan Pendapatan
dan Belanja Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016.
Ringkasan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya Tahun 2016 dapat dijabarkan sebagai berikut :
2.4 Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya telah menetapkan Perjanjian
Kinerja (PK) yang merupakan pernyataan Komitmen dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Daya, dalam rangka mewujudkan tekad dan janji untuk mencapai sasaran strategis dalam
waktu 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan Rencana Kerja
Pembangunan Kabupaten (RKPK) Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 yang telah disusun.
Adapun Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 adalah : \
Tabel 2.8Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2016
No SASARAN STRATEGISKABUPATEN INDIKATOR KINERJA TARGET
Misi.1 :Melakukan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (good governance), bersih dan berwibawa (cleangovernment) berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).1. Perbaikan tata kelola pemerintahan yang
efektif dan efisien1. Meningkatnya Nilai Perolehan
LAKIP KabupatenCC
2. Tersedianya Indeks Kepuasaan Tersedia
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
55
No SASARAN STRATEGISKABUPATEN INDIKATOR KINERJA TARGET
Layanan Masyarakat (IKM)3. Meningkatnya angka perolehan
Nilai Standar Pelayanan Minimal55,00
4. Tersedianya Analisis Jabatan Tersedia5. Tersedianya dokumen
perencanaan RPJMD yg telahditetapkan dengan PERDA(Qanun)
Tersedia
6. Tersedianya DokumenPerencanaan RPJMD yang telahditetapkan dengan PERDA/PERKADA (Qanun)
Tersedia
7. Tersedianya DokumenPerencanaan RKPK yg telahditetapkan dengan PERKADA(Perbup)
Tersedia
8. Persentase Penjabaran ProgramRPJMD kedalam RKPD 50%
9. Tersedianya Buku “Aceh BaratDaya Dalam Angka “ Tersedia
10. Tersedianya Buku “PDRBKabupaten” Tersedia
11. Cakupan Cabang Olah Raga yangmendulang Prestasi 75%
2. Meningkatnya kinerja dan pelayanankepada masyarakat
1. Persentase Penduduk yang telahmemiliki e-KTP 55%
2. Cakupan Kepemilikan AktaKelahiran 80%
3. Rasio Pendampingan KeluargaBerencana Gampong (PPKBG)Terhadap Akseptor KB
0,01
4. Rasio Tenaga Penyuluh Pertanianterhadap Luas Areal Persawahan 0,015
5. Tingkat penyelesaian pelanggaranK3 (ketertiban, ketentraman dankeindahan) di Kabupaten (%).
6. Cakupan Pelayanan BencanaKebakaran 25%
7. Persentase Korban Bencana yangmenerima bantuan selama masatanggap darurat
100%
3. Terciptanya pemerintah yang baik (goodgovernance), bersih dan berwibwa (cleangovernment) berdasarkan UUPA
1. Hasil audit BPK dengan opiniterbaik WTP
2. Menurunnya penyimpanganterhadap anggaran
35%
3. Jumlah Auditor Bersertifikasi 6 Orang4. Tersedianya Website Pemerintah
Kabupanten Aceh Barat Daya(www.acehbaratdaya.go.id)
Tersedia
5. Tersedianya Layanan Pengadaan Tersedia
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
56
No SASARAN STRATEGISKABUPATEN INDIKATOR KINERJA TARGET
Secara Elektronik (LPSE) online(www.lpse.acehbaratdaya.go.id)
6. Tersedianya buku berita daerahdan lembaran daerah Tersedia
Misi.2 :Menerapkan nilai-nilai keagamaan secara terpadu dalam tatanan kehidupan masyarakat, sosial dan budaya yangberlandaskan Syariat Islam.1. Terciptanya sosial budaya masyarakat
berdasarkan Syariat Islam1. Cakupan Penegakan Syariat Islam
secara Kaffah (%) 85%
2. Cakupan TPA Aktif (%) 1003. Cakupan Pemberdayaan Dayah
dan Pasantren (%) 100
4. Cakupan Peningkatan Zakat,Infak dan Sedekah (ZIS) (%)
65%
Misi.3 :Memberdayakan ekonomi kerakyatan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan penanggulangankemiskinan.1. Meningkatnya produktivitas
perekonomian rakyat1. Cakupan Koperasi Aktif (%) 55%2. Cakupan Koperasi Sehat (%) 15%3. Cakupan Pertumbuhan Usaha
Mikro dan Kecil (%) 25%
4. Produktivitas Padi Per Hektare 8 Ton5. Produktivitas Hasil Perikanan 21.474 Ton
2. Meningkatnya pendapatan masyarakat 1. Rasio Nelayan yang MemilikiSarana Tangkap dan PengolahanIkan
5,00
2. Cakupan Lahan Pertanian/Perkebunan yang dapat teralirioleh irigasi (%)
100%
Misi.4 :Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).1. Meningkatnya kualitas dan keahlian
SDM Aparatur pemerintah danmasyarakat
1. Cakupan Dana APBK untukpeningkatan/profesionalisme PNS(%)
0,20%
Misi.5 :Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.1. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan1. Persentase Angka Melek Huruf 100%2. Persentase Angka Kelulusan 100%3. Rasio guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV100%
4. APK SD/MI/ PAKET A 100%5. APK SMP/MTS/ PAKET B 100%6. APK SMA/SMK/MA/PAKET C 100%7. APM SD/MI/PAKET A 80%8. APM SMP/MTS/PAKET B 80%9. APM SMA/SMK/MA/PAKET C 80%
10. Rata-Rata Nilai UNAS SD/MI 80%11. Rata-Rata Nilai UNAS SMP/MT 80%12. Rata-Rata Nilai UNAS SMP/MT 80%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
57
No SASARAN STRATEGISKABUPATEN INDIKATOR KINERJA TARGET
2. Meningkatnya kualitas Pelayanan danDerajat Kesehatan Masyarakat
1. Angka Kematian Bayi 23/1.000 Kelahiranhidup
2. Rasio Posyandu per satuan balita 3,55/100 balita3. Cakupan desa/kelurahan
Universal Child Immunization 75%
4. Cakupan puskesmas yangmenyelenggarakan rawat inap. 25%
5. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan 100%
6. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 92%7. Cakupan kompilasi kebidanan
yang ditangani 95%
8. Cakupan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan yangmemiliki kompetensi kebidanan
92%
9. Cakupan pelayanan nifas 90%10. Cakupan neonates dengan
komplikasi yang ditangani 20%
11. Cakupan pelayanan anak balita 43%12. Cakupan penjaringan kesehatan
Siswa SD setingkat 30%
13. Cakupan desa/kelurahanmengalami KLB yang dilakukanpenyelidikan Epidemiologi < 24Jam
100%
14. Cakupan Desa Siaga Aktif 55%Misi.6 :Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan1. Meningkatnya produktivitas sektor
unggulan daerah1. Cakupan lahan persawahan rakyat
yang terbantu pengadaan bibitnya.100%
2. Terpeliharanya Kualitas lingkungan 1. Persentase pengelolaan sampah 60%2. Cakupan DAS yang direboisasi
(Penghijauan) 2%
Misi.7 :Mengembangkan kawasan strategis melalui peningkatan prasarana dan sarana untuk mempercepat tumbuhnya ikliminvestasi yang kondusif12
.Meningkatnya Pendapatan Daerah 1. Persentase Peningkatan PAD 5%
2. Persentase Qanun / Pajak Daerahdan Retribusi yang telah disahkan 100%
13.
Meningkatnya kualitas prasaranadan sarana
1. Panjang jalan baru yangterbangun
25 km
2. Jembatan baru yang terbangun 5 Unit3. Cakupan jalan rusak yang
diperbaiki5%
14.
Terciptanya pusat-pusat pertumbahan 1. Jumlah Pasar Tradisional danModern yang terbangun 5 Unit
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
58
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 ini berpedoman
pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja. Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan
dengan membandingkan realisasi setiap indikator sasaran strategis dengan target kinerja untuk
mengetahui tingkat capaian atau selisih kinerja (Performance Gap). Tingkat capaian atau selisih
kinerja tersebut menjadi acuan dalam penetapan kebijakan perencanaan tahunan Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat Daya untuk peningkatan pencapaian kinerja di masa yang akan datang
(Performance Improvement).
Anggaran Berbasis Kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk
mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan manfaat yang
dihasilkan. Dalam melakukan penyusunan anggaran berbasis kinerja prinsip – prinsip yang
harus diperhatikan adalah :
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.
Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan,
sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau
proyek yang dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama
untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat.
Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun
pelaksanaan anggaran tersebut.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
59
2. Disiplin Anggaran.
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan belanja
yang dianggarkan pada setiap pos/pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran
belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan
melaksanakan kegiatan/proyek yang belum/tidak tersedia anggarannya. Dengan kata
lain, bahwa penggunaan setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan/proyek
yang diusulkan.
3. Keadilan Anggaran.
Pemerintah pusat/daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya
secara adil tanpa diskriminasi agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok
masyarakat dalam pemberian pelayanan.
4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran
Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat
guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal.
5. Disusun dengan Pendekatan Kinerja
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar dari biaya atau
input yang telah ditetapkan. Selain itu harus mampu menumbuhkan profesionalisme
kerja di setiap organisasi kerja yang terkait.
Dari hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen pembangunan
berbasis kinerja bukan hanya sekedar melaksanakan program / kegiatan yang sudah
direncanakan. Tetapi esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi
untuk mendorong perubahan, dimana program / kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat
yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik keluarannya, maupun dampak dan hasil
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
60
x100%Target
Realisasi%Capaian
x100%Target
Target)-(Realisasi -Target %Capaian
yang diharapkan. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah
satu pilarnya adalah akuntabilitas akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan
telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung biasnya
dirasakan oleh masyarakat. Oleh Karena itulah, pengendalian dan pertanggung jawaban program
/ kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
kepada publik telah dicapai sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh
Barat Daya untuk membangun akuntabilitas kinerja ini dalam mendorong pelembagaan
pengendalian, evaluasi yang transparan dan berorientasi pada perbaikan pelayanan publik.
Dalam pengukuran tingkat keberhasilan setiap indikator kinerja menggunakan 2 (dua) rumus.
yaitu :
1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik
(Progress Positif). maka digunakan rumus :
2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja (Progress
Negatif). maka digunakan rumus :
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja dari setiap sasaran strategis.menggunakan skala pengukuran sebagaimana tertera dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1Skala yang Digunakan untuk Indikator Sasaran
Bermakna Progress PositifNo Rentang Capaian Kategori Capaian1. > 100 Sangat Baik2. 85 - 100 Baik Sekali3. 70 - 85 Baik4. 55 - 70 Cukup5. < 55 Kurang
Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
61
Tabel 3.2Skala yang Digunakan untuk Indikator Sasaran
Bermakna Progress NegatifNo Rentang Capaian Kategori Capaian1. > 100 Kurang2. 85 - 100 Cukup3. 70 - 85 Baik4. 55 - 70 Baik Sekali5. < 55 Sangat Baik
Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003
3.2. Pencapain Indikator Makro Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan Fokus AspekPembangunan Daerah dalam RPJMK 2012 -2017.
Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017. yaitu :
“Kabupaten Aceh Barat Daya Yang Islami. Sejahtera. Dan Mandiri Melalui Pemberdayaan
Potensi Daerah Yang Berbasis Kearifan Lokal” menjadi sesuatu yang konkrit. relevan.
terumuskan dan dapat diukur. maka perlu adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai
acuan pencapaian visi dan misi secara makro.
Pada Bab.II RJMK Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2012 - 2017 dapat ditemukan
beberapa aspek penting yang menjadi fokus pembangungan kabupaten selama 5 tahun. Secara
umum aspek yang telah terfokus pada satu tujuan tertentu tersebut, dapat ditentukan dari
indikator - indikator pengukurnya. Aspek - aspek penting yang terkandung dalam RPJMK
Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2015 - 2017 adalah :
a) Aspek Kesejahteraan Masyarakat. yang terfokus kepada :
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Fokus Kesejahteraan Sosial
Fokus Syariat Islam. Seni Budaya dan Olahraga
b) Aspek Pelayanan Umum. yang terfokus kepada :
Fokus Layanan Urusan Wajib
c) Aspek Daya Saing Daerah. yang terfokus kepada :
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Secara makro indikator pengukur aspek - aspek yang terfokus diatas bermuara pada
indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Jumlah Penduduk. Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP). Jumlah Penduduk yang telah memiliki e-KTP. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
62
(TPAK). Jumlah Penduduk Miskin. Pertumbuhan Ekonomi. dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE). Berikut ini rincian penjelasan dari indikator makro Kabupaten Aceh Barat Daya :
3.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan data
publikasi BPS Kabupaten Aceh Daya selalu meningkat setiap tahunnya.
Tabel 3.3Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2010 - 2016No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 60.91 61.75 62.15 62.62 63.08 63.77 64.34*
Sumber : Diolah dari Data BPS Kabupaten Aceh Barat Daya 2016* Angka Sementara dari BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Tabel 3.3 terlihat bahwa angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Aceh
Barat Daya kondisi 2010 - 2016 terus mengalami kenaikan, dari target daerah sebesar 65.00
poin. terealisasi mencapai 64.34 poin. Kondisi ini menunjukkan pencapaian daerah tidak
tercapai sebagaimana yang ditargetkan. namun jika dibandingkan dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tahun 2015 poin capaian naik sebesar 0.57 poin.
Tabel 3.4Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh 2015
Sumber : Data BPS Provinsi Aceh Tahun 2015
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
63
Data Publikasi BPS Provinsi Aceh 2015 merilis nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Aceh Barat Daya peringkat ke 19 dari seluruh kabupaten/kota (23 Kab/Kota) yang
ada di Provinsi Aceh dengan pertumbuhan 1.09%. Kabupaten/Kota dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi untuk wilayah Provinsi Aceh adalah Kota Banda Aceh
sebesar 83.25 poin dan IPM terendah adalah Kota Subulussalam 61.32 poin dengan persentase
pertumbuhan 1.25% dan 1.53%.
Peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada setiap kabupaten disebabkan
karena adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dalam kurun waktu 2010 – 2015, baik komponen pendidikan (angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah). kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi
(kemampuan daya beli masyarakat).
3.2.1.1. Komponen - Komponen Penghasil Nilai IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu dimensi mencakup umur
panjang dan sehat; pengetahuan dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan.
digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan
digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk
mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
Realisasi komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berdasarkan
estimasi BPS Tahun 2016 dengan data terpublikasi 2015 yaitu :
Tabel 3.5Besaran Poin Nilai Komponen Pembentuk
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2010 - 2015
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Komponen Tahun2100 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Harapan Hidup 63.44 63.55 63.63 63.69 63.72 64.2
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
64
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Komponen Tahun2100 2011 2012 2013 2014 2015
Harapan Lama Sekolah 12.9 12.94 12.98 13.02 13.11 13.2Rata - Rata Lama Sekolah 6.9 7.49 7.53 7.69 7.86 7.9Pengeluaran Per Kapita diSesuaikan (rupiah/kapita/bulan) 6.608 6.655 6.828 6.966 7.056 7.303
Sumber : Diolah dari Data BPS Kabupaten Aceh Barat Daya 2016
3.2.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Perubahan jumlah penduduk antar tahun menggambarkan angka pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 naik
sebesar 0,29 % persen ( dari 1.85 menjadi 2,14). Bila dicermati pertumbuhan penduduk antar
kecamatan yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya hasil proyeksi penduduk
tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk
terbesar terdapat di Kecamatan Babahrot sebesar 2,52% dan sementara di Kecamatan
Blangpidie. sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya pertumbuhan penduduknya 2,15%
persen, hampir mendekati rata- rata laju pertumbuhan penduduk kabupaten (2,14%)
Adapun perkembangan penduduk di Kecamatan Lembah Sabil menjadi kecamatan dengan
Laju Pertumbuhan penduduk terendah sebesar 1,85%. Pertumbuhan penduduk tahun 2014- 2015
tingkat kecamatan disajikan pada Tabel 3.6. berikut :
Tabel 3.6Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan
Kabupaten Aceh Barat Daya
KECAMATANJumlah Penduduk
(RibuJiwa)Laju PertumbuhanPenduduk (%)
2010 2014 2015 2016 *) 2015 2016 *)
1. Babahrot 16.504 17.941 18.272 21.167 1.84 2.52
2. Kuala Batee 17.834 19.467 19.826 22.304 1.84 2.26
3. Jeumpa 9.532 10.395 10.587 11.707 1.85 2.08
4. Susoh 21.012 22.944 23.367 25.439 1.84 1.93
5. Blangpidie 20.191 22.039 22.446 24.981 1.85 2.15
6. Setia 7.500 8.159 8.309 9.295 1.94 2.17
7. Tangan - tangan 11.571 12.592 12.825 14.191 1.85 2.06
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
65
KECAMATAN Jumlah Penduduk(RibuJiwa)
Laju PertumbuhanPenduduk (%)
8. Manggeng 12.738 13.890 14.146 15.963 1.84 2.28
9. Lembah Sabil 9.823 10.7143 10.911 11.798 1.85 1.85
Jumlah 126.705 138.140 140.689 156.845 1.85 2,14Sumber : Data Olah dari Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016
*) Data Disdukcapil Kabupaten Aceh Barat Daya
3.2.1.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Dalam kerangka ekonomi makro pengangguran terbuka secara nasional diperkirakan
dapat diturunkan menjadi 5 - 6 persen pada tahun 2015. Pemerintah tingkat pusat dan daerah
menaruh perhatian besar pada masalah pengangguran dan rendahnya kualitas tingkat hidup
pekerja. Masalah tersebut sudah lama menjadi masalah serius selama 40 tahun lebih
pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan ketenagakerjaan diantaranya dimaksudkan
untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
dalam mewujudkan kesejahteraan. dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya.
Tabel 3.7Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Termasuk
Angkatan Kerja menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamindi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
Uraian Angkatan Kerja BukanAngkatanKerja
JumlahMenurut Daerah TempatTinggal Bekerja Pengangguran
Terbuka Jumlah
Perkotaan 13.482 967 14.449 6.786 21.235Perdesaan 40.971 6.222 47.193 30.577 77.770
Total 54.453 7.189 61.642 37.363 99.005
Menurut Jenis KelaminLaki - Laki 36.328 3.260 39.588 8.926 48.514Perempuan 18.125 3.929 22.054 28.437 50.491
Total 54.453 7.189 61.642 37.363 99.005
Jumlah Angkatan Kerja berdasarkan daerah tempat tinggal di perkotaan sebanyak 13.482
jiwa dari total Angkatan Kerja penduduk perkotaaan sebanyak 14.449 jiwa, pengangguran
terbuka sebanyak 967 jiwa, untuk Jumlah Bukan Angkatan Kerja sebanyak 6.786 jiwa dari total
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
66
keseluruhan penduduk bertempat tinggal di perkotaan sebanyak 21.235 jiwa, sedangkan untuk
Angkatan Kerja penduduk daerah tempat tinggal di perdesaan sebanyak 40.971 jiwa dari total
Angkatan Kerja sebanyak 47.193 jiwa, pengangguran terbuka sebanyak 6.222 jiwa, untuk
jumlah Bukan Angkatan Kerja sebanyak 30.577 jiwa dari total keseluruhan penduduk bertempat
tinggal di perdesaan sebanyak 77.770 jiwa
Angkatan Kerja berdasarkan jenis kelamin laki-laki bertempat tinggal di perkotaan
sebanyak 36.328 jiwa dari jumlah Angkatan Kerja masyarakat sebanyak 39.588 jiwa, untuk
pengangguran terbuka sebanyak 3.260 jiwa, sebanyak 8.926 jiwa bertempat tinggal di perkotaan
Bukan Angkatan Kerja dari total keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal di perkotaan
sebanyak 48.514 jiwa, sedangka untuk Angkatan Kerja berdasarkan jenis kelamin perempuan
yang bertempat tinggal di perdesaan sebanyak 18.125 jiwa dari jumlah Angkatan Kerja
masyarakat sebanyak 22.054 jiwa, untuk pengangguran terbuka sebanyak 3.929 jiwa, sebanyak
28.437 jiwa bertempat tinggal di perdesaan Bukan Angkatan Kerja dari total keseluruhan
masyarakat yang bertempat tinggal di perdesaan sebanyak 50.491 jiwa. Penduduk usia kerja
yang termasuk dalam bukan angkatan kerja (BAK) terdiri atas mereka yang sekolah . mengurus
rumah tangga dan lainnya seperti lanjut usia. cacat jasmani. dll
Tabel 3.8Nilai TPAK dan TPT
Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh 2007 - 2015WILAYAH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (Persen) TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (Persen)
ACEH 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SIMEULUE 60.85 54.89 56.46 63.72 66.35 60.55 57.19 53.41 57.81 8.45 8.63 12.42 12.25 7.36 8 6.42 5.57 8.51
ACEH SINGKIL 58.21 58.65 64.81 64.15 64.95 62.16 59.08 65.17 63.83 10.86 10.22 7.81 9.31 7.67 8.96 11.07 6.08 7.03
ACEH SELATAN 62.13 60.93 58.32 58.87 64.13 61.72 61.41 63.66 58.63 8 8.83 9.83 11.34 6.41 7.21 7.95 9.49 10.01
ACEH TENGGARA 62.74 54.31 62.06 63.76 64 68.35 61.11 71.37 71.03 9.45 9.59 11.53 9.9 7.69 13.04 16.82 9.51 9.79
ACEH TIMUR 61.43 61.37 61.78 64.2 63.65 62.96 65.13 67.87 63.14 12.9 11.73 6.7 6.13 7.97 7.26 11.42 10.61 13.89
ACEH TENGAH 77.87 77.63 79.04 79.06 65.24 68.69 72.72 72.23 74.58 3.87 4.91 4.31 2.55 6.1 2.22 2.42 3.32 3.13
ACEH BARAT 56.09 56.4 57.85 58.98 65.45 57.61 60.28 61.42 63.67 8.39 7.23 4.63 3.52 6.39 6.21 7.42 5.86 6.77
ACEH BESAR 57.5 55.85 60.38 61.22 64.21 59.7 57.87 59.09 61.9 12.99 12.05 13.54 11.6 7.93 13.15 13.15 10.53 6.81
PIDIE 66.09 62.54 60.78 64.89 62.49 65.04 65.46 65.6 64.34 7.21 7.87 6.78 7.56 6.92 7.19 8.88 11.73 10.25
BIREUEN 61.12 61.07 65.45 67.34 62.75 60.38 62.18 63.95 62.38 7.7 7.53 9.05 7.32 7.65 9.97 9.57 9.02 11.02
ACEH UTARA 60.26 54.98 61.11 59.94 63 60.2 62.09 55.88 55.65 13.35 14.02 11 12.78 8.68 15.47 17.97 13.58 17.05
ACEH BARAT
DAYA58.8 60.23 59.41 58.9 64.25 54.25 58.14 55.3 62.26 5.24 5.54 7.21 6.14 6.83 11.97 10.3 6.79 11.66
GAYO LUES 59.85 63.17 63.96 74.99 65.24 73.3 74.78 77.3 79.09 5.63 4.33 6.56 4.72 6.93 2.97 1.2 0.37 2.24
ACEH TAMIANG 64.64 62.18 61.13 63.62 64.75 65.28 58.93 62.16 63.44 12.15 11.17 9.9 8.03 6.71 9.19 10.49 9.75 14.03
NAGAN RAYA 55.04 65.61 67.83 61.38 66.1 59.41 60.26 63.74 59.51 6.85 5.03 4.84 3.94 7.13 7.63 7.77 3.69 3.97
ACEH JAYA 62.3 59.44 67.34 66.49 66.97 61.5 60.58 65.47 71.04 13.58 10.39 6.39 7.78 6.29 5.9 9.68 9.48 4.91
BENER MERIAH 75.25 72.22 74.68 78.31 66.86 72.02 76.46 78.57 85.94 4.83 3.4 2.57 2.25 5.19 1.41 0.63 0.74 1.04
PIDIE JAYA - 61.83 65.04 63.09 63.1 63.44 60.81 62.66 63.64 - 8.48 5.16 5.81 7.95 8.52 12.82 8.16 9.18
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
67
WILAYAH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (Persen) TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (Persen)
BANDA ACEH 63.25 63.01 62.93 53.65 61.72 57.06 59.79 59.58 61.05 7.91 11.43 9.78 11.56 8.52 7.17 9.02 10.24 12
SABANG 66.12 61.82 67.25 67.81 65.96 56.65 58.56 64.88 71.42 9.68 11.38 11.66 10.02 6.06 9.53 12.5 7.48 7.62
LANGSA 55.98 56.97 59.64 61.22 61.7 58.85 56.51 57.94 63.43 12.12 11.28 14.74 12.95 7.61 8.79 11.74 9.89 8.55
LHOKSEUMAWE 61.42 52.32 54.61 57.73 62.07 55.34 56.77 59.1 59.38 18.71 14.35 13.26 11.83 7.63 10.88 7.46 11.23 13.06
SUBULUSSALAM - 58.66 52.98 54.99 64.54 59.77 63.77 66.71 65.9 - 12.22 4.34 4.28 8.18 8.25 9.85 8.55 8.24
Sumber : Data BPS Provinsi Aceh Tahun 2016
Hasil pendataan BPS Provinsi Aceh tahun 2016 tercatat bahwa Tingkat Partisipasi
Kabupaten Aceh Barat Daya terjadi Stabil kenaikannya. Pada tahun 2014 terjadi penurunan
TPAK jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tahun 2013) dengan persentase partisipasi
58.18% menjadi 55.3%. Tahun 2015 angka TPAK Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami
kenaikan yang cukup mengembirakan dari 55.3% menjadi 62.26% atau naik sebesar 7.3%.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2012.
begitu juga halnya pada tahun 2015 persentase TPT Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami
kenaikan persentase 4.87 % dari tahun 2014 yang bernilai 6.79. Meningkatnya Angka
Penggangguran Terbuka pada tahun 2015 dikarenakan kurangnya minat para penduduk usia
muda (<15 Tahun keatas) untuk berwiraswasta. bertani atau berkebun dan minimnya lapangan
pekerjaan yang ada didaerah.
Dari 23 Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya mendapat urutan
ke 16 (enam) di bawah kabupaten/kota Bireun untuk persentase TPAK dan urutan ke 6 (enam)
di bawah kabupaten/kota Banda Aceh untuk persentase TPT.
3.2.1.4. Jumlah Penduduk Miskin
Hasil perhitungan BPS Provinsi Aceh yang dipublikasikan melalui situs resmi
http://aceh.bps.go.id pada maret 2015. jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Aceh Barat Daya
mencapai 25.930 jiwa dari 140.689 jiwa (18.43 persen). Kondisi penduduk miskin ini bertambah
dari tahun sebelumnya pada tahun 2014 yang berjumlah 24.970 jiwa dari 138.410 jiwa (18.04
persen). terjadi kenaikan 0.39%. Hal ini sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
68
Tabel 3.9Garis Kemiskinan
Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya 2010- 2015
Tahun GarisKemisikinan (Rp)
Penduduk MiskinJumlah Persentase
2010 252.217 25.2 19.932011 274.089 25.3 19.492012 297.858 24.6 18.512013 283.117 25.7 18.922014 288.713 24.97 17.99
2015 *) Tidak terdata 25.93Sumber : Data Olah Buku Kabupaten Aceh Barat daya Dalam Angka Tahun 2016
*) BPS Provinsi Aceh
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2015 dari 23
Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh berada di peringkat ke 14 di bawah Kabupaten Bener Meriah.
Penduduk Miskin Provinsi Aceh Maret 2015 berjumlah 851.890 jiwa dan Kabupaten
Aceh Barat Daya menyumbang angka kemiskinan sebesar 3.04 persen. Aceh Utara merupakan
daerah penyumbang angka kemiskinan terbesar Provinsi Aceh dalam tahun 2015 (periode maret)
sebesar 13.08 persen (111.440 jiwa penduduk)
Tabel 3.10Garis Kemiskinan
Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya 2010- 2015
No WILAYAHJumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
2014(Maret)
2015(Maret)
ACEH 881.27 851.591 SIMEULUE 17.53 18.122 ACEH SINGKIL 20.04 24.843 ACEH SELATAN 28.4 29.614 ACEH TENGGARA 27.12 30.145 ACEH TIMUR 63.03 63.486 ACEH TENGAH 32.81 34.267 ACEH BARAT 43.9 41.368 ACEH BESAR 62.37 62.279 PIDIE 83.73 88.22
10 BIREUEN 72.22 73.1411 ACEH UTARA 112.7 111.4412 ACEH BARAT DAYA 24.97 25.9313 GAYO LUES 18.57 19.3214 ACEH TAMIANG 39.91 40.3815 NAGAN RAYA 31.91 31.3216 ACEH JAYA 14.24 13.8517 BENER MERIAH 30.25 29.3118 PIDIE JAYA 31.87 31.81
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
69
No WILAYAHJumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
2014(Maret)
2015(Maret)
19 BANDA ACEH 19.42 19.320 SABANG 5.59 5.8621 LANGSA 19.76 19.2222 LHOKSEUMAWE 22.48 23.1523 SUBULUSSALAM 14.61 15.25Sumber : Data BPS Aceh, 2015
3.3. Evaluasi dan Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran
Evaluasi adalah penilaian atas hasil pengukuran kinerja sedangkan analisis adalah
pengungkapan rinci mengenai hasil pengukuran kinerja Indikator yang terdapat dalam misi dan
sasasaran strategis yang telah tercapai sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun
2016. untuk melakukan evaluasi dan analisis perlu dilakukan pembandingan - pembandingan
agar indikator yang diukur terlihat lebih jelas keberhasilan atau hal sebaliknya.
Untuk mempertajam hasil evaluasi dan analisis, maka tim penyusun LAKIPDA
Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan simpulan rata - rata. Dalam perjanjian Kinerja
Tahun 2016 yang disusun berdasarkan RPJMK Aceh Barat Daya 2012 - 2017 terdapat 7 (tujuh),
14 (Empat Belas) Sasaran Strategis dan 71 (Tujuh Puluh Satu) Indikator Kinerja yang telah
ditetapkan Oleh Kepala Daerah. Adapun Rata - Rata Realisasi dan Capaian berdasarkan Misi,
Sasaran Strategis dan Indikator beserta angka pembanding dengan tahun 2015 dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 3.11Perbandingan dan Rata - Rata Capain Kinerja MisiBerdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016
No M I S I
2015 2016CAPAIANKINERJA
(%)
KATEGORICAPAIAN
CAPAIANKINERJA
(%)
KATEGORICAPAIAN
1. Melakukan Reformasi Birokrasi MenujuPemerintahan Yang Baik ( GoodGovernance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang– Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)
82,73 Baik Sekali 93,49 Baik Sekali
2. Menerapkan Nilai – Nilai KeagamaanSecara Terpadu Dalam Tatanan KehidupanMasyarakat, Sosial Dan Budaya YangBerlandaskan Syariat Islam
122,37 Sangat Baik 101,70 Sangat Baik
3. Memberdayakan Ekonomi KerakyatanDalam Rangka Peningkatan PendapatanMasyarakat Dan PenanggulanganKemiskinan
90,17 Baik Sekali 90,09 Baik Sekali
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
70
No M I S I
2015 2016CAPAIANKINERJA
(%)
KATEGORICAPAIAN
CAPAIANKINERJA
(%)
KATEGORICAPAIAN
4. Meningkatkan Kualitas Sumber DayaManusia (SDM) 22,29 Kurang 125 Sangat Baik
5. Meningkatkan Kualitas PenyelenggaraanPendidikan Dan Pelayanan KesehatanMasyarakat
83,30 Baik 88,34 Baik Sekali
6. Menggali dan Mengembangkan PotensiDaerah Secara Optimal yang BerdayaSaing dan Berwawasan Lingkungan
66,76 Cukup 89,43 Baik Sekali
7. Mengembangkan Wawasan StrategisMelalui Peningkatan Prasarana dan SaranaUntuk Mempercepat Tumbuhnya IklimInvestasi yang Kondusif
77,74 Baik 113,19 Sangat Baik
Persentase Capaian Rata - Rata Per Misi 77,99 Baik 100,18 Sanga Baik
Tabel 3.12Perbandingan dan Rata - Rata Capain Kinerja Sasaran Strategis
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016
NO SASARAN STRATEGISTAHUN 2015 TAHUN 2016
CAPAIANKINERJA%
KATEGORICAPAIAN
CAPAIANKINERJA
KATEGORICAPAIAN
1 Perbaikan tatakelola pemerintahanyang efektif dan efisien 86,63 Baik Sekali 75,55 Baik
2 Meningkatnya kinerja dan pelayanankepada masyarakat 67,90 Cukup 86,28 Baik Sekali
3 Terciptanya pemerintah yang baik(good governance), bersih danberwibwa (clean government)berdasarkan UUPA
93,67 Baik Sekali 118,65 Sangat Baik
4 Terciptanya sosial budaya masyarakatberdasarkan Syariat Islam 122,37 Sangat Baik 101,70 Sangat Baik
5 Meningkatnya produktivitasperekonomian rakyat 81,42 Baik 93,18 Baik Sekali
6 Meningkatnya pendapatanmasyarakat 100 Sangat Baik 87,01 Baik Sekali
7 Meningkatnya kualitas dan keahlianSDM Aparatur pemerintah danmasyarakat
22,29 Kurang 125 Sangat Baik
8 Meningkatkan kualitaspenyelenggaraan pendidikan 85,15 Baik Sekali 85,53 Baik Sekali
9 Meningkatkan kualitas pelayanandan derajat kesehatan masyarakat 81,45 Baik 91,15 Baik Sekali
10 Meningkatnya produktivitas sektorunggulan daerah 100 Baik Sekali 100 Baik Sekali
11 Terpeliharanya kualitas lingkungan 37,27 Kurang 56,90 Cukup12 Meningkatnya Pendapatan Daerah 63 Cukup 111,40 Sangat Baik13 Meningkatnya kualitas prasarana
dan sarana pembangunan untukmendukung investasi
55,48 Kurang 86,39 Baik Sekali
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
71
NO SASARAN STRATEGISTAHUN 2015 TAHUN 2016
CAPAIANKINERJA%
KATEGORICAPAIAN
CAPAIANKINERJA
KATEGORICAPAIAN
14 Meningkatkan jumlah Investor yangberinvestasi di daerah 100 Baik Sekali 140 Sangat Baik
Persentase Capaian Rata - Rata perSasaran Strategis 78,33 Baik 97,05 Baik Sekali
Untuk melihat tingkat keberhasilan suatu indikator kerja pemerintah daerah, maka
indikator tersebut haruslah dilakukan pembandingan dengan indikator lain, dalam hal ini
pembandingan yang dilakukan adalah dengan indikator yang telah dilaksanakan pada tahun
2015. Pembandingan dilakukan per indikator terhadap target, realisasi dan capaian kinerja itu
sendiri yang dapat kita lihat pada tabel 3.13. berikut ini :
Tabel 3.13Perbandingan Target, Realisasi dan Persentase Capaian Per Indikator
Untuk Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - 2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Misi.1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran. 1Perbaikan tatakelola pemerintahan yang efektif dan efisien
1. Meningkatnya Nilai PerolehanLAKIP Kabupaten CC C 0,00% CC C 0,00%
2. Tersedianya Indeks KepuasaanLayanan Masyarakat (IKM)
Tersedia1.0
DokumenAda 100,00%
Tersedia1.0
DokumenTidak Ada 0,00%
3. Meningkatnya angka perolehanNilai Standar PelayananMinimal
55,00 51,84 94,25% 55,00 54,08 98,33%
4. Tersedianya Analisis Jabatan Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
5. Tersedianya dokumenperencanaan RPJPD yg telahditetapkan dgn PERDA(Qanun)
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
6. Tersedianya DokumenPerencanaan RPJMD yangtelah ditetapkan denganPERDA/PERKADA (Qanun)
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
7. Tersedianya DokumenPerencanaan RKPD yg telahditetapkan dengan PERKADA
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
72
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
(Perbup)8. Persentase Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD345
Program189
Program 54,78% 345Program
228Program 66,08%
9. Tersedianya Buku “KabupatenDalam Angka “
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
10. Tersedianya Buku “PDRBKabupaten”
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
Tersedia1.0
DokumenAda 100%
11. Cakupan Cabang Olah Ragayang mendulang Prestasi 70% 72,72% 103,88% 75% 50% 66,66%
Sasaran. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan kepada Masyarakat12. Persentase Penduduk yang telah
memiliki e-KTP 50% 40% 80% 55% 96.35% 175.18%13. Cakupan Kepemilikan Akta
Kelahiran 80% 68,08% 85,10% 80% 93,85% 117,31%
14. Rasio Pendampingan KeluargaBerencana Gampong (PPKBG)Terhadap Akseptor KB
0,15 0,0085 5,67% 0,15 0,0043 4,3%
15. Rasio Tenaga PenyuluhPertanian terhadap Luas ArealPersawahan
0,015 0,0085 56,67% 0,015 0,0089 59,33%
16. Tingkat penyelesaianpelanggaran K3 (ketertiban,ketentraman, keindahan) dikabupaten (%).
100% 100% 100% 100% 100% 100%
17. Cakupan Pelayanan BencanaKebakaran 25% 38,04% 47,84% 25% 38,04% 47,84%
18. Persentase Korban Bencanayang menerima bantuan selamamasa tanggap darurat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sasaran. 3Terciptanya Pemerintah yang Baik (Good Governance), bersih dan berwibawa (Clean Goverment) BerdasarkaUUPA19. Hasil audit BPK dengan opini
terbaik WTP WDP 71% WTP WTP 100%
20. Menurunnya penyimpanganterhadap anggaran 35% 32% 91% 35% 60% 28,57%
21. Jumlah Auditor Bersertifikasi 5 Orang 5 Orang 100% 6 Orang 17 Orang 283,33%22. Tersedianya Website
Pemerintah Kabupanten AcehBarat Daya(www.acehbaratdaya.go.id)
Tersedia Ada 100% Tersedia Ada 100%
23. Tersedianya LayananPengadaan Secara Elektronik(LPSE) online(www.lpse.acehbaratdaya.go.id)
Tersedia Ada 100% Tersedia Ada 100%
24. Tersedianya buku berita daerahdan lembaran daerah Tersedia Ada 100% Tersedia Ada 100%
Misi. 2Menerapkan Nilai - Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Sosial danBudaya yang Berlandaskan Syariat IslamSasaran. 4
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
73
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam25. Cakupan Penegakan Syariat
Islam secara Kaffa (%) 50% 84% 168% 85% 100% 117,64%
26. Cakupan TPA Aktif (%) 95% 100% 105,26% 100% 99,19% 99,19%27. Cakupan Pemberdayaan Dayah
dan Pasantren (%) 100% 96,22% 96,22% 100% 98,11% 98,11%
28. Cakupan Peningkatan ZIS (%) 55% 60.02% 120% 65% 59,71% 91,86%Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat DanPenanggulangan KemiskinanSasaran. 5Meningkatkan Produktifivitas Perekonomian Rakyat29. Cakupan Koperasi Aktif (%) 55% 52,91% 96,2% 55% 25,26% 45,92%30. Cakupan Koperasi Sehat (%) 15% 12,69% 84,5% 15% 11,57% 77,13 %31. Cakupan Pertumbuhan Usaha
Mikro dan Kecil (%) 25% 15,09% 60,36% 25% 46,29% 185,16%
32. Produktivitas Padi Per Hektare 7 Ton 7,41 Ton 105,86% 8 Ton 7,60 Ton 95%33. Produktivitas Hasil Perikanan 21.474
Ton12.922,52
Ton 60,17% 21.474Ton
13.461Ton 62,68%
Sasaran. 6Meningkatnya PendapatanMasyarakat34. Rasio Nelayan yang Memiliki
Sarana Tangkap danPengolahan Ikan
4,00 4,00 100% 5,00 4,00 80%
35. Cakupan Lahan Pertanian/Perkebunan yang dapat teralirioleh irigasi (%)
100% 100% 100% 100% 94,01% 94,01%
Misi. 4Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Sasaran. 7Meningkatkan Kualitas dan Keahlian SDM Aparatur Pemerintah dan Masyarakat36. Cakupan Dana APBK untuk
peningkatan/profesionalismePNS (%)
0,20 0,05% 22,29% 0,20 0,25% 125%
Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidiakn dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran. 8Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan37. Persentase Angka Melek Huruf 100% 96,51% 96,51% 100% 99,28% 99,28%38. Persentase Angka Kelulusan 100% 97,92f% 97,92% 100% 99,91% 99,91%39. Rasio guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV 100 100% 100% 100 100% 100%40. APK SD/MI/ PAKET A 100 97,78 97,78% 100 95,29 95,29%41. APK SMP/MTS/ PAKET B 100 87,65 87,56% 100 83,01 83,01%42. APK SMA/SMK/MA/
PAKET C 100 66,68 66,68% 100 82,28 82,28%
43. APM SD/MI/PAKET A 80 88,88 111,1% 80 87,56 109,45%44. APM SMP/MTS/PAKET B 80 67,97 84,96% 80 63,62 79,52%45. APM SMA/SMK/MA/
PAKET C 80 54,50 68,12% 80 67,13 83,91%
46. Rata-Rata Nilai UNAS SD/MI 80 56,41 70,51% 80 63,67 79,58%47. Rata-Rata Nilai UNAS 80 56,25 70,31% 80 50,30 62,87%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
74
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
SMP/MT48. Rata-Rata Nilai UNAS
SMP/MT 80 56,30 70,40% 80 41,06 51,32%
Sasaran. 9Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat49. Angka Kematian Bayi 23/1.000
KelahiranHidup
15/1.000Kelahiran
Hidup134,78%
23/1.000Kelahiran
Hidup
14/1.000Kelahiran
Hidup139,13%
50. Rasio Posyandu per satuanBalita
3,55/100Balita 2/100 Balita 56,34% 3,55/100
Balita1,49/100
Balita 41,97%
51. Cakupan desa/kelurahanUniversal Child Immunization 100% 80,9% 80,9% 100% 74,2% 74,2%
52. Cakupan Puskesmas yangmenyelenggarakan rawat inap. 25% 23,07% 92,28% 25% 23,07% 92,28%
53. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
54. Cakupan Kunjungan ibu hamilK4 91% 97,5% 107,14% 92% 88,86% 96,58%
55. Cakupan kompilasi kebidananyang ditangani 100% 57% 57% 95% 90% 94,73%
56. Cakupan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan yangmemiliki kompetensi kebidanan
90% 89% 99,89 92% 91% 98,91%
57. Cakupan pelayanan nifas 90% 89,95% 99,94% 90% 91% 101,11%58. Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani 100% 15% 15% 100 78% 78%
59. Cakupan pelayanan anak balita 92% 79,92% 86.86% 92% 87% 94,56%60. Cakupan penjaringan kesehatan
Siswa SD setingkat 30% 14,34% 47,8% 30% 15,12% 50,4%
61. Cakupan desa/kelurahanmengalami KLB yangdilakukan penyelidikanEpidemiologi < 24 Jam
100% 100% 100% 100% 100% 100%
62. Cakupan Desa Siaga Aktif 55% 34,84% 63,34% 55% 63,15% 114,18%Misi. 6Menggali dan Mengembangkan Potensi Daerah Secara Optimal yang Berdaya Saing dan BerwawasanLingkunganSasaran. 10Meningkatkan Produktivitas Sektor Unggulan Daerah63. Cakupan lahan persawahan
rakyat yang terbantu pengadaanbibitnya.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sasaran. 11Terpeliharannya Kualitas Lingkungan64. Persentase pengelolaan sampah 60% 44,42% 74,03% 60% 64,98% 108,3%65. Cakupan DAS yang direboisasi
(Penghijauan) 2% 0,10% 0,5% 2% 0,11% 5,5%
Sasaran. 12Meningkatnya Pendapatan Daerah66. Persentase Peningkatan PAD 7% 1,82% 26% 5% 6,14% 122,8%67. Persentase Qanun / Pajak
Daerah dan Retribusiyang telah disahkan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Misi.7
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
75
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Mengembangkan Wawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana dan Sarana Untuk MempercepatTumbuhnya Iklim Investasi yang KondusifSasaran.13Meningkatnya Kualitas Prasarana dan Sarana Pembangunan Untuk Mendukung Investasi68. Panjang jalan baru yang
terbangun 18 Km 21,23 Km 118,44% 25 km 42,840 Km 171,36%69. Jembatan baru yang terbangun 21 Unit 5 Unit 23% 5 Unit 4 Unit 80%70. Cakupan jalan rusak yang
diperbaiki 5% 2,25% 25% 5% 0,39% 7,8%
Sasaran. 14Tercipatanya pusat - pusat pertumbuhan (growth center) ekonomi71. Jumlah Pasar Tradisional dan
Modern yangterbangun
5 Unit 5 Unit 100% 5 Unit 7 Unit 140%
Rata - Rata Capaian Indikator
Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung
pencapaian Misi dan Sasaran Strategis diuraikan dalam tabel Perbandingan Target, Realisasi dan
Capaian per indikator sebagai berikut :
Tabel 3.14Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Meningkatnya Nilai Perolehan LAKIP KabupatenTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
1. Meningkatnya NilaiPerolehan LAKIPKabupaten
CC C 0,00% CC C 0,00%
Berdasarkan surat Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kabupaten Aceh Barat Daya yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPANRB) Republik Indonesia Nomor
B/10/AA.05/2017 tanggal 17 Januari 2017 yang isinya menyatakan LAKIP Kabupaten Aceh
Barat Daya memperoleh nilai 45.26 dengan predikat penilaian “C”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
76
Tabel 3.15Perolehan Nilai LAKIP
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013 - 2015No Uraian Bobot
(%)Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pemda SKPK Total Pemda SKPK Total Pemda SKPK Total1 Perencanaan
Kinerja30% - - 16.01 - - 13.34 9.59 5.35 14.94
2 PengukuranKinerja
25% - - 7.78 - - 6.05 5.13 2.11 7.23
3 Pelaporan Kinerja 15% - - 6.31 - - 5.51 4.81 2.99 7.804 Evaluasi Internal 10% - - 1.30 - - 3.85 3.82 0.00 3.825 Pencapaian
Sasaran/KinerjaOrganisasi
20% - - 9.17 - - 7.13 11.47 0.00 11.47
Jumlah 100% - - 40.57 - - 35.38 34.81 10.45 45.26Sumber Data : Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setdakab. Aceh Barat Daya Tahun 2016
Tabel 3.14. menampilkan nilai perolehan LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya 2013 -2015.
tabel tersebut diatas jelas terlihat bahwa terjadi kenaikan nilai sebesar 9.88 poin dari tahun
sebelumnya. Hingga tahun 2016 untuk LAKIP tahun 2015 target daerah dengan predikat “CC”
belum tercapai. Masih banyak kekurangan dan kelemahan LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya
yang harus diperbaiki.
Hasil laporan evaluasi LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya oleh Badan Pengawasan
Keuagan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Aceh terhadap 5 (lima) komponen besar
Manajemen Kinerja yang meliputi : perencanaan Kinerja. pengukuran kinerja. pelaporan kinerja
Evaluasi Internal dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi melalui surat Nomor
LEV-0337/PW01/3/2016 memperlihatkan kontribusi terbesar hingga nilai pencapaian LAKIP
tidak maksimal khususnya LAKIP SKPK dengan nilai “0.00” pada komponen Evaluasi Internal
dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi.
Secara garis besar hambatan - hambatan yang terjadi dalam pencapaian target 5 (lima)
komponen besar sebagaimana terurai diatas adalah :
a) Perencanaan Kinerja. dalam komponen tersebut tujuan yang ditetapkan belum
sepenuhnya dilengkapi dengan ukuran keberhasilan. tidak semua tujuan memiliki
target, kualitas RENSTRA masih sangat rendah karena tidak selaras dengan
RPJMK. indikator kinerja dalam RPJMK dan RENSTRA tidak selaras sehingga
masih belum memenuhi kriteria indikator yang baik serta pengimplementasian
RENSTRA belum maksimal dan perlu diawasi secara berkala oleh instansi terkait
yang berwenang dalam melakukan pengawasan dan pembinaan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
77
b) Pengukuran Kinerja tidak dapat dilakukan ukur secara maksimal sebagaimana
mestinya dengan meninjau dari segi pemenuhan pengukuran. kualitas pengukuran
dan implementasi pengukuran dikarenakan tidak adanya mekanisme pengumpulan
data yang baik sehingga indikator kinerja yang ada tidak dapat terukur. tidak adanya
keselarasan indikator kinerja antara atasan dan bawahan yang dikarenakan tidak
adanya monitoring internal secara berkala terhadap Kinerja. kelengkapan dan
keabsahan data.
c) Pelaporan Kinerja, dalam hal pemenuhan pelaporan, penyajian informasi Kinerja,
dan pemanfaatan indikator kinerja tidak dapat terpenuhi dengan nilai maksimal
dikarenakan informasi yang disajikan tidak mencapai IKU. tidak adanya
perbandingan realisasi dengan tahun sebelumnya dan informasi kinerja belum
sepenuhnya digunakan dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja.
d) Evaluasi Internal tidak berjalan maksimal khususnya pada SKPK dilingkungan
Kabupaten Aceh Barat Daya hal ini dikarenakan komponen evaluasi seperti
pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi dan pemanfaatan evaluasi tidak terpenuhi.
Penyebab utamanya adalah tidak dilakukannya evaluasi secara berkala dan tidak
ada tindak lanjut terhadap hasil evaluasi tersebut.
e) Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi bobot maksimal 20% tidak bisa tercapai,
karena untuk bobot SKPK adalah 0.00%. Penyebab utamanya adalah pencapaian
sasaran masih berorientasi kepada output semata.
Untuk menyelesaikan hambatan - hambatan tersebut diatas perlu dilakukan perubahan
- perubahan mendasar, diantaranya :
a) Revisi RMJMD/RPJMK sebagai pondasi dasar dalam perencanaan daerah yang
nantinya di selaraskan dengan RENSTRA SKPK yang ada di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. Hal ini telah dilakukan oleh pemerintah
Daerah dalam hal ini BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai
penanggungjawab terhadap dokumen perencanaan daerah. Revisi RPJMK
Kabupaten Aceh Barat Daya telah ditetapkan melalui Qanun Kabupaten Aceh Barat
Daya Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Qanun Kabupaten Aceh
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
78
Barat Daya Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017.
b) Evalusi Internal yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Daya
dengan membentuk TIM Evaluasi dan Reviu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) Tahun 2016 dan PK Tahun 2017 pada SKPK di Lingkungan
Kabupaten Aceh Barat Daya dikeluarkannya Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor
094/02/SPT-RV/2017 tanggal 03 Januari 2017.
Tujuan utama disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah adalah
sebagai media pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan selama 1 (satu) tahun. Adapun manfaat disusunnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah bagi penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten
Aceh Barat Daya adalah :
a) Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
b) Meningkatkan kredibilitas dan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat
kepada Pemerintah Daerah.
c) Mengetahui dan menilai (mengevaluasi) keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab Pemerintah Daerah.
d) Sebagai sumber informasi untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah
Daerah secara berkesinambungan.
e) Sebagai salah satu dasar penyempurnaan dokumen perencanaan tahun berikutnya.
f) Mendorong Pemerintah Daerah untuk melaksanakan tugas tanggung jawab dan
fungsinya secara baik dan transparan. serta dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 nilai LAKIP
Kabupaten Aceh Barat Daya hanya memperoleh nilai 45.26 dengan tingkat akuntabilitas C.
sehingga target CC tidak dapat tercapai dengan capaian kinerja sebesar 0.00%.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
79
Tabel 3.16Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Indeks Kepuasaan Layanan Masyarakat (IKM)Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
2. Tersedianya IndeksKepuasaan LayananMasyarakat (IKM)
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100,00%
Tersedia1.0
Dokumen
TidakTersedia 0,00%
Salah satu Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya adalah melakukan penilaian dan penyusunan Indeks
Kepuasaan Masyarakat (IKM). Tupoksi ini tertuang dalam Kegiatan Pengukuran IKM pada di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya melalui Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya dikarenakan tidak adanya pengajuan anggaran oleh Bagian Organisasi
dan Kepegawain Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya ke Pemerintah Daerah melalui
Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK).
Hambatan utama tidak diajukannya penganggaran tersebut mengingat padatnya jadwal
kegiatan Penyusunan Perangkat Daerah berdasarkan UU 23 Tahun 2014 dan PP 18 tahun 2016
sehingga seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Bagian Organisasi dan
Kepegawaian terfokus ke Penyusunan Perangkat Daerah yang harus diselesaikan hingga bulan
desember 2016.
Untuk mengatasi permasalahan sebagai mana diuraikan diatas, perlu diambil langkah -
langkah konkrit kedepan, hingga di kemudian hari tidak ada program/kegiatan yang tidak di
anggarkan/dilaksanakan dengan cara menambah jumlah personil dan memberikan
pendidikan/pelatihan hingga SDM yang ada agar menjadi lebih terampil dan cakap dalam
melaksanakan Tupoksinya.
Indikator ini sangat penting artinya bagi pemerintah daerah jika dilihat dari tujuan
dilaksakannya Survey IKM yaitu untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara
berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
80
pelayanan publik selanjutnya. Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting dalam proses
evaluasi kinerja dimana tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menyediakan pelayanan yang
lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis dari kebutuhan masyarakat. Suatu pelayanan
dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna
layanan. Kepuasan masyarakat dapat juga dijadikan acuan bagi berhasil atau tidaknya
pelaksanaan program yang dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik dalam hal ini
adalah para Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang bernaung di bawah pemerintah
Kabupaten Aceh Barat Daya. Capaian kinerja indikator ini 0.00% dengan krieteria capaian
“ KURANG”.
Tabel 3.17Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Meningkatya Angka Perolehan Nilai Standar Pelayanan MinimalTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
3. Meningkatnya angkaperolehan Nilai StandarPelayanan Minimal
55,00 51,84 94,25% 55,00 54,08 98,33%
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
dilaksanakan pengukurannya oleh Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Daerah
Kabupaten Aceh Barat Daya Pengukuran ini dilakukan terhadap 6 (enam) Bidang Urusan
pelayanan sebagaimana diuraikan dalam tabel 3.17. dibawah ini.
Tabel 3.18Perbandingan Rata - Rata Nilai SPM
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat DayaUntuk 6 (enam) Bidang Urusan Tahun 2014 - 2016
No Realisasi SPM Bidang UrusanNilai rata-rata dalam2 (dua) semester
2014 (%) 2015 (%) 2016%1 Pendidikan Dasar 88.88 77.76 93.95*)2 Kesehatan 83.28 67.21 54.29*)3 Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang23.91 80.18 52.37*)
4 Perumahan Rakyat 13.30 13.33 55.33*)5 Sosial 33.28 20.42 68.57*)
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
81
No Realisasi SPM Bidang UrusanNilai rata-rata dalam2 (dua) semester
2014 (%) 2015 (%) 2016%6 Pemerintahan Dalam Negeri 0 52.11 0
Total rata-rata capaian 40.44 51.84 54.08*)Sumber Data : Bagian Organisasi SetdaKab. Aceh Barat Daya Tahun 2016
*) Angka Sementara hasil perhitungan Bagian Organisasi SetdaKab. Aceh Barat Daya
Tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan penyusunan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diserahkan langsung kepada Biro Organisasi Provinsi
Aceh per 6(enam) bulan/semester. Semester I diserahkan ke Biro Organisasi dengan Surat
Nomor. 065/299/2016 tanggal 29 Juli 2016 dan Semester II Nomor. 065/269/2016 tanggal 19
Desember 2016 yang ditujukan kepada Gubernur Aceh Up. Kepala Biro Organisasi Setda.
Aceh.
Hingga saat penyusunan LAKIP tahun 2016, penilaian rata - rata capaian kabupaten yang
dikeluarkan oleh Gubernur Aceh melalui Biro Organisasi belum diterbitkan sehingga
pemerintah daerah kabupaten/kota se aceh khususnya Kabupaten Aceh Barat Daya belum dapat
mengetahui angka perolehan untuk 6 (enam) bidang urusan pemerintahan yang menjadi tolak
ukur dalam standar pelayanan minimal.
Angka perolehan SPM yang tertera di tabel 3.17 diatas untuk tahun 2016 merupakan nilai
data olah dari Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat
Daya berdasarkan rata - rata per semester yang telah disampaikan, Jika dibandingkan dengan
nilai rata - rata tahun sebelumnya (2015), terjadi peningkatan yaitu dari 51.84% menjadi 54.08%
atau naik 2.24% di tahun 2016, namun hal ini belum mencapai target 55%.
Penyebab tidak tercapainya angka target ini dikarenakan adanya beberapa target
indikator yang telah dihapuskan atau telah mencapai target nasional sementara item indikator
tersebut tetap menjadi faktor pembagi dalam perolehan angka rata - rata. Kendala lain yang
ditemukan adalah sulitnya mencari rata - rata capaian khususnya indikator - indikator bidang
pemerintahan dalam negeri sehingga tim penyusun berkesimpulan untuk memberikan angka
“0(nol)” meskipun hal tersebut ada dilaporkan oleh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK)
pelaksana indikator itu sendiri.
Outcome yang diharapkan dengan adanya indikator ini adalah pemerintah daerah dapat
mengukur kemampuan dan keberhasilannya dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
82
yang mengacu pada batas minimal tingkat cakupan dan kualitas pelayanan dasar yang
harus mampu dicapainya.
Berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja pemerintah
daerah tahun 2016, pemerintah daerah telah hampir mendekati target yaitu 54.08% (target
daerah 55%) atau dengan capaian kinerja 98.33% dengan kategori capaian “BAIK SEKALI”
Tabel 3.19Perbndingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Tersedianya Analisis Jabatan
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
4. Tersedianya AnalisisJabatan
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Untuk capaian indikator kinerja ini melalui leading sector Bagian Organisasi dan
Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya dan Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan
penyusunan Analisa Jabatan (ANJAB) pada tahun 2013 yang telah disahkan dalam bentuk
Peraturan Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya sehingga target tersedia dokumen Analisis
Jabatan dapat tercapai dengan Capaian Kinerja sebesar 100% dan kategori capaian “BAIK
SEKALI”. Dalam dokumen LAKIP 2015, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya melalui
Bagian Organisasi dan Kepegawaian telah memperjanjikan bahwa dalam tahun 2016 Pemeritah
Kabupaten Aceh Barat Daya melalui Bagian Organisasi dan Kepegawaian akan melakukan
penyempurnaan Analisa Jabatan berdasarkan peraturan perundangan – undangan yang berlaku,
namun hal ini tidak bisa tercapai dikarenakan adanya perubahan perangkat daerah berdasarkan
UU 23 tahun 2014 dan PP nomor 18 tahun 2016 sehinggga penyempurnaan analisa jabatan yang
telah tersedia akan dilakukan pada tahun 2017.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
83
Tabel 3.20Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yangTelah ditetapkan dengan PERDA (Qanun)
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
5. Tersedianya dokumenperencanaan RPJPD ygtelah ditetapkan dgnPERDA (Qanun)
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Untuk Capaian Indikator Kinerja ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Aceh Barat Daya telah menyusun dan telah disahkannya dengan
Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2005-2025, sehingga target 1 (satu)
dokumen dapat tercapai dengan capaian kinerja sebesar 100% dan kategori capaian “BAIK
SEKALI”. Capaian kinerja 100% ini disebabkan oleh tercapainya regulasi RPJPD Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2005-2025 menjadi Qanun (Perda) dimana sebelumnya masih dalam
bentuk Peraturan Bupati (Perbup) yaitu Nomor: 10 Tahun 2007 dan ini sesuai dengan amanat
Pasal 13 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Manfaat dari adanya dokumen RPJP ini adalah sebagai pedoman bagi arah kebijakan
pembangungan Kabupaten Aceh Barat Daya untuk 20 tahun dan merupakan rujukan bagi Calon
Kepala Daerah dalam menyusun Visi dan Misinya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
84
Tabel 3.21Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMDyang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA (Qanun)
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
6. Tersedianya DokumenPerencanaan RPJMD yangtelah ditetapkan denganPERDA/PERKADA(Qanun)
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokunenTersedia 100%
Pada tahun 2016 RPJMD/RPJMK Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan revisi
terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012 –
2017. Perubahan atas dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017, dokumen ini dilakukan karena beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
1) Hasil Evaluasi tahun ketiga terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kabupaten Aceh Barat Daya ditemukan adanya beberapa target capaian
dan realisasi yang harus direvisi sesuai dengan capaian selama 3 (tiga) tahun
periode pelaksanaan.
2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang mewajibkan daerah
untuk mengalokasikan 10% dari dana perimbangan selain Dana Alokasi Khusus
(DAK).
3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, sehingga
harus dilakukan penyesuaian Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK).
4) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019, sehingga daerah harus menyesuaikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
85
5) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak
Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang
mengharuskan Pemerintah Daerah untuk melakukan penyesuaian dokumen
Perencanaan Daerah sesuai Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah.
Revisi Rencana Pembangungan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Aceh Barat Daya
disahkan melalui Qanun Daerah Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Qanun
Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2017. Dengan direvisinya RPJMK Aceh
Barat Daya diharapkan dapat memberikan bebeapa manfaat diantaranya. sebagai berikut :
1) Sebagai dasar acuan penyusunan rencana kerja pemerintah daerah/kabupaten
(RKPK/RKPD) yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
2) Sebagai dasar acuan penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang
disebut sebagai Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD).
3) Sebagai dasar acuan bagi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam
penyusunan RENSTRA-SKPK dan RENJA-SKPK.
Indikator Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan
PERDA/PERKADA (Qanun) dapat tersedia sebagaimana yang ditargetkan dengan capaian
100% dan kategori “BAIK SEKALI”.
Tabel 3.22Perbndingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPDYang telah ditetapkan dengan PERKADA (Perbup)
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
7. Tersedianya Dokumen Tersedia Tersedia 100% Tersedia Tersedia 100%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
86
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Perencanaan RKPD ygtelah ditetapkan denganPERKADA (Perbup)
1.0Dokumen
1.0Dokumen
Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Barat Daya tahun
2016 merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata
Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014.
Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Barat Daya tahun 2016
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh
Barat Daya 2012-2017 dengan memperhatikan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Tahun
2016.
Dengan berpedoman pada peraturan dan regulasi sebagaimana tersebut diatas. maka
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya telah menetapkan Peraturan Bupati Aceh Barat Daya
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2016 dan Peraturan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 28 Tahun 2016 tentang Rencana
Kerja Pembangunan. Target Sasaran dari indikator ini adalah tersedianya dokumen Perencanaan
RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA (PERBUP) dengan capaian 100% dan
berkategori “BAIK SEKALI”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
87
Tabel 3.23Perbndingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPDTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
8. Persentase PenjabaranProgram RPJMD kedalamRKPD
345Program
189Program 54,78% 345
Program228
Program 66,08%
Persentase penjabaran program RPJM kedalam RKPD tahun 2016 meningkat dimana
pada tahun 2015 sebesar 54,78% sedangkan pada tahun 2016 sebesar 66,08% dengan katagori
(CUKUP), terjadi peningkatan sebesar 11.3% dari tahun 2015. Dari 228 program yang ada
dalam RKPD 2016 yang menjadi Penetapan Kinerja (PK) tahun 2016 adalah 66 program atau
28,94%.
Tabel 3.24Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Buku “Kabupaten Dalam Angka” danTersedianya Buku “PDRB Kabupaten”
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
9. Tersedianya Buku“Kabupaten Dalam Angka”
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
10. Tersedianya Buku “PDRBKabupaten”
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Sejak tahun 2014, kerjasama pembuatan “Buku Kabupaten Dalam Angka” tidak
dilanjutkan sehingga untuk pembuatan “Buku Kabupaten Dalam Angka” dilaksanakan
sepenuhnya oleh BPS Kabupaten Aceh Barat Daya. Sedangkan Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Barat Daya membuat buku “Profil Pembangunan Kabupaten Aceh Barat Daya”. Buku
ini merupakan buku sejenis dengan apa yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Aceh Barat Daya
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
88
yang merupakan seri penerbitan yang menyajikan data dari berbagai aspek sosial dan ekonomi
di Kabupaten Aceh Barat Daya. Buku profil Pembangunan Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2016 menguraikan tentang geografi, pemerintahan, penduduk dan tenaga kerja, social, pertanian,
industri, perdagangan, perhubungan dan komunikasi, keuangan dan pendapatan regional.
Sementara untuk buku PDRB sepenuhnya dibuat/disusun dan dipublikasikan oleh BPS
Kabupaten Aceh Bart Daya. Secara umum buku PDRB Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016
memuat informasi tentang :
a) Metode Estimasi dan Sumber Data, berisikan : Pengeluaran konsumsi akhir rumah
tangga; Pengeluaran konsumsi akhir LNPRT; Pengeluraran konsumsi akhir
pemerintah; Pembentukan modal tetap Bruto; Perubahan inventori dan Ekspor
impor, dan
b) Tinjauan perekonomian berdasarkan PDRB menurut pengeluaran, berisikan :
Tinjauan agregat PDRB menurut pengeluaran; Konsumsi rumah tangga; Konsumsi
lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT); Konsumsi pemerintah;
Pembentukuan modal tetap bruto; Perubahan inventori; Ekspor barang dan jasa luar
negeri; Impor luar negeri dan Ekspor dan impor antar daerah, dsb.
Berdasarkan target, kedua buku tersebut untuk tahun 2016 tersedia di Kabupaten Aceh
Barat Daya dengan realisasi 100% dan Capaian 100% serta kategori capaian “ BAIK
SEKALI”
Tabel 3.25Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Cabang Olahraga yang mendulang PrestasiTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 1Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Efesien11. Cakupan Cabang Olah Raga
yang Mendulang Prestasi 70% 72,72% 103,88% 75% 66,66% 88,88%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
89
Potensi olahraga Kabupaten Aceh Barat Daya secara umum masih perlu perhatian
khusus Prestasi pemuda Abdya khususnya di bidang olahraga mengalami pasang surut. Hal
ini dapat terlihat ditabel 3.25 dibawah ini :
Tabel 3.26Perbandingan Jumlah Cabang Olaharaga
yang Berprestasi Oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016
No
Tahun 2015 Tahun 2016
Nama Event / PerlombaanCabang Olahraga
yang diikutiMedali Nama Event / Perlombaan
Cabang Olahraga
yang diikutiMedali
1 Kejuaraan tingkat Se-Sumatra Anggar Perunggu Kejurda IKASI Aceh Anggar Emas
2 Kejuaraan Nasional Anggar Perunggu Kejurda IKASI Aceh Anggar Perak
3 Kids dandim 0101 Taekwondo Emas Kejurda IKASI Aceh Anggar Perunggu
4 Sulaiman Cup I Taekwondo Perak Kejurda IKASI Aceh Anggar Perunggu
5 Sulaiman Cup I Taekwondo Perunggu Kejurda IKASI Aceh Anggar Perunggu
6 O2SN Tingkat Provinsi Catur Emas PRA PON Anggar Perunggu
7 O2SN Ting.SMA Se Aceh Catur Perunggu Kejurda IMI Aceh Seri II Balap Motor Perunggu
8 Paralimpic Game Se Aceh Renang Emas Kejurda IMI Aceh Seri III Balap Motor Perunggu
9 O2SN Tingkat SMA Pencak Silat Emas BRI Cup Tapak Tuan Bulu Tangkis Emas
10 O2SN Tingkat SMA Pencak Silat Perunggu BRI Cup Tapak Tuan Bulu Tangkis Perak
11 Paralimpic Game Se Aceh Tolak Peluru Emas BRI Cup Tapak Tuan Bulu Tangkis Perunggu
12 Paralimpic Game Se Aceh Lompat Jauh Emas POPDA Langsa Bulu Tangkis Perunggu
13 IMI Motor Sport Balap Motor Perak Asel War Kejurda FPTI Aceh Panjat Tebing Perak
14 O2SN Tingkat Provinsi Karate Perak
15 PORDA Bulu Tangkis Perunggu
Sumber : Data Olah Dinas Kebudayaan. Pariwisata Pemuda dan Olah Raga. 2016
Tahun 2016, terjadi penurunan dalam hal perolehan medali dibandingkan tahun 2015.
Pada tahun 2016 prestasi olahraga yang diperoleh kabupaten hanya 2 Emas, 3 Perak dan 8
Perunggu. Turunnya prestasi olahraga Kabupaten Aceh Barat Daya dikarenakan oleh beberapa
permasalahan mendasar, yaitu :
a) Peralatan sarana – prasarana pendukung olahraga yang ada belum memadai.
b) Belum maksimalnya pemanduan bakat dan pembibitan usia dini dalam peningkatan
prestasi olahraga.
c) Masih Kurangnya tenaga pelatih yang memiliki latar belakang ilmu pendidikan
dalam olahraga.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
90
d) Masih kuranganya tenaga pelatih yang berpengalaman . baik sebagai atlet maupun
sebagai pelatih. dan
e) Tidak adanya pelatihan yang dilakukan secara intensif dan kontinyu.
Perlu keterlibatan setiap unsur dan element yang ada, dalam hal ini pemerintah daerah
sebagai motor utama untuk melakukan pembenahan - pembenahan permasalahan
sebagaimana tersebut diatas. Selain menambah anggaran pembinaan dan untuk kelengkapan
sarana/prasarana olahraga, pencarian bibit-bibit unggul sejak usia dini dengan melibatkan unsur
sekolah dapat juga menjadi salah satu solusi penting dalam hal peningkatan prestasi olahraga
daerah .
Untuk lebih meningkatnya prestasi olah raga di Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan
Outcome yang diharapkan dari indikator ini, disamping itu dengan adanya indikator ini
diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan daerah melalui progam - program yang
dilaksanakan melalui dinas terkait khususnya untuk dunia olahraga para penerus bangsa.
Target peningkatan 75% dari tahun sebelumnya sebagaimana yang telah dijanjikan tidak
dapat terpenuhi. Dalam tahun 2016 berdasarkan target 75% seharusnya medali yang diperoleh
dari beraneka cabang olah raga yang dipertandingkan adalah adalah 26 medali (15 medali tahun
2015 + 75% dari tahun 2015). Maka dapat diambil suatu simpulan bahwa realisasi tahun 2016
untuk 13 medali adalah 50% dengan Capaian indikator 66.66%. persentase tersebut memiliki
kriteria kategori “CUKUP”
Tabel 3.27Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Penduduk yang telah memiliki e -KTPTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat12. Persentase Penduduk yang
Telah Memiliki e-KTP 50% 40% 80% 55% 96.35% 175.18%
Seiring dengan terus berkembangnya jumlah penduduk, maka pemerintah juga berharap
pendataan penduduk dengan ditandai adanya Kartu Tanda Penduduk (KTP) secara elektronik
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
91
harus sejalan. Fungsi utama di berlakukannya e-KTP secara nasional ini adalah untuk mencegah
terjadinya pemalsuan dan penggandaan data, karena dengan adanya e-KTP ini maka warga
negara indonesia hanya butuh satu Kartu Tanda Penduduk yang berlaku secara nasional tanpa
ada istilah “KTP Lokal”.
Tabel 3.28Perbandingan Jumlah
Jumlah Penduduk Berusia >17 tahun atau yangTelah Menikah dan Memiliki e-KTP
Pada Tahun 2015 -2016
Tahun Jumlah TotalPenduduk
Jumlah Penduduk Berusia >17tahun atau yang Telah Menikah
(Orang/Jiwa)
Jumlah Penduduk Berusia >17tahun atau yang Telah Menikah dan
Memiliki e-KTP(Orang/Jiwa)
2015 154.024 43.298 108.2882016 156.841 105.584 109.578
Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2016
Pada tabel 3.26 diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk Jumlah
Penduduk Berusia >17 tahun atau yang Telah Menikah dan Memiliki e-KTP dari 108.288 jiwa
menjadi 109.578 jiwa di tahun 2016, penambahan sebesar 1.290 jiwa (1.19%). Penambahan ini
jika dilihat dari Jumlah Penduduk Berusia >17 tahun atau yang Telah Menikah masih sangat
kecil karena jumlah Penduduk Berusia >17 tahun atau yang Telah Menikah bertambah dari
43.298 jiwa menjadi 105.584 jiwa atau bertambah sebesar 62.286 (143.85%).
Sangat minimnya penambahan penduduk yang memiliki e-KTP setiap tahunnya
dikarenakan beberapa masalah mendasar yang selalu terjadi sejak di mulainya program e-KTP
tahun 2011, adapun kendala yang sering terjadi adalah :
a) Masih rendahnya kesadaran penduduk akan arti pentingnya memiliki e-KTP
sehingga mereka merasa enggan untuk melakukan perekaman e-KTP itu sendiri.
b) Sering tidak tersedianya/habis blangko e-KTP, sehingga masyarakat yang telah
melakukan perekaman harus berulang kali datang ke Kantor Camat untuk mengambil
blangko e-KTP dan hal ini terkadang membuat masyarakat merasa dipersulit dan
untuk enggan kembali
c) Sering tidak tersedianya/habis blangko e-KTP, sehingga masyarakat yang telah
melakukan perekaman harus berulang kali datang ke Kantor Camat untuk mengambil
blangko e-KTP dan hal ini terkadang membuat masyarakat merasa dipersulit dan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
92
untuk enggan kembali.
d) Masih buruknya koneksi jaringan, sehingga pelaksanaan perekaman sering terganggu.
e) Rendahnya “Pemeliharaan” terhadap alat - alat pendukung perekaman e-KTP
sehingga banyak alat - alat perekaman di kecamatan yang rusak.
f) Masih banyaknya ditemukan data penduduk dengan NIK ganda.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Barat Daya yang telah dan akan melakukan beberapa solusi
dan pemecahan, diantaranya :
a) Lebih meningkatkan solialisasi kepada penduduk arti pentingnya sebuah e-KTP dan
dokumen kependudukan lainnya. Hal ini telah dilakukan melalui pemasangan Baliho
ukuran “Besar” yang bisa dilihat dan dibaca oleh setiap masyarakat di setiap
kecamatan untuk melakukan Pengurusan Dokumen - Dokumen Kependudukan
secara gratis.
b) Melakukan kerjasama dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama agar
menyampaikan kepada masyarakat untuk melakukan perekaman di kantor camat
setempat (berdomisili), hal ini telah dilakukan, bahkan melalui Panitia Mesjid pada
saat Jum’atan.
c) Melakukan pemanggilan ulang kepada masyarakat yang telah melakukan perekaman
jika blangko KTP telah ada, hal ini dilakukan bagi masyarakat yang telah memberikan
no.telp/hp kepada petugas.
d) Melakukan perekaman KTP secara keliling ke desa - desa dengan mobil operasional
dinas.
Dengan target 55% pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2016 capaian kinerja yang
terealisasi jauh melampaui target yaitu sebesar 96.35% yang dihitung dari pembagian Jumlah
Penduduk Berusia >17 tahun atau yang Telah Menikah ( 105.584 jiwa) dengan Jumlah
Penduduk Berusia >17 tahun atau yang Telah Menikah dan telah memiliki e-KTP (109.578 jiwa)
dan dikalikan 100% dalam kurun waktu satu tahun. Persentase capaian yang diperoleh dari
target tersebut diatas adalah sebesar 175.18%, salah satu faktor penyebab melonjaknya angka
capaian ini adalah antusiasnya masyarakat untuk ikut PILKADA yang mengharuskan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
93
masyarakat memiliki e-KTP sebagai salah satu syarat utama agar dapat memberikan suaranya.
Kategori Capaian dengan perolehan persentase ini adalah “ SANGAT BAIK”.
Tabel 3.29Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 PendudukTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat13. Cakupan Kepemilikan Akta
Kelahiran per 1.000penduduk
80% 68,08% 85,10% 80% 93,85% 117,31%
Secara nasional capaian untuk cakupan kepemilikan akta kelahiran masih rendah, namun
untuk Kabupaten Aceh Barat Daya cakupan kepemilikan akta kelahiran ini sudah cukup
menggembirakan. Tahun 2016, target 80% oleh pemerintah daerah dapat terpenuhi dengan
sangat baik , namun capaian yang bisa dipaparkan hanyalah capaian kepemilikan akta kelahiran
tahun berjalan saja dikarenakan kurangnya data pendukung pada Disdukcapil Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Tabel 3.30Perbandingan Jumlah
Akta Kelahiran yang Telah di TerbitkanDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015-2016
No Uraian 2015 20161 Akte kelahiran yang telah
diterbitkan dalam 1 Tahun 6.639 6.290
2 Jumlah Kelahiran tahun padatahun bersangkutan 2.695 2.098
3 Jumlah Penduduk Lahir yangMemperoleh Akte kelahiranyang diterbitkan pada tahunbersangkutan
1.835 1.969
Sumber : Data Olah dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini adalah selain kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya membuat/mengurus Akta kelahiran bagi seorang
penduduk, regulasi yang agak berbelit dan sulit membuat masyarakat khususnya dipedesaan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
94
enggan mengurusnya, seperti kelengkapan saksi, surat keterangan kelahiran, surat nikah dan lain
sebagainya yang dianggap masyarakat terlalu memberatkan. Selain itu kedala yang sering terjadi
adalah habisnya blangko keterangan Akte Kelahiran dan harus menunggu dari pusat yang
membutuhkan waktu cukup lama.
Solusi yang harus dilaksanakan adalah memberikan pengertian kepada masyarakat betapa
arti pentingnya selembar surat Akte Kelahiran bagi seorang warga negara sebagai penunjuk
identitas dirinya selain KTP. Bekerjasama dengan dunia pendidikan khususnya sekolah -
sekolah untuk mendata salah satu kelengkapan dokumen kependudukan yaitu akta kelahiran
murid dan para siswa dengan cara menjadikan akta kelahiran sebagai salah satu syarat yang
harus dan wajib dipenuhi oleh seorang murid/siswa. Bekerjasama dengan rumah sakit,
puskesmas dan para tenaga medis yang membantu persalinan seperti bidan dan klinik bagi pihak
swasta untuk dapat membantu mengeluarkan rekomendasi keterangan kelahiran tanpa harus
dilaporkan atau diurus oleh ibu yang melahirkan sehingga masyarakat merasa di permudah
dalam melakukan pengurusan. Selain itu peningkatan pelayanan kepada masyarakat oleh para
petugas dinas kependudukan dan pencatatan sipil dengan cara menginformasikan kembali
berupa SMS kepada masyarakat yang akan melakukan pengurusan di saat blangko Akte
Kelahiran yang habis telah tersedia kembali dapat meningkatkan angka kepedulian masyarakat
karena mereka merasa terlayani. Melakukan pendataan dan pelayanan secara keliling juga
merupakan salah satu solusi alternatif yang perlu dipertimbangkan di masa yang akan datang.
Pemerintah daerah berharap dengan adanya indikator ini, seluruh masyarakat Kabupaten
Aceh Barat Daya khususnya bayi lahir hidup agar dapat memiliki Akte Kelahiran serta proses
dalam pengurusannya dapat terakomodir dengan baik oleh instansi terkait (Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil).
Berdasarkan data di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Barat Daya
dalam tahun 2016 sebagaiman terpapar pada tabel 3.17 diatas jelas terlihat pemerintah daerah
dalam tahun 2016 telah menerbitkan akte kelahiran sebanyak 6.290 lembar. Dari jumlah tersebut
diperuntukan bagi bayi yang lahir pada tahun 2016 sebanyak 1.969 Akta Kelahiran dari total
jumlah kelahiran tahun 2016 sebanyak yaitu 2.098 jiwa. sisanya merupakan akta untuk
penduduk yang lahir sebelum tahun 2016.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2015), jumlah kelahiran 2.695 jiwa bayi
lahir hidup sedangkan yang melakukan pengurusan untuk bayi tersebut hanya berjumlah 1.835
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
95
jiwa bayi, sisanya merupakan akta kelahiran penduduk sebelum tahun 2015, terjadi peningkatan
yang cukup menggembirakan dari 68.08% (tahun 2015) menjadi 93.85% (tahun 2016). Target
80% diawal tahun 2016 dapat tercapai dengan sangat baik, secara persentase capaian
realisasinya nya adalah 117.31% dengan kategori “SANGAT BAIK”
Tabel 3.31Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Rasio Pendampingan Keluarga Berencana Gampong (PPKBG)Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat14. Rasio Pendampingan
Keluarga BerencanaGampong (PPKBG)terhadap Akseptor KB
0,15 0,0085 5,67% 0,15 0,0043 4,3%
Jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Aceh Barat Daya setiap tahunnya
selalu terjadi peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah peserta KB yang tercatat pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera sebanyak 14.062
pasangan dan pada tahun 2016 jumlah peserta KB menjadi 30.003 pasangan, Penambahan yang
cukup menggembirakan.
Tahun 2016, dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terjadi penambahan
desa Definif sebanyak 20 buah desa dari 132 desa menjadi 152 desa. Terjadinya penambahan
jumlah peserta KB dan penambahan jumlah desa definitif tidak seiring dengan penambahan
jumlah Pendamping Keluarga Berencana Gampong (PPKBG). sehingga target dari instansi
Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera untuk 2
orang tenaga PPKBG perdesa tidak dapat tercapai. Hingga akhir tahun 2016, jumlah tenaga
PPKBG hanya 132 orang. Jadi dapat disimpulkan masih banyak desa yang tidak memiliki
tenaga PPKBG.
Hambatan utama yang dihadapi dalam rencana penambahan tenaga PPKBG adalah
selain masih minimnya dana alokasi anggaran juga dikarenakan masih sangat kurangnya sarana
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
96
dan prasana pendukung para petugas PPKBG. Untuk alat peraga KIA sampai akhir tahun 2016
masih tersedia 60 alat peraga yang alokasi dananya diambil dari DAK, selain itu sulitnya
mencari tenaga PPKBG juga merupakan jadi kendala dalam pemenuhan rasio petugas terhadap
jumlah peserta KB. Masyarakat pada umumnya beranggapan hal tersebut merupakan tugas dari
pemerintah daerah khususnya para tenaga medis dan tenaga kesehatan saja.
Untuk menghadapi kendala dan hambatan yang terjadi sebagaimana tersebut diatas,
dengan segala keterbatasan yang ada, para petugas PPKBG tetap bekerja maksimal. Mereka
mensiasati kelemahan - kelemahan tersebut dengan cara ikut serta dalam setiap kegiatan
posyandu. Sehingga setiap program dan kegiatan yang telah terprogram dan ingin dilakukan
oleh parat petugas PPKBG tersebut dapat terlaksana beriringan dengan pelaksanaan posyandu.
Hal ini terbukti cukup efektif dengan semakin tingginya kesadaran dan kemauan masyarakat
khususnya dipedesaan untuk ikut serta dalam program Keluarga Berencana (KB) seperti yang
telah di tetapkan oleh pemerintah.
Hasil/outcome yang dapat dirasakan dengan adanya indikator ini adalah dapat semakin
bertambahnya jumlah para peserta KB khususnya bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Indikator
ini juga menjadi salah tolak ukur keberhasilan program KB.
Rasio yang didapat dari jumlah peserta KB sebagaimana yang tersebut diatas adalah
30.003 pasangan : 132 petugas PPKBG atau 227 Pasangan : 1 petugas PPKBG (0.0043) dengan
realisasi 0.0043 atau persentase capaian 43%. Kategori capaian dengan persentase tersebut
adalah “KURANG”.
Tabel 3.32Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Rasio Tenaga Penyuluh Pertanian Terhadap Luas Areal PersawahanTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat15. Rasio Tenaga Penyuluh
Pertanian Terhadap LuasAreal Persawahan 0,015 0,0085 56,67% 0,015 0,0089 59,33%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
97
Hingga tahun 2016, luas daerah persawahan yang terdata pada Kabupaten Aceh Barat
Daya seluas 11.178 Ha yang tersebar di 9 Kecamatan dan 152 Desa. Keberhasilan Kabupaten
Aceh Barat Daya dalam bidang pertanian khususnya komoditi sawah selain di dukung oleh
pengadaan bibit, alsintan dan irigasi, faktor tenaga penyuluh juga memiliki arti penting dalam
pencapaian tersebut (hasil panen padi melebihi target nasional 65.ton/Ha). Periode 2 (dua)
tahun terakhir. 2015 - 2016 terjadi penambahan total jumlah tenaga penyuluh PNS/THL-TBPP
dari 95 orang menjadi 99 orang tenaga penyuluh. Para tenaga penyuluh tersebut di distribusikan
per kecamatan. Adapun jumlah tenaga penyuluh yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya tahun
2015 - 2016. dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.33Perbandingan Jumlah PNS/THL-TBPP
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015-2016
No KECAMATAN
Luas Area
Persawahan
(Ha)
2015 2016
Penyuluh
PNS
Berdasarkan
Pendidian
(Orang)
Jum
lah
(Ora
ng)
Penyuluh
THL -TBPP
Berdasarkan
Pendidian
(Orang)
Jum
lah
(Ora
ng)
Jum
lah
PNS/
THL-
TBPP
(Ora
ng)
Penyuluh
PNS
Berdasarkan
Pendidian
(Orang)Ju
mla
h(O
rang
)
Penyuluh
THL -TBPP
Berdasarkan
Pendidian
(Orang)
Jum
lah
(Ora
ng)
Jum
lah
PNS/
THL-
TBPP
(Ora
ng)
S1 D3
SPP/
SPM
A
S1 D3
SPP/
SPM
A
S1 D3
SPP/
SPM
A
S1 D3
SPP/
SPM
ABP4K 3 - - 3 - - - - 3 3 - - 3 - - - - 3
1 Babahrot 1.050 1 - 3 4 2 5 7 11 1 - 3 4 2 7 9 13
2 Kuala Batee 2.151 2 - 2 4 1 6 7 11 2 - 2 4 1 8 9 13
3 Jeumpa 1.306 3 - - 3 3 - 5 8 11 3 - - 3 3 - 5 8 11
4 Susoh 1.168 3 - 1 4 4 1 4 9 13 3 - 1 4 4 1 4 9 13
5 Blangpidie 836 4 - - 4 5 - 2 7 11 4 - - 4 5 - 2 7 11
6 Setia 1.148 5 - 1 6 1 - 2 3 9 5 - 1 6 1 - 2 3 9
7 Tangan - tangan 1.700 4 - 2 6 - - 3 3 9 4 - 2 6 - - 3 3 9
8 Manggeng 1.232 4 - - 4 4 - 1 5 9 4 - - 4 4 - 1 5 9
9 Lembah Sabil 287 4 - - 4 4 - - 4 8 4 - - 4 4 - - 4 8
Jumlah 11.178 33 - 9 42 33 1 32 57 95 3 - 9 42 3 1 32 57 99
Sumber : Data Olah Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Berdasarkan tabel 3.31 diatas terlihat bahwa jumlah tenaga penyuluh yang ada masih
sangat rendah dibandingkan dengan luas areal persawahan secara keseluruhan. Tahun 2016,
jumlah tenaga penyuluh yang ada (PNS/THL-TBPP) 99 orang untuk lahan seluas 11.178 Ha
dengan Rasio 11.178 : 99 sebesar 0.0088 atau 0.88% atau 1 orang untuk 112 Ha. Tidak banyak
perubahan dan penambahan dibandingkan tahun 2015 dengan jumlah tenaga penyuluh yang ada
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
98
(PNS/THL-TBPP) 95 orang untuk lahan seluas 11.178 Ha dengan Rasio 11.178:95 sebesar
0.0084 atau 0.84% atau 1 orang untuk 117 Ha. Hanya terjadi penambahan secara rata - rata 5 Ha
yang tersedia tenaga penyuluh dibandingkan dengan luas area persawahan.
Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan rasio tenaga penyuluh adalah kurangnya
tamatan SPP/SPMA atau disiplin ilmu pertanian dan penyuluhan, kurangnya peminat disiplin
ilmu tenaga penyuluh dan pertanian merupakan salah satu kendala tidak terpenuhinya kuota
tenaga penyuluh yang diinginkan.
Dengan adanya indikator ini diharapkan luas areal persawahan dan tenaga penyuluh dapat
berimbang sehingga bidang pertanian khususnya komoditas padi dapat swasembada pangan dan
menjadikan Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai sebagai salah lumbung padi nasional.
Target pemerintah daearah 0.015 atau 167 orang tenaga penyuluh PNS/THL-TBPP atau 1
orang tenaga penyuluh : 66 Ha lahan persawahan pada tahun 2016 sangat jauh dari perencanaan
dan perjanjian sebagaimana tertera dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2016. Capaian
Kinerja Tahun 2016 dibandingkan dengan target yang telah ditentukan adalah 59,33% dengan
kategori Capaian “CUKUP”.
Tabel 3.34Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)di Kabupaten Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat16. Tingkat Penyelesaian
Pelanggaran K3 (Ketertiban,Ketentraman, Keindahan) diKabupaten
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penertiban pelanggaran K3 merupakan penegakan Peraturan Pemerintah. PERDA
dan/atau Peraturan Kepala Daerah (Qanun dan Peraturan Bupati) yang dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) beserta seluruh kesatuannya berkewajiban untuk menjaga
dan menegakan Peraturan Pemerintah. PERDA dan/atau Peraturan Kepala Daerah (Qanun dan
Peraturan Bupati) serta menyelesaikan setiap terjadi pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
99
PERDA dan/atau Peraturan Kepala Daerah (Qanun dan Peraturan Bupati) yang dilakukan oleh
warga masyarakat, badan hukum maupun aparat pemerintah itu sendiri.
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat beberapa Peraturan
Pemerintah. Perda/Qanun yang memuat tentang K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) yang
rutin dilakukan penertiban oleh SATPOL PP. diantaranya :
Tabel 3.35Perbandingan Jumlah Pelanggaran K3 dan yang Terselesaikan
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016
No Peraturan/Perda/Qanun Mengatur Tentang
Tahun 2015 Tahun 2016
JumlahPelanggaran
JumlahPelanggaran
yangterselesaikan
JumlahPelanggaran
JumlahPelanggaran
yangterselesaikan
1 PP No. 53 Tahun 2010 Disiplin PegawaiNegeri Sipil 12 12 12 12
2 Qanun No. 2 Tahun 2008 Penertiban Hewan 8 8 9 93 Perda No.3 Tahun 2007 Penertiban Pasar 12 12 17 174 Qanun No.9 Tahun 2009 Penertiban Galian. C 7 7 1 1
Jumlah 39 39 39 39Sumber : Data olah Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) dan WH. Tahun 2016
Perbandingan jumlah pelanggaran K3 dan yang terselesaikan secara keseluruhan untuk
tahun 2015 dan 2016 adalah sama, yaitu berjumlah 39 pelanggaran dan keseluruhannya dapat
terselesaikan dengan baik (100%).
Meskipun seluruh kasus K3 dapat terselesaikan, namun dilapangan hambatan -
hambatan selalu terjadi misalnya saja untuk K3 Penertiban Hewan, kendala yang dihadapi para
petugas dilapangan adalah tidak tersedianya kandang bagi ternak yang terjaring dalam operasi
penertiban sehingga sulit untuk melaksanakan penegakkan K3 secara rutin dan kontinyu.
Meskipun telah dilakukan penertiban dan memberlakukan denda bagi pemilik ternak namun
langkah pemerintah daerah tersebut belumlah berhasil sepenuhnya. Sampai saat ini masih
banyak hewan ternak yang berkeliaran dijalanan dan ditempat keramaian umum yang sering
dapat menimbulkan kecelakaan kendaraan selain merusak keindahan kota, Selain itu kendala
terbesar yang dihadapi para petugas SATPOL-PP dan WH dilapangan adalah kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga K3 dilingkungannya.
Solusi yang telah dan/atau dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
100
a) Setiap SKPK/Instansi Pemerintah Daerah memberikan/mengeluarkan kartu izin
keluar jam kerja bagi PNS sehingga tidak ada PNS yang berkeliaran di dalam jam
dinas tanpa sepengetahuan atasan dan alasan yang penting.
b) Membuat Kandang penampungan sementara yang dapat menampung ternak yang
terjaring dalam operasi penertiban hewan ternak.
c) Menempatkan petugas di titik - titik pasar yang sering dijadikan tempat berdagang
kaki lima secara liar agar dapat dilakukan tindakan pencegahan disaat para pedagang
akan menggelar lapak dagangannya.
d) Melibatkan unsur masyarakat. perangkat desa. tokoh adat dan agama di sekitar
tempat pusat penggalian/tambang galian C untuk dapat bersama - sama menjaga dan
menertibkan penambang galian C guna kelestarian alam sekitar tambang itu sendiri.
e) Lebih menggiatkan dan menambah intensitas sosialisasi K3 ke desa - desa dengan
cara himbauan langsung dengan mobil patroli dan selebaran - selebaran himbauan
yang langsung di sebarkan ke setiap desa, sehingga jika terjadi tindakan oleh para
petugas SATPOL - PP dan WH masyarakat sudah mengetahui terlebih dahulu sanksi
yang akan diterimanya.
f) Merangkul para aparat desa, tokoh adat dan tokoh agama untuk dapat berperan aktif
bersama petugas dalam menegakkan peraturan khususnya tentang K3 (ketertiban,
ketentraman dan keindahan).
Diharapkan dengan adanya indikator ini menghasilkan Outcome terciptanya lingkungan
yang tertib, aman, nyaman dan asri. Indikator ini dapat berjalan sesuai target dengan capaian
kinerja 100% dan kriteria Capaian “BAIK SEKALI”.
Tabel 3.36Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Pelayanan Bencana KebakaranTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat17. Cakupan Pelayanan
Bencana Kebakaran 25% 38,04% 47,84% 25% 38,04% 47,84%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
101
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Kabupaten Aceh Barat Daya tidak ada
perubahan dari tahun sebelumnya (2015), adapun data luas dan Cakupan Pelayanan WMK
Kabupaten Aceh Barat Daya adalah :
Tabel 3.37Data Luas dan Cakupan Pelayanan WMK
Di Kabupaten Aceh Barat Daya
No. Kecamatan Luas(Km2)
JumlahPenduduk(Jiwa)
KepadatanPenduduk(Jiwa/Km)
Rata - rataKepadatanPenduduk
WMKJumlahmobil
Pemadam
LuasPer
WMK(Km2)
CakupanRata2Pelayanper WMK
(%)
Rata2WMK
Kabupaten(%)
1 Babahrot 528.28 21.167 40
83
WMK.IIIPos Kuala
Batee 2 Unit 1.072.39 16.47
38.04
2 Kuala Batee 176.99 22.304 126
3 Jeumpa 367.12 11.707 31
4 Susoh 19.05 25.439 1.335WMK.II
PosBlangpidie
3 Unit 536.25 32.945 Blangpidie 473.68 24.981 52
6 Setia 43.92 9.295 211
7 Tangan-Tangan 132.91 14.191 106WMK.I PosManggeng 2 Unit 273 64.718 Manggeng 40.94 15.963 389
9 Lembah Sabil 99.15 11.798 118
Total 1.882.05 156.845 -
Jelas terlihat pada tabel 3.35 diatas bahwa rata - rata WMK Kabupaten Aceh Barat Daya
masih jauh dari target nasional ( rata - rata 25%) dan target yang telah dijanjikan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja (PK) kabupaten tahun 2016 (menambah 2 WMK). hal ini
disebabkan karena :
a) Kepadatan penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya secara rata - rata kabupaten
masih belum membutuhkan penambahan WMK (83 Jiwa /KM).
b) Konsentrasi penduduk masih terpusat ke daerah Kecamatan Susoh (rata -rata 1.335
Jiwa/KM) sementara untuk kecamatan lainnya jumlah penduduknya masih jarang
jika dibandingkan dengan luas daerah sehingga masih belum diperlukan
penambahan.
Solusi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah dengan mendirikan pos -
pos Pemadam kebakaran di kecamatan yang perkiraan posisinya dapat segera menjangkau
daerah yang tidak memiliki pos pemadam kebakaran. Hal ini dilakukan agar WMK dapat di
terpenuhi guna meminimalisasi waktu dan jarak tempuh jika terjadi bencana kebakaran.
Langkah alternatif untuk memenuhi persentase WMK adalah dengan cara membagi jumlah unit
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
102
mobil dan personil pemadam kebakaran sesuai dengan kepadatan, luas daerah dan kebutuhan
kecamatan itu sendiri.
Outcame yang diharapkan dari indikator ini adalah dapat tercakupnya seluruh kawasan
dilingkungan Kabupaten Aceh Barat Daya jika terjadi bencana kebakaran dengan jumlah WMK
yang masih terbatas seperti saat ini.
Target untuk 25% cakupan WMK sebagai mana standar nasional tidak dapat tercapai
sebagaimana yang telah dijanjikan dalam dokumen perencanaan kinerja (PK) 2016 yang lalu.
Persentase WMK Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 38.04%. Semakin kecil persentase WMK
semakin baik. maka rumus capaian yang di pakai dalam menghitung persentase capaian adalah
rumus Progress Negative. Persentase Realiasi Capaian WMK adalah 47.84% dengan kategori
capaian “SANGAT BAIK”
Tabel 3.38Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Korban Bencana yang Menerima BantuanSelama Masa Tanggap Darurat
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 2Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat18. Persentase Korban Bencana
yang Meneriman BantuanSelama Masa TanggapDarurat.
80 100 125% 100 100 100%
Kurun waktu tahun 2016, tercatat bencana pada Badan Penanggulangan Bencana
Kabupaten (BPBK) Aceh Barat Daya dengan rekapitulasi data sebagai berikut : (a). Bencana
tenggelam di laut 2 kejadian; (b). Bencana kebakaran 27 kejadian; (c). Bencanan Angin
kencang/abrasi 3 kejadian dan (d). Bencana Banjir 1 Kejadian.
Jumlah bencana di Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016 berkurang dari tahun
sebelumnya. Dari kejadian - kejadian bencana sebagaimana tersebut diatas tidak keseluruhan
yang mendapatkan bantuan tanggap darurat dikarenakan bencana yang dialami masyarakat pada
saat itu bukanlah bencana besar, tetapi hanya bencana kecil dengan kerugian ± Rp. 5.000.000.-
tanpa ada menelan korban jiwa kecuali bencana tenggelam dilaut yang terjadi diawal tahun 2016.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
103
Untuk bencana kebakaran, berdasarkan pantauan dan data dari Dinas BPBK Aceh Barat Daya
jumlah penerima bantuan selama tanggap darurat adalah 426 jiwa. Para korban mendapatkan
bantuan logistik dan tempat tinggal sementara (tenda penampungan) hingga mendapatkan
tempat tinggal yang layak, sebagian besar korban bencana enggan tinggal di tenda penampungan
karena mereka lebih memilih tinggal bersama sanak saudaranya.
Hingga tahun 2016, Dinas BPBK Aceh Barat Daya tidak ada mengalami hambatan yang
berarti, seluruh kejadian bencana dapat tertanggulangi dengan baik berkat kerjasama unsur -
unsur terkait lainnya. Target 100% untuk indikator bantuan selama tanggap darurat dapat
terpenuhi dengan baik yaitu terealisasi 100% dengan Kategori capaian “BAIK SEKALI”
Tabel 3.39Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Hasil Audit BPK dengan Opini TerbaikTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Pemerintah yang baik (good governance) bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan UUPA19. Hasil Audit BPK dengan
Opini Terbaik WTP WDP 0,00% WTP WTP 100%
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan (LK) yang
berdasarkan pada 4 kriteria. yakni:
1) Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah (SAP);
2) Kecukupan pengungkapan;
3) Kepatuhan terhadap peraturan per-UU, dan
4) Efektivitas sistem pengendalian intern (SPI)
Pada tahun 2016 jumlah pemerintah daerah kabupaten/kota BPK memberikan 312 opini
WTP, 187 opini wajar dengan pengecualian (WDP), 30 tidak memberikan pendapat atau 4
opini tidak wajar. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya termasuk salah satu
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
104
pemerintah daerah yang memperoleh predikat WTP setelah penantian selama 14 Tahun lamanya
sejak berdirinya Kabupaten Aceh Barat Daya.
Manfaat langsung Opini WTP oleh BPK tidaklah langsung dirasakan oleh masyarakat
namun dengan tertibnya atau terkelolanya dengan baik keuangan daerah ini, maka tentu
berimplikasi terhadap banyak hal, baik itu kepada pemerintah maupun masyarakat. Seperti
halnya penambahan anggaran untuk daerah, penambahan anggaran program maupun bantuan ke
masyarakat dan lain sebagainya.
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator
Hasil audit BPK dengan opini terbaik dapat tercapai atas Opini WTP dengan capaian kinerja
sebesar 100% dan kategori “ SANGAT BAIK”.
Tabel 3.40Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Menurunya Penyimpang Terhadap AnggaranTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Pemerintah yang baik (good governance) bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan UUPA20. Menurunya Penyimpangan
Terhadap Anggaran WTP WDP 0,00% WTP WTP 100%
Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Aceh Selatan terus berbenah diri untuk menuju arah yang lebih baik. Pemerintah daerah terus
melakukan pembaharuan, perbaikan dan pembangunan baik dalam bentuk sarana maupun
prasarana. Pembenahan di bidang anggaran baik tatacara penyusunan anggaran, pelaksanaan
anggaran serta seluruh kegiatan yang menyangkut anggaran menjadi salah satu perhatian utama
pemerintah daerah yang dimotori oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Daya. Selain
melakukan pengawasan, inspektrorat Kabupaten Aceh Barat Daya juga melakukan pembinaan
terhadap SKPK - SKPK yang ada dilingkungan pemerintah daerah untuk dapat berjalan dan
bekerja sesuai dengan regulasi dan aturan yang berlaku. Inspektorat terus berusaha menekan
penyimpangan - penyimpangan yang terjadi, hal ini dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
105
Tabel 3.41Perbandingan Orbik. Rekomendasi dan Temuan
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016
No Uraian
2015 2016Rencana/yang
diterbitkan
Realisasi/Terlaksana/
ditindaklanjutiPersentase
Rencana/yang
diterbitkan
Realisasi/Terlaksana/
ditindaklanjutiPersentase
1
Jumlah Orbikdalam ProgramKerja PengawasanTahunan (PKPT)
39 SKPK 39 SKPK 100% 15 SKPK 9 SKPK 60%
2 JumlahRekomendasi 121 Rekomendasi 46 Rekomendasi
3 Jumlah Temuan 108 temuan 36 temuan
Dari tabel 3.39 diatas jelas terlihat bahwa terjadi penurunan angka Orbik (Objek
Pemeriksaan) di tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya 2015. Pada tahun 2015 terdapat 39
Orbik yang terlaksana pada PKPT dan keseluruhannya dapat terlaksana. Ditahun 2016 terdapat
15 Orbik pada PKPT dan hanya 9 Orbik yang dapat ditindak lanjuti.
Pada tahun 2016 Adapun yang menjadi hambatan sehingga tidak tercapainya target
antara lain dikarenakan keterbatasan personil dan waktu pemeriksaan, pada waktu yang
bersamaan juga terdapat beberapa orang personil yang harus mengikuti Bimtek dan Diklat, serta
adanya perubahan Rencana Kinerja Tahun 2016 yaitu adanya perubahan alokasi anggaran.
Upaya awal dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
koordinasi dengan Inspektorat Aceh, sehingga dalam tahun 2016 berdasarkan hasil rapat
koordinasi dengan seluruh Inspektorat Kabupaten/Kota di Banda Aceh, diambil kata sepakat
bahwa untuk memaksimalkan jumlah SKPK yang masuk dalam pengawasan. Inspektorat Aceh
turut melakukan pengawasan langsung terhadap terhadap 3 (tiga) SKPK, yaitu Dinas Pendidikan.
Dinas Kesehatan dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya.
Hasil akhir/outcome yang diharapkan dari indikator ini adalah bahwa seluruh SKPK
yang ada dilingkungan pemerintah daerah kabupaten, khususya Kabupaten Aceh Barat Daya
dapat terawasi dan terbina oleh baik oleh pejabat dan istansi yang berwewenang, dalam hal ini
inspektorat beserta seluruh jajarannya.
Berdasarkan target pemerintah daerah untuk melakukan penurunan penyimpangan
terhadap anggaran yang berindikatorkan jumlah orbik terhadap temuan dan rekomendasi sebesar
35% tidaklah tercapai, meskipun demikian berdasarkan rumus progress negatif hasil yang
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
106
diperoleh terhadap realisasi adalah 60% dan persentase capaian 28.57% dengan kategori
capaian “SANGAT BAIK” .
Tabel 3.42Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Jumlah Auditor Bersertifikasi
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Pemerintah yang baik (good governance) bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan UUPA21. Jumlah Auditor
Bersertifikasi WTP WDP 0,00% WTP WTP 100%
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi
dilingkungan pemerintah, maka Auditor tersebut dinamakan auditor pemerintah yang bertugas
melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Dalam tahun 2016
penambahan jumlah auditor bersertifikasi dilingkungan pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
khususnya pada instansi Inspektorat mengalami kenaikan jauh dari yang telah ditargetkan. Pada
pertengahan tahun 2015 jumlah auditor yang telah bersertifikasi adalah 9 orang auditor.
Penyebab rendahnya target pada perjanjian kinerja dikarenakan para auditor tersebut menerima
sertifikat kelulusan pada pertengahan tahun 2016. Pada akhir tahun 2016 periode ke dua.
bertambah 8 orang auditor yang ada dilingkungan Inspektorat dinyatakan lulus.
Hingga akhir tahun 2016, jumlah auditor yang telah bersertifikasi pada lingkungan
Inspektorat berjumlah 17 orang. Hal ini telah melampaui jauh dari “Ekspetasi” disaat
penyusunan perjanjian kinerja tahun 2016. Dengan adanya tenaga auditor yang bersertifikasi
diharapkan fungsi pengawasan dan pembinaan untuk mencapai pemerintahan yang bersih dan
transparan di lingkungan pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya dapat terwujud. Meskipun
demikian, dalam perjalanannya untuk mendapatkan sertifikasi itu tidak terlepas dari beberapa
kendala. yaitu : Sulitnya mendapat kesempatan untuk mengikuti diklat sertifikasi auditor dan
Biaya yang dibutuhkan sangat besar.
Namun kendala tersebut dapat teratasi dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya melalui Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Daya dengan cara meminta penambahan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
107
kuota untuk mengikuti diklat sertifikasi ke PUSBIN BPKP Penambahan anggaran untuk Bimtek
Auditor.
Dengan adanya indikator ini. maka kepedulian pemerintah tentang arti pentingnya
auditor semakin membaik sehingga jumlah auditor bersertifikasi akan bertambah guna
meningkatkan pembinaan dan pengawasan dilingkungan Pemerintah Daerah.
Realisasi indikator ini adalah 17 orang auditor bersertifikasi dengan Persentase Capaian
283.33% dan berkategori capaian “SANGAT BAIK”.
Tabel 3.43Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Website Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya( www.acehbaratdaya.go.id ) Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Pemerintah yang baik (good governance) bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan UUPA22. Tersedianya website
Pemerintah Kabupaten AcehBarat Daya(www.acehbaratdaya.go.id)
Tersedia Ada 100% Tersedia Ada 100%
Hingga tahun 2016. dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya
tersedia 3 (tiga) Situs/Website Resmi yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah. yaitu :
a) www.acehbaratdaya.go.id dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan
Informasi Kabupaten Aceh Barat Daya. Dengan pemberlakuan PP 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah maka pengelolaan website www.acehbaratdaya.go.id di
ambil alih oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian. hal ini mulai
berlaku tanggal 01 januari 2017.
b) www.humas.acehbaratdayakab.go.id dikelola oleh Bagian Humas dan Protokoler
Setdakab. Aceh Barat Daya.
c) www.jdih.acehbaratdayakab.go.id dikelola oleh Bagian Hukum Setdakab. Aceh
Barat Daya yang khusus mempublikasi peraturan - peraturan daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
108
Kendala utama yang dihadapai dalam pengelolaan situs/website resmi pemerintah daerah
ini adalah kurangnya SDM yang handal dalam mengelola website sehingga website yang ada
masih belum maksimal dalam pengelolaannya. Peran serta dan perhatian lebih pemerintah
daerah sangat diharapkan untuk tercetaknya SDM yang handal dalam pengelolaan dimasa yang
akan datang. Pembekalan tambahan seperti Diklat dan BIMTEK secara berkala perlu dilakukan
mengingat ilmu pemograman dan komputer merupakan ilmu bergerak yang selalu mengikuti
perkembangan teknologi.
Secara umum 3 (tiga) website resmi pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat Daya
sebagai salah satu sumber informasi dan acuan yang terpercaya dapat dirasakan manfaatnya
bagi masyarakat luas. Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
atas Indikator Tersedianya Website Pemerintah Kabupanten Aceh Barat Daya
(www.acehbaratdaya.go.id) dapat tersedia dengan capaian kinerja sebesar 100% dan kategori
“ SANGAT BAIK”.
Tabel 3.44Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Online( www.lpse.acehbaratdaya.go.id) Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Pemerintah yang baik (good governance) bersih dan berwibawa (clean goverment) berdasarkan UUPA23. Tersedianya website
Pemerintah Kabupaten AcehBarat Daya(www.acehbaratdaya.go.id)
Tersedia Ada 100% Tersedia Ada 100%
LPSE adalah suatu sistem yang dibentuk untuk menciptakan nilai-nilai good governance
dalam suatu layanan pengadaan barang dan atau jasa yang dilindungi oleh APENDO (aplikasi
pengaman dokumen) dari Badan inteligen negara (BIN). LPSE sebagai system tentu dirancang
sedemikian rupa agar mengurangi kontak antara panitia pengadaan dan rekanan yang
dimungkinkan akan terjadi korupsi. Selain itu juga supaya proses pengadaan lebih transparan
dan akuntabel.
Dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya telah tersedia LPSE yang
melayani registrasi penyedia barang dan jasa yang berdomisili di wilayah Kabupaten Aceh Barat
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
109
Daya. Aplikasi yang digunakan oleh LPSE adalah aplikasi baku untuk seluruh Indonesia
dikembangkan oleh LKPP. Aplikasi yang dikembangkan bersifat kode sumber terbuka, bebas
lisensi, dan bebas biaya, tidak bergantung kepada merk tertentu dan mendapatkan dukungan
penuh dari LKPP.
Tabel 3.45Rekapitulasi Pelaksanaan
Sistem Pengadaan secara Elektronik (SPSE)pada LPSE Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013 - 2016
No TAJUMLAH PEMBERIAN USER ID JUMLAH
PAKETLELANGE-PROC
JUMLAH PAGULELANGE- PROCPPK ANGGOTA
POKJA PENYEDIA
1 2013 18 10 20 153 90.650.120.000.002 2014 31 10 8 259 247.829.400.000.003 2015 38 7 20 282 401.433.211.000.004 2016 15 7 13 211 736.756.660.000.000
Sumber data : Bagian Administrasi Pembangunan Setdakab. Aceh Barat Daya. Tahun 2016
Tersedianya LPSE pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya sangat bermanfaat bagi
masyarakat (rekanan) dan pemerintah. Bagi masyarakat khususnya para rekanan dengan adanya
sistem e-procurement waktu pengurusan pengadaan lebih efesien dan singkat dikarenakan tidak
perlu bolak-balik untuk memberikan keterangan berkas-berkas terkait yang dibutuhkan serta
meminimalisasi melengkapi berkas-berkas secara manual karena seluruh kegiatan dilakukan
secara online. Jika ada masalah atau hal-hal yang masih belum dimengerti, rekanan bisa
menghubungi petugas secara online untuk mempertanyakan semua semua hal terkait dengan
pengadaan. Selain itu, rekanan cukup datang sekali ke LPSE untuk mendapatkan account
number yang akan digunakan untuk mengikuti lelang. Setelah itu, pengiriman berkas dapat
dilakukan secara online tanpa harus datang ke LPSE.
Dilingkungan pemerintah daerah, penyelenggaran pengadaan barang dan jasa
terselenggara lebih kompetitif dan berkualitas dengan adanya pengadaan lelang secara
elektronik terkait praktek transparansi dan pelayananan yang akuntabel.
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator
Tersedianya Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) online
( www.lpse.acehbaratdaya.go.id ) dapat tersedia dengan capaian kinerja sebesar 100%
berkategori “BAIK SEKALI”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
110
Tabel 3.46Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Tersedianya Buku Berita Daerah dan Lembaran DaerahTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 1Melakukan Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance) Bersih Dan Berwibawa(Clean Government) Berdasarkan Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)Sasaran Strategis. 3Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam24. Tersedianya Buku Berita
Daerah dan LembaranDaerah
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Tersedia1.0
DokumenTersedia 100%
Berita daerah merupakan kumpulan Peraturan Bupati sedangkan lembaran daerah
kumpulan dari Qanun yang telah disahkan. Untuk memudahkan para Satuan Kerja Perangkat
Kabupaten (SKPK) yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya dalam mematuhi Peraturan Daerah,
maka Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya telah membukukan semua
Peraturan Bupati dan Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya.
Tabel 3.47Jumlah Peraturan Daerah
yang Telah Dibukukan Menjadi Lembaran DaerahPada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 dan 2016
Uraian
Tahun 2015 Tahun 2016
Perbub QanunSurat
Keputusan(SK)
Perbub QanunSurat
Keputusan(SK)
PeraturanDaerah 44 10 799 76 15 630
Sumber : Bagian Hukum Setdakab. Aceh Barat Daya. Tahun 2016
Dalam tahun 2016 buku berita daerah telah di cetak dalam bentuk beberapa buku yaitu
Buku Perbub jilid.I sebanyak 20 (dua puluh ) buku dan Buku Perbub jilid.II sebanyak 20 (dua
puluh ) buku. Untuk kumpulan 6 (enam) qanun yang telah ditetapkan dibukukan sebanyak 52
(lima puluh dua) buku.
Buku berita dan lembaran daerah sangat bermanfaat sebagai acuan peraturan
perundang-undangan. Pemanfaatan lembaran daerah sangat penting karena di dalam lembaran
daerah terdapat beberapa peraturan-peraturan daerah dalam 1(satu) satu tahun yang harus
diketahui khususnya oleh aparatur negara dan oleh masyarakat pada umumnya sebagai
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
111
pelaksana dan penerima manfaat dari peraturan perundangan - undangan itu sendiri, baik
peraturan baru ataupun peraturan yang sudah tidak berlaku lagi.
Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya untuk buku berita daerah dan lembaran daerah
adalah dapat digunakan sebagai bahan rujukan, bahan pertimbangan, bahan perbandingan, bahan
pengambil keputusan, bahan laporan dan bahan penelitian yang sangat bermanfaat sebagai dasar
kekuatan hukum bagi instansi ataupun masyarakat umum yang sedang mengalami suatu kasus
atau permasalahan dan memanfaatkan terbitan pemerintah sebagai bahan acuan atau pedoman
dalam yang nantinya dapat memberikan solusi dalam suatu permasalahan
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator
Tersedianya Buku Berita Daerah dan Lembaran Daerah dapat tersedia dengan persentase
capaian kinerja sebesar 100% dan kategori “SANGAT BAIK”.
Tabel 3.48Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Penegakan Syariat Islam Secara KaffaTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 2Menerapkan Nilai – Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Sosial Dan BudayaYang Berlandaskan Syariat IslamSasaran Strategis. 4Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam25. Cakupan Penegakkan
Syariat Islam Secara Kaffa 50% 84% 168% 85% 100% 117,64%
Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu Kabupaten di Aceh yang menerapkan
ajaran Islam di semua sendi kehidupan masyarakat. Bumi “Bereuh Sigupai” bertekat
melaksanakan ajaran Islam secara kaffah ditengah kemajuan teknologi seperti saat ini.
Dalam menegakkan syariat islam, ujung tombak pemerintah daerah adalah SATPOL PP
dan (Wilayatul Hisbah) WH yang selalu siap menangani setiap pelanggaran yang terjadi baik itu
pelanggaran ringan, berat dan sedang, Penangganan pelanggaran berbeda berdasarkan “Kadar”
pelanggaran itu sendiri. Untuk pelanggaran ringan dan sedang penangganannya masih berbentuk
pemberian nasihat atau arahan dari pihak - pihak terkait (tetua adat) dengan disaksikan oleh
pihak sanak saudara pelaku pelanggaran. Namun jika pelanggaran itu sudah mengarah ke
“Kadar” berat. maka kasus pelanggaran akan di limpahkan kepihak berwajib atau kejaksaan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
112
apabila pelanggaran tersebut melanggar norma - norma agama sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah melalui qanun – qanunnya, maka sipelaku akan dikenakan
sanksi hukum cambuk yang dilaksanakan di tempat keramaian yang disaksikan oleh seluruh
masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya. Tujuan utama dilakukan hukuman cambuk ini adalah
untuk menimbulkan efek “malu & Jera”. Dalam tahun 2016, tidak ada terjadi pelanggaran
Syariat Islam yang berat, sehingga dalam kurun 1 tahun tidak terjadi hukuman cambuk
sebagaimana yang di takutkan oleh seluruh masyarakat.
Tabel 3.49Perbandingan Jenis dan Jumlah Pelanggaran
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2014 – 2016
No Jenis PelanggaranSyariat
2014 2015 2016Jumlah
PelanggaranSyariat
JumlahPelanggarantertangani
JumlahPelanggaranSyariat
JumlahPelanggarantertangani
JumlahPelanggaranSyariat
JumlahPelanggarantertangani
1.
Pelanggaran QanunSyariat Islam No.06Tahun 2014 tentangHukum Jinayah
- - - - 24 24
1.
Pelanggaran QanunSyariat Islam No.11Tahun 2002 tentangAqidah. Ibadah danSyiar Islam
191 191 22 22 42 42
2.
Pelanggaran QanunSyariat Islam No.14Tahun 2002 tentangKhalwat
13 13 9 9 - -
Jumlah 204 204 31 31 66 66Sumber : Dinas Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Dari tabel 3.22 diatas jelas terlihat terjadi peningkatan pelanggaran Syariat Islam di
bandingkan tahun 2015. Meskipun demikian pelanggaran yang terjadi masih bersifat ringan dan
sedang yang bisa di atasi melalui pembinaan. pengarahan dan mediasi oleh pihak - pihak terkait
seperti pemuka adat, gampong dan agama.
Hambatan yang terjadi dalam melaksanakan indikator ini bagi instansi terkait seperti
SATPOL PP dan WH adalah karena masih minimnya anggaran yang tersedia dalam melakukan
penyelidikan dan penyidikan kasus, kurangnya personil WH khususnya personil pria juga
merupakan kendala yang krusial disamping kurangnya sarana mobil partroli khusus WH yang
sampai saat ini masih harus berbagi dengan SATPOL PP dan WH dalam penggunaan sarana
mobilitas tersebut.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
113
Solusi tepenting dalam mengatasi hambatan tersebut adalah perlunya penambahan alokasi
dana sebagai dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung, peran serta
seluruh lapisan masyarakat termasuk orang tua untuk ikut mengawasi anak - anak mereka agar
tidak terpengaruh ke arah pergaulan yang menyesatkan sangat menentukan dalam menekan
angka pelanggaran yang terjadi.
Indikator ini berperan penting sebagai salah tolak ukur keberhasilan daerah dalam
menekan angka pelanggaran dan kasus - kasus asusila yang terjadi di masyakarat dan dengan
adanya indikator ini pelanggaran - pelanggaran yang terjadi akan terus diatasi dan selesaikan
dengan baik. Segala pemecahan permasalahan diutamakan dapat terselesaikan dengan cara
pengarahan, pembinaan dan mediasi. Capain kinerja indikator ini dari target 85% dengan
Realisasi 100% dan persentase capaian adalah 117.64% berkategori “SANGAT BAIK”.
Tabel 3.50Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan TPA AktifTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 2Menerapkan Nilai – Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Sosial Dan BudayaYang Berlandaskan Syariat IslamSasaran Strategis. 4Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam26. Cakupan TPA Aktif 95% 100% 105,26% 100% 99,19% 99,19%
Pertumbuhan TPA/TPQ menemukan momentumnya pada tahun 1990-an setelah
ditemukan berbagai metode dan pendekatran dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an seperti
metode membaca Al Qur'an Iqro dan lain-lain.
Kabupaten Aceh Barat Daya dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, taman
pengajian Al-Qur’an tumbuh sangat pesat, Hampir di setiap 152 desa yang terdapat
dilingkungan Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki TPA. Secara jenjang pendidikan nasional
menempuh pendidikan TPA/TPQ tidaklah suatu keharusan, namun dalam perkembangannya
masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya sangat membutuhkan lembaga ini untuk memberikan
dasar-dasar membaca Al Qur'an (mengaji) kepada anak-anaknya terutama anak -anak usia dini,
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
114
sehingga mereka sejak usia dini telah ditanamkan arti pentingnya membaca Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari - hari.
Tabel 3.51Perbandingan Jumlah TPA Aktif dan SantriPada Kabupaten Aceh Barat Daya 2015 - 2016
No Kecamatan JumlahDesa
2015 2016JumlahTPAAktif
Jumlah TPAKeseluruhan
JumlahSantri
JumlahTPAAktif
Jumlah TPAKeseluruhan
JumlahSantri
1. Babahrot 14 17 17 816 26 26 12132. Kuala Batee 21 6 6 255 11 11 5543. Jeumpa 12 9 9 343 10 10 3644. Susoh 29 14 14 542 15 16 6605. Blangpidie 20 16 16 1.004 19 20 10036. Setia 9 6 6 326 7 7 2777. Tangan-Tangan 15 10 10 571 12 12 6878. Manggeng 18 9 9 456 10 10 3799. Lembah Sabil 14 6 6 239 12 12 416Total 152 93 93 4.552 123 124 5.557
Sumber Data : BPS Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2015 danBPPD Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Jelas terlihat pada tabel 3.49 diatas bahwa dalam tahun 2016 terjadi penambahan jumlah
TPA Aktif dan santri dibandingkan dengan tahun 2015. Salah satu penyebab naiknya jumlah
TPA karena adanya penambahan jumlah desa definitif, yang mana dari 132 pada tahun 2015
menjadi 152 desa sejak disahkanya bulan Oktober tahun 2015. Hampir seluruh desa memiliki
Taman Pengajian Al-Quran (TPA), namun dengan adanya penambahan 20 desa definitif ikut
mendorong pertumbuhan TPA di desa - desa. Semakin banyaknya tersedia TPA akan
memudahkan para orangtua untuk mengantarkan anak - anaknya ke TPA guna menimba ilmu
Al-Quran sejak usia dini.
Meskipun jumlah TPA dan Santri terus bertambah namun masih ditemukan kendala -
/hambatan yang dapat menghambat pelaksanaan TPA itu sendiri, yaitu :
a) Kurangnya tenaga pengajar, sehingga banyak TPA yang jumlah tenaga pengajarnya
tidak berimbang dengan jumlah santri yang di didik sehingga proses pembelajaran
tidak bisa berjalan sempurna.
b) Tidak adanya kurikulum yang baku di TPA. Kurikulum ini penting untuk terciptanya
ketepatan dalam proses belajar mengajar agar TPA dapat berkembang baik layaknya
pendidikan formal.
c) Masih lemahnya kepengurusan dan manajemen pengelolaan TPA.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
115
Untuk mengatasi semua kendala dan hambatan sebagaimana tersebut diatas, dapat
dirumuskan beberapa jalan pemecahannya, diantaranya :
a) Kekurangan SDM dapat ditambah dengan mendatangkan guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) dari sekolah-sekolah / Tengku (Ustadz & Ustadzah) dari
Dayah/Pasantren yang berada dekat dari TPA.
b) Merancang/membuat kurikulum TPA yang dibuat oleh Tenaga Pengajar/Ustadz
/Ustadzah/pembimbing dengan melihat dan memperthatikan kesiapan dari Tenaga
Pengajar/Ustadz /Ustadzah/pembimbing itu sendiri Agar kedepannya kurikulum
dapat berjalan dengan baik.
c) Mengajak semua element masyarakat (tokoh adat dan tokoh agama) untuk bersama
-sama memantau dan mengelola TPA yang telah ada
Indikator ini dapat bermanfaat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pemerintah
daerah dalam melaksanakan misinya untuk menegakkan “Islam Secara Kaffa di Bumi Breuh
Sigupai”. Peranan TPA dalam kehidupan sosial masyarakat dapat tergambar dari angka
perolehan realisasi dan capaian. Semakin tinggi angka dan persentase ke aktifan TPA dan
jumlah santri yang ada di TPA maka tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya
untuk membuat budaya islam dalam kehidupan masyarakat akan tercapai.
Periode tahun 2016, dari 124 TPA yang ada, hanya 1 (satu) TPA yang tidak aktif
dikarenakan tidak adanya tenaga pengajar yang tetap. Realisasi indikator ini dari 123 unit
Tempat Pengajian Al-Quran (TPA) terhadap jumlah keseluruhan TPA (124 Unit) adalah :
99.19%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2015) terjadi penurunan realisasi
meskipun jumlah TPA dan Santri pada tahun 2016 terjadi penambahan yang cukup signifikan.
Capaian Realiasasi hampir mendekati target 100% dengan selisih sangat kecil (<1%, yaitu
0,81%). Persentase Capaian tahun 2016 adalah 99,19% dan berkategori capaian “BAIK
SEKALI”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
116
Tabel 3.52Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Pemberdayaan Dayah dan PasantrenTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 2Menerapkan Nilai – Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Sosial Dan BudayaYang Berlandaskan Syariat IslamSasaran Strategis. 4Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam27. Cakupan Pemberdayaan
Dayah dan Pasantren 100% 96,22% 96,22% 100% 98,11% 98,11%
Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat Dayah setiap tahunnya selalu melakukan
pemberdayaan terhadap Dayah dan Pesantren yang berada di 9 kecamatan di wilayah
pemerintahaannya. Pemberdayaan ini diberikan dalam bentuk bantuan fisik terhadap
Dayah/Pasantern sesuai denga prosposal/permohonan yang diajukan oleh setiap dayah/pasantren
kepada pemerintah daerah kabupaten melalui Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD)
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Tabel.3.53Perbandingan Dayah/Pasantren
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016Dalam 2 tahun terakhir, tahun 2015 - 2016 jumlah dayah/pasantren yang ada dikabupaten Aceh Barat Daya berjumlah 53 buah Dayah/Pasantren sebagaimana terlihat pada tabel 3.x. dibawah ini :
No
Kecamatan
2015 2016JumlahDayah/
PasantrenJumlahsantri
TenagaPengajar/
Guru
JenisBantuan
JumlahDayah/
PasantrenJumlahSantri
TenagaPengajar/
Guru
JenisBantuan
Total Terbantu Total Terbantu
1. Babahrot 8 8 1.006 74 AsramaSantri 8 8 799 40 Asrama
Santri
2. Kuala Batee 10 10 905 84 AsramaSantri 10 10 1.022 51 Asrama
Santri
3. Jeumpa 5 5 300 42 AsramaSantri 5 5 403 18 Asrama
Santri
4. Susoh 2 2 359 34 AsramaSantri 2 2 440 22 Asrama
Santri
5. Blangpidie 6 6 916 66 AsramaSantri 6 6 874 43 Asrama
Santri
6. Setia 5 4 159 34 AsramaSantri 5 5 598 30 Asrama
Santri
7. Tangan-Tangan 7 6 557 53 AsramaSantri 7 7 834 40 Asrama
Santri
8. Manggeng 7 7 541 58 AsramaSantri 7 6 520 28 Asrama
Santri
9. Lembah Sabil 3 3 667 44 AsramaSantri 3 3 677 34 Asrama
Santri
Total 53 51 5.410 489 53 52 6.167 306
Sumber Data : Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
117
Jelas terlihat pada tabel 3.51 diatas bahwa, jumlah Dayah/Pesantern yang diberdayakan
atau dibantu adalah hampir sama dari total keseluruhan 53 Dayah/Pesantren yang ada, pada
tahun 2015 sebanyak 51 buah Dayah/Pesantren dan begitu pulan halnya dengan tahun 2016
sebanyak 52 buah Dayah/Pesantren yang dapat diberdayakan/dibantu oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Berdasarkan target diawal tahun untuk memberdayakan Dayah/Pesanteran sejumlah 100%
(53 Dayah/Pesantren) dalam bentuk bantuan fisik tidak tercapai, hal ini dikarenakan :
a) Proposal yang diajukan untuk pemberdayaan/bantuan fisik tidak memiliki
perencanaan yang baik, sehingga proposal Dayah/Pesantren tersebut ditolak.
b) DED perencanaan fisik tidak disertakan dalam permohonan proposal dan pengajuan
ulang untuk berkas DED terlambat diserahkan ke Tim Pemerintah Daerah, sehingga
permohonan bantuan tersebut ditolak.
Segala kendala dan hambatan sebagaimana tersebut diatas pada dasarnya bukanlah
hambatan yang berarti, hambatan yang terjadi dalam pemberdayaan Dayah/Pesantren ini hanya
bersifat teknis dokumen (proposal) awal semata, untuk itu langkah tepat dalam
menyelesaikan hambatan tersebut adalah :
a) Dalam menyusun proposal bantuan, untuk perencanaan bersifak teknis hendaknya
Dayah/Pesantren memakai tenaga ahli (konsultan) yang berpengalaman.
b) Perlunya koordinasi dan kepedulian setiap stackholder yang terlibat khususnya
Aparatur Pemerintah Daerah agar dapat menginformasikan segera jika terdapat
bahan atau kelengkapan yang harus dilengkapi sehingga tidak ada proposal yang
ditolak hanya dikarenakan masalah keterlambatan penyerahan dokumen semata,
misalnya saja penyerahan RAB yang tepat waktu.
Diharapkan dengan adanya indikator ini dapat bermanfaat guna peningkatan sarana dan
prasarana dayah/pasantren sehingga menambah minat para santri menggali ilmu agama dengan
mengikuti materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, sehingga pembelajaran
agama islamnya lebih mendalam.
Pencapaian Realisasi target indikator ini adalah 98,11% dari 52 Dayah/Pesantren yang
terbedayakan dengan total Dayah/Pesantren yang ada sejumlah 53 buah. Target 100% hampir
diraih sehingga persentase capaian kinerja berjumlah 98,11% yang berkategorikan “BAIK
SEKALI”
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
118
Tabel 3.54Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Peningkatan ZIS (Zakat, Infaq dan Sadakah)Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 2Menerapkan Nilai – Nilai Keagamaan Secara Terpadu Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Sosial Dan BudayaYang Berlandaskan Syariat IslamSasaran Strategis. 4Terciptanya Sosial Budaya Masyarakat Berdasarkan Syariat Islam28. Cakupan Peningkatan ZIS
(Zakat, Infaq, Sadakah) 55% 60.02% 120% 65% 59,71% 91,86%
Dalam suatu Kabupaten/Kota di dalam wilayah pemerintahan Provinsi Aceh, Pengelolaan
terhadap Zakat, Infaq dan Sadakah (ZIS) dikelola oleh suatu lembaga yang dinamakan Baitul
Mal. Dalam Qanun No. 10 Tahun 2007 terdapat pengertian Baitul Mal secara umum. Baitul Mal
merupakan lembaga daerah non struktural yang diberi kewenangan untuk mengelola dan
mengembangkan zakat, wakaf, harta agama dengan tujuan untuk kemaslahatan umat serta
menjadi wali/wali pengawas terhadap anak yatim piatu dan/atau hartanya serta pengelolaan
terhadap harta warisan yang tidak ada wali berdasarkan syariat Islam.
Tabel 3.55Besaran Peneriman Zakat, Infaq dan Sadaqah
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2014 - 2015No Uraian Tahun 2014
(Rp)Tahun 2015
(Rp)Tahun 2016
(Rp)1. Zakat 1.335.392.092 2.448.346.737 2.444.770.6162. Infaq 489.906.073 472.272.396 433.378.1463. Sadakah - 360.000 -Total 1.825.298.165 2.920.979.133 2.878.148.762
Sumber : Data Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat Daya, 2017
Dari tabel 3.53 terlihat bahwa pada tahun 2016 terjadi penurunan penerimaan ZIS di
Kabupaten Aceh Barat Daya yang dikelola oleh Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat
Daya. Besaran penurunan yang terjadi dari Rp. 2.920.979.133 pada tahun 2015 menjadi Rp.
2.878.148.762 atau turun sebesar Rp. 42.830.371 (1,46%). Penurunan yang terjadi dapat
dikatakan cukup kecil namun sangat berbanding terbalik dengan tahun 2014 - 2015, yang mana
terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari Rp. 1.825.298.165 menjadi 2.920.979.199 atau naik
sebesar Rp. 1.095.680.968 (37,51%).
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
119
Kendala atau faktor penyebab tidak maksimal perolehan ZIS Kabupaten Aceh Barat
Daya dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya :
a) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayarkan Zakat, Infaq dan
Sadakah serta kepercayaan masyarakat terhadap Pengelolaan ZIS oleh Baitul Mal
itu sendiri, sehingga banyak masyarakat mengeluarkan dan menyalurkan ZISnya
secara individu, mandiri dan langsung kepada pihak - pihak yang berhak menerima
dana ZIS
b) Indikator ini hanya masih diberlakukan murni kepada PNS semata, hingga hasil ZIS
kabupaten aceh barat daya merupakan ZIS dari PNS Kabupaten Aceh Barat Daya
yang dipungut langsung dari gaji PNS perbulannya.
c) Baitul Mal pada saat ini lebih berperan kepada pengelolaan ZIS secara pasif, dalam
arti kata hanya berfungsi sebagai penghimpun dana dan penyalur kepada mustahiq
(yang berhak mendapatkan hak zakat). Dalam Qanun Nomor 10 tahun 2007
mengisyaratkan bahwa peran Baitul Mal tidak hanya berfungsi sebagai pengelola,
tapi juga mengembangkan zakat tersebut. Dalam hal ini, upaya pengembangan
zakat, menjadi sesuatu yang penting, dimana zakat tidak hanya sebagai hal yang
konsumtif, namun juga ia lebih produktif. Sehingga harta tersebut tidak hanya habis
untuk konsumtif, tapi juga dapat dikembangkan menjadi suatu modal lebih besar,
dan dapat dimanfaatkan lebih luas dalam proses pengembagan ekonomi umat secara
menyeluruh.
d) Belum maksimalnya dalam hal pemungutan harta zakat terhadap para Muzakki
(wajib zakat) meskipun pasal 10 Qanun No.10 tahun 2007, telah memberikan
kewenangan untuk mengumpulkan zakat, baik terhadap Lembaga Institusi Negara,
baik instatusi pusat, daerah, BUMN, BUMD, Perusahaan swasta (private), dan juga
zakat pendapatan dari PNS, Pegawai BUMN, POLRI, TNI, Anggota Dewan, dll
karena selama ini peran Baitul Mal lebih banyak menunggu atau meminjam
istilah Ureung geumade, Theun umpang breuh (hanya menerima) tanpa ada
kewenangan untuk memaksa para wajib zakat. Padahal dalam sejarah Islam,
dimana Abu Bakar Siddiq pernah menyatakan akan memerangi orang yang
memisahkan kewajiban shalat dan zakat. Artinya kewajiban zakat adalah sama
pentingnya dengan kewajiban shalat.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
120
e) Tidak adanya Sanksi Hukum dalam qanun No.10 tahun 2007 yang merupakan
landasan regulasi Baitul Mal, dan
f) Keterbatasan SDM yang mampu bekerja secara profesional merupakan kendala
terbesar yang mempengaruhi kinerja, capaian dan target dari Baitul Mal.
Untuk itu perlu di temukan jalan pemecahan atas segala kendala - kendala yang selama
ini ditemui dalam lingkungan Baitul Mal secara keseluruhan, adapun solusi yang dapat dan akan
dilakukan agar Baitul Mal sebagai suatu Institusi daerah berperanan penting dan mengambil
peran besar dalam pembangunan daerah khususnya menyangkut tentang ZIS, adapun
pemecahan tersebut adalah :
a) Hendaknya Pemerintah, Aceh khususnya membuat atau menerbitkan regulasi
tentang Baitul Mal terbaru, karena dalam Qanun nomor 10 tahun 2007 terdapat
beberapa hal yang harus disesuaikan terhadap perkembangan zaman dan eknomi
serta sebagai daerah yang mempunyai kewenangan khusus, penyempurnaan
kembali Qanun Baitul Mal harus berlandaskan kepada UUPA No.11 tahun 2006
yang merupakan lex specialist bagi Aceh,
b) Menempatkan PNS khususnya yang menguasai dan memahami tentang hukum
perekonomian secara syariah.
c) Lebih meningkatkan intensitas sosialisasi ke masyarakat dan jika perlu membentuk
Baitul Mal Gampong guna memaksimal perolehan ZIS daerah sebagaimana yang
telah ada didaerah kab/kota lain dilingkungan Pemerintah Aceh.
Dana ZIS yang ada dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya
bagi mereka yang berhak menerima guna meningkatkan perekonomian khususnya ekonomi
mikro di lingkungan masyarakat kelas bawah.
Target Pemerintah Daerah 65% dari tahun sebelumnya tidak tercapai ( Rp
4.819.615.569,45 dari Rp. 2.920.979,133). Tahun 2016 terjadi hal kebalikan dari yang
diharapkan dan ditargetkan, yaitu terjadinya penurunan sebesar 1,46% dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan capaian tersebut, maka dapat diambil persentase angka realisasi yaitu 59,71% atau
persentase capain 91,86% yang berkategorikan “BAIK SEKALI”
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
121
Tabel 3.56Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Koperasi Aktif dan Koperasi SehatTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 5Meningkatnya Produktivitas Perekonomian Rakyat29. Cakupan Koperasi Aktif 55% 52,91% 96,2% 55% 25,26% 45,92%30. Cakupan Koperas Sehat 15% 12,69% 84,5% 15% 11,57% 77,13 %
Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 25/Per/m.KUKM/IX/2015 tentang Revitalisasi Koperasi dinyakatan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Suatu Koperasi bisa dikatakan Aktif jika dalam 3 (tiga) tahun terakhir secara
berturut-turut mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan melakukan kegiatan usaha untuk
melayani anggota. Sedangkan Koperasi bisa digolongkan “Sehat” bila telah memiliki alat
perlengkapan koperasi yang lebih dikelan dengan pedoman koperasi “Tiga Sehat”, yaitu : Sehat
Organisasi, Sehat Usaha dan Sehat Mental. Secara umum pedoman “Tiga Sehat” tersebut
meliputi :
Organisasi sehat
a) Adanya kelancaran komunikasi antara para pengurus antara pengurus dengan
anggota, dan antara sesama anggota yang tercermin pada administrasi dan
manajemen.
b) Adanya kesadaran sekurang-kurangnya pengertian para anggota, bahwa mereka
memiliki koperasi dan bersedia ikut serta pada kegiatan koperasi.
c) Sehat organisasi dalam arti bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi dapat dijalankan sesuai ketentuan yang ada sehingga tidak
ada lagi benturan-benturan yang terjadi dalam pelaksanaan di lapangan karena
semua pihak telah mengikuti aturan yang ada dalam AD maupun ART, begitu
juga kesadaran antara anggota maupun pengurus dapat terjalin dengan baik agar
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
122
koperasi dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada pihak yang merasa
dirugikan, dan
d) Organisasi bisa beroperasi dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan
usaha, neraca, dan hasil rapat anggota tahunan koperasi
Usaha sehat
a) Kegiatannya dijalankan dengan berdasarkan pada asas dan sendi dasar koperasi.
b) Usahannya berjalan secara kontinu, dan setiap tahun buku terdapat sisa hasil
usaha, setalah dipenuhi ketentuan yang seharusnya berlaku bagi tiap perusahaan.
c) Ikut sertanya anggota diimbangi dengan jasa oleh koperasi kepadanya dan
minimal anggota merasa tidak kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh
koperasinya.
d) Dapat dicapai tingkat efisiensi sesuai dengan rencana untuk memperpendek
arus barang antara produsen, dan konsumen anggota.
Mental sehat
Ini merupakan dasar utama dari kokohnya koperasi, tanpa adanya dukungan
dari mental yang sehat, suatu koperasi meskipun memenuhi dua sehat sebelumnya,
belumlah dikatakan sempurna dan memenuhi harapan. Maka dari itu agar koperasi
memiliki mental sehat, dibutuhkan beberapa persyaratan yaitu :
a) Adanya kesadaran perlunya koperasi hidup atas prinsip swadaya, sesuai dengan
doktrin swakerta bina raharja, kesadaran tersebut harus nampak pada kegiatan
koperasi.
b) Adannya program-program pendidikan yang dilaksanakan secara kontinyu
c) Segala kegiatan koperasi dan kemanfaatan yang diperoleh ditujukan untuk
mempertinggi tingkat kesejahteraan anggota-anggota, materiil dan spirituil.
d) Kejujuran dan keadilan tercermin dalam kegiatan pengurus dan anggota
koperasi.
Berdasarkan uraian singkat diatas maka jumlah koperasi aktif dan koperasi sehat yang ada
di Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2016 dari jumlah keseluruha koperasi yang ada
dengan jumlah 190 koperasi dengan 6 jenis koperasi ( KPRI, KSU, KOPERBUN, KOPERKAN,
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
123
KOPPAS dan KOP. Pensiunan) maka Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Barat Daya
mendata terdapat 48 Koperasi Aktif dan 22 Koperasi Sehat.
Jika dibandingkan dengan kurun waktu tahun 2015, terjadi penurunan yang cukup tinggi
untuk Koperasi Aktif dan Koperasi Sehat. Tahun 2015 terdata 100 Koperasi Aktif dan 24
Koperasi Sehat dengan jenis 18 koperasi ( KUD, KPRI, KOPERTA, KSU, KOPERBUN,
KOPONTREN, KOPERKAN, KOPPAS, KOPKAR, KOPERNAK, KOPINKRA, KOPWAN,
KOPERMAS, Kop.Pensiunan, Kop.Angkutan, KSP dan Kop.Pertambangan) pada waktu itu.
Penyebab dan Kendala menurunnya angka koperasi aktif dan koperasi sehat adalah :
a) Kurang dan lemahnya pemahaman para pelaku koperasi yang ada sehingga Rapat
Tahunan (RAT) yang harus diselenggarakan setiap tahunnya miminal 3 (tiga) tahun
secara berturut - turut tidak terselenggarakan.
b) Kurangnya partisipasi anggota, sosialisasi Koperasi, manajemen yang buruk, modal
yang tidak memadai serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada menyebabkan
koperasi yang tidak aktif dan tidak sehat semakin menjamur.
c) Kurangnya pengawasan dan lemahnya regulasi yang ada sehingga koperasi tersebut
“manja”. Dana yang telah dikucurkan untuk membantu suatu koperasi hendaknya
diawasi dengan ketat dan bantuan yang bersifat wajib dikembalikan harus dipatuhi
Mengaktifkan dan Menyehatkan Koperasi merupakan suatu Pekerjaan Rumah yang cukup
besar bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah. Solusi terbaik yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan memberikan bimbingan kepada suatu koperasi mulai dari awal
koperasi itu berdiri. Pemberian modal secara selektif merupakan salah satu pemecahan yang
telah dilakukan sehingga koperasi yang dibantu adalah koperasi yang benar - benar dapat
tumbuh sehat dan aktif disamping memberikan tindakan tegas terhadap koperasi - koperasi yang
tidak aktif dan sehat dengan cara mencabut izin koperasi itu sendiri.
Dengan adanya indikator ini diharapkan pemerintah daerah mengetahui perkembangaan
koperasi aktif dan pasif serta dapat memikirkan langkah - langkah kongkrit mengatasinya.
Jika dibandingkan dengan target kinerja untuk kedua indikator ini, capaian yang ingin
diraih masih sangat jauh. Target 55% koperasi aktif dari 190 koperasi yang ada hanya dapat di
capai sebesar 25,26% dengan persentase Capaian 45,92% berkategori capaian “KURANG”.
begitu pula halnya untuk koperasi Sehat, dengan Target Pemerintah Daerah 15% dari jumlah
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
124
keseluruhan Koperasi hanya mampu terpenuhi sebesar 11,57% dengan persentase Capaian
77,13 % yang berkategori capaian “ BAIK”.
Tabel 3.55Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Pertumbuhan Usaha Mikro dan KecilTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 5Meningkatnya Produktivitas Perekonomian Rakyat31. Cakupan Pertumbuhan
Usaha Mikro dan Kecil 25% 15,09% 60,36% 25% 46,29% 185,16%
Sektor usaha makro dan kecil mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dibalik besarnya kontribusi yang diberikan
oleh sektor perekonomian ini, terdapat beberapa permasalahan mendasar yang sering
dihadapi para pelaku usaha Mikro dan Kecil untuk dapat tumbuh dan kembang dengan baik
diantaranya adalah :
a) Masih lemahnya dalam Kemampuan Manajemen Usaha.
b) Terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap usaha yang
dijalankannya.
c) Sulitnya pemasaran dari hasil usaha dan lemahnya daya beli masyaraka, dan .
d) Lemahnya permodalan serta lemahnya akses ke lembaga keuangan, khususnya
perbankan
Untuk mengatasi kelemahan dan kendala tersebut, peran pemerintah sangat dituntut
agar kendala dan permasalahan yang ada dapat tertanggulangi meskipun sampai saat ini hal itu
belum dapat dilakukan secara maksimal. Untuk mengatasi permasalahan sebagaimana tersebut
diatas, pemerintah daerah kabupaten aceh barat daya telah melakukan langkah - langkah
kongkrit seperti melakukan pelatihan - pelatihan dibidang usaha agar kemampuan para pelaku
usaha menciptakan dan berkreasi dengan menciptakan model - model terbaru terhadap bidang
usaha yang dihasilkannya sesuai dengan perkembangan dan trend mode terbaru serta berusaha
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
125
memberikan bantuan modal dalam bentuk Dana segar maupun alat - alat pendukung usaha
lainnya.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten
Aceh Barat Daya terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha mikro dan kecil dari tahun 2015 ke
tahun 2016 yaitu dari 959 usaha menjadi 1.403 usaha. Usaha yang ada pada saat ini merupakan
usaha kecil bersifat perorangan/individu/home industri. Para pelaku usaha tersebut pada
umumnya bergerak dibidang jahit menjahit, bengkel, pangkas, kuliner dan anyaman.
Berdasarkan rumus pertumbuhan, maka pertumbuhan usaha mikro dan kecil yang
terjadi dalam kurun waktu 2015 - 2016 adalah 46,29% {(1403-959)/959}.Penambahan yang
terjadi adalah sebesar 444 Pelaku Usaha Mikro dan Kecil.
Target pertumbuhan 25% dari tahun sebelumnya (tahun 2015, 959 pelaku usaha) dapat
tercapai dengan baik. Target 25% oleh pemerintah daerah dapat tercapai dengan persentase
realisasi sebesar 46,29% dan persentase capaian 185,16% dengan kategori “SANGAT BAIK”.
Diharapkan dari indikator ini Outcome yang dihasilkan adalah semakin tumbuhnya usaha mikro
dan kecil ke arah yang lebih baik guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
Tabel 3.58Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Produktivitas Padi Per Hektare
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 5Meningkatnya Produktivitas Perekonomian Rakyat32. Produktivitas Padi Per
Hektare 7 Ton 7,41 Ton 105,86% 8 Ton 7,60 Ton 95%
Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu kabupaten penghasil padi terbesar di
Provinsi Aceh. Provitas hasil panen padi Kabupaten Aceh Barat Daya terus mengalami kenaikan
hingga mampu melampaui target nasional 6 ton GKP per hektare. Hal ini dapat terlihat pada
tabel di bawah ini :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
126
Tabel 3.59Hasil Hasil Pertanian Padi
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
No Kecamatan
Tahun 2015 Tahun 2016
Luas
Tanam
(Ha)
Luas
Panen(Ha)
Provitas
(Ton/Ha)
Produksi(Ton/Ha)
Luas
Tanam
(Ha)
Luas
Panen(Ha)
Provitas
(Ton/Ha)
Produksi(Ton/Ha)
1. Babahrot 1.798 2.047 6.65 13.613 2.430 1.816 6.80 12.348.80
2. Kuala Batee 4.335 5.457 6.82 37.217 3.849 2.268 7.00 15.876
3. Jeumpa 1.014 2.104 6.88 14.476 2.294 1.255 6.88 8.634
4. Susoh 1.291 2.003 7.12 14.261 1.654 1.196 8.25 9.867
5. Blangpidie 768 1.468 8.26 12.126 1.557 1.098 8.35 9.168
6. Setia 1.373 2.112 7.25 15.312 1.896 1.306 7.25 9.468
7. Tangan-Tangan 2.383 3.131 8.30 25.987 2.525 1.748 8.30 14.508.40
8. Manggeng 1.630 2.246 8.08 18.148 1.909 1.605 8.20 13.161
9. Lembah Sabil 808 1.134 7.29 8.267 895 758 7.40 5.609.20
Jumlah 15.400 21.702 7.41 159.406 19.009 13.050 7.60 98.641
Sumber : Data Olah Buku Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016 danDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya
Terjadi peningkatan hasil panen rata - rata perkecamatan (provitas) pada tahun 2016 dari
7.41 Ton/Ha menjadi 7.60 Ton/Ha meskipun terjadi penurunan luas panen dari tahun
sebelumnya yaitu 21.702 Ha menjadi 13.050 Ha lahan persawahan yang di panen para petani
yang tersebar di 9 (Sembilan) Kecematan. Dari data tersebut diatas jelas terlihat bahwa tahun
2016 kualitas panen padi di Kabupaten Aceh Barat Daya lebih baik walaupun hasil produksi dan
luas lahannya kurang dari tahun 2015.
Faktor penyebab tidak tercapainya target pemerintah daerah 8 Ton/Ha untuk
prduktivitas pertanian tanaman pangan padi dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah
berkurangnya jumlah lahan persawahan yang berhasil dipanen. Dibandingkan dengan tahun
2015 luas lawan persawahan yang dipanen menurun dari 21.702 Ha menjadi 13.050 Ha.
Penurunan ini dikarenakan masih sulit didapatkan bibit unggul bagi para petani meskipun
pemerintah daerah telah berusaha maksimal dengan memberikan bantuan bagi para petani
melalui kelompok - kelompok tani yang berada di setiap kecamatan. Selain serangan hama
tanaman padi, faktor belum terlaksananya secara keseluruhan sistem pola tanam yang
dianjurkan pemerintah daerah di lingkungan petani. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
Pertanian telah merekomendasikan sistem tanam jajar legowo dan jajar semut serta tanam
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
127
serentak. Meskipun demikian target nasional untuk tanaman padi telah terlampai cukup
signifikan oleh Kabupaten Aceh Barat Daya.
Langkah - langkah konkrit dan berkesinambungan untuk perbaikan dan
penyelesaian masalah terus dilakukan oleh Pemerintah untuk menjadikan Kabupaten Aceh
Barat Daya sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan cara pembinaan intensif bagi para
petani melalui kelompok - kelompok tani tentang tata cara dan sistem penanaman padi yang
baik, pemberian bantuan Penyediaan Bibit Unggul, bantuan Alsintan (Alat - alat pertanian) baik
dari pemerintah daerah. Provinsi maupun Pusat dan tak kalah pentingnya adalah melakukan
musyarawah yang dikenal dengan “ Kenduri Blang” untuk penentuan jadwal turun ke sawah
secara serentak oleh pemerintah daerah guna meminimalisasi hama dan penyakit yang biasa
menyerang areal persawahan masyarakat. Selain itu Pemerintah Daerah juga memberikan
dukungan penuh dan penghargaan kepada Keujruen Blang dan kelompok tani terbaik dengan
memberangkatkan mereka umroh ke tanah suci yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah
daerah.
Informasi produktivitas pertanian khusus tanaman pangan padi ini bermanfaat sebagai
bahan acuan keberhasilan pemerintah daerah dan petani. Dengan adanya data tersebut
pemerintah daerah dapat menentukan tindak lanjut atas langkah - langkah yang harus
dilaksanakan di masa yang akan datang demi meningkatkan hasil produksi pertanian khusus
tanaman padi dari segi sarana dan prasarana pendukung.
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator
Produktivitas Padi Per Hektare tidak dapat tercapai dengan capaian kinerja sebesar 95% dan
kategori “ BAIK SEKALI”.
Tabel 3.60Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Produtivitas Hasil PerikananTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 5Meningkatnya Produktivitas Perekonomian Rakyat33. Produktivitas Hasil
Perikanan21.474
Ton12.922,52
Ton 60,17% 21.474Ton
13.461Ton 62,68%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
128
Kabupaten Aceh Barat Daya selain memikili potensi pertanian dan perkebunan juga
merupakan daerah yang sangat potensial untuk usaha perikanan, baik usaha perikanan darat
maupun perikanan laut. Hampir seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya
memiliki potensi perikanan darat, hal ini dikarenakan masih luasnya lahan yang dapat dijadikan
tempat pengusahaan perikanan darat dan potensi sumber daya air untuk usaha perikanan tersebut
sangat mendukung. Secara terperinci hasil perikanan darat dan perikanan laut Kabupaten Aceh
Barat Daya dapat dilihat pada tabel 3.59 berikut ini :
Tabel 3.61Perbandingan Hasil Produktivitas Perikanan Darat dan Laut
Per Kecamatan Di Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016
No Kecamatan
ProduktivitasPerikanan Darat(Tawar dan Payau)
(Ton)
ProduktivitasPerikanan Laut
(Ton)
2015 2016 2015 20161 Babahrot 36,07 117,00 - -2 Kuala Batee 50,71 46,00 383,74 392,193 Jeumpa 21,05 15,00 - -4 Susoh 37,03 57,00 6.175,39 6.255,675 Blangpidie 31,13 37,00 - -6 Setia 30,32 20,00 526,61 536,097 Tangan - tangan 34,03 27,00 1.107,54 1.130,808 Manggeng 47,06 321,00 3.838,88 3.892,629 Lembah Sabil 34,12 38,00 564,32 576,17
Total 326,04 678,00 12.596,48 12.783,53Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah hasil produksi perikanan dari tahun 2105 ke
tahun 2016 terjadi kenaikan. Kenaikan signifikan terjadi pada produktivitas perikanan Darat
(tawar dan payau). Pengusahaan perikanan darat ini dapat berupa kolam pekarangan, kolam
terpal, kerambag tancap dan tambak. Peningkatan dari 326,04 ton menjadi 678 ton ini
dikarenakan adanya bantuan sosial bagi para petani perikanan darat yang bersumber dari dana
APBA yang nilainya secara total hampir mencapai 10 milyar. Sedangkan untuk produtivitas
perikanan laut peningkatan yang terjadi sangat kecil yaitu dari 12.596,49 ton menjadi 12.783,53
ton. Kecilnya peningkatan yang terjadi dikarenakan para nelayan harus mencari ikan dalam
jarak yang cukup jauh yang hanya bisa dilakukan oleh para nelayan yang memiliki sarana
tangkap/kapal diatas 7 GT dan memiliki kelengkapan yang memadai. Dalam meningkatkan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
129
jumlah hasil produktivitas perikanan, baik darat maupun laut terdapat beberapa kendala
diantaranya :
a) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan dan mengikuti standar
operasional prosedur usaha budidaya terutama untuk melakukan persiapan lahan.
b) Tahapan - tahapan pembudidayaan yang dilakukan oleh pembudidaya belum
sempurna.
c) Penggunaan teknologi masih sangat sederhana/tradisional sehingga target produksi
yang dicapai belum memadai.
d) Masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah.
e) Masih kurangnya pembinaan dan pendamping kelompok usaha perikanan, hal ini
disebabkan masih minimnya alokasi anggaran daerah untuk kegiatan
pendampingan.
f) Terbatasnya jumlah bibit unggul yang ada sehingga terkadang harus didatangkan
dari luar kabupaten.
g) Usaha perikanan khususnya perikanan darat belumlah menjadi mata pencarian
utama masyarakat, pada umumnya pengusahaan perikanan yang ada dilakukan
secara sampingan atau penghasilan tambahan semata sehingga
pengusahaannyapun belum dilakukan secara maksimal dan sungguh - sungguh.
h) Masih minimnya jumlah sarana tangkap/kapal untuk 7 GT keatas yang mampu
beroperasional jauh dalam mencari dan menangkap ikan dilaut
Hambatan - hambatan yang terjadi dapat dilakukan pemecahannya dengan cara : .
a) Pengembangan usahan perikanan dapat ditingkatkan dengan cara perbaikan metode
budidaya dan peningkatan teknologi yang digunakan dengan konsep budidaya yang
benar.
b) Adanya penerapan CBIB (cara budidaya ikan yang baik) pada kegiatan budidaya.
c) Perlunya peningkatan SDM tentang CBIB.
d) Perlunya Upaya untuk peningkatan kreatifitas pokdakan dengan pendampingan
secara kontinyu.
e) Perlunya peningkatan alokasi dana untuk sarana dan prasarana guna
mengoptimalkan operasional UPP di tingkat kecamatan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
130
Dengan adanya indikator ini outcome yang diharapkan adalah dapat terpantaunya
peningkatan hasil perikanan Kabupaten Aceh Barat Daya baik perikanan darat/perikanan laut
serta permasalahan yang timbul dalam usaha meningkatkan hasil perikan itu sendiri.
Target hasil perikanan 21.474 ton pada tahun 2016 (penggabungan hasil perikanan darat
dan laut) masih jauh dari harapan. Tahun 2016 total hasil perikanan Kabupaten Aceh Barat Daya
adalah : 13.461 Ton. Dari hasil tahun 2016 tersebut dapat diambil persentase capaiannya, yaitu
sebesar 62,68% yang berkatergorikan “CUKUP”.
Tabel 3.62Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Rasio Nelayan yang Memiliki Sarana Tangkap dan Pengolahan IkanTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 6Meningkatnya Pendapatan Masyarakat34. Rasio Nelayan yang
memiliki Sarana Tangkapdan Pengolahan Ikan
4,00 4,00 100% 5,00 4,00 80%
Bekerja sebagai nelayan merupakan salah satu pekerjaan yang banyak digeluti oleh
masyarakatn Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah pesisir pantai seperti desa - desa di Kecamatan Susoh yang sebagian besar penduduknya
bergantung penghasilan dari laut dan mengolah hasil perikanan.
Tabel 3.63Perbandingan Jumlah Penduduk yang Bekerja Sebagai Nelayan
Dikabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
No Kecamatan
Jumlah Penduduk yang BekerjaSebagai Nelayan (jiwa)
Tahun 2015 Tahun 2016Tetap Sambilan Tetap Sambilan
1 Babahrot - 21 4 202 Kuala Batee 134 34 131 333 Jeumpa - - 2 -4 Susoh 2789 241 2.502 2325 Blangpidie - 21 4 196 Setia 173 80 168 787 Tangan - tangan 144 113 134 105
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
131
No Kecamatan
Jumlah Penduduk yang BekerjaSebagai Nelayan (jiwa)
Tahun 2015 Tahun 2016Tetap Sambilan Tetap Sambilan
8 Manggeng 425 100 429 869 Lembah Sabil 287 106 212 95
Total 3.952 716 3.586 668Sumber Data : Data Olah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Tabel 3.64Jumlah Armada Penangkap Ikan
Dikabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
No Kecamatan MotorArmada Kapal Motor dan Perahu Motor Armada Perahu
Tanpa Motor JumlahTotal0 - 5
GT5 - 10GT
10 - 20GT
20 - 30GT
>30GT Jukung Kecil
1 Babahrot - - - - - - 2 3 52 Kuala Batee 40 11 2 - - - - 19 723 Jeumpa - - - - - - - - -4 Susoh 275 50 137 21 32 - 2 26 5435 Blangpidie - - - - - - 1 2 36 Setia 24 17 14 - - - 2 8 657 Tangan - tangan 20 22 9 - - - - 7 588 Manggeng 41 31 17 - - - 2 8 999 Lembah
Sabil 20 14 4 - - - - 5 43
Total 420 145 183 21 32 - 9 78 888Sumber Data : Data Olah Buku BPS “Kabupaten Aceh Barat Daya Dalam Angka”, Tahun 2015
Tabel 3.65Jumlah Armada Penangkap Ikan
Dikabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
No Kecamatan MotorArmada Kapal Motor dan Perahu Motor Armada Perahu
Tanpa Motor JumlahTotal0 - 5
GT5 - 10GT
10 - 20GT
20 - 30GT >30 GT Jukung Kecil
1 Babahrot - - - - - - 2 3 52 Kuala Batee 55 10 3 - - - - 25 933 Jeumpa - - - - - - - - -4 Susoh 265 48 139 8 12 8 2 26 5085 Blangpidie - - - - - - 1 2 36 Setia 24 18 15 - - - 2 8 677 Tangan - tangan 20 21 8 - - - - 7 568 Manggeng 41 33 19 - - - 2 8 1039 Lembah Sabil 27 16 3 - - - - 5 51
Total 432 146 187 8 12 8 9 84 886Sumber Data : Data Olah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Tabel 3.62 - 3.63 dapat terlihat bahwa terjadi penurunan dari jumlah nelayan maupun
jumlah armada kapal sebagai sarana dalam penangkapan ikan. Penurunan yang terjadi tidak
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
132
terlalu signifikan, misalnya saja untuk jumlah nelayan, terjadi penurunan dari 4.668 orang (2015)
menjadi 4.254 orang (2016). Begitu juga halnya dengan sarana tangkap yang ada terjadi
penurunan 2 unit sarana tangkap dari 888 unit (2015) menjadi 886 (2016). Penurunan ini terjadi
dikarenakan ada peralihan profesi sebagian nelayan yang menjadi petani/perkebun dengan
membuka lahan baru untuk ditanami sawit yang sedang menjadi primadona dan trend di
kalangan masyarakat pada saat ini dan mencari pekerjaan lain di luar Kabupaten Aceh Barat
Daya.
Penurunan yang terjadi khususnya bagi sarana tangkap 10-20GT dan 20-30GT
dikarenakan ada beberapa kapal yang sudah tidak layak pakai/harus dilakukan perbaikan besar
dan sebagian besar lagi kapal - kapal tersebut ada yang sudah pindah ke luar daerah kabupaten
dalam pengoperasiannya dikarenakan semakin sulitnya mencari ikan disekitar lautan Kabupaten
Aceh Barat Daya. Tak jarang juga para armada kapal yang ada di jual oleh pemiliknya
dikarenakan faktor kesulitan dalam mencari ikan tersebut yang mengakibatkan besarnya biaya
operasional melaut dibandingkan hasil penangkapan yang ada.
Secara Rasio, jumlah nelayan yang ada pada tahun 2016, 4.254 jiwa: 886 Unit Armada,
atau 5 jiwa: 1 Armada. Hal ini berarti 1 armada untuk 4 orang nelayan. Hal ini hampir sama
dengan kondisi pada tahun 2015 dengan jumlah nelayan 4.668 jiwa: 888 Unit Armada atau 5
Jiwa: 1 armada, dengan maksud 1 armada sarana tangkap untuk 5 orang nelayan.
Berdasarkan target daerah capaian 5 nelayan/jiwa untuk 1 Armada penangkap ikan hampir
tercapai, target di tentukan berdasarkan faktor kelayakan dalam 1 armada sehingga keamanan
dan hasil tangkapan nantinya mendapatkan hasil yang memadai. Jika terlalu banyak awak kapal
nelayan dalam 1 armada maka dikhawatirkan nantinya secara ekonomis para nelayan tersebut
tidak akan mendapatkan penghasilan yang memadai mengingat untuk pergi melaut kelautan
lepas membutuhkan dana yang besar. Sulitnya mencari ikan pada saat ini membutuhkan
perhitungan yang matang baik dari segi keamanan dilaut, teknologi yang digunakan serta
finansial yang kuat oleh nelayan atau pemilik armada sarana tangkap itu sendiri.
Tidak ada kendala yang berarti sebagaimana yang telah ditetapkan oleh indikator ini,
kendala yang sering dihadapi adalah semakin berkurangnya masyarakat yang berprofesi menjadi
nelayan tetap maupun sambilan, masyarakat pada saat ini lebih memilih bertani dan berdagang
atau profesi lainnya mengingat semakin sulit dan jauhnya jangkauan yang harus ditempuh dalam
mencari ikan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
133
Solusi yang harus dipikirkan oleh seluruh stackholder yang terlibat dalam hal ini
khususnya pemerintah daerah agar lautan Kabupaten Aceh Barat Daya bisa kembali kaya akan
hasil perikanan khusus perikanan laut. Misalnya saja pemerintah dapat menambah jumlah
rumpon sebagai tempat bersarangnya ikan dilautan dan memperketat penjagaan agar tidak ada
nelayan yang menggunakan penangkapan secara ilegal dengan menggunakan Bom atau Pukat
Harimau.
Dengan adanya indikator ini diharapkan seluruh nelayan yang ada di Kabupaten Aceh
Barat Daya dapat memiliki sarana tangkap dan pengolahan ikan yang memadai sehingga
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat nelayan semakin meningkat dan membaik di
di masa yang akan datang.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat ditentukan realisasi Indikator ini yaitu 4.00
dengan persentase capaian 80% dan berkategori “BAIK”.
Tabel 3.66Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Lahan Pertanian yang Dapat Teraliri Oleh IrigasiTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 3Memberdayakan Ekonomi Kerakyatan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat Dan PenanggulanganKemiskinanSasaran Strategis. 6Meningkatnya Pendapatan Masyarakat35. Cakupan Lahan Pertanian
Pertanian yang dapatTeraliri Oleh Irigasi
100% 100% 100% 100% 94,01% 94,01%
Secara umum lahan pertanian di Kabupaten Aceh Barat Daya yang ditanami dengan
berbagai jenis tanaman pangan terutama padi mampu teraliri oleh irigasi dengan cukup baik. Di
Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat sebanyak 3 (tiga) irigasi besar (Irigasi Manggeng,
Blangpidie Dan Babahrot) yang mengairi lahan pertanian/perkebunan di setiap Kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat Daya dengan jenis dan luas yang berbeda. hal ini dapat terlihat sebagai
berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
134
Tabel 3.67Luas Lahan Sawah Berdasarkan Klasifikasi IrigasiPer Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya
KECAMATAN
Luas Lahan Sawah BerdasarkanKlasifikasi Sumber Irigasi
Teknis SemiTeknis Sederhana Tadah Hujan Total
1. Babahrot 585 - 432 33 1.050
2. Kuala Batee - 1.611 340 200 2.151
3. Jeumpa - 778 178 350 1.306
4. Susoh 913 141 114 - 1.168
5. Blangpidie 482 194 206 - 836
6. Setia - 653 495 - 1.148
7. Tangan - tangan 862 394 444 - 1.700
8. Manggeng 1.053 - 92 87 1.232
9. Lembah Sabil 30 282 - - 287Jumlah 4.200 4.053 2.301 670 11.178
Sumber : Data Dinas Pertanian dan Perkebunan, 2016
Lahan pertanian/perkebunan khususnya sawah yang sulit mendapatkan pengairan dari
irigasi adalah tanah diketingggian yang terletak jauh dari aliran irigasi yang ada. sehingga
persawahan tersebut bergantung sepenuhnya dengan tadah hujan dengan penanaman padi sistem
ladang atau ”Huma”, lahan persawahan tersebut tidak bisa dialiri dengan aliran irigasi yang ada
kecuali dengan memompa naik air kelokasi persawahan tersebut. Biasanya lahan tersebut hanya
ditanama sekali dalam setahun dan lebih difokuskan ke perkebunan sayur - sayuran dan kacang -
kacangan yang tidak terlalu membutuhkan air secara kontinyue.
Hambatan yang terjadi dalam pemenuhan indikator ini adalah selain faktor alam
sebagaimana tersebut diatas, faktor lainnya yang sangat mempengaruhi adalah kurangnya debit
air di bendungan irigasi jika musim kemarau karena dibeberapa bendungan irigasi telah terjadi
pendangkalan sehingga perlunya pengerukkan agar dapat menampung debit air dikala kemarau.
Banyaknya penebangan hutan secara liar disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara
ke irigasi sehingga sering terjadi longsor dimusim hujan mengakibatkan membawa material
seperti kayu - kayu dan lumpur yang mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan jalur
irigasi itu sendiri. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap lingkungan
sehingga membuang sampah ke aliran sungai/irigasi.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
135
Solusi yang tepat untuk masalah ini adalah selain menambah alokasi dana yang
bersumberkan dari APBK, APBA maupun APBN untuk perbaikan, perawatan maupun
penambahan parit - parit irigasi dan irigasi itu sendiri agar dapat mengairi seluruh daerah
persawahan yang ada bahkan membuka dan mencetak sawah-sawah baru karena lahan basah
maupun lahan kering di Kabupaten Aceh Barat Daya masih terbentang luas untuk digarap,
mengikut sertakan seluruh masyarakat terutama meningkatkan peran aktif para kelompok tani
dan petugas P3A yang tersebar disetiap kecamatan untuk menjaga dan mengawasi aliran - aliran
irigasi yang telah ada. Selain memberikan bantuan Alsintan dan pompa air juga diharapkan
pemerintah daerah dapat memberikan alternatif lain sumber air selain irigasi, misalnya saja
dengan membuatkan masyarakat Sumur Dalam hingga dapat menemukan air arteri yang
berkapasitas besar dengan cara pengeboran.
Diharapkan dengan adanya indikator ini. outcome yang didapat adalah sebagai bahan
pedoman oleh pemerintah daerah dalam mengukur keberhasilan dalam menyediakan, mengelola
irigasi untuk masyarakat sehingga dimasa mendatang seluruh areal persawahan masyarakat
dapat teraliri secara baik dan merata demi terciptanya panen padi yang melimpah. Program dan
kegiatan yang tepat guna khususnya bagi pengairan persawahan dengan irigasi merupakan salah
satu hasil yang diharapkan juga dari indikator ini.
Dari tabel 3.65 diatas dapat disimpulkan bahwa lahan yang tidak dapat teraliri dengan
baik adalah lahan persawahan tadah hujan yang berjumlah kecil yaitu 670 Ha yang terdapat di
sebagian kecil lahan persawahan Kecamatan Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa dan Manggeng.
Jika ditarik persentase cakupan maka luar area persawahan yang teraliri oleh aliran irigasi
dengan baik adalah 94.01% dari luas keseluruhan yaitu 11.178Ha. Target 100% tidak dapat
tercapai, dengan perolehan kategori capaian “BAIK SEKALI”. Penurunan persentase jika
dibandingkan dengan tahun 2015 dikarenakan adanya kesalahan perhitungan data, sehingga data
sawah tadah hujan tidak terhitung pada tahun 2015.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
136
Tabel 3.68Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Dana APBK untuk Peningkatan/Profesionalisme PNSTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 4Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Sasaran Strategis. 7Meningkatnya Kualitas dan Keahlian SDM Aparatur Pemerintah dan Masyarakat36. Cakupan Dana APBK untuk
Peningkatan/Profesionalisme PNS
0,20 0,05% 22,29% 0,20 0,25% 125%
Untuk meningkatkan kualitas dan keahlian SDM Aparatur Pemerintah (PNS) maka
diperlukan pengembangan kompetensi yang merupakan salah satu sarana/cara untuk
meningkatkan profesionalisme. Untuk mengembangan kompetensi ASN/PNS setiap instansi
pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi dalam rencana kerja anggaran
tahunan dalam rangka pengembangan karir dan membentuk PNS yang lebih profesional. Tabel
dibawah ini memperlihatkan besaran anggaran daerah yang telah dipergunakan selama tahun
2016 guna meningkatkan profesionalisme melalui pengembangan kompetensi .
Tabel 3.69Besaran Anggaran Daerah Untuk Peningkatan Profesionalisme PNS
Melalui Pengembangan Kopetensi Tahun 2016No SKPK ANGGARAN REALISASI
1 DISDIK 50,000,000.00 33,617,000.00
2 DINKES 10,000,000.00 33,617,000.00
3 RSUTP 19,480,000.00 19,480,000.00
4 PU 15,000,000.00 15,000,000.00
5 BPBK 30,000,000.00 29,979,000.00
6 BAPPEDA 217,220,000.00 54,706,000.00
7 DISHUB 36,098,000.00 31,098,000.00
8 BLHKP 26,032,000.00 26,032,000.00
9 DINSOS 10,000,000.00 8,000,000.00
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
137
No SKPK ANGGARAN REALISASI
10 INSPEKTORAT 201,520,000.00 201,059,000.00
11 SATPOL PP 10,925,000.00 10,000,000.00
12 SETDAKAB 213,168,400.00 200,888,400.00
13 DPKK 200,000,000.00 142,301,500.00
14 KP2T 42,800,000.00 26,606,000.00
15 BKPP 653,675,000.00 619,134,500.00
16 DISHUTBUN 40,000,000.00 21,550,000.00
17 PERTAMBANGAN 20,000,000.00 10,204,000.00
18 PERINDAKOP 8,594,000.00 8,594,000.00
TOTAL 1,804,512,400.00 1,491,866,400.00
APBK-P 2016 706,821,512,126.00 604,758,287,646.00
Pada tahun 2015, terjadi kesalahan persepsi para tim penyusun terhadap indikator ini
sehingga pada tahun tersebut pengukuran hanya dilakukan pada 1(satu) instansi pemeritah saja,
yaitu BKPP Kabupaten Aceh Barat Daya. Anggaran yang tersedia pada tahun 2015 adalah Rp.
486.136.000,- dengan jumlah APBK Rp. 1.038.642.540.647,-
Akibat kesalahan tersebut, maka persentase realiasasi hanya 0,05% dan persentase
cakupan sebesar 22,29 %. Adapun alokasi anggaran tersebut untuk peningkatan profesionalisme
aparatur meliputi bantuan yang diberikan kepada PNS yang sedang mengikuti tugas belajar,
praja IPDN dan PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan semata.
Periode tahun 2016, penilaian terhadap indikator ini dilakukan kepada seluruh SKPK
yang telah merencanakan anggaran peningkatan kopetensi guna menciptakan PNS yang lebih
profesional dibidang pekerjaan dan pelayanan terhadap masyarakat. Pada tabel 3.30 diatas jelas
tergambar dana - dana APBK yang dianggarkan oleh beberapa SKPK guna peningkatan
kompetensi dan profesionalisme. Kegiatan tersebut berupa BIMTEK, DIKLAT, Tugas Belajar,
bantuan daerah untuk praja IPDN dan Diklat Kepemimpinan bagi PNS yang dipersiapkan untuk
jabatan eselonering nantinya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
138
Target indikator 0,20% dapat tercapai dengan baik, yaitu cakupan rencana anggaran untuk
peningkatan kopetensi sebesar Rp. 1.084.512.400 dari total Dana APBK-P tahun 2016 sebesar
Rp. 706,821,512,126.00 terealisasi capaiannya sebesar 0,25% dan capaian 125% (Kategori
“Sangat Baik”).
Indikator ini tidak ada hambatan yang berarti kecuali masalah anggaran daerah yang
tidak memadai dalam pelaksanaan indikator ini, Sulit menampung semua aspirasi PNS dalam
hal mengikuti peningkatan Profesionalisme/Kapasitas kopetensi ini dikarenakan keterbatasan
dana daerah yang masih harus dipergunakan ke pos - pos program/kegiatan lain yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah itu sendiri. Solusi yang diharapkan karena
keterbatasan dana/anggaran daerah dapat di minimalisasi ketergantungan PNS tersebut bantuan
dengan cara mengikuti program - program beasiswa bagi PNS sehingga mengurangi beban
anggaran daerah.
Tabel 3.70Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Persentase Angka Melek Huruf
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 8Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Pendidikan37. Persentase Angka Melek
Huruf 100% 96,51% 96,51% 100% 99,28% 99,28%
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang
mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus
mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Dalam
perencanaan pembangunan wilayah. AMH digunakan untuk melihat pencapaian indikator dasar
yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam
memperluas ilmu pengetahuan, AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana
penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
139
Tabel 3.71Perbandingan Angkat Melek Huruf
Di Kabupaten Aceh Barat Daya 2012 - 2016
UraianAngka Melek Huruf
2012 2013 2014 2015 2016
Kabupaten Aceh Barat Daya 95.40 96.640 96.900 98.490 99.28
Sumber : Data Olah BPS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Kurun waktu 5 tahun terakhir, AMH Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan angka
kenaikan. Tahun 2012 diawal Kepemimpinan Bupati terpilih periode 2012 - 2017 AMH
Kabupaten 95.40 dan pada 2016, AMH Kabupaten 99.28. Terjadi kenaikan 3.88 poin dan begitu
juga dengan halnya jika dibandingkan tahun 2015 dengan posisi AMH 98.490
Awal tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya telah menetapkan angka target
AMH sebesar 100 poin, namun angka ini tidak tercapai dengan selisih sangat kecil yaitu 0.72
poin.
Salah satu faktor penyebab tidak dapat tercapainya Angka Melek Huruf adalah masih
ada sebagian kecil masyarakat dipedesaan Kabupaten Aceh Barat Daya tidak/enggan
melanjutkan sekolah dari SMP/sederajat ke SLTA/sederajat yang berumur 15 tahun keatas
dengan alasan faktor ekonomi. Penyumbang terbesar tidak tercapainya AMH kabupaten adalah
penduduk usia 15 tahun keatas yang berjenis kelamin perempuan, karena masih ada anggapan di
sebagian kecil masyarakat pedesan bahwa wanita tidak perlu berpendidikan tinggi.
Untuk mendongkrak AMH, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya ikut
mendukung program pemerintah pusat menyelenggarakan program kejar paket A. B dan C
untuk memberantas penduduk buta huruf dan atas aksara di lingkungan pemerintah kabupaten.
Capaian Kinerja indikator sebesar 99.28% dari target yang telah ditetapkan dan di perjanjikan
pemerintah daerah dengan kategori capaian “BAIK SEKALI”
Tabel 3.72Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Angka KelulusanTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 8
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
140
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Pendidikan38. Persentase Angka Kelulusan 100% 97,92% 97,92% 100% 99,91% 99,91%
Di dalam Permendikbud No 44/2014 tentang Ujian Nasional dinyatakan bahwa Ujian
Nasional (UNAS) tidak sepenuhnya menentukan lagi kelulusan seorang siswa. Mulai 2016,
persentase kelulusan siswa bakal berimbang antara ujian nasional dan ujian sekolah. Yaitu
dengan angka nilai perbandingan 50:50.
Sedangkan untuk kriteria kelulusan, penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah Melalui
Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Pada SMP/MTs Atau Yang Sederajat dan
SMA/MA/SMK Atau Yang Sederajat telah diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015, mengenai Kriteria Pencapaian
Kompetensi Lulusan Berdasarkan Hasil UN (Ujian Nasional) tahun pelajaran 2015/2016 juga
telah disebutkan pada POS UN Tahun Pelajaran 2015/2016 pada bagian Kriteria Pencapaian
Kompetensi Lulusan Berdasarkan Hasil UN sebagai berikut yaitu :
Nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100 (seratus),
dengan tingkat pencapaian kompetensi lulusan dalam kategori sebagai berikut antara lain :
a) Sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan kurang dari atau sama
dengan 100 (seratus).
b) Baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau sama dengan 85
(delapan puluh lima).
c) Cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari atau sama dengan
70 (tujuh puluh).
d) Kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima).
Untuk Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah berdasarkan pada :
a) Gabungan antara nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian Teori
Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan
dan 30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian Kejuruan.
b) Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan ditetapkan oleh Direktorat
Pembinaan SMK.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
141
Pada Tahun 2016, kriteria kelulusan peserta didik pada UN 2016 nanti, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi. Pada pasal 2 yang terdapat pada PERMENDIKBUD tersebut
diatas maka peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian seluruh mata pelajaran.
c) Lulus ujian sekolah/madrasah.
d) Lulus ujian nasional.
Sedangkan untuk penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik
diuraikan berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut :
a) SMP/MTs dan SMPLB apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII
sampai dengan kelas IX.
b) SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK apabila telah menyelesaikan
pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII.
c) SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem kredit semester
(SKS) atau program akselerasi apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang dipersyaratkan.
d) Program Paket B/Wustha dan Program Paket C, apabila telah menyelesaikan
keseluruhan derajat kompetensi masing-masing program.
Bagi SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan SKS atau program
akselerasi harus memiliki izin dari Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor
wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Kriteria kelulusan peserta didik diperjelas lagi pada pasal 5
dan 6. Kelulusan peserta didik ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA) yaitu gabungan nilai
sekolah dan nilai UN. Untuk tahun ini bobot nilai sekolah dan nilai UN adalah 50% berbanding
50%. Berikut ini adalah data kelulusan Siswa tahun 2015 - 2016 yang dipaparkan pada tabel
dibawah ini :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
142
Tabel 3.73Perbandingan Data Kelulusan Siswa SD/SMP/SMA dan yang Sederajat
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
No JenjangPendidikan
2015 2016JumlahPesertaUjian
Kelulusan Ujian JumlahPesertaUjian
Kelulusan UjianTidakIkut
TidakLulus Lulus Tidak
IkutTidakLulus Lulus
1 SD/SDLB/MIN/MIS 2.634 14 0 2.620 2.407 0 2 2405
2 SMPN/SMPS/MTsN/MTsS 2.801 24 0 2.777 2.605 0 0 2605
3 SMAN/SMAS/SMK/MAN/MAS/ Paket.C
2.450 110 17 2.324 2.044 11 4 2040
Jumlah Total 7.885 148 17 7.721 7.056 11 6 7.050Sumber : Data diolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
Data kelulusan siswa SD/SMP/SMA dan yang sederajat pada tabel 3.x diatas
memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 jumlah keseluruhan siswa adalah 7.885 siswa dengan
jumlah kelulusan 7.721 siswa atau rata - rata kelulusan 97,92%. terjadi peningkatan yang cukup
baik pada tahun 2016 yaitu, 7.050 siswa mendapat kelulusan dari jumlah keseluruhan siswa
7.056 siswa pada setiap jenjang pendidikan. Angka rata - rata kelulusan pada tahun 2016 adalah
99,91%. Angka tersebut hampir mendekati target daerah yaitu 100% kelulusan pada setiap
jenjang pendidikan.
Penyebab tidak tercapaianya target 100% kelulusan pada tahun 2016 dikarenakan terdapat
6 orang siswa yang tidak lulus ujian, yaitu 2 orang siswa dari jenjang pendidikan SD/MIN atau
yang sederajat yaitu dari SDN 11 Susoh (1 Orang) dan SDN 6 Kuala Batee (1 Oang) serta 4
orang siswa dari jenjang pendidikan SMA/SMK/MAN atau yang sederajat yaitu dari SMAN 7
Aceh Barat Daya (2 Orang) dan SMAN 3 Aceh Barat Daya (2 Orang). Sementara untuk mereka
yang tidak ikut dengan jumlah 11 orang yang keseluruhannya adalah iswa dari jenjang
pendidikan SMA/SMK/MAN atau yang sederajat. Siswa yang tidak ikut ujian dikarenaka oleh
beberapa alasan diantaranya ada yang tidak lagi aktif sekolah disaat akan mendekati masa ujian,
sakit bahkan tidak ikut ujian dikarenakan telah menikah. Kendala yang sering dihadapi para
siswa dalam menghadapi ujian adalah :
a) Masih adanya siswa yang belum siap/familiar mengisi lembaran jawaban yang
harus dilingkari dengan pensil khusus, jika ujian nasional dilaksanakan secara
manual.
b) Kurangnya pemahaman siswa terhadap soal - soal ujian serta metode menjawab
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
143
yang benar, tepat dan cepat sehingga seluruh jawaban dapat terjawab dengan waktu
yang telah ditentukan.
c) Masih banyak siswa yang belum siap menghadapi ujian secara komputerisasi atau
UNBK (Ujian Nasion Berbasis Komputer), karena tahun 2016 merupakan tahun
pertama Kabupaten Aceh Barat Daya melakukan Ujian Nasional Berbasis
Komputer yang baru dapat dilaksanakan di 2 Sekolah Menengah Atas saja. Faktor
kesiapan sarana dan prasarana merupakan faktor utama dalam melaksanakan
UNBK.
d) Perlunya kerjasama dan perhatian lebih seluruh lapisan masyarakat dan stackholder
agar setiap siswa siap secara fisik dan mental dalam menghadapi ujian, Peranan
orangtua sangat besar terhadap kesiapan dan keberhasilan seorang anak.
Untuk itu dibutuhkan solusi yang tepat dalam mewujudkan kelulusan siswa 100% bagi
suatu daerah pada umumnya dan sekolah pada khususnya. Pada saat ini solusi yang telah dan
akan dilakukan oleh sekolah dan orangtua adalah :
a) Pihak Sekolah lebih mengintensifkan kegiatan Kelas - kelas Remedial bagi para
siswa yang akan menghadapi ujian khususnya ujian kelulusan agar para siswa
mendapatkan gambaran soal - soal yang akan dihadapinya nanti serta membiasakan
para siswa menjawab pertanyaan ujian pada kertas lembaran jawaban khusus seperti
kertas lembaran jawaban ujian nantinya. (khusus ujian kelulusan yang dilaksanakan
manual).
b) Pemerintah Daerah dalam hal ini melalui Dinas Pendidikan Kabupaten agar
meningkatkan kerja sama dengan sekolah dan pihak akademisi untuk melaksanakan
“Try Out” (uji coba) ujian kelulusan, agar para siswa bisa mengukur kemampuan
dan menguji kesiapan mental para siswa dalam menghadapi ujian kelulusan
nantinya.
c) Diluar lingkungan sekolah, para orangtua harus lebih mengambil peranan,
meningkatkan pengawasan terhadap anak disaat mereka akan dan sedang
menghadapi ujian, perhatian serta bimbingan orangtua sangat penting artinya bagi
sang anak,
Indikator ini sangat bermanfaat sebagai salah satu barometer dan cerminan keberhasilan
dunia pendidikan khususnya angka kelulusan. Dengan adanya indikator ini diharapkan 100%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
144
kelulusan siswa dapat terwujud bagi mereka penerus bangsa di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa target pemerintah 100% rata - rata
kelulusan pada tahun 2016 tidaklah tercapai meskipun angka realisasi yang ada (99.91% dari
7.056 siswa secara keseluruhan yang mengikuti ujian kelulusan) sangat kecil selisihnya dari
angka yang telah ditargetkan. Persentase capaian untuk indikator ini adalah 99,91% dengan
kategori “BAIK SEKALI”
Tabel 3.74Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Rasio Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IVTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 8Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Pendidikan39. Rasio Guru yang Memenuhi
Kualifikasi S1/D-IV 100% 100 100% 100 100 100%
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
bab 1 pasal 1 ayat (10) ketentuan umum dikatakan, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Jadi, kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
menjalankan profesi sebagai guru. Dalam melaksnakan profesinya, seorang guru, haruslah
memenuhi kualifikasi - kualifikasi tertentu sesuai kebutuhan daerah/masyarakat/sekolah yang
secara umum haruslah berkualifikasi S1/D.IV. Tabel 3.33 berikut akan memperlihatkan jumlah
guru yang berkualifikasi S1/D.IV dilingkungan pemerintah daerah dalam kurun waktu 2 (dua)
tahun terakhir.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
145
Tabel 3.75Jumlah Siswa di Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2015 - 2016No Tahun Jumlah Siswa JumlahSD + MI SMP + MTS SMA + MA1 2016 17035 7479 7120 31.6342 2015 17170 7756 5666 30.592
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
Tabel 3.76Perbandingan Jumlah Guru Berkualifikasi S1/D.IVPada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
NO JENJANGPENDIDIKAN
JUMLAH GURU YANG BERKUALIFIKASI SI/D.IV2015 2016
IJAZAH < S1
IJAZAH S1/DIPLOMA IV
DANLEBIH TINGGI
IJAZAH < S1
IJAZAH S1/DIPLOMA IV
DANLEBIH TINGGI
1 SD 676 916 676 9162 MI 83 262 86 2413 SDLB 0 9 0 94 Paket. A 0 0 0 05 SMP 49 518 49 5186 MTs 4 151 4 1517 SMPLB 0 5 0 58 Paket. B 0 0 0 09 SMA 14 475 14 475
10 SMK 5 165 5 16511 MA 0 62 0 6212 Paket. C 0 0 0 0
Jumlah Total 831 2.563 834 2.542
Jelas terlihat bahwa periode tahun 2015 - 2016 tidak banyak terjadi perubahan untuk
kualifikasi sebagaimana yang telah ditegaskan pemerintah Republik Indonesia dalam regulasi -
regulasinya mengatur dan menetapkan kualifikasi guru yang harus terpenuhi. Hal ini dapat kita
temui dalam Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen khususnya
pasal 82 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru khususnya pasal
63 ayat 1 dan pasal 65 huruf d.
Hambatan / kendala yang sering terjadi dalam meningkatkan kualifikasi guru adalah :
a) Guru yang ada telah berusia lanjut, hal ini banyak terdapat dilingkungan Sekolah
Dasar. Para guru yang telah berusia lanjut pada umumnya “malas” untuk
meningkatkan kualifikasi mereka.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
146
b) Untuk meningkatkan kualifikasi seorang guru menjadi S1/D.IV membutuhkan
pengorbanan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama.
c) Masih minimnya pilihan Universitas/Lembaga Pendidikan yang diakui, terpercaya
dan berkompetensi sebagai penyelenggara pendidikan keguruan didaerah.
Untuk mengatasi hambatan ini dapat ditempuh dengan beberapa hal , diantaranya :
a) Pemerintah daerah hendaknya dapat mengakomodir bantuan pembiayaan (beasiswa)
bagi para guru yang ingin meningkatkan kualifikasi dengan cara penyeleksian yang
baik dan transparan oleh daerah.
b) Memberikan informasi - informasi tentang beasiswa khusus bagi guru, serta
memberikan kesempatan yang seluas - luasnya kepada mereka yang ingin
melanjutkan studi dengan memperhatikan kelayakan dan kebutuhan daerah.
c) Melaksanakan Kuliah Jarak Jauh (Online) seperti mengikuti perkuliahan di
Universitas Terbuka (UT) yang telah terpercaya.
Outcome yang diharapkan dari indikator ini adalah pencapaian 100% guru yang ada
lingkungan Kabupaten Aceh Barat Daya berkualifikasi S1/D.IV dapat terpenuhi guna
meningkatkan mutu pendidikan daerah. Dengan bertambahnya rasio guru S1-D.IV yang
berkopetensi baik, maka secara langsung akan mempengaruhi mutu pendidikan kabupaten ke
arah yang lebih baik. Guru merupakan ujung tombak utama dalam mencetak generasi bangsa.
Berdasarkan paparan tabel 3.73 diatas, maka target 100% rasio guru berkualifikasi
S1/D.IV dalam kurun waktu 2015 -2016 tidak banyak perubahan meskipun terjadi penurunan
ditahun 2016, penurunan itu terjadi karena adanya guru - guru yang pensiun, meninggal dunia
dan pindah tugas ke daerah lain. Hal ini biasa terjadi khususnya bagi guru - guru yang
bernaungan dibawah Kementerian Agama yang wewenangnya terletak di Pemerintah Pusat
(kementerian Agama).
Rasio Guru berkualifikasi S1/D.IV mengandung arti bahwa Jumlah Guru S1/D.IV yang
mengajar Siswa di sekolah, maka pada tahun 2015 Rasionya adalah 2.563 : 30.592 atau 1 : 11.
11 Orang siswa di ajar oleh 1 orang guru
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
147
Tabel 3.77Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Nilai APK/APMTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 8Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Pendidikan40. APK SD/MI/Paket. A 100 97,78 97,78% 100 95,29 95,29%41. APK SMP/MTS/Paket. B 100 87,65 87,56% 100 83,01 83,01542. APK SMA/SMK/MA/
Paket.C 100 66,68 66,68% 100 82,28 82,28%
43. APM SD/MI/Paket. A 80 88,88 111,1% 80 87,56 109,45%44. APM SMP/MTS/Paket. B 80 67,97 84,96% 80 63,62 79,52%45. APM SMA/SMK/MA/
Paket.C 80 54,50 68,12% 80 67,13 83,91%
Untuk Indikator APK/APM SD/MI/Paket.A, SMP/MTs/PAKET.B dan
SMA/SMK/MA/PAKET.C, tim penyusun LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya mengambil
kesimpulan bahwa penjelasan indikator ini digabungkan menjadi satu penjelasan dalam
APK/APM dikarenakan kondisi, permasalahan dan pemecahan yang diperlukan adalah sama.
Tabel 3.78Perbandingan Angka Jumlah Siswa
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2009 - 2016
Tahun
Siswa Usia Penduduk Usia Sekolah
Jumlah
siswa
SD
7-12
Jumlah
siswa
SMP
13-15
Jumlah
siswa
SMA-SMK
PAKET C
16-18
Jumlah
siswa
MI
7-12
Jumlah
siswa
MTs
13-15
Jumlah
siswa
MA
16-18 7-12 13-15 16-18
2016 12.188 11.338 5.889 4.656 6.367 5.259 4.847 4.316 1.590 1.076 753 550 17.876 9.009 8.653
2015 12.763 11.618 6.148 5.014 4.927 4.092 4.407 3.989 1.608 1.000 739 539 17.559 8.848 8.497
2014 13.448 11.032 6.448 4.614 6.941 4.402 4.176 3.723 1.543 1.060 743 529 17.170 8.535 8.146
2013 13.912 11.709 6.676 4.313 7.049 3.942 2.661 2.360 1.585 1.120 763 568 15.890 8.144 7.625
2012 15.003 12.764 6.928 4.841 6.923 4.595 2.354 2.114 1.466 937 729 572 16.094 7.972 7.505
2011 15.302 12.838 6.971 4.509 6.519 4.143 2.136 1.893 1.386 1.059 707 554 16.612 8.347 7.687
2010 15.655 13.048 7.228 4.659 6.999 4.353 1.750 1.519 1.385 1.070 672 501 16.612 8.347 9.890
2009 16.332 15.812 6.133 5.587 6.077 5.337 1.472 1.325 1.348 1.051 681 523 18.508 7.557 6.617
Sumber : Data Olah Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya. dan 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
148
Tabel 3.79Rumus Dalam Menentukan Besaran
Angka APK dan APMKumpulan Rumus APK/APM
x100%Tahun 12-7Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.A)MI (SD Jenjang SiswaJumlah t.ASD/MI/PakeAPK
x100%Tahun 15-13Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.B)MTs (SLTP Jenjang SiswaJumlah aket.BSLTP/MTs/PAPK
x100%Tahun 18-6Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.C)MA (SM Jenjang SiswaJumlah t.CSM/MA/PakeAPK
x100%Tahun 12-7Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.A)MI (SD JenjangTahun 12-7 UsiaSiswaJumlah t.ASD/MI/Pake APM
x100%Tahun 15-13Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.B)MTs (SLTP JenjangTahun 51-13 UsiaSiswaJumlah aket.BSLTP/MTs/P APM
x100%Tahun 18-16Sekolah siaPenduduk UJumlah
Paket.C)SMK (SM JenjangTahun 81-16 UsiaSiswaJumlah et.CSM/SMK/Pak APM
Tabel 3.80Perbandingan Nilai APK/APM
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
No TahunAPK APM
SD/MI/Paket.A
SLTP/MTs/Paket.B
SM/SMK/Paket.C
SD/MI/Paket.A
SLTP/MTs/Paket.B
SM/SMK/Paket.C
1 2015 97.78 87.65 66.68 88.88 67.97 54.502 2016 95.29 83.01 82.28 87.56 63.62 67.13
Sumber : Data Olah Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Tabel 3.77 Perbandingan Nilai APK/APM diatas jelas terlihat bahwa terjadi penurunan
untuk nilai APK/APM tingkat SD/SMP namun terjadi kenaikan di tingkat APK/APM SM
(SMA/SMK/Paket.C) untuk tahun 2015 - 2016. Penyebab turunnya nilai APK/APM dari
dikarenakan. adanya regulasi pemerintah yang mengharuskan usia anak sekolah SD/MI berumur
7 Tahun dan tingginya keinginan orang tua memberikan pendidikan bersifat ke agamaan di usia
SMP/MTs (13-15Tahun) seperti Dayah/Pesantren sehingga APK/APM untuk jenjang
pendidikan SMP/MTs tahun 2016 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2015). Hal ini
dikarenakan mayoritas masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya adalah beragama Islam dengan
budaya, sendi kehidupan serta norma - norma Islam yang kental. Bagi Masyarakat Kabupaten
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
149
Aceh Barat Daya pembekalan ilmu agama di usia dini/remaja sangatlah penting sebagai bekal
mental dan kepribadian sang anak.
Hal ini berbanding terbalik dengan APK/APM jenjang pendidikan
SM/SMA/SMK/Paket.C yang mengalami kenaikan dibanding dengan tahun sebelumnya.
Penyebab naiknya APK/APM ini dikarenakan minat usia 16-18 tahun di jenjang pendidikan
reguler tinggi dengan alasan sebagai persiapan untuk menghadapi Ujian Perguruan Tinggi
Negeri/Swasta. Tingginya minat belajar usia sekolah untuk mendapatkan mutu pendidikan yang
lebih baik sehingga para orang tua menyekolahkan anak - anaknya keluar Kabupaten Aceh Barat
Daya. Hal ini juga merupakan faktor yang menyebabkan target APK/APM kabupaten tidak
tercapai.
Pada tahun 2016 target capaian APK SD/MI/Paket.A menurun sebesar 2.49 dari 97.78
(Tahun 2015) menjadi 95.29 (Tahun 2016) sedangkan untuk APM SD/MI/Paket.A penurunan
terjadi sebesar 1.32 dari 88.88 menjadi 87.56 dibandingkan tahun sebelum. namun untuk target
APM SD/MI/Paket.A berdasar dokumen perjanjian kinerja tahun 2016 sebesar 80.00 sudah
tercapai dengan baik dan terjadi kemajuan sebesar 7.56 atau (9.45%). Persentase capain
realisasi 95.29% (APK) dan 109.45%(APM) dengan kategori capaian “BAIK SEKALI” dan
“SANGAT BAIK” untuk APK dan APM jenjang pendidikan dasar ini.
APM dan APK SMP/MTs/Paket.B tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun 2015 dan
target capain sesuai dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 tidak tercapai sesuai dengan
yang telah diperjanjikan. Penurunan sebesar 4.64 untuk APK dan 4.35 untuk APM dengan
persentase capaian realisasi 83.01% (APK) serta 79.52%(APM) untuk tahun 2016 dengan
kategori capaian masing - masing “BAIK” .
Jenjang pendidikan SM/SLTA/MA/Paket.C jika dibandingkan dengan tahun 2015
mengalami kenaikan cukup menggembirakan walaupun tidak mencapai realisasi target yang
telah diperjanjikan. Untuk APK tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar 15.6 (dari 66.68 (2015)
menjadi 82.28 (2016)) dan 12.63 untuk APM (dari 54.50 (2015) menjadi 67.13 (2016))
Persentase terhadap nilai capaian APK berdasarkan perjanjian kinerja 2016 adalah 82.28%
dan 83.91%untuk capaian APM. Kedua indikator tersebut (APK/APM SM/SLTA/MA/Paket.C)
memiliki kategori capaian “BAIK”.
Diperlukan keseriusan setiap “Stackholder” untuk mengatasi masalah pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan bukan hanya menyangkut sarana dan prasarana semata, tetapi
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
150
dukungan masyarakat, orang tua, guru, pemerintah serta seluruh element sangat diperlukan
untuk perwujudan mutu pendidikan yang baik.
Hasil yang diharapkan dengan adanya nilai APK ini adalah untuk mengukur
keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka
memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di
masing-masing jenjang pendidikan. Nilai APK bisa lebih dari 100%, hal ini disebabkan karena
populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar
batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sedangkan indikator Angka
Partisipasi Murni (APM) diperuntukkan mencari persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya
terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang berada di jenjang pendidikan
tertentu.
Dengan adanya selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang terlambat
atau terlalu cepat bersekolah. Keterbatasan APM adalah kemungkinan adanya “under estimate”
karena adanya siswa diluar kelompok usia yang standar di tingkat pendidikan tertentu.
Tabel 3.81Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Nilai Ujian / UN Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 8Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Pendidikan46. Rata - Rata Nilai Ujian
SD/MI/ 80 56,41 70,51% 80 63,67 79,58%
47. Rata - Rata UN SMP/MTS 80 56,25 70,31% 80 50,30 62,87%48. Rata - Rata UN
SMA/SMK/MA 80 56,30 70,40% 80 41,06 51,32%
Untuk Indikator Rata - Rata Nilai Ujian/UN SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK/MA tim
penyusun LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya mengambil kesimpulan bahwa penjelasan
indikator ini digabungkan menjadi satu penjelasan dalam Rata - Rata Nilai Ujian / UN
dikarenakan kondisi, permasalahan dan pemecahan yang diperlukan adalah sama. Faktor umum
penyebab tejadinya penurunan nilai rata - rata Ujian / Ujian Nasional adalah :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
151
1) Faktor Psikologis, Keputusan UN tidak menentukan kelulusan siswa, hal ini bisa
menjadi salah satu faktor penyebab turunnya nilai ujian. siswa merasa tidak ada
yang harus dipertaruhkan dalam proses kelulusan, jadi dalam menghadapi UN,
mereka belajar tidak terlalu serius dan fokus dan kurangnya perhatian orang tua
terhadap proses belajar mengajar anak didik dikarekan kesibukan orang tua.
2) Kurang terincinya kisi - kisi soal ujian yang ada sehingga guru dan siswa tahu apa
yang akan diujikan dan kemudian akan lebih membuat guru dan siswanya fokus
dalam belajar.
Solusi yang harus dilakukan untuk melakukan peningkatan nilau ujian/UN anak didik
bukanlah merupakan tanggung jawab guru dan sekolah sepenuhnya. Peranan orangtua sangat
besar dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak - anak sebagai penerus bangsa.
Mengintensifkan kegiatan remedial atau pemberian pembelajaran di luar jam sekolah
merupakan salah satu solusi yang telah dilakukan pihak sekolah guna meningkatkan nilai
perolehan ujian siswa.
Outcome yang diharapkan adalah dengan adanya indikator ini perhatian seluruh
“Stackholder” dapat lebih terfokus dalam mencari inovasi guna meningkatkan nilai dan mutu
pendidikan khususnya untuk daerah Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada tabel 3.78 diatas jelas
terlihat bahwa terjadi penurunan nilai ujian untuk jenjang pendidikan SMP/MTS dari 56,25
(2015) menjadi 50,30 (2016), terjadi penurunan 5.95 poin, persentase realisasi 62,87%
(CUKUP). Rata - rata SMA/SMK/MA juga mengalami penurunan dari 56,30 (2015) menjadi
41,06 (2016), terjadi penurunan 15,24 poin, persentase realisasi 51,32% (Cukup). Dari
jenjang pendidikan tersebut, hanya tingkat SD/MI yang mengalami kenaikan, yaitu 56,41 (2015)
menjadi 63,67 atau mengalami kenaikan 7,26 poin dengan persentase realisasi 79,58%
(BAIK).
Tabel 3.82Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Angka Kematian BayiTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
152
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)49. Angka Kematina Bayi 23/1.000
KelahiranHidup
15/1.000Kelahiran
Hidup134,78%
23/1.000Kelahiran
Hidup
14/1.000Kelahiran
Hidup139,13%
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara
garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
a) Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari
orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
b) Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Untuk mengurangi kematian bayi, faktor pendukungnya sangat kompleks, beberapa
faktor yang menunjang rendahnya angka kematian bayi di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah
dengan keberadaan Bidan Desa yang senantiasa mengontrol, melakukan pendataan serta
pemeriksaan berkala pada ibu hamil, sehingga apabila ada kelainan pada kandungan bisa segera
terdeteksi dan dilakukan penanganan lebih lanjut. Pentingnya pemeriksaan pada saat kehamilan
juga akan sangat berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkan, sebagai contohnya, apabila bayi
yang dilahirkan mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), maka akan sangat beresiko bagi
kesehatan bayi tersebut. Untuk diketahui, Berat badan bayi normal adalah 2.5 Kilogram,
sehingga apabila bayi yang dilahirkan dibawah 2.5 Kilogram, akan dikategorikan BBLR.
Indikator Angka Kematian Bayi sangat bermanfaat untuk menggambarkan keadaan
sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian
Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi
yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan
dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah
yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program
pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan
Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
153
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak,
program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5
tahun.
Target 23/1.000 kelahiran hidup dapat dicapai dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten
Aceh Barat Daya dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai lini
terdepannya. Pada tahun 2015, terdapat 2.695 Kelahiran hidup dan 43 Kematian Bayi. Dari
angka tersebut maka didapatkan angka kematian sebesar 15,95 per seribu (15/1.000 Kelahiran
Hidup). Hal ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2016 dimana dalam masa 1 (satu) tahun
terdapat 2.841 Kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi turun 1 orang yaitu menjadi 42
orang kematian untuk bayi ( umur 0 - 1 Tahun). Dari data tahun 2016 tersebut maka Angka
Kematian Bayi pada tahun 2016 adalah 14,78 per seribu (14/1.000 Kelahiran Hidup), persentase
capaian angka kematian bayi termasuk dalam Progress Negative, sehingga persentase Capaian
tahun 2016 adalah 139,13% berkategori “SANGAT BAIK”. Angka perolehan ini lebih baik
dibandingkan dengan persentase capaian tahun 2015 (134,78%).
Tabel 3.83Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Rasio Posyandu per Satuan Balita
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat50. Rasio Posyandu per Satuan
Balita3,55/100
Balita 2/100 Balita 56,34% 3,55/100Balita
1,49/100Balita 41,97%
Kabupaten Aceh Barat Daya, pada Tahun 2015 - 2016 memiliki 213 Pos Posyandu, Maka
apabila dihitung, rasio posyandu per 100 balita adalah 1,49 Artinya dari 100 orang balita
terdapat 1,49 (dibulatkan 1) posyandu yang melayani. Jika angka pembulatan 1 terhadap rasio
posyandu maka pada tahun 2015 - 2016 rasio posyandu per 100 Balita masih sama. Hal ini
masih jauh dari target Kabupaten sebesar 3.55/100 Balita. Masih rendahnya rasio posyandu ini
diakibatkan oleh beberapa hal. diantaranya :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
154
a) Secara kuantitas atau jumlah, tidak adanya penambahan jumlah posyandu dan
secara kualitas, strata posyandu yang ada masih rendah atau pratama.
b) Adanya penambahan jumlah balita dari tahun ke tahun sehingga jumlah Posyandu
yang ada tidak mampu melayani dengan maksimal terhadap balita.
c) Pemahaman masyarakat tentang pentingnya Posyandu masih rendah sehingga
sebagian masyarakat menganggap posyandu itu adalah kepunyaan Dinas
Kesehatan/Puskesmas atau dalam kata lain kepunyaan pemerintah, padahal
posyandu itu sendiri adalah salah satu Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang asalnya dari masyarakat sehingga kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap keberadaan posyandu itu sendiri meskipun posyandu itu sesungguhnya di
buat oleh dan untuk masyarakat.
d) Petugas kesehatan hanya membantu membimbing para kader kesehatan desa untuk
pelaksanaan kegiatan di posyandu. Namun demikian, petugas kesehatan tetap
melakukan tugasnya melayani dan membimbing pelaksanaan kegiatan di Posyandu.
Berikut juga membantu memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada
saat melaksanakan kegiatan.
Untuk itu diharapkan dimasa yang akan datang agar rasio posyandu dapat tercapai
sebagaimana yang ditargetkan maka perlu dilakukan penambahan jumlah pos pada setiap desa
dan kecamatan yang ada dalam Kabupaten Aceh Barat Daya selain menambah jumlah petugas
kesehatan yang membantu dan membimbing para kader serta perlunya kerja sama dengan tokoh
masyarakat dalam hal memberikan arahan dan bimbingan kepada masyarakat arti pentingnya
posyandu.
Dengan diketahuinya rasio posyandu terhadap balita. maka data tersebut sangat
bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam hal ini dinas Kabupaten Aceh Barat Daya dalam
menentukan langkah - langkah tepat untuk memenuhi kesehatan masyarakat khususnya ibu dan
anak/balita karena posyandu merupakan salah satu usaha kesehatan berbasis masyarakat
(UMKB) terdepan untuk meningkatkan kesehatan dan pola hidup sehat masyarakat.
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator
Rasio Posyandu Per Satuan Balita tidak dapat tercapai dengan capaian kinerja sebesar
41.97% dan kategori capaian “ KURANG”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
155
Tabel 3.84Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat51. Cakupan Desa/Kelurahan
Universal ChilfImmunization
100% 80,9% 80,9% 100% 74,2% 74,2%
Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap
pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi
dasar lengkap tesebut meliputi: 1 dosis BCG. 3 dosis DPT. 4 dosis polio. 4 dosis hepatitis B. 1
dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah
tingkat dasar rneliputi 1 dosis DT. I dosis campak dan 2 dosis TT. Pada saat ini dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat 152 buah desa definitf yang tersebar di 9
(sembilan) kecamatan dengan 152 Desa UCI sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.85Perbandingan Jumlah dan Persentase
Desa UCI di Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015 - 2016
No Kecamatan Puskesmas JumlahDesa
Tahun 2015 Tahun 2016
DesaUCI
PersentaseDesa UCI
(%)
DesaUCI
PersentaseDesa UCI
(%)1 Babahrot Babahrot 9 9 100 4 44.4
Ie Mirah 5 5 100 4 80.02 Kuala Batee Kuala Batee 10 9 90 9 90.0
Alue Pisang 11 5 45.5 7 63.63 Jeumpa Alue Sungan Pinang 12 10 83.3 11 91.74 Susoh Susoh 20 12 60 16 80.0
Sangkalan 9 8 88.9 6 66.75 Blangpidie Blangpidie 20 19 95.00 19 95.06 Setia Lhang 9 6 66.7 6 66.77 Tangan - tangan Tangan - tangan 10 10 100 9 90.0
Bineh Krueng 5 4 80 4 80.08 Manggeng Manggeng 18 17 94.4 12 66.79 Lembah Sabil Lembah Sabil 14 9 64.3 7 50.0
Jumlah 152 123 80.9 114 74.2Sumber : Diolah dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
156
Jelas terlihat pada tabel 3.82 diatas terjadi kenaikan jumlah dan persentase desa UCI
dalam kurun waktu 2015 – 2016, turunnya persentase UCI jika dibandingkan dengan tahun 2015
mencapai 6.7% dan jika dibandingkan dengan target kabupaten tahun 2016 capaian yang telah
diraih masih jauh dari target dan hanya berselisih 100%. Angka ini pun masih sangat jauh dari
target Nasional yaitu 85 % desa di seluruh indonesia harus menjadi desa UCI.
Penyebab rendahnya pencapaian imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Aceh Barat Daya
dikarenakan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi, manfaat, jadwal
pemberian imunisasi serta gejala ikutan imunisasi masih relatif kurang. Para ibu takut bayi atau
anak - anak mereka mengalami demam setelah dilakukan imunisasi, meskipun gejala tersebut
merupakan tanda bahwa vaksin kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit yang diberikan itu
sedang bekerja. Selain itu faktor ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan serta kondisi sosial ekonomi juga ikut mempengaruhi rendahnya
pencapaian UCI di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Dinas Kabupaten Aceh Barat Daya dalam hal ini terus berusaha berupaya agar
masyarakat dapat memahami arti pentingnya imunisasi di perdesaan dengan cara meminta
bantuan para tokoh - tokoh adat dan agama agar dapat memberikan arahan dan pengertian
kepada masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya yang mayoritas beragama Islam dan memiliki
adat kedaerahan yang kental. Disamping itu pemerintah daerah juga terus membekali tenaga -
tenaga kesehatan dan para pembantu tenaga kesehatan di desa dengan pelatihan - pelatihan
khusus yang di adakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya demi terwujudnya
tenaga petugas kesehatan yang handal.
Manfaat langsung yang dapat di dapat dari adanya indikator Cakupan Desa UCI ini
adalah sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan daerah dalam menekan angka pesakitan bayi
dan anak - anak seperti penyakit campak, Folio, tetanus dan lain sebagainya yang biasanya
menyerang diusia balita dan anak - anak serta keberhasilan program imunisasi .
Hasil Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization Tahun 2016
Kabupaten Aceh Barat Daya tidak dapat tercapai dengan capaian kinerja sebesar 74,2% serta
kategori capaian “ BAIK ”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
157
Tabel 3.86Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Puskesmas yang Menyelenggarakan Rawat InapTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat52. Cakupan Puskesmas yang
Menyelenggarakan RawatInap
25% 23,07% 92,28% 25% 23,07% 92,28%
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran. kemauan. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dasar,
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan yang diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat
inap untuk puskesmas tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan inti dari puskesmas.
Tabel 3.87Jumlah Puskesmas di Lingkungan Kabupaten Aceh Barat Daya
Pada Tahun 2016
No KECAMATAN JumlahPuskesmas
Puskesmas YangMenyelenggarakan
Rawat Inap1 Babahrot 2
2 Kuala Batee 2 1
3 Jeumpa 1
4 Susoh 2
5 Blangpidie 1 1
6 Setia 1
7 Tangan – Tangan 1
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
158
No KECAMATAN JumlahPuskesmas
Puskesmas YangMenyelenggarakan
Rawat Inap8 Manggeng 1 1
9 Lembah Sabil 1
Total 13 3
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat 13 Puskesmas yang
tersebar di 9 kecamatan. Hingga tahun 2016 jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan
rawat inap berjumlah 3 unit yang terdapat di Kecamatan Kuala bate, Blangpidie dan Manggeng.
Secara persentase jumlah puskesmas yang menyelenggarakan rawat inap hanya 23,07 % dan
angka tersebut tidak memenuhi target pemerintah daerah dalam perjanjian kinerja 2016 sebesar
25%.
Masalah penyebab tidak tercapainya indikator ini dikarenakan sulitnya terpenuhi
persyaratan untuk suatu puskesmas rawat inap yang telah ditetapkan oleh aturan dan perundang
- undangan yang berlaku, adapun persyaratan dan ketentuan tersebut adalah :
a) Puskesmas terletak lebih kurang 20 KM dari rumah sakit.
b) Puskesmas mudah dicapai dengan kenderaan.
c) Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari.
d) Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Puskesmas di
sekitarnya minimal 20.000 jiwa per Puskesmas.
e) SDM Yang memadai (Dokter, Bidan, Perawat, dll), bagi dokter yang telah
memahami obstetric ginekologi, pediatri dan interne, bagi perawat minimal
mengetahui tentang perawatan bedah, kebidanan dan penyakit dalam.
f) Sarana dan Prasarana yang memadai (ruang operasi, persalinan, kamar jaga
perawat).
g) Standar peralatan medis (Peralatan operasi, obstetric patologis, alat resusitasi. dll)
Berdasarkan syarat dan ketentuan diatas sulit bagi pemerintah daerah melakukan
penambahan puskesmas rawat inap dikarenakan faktor alam (jarak tempuh), jumlah penduduk
yang masih belum memadai untuk penambahan puskesmas rawat inap baru dan minimnya SDM
tenaga medis yang tersedia.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
159
Untuk itu hasil indikator atas Cakupan Puskesmas yang Menyelenggarakan Rawat
Inap tidak dapat tercapai sesuai target dengan hasi capaian kinerja sebesar 92,28 % dan
kategori capaian “ BAIK SEKALI”.
Tabel 3.85Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat PerawatanTahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat53. Cakupan Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Balita dengan Gizi Buruk berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya, gejala
awal sering tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding
anak seusianya. Berat badannya rata - rata hanya sekitar 60 - 80 persen dari berat badan ideal.
Ciri - ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain: kenaikan berat badan berkurang bahkan
terus menurun, ukuran lingkaran lengan atas menurun. maturasi tulang terlambat, rasio berat
terhadap tinggi normal atau cenderung menurun, tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.
Pada tahun 2015, di Aceh ditemukan 308 kasus balita gizi buruk dan semua penderita
mendapatkan perawatan.
Periode 2015, pada Kabupaten Aceh Barat Daya ditemukan 5 kasus Balita Gizi Buruk dan
seluruh kasus dapat tertangani. Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2016 ditemukan 3
kasus Balita Gizi Buruk dan sebagaimana yang telah dilaksanakan pada tahun 2015, seluruh
penderita Gizi Buruk dapat tertangani dengan baik. Dinas Kesehatan beserta jajarannya telah
melakukan penanganan dengan cara memberikan makanan tambahan dan pemeriksaan lanjutan
secara berkala bagi seluruh penderita.
Jika ditinjau dari jumlah kasus yang ditemukan terjadi penurunan yang menggembirakan
yaitu 75% dari 5 kasus menjadi 3 kasus, hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran
keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu
dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita secara insentif oleh posyandu
dan kader kesehatan sehingga kasus balita gizi buruk dapat ditekan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
160
Target 100% tercapai dengan baik untuk Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan dan kategori capain “BAIK SEKALI”
Tabel 3.89Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat54. Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil K4 91% 97,5% 107,14% 92% 88,86% 96,58%
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
(bidan/dokter obgyn) yang ke-empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) sesuai standar yang telah ditetapkan. Cakupan kunjungan K4 ini juga dipengaruhi oleh
kunjungan K1, karena adanya K4 oleh karena adanya K1, dapat disimpulkan bahwa kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi
kontak sebagai yaitu minimal 1 kali pada trimester I (K1). usia kehamilan 1 – 12 minggu,
minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13 – 24 minggu, dan minimal 2 kali pada
trimester III (K3 dan K4). usia kehamilan > 24 minggu.
Tabel 3.90Jumlah Ibu Hamil K4
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
Uraian
Tahun 2015 Tahun 2016Ibu
Hamil(Orang)
IbuHamil K4(Orang)
IbuHamil(Orang)
IbuHamil K4(Orang)
Aceh Barat Daya 3.241 3.160 3.233 2.873Sumber : Diolah dari Data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Penurunan angka K4 dan rendahnya cakupan K4 ini dipengaruhi oleh banyak faktor.
diantaranya perilaku (sikap dan tindakan), pengetahuan, usia, dan ekonomi. Hal lain yang
mempengaruhi rendahnya cakupan K4 ini adalah proses pencatatan, dimana terkadang para ibu
hamil tidak memeriksakan kandungannya pada fasilitas kesehatan pemerintah, tapi pada tempat
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
161
praktek/klinik swasta yang tidak tercatat pada laporan kunjungan di fasilitas kesehatan milik
pemerintah. Hal ini sering menjadi pemicu turunnya angka cakupan ibu hamil K4 di suatu
daerah.
Untuk memaksimalkan kunjungan K4 bumil ini perlu kerjasama dan sinergisitas setiap
lapisan masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan bidan desa memberikan
himbauan dan mengajak agar para ibu hamil diperdesaan khususnya untuk bersedia melakukan
kunjungan K4 demi kesehatan serta keselamatan ibu dan anak yang dikandungnya. Selain itu
kerjasama dengan sektor swasta yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan khususnya ibu
hamil semakin ditingkatkan sehingga keakuratan data kunjungan K4 dapat terdata dengan baik.
Manfaat dan arti pentingnya pemeriksaan K4 ini adalah untuk mendeteksi secara dini
apabila ada kelainan pada kandungan, sehingga dapat segera diberikan penanganan secara cepat
dan tepat untuk menghindari resiko yang fatal pada saat proses melahirkan.
Pada tahun 2016, cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah sebesar 88.86%. Persentase
tersebut menggambarkan bahwa dari total jumlah ibu hamil sebanyak 3.233 orang, hanya
sebanyak 2.873 orang ibu hamil yang melakukan pemeriksaan K4, terjadi penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2015 dari 3.241 orang ibu hamil dengan pemeriksaan K4 sebanyak
3.160 orang atau 97.5%.
Tahun 2016, indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 dengan target 92% tidak
dapat tercapai sebagaimana mestinya sehingga prolehan persentase capaian hanya 96.58%
dengan kategori “BAIK SEKALI”.
Tabel 3.91Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Komplikasi Kebidangan yang DitanganiKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat55. Cakupan Komplikasi
Kebidanan yang Ditangani 100% 57% 57% 95% 90% 94,73%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
162
Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas
dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan.
Tabel 3.92Jumlah Kasus dan Persentase
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang DitanganiDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
Uraian
Tahun 2015 Tahun 2016
Ibu
Hamil
(Orang)
Angka
Perkiraan
Kasus
(orang)
Persentase
Tertangani
(%)
Ibu
Hamil
(Orang)
Angka
Perkiraan
Kasus
(orang)
Persentase
Tertangani
(%)
Aceh Barat Daya 3.241 648 370 57% 3.233 647 582 90%
Sumber : Data Olah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Komplikasi kehamilan pada ibu sering terjadi disebabkan oleh berbagai hal.
diantaranya :
a) Riwayat medis dan pembedahan. riwayat medis atau kesehatan yang dimiliki ibu
sangat berpengaruh pada janin selama hamil. Beberapa penyakit yang dialami ibu
selama hamil seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma, kejang,
sampai diabetes, akan sangat memengaruhi perkembangan janin selama kehamilan
dan proses persalinan. Penyakit-penyakit tersebut akan berpotensi menyebabkan
pertumbuhan janin abnormal, premature, BBLR (berat bayi lahir rendah), sampai
kematian. Sedangkan riwayat pembedahan yang berisiko meningkatkan komplikasi
kehamilan adalah jika ibu pernah mengalami bedah caesar. Proses pembedahan
yang pernah dialami akan berpengaruh pada proses persalinan selanjutnya.
b) Riwayat obstetri bisa disebut riwayat komplikasi kelahiran. Beberapa masalah yang
pernah dialami saat melahirkan dan berpotensi menimbulkan komplikasi antara lain
adanya perbedaan Rh (rhesus) ibu dan janin, Rh sensitive, pernah mengalami
perdarahan hebat, dan melahirkan premature, Selain itu, masalah yang
berhubungan dengan plasenta seperti plasenta previa (jalan lahir tertutup plasenta).
atau solustio plasentae (seluruh atau sebagian plasenta lepas) yang pernah dialami
juga akan memengaruhi proses persalinan dan kehamilan selanjutnya.
c) Riwayat ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan
ibu hamil. Bumil yang pernah memiliki riwayat kasus kehamilan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
163
ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar akan
kembali mengalaminya pada kehamilan selanjutnya. Cedera tuba (cedera pada tuba
falopi. atau saluran telur) akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
d) Usia 35 tahun ke atas merupakan usia rawan untuk hamil. Hamil pada usia ini akan
mempengaruhi tingginya morbiditas (terjadi penyakit atau komplikasi) dan
juga mortalitas (kematian janin). Risiko komplikasi pada ibu hamil akan meningkat
drastis karena dipengaruhi faktor kesehatan, obesitas dan perdarahan sang ibu.
Pada Tahun 2016, tidak tercapainya persentase kebidanan yang ditangani bukan
semata faktor kurangnya perhatian dan kepedulian pemerintah daerah. Pada dasarnya
seluruh kasus komplikasi yang terjadi semuanya tertangani oleh tenaga medis. Akan tetapi.
secara laporan hanya mampu terlihat sebesar 90 % dikarenakan tidak akurat dan terdatanya
kasus - kasus ibu hamil yang ada. Selain itu banyak kasus - kasus yang ditangani oleh
pihak penyelenggara kesehatan swasta seperti klinik - klinik bersalin yang tidak terdata
dalam laporan instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya melalui
penjaringan datanya.
Untuk mengatasi hal tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya akan
berusaha lebih meningkatkan penjaringan data - data kesehatan dan bukan hanya pada
instansi pemerintah semata namun juga melakukan sinkronisasi data kepala pelayanan -
pelayanan kesehatan swasta. Persentase ini tidak dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. karena faktor pembaginya adalah jumlah perkiraan komplikasi.sedangkan untuk
seluruh kasus yang terjadi, para petugas dilapangan telah melakukan penanganan untuk semua
kasus yang terjadi. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2015 untuk
indikator ini. Pada tahun 2015 pencapaiannya hanya 57% dari 100% yang ditargetkan,
sedangkan pada tahun 2016 pencapaian realisasi Persentase 90% dari target 95% dengan
capaian indikator 94.73% berkategorikan capaian “BAIK SEKALI”. Salah satu penyebab
rendahnya capaian ditahun 2015 yang lalu dikarenakan target daerah yang ditentukan
terlalu tinggi.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
164
Tabel 3.93Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki KompetensiDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat56. Cakupan Pertolongan
Persallinan Oleh TenagaKesehatan yang MemilikiKompetensi
90% 89% 99,89 92% 91% 98,91%
Kabupaten Aceh Barat Daya, hingga tahun 2016 tercatat 139 orang Bidan Desa yang
terbagi ke seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat Daya. Bidan Desa/Gampong
memiliki peranan yang sangat penting bagi persalinan khususnya dipedesaan, Jika di nilai dari
persentase cakupan pertolonga persalinan di bandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi
peningkata meskipun hampir mendekati target pemerintah daerah sebesar 92%, hal ini dapat
terlihat pada tabel 3.91 :
Tabel 3.94Perbandingan Jumlah Ibu Bersalin/Nifas
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
Uraian
Tahun 2015 Tahun 2016
IbuNifas/Bersalin(Orang)
IbuBersalinyang
dibantutenaga
kebidanan
Ibu bersalin yangdibantu olehnon tenaga
kebidanan/di luarKabupaten
PersentaseCakupan
IbuNifas/Bersalin(Orang)
IbuBersalinyang
dibantutenaga
kebidanan
Ibu bersalin yangdibantu olehnon tenaga
kebidanan/di luarKabupaten
PersentaseCakupan
Aceh Barat Daya 3.095 2.749 346 89% 3.095 2.826 269 91%
Sumber : Data Olah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Tabel 3.91 diatas menunjukkan selisih kenaikan nilai cakupan 3% dari tahun 2015.
Dengan adanya peningkatan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
memiliki Kompetensi Kebidanan menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan ibu hamil untuk
melakukan proses persalinan pada tenaga/fasilitas kesehatan semakin membaik.
Tidak tercapainya target daerah dikarenakan masih banyak masyarakat
diperdesaan/gampong yang proses bersalinan/nifas dilakukan oleh tenaga non medis atau
biasanya di sebut dengan dukun beranak/dukun gampong. Kebiasaan melahirkan di rumah orang
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
165
tua/keluarga di masyarakat yang berasal dari luar kabupaten merupakan juga salah satu faktor
penyebab tidak tercatatnya dalam laporan Puskesmas dan bidan desa.
Untuk memaksimal capaian indikator ini Dinas Kabupaten Aceh Barat Daya berusaha
menempatkan para Bidan Desa ke Desa asal dengan tujuan para bidan desa selalu berada
ditempat saat dibutuhkan oleh masyarakat dengan tujuan menumbuhkan rasa kepercayaan dan
ikatan emosional dengan masyarakat setempat khususnya para ibu yang akan melahirkan.
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan meskipun tidak tercapai sesuai target pemerintah daerah, namun sangat kecil
selisihnya. Persentase yang tercapai adalah 98.91% dengan kategori capaian “BAIK SEKALI”
Tabel 3.95Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Pelayanan NifasDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat57. Cakupan Pelayanan Nifas 90% 89,95% 99,94% 90% 91% 101,11%
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Untuk
Pelayanan ibu nifas, persentase yang didapatkan sama dengan point sebelumnya (8),
dikarenakan jumlah ibu bersalin yang tercatat sama dengan jumlah ibu nifas yaitu 3.095 orang
dan yang terlayani sebanyak 2.826 orang atau 91%. Jika dibandingkan dengan tahun 2015
terjadi sedikit peningkatan dengan persentase hampir 2%, hal ini dapat terlihat pada tabel 3.92
pada poin (8) diatas.
Manfaat Utama dari pelayanan nifas ini untuk menekan angka kematian ibu dan
anak/bayi serta sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
166
kegiatan - kegiatan yang terprogram di SKPK terkait. Capaian realiasasi terhadap target
terhadap indikator ini adalah 101.11% dengan kategori “SANGAT BAIK”
Tabel 3.96Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditanganiDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat58. Cakupan Neonatus Dengan
Komplikasi yang Ditangani 100 15% 15% 100 78% 78%
Permasalahan pada neonatus biasanya timbul akibat yang spesifik terjadi pada masa
neonatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi penyebab kecacatan, masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan bersih, serta kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Klasifikasi kematian neonatus dibagi menjadi dua yaitu kematian neonatus dini (early neonatal
deaths) yaitu kematian bayi yang terjadi pada masa 7 hari kehidupan pertama (0-6 hari). dan
kematian neonatus lanjut (late neonatal deaths) yaitu kematian bayi yang terjadi pada masa
setelah 7 hari tetapi belum mencapai 28 hari kehidupan. Neonatal memiliki ciri-ciri bayi yang
dapat disesuaikan. Adapun ciri-ciri dari bayi neonatal meliputi:
a) Merupakan periode singkat dari periode perkembangan.
b) Sejak lahir samapai pada minggu ke-2 merupakan masa penyusaian luar rahim.
c) Penyusaian akan selesai ketika sudah mampu melepas tali pusar
d) Bayi mengalami peningkatan berat badan setelah mengalami kehilangan berat
badan.
e) Mengalami perkembangan perilaku pada kriteria usia tertentu
Pada Tahun 2016, menurut informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya
perkiraan Komplikasi Neonatal adalah 426 (15% dari jumlah lahir hidup sebanyak 2.841
kelahiran). Dari Jumlah perkiraan tersebut. terjadi 334 kasus Neonatal Komplikasi, dan
semuanya ditangani oleh petugas kesehatan. Namun demikian, secara pencatatan dan pelaporan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
167
yang terbaca hanya sebesar 78%. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan
tahun 2015 jumlah kasus 229 kasus komplikasi neonatal dengan persentase 15% penanganan,
persentase tersebut tidaklah menggambarkan kejadian sebenarnya dilapangan dikarenakan tidak
semua kasus dapat tercatat dan dilaporkan ke instansi terkait.
Selain bermanfaat sebagai indikator penekan angka kematian anak/balita, indikator ini
juga bermanfaat bagi instansi terkait untuk lebih dapat meningkatkan kerjasama dengan segala
unsur masyarakat dalam hal ini pihak penyelenggara kesehatan swasta agar data yang di
laporkan lebih baik, akurat dan uptodate. Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2016 atas Indikator Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
Ditangani tercapai dengan capaian kinerja sebesar 78 % dan kategori capaian “BAIK”.
Tabel 3.94Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Cakupan Pelayanan Anak Balita
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat59. Cakupan Pelayanan Anak
Balita 92% 79,92% 86.86% 92% 87% 94,56%
Anak balita yang dimaksud disini adalah dari umur 12 s/d 59 bulan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan (minimal 8 kali). Untuk melakukan pemantauan pertumbuhan balita,
pemerintah menerbitkan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang merupakan alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh
karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah dan harus selalu dibawa setiap kali
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau
tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan
pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk
menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan. meningkatkan atau memulihkan kesehatannya
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
168
Outcome yang diharapkan pemerintah daerah dengan keberhasilan indikator ini adalah
semakin baiknya kesehatan dan pola hidup masyarakat serta peningkatan kepedulian masyarakat
khususna diperdesaan terhadap balitanya. Selain itu indikator ini dapat mencerminkan
peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah sebagai unsur utama
penyelenggara kesehatan masyarakat.
Pada tahun 2015, tercatat 10.623 orang balita dari 13.292 orang balita yang mendapatkan
pelayanan atau 79.92%. Periode tahun 2016 perolehan persentase sebesar 87% atau
sejumlah 10.723 balita dari keseluruhan total sebanyak 12.281 balita. Terjadi peningkatan
7.08% dibandingkan tahun sebelumnya. Naiknya persentase capaian dikarenakan semangkin
tingginya kepedulian orang tua pada Balitanya dan kepercayaan masyarakat terhadap unit -
unit kesehatan milik pemerintah. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras pemerintah melakukan
pendekatan melalui setiap unsur masyarakat untuk mensosialisasikan program - program
kesehatan khususnya ibu dan anak. Berdasarkan target daerah 2 tahun terakhir (2015 -2016)
sebesar 92%, maka Capaian indikator ini pada tahun 2016 adalah 94,56% dengan kategori
capaian “BAIK SEKALI”.
Tabel 3.98Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD SetingkatDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat60. Cakupan Penjaringan
Kesehatan Siswa SDSetingkat.
30% 14,34% 47,8% 30% 15,12% 50,4%
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik,
laboratorium, penyimpangan mental emosional, serta kesegaran jasmani, Rangkaian
pemeriksaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanaannya dapat
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat. Dari beberapa penelitian
diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang cukup serius dan
prevelensi kecacingan cukup tinggi, serta kesehatan gigi dan kesehatan indera penglihatan dan
pendengaran masih ditemukan. Melihat permasalahan diatas, pelayanan kesehatan di sekolah
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
169
diutaman pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif antaralain
kegiatan screening/ penjaringan kesehatan untuk peserta didik.
Pada Tahun 2015. dari 15.225 orang murid. hanya sebesar 2.182 orang atau 14.34% yang
mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan). Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 terdata
15.169 orang siswa SD/MI setingkat sebanyak 2.295 (15,12%) telah mendapatkan pelayanan
kesehatan (penjaringan). Terjadi kenaikan angka realisasi meskipun kecil, hal ini dikarenakan
pada tahun 2016 jumlah muridnya lebih sedikit dari tahun 2015.
Hambatan utama penyebab rendahnya capaian ini diakibatkan karena masih sangat
kurangnya pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan oleh petugas
kesehatan. Diharapkan nantinya dengan dukungan dana yang memadai dari sumber DAK-Non
Fisik dapat diperuntukkan bagi pelaksanaan kegiatan UKS pada seluruh SD/MI yang ada dalam
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pemecahaan masalah ini diharapkan dimasa yang akan datang selain alokasi dukungan
dana pemrintah yang lebih memadai perlu juga dilakukan kerja sama dengan pihak swasta agar
penjaringan kesehatan siswa SD setingkat ini dapat tercapai maksimal. Berdasarkan data dan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan target 30% dan Realisasi 15,12% maka capaian
indikatornya hanya 50,4% berkategori capaian “KURANG”.
Tabel 3.99Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yangdilakukan Penyelidikan Epidemilogi <24 jam
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat61. Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yangdilakukan PenyelidikanEpidemilogi <24 jam
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB Yang Dilakukan Penyelidikan epidemiologi <
24 Jam, pada tahun 2016, tidak terjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Aceh
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
170
Barat Daya, hal ini juga sama dengan tahun 2015, target capain 100% dapat tercapai dengan
kategori “SANGAT BAIK”
Tabel 3.100Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Desa SiagaDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 5Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan MasyarakatSasaran Strategis. 9Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Derajat Kesehatan Masyarakat
62. Cakupan Desa Siaga Aktif 55% 34,84% 63,34% 55% 63,15% 114,18%
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Desa
Siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat
daruratan kesehatan secara mandiri.
Tabel 3.101Jumlah Desa Siaga Per Kecamatan
di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016No Kecamatan Puskesmas Jumlah
DesaDesa Siaga
Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah %1 Babahrot Babahrot 9 4 0 0 0 4 44.44
Ie Mirah 5 1 0 0 0 1 20.002 Kuala Batee Kuala Batee 10 7 0 0 0 7 70.00
Alue Pisang 11 6 0 0 0 6 54.553 Jeumpa Alue Sungai Pinang 12 5 3 0 0 8 66.674 Susoh Susoh 20 17 0 0 0 17 85.00
Sangkalan 9 8 0 0 0 8 88.895 Blangpidie Blangpidie 20 8 0 0 0 8 40.006 Setia Lhang 9 4 0 0 0 4 44.447 Tangan - tangan Tangan - tangan 10 7 0 0 0 7 70.00
Bineh Krueng 5 5 0 0 0 5 100.008 Manggeng Manggeng 18 10 0 0 0 10 55.569 Lembah Sabil Lembah Sabil 14 11 0 0 0 11 78.57
Jumlah 152 93 3 0 0 96 63.16Sumber : Data dinas Kabupaten Aceh Barat Daya. 2016
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai
respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya
angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
171
paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan
flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah
merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa
Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan
massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten
Aceh Barat Daya.
Periode tahun 2015 - 2016 jumlah desa siaga tetap sama, yaitu berjumlah 96 buah desa
dengan rincian 93 desa siaga berstatus pratama dan 3 desa siaga berstatus madya yang terdapat
di Kecamatan Jeumpa di bawah koordinasi Puskesmas Alue Sungai Pinang dengan adanya
indikator ini diharapkan outcome yang diperoleh adalah Meningkatnya jumlah penduduk yang
sembuh/membaik dari sakitnya. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan Pola
Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
dan Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
Pada Tahun 2015, berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan dari buku profil,
terdapat 46 Desa Siaga dari 132 Desa Definitif ( 20 Desa masih dalam tahap persiapan) atau
sebesar 34,84% dari keseluruhan jumlah Desa/Gampong. Kurung waktu tahun 2016, terjadi
penambahan Desa di Kabupaten Aceh Barat, sehingga jumlah Desa Definitif menjadi 152 Desa
dengan desa siaga berjumlah 96 Desa atau sebesar 63,15% (realisasi capaian)dari keseluruhan
jumlah Desa Gampong. Perhitungan capaian tahun 2016 berdasarkan acuan target 2016 nilai
persentase capaian indikator kinerja ini adalah 114,18 % dengan kategori capaian untuk
indikator ini adalah “SANGAT BAIK”
Tabel 3.102Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Cakupan Lahan Persawahan Rakyat yang Terbantu Pengadaan BibitnyaDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 6Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganSasaran Strategis. 10Meningkatnya Produktivitas Sektor Unggulan Daerah
63.Cakupan lahan persawahanrakyat yang terbantupengadaan bibitnya.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
172
Sektor unggulan di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sektor pertanian yang juga sudah
menjadikan Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai ikon pertanian dilintas barat Provinsi Aceh
dengan sebutan “Bumi Breuh Sigupai”. Hasil padi Kabupaten Aceh Barat Daya yang melimpah
hingga melewati target nasional tidak terlepas dari perhatian pemerintah yang fokus terhadap
faktor tersebut. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah daerah adalah menyediakan bibit
unggul bagi para petani. Berikut dijelaskan pada tabel 3.100 dibawah ini :
Tabel 3.103Jumlah Bantuan Benih Padi Berdasarkan Luas Lahan
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015No Uraian Bibit Kecamatan Kebutuhan Benih
(Kg)Luas Lahan
(Ha)SumberDana
TahunAnggaran
1 Benih Padi Label Biru Babahrot 23.742 949,68
APBK 2015
Kuala Batee 43.097,50 1.723,90
Jeumpa 18.995,50 759, 82
Susoh 22.379,50 895,18
Blangpidie 14.946,50 597,86
Setia 21.312,50 852,50
Tangan - Tangan 35.669,25 1.426, 77
Manggeng 27.268,50 1.090,74
Lembah Sabil 12.392,50 495,702 Benih Padi Label Biru
MT II Babahrot 16.538 662
APBK 2015
Kuala Batee 28.454 1.138
Jeumpa 21.371 855
Susoh 17.331 693
Blangpidie 14.838 594
Setia 19.058 762
Tangan - Tangan 18.475 739
Manggeng 18.125 725
Lembah Sabil 10.196 4083 Benih Padi ( Penangkar ) Kuala Batee 875 35
APBA 2015Jeumpa 450 10
Blangpidie 1.000 40
Setia 175 74 Benih Padi Label Ungu Kuala Batee 350 14
APBK 2015Susoh 625 25
Blangpidie 300 12
Setia 475 195 Benih Padi GP- PTT Babahrot 2.046,25 81,85 APBN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
173
No Uraian Bibit Kecamatan Kebutuhan Benih(Kg)
Luas Lahan(Ha)
SumberDana
TahunAnggaran
Kuala Batee 36,20 144,80
Jeumpa 3.682, 50 147,30
Susoh 2.548,75 101,95
Blangpidie 2.345,25 93,81
Setia 2.825,50 113,02
Tangan - Tangan 3.447,25 137,89
Manggeng 2.013 80,52
Lembah Sabil 1.971,50 78,86
Jumlah Total 409.355,95 16.510,15Sumber : Data Olah Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun, 2015
Tabel 3.101Jumlah Bantuan Benih Padi Berdasarkan Luas Lahan
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016No Uraian Bibit Kecamatan Kebutuhan Benih
(Kg)Luas Lahan
(Ha)SumberDana
TahunAnggaran
1 Benih Padi Jajar Legowo Babahrot 20.081,25 803.25
APBN 2016
Kuala batee 25.315 1.012,60
Jeumpa 20.974,25 838,97
Susoh 15.747,25 629,89
Blangpidie 15.442,75 617.71
Setia 21.450 858
Tangan - Tangan 22.574,75 902,99
Manggeng 20.625 825
Lembah Sabil 12.789,75 511,592 Benih Padi Label Ungu Kuala Batee 550 22
APBK 2016Susoh 200 8
Blangpidie 625 25
Setia 375 153 Benih Padi Sigupai Kuala Batee 275 11
APBK 2016Jeumpa 150 6
Susoh 75 3
Blangpidie 200 8
Tangan - Tangan 425 174 Benih Padi ( Penangkar ) Jeumpa 600 24
APBA 2016Blangpidie 900 36
5 Benih Padi Seribu DesaMandiri Benih (SDMB)
Setia 250 10APBN 2016
Kuala Batee 500 20Jumlah Total 180.125 7.205
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
174
Dari tabel 3.100 dan 3.101 diatas jelas terlihat bahwa pada tahun 2015 bantuan bibit benih
padi yang disalurkan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan lebih
banyak dibandingkan dengan tahun 2016, tahun 2015 bibit bantuan yang disalurkan oleh
pemerintah daerah melalui kelompok - kelompok tani dapat mencakup 2 kali masa tanam
dengan Indeks Produksi (IP) sebesar 1,8. Luas tanam tahun 2015 sebesar 16.510,15 Ha dengan
bantuan bibit 409.355,95 Kg, sedangkan pada tahun 2016 dengan luas tanam 7.205 Ha dengan
bantuan bibit 180.125 Kg. Berdasarkan tabel diatas, dilihat dari luas tanam, dan kebutuhan bibit
untuk IP rata - rata 1,8 maka target pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada
seluruh petani berupa bibit benih padi tanpa terkecuali tidak akan tercapai, namun hal itu dapat
diatasi oleh pemerintah untuk menysiasati kekurangan bibit benih padi berdasarkan luas lahan
yang ada dengan cara memanfaatkan dana gampong yang diserahkan langsung ke desa/gampong
yang berjumlah 152 desa/gampong definitif pada saat ini. Target Pemerintah daerah dan para
aparatur desa/gampong adalah memberikan bantuan 25kg/Ha. Dana Desa/Gampong yang
bernilai 1 milyar/desa/gampong sebagiannya harus dimanfaatkan untuk pembelian benih jika
benih bantuan Pemerintah Daerah tidak mencukupi dan pembelian pupuk khususnya bagi para
petani padi.
Target 100% pemerintah daerah selama ini tidak pernah mengalami kendala yang
berarti, meskipun sumber dana bantuan bibit dari APBK, APBA maupun APBN terbatas.
Dengan adanya bantuan Gampong dan dana Pemerintah Daerah berupa dana APBK,
APBA dan APBN, maka Realisasi dan Capaian indikator ini pada tahun 2016 sesuai target
yaitu 100% dengan kategori capaian “BAIK SEKALI”
Tabel 3.105Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Persentase Pengelolaan Sampah
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 6Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganSasaran Strategis. 11Terpeliharannya Kualitas Lingkungan64. Persentase Pengelolaan
Sampah 60% 44,42% 74,03% 60% 64,98% 108,3%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
175
Kapasitas sampah yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya dalam kurun
waktu 2015 - 2016 terjadi penurunan yang drastis yaitu dari 34.599 Ton menjadi 15.370 Ton.
Penurunan ini terjadi karena kurangnya pendataan dari instansi terkait yaitu Badan Lingkungan
Hidup dan Pertamanan Kabupaten Aceh Barat Daya, sehingga data yang didapatkan tidak sesuai
dengan kondisi dilapangan.
Tabel 3.106Kapasitas Sampah yang Tertangani per Tahun
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 dan 2016
No TahunKapasitas Sampah
per Tahun(Ton)
Kapasitas Sampah yangTertangani per Tahun
(Ton)1 2015 34.599 15.3702 2016 15.717 10.214
Sampah yang dihasilkan terbanyak adalah sampah rumah tangga karena di Kabupaten
Aceh Barat Daya tidak ada industri besar yang menghasilkan sampah dalam kapasitas besar.
Selain itu. penanganan sampah yang ada masih diatasi oleh masyarakat itu secara mandiri, yaitu
dengan membakarnya di lingkungan mereka sendiri, karena masih luasnya lahan di sekitar
tempat mereka melakukan penagganan sampah. Hingga saat penyusunan LAKIP Daerah Tahun
2016, belum ada pengolahan sampah secara terkoordinir dan intensif oleh pemerintah daerah
meskipun secara sarana dan prasarana sudah tersedia. Seluruh sampah yang ada langsung di
buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang berada di desa Ie Khue Lhung
Kecamatan Jeumpa tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.
Secara umum hambatan - hambatan yang terjadi dikarenakan beberapa hal.
diantaranya :
a) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal membuang sampah pada
tempatnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang membuang sampah secara
langsung ke alur - alur sungai yang banyak terdapat di Kabupaten Aceh Barat
Daya.
b) Kurangnya armada sampah dan tenaga kebersihan.
c) Banyaknya fasilitas penampungan sampah sementara (bak sampah) yang berada di
kecamatan - kecamatan telah rusak (layak pakai).
Untuk itu perlu dipikirkan bersama solusi yang harus dilakukan agar sampah yang ada
dapat tertangani secara maksimal guna terciptanya lingkungan yang asri. bersih dan nyaman.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
176
Beberapa langkah awal yang harus dilakukan adalah melengkapi armada sampah dan menambah
personil kebersihan serta meningkatkan kapabilitas SDM Lingkungan hidup hingga bisa
memanfaatkan sarana yang telah ada di pemerintahan daerah pada saat ini. Melakukan
pendataan ulang daerah - daerah yang menghasilkan sampah lebih dan menyediakan fasilitas
penampungan sampah sementara lebih baik secara kualitas maupun kuantitas hingga dapat
mencakupi ke 152 desa di 9 kecamatan yang ada pada saat ini.
Outcome yang diharapkan dengan adanya indikator ini adalah tertanganinya secara baiki
seluruh sampah dari mulai pengumpulan, penanganan dan pengolahan dan dapat sebagai
indikator keberhasilan daerah terhadap penanganan sampah.
Pada tahun 2015, sampah yang dihasilkan oleh Kabupaten Aceh Barat Daya sebesar
34.599 Ton dan yang berhasil dikelola/dipungut/dibersihkan oleh para petugas daerah adalah
15.370 Ton. Secara persentase, realisasi penanganan sampah adalah 44,42%. Secara data terjadi
penurunan kapasitas sampah pada tahun 2016. Penurunan ini terjadi karena banyaknya sampah
yang telah dikelola secara mandiri oleh masyarakat dan masih banyaknya sampah yang belum
tertangani secara maksimal mengingat kekurangan tenaga kebersihan dan armada sampah.
Tahun 2016 jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat adalah 15.717 Ton dan terkelola
10.214 Ton dengan realisasi capaian sebesar 64,98%. Persentase Capaian kinerja indikator ini
berdasarkan target 60% adalah melebihi target yaitu sebesar 108,3%.Untuk persentase dengan
angka tersebut maka kategori capaianya adalah “ SANGAT BAIK”
Tabel 3.107Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Cakupan DAS yang direboisasi
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 6Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganSasaran Strategis. 11Terpeliharannya Kualitas Lingkungan65. Cakupan DAS yang
direboisasi (Penghijaun) 2% 0,1% 2% 0,11% 5,5%
Secara definisi berdasarkan PP No 37 tentang Pengelolaan DAS. Pasal 1 menyatakan
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
177
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya. yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairaam
Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki potensi sumber daya air yang sangat potensial,
salah satunya dengan adan beberapa Daerah aliran sungai (DAS) yang selama ini dimanfaatkan
oleh masyarakat dan pemerintah sebagai suplai air, pengairan areal persawahan dan sebagian
kecil perikanan darat. Adapun keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta Sub Daerah
Aliran Sungai (Sub DAS) di Kabupaten Aceh Barat Daya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.108Nama DAS dan SUB DAS
Di Kabupaten Aceh Barat DayaNO NAMA DAERAH
ALIRAN SUNGAILUAS(Ha)
NAMA SUB DAERAH ALIRANSUNGAI
1 DAS SEUMANYAM 35.434.27
1. Krueng Seumayam Rayeuk2. Krueng Seumayam3. Krueng Ie Mirah4. Krueng Tripa Tengah
2 DAS BABAHROT 89.892.24
1. Krueng Alue Gani Cut2. Krueng Alue Gani Rayeuk3. Krueng Babahrot4. Krueng Ie Mirah Blangpidie5. Krueng Lama Rayeuk6. Krueng Sapi
3 DAS SUSOH 24.789.481. Krueng Suak2. Krueng Alue3. Krueng Susoh
4 DAS MANGGENG 38.083.07
1. Krueng Alue Trieng Gadeng2. Krueng Baru3. Krueng Tangan Tangan4. Krueng Manggeng5. Krueng Raenuh
Total Luas 188.199.06
Dari tahun ke tahun kerusakan DAS semakin parah dikarenakan adanya penebangan liar
dan penambangan galian C. Pemerintah daerah melalui jajarannya yang terkait telah berusaha
meskipun belum maksimal untuk menjaga DAS yang menjadi salah satu sumber kehidupan
(Suplai air bersih serta pengairan areal persawahan dan perkebunan) masyarakat di sekitar
Kabupaten Aceh Barat Daya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
178
Tabel 3.109Perbandingan Luas Area Reboisasi DAS dan SUB DASDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
NO
NAMADAERAHALIRANSUNGAI
LOKASI LUAS(Ha)
LUAS AREAREBOISASI
(Ha) NAMA SUB DAERAH ALIRANSUNGAI
2015 2016
1 DASSEUMANYAM
KecamatanBabarot 35.434.27 - -
1. Krueng Seumayam Rayeuk2. Krueng Seumayam3. Krueng Ie Mirah4. Krueng Tripa Tengah
2 DASBABAHROT
KecamatanBabahrot 89.892.24 - -
1. Krueng Alue Gani Cut2. Krueng Alue Gani Rayeuk3. Krueng Babahrot4. Krueng Ie Mirah Blangpidie5. Krueng Lama Rayeuk6. Krueng Sapi
3 DAS SUSOHKecamatanBlangpidiedan Susoh
24.789.48 - 2101. Krueng Suak2. Krueng Alue3. Krueng Susoh
4 DASMANGGENG
KecamatanManggeng 38.083.07 200 210
1. Krueng Alue Trieng Gadeng2. Krueng Baru3. Krueng Tangan Tangan4. Krueng Manggeng5. Krueng Raenuh
Total Luas 188.199.06 200 210
Melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan tahun 2015 dan 206 telah melakukan
Reboisasi DAS walaupun masih sangat kecil jika dibandingkan terhadap luas keseluruhan DAS
yang mencapai 188.199.06 Ha. Tahun 2015 luas area yang direbosaisasi hanya seluas 200 Ha
atau 2 Km2 di Kecamatan Manggeng dan tahun 2016 hanya seluas 210 Ha atau 2.1 KM2 di
Kecamatan Blangpidie. Capaian kinerja indikator ini sangat kecil yaitu hanya 0.11% dari
188.199.06 Ha.
Hambatan utama dalam melaksanakan reboisasi ini adalah minimnya anggaran yang di
“Ploting” dan disediakan oleh pemerintah daerah, Selain itu penyebab sulitnya dilakukan
reboisasi adalah kesadaran masyarakat sekitar yang masih suka melakukan penebangan kayu -
kayu di sekitar DAS sehingga erosi oleh pengikisan banyak terjadi. Hal ini di karenakan
kurangnya minatnya masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan minimnya anggaran yang
dialokasikan pemerintah daerah setiap tahunnya untuk kelestarian lingkungan.
Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menambah jumlah anggaran daerah untuk
penggunaan reboisasi dan instansi terkait harus mampu melakukan kerjasama dengan pihak
swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang sudah menjadi tanggung
jawab para pelaku usahan tambang galian C yang banyak terdapat disekitar DAS. Memperketat
aturan - aturan daerah melalui Qanun tentang tambang galian C sehingga DAS yang ada tidak
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
179
semakin rusak dan terpelihara. Lebih mengintesifkan dan memberdayakan para POLHUT untuk
menjaga hutan disekitar DAS dan bukit/pegunungan dari tangan - tangan yang tidak
bertanggung jawab dalam melakukan penebangan liar.
Outcome yang diharapkan dengan adanya indikator ini adalah meningkatnya kepedulian
daerah terhadap lingkungan khususnya sumber daya air DAS dan SUB DAS yang ada
Kabupaten Aceh Barat Daya. Capaian kinerja indikator ini masih sangat rendah jika
dibandingkan target dan dibandingkan dengan luas daerah DAS yang ada yaitu sebesar 5.5%
dengan kategori capaian “KURANG”.
Tabel 3.110Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Peningkatan PADKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 6Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganSasaran Strategis. 12Meningkatnya Pendapatan Daerah
66. Persentase PeningkatanPAD 7% 1,82% 26% 5% 6,14% 122,8%
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya setiap tahunnya cendrung
mengalami kenaikan hal ini dapat kita lihat pada tabel penjabaran dibawah ini :
Tabel 3.111Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2015 - 2016
Kode Rekening Jasa Pendapatan TargetREALISASIDESEMBER
2015% Target
REALISASIDESEMBER
2016%
DEVIASIREALISASI(2016-2015)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 1 Pendapatan Asli Daerah
4 1 1 Pajak Daerah 5.000.000.000 4.573.058.278 91,46 8.000.000.000 8.326.282.541 104,08 3.753.224.263
4 1 1 01 Pajak Hotel 80.000.000 55.635.850 69,54 80.000.000 79.867.800 99,83 24.231.950
4 1 1 02 Pajak Restoran 760.000.000 917.026.324 120,66 750.000.000 1.114.008.578 148,53 196.982.254
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
180
Kode Rekening Jasa Pendapatan TargetREALISASIDESEMBER
2015% Target
REALISASIDESEMBER
2016%
DEVIASIREALISASI(2016-2015)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 1 1 03 Pajak Hiburan 10.000.000 1.560.000 15,60 20.000.000 3.810.250 19,05 2.250.250
4 1 1 04 Pajak Reklame 110.000.000 68.463.000 62,24 140.000.000 163.963.600 117,12 95.500.600
4 1 1 05 Pajak Penerangan Jalan 2.300.000.000 2.161.728.115 93,99 2.400.000.000 2.403.440.143 100,14 241.712.028
4 1 1 08 Pajak Air Tanah 30.000.000 0 0,00 20.000.000 17.665.017 88,33 17.665.017
4 1 1 09 Pajak Sarang Burung Walet 0 0 0,00 - - 0.00 0
4 1 1 11 Pajak Mineral BukanLogam dan Batuan 690.000.000 638.513.000 92,54 3.540.000.000 3.588.206.600 101,36 2.949.693.600
4 1 1 12 Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan 720.000.000 384.204.609 53,36 700.000.000 545.130.122 77,88 160.925.513
4 1 1 13 Bea Perolehan atas Tanahdan Bangunan (BPHTB) 300.000.000 345.927.380 115,31 350.000.000 410.190.431 117,20 64.263.051
4 1 2 Retribusi Daerah 4.840.000.000 3.391.793.542 70,08 4.166.192.000 2.910.925.190 69,87 -480.868.352
4 1 2 01 06 Retribusi PelayananKesehatan 50.000.000 1.400.000 2,80 2.000.000 1.328.000 66,40 -72.000
4 1 2 01 07 Retribusi PelayananPersampahan / Kebersihan 120.000.000 146.532.000 122,11 150.000.000 153.636.000 102,42 7.104.000
4 1 2 01 19 Retribusi Pelayanan ParkirDitepi Jalan Umum 77.000.000 41.320.000 53,66 40.000.000 43.660.000 109,15 2.340.000
4 1 2 01 21 Retribusi Pelayanan Pasar 217.000.000 164.955.000 76,02 197.000.000 193.350.000 98,15 28.395.000
4 1 2 01 30 Retribusi PengujianKenderaan Bermotor 40.047.600 0,00 57.000.000 67.812.500 118,97 27.764.900
4 1 2 01 31 Retribusi Penyediaandan/atau Penyedotan Kakus 85.000.000 42.980.000 50,56 65.000.000 41.800.000 64,31 -1.180.000
4 1 2 01 44 Retribusi PengendalianMenara Telekomunikasi 298.400.000 380.696.064 127,58 0 - -380.696.064
4 1 2 02 01Retribusi Jasa UsahaPemakaian KekayaanDaerah
1.718.000.000 470.887.658 27,41 1.414.592.000 472.698.190 33,42 1.810.532
4 1 2 02 15 Retribusi Jasa UsahaTerminal 37.000.000 43.445.000 117,42 37.000.000 46.700.000 126,22 3.255.000
4 1 2 02 26 Retribusi PenjualanProduksi Usaha Daerah 1.700.000.000 1.586.693.345 93,33 1.720.000.000 1.488.000.000 86,51 -98.693.345
4 1 2 02 16 Retribusi Jasa UsahaTempat Khusus Parkir 35.000.000 31.000.000 88,57 36.000.000 35.000.000 97,22 4.000.000
4 1 2 02 18 Retribusi Rumah PotongHewan 50.000.000 29.315.000 58,63 35.000.000 27.120.000 77,49 -2.195.000
4 1 2 03 01 Retribusi Izin MendirikanBangunan (IMB) 150.000.000 69.379.375 46,25 80.000.000 41.522.500 51,90 -27.856.875
4 1 2 03 03 Retribusi Izin Gangguantempat Usaha (HO) 210.000.000 288.141.500 137,21 300.000.000 273.350.000 91,12 -14.791.500
4 1 2 03 05 Retribusi izin Trayek 12.600.000 13.450.000 106,75 12.600.000 11.106.000 88,14 -2.344.000
4 1 2 03 08 Retribusi izin UsahaPerikanan 40.000.000 1.685.000 4,21 20.000.000 13.842.000 69,21 12.157.000
4 1 2 03 13 Retribusi izin UsahaPertambangan (IUP) 40.000.000 39.866.000 99,67 0 - 0,00 -39.866.000
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
181
Kode Rekening Jasa Pendapatan TargetREALISASIDESEMBER
2015% Target
REALISASIDESEMBER
2016%
DEVIASIREALISASI(2016-2015)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 1 3
Hasil Perusahaan MilikDaerah dan HasilPengelolaan KekayaanDaerah yang di Pisahkan
1.426.824.415 1.426.824.415 100,00 1.417.802.001 1.417.802.001 100,00 -9.022.414
4 1 3 01 Bag. Laba atas Penyer.Modal Pada Perush Daerah 0 0,00 0,00 0
4 1 3 01 01 Deviden PerusahaanDaerah 1.426.824.415 1.426.824.415 100,00 1.417.802.001 1.417.802.001 100,00 -9.022.414
0
4 1 4 Zakat 2.156.064.289 2.920.979.133 135,48 2.156.064.289 2.877.518.410 133,46 -43.460.723
4 1 4 01 Pendapatan Zakat Infak danSadaqah 2.156.064.289 2.920.979.133 135,48 2.156.064.289 2.877.518.410 133,46 -43.460.723
0
4 1 5 Lain - Lain PendapatanAsli Daerah Yang Sah 48.933.588.669 49.244.429.124 100,64 69.138.626.728 64.940.214.587 93,93 15.695.785.462
4 1 5 01Hasil Penjualan AsetDaerah Yg TidakDipisahkan
0 0 0,00 0 - 0,00 0
4 1 5 02 Penerimaan Jasa Giro 1.251.372.523 2.141.462.559.11 171,13 1.251.372.523 1.509.038.775 120,59 -632.423.785
4 1 5 03 Penerimaan BungaDeposito 2.242.563.188 3.229.936.068 144,03 6.101.368.543 5.764.849.642 94,48 2.534.913.574
4 1 5 04 Tuntutan Ganti KerugianDaerah 0 9.000.000 0,00 0 19.000.000 0,00 10.000.000
4 1 5 07 Pendapatan Denda AtasKeterlambatan PelaksanaanPekerjaan
0 331.902.140 0.00 0 310.521.424 0,00 -21.380.716
4 1 5 09 Pendapatan Hasil Eksekusiatas Jaminan 0 561.795.000 0,00 349.942.000 349.942.000 100,00 -211.853.000
4 1 5 10 Pendapatan dariPengembalian 0 219.906.750 0.00 297.386.600 297.986.600 100,20 78.079.850
4 1 5 16 Pendapatan dariBLUD-RSUD 35.000.000.000 32.197.465.826 91,99 50.000.000.000 46.416.858.802 92 ,83 14.219.392.976
4 1 5 18 Lain-lain PAD yang SahLainnya 763.302.230 224.956.932 437.940.944 194 ,68 -325.361.286
4 1 5 18 PDAM 20.000.000 30.590.500 152,95 20.000.000 7.112.400 -23.478.100
4 1 5 22 Dana Kapitasi JKN padaFKTP 10.379.652.958 9.716.760.300 93,61 10.853.600.130 9.826.964.000 90 ,54 110.203.700
4 1 5 24 Dana Kompensasi SumberDaya Alam 40.000.000 42.307.751 105,77 40.000.000 0 0 ,00 -42.307.751
Jumlah Total 62.356.477.373 61.557.084.492 98,72% 84.878.685.018 80.472.742.729 94 ,81% 18.915.658.236
Dalam mengumpulkan PAD, instansi terkait dalam hal ini Dinas Pendapatan Kabupaten
Aceh Barat Daya masih sering mendapatkan beberapa hambatan diantaranya adalah :
a) Masih adanya beberapa Qanun yang telah diusulkan masih dalam proses
pengesahan.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
182
b) Masih lemahnya penegasan terhadap peraturan daerah khususnya mengenai sumber
- sumber PAD yang harus dibayarkan pajak/retribusinya oleh masyarakat.
c) Masih adanya beberapa Peraturan Bupati tentang pajak/retribusi daerah yang
besaran tarifnya belum disesuaikan.
d) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak/retribusi yang
dapat menjadi PAD, dan
e) Masih terbatasnya jumlah personil dilapangan dalam hal mendata dan melakukan
pemungutan pajak/retribusi daerah.
Meskipun dalam pelaksanaannya penarikan/pengumpulan sumber - sumber potensial
PAD mengalami beberapa hambatan, namun Instansi terkait beserta Pemerintah Daerah telah
memikirkan beberapa solusi sehingga dapat menjaring PAD, solusi yang telah dan akan
dilakukan adalah :
a) Selalu memantau dan berkoordinasi dengan pihak - pihak terkait dalam hal
percepatan pengesahan Qanun/Perbub yang telah diusulkan.
b) Melakukan pendatan, penyuluhan, monitoring dan pembinaan secara terus menerus
terhadap wajib pajak dan retribusi arti pentingnya pajak bagi pembangunan daerah.
c) Menjadikan bukti pembayaran pajak/retribusi sebagai salah satu persyaratan
penting dan wajib dalam setiap pengurusan oleh masyarakat ke instansi
pemerintah.
d) Selalu melakukan perbaikan - perbaikan terhadap sistem, prosedur dan tata cara
pemunggutan PAD agar lebih profesionalisme dan bertanggungjawab, dan
e) Berusaha menggali dan menemukan potensi - potensi pajak/retribusi baru sehingga
sebagai penyumbang peningkat PAD dimasa yang akan datang
Jelas terlihat pada tabel 3.108 diatas bahwa terjadi penambahan PAD tahun 2015
dibandingkan dengan tahun 2016. Pada tahun 2015 realisasi pendapatan PAD adalah Rp.
61.557.084.492 dan kurun waktu januari s/d desember 2016 realisasi PAD Kabupaten Aceh
Barat Daya yang berasal dari beberapa sumber sebesar Rp. 80.472.742.729.
Tahun 2015 target diawal tahun adalah 7% dari tahun sebelumnya ( Rp. 61.866.278.159
tahun 2014) yaitu penambahan sebesar Rp. 4.330.639.469,03,- namun hingga akhir bulan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
183
desember tahun 2015 PAD yang terkumpul sebesar Rp. 61.557.084.492 (penurunan). Persentase
Realisasi yang diperoleh pada tahun 2015 adalah 1,82% dan persentase capaian 26%
berkategori “KURANG” (Pencarian Digunakan Rumus Progress Negative).
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2016, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh
Barat Daya telah menargetkan penambahan 5% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2015
( bertambah Rp. 3.077.854.224,60 dari Rp.61.557.084.492 dengan total Rp 64.634.938.717).
Periode tahun 2016 terjadi penambahan PAD sebesar Rp. 18.915.658.237 dari tahun 2015 atau
persentase realiasi peningkatan sebesar 6,14%. Hal ini cukup menggembirakan dengan
persentase capaian 122,8% dengan kategori capian “ SANGAT BAIK”. Sangat tingginya
persentase capaian dikarenakan target cukup kecil, yang ditentukan sangat tidak berimbang
dengan hasil capaian yang cukup sangat besar.
Tabel 3.112Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Persentase Qanun/Pajak Daerah/Retribusi yang Telah DisahkanDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 6Menggali dan mengembangkan potensi daerah secara optimal yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
Sasaran Strategis. 12Meningkatnya Pendapatan Daerah
67.Persentase Qanun /PajakDaerah dan Retribusi yangtelah disahkan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Qanun/Pajak Daerah dan retribusi yang telah disahkan 2016 ada 3 Qanun yang
sudah disahkan dari 3 Qanun yang diusulkan, yaitu :
a) Qanun Nomor 01 Tahun 2016 tentang Retribusi Pelayanan Pasar yang disahkan
pada tanggal 18 maret 2016 dan diundangkan pada tanggal 22 Maret 2016;
b) Qanun Nomor 02 Tahun 2016 tentang Retribusi penjualan produksi usahan daerah
tangal 18 maret 2016 dan diundangkan pada tanggal 22 Maret 2016, dan
c) Qanun Nomor 03 Tahun 2016 tentang Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus yang
disahkan pada tanggal 14 juli 2016 dan diundangkan pada tanggal 15 Juli 2016.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
184
Kendala yang sering dihadapi dalam proses pengesahan Qanun adalah menyesuaikan
jadwal pembahasan dengan Badan legislatif (BANLEG) sehingga untuk mengatasi ini pihak -
pihak terkait telah berusaha untuk berkoordinasi dengan pihak legislatif dalam hal penyesuaian
pembahasan oleh BANLEG. Dengan adanya Qanun-qanun baru tentang pajak/retribusi
diharapkan dapat menjadi dasar hukum dalam melakukan pemunggutan/penarikan
pajak/retribusi itu sendiri agar PAD daerah dapat lebih ditingkatkan. Target diawal tahun 2016
dapat tercapai 100% dengan kategori capaian kinerja indikator “BAIK SEKALI”
Tabel 3.113Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Panjang Jalan Baru yang Terbangun danCakupan Jalan rusak yang Diperbaiki
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 -2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 7Mengembangkan Wawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana Dan Sarana Untuk Mempercepat TumbuhnyaIklim Investasi Yang KondusifSasaran Strategis. 13Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Daerah
68. Panjang Jalan Baru yangTerbangun 18 Km 21,23 Km 118,44% 25 Km 42,840 Km 171,36%
69. Cakupan Jalan Rusak yangdiperbaiki 5% 2,25% 45% 5% 0,39% 7,8%
Tabel 3.114Status Jalan dan Panjang Jalan yang diperbaiki/ditingkatkan
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
No Keadaan
Status Jalan Perbaikan/Peningkatan
JalanJalan Negara
(KM)Jalan Provinsi
(KM)Jalan Kab/Kota
(KM)2015 2016 2015 2016 2015 2016 (KM)
1 Jenis Permukaana. Diaspal 63,70 63,70 10,12 10,12 249,877 258,421 8,544b. Kerikil 15,57 15,57 421,914 456,21 34,296c. Tanah 2,20 2,20 99,673 56,833 -42,840d. Tidak dirinci
Jumlah 63,70 63,70 27,89 27,89 771,464 771,4642 Kondisi Jalan
a. Baik 63,70 63,70 14,29 14,29 249,877 258,421 8,544b. Sedang 5,72 5,72 261,681 261,681 .0c. Rusak 6,76 6,76 160,233 194,529 34,296d. Rusak Berat 1,12 1,12 99,673 56,833 -42,840
Jumlah 63,70 63,70 27,89 27,89 771,464 771,4643 Kelas Jalan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
185
No Keadaan
Status Jalan Perbaikan/Peningkatan
JalanJalan Negara
(KM)Jalan Provinsi
(KM)Jalan Kab/Kota
(KM)2015 2016 2015 2016 2015 2016 (KM)
a. Kelas .Ib. Kelas. IIc. Kelas.IIId. Kelas. A 63,70 63,70e. Kelas. B 249,877 258,421 8,544f. Kelas. C 27,89 27,89 421,914 456,21 34,296g. Kelas Tidak dirinci 99,673 56,833 -42,840
Jumlah 63,70 63,70 27,89 27,89 771,464 771,464Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Barat Daya, 2016
Berdasarkan data dari dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2016,
jelas terlihat sebagaimana tabel 3.111, diatas belum menggambarkan jumlah keseluruhan
panjang jalan di Kabupaten Aceh Barat Daya. Data tersebut merupakan data terbaru hasil survei
GIS yang sampai saat penyusunan LAKIP 2016 masih dalam tahap pengkuran sehingga masih
banyak jalan - jalan baru dipedesaan yang belum terukur dan terpetakan secara keseluruhan.
Tahun 2016 terjadi.
Hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan indikator ini adalah : keterbatasan
anggaran, kegagalan dalam pelaksanaan kontrak dan pembangunan jalan yang ada masih
terfokus pada pembangunan jalan jangka pendek semata. Pemecahan masalah dapat dilakukan
dengan cara pencarian dana bantuan oleh pemerintah daerah kepada pihak - pihak swasta
sehingga pembangunan jalan yang sangat diperlukan demi kemajuan daerah tidak menjadi
beban anggaran APBK saja, mengurangi resiko kegagalan kontrak melalui spesifikasi lelang,
penilaian dan proses seleksi yang baik serta merubah cara pandang perencanaan dengan mulai
memfokuskan kepada pembangunan jalan untuk jangka panjang yang sifatnya berkelanjutan
Panjang jalan baru yang terbangun sebagaimana termaktub pada indikator pada misi 7
merupakan peningkatan badan jalan dengan total panjang 42,840 km. Berdasarkan target di
dokumen perjanjian kinerja 25km dapat terealisasi sepanjang 42, 840 Km ( 8,544 Km Jalan
Kerikil menjadi Aspal dan 34,296 merupakan peningkatan jalan tanah menjadi kerikil) dengan
persentase capaian 171,36% dan berkategori “SANGAT BAIK”.
Untuk jalan rusak yang diperbaiki adalah sepanjang 8,544 Km dari target yang direncakan pada
awal tahun sebesar 5% dari total panjang jalan rusak yaitu 42, 840 Km atau 2.142 Km.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
186
Berdasarkan target dan capai tersebut maka diperoleh angka realisasi sebesar 0.39% ( 8,544
Km dibagi 2.142 Km , 5% dari total jalan rusak). Persentase capaian jalan rusak ini adalah
hanya 7,8% dengan kategori “KURANG”.
Tabel 3.115Perbandingan Target, Realisasi dan CapaianIndikator Jembatan Baru yang Terbangun
Pada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 7Mengembangkan Wawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana Dan Sarana Untuk Mempercepat TumbuhnyaIklim Investasi Yang KondusifSasaran Strategis. 14Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Daerah
70 Jembatan Baru yangterbangun 21 Unit 2 Unit 23% 5 Unit 4Unit 80%
Tuntutan masyarakat akan layanan transportasi semakin meningkat terus sebagai akibat
langsung dari mobilitas manusia dan barang yang meningkat hari demi hari, efektivitas layanan
trasnportasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. Selain
jalan, jembatan juga memegang peranan sangat penting sebagai faktor penghubung dari suatu
daerah ke daerah lainnya. Di Kabupaten Aceh Barat Daya, tahun 2016 terdapat 5 (lima) lokasi
jembatan yang dibangun yaitu :
a) Pembangunan Jembatan Suneulop Padang Bak Reng (DAK)
b) Pembangunan Jembatan Jalan Baru Dsn.I, Gp. Keude Siblah, Kec. Blangpidie;
c) Pembangunan Jembatan Krueng Teukuh; (tidak selesai)
d) Pembangunan Jembatan Rangka Baja Suak Keutapang Kec. Kuala Batee (Otsus)
e) Pembangunan Jembatan Rangka Baja Tengah - Meurandeh (Otsus)
Dari ke 5 (lima) jembatan tersebut hanya bisa terselesaikan 4 (empat) jembatan saja
dikarenakan faktor alam, yaitu bencana banjir dikarenakan meluapnya Sungai Krueng Teukuh.
Jembatan yang tidak dapat dilanjutkan pembangunannyan adalah Jembatan Krueng Teukuh.
Dengan tidak selesainya 1 (satu) unit jembatan, maka nilai pencapaian adalah 80% dengan
kategori (BAIK)
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
187
Tabel 3.116Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Jumlah Pasar Tradisional dan Modern yang TerbangunPada Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
INDIKATOR KINERJATAHUN 2015 TAHUN 2016
TARGET REALISASI CAPAIAN(%) TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)Misi. 7Mengembangkan Wawasan Strategis Melalui Peningkatan Prasarana Dan Sarana Untuk Mempercepat TumbuhnyaIklim Investasi Yang KondusifSasaran Strategis. 14Terciptanya Pusat - Pusat Pertumbuhan
71Jumlah Pasar Tradisionaldan Modern yangTerbangun
5 Unit 5 Unit 100% 5 Unit 7 Unit 140%
Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian pasar berkaitan dengan kegiatannya, bukan tempatnya.
Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi jual dan beli dengan mengkedepankan 3
fungsi utama yaitu : fungsi distribusi. pembentukan harga dan promosi. Di Kabupaten Aceh
Barat Daya pasar yang ada hingga saat ini masih berbentuk pasar tradisional yang mana pembeli
masih dilayani langsung oleh penjual sehingga masih memungkinkan terjadinya proses tawar
menawar. Paradigma pasar tradisional sebagai pasar yang kumuh, kotor, semrawut dan bau
masih melekat, sampai saat ini hanya pasar tersebut yang ada dan tersedia di Kabupaten Aceh
Barat Daya itupun masih bersifat pasar lokal yang ada di masing - masing kecamatan/desa.
Meskipun telah ada pembangunan sejumlah pasar oleh pemerintah daerah, tapi masih
bersifat pasar tradisional dan Lokal. Pemerintah daerah juga telah berusahan menaikan citra
pasar tradisional dengan cara merevitalisasi sejumlah pasar. Namun sangat disayangkan
revatilisai yang ada hanya sebatas perbaikan fisik pasar itu sendiri tanpa mengembangkan
organisasi pengelola dan pembinaan manajemen pasar tradisional. Adapun pembangunan pasar
dan revitalisasi dalam kurun waktu 2015 - 2016 adalah :
Tabel 3.117Perbandingan Pembangunan dan Revitalisasi PasarDi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 - 2016
NoPembangunan dan Revitalisasi Pasar
Tahun 2015Pembangunan dan Revitalisasi Pasar
Tahun 2016Pembangunan Revitalisasi Pembangunan Revitalisasi
1 Kios PasarTradisionalLokasi :Tanjung BungaKecataman
Pasar IkanLokasi :Tanjung BungaKecamatanTangan-tangan
Pasar BandesLokasi :Keude ManggengKecamatan Manggeng
Pasar JeumpaLokasi :Kecamatan Jeumpa
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
188
NoPembangunan dan Revitalisasi Pasar
Tahun 2015Pembangunan dan Revitalisasi Pasar
Tahun 2016Pembangunan Revitalisasi Pembangunan Revitalisasi
Tangan-tangan2 Pasar Ikan di pasar
setia JayaLokasi :Kecamatan Setia
Pasar BabahrotLokasi :Kecamatan Babahrot
Pasar LamaLokasi :Keude ManggengKecamatan Manggeng
Pasar RakyatLokasi :Desa Cot Ba’uKecamatan LembahSabil
3 Pasar Kedai ManggengLokasi :Kecamatan Manggeng
Pasar RakyatLokasi :SangkalanKecamatan Susoh
Pasar RakyatLokasi :Tanjung BungaKecamatan Tangan -tangan
4 Pasar Rakyat/PasarIkan Kuta TinggiLokasi :Kecamatan Blangpidie
Jelas terlihat terjadi peningkatan dalam hal pembangunan dan revatalitasi pasar dari tahun
2015. Kendala dalam melaksanakan pembangunan dan revatalisasi pasar ini adalah pada
umumnya penyediaan lahan/lokasi pembangunan pasar yang terkadang tidak sesuai dengan
tempat yang diingkan oleh masyarakat dan pedagang. Sehingga tidak jarang pasar yang telah
terbangun tidak ditempati oleh para pedagang sebagai pelaku pasar. Para pedagang lebih
memilih menempati pasar lama dengan alasan sepinya pembeli jika mereka menempati pasar
yang telah disediakan. Akibatnya masih ada beberapa pasar yang terbangun menjadi
terbengkalai tanpa ada yang melakukan usaha jual beli.
Solusi yang bisa diusahakan adalah mensosialisasikan kepada masyarakat dan pedagang
tentang manfaat dari pasar yang telah terbangun meskipun hal tersebut terkadang tidak
membuahkan hasil, relokasi pasar baru masih sangat sulit dilakukan hingga saat ini.
Dengan adanya penambahan pasar dan revitalisasi, diharapkan perekonomian
masyarakat lebih baik karena adanya wadah tempat mereka melakukan transaksi perdagangan
yang nyaman dan aman sebagaimana yang diharapkan dari indikator ini.
Target indikator ini dapat tercapai dengan sangat baik. target 5 pasar dapat tercapai
hingga 7 pasar yang bersumberkan kepada dana APBK. Capain indikator kinerja tahun ini
adalah 140% dengan kriteria capaain “SANGAT BAIK”.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
189
3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target RPJMK
Untuk mengetahui keberhasilan kinerja pemerintah, salah satu tolah ukur dan acuannya
adalah RPJMK daerah tersebut, karena RPJMK merupakan suatu dokumen perencanaan yang
sangat penting artinya untuk menentukan arah pembangunan suatu daerah dalam hal ini
Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada perjanjian kinerja tahun 2016 terdapat beberapa indikator
kinerja yang dapat diperbandingkan, Hal ini dapat terlihat pada tabel 3.115 dibawah ini :
Target 3.118Perbandingan Realisasi PK 2016 terhadap Target RPJMD/RPJMK 2016
Kabupaten Aceh Barat Daya
NoSASARANSTRATEGISKABUPATEN
INDIKATOR KINERJA REALISASI2016
TARGETRPJMK
2016
1. Perbaikan tatakelolapemerintahan yangefektif dan efisien
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPDyg telah ditetapkan dgn PERDA (Qanun)
1.0 Dokumen 1.0 Dokumen
Tersedianya Dokumen PerencanaanRPJMD yg telah ditetapkan dgnPERDA/PERKADA (Qanun)
1.0 Dokumen 1.0 Dokumen
Tersedianya Dokumen PerencanaanRKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA(Perbup)
1.0 Dokumen 1.0 Dokumen
% Penjabaran Program RPJMD kedalamRKPD
66,08% 60%
Tersedianya Buku “Kabupaten DalamAngka “
Ada Ada
Tersedianya Buku “PDRB Kabupaten” Ada Ada
2. Meningkatnya kinerjadan pelayanan kepadamasyarakat
Persentase Penduduk yang telah memilikie-KTP
109.578 Jiwa 147.023 Jiwa
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(Ketertiban, keterntraman, Keindahan) dikabupaten
100% 95%
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 3 Kecamatan 9 Kecamatan
4. Meningkatnyaproduktivitasperekonomian rakyat
Cakupan Koperasi Aktif (%) 0,25 0,90
Produktivitas Padi Per Hektare 7,6 Ton 6.05 Ton
5. Meningkatkan kualitaspenyelenggaraan
% Angka Melek Huruf 99,28 99,94
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
190
NoSASARANSTRATEGISKABUPATEN
INDIKATOR KINERJA REALISASI2016
TARGETRPJMK
2016
pendidikan
% Angka Kelulusan SD/MI 99,91 98.94
% Angka Kelulusan SMP/MTS 100 79.62
% Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 99,80 56.70
6. Meningkatkan kualitaspelayanan dan derajatkesehatan masyarakat
Rasio Posyandu per satuan Balita 1,49/100 Balita 2,5/100 balita
Cakupan desa/kelurahan Universal ChildImmunization
74,2 80
Cakupan balita gizi buruk mendapatperawatan
100% 90%
Adapun masing - masing penjelasan dari indikator - indikator diatas khususnya untuk
indikator yang mengalami kenaikan penurunan realiasi adalah :
a) Persentase Penjabaran Program RPJMD/RPJMK kedalam RKPD/RKPD
mengalami kenaikan dibandingkan target RPJMK 60%. Realisasi capaian program
yang terealisasi dari 345 program dalam RPJMD/RPJMK (245 program). Terjadi
peningkatan 6,6% dibandingkan dengan target yang telah ditentukan dalam
RPJMD/RPJMK 2012 - 2017;
b) Tidak tercapainya target RPJMD/RPJMK terhadap Indikator Persentase Penduduk
yang telah memiliki e-KTP. Capaian tahun 2016 hanya 109.578 Jiwa. Kendala tidak
tercapainya target RPJMD/RPJMK ini lebih bersifat teknis yaitu habisnya blangko
e-KTP elektronik atau rusaknya sarana alat perekam e-KTP itu sendiri. Persentase
capaian terhadap target RPJMD/RPJMK adalah 74,53% ( target RPJMD/RPJMK
sebesar 147.023 jiwa penduduk);
c) Indikator Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, keterntraman,
Keindahan) di kabupaten dapat terselesaikan 100% dan meningkat 5% dari target
RPJMD/RPJMK. Penyelesaian yang dilakukan dalam kurun waktu tahun 2016 lebih
dititik beratkan kepada Taraf Pembinaan terhadap pelaku pelanggaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan baik dikarenakan adanya kerja sama dan koordinasi yang baik
antara petugas SATPOL PP dengan Tokoh agama dan adat;
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
191
d) Hingga tahun 2016, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya telah
mendirikan 3 pos pemadam kebarakan yaitu di Kec. Krueng Batee, Blangpidie dan
Manggeng. Target Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran yang tidak dapat
tercapai untuk 9 (sembilan) kecamatan disiasati oleh pemerintah daerah dengan
membagi armada pemadam kebakaran dan menempatkan pos pemadam di tempat
strategis, yaitu dipertengahan antar kecamatan - kecamatan terdekat sehingga jika
terjadi bencana kecepatan dan pelayanan terhadap kebakaran dapat maksimal.
Persentase capain indikator adalah 33,33%
e) Terjadi penurunan yang sangat signifikan terhadap capaian indikator cakupan
koperasi aktif, hal ini dikarenakan para pelaku koperasi tidak pernah melaksanakan
rapat ADRT selama 3 (tiga) Tahun berturut -turut. Rendahnya kesadaran dan
kurangnya SDM yang mampu mengelola koperasi menjadi faktor utama
kemunduran koperasi di Kabupaten Aceh Barat Daya. Target RPJMD/RPJMK
0,90% hanya dapat tercapai sebesar 0,25% atau 0,27% dari target yang telah
ditetapkan.
f) Ikon Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai “Bumi Breuh Sigupai” dapat dibuktikan
oleh pemerintah daerah dengan hasil pertanian khusus padi yang dapat melebihi
target nasional yaitu 6,5 ton/ha. Tahun 2016 hasil pertanian padi Kabupaten Aceh
Barat Daya mencapai 7,6 Ton atau lebih 1,55Ton/ha dari target RPJMD/RPJMK
yang telah ditetapkan sebesar 6,05 Ton/Ha. Hal ini dapat tercapai berkat adanya
karena pola tanam serentak, bantuan bibit unggul oleh pemerintah daerah dan
pemberdayaan Alsintan bagi petani serta semakin baiknya pengairan yang ada baik
dari sarana dan prasarananya maupun tatakelola pengairan itu sendir. Persentase
capaian terhadap target RPJMD/RPJMK adalah 125%.
g) Penurunan terhadap AMH jika dibandingkan dengan target RPJMD/RPJMK
dikarenakan banyak anak - anak usia 15 tahun keatas, khususnya di pedesaan tidak
melanjutkan pendidikannya dengan alasan faktor ekonomi atau melakukan
pernikahan muda bagi anak perempuan. Penyebab lain turunnya AMH Kabupaten
Aceh Barat Daya dikarenakan banyaknya anak - anak usia 15 tahun keatas yang
melanjutkan pendidikan keluar kabupaten guna mendapatkan pendidikan yang lebih
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
192
baik. 99,29% adalah angka persentase capaian indikator ini ( dari 99,94 turun
menjadi 99,94.
h) Angka kelulusan Kabupaten aceh barat daya tahun 2016 untuk setiap jenjang
pendidikan sangat memuaskan. Semua jenjang pendidikan dapat melampaui target
RPJMD/RPJMK yang telah ditetapkan. Jenjang Pendidikan SD/MI naik 100,98%
(dari 98,94% menjadi 99,91%), SMP/MTS naik 125,59% (dari 79,62% menjadi
100%) dan SMA/MA/SMK naik 176,01% (dari 56,70% menjadi 9,80%).
i) Masih kurangnya jumlah posyandu jika dibandingkan dengan jumlah bayi dan
balita yang ada. Tahun 2016 rasio capaian posyandu adalah 1,49/100 balita. Target
2,5/100 balita tidak dapat tercapai. Persentase capaian 59.6%.
j) Jumlah desa UCI dikabupaten aceh barat daya pada saat ini adalah 96 desa. Tidak
tercapainya target RPJMD/RPJMK dikarenakan adanya penambahan Desa Definitif
20 buah desa, sehingga jumlah desa pada saat ini adalah 152 desa.
k) Target 90% untuk cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan dapat tercapai
dengan baik yaitu 100% persentase capaian adalah 111,11%. seluruh penderita gizi
buruk dapat terdata dan terawat secara keseluruhan.
3.5. Realisasi Anggaran
3.5.1. Akuntabilitas Keuangan
3.5.1. Realisasi Anggaran Program Pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dalam perjanjian kinerja yang telah diperjanjikan pada tahun 2016, terdapat besaran
anggaran yang melekat pada program - program yang mendukung terlaksananya indikator yang
telah diperjanjikan. Program tersebut terakomodir di beberapa SKPK penanggung jawab dengan
realisasi anggaran sebagai berikut :
Tabel 3.119Realisasi Anggaran Program Pada Perjanjian Kinerja
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
1Program peningkatanpengembangan sistempelaporan capaian
627,350,000.00 542,582,300.00 380,326,650.00 162,255,650.00 70.10% SETDAKAB
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
193
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
kinerja dan keuangan
2 Program pengembangandata/informasi
187,000,000.00 296,000,000.00 279,512,500.00 16,487,500.00 94.43% BAPPEDA
3
Program PerencanaanPengembangan WilayahStrategis dan CepatTumbuh
65,000,000.00 53,500,000.00 47,715,650.00 5,784,350.00 89.19% BAPPEDA
4 Program peningkatankapasitas kelembagaanperencanaanpembangunan daerah
26,000,000.00 26,000,000.00 20,860,900.00 5,139,100.00 80.23% BAPPEDA
5 Program perencanaanpembangunan daerah
897,100,000.00 1,005,937,000.00 963,258,450.00 42,678,550.00 95.76% BAPPEDA
6 Program perencanaanpembangunan ekonomi
120,000,000.00 134,000,000.00 130,096,850.00 3,903,150.00 97.09% BAPPEDA
7 Program Pembinaan danPemasyarakatan OlahRaga
2,704,451,000.00 2,639,451,000.00 2,454,963,677.00 184,487,323.00 93.01% DISBUDPORA
8 Program PenataanAdministrasiKependudukan
258,708,700.00 269,960,700.00 248,113,753.00 21,846,947.00 91.91% DISDUKCAPIL
9 Program KeluargaBerencana
2,291,100,500.00 2,119,966,500.00 2,068,440,965.00 51,525,535.00 97.57% BPMPPKS
10 Program PelayananKontrasepsi
30,250,000.00 - - - 0.00% BPMPPKS
11 Program pemberdayaanpenyuluhpertanian/perkebunananlapangan
181,293,200.00 176,959,300.00 176,959,300.00 - 100.00% BP4K
12 Program Pengembangandan PeningkatanPenyuluhan
705,560,000.00 720,560,000.00 632,400,500.00 88,159,500.00 87.77% BP4K
13 Program peningkatankeamanan dankenyamanan lingkungan
30,000,000.00 28,854,500.00 28,854,500.00 - 100.00% KESBANGPOL
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
194
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
14 Program pemberdayaanmasyarakat untukmenjaga ketertiban dankeamanan
436,843,000.00 396,843,000.00 240,312,000.00 156,531,000.00 60.56% KESBANGPOL
15 Program pemeliharaankantrantibmas danpencegahan tindakcriminal
435,000,000.00 755,000,000.00 740,039,669.00 14,960,331.00 98.02% SATPOL PP
16 Programpenanggulanganbencana
732,597,690.00 732,597,690.00 701,933,250.00 30,664,440.00 95.81% BPBK
17 Program tanggapdarurat sarana danprasarana
699,588,980.00 557,588,980.00 323,891,300.00 233,697,680.00 58.09% BPBK
18 Program rekontruksisarana dan prasaranaumum
19,201,485,000.00 19,198,486,500.00 19,180,165,700.00 18,320,800.00 99.90% PU
19 Program bantuan masapanik dan pengumpulandana sosial
117,860,000.00 117,860,000.00 111,820,300.00 6,039,700.00 94.88% BPBK
20 Program peningktansistem pengawasaninternal danpengendalianpelaksanaan kebijakanKDH
871,590,700.00 530,590,200.00 528,232,000.00 2,358,200.00 99.56% Inspektorat
21 Program penataan danpenyempurnaankebijakan sistem danprosedur pengawasan
20,050,000.00 20,050,000.00 19,665,000.00 385,000.00 98.08% Inspektorat
22 Program peningkatanprofesionalisme tenagapemeriksa dan aparaturpengawasan
92,000,000.00 201,520,000.00 201,059,000.00 461,000.00 99.77% Inspektorat
23 Program optimalisasipemanfaatan teknologiinformasi
764,350,000.00 901,220,000.00 830,544,173.00 70,675,827.00 92.16% SETDAKAB
24 Program kerjasamainformasi dan mass
1,670,724,000.00 247,200,000.00 238,488,300.00 8,711,700.00 96.48% DISHUB
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
195
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
media
25 Program penataaperaturan perundang –undangan
375,000,000.00 418,000,000.00 287,997,500.00 130,002,500.00 68.90% SETDAKAB
26 Program bina hukumSyari’at Islam
114,000,000.00 112,523,519.00 112,523,519.00 - 100.00% Dinas SyariatIslam
27 Program pengembangansumber daya Syari’atIslam
3,375,690,000.00 4,220,690,000.00 3,253,064,750.00 967,625,250.00 77.07% Dinas SyariatIslam
28 Program peningkatanmutu pendidik dantenaga kependidikan
2,536,573,000.00 2,535,688,000.00 2,534,857,000.00 831,000.00 99.97% Badan Dayah
29 Program pembangunansarana dan prasaranadayah
4,950,000,000.00 5,100,300,000.00 4,452,500,600.00 647,799,400.00 87.30% Badan Dayah
30 Program pembinaanlembaga sosial dankeagamaan
55,700,000.00 17,125,000.00 16,020,000.00 1,105,000.00 93.55% Badan Dayah
31 Program pemberdayaanekonomi masyarakat
2,156,064,289.00 3,000,000,000.00 1,855,462,250.00 1,144,537,750.00 61.85% Baitul Mal
32 Program peningkatankualitas kelembagaankoperasi
32,500,000.00 32,500,000.00 32,394,450.00 105,550.00 99.68% Dinas Koperasidan UKM
33 Program peningkatanketahanan pangan(pertanian/perkebunan)
1,023,270,000.00 480,406,644.00 270,716,163.00 209,690,481.00 56.35% Dinas Pertaniandan Perkebunan
34 Program peningkatanpenerapan teknologipertanian/perkebunan
9,062,053,700.00 8,645,381,422.00 7,450,713,100.00 1,194,668,322.00 86.18% Dinas Pertaniandan Perkebunan
35 Pogram pengembanganbudidaya perikanan
1,334,856,800.00 1,133,600,000.00 1,092,494,750.00 41,105,250.00 96.37% Dinas Perikanandan Kelautan
36 Program pengembangansistem penyuluhperikanan
40,972,000.00 40,972,000.00 38,732,000.00 2,240,000.00 94.53% Dinas Perikanandan Kelautan
37 Program pemberdayaanmasyarakat dalam
231,419,000.00 231,419,000.00 208,792,500.00 22,626,500.00 90.22% Dinas Perikanan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
196
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
pengawasan danpengendaliansumberdaya kelautan
dan Kelautan
38 Program Optimalisasipengelolaan danpemasaran produksiperikanan
1,030,000,000.00 1,305,800,000.00 1,274,551,765.00 31,248,235.00 97.61% Dinas Perikanandan Kelautan
39 Program perencanaan,pembangunan danpengembanganperikanan
3,105,696,000.00 2,871,697,000.00 2,031,480,500.00 840,216,500.00 70.74% Dinas Perikanandan Kelautan
40 Program peningkatankualitas, produktivitasdan pemagangan tenagakerja
246,400,000.00 246,400,000.00 245,378,200.00 1,021,800.00 99.59% Dinas Sosial danTenaga Kerja
41 Program pelayanan danrehabilitasikesejahteraan sosial
1,371,720,000.00 2,564,537,000.00 2,548,239,750.00 16,297,250.00 99.36% BPMPPKS
42 Program PengembanganPerikanan Tangkap
8,684,390,000.00 8,725,587,880.00 6,978,964,450.00 1,746,623,430.00 79.98% Dinas Perikanandan Kelautan
43 Program pengembangandan pengelolaanjaringan irigasi, rawadan jaringan pengairanlainnya
13,208,381,560.00 34,309,574,918.00 25,997,972,242.00 8,311,602,676.00 75.77% Dinas PU
44 Program kerjasamapembangunan
197,750,000.00 197,750,000.00 148,488,591.00 49,261,409.00 75.09% BAPPEDA
45 Program pendidikankedinasan
96,636,000.00 66,375,000.00 66,375,000.00 - 100.00% BKPP
46 Program pembinaan danpengembangan aparatur
861,765,100.00 633,300,000.00 581,154,600.00 52,145,400.00 91.77%
47 Program pendidikananak usia dini
3,374,100,475.00 3,588,449,475.00 3,567,294,000.00 21,155,475.00 99.41% Dinas Pendidikan
48 Program wajib belajapendidikan dasarSembilan tahun
20,392,049,525.00 20,399,832,605.00 17,389,587,700.00 3,010,244,905.00 85.24% Dinas Pendidikan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
197
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
49 Program pendidikanmenengah
6,105,097,795.00 6,094,305,795.00 4,589,244,350.00 1,505,061,445.00 75.30% Dinas Pendidikan
50 Program pendidikannon formal
130,000,000.00 125,255,000.00 125,255,000.00 - 100.00% Dinas Pendidikan
51 Program pendidikanluar biasa
115,000,000.00 115,000,000.00 96,000,000.00 19,000,000.00 83.48% Dinas Pendidikan
52 Program manajemenpelayanan pendidikan
776,387,500.00 579,730,000.00 545,678,550.00 34,051,450.00 94.13% Dinas Pendidikan
53 Program peningkatanmutu pendidikan dansumber daya manusia
10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 - 100.00% Dinas Pendidikan
54 Program obat danperbekalan kesehatan
4,035,000,000.00 4,035,000,000.00 3,515,588,133.00 519,411,867.00 87.13% Dinas Kesehatan
55 Program upayakesehatan masyarakat
40,000,000.00 3,525,790,000.00 2,726,707,101.00 799,082,899.00 77.34% Dinas Kesehatan
56 Program pengawasanobat dan makanan
40,000,000.00 - - - 0.00% Dinas Kesehatan
57 Program promosikesehatan danpemberdayaanmasyarakat
40,000,000.00 40,000,000.00 31,547,000.00 8,453,000.00 78.87% Dinas Kesehatan
58 Program perbaikan gizimasyarakat
770,000,000.00 713,601,000.00 694,758,500.00 18,842,500.00 97.36% Dinas Kesehatan
59 Program pencegahandan penanggulanganpenyakit menular
218,000,000.00 236,000,000.00 188,949,724.00 47,050,276.00 80.06% Dinas Kesehatan
60 Program pengadaan,peningkatan danperbaikan sarana danprasaranapuskesmaas/puskesmaspembantu danjaringannya
28,783,725,000.00 27,793,706,000.00 22,558,337,193.00 5,235,368,807.00 81.16% Dinas Kesehatan
61 Program kemitraanpeningkatan pelayanankesehatan
8,585,000,000.00 12,020,341,000.00 10,255,500,414.00 1,764,840,586.00 85.32% Dinas Kesehatan
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
198
No Program Anggaran APBK-P Realiasasi SisaPersenta
seCapaian
SKPKPenanggung
Jawab
62 Program regulasilayanan kesehatan
10,000,000.00 - - - 0.00% Dinas Kesehatan
63 Program PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan
1,920,340,000.00 1,725,729,000.00 1,132,779,410.00 592,949,590.00 65.64% BLHKP
64 Program perlindungandan konservasi sumberdaya alam
609,931,000.00 608,181,000.00 596,083,500.00 12,097,500.00 98.01% BLHKP
65 Program peningkatankapasitas sumber dayaaparatur
75,000,000.00 200,000,000.00 142,301,500.00 57,698,500.00 71.15%
66 Program peningkatandan pengembaganpengelolaan keuangandaerah
403,873,223.00 2,095,800,000.00 1,818,662,708.00 277,137,292.00 86.78% DPKKK
Jumlah 163,690,244,737.00 192,469,075,928.00 162,010,802,850.00 30,458,273,078.00 83.92%
Belanja daerah berdasarkan PK tahun 2016 sebesar Rp192.469.075.928,00, - dengan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp30.458.273.078,00- atau 16,08%. Terjadinya
SiLPA dikarenakan ada beberapa program yang tidak terlaksana yang anggarannya dialihkan ke
program lain saat penggaran APBK-P. Realisasi yang tercapai berdasarkan anggaran PK
tahun 2016 adalah Rp162.010.802.850,00- atau 83,92%.
3.5.2. Akuntabilitas Keuangan
Akuntabilitas keuangan Kabupaten Aceh Barat Daya dapat digambarkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2016. Realisasi
Pendapatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016 sebesar Rp1.030.356.622.145,49 atau
95,16% dari Anggarannya sebesar Rp1.082.722.715.309,55 dan Realisasi Belanja sebesar
Rp1.104.567.548.238,00 atau 90,21% dari Anggaran sebesar Rp1.224.428.806.902,32
sehingga pada tahun 2016 anggaran APBD Kabupaten Aceh Barat Daya defisit sebesar
Rp74.210.926.092,51. Realisasi pembiayaan daerah dari sisi penerimaan daerah pada tahun
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
199
2016 sebesar Rp141.706.091.592,77 yang merupakan rincian dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) tahun lalu.
Realisasi pendapatan daerah sebesar Rp1.030.356.622.145,49 dari jumlah tersebut
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Barat Daya memberikan kontribusi sebesar
Rp80.496.800.923,49 terhadap total pendapatan daerah. Realisasi PAD ini belum mencapai
target yang telah direncanakan sebelumnya yaitu sebesar Rp 84.878.685.018,00.
Realisasi belanja daerah pada tahun 2016 sebesar Rp1.104.567.548.238,00 yang
bermakna Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya berhasil melakukan penghematan sebesar
Rp119.861.258.664,32 dari yang direncanakan sebesar Rp122.442.880.6902,32.
3.5.2. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Target pendapatan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor...Tahun 2016
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kabupaten Aceh Barat
Daya Tahun Anggaran 2016, secara keseluruhan dapat direalisasikan sebesar
Rp1.030.356.622.145,49 atau 95,16% dari Anggarannya sebesar Rp1.082.722.715.309,55
dengan rincian capaian kinerja pendapatan berdasarkan jenis penerimaan sebagai berikut :
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat direalisasikan sebesar Rp80.496.800.923,49
atau 94,84% dari target yang ditetapkan sebesar Rp84.878.685.018,00. PAD
tersebut terdiri dari Penerimaan Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain PAD yang Sah;
b) Realisasi PAD melebihi target yang ditetapkan disebabkan hal sebagai berikut :
Dana Perimbangan dapat direalisasikan sebesar Rp735.978.021.965,00 atau 94,88%
dari target yang ditetapkan sebesar Rp775.667.696.850,00 Pendapatan Dana
Perimbangan, terdiri dari pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus, dan
c) Lain-lain Pendapatan yang Sah dapat direalisasikan sebesar Rp213.881.799.257,00
atau 96,27% dari target yang ditetapkan sebesar Rp222.176.333.441,55. Lain-lain
pendapatan daerah, terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus,
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
200
Tabel 3.120Target dan Realisasi Pendapatan DaerahKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
No UraianTarget APBK-P
(Rp) Realisasi %
I PENDAPATAN DAERAH 1.082.722.715.309,55 1.030.356.622.145,49 95,161.1 Pendapatan Asli Daerah 84.878.685.018,00 80.496.800.923,49 94,841.2 Dana Perimbangan 775.667.696.850,00 735.978.021.965,00 94,881.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 222.176.333.441,55. 213.881.799.257,00 96,27
Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2016 (per tanggal 23 Maret 2017)
Sementara itu, apabila diperhatikan berdasarkan proporsi dari realisasi masing-masing
komponen pendapatan daerah terhadap total realisasi pendapatan daerah sebagai berikut :
a) PAD proporsinya sebesar 7,81%;
b) Dana Perimbangan proporsinya sebesar 71,43%, dan
c) Lain-lain Pendapatan yang Sah proporsinya sebesar 20,76%.
Tabel 3.121Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
No Uraian Realisasi Proporsi(%)
I PENDAPATAN DAERAH Rp1.030.356.622.145,49
1.1 Pendapatan Asli Daerah Rp80.496.800.923,49 7,81%
1.2 Dana Perimbangan Rp735.978.021.965,00 71,43%
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp213.881.799.257,00 20,76%
Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2016 (per tanggal 23 Maret 2017)
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
201
Gambar 3.1Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
Selanjutnya, secara terperinci capaian kinerja dari masing-masing jenis pendapatan daerah
pada setiap komponen pendapatan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a) Hasil Pajak Daerah
Dari 10 jenis pajak daerah yang ada, secara keseluruhan dapat melampaui target yang
telah ditetapkan, yaitu Rp8.326.282.541,00 yang secara kumulatif terealisasi sebesar
104,08% atau Rp8.000.000.000,00. Total pencapaian realisasi pajak daerah tersebut
dikontribusikan oleh Pajak Hotel sebesar 0,96%, kemudian diikuti oleh Pajak Restoran
sebesar 13,38%, Pajak Hiburan sebesar 0,05%, Pajak Reklame sebesar 1,97%, Pajak
Penerangan Jalan sebesar 28,87%, Pajak Air Tanah sebesar 0,21%, Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan sebesar 43,09%, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan sebesar 6,55% dan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sebesar 4,93%. Rincian realisasi pada masing-masing komponen Pajak
Daerah disajikan pada tabel berikut ini:
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
202
Tabel 3.123Realisasi Komponen Pendapatan Pajak Daerah terhadap
Total Realisasi Pendapatan Pajak DaerahKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016No Uraian Realisasi Proporsi
PAJAK DAERAH 8.326.282.541
1 Pajak Hotel 79.867.800 0,96%
2 Pajak Restoran 1.114.008.578 13,38%
3 Pajak Hiburan 3.810.250 0,05%
4 Pajak Reklame 163.963.600 1,97%
5 Pajak Penerangan Jalan 2.403.440.143 28,87%
6 Pajak Air Tanah 17.665.017 0,21%
7 Pajak Sarang Burung Walet - 0,00%
8 Pajak Mineral Bukan Logam danBatuan 3.588.206.600 43,09%
9 Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan 545.130.122 6,55%
10 Bea Perolehan atas Tanah danBangunan (BPHTB) 410.190.431 4,93%
Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2016 (per tanggal 23 Maret 2017)
b) Retribusi Daerah
Jenis retribusi daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebanyak 16 jenis
retribusi. Sementara itu, apabila dikelompokkan berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan, jenis retribusi daerah dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
a) Retribusi Jasa Umum sebanyak 7 jenis;
b) Retribusi Jasa Usaha sebanyak 5 jenis, dan
c) Retribusi Perizinan Tertentu sebanyak 4 jenis.
Secara total, Retribusi Daerah dapat direalisasikan sebesar Rp 2.914.786.910,00
atau secara capaian sebesar 69,96% dari target yang ditetapkan sebesar Rp
4.166.192.000,00. Rincian realisasi pada masing-masing komponen Retribusi Daerah
disajikan pada tabel berikut ini :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
203
Tabel 3.124Realisasi Komponen Retribusi Daerah terhadap
Total Realisasi Retribusi Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016No Uraian Realisasi Proporsi
RETRIBUSI DAERAH 2.914.786.910,00
A Retribusi Jasa Umum 460.786.500,00 15,81%1 Retribusi Pelayanan Kesehatan Tempat Pelayanan
Kesehatan Lainnya yang Sejenis yang Dimilikidan/atau Dikelola oleh Pemda
1.328.000,00 0,05%
2 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 153.636.000,00 5,27%
3 Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum 43.660.000,00 1,50%
4 Retribusi Pelayanan Pasar – Pelataran 7.050.000,00 0,24%
5 Retribusi Pelayanan Pasar – Los 187.300.000,00 6,43%
6 Retribusi PKB - Mobil Penumpang – Minibus 9.170.550,00 0,31%
7 Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban – Truck 49.241.950,00 1,69%
8 Retribusi PKB - Kendaraan Bermotor yangDioperasikan di Air
9.400.000,00 0,32%
9 Pemanfaatan Ruang untuk Menara Telekomunikasi –LRA
0,00 0,00%
B Retribusi Jasa Usaha 2.114.019.910,00 72,53%
1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - PenyewaanTanah dan Bangunan
144.257.910,00 4,95%
2 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah – Ruangan 4.200.000,00 0,14%
3 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - KendaraanBermotor
326.942.000,00 11,22%
4 Retribusi Tempat Jasa Pelelangan serta FasilitasLainnya yang Disediakan di Tempat Pelelangan
27.120.000,00 0,93%
5 Retribusi Terminal - Fasilitas Lainnya di LingkunganTerminal
46.700.000,00 1,60%
6 Retribusi Tempat Khusus Parkir 35.000.000,00 1,20%
7 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 1.488.000.000,00 51,05%
8 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus 41.800.000,00 1,43%
C Retribusi Perizinan Tertentu 339.980.500,00 11,66%
1 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 41.522.500,00 1,42%
2 Retribusi Izin Gangguan tempat Usaha/Kegiatankepada Orang Pribadi
251.990.000,00 8,65%
3 Retribusi Izin Gangguan tempat Usaha/Kegiatankepada Badan
21.520.000,00 0,74%
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
204
No Uraian Realisasi Proporsi4 Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Orang
Pribadi10.656.000,00 0,37%
5 Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Badan 450.000,00 0,02%
6 Retribusi Pemberian Izin usaha Perikanan kepadaBadan
13.842.000,00 0,47%
7 Retribusi Izin Usaha Pertambangan 0,00 0,00%
Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2016 (per tanggal 23 Maret 2017)
c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Realisasi PAD dari komponen Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara
kumulatif adalah Rp1.417.802.001,00 atau 100,00% dari target yang telah ditetapkan
sebesar Rp1.417.802.001,05 yang bersumber dari Bagian Laba Atas Penyertaan Modal
Pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD.
d) Zakat
Realisasi dari zakat melebihi dari target sebesar Rp 2.878.148.762,00 atau 133% dari
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp 2.156.064.289,00.
e) Lain-Lain PAD yang Sah
Realisasi dari komponen Lain-lain PAD yang sah secara kumulatif adalah sebesar
Rp64.959.780.709,44 atau 93,96% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar
Rp69.138.626.728,00.
3.5.3. Pengelolaan Belanja Daerah
3.5.3.1. Target dan Realisasi Belanja
Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2016 tidak
terealisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yaitu mencapai 90,21%, atau yang
direncanakan sebesar Rp1.224.428.806.902,32 hanya terealisasi sebesar
Rp1.104.567.548.238,00 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
205
Tabel 3.125Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
No Uraian Target (APBK-P) Realisai Bertambah/Berkurang %
2 BELANJA 1.224.428.806.902,32 1.104.567.548.238,00 119.861.258.664,32 90,21%2.1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG517.607.294.776,32 499.809.260.592,00 17.798.034.184,32 96,56%
2.1.1 Belanja Pegawai 341.499.451.373,32 328.334.777.244,00 13.164.674.129,32 96,15%2.1.4 Belanja Hibah 22.914.000.000,00 22.839.911.873,00 74.088.127,00 99,68%2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 19.903.500.000,00 17.325.941.543,00 2.577.558.457,00 87,05%2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kotadan Pemerintah Desa
988.000.000,00 988.000.000,00 0,00 100,00%
2.1.7 Belanja BantuanKeuangan kepadaProvinsi/Kabupaten/Kotadan Pemerintahan Desa
128.270.483.403,00 128.270.483.403,00 0,00 100,00%
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.031.860.000,00 2.050.146.529,00 1.981.713.471,00 50,85%2.2 BELANJA LANGSUNG 706.821.512.126,00 604.758.287.646,00 102.063.224.480,00 85,56%
2.2.1 Belanja Pegawai 68.506.723.271,00 62.543.684.349,00 5.963.038.922,00 91,30%2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 187.937.768.510,00 164.517.848.935,00 23.419.919.575,00 87,54%2.2.3 Belanja Modal 450.377.020.345,00 377.696.754.362,00 72.680.265.983,00 83,86%Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2016 (per tanggal 23 Maret 2017)
Pada Tabel 3.120 dapat dilihat bahwa capaian kinerja anggaran belanja berdasarkan
jenis belanja adalah sebagai berikut :
a) Belanja Tidak Langsung terealisasi sebesar Rp499.809.260.592,00 atau 96,56%
dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu Rp517.607.294.776,32;
b) Belanja Langsung terealisasi sebesar Rp604.758.287.646,00 atau 85,56% dari
anggaran yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp706.821.512.126,00.
Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan komposisinya terhadap total realisasi belanja,
maka proporsi realisasi dari Belanja Tidak Langsung adalah 45,25%, sementara Belanja
Langsung sebesar 54,75% sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
206
Tabel 3.126Realisasi Komponen Belanja Daerah
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016No Uraian Realisai %
2 BELANJA 1.104.567.548.238,002 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 499.809.260.592,00 45,25%2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 328.334.777.244,00 29,73%2 . 1 . 4 Belanja Hibah 22.839.911.873,00 2,07%
2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 17.325.941.543,00 1,57%2 . 1 . 6 Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota danPemerintah Desa
988.000.000,00 0,09%
2 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepadaProvinsi/Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa
128.270.483.403,00 11,61%
2 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga 2.050.146.529,00 0,19%2 . 2 BELANJA LANGSUNG 604.758.287.646,00 54,75%2 . 2 . 1 Belanja Pegawai 62.543.684.349,00 5,66%2 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 164.517.848.935,00 14,89%2 . 2 . 3 Belanja Modal 377.696.754.362,00 34,19%
3.5.4. Pengelolaan Pembiayaan
Rencana Pembiayaan Daerah Defisit anggaran yang direncanakan pada Tahun Anggaran
2016, adalah sebesar Rp141.706.091.592,77 dan sampai dengan 31 Desember 2016 pembiyaan
daerah terserap 100,00% dari yang direncanakan. Komponen Pembiayaan Daerah terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) sebesar Rp141.706.091.592,77 dan
terealisasi 100,00%.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYALAKIP TAHUN 2016Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
207
BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam
penyelenggaraan pemerintahan secara otonomi di Kabupaten Aceh Barat Daya serta dalam
rangka pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya yang telah
ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD/RPJMK)
sesuai dengan Qanun Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD/RPJMK) Kabupaten Aceh Barat
Daya Tahun 2012-2017.
Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat Daya dalam menyelenggarakan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna
menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya
masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pemerintah Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya telah menyusun dokumen RPJMD/RPJMK
Periode Tahun 2012 - 2017 dan diharapkan lebih menyempurnakan implementasi akuntabilitas
khususnya penetapan sasaran strategis dan indikator kinerjanya yang dapat mengarahkan
pencapaian Visi Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2012 - 2017 yaitu
“ KABUPATEN ACEH BARAT DAYA YANG ISLAMI, SEJAHTERA, DAN MANDIRI
MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI DAERAH YANG BERBASIS KEARIFAN
LOKAL” .
Dengan penyempurnaan implementasi akuntabilitas ini, diharapkan dapat terwujud
transparansi, dan mendorong penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip good
governance dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya.
Rencana AksiAtas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
Sesuai Rekomendasi Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan(BPKP) Perwakilan AcehNo: LEV-0337/PW01/3/2016 Tanggal 6 September 2016
No. Rekomendasi Rencana Aksi Hasil Keterangan1. Memperbaiki Perencanaan Kinerja. 1. Merevisi RPJM periode 2012- 2017 Kabupaten
Aceh Barat Daya.2. Merevisi IKU Pemerintah Daerah dan MenyusunIKU SKPK
1. Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 11Tahun 2016 tentang perubahan atas QanunKabupaten Aceh Barat Daya Nomor 2 Tahun2014 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2012- 2017.
2. Peraturan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 14Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja UtamaPemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2012-2017
1.Program, Kegiatan dananggaran dimaksudtersedia dalam DPABappeda, Setdakab AcehBarat Daya Tahun 2016.
2. Tersusunnya IKU SKPKdan telah direvisinya IKUPemerintah Daerah yangditetapkan denganPeraturan Bupati.
2. Memperbaiki pengukuran kinerja 1.Menyempurnakan mekanisme pengumpulandata kinerja untuk masing-masing SKPK.
2.Mempublikasikan Indikator Kinerja Utamamasing- masing SKPK
1. adanya SOP Penyusunan LAKIP Kabupaten.2. Sudah Ditindaklanjuti (adanya IKU SKPK)
IKU Pemerintah Daerahdan IKU SKPK sudahdipublikasikan.
3. Memperbaiki Pelaporan Kinerja 1. Laporan Kinerja menyajikan informasi realisasicapaian tahun ini dengan relisasi capaian tahunsebelumnya
2. Laporan kinerja menyajikan informasi capaiantahun ini dengan target nasional.
Dalam LAKIP Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun2016 sudah menyajikan perbandingan capaianrealisasi tahun 2016 dan capaian realisasi tahun2015 target nasional
GUBERNUR ACEH
PIAGAM PENGHARGAAN NOMOR : 1 O/HARDtKDA-57/2016
MEMBERIKAN PENGHARGAAN KEPADA :
KAB. ACER BARAT DAYA SEBAGAI PEMENANG I
KATEGORI PENYELENGGARAAN UJiAN NASIONAL BERINTEGRITAS
DALAM RANGKA HARI PENDIDIKAN DAERAH (HARDIKDA) ACEH KE-57 TAHUN 2016 ._
•" •· ·
DI KABUPATEN PIDIE JAVA ... <·'":._...> .. .: . .. . / ' .,1, . \ ,
.; セ N anda@ A,fEH, 9 SEPTEMBER 2016
.f '. . セ@ gubセrnuraceh@ Ay
セセL GO@
I .
dr; ff :; ZAINI ABDULLAH
SERTIFIKAT ELIMINASI MALARIA Diberika n Kepada
KABUPATEN ACEH BARAY DAYA PROVINSI ACEH
12 November 2016
Menteri Kesehatan RI
Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(k)
wziOセN ᄋ@ セ ᄋᄋ@ |AOセ ᄋ@ ... セ ᄋ ᄋ ᄋ@ |QQセ Nᄋ@ セᄋᄋ@ |iOセ Nᄋ セ ᄋᄋ@ |QQセNᄋ@ セᄋᄋ@ |iOセNᄋセ ᄋᄋ@ |iOセNᄋセᄋᄋ@ |iOセ Nᄋ セ ᄋ ᄋ@ |iOセ@ .. セB@ |iOセ Nᄋ セ B@ |iOセ@ .. セ ᄋᄋ@ |iOセ@ .. セ ᄋ ᄋ@ |iOセ@ .. セ ᄋ ᄋ@ |QQセ N Z ᄋ@ セ B@ \I/ .·;" .. .. .. .. .. .. .. .. .. '• .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . ..
/ lj\ '·.. / It\ ··.. / It\ " ·. / It\ ··.. / It\ ".. / It\ ··. / It\ . ., / It\ " ., / It\ "., / It\ " ·. / It\ ··.. / It\ ··.. / It\ ··.. / It\ "· Z ᄋ セ@
- セ@
セ@ セ@ • セ@ Nomor Registrasi : 17008/MPK.D/KP /2017 セ@U K セ@ セ@- . ᄋセ@C2-_ Menteri Pendidikan dan k・「オセ。ケ。。ョ@ Republik Indonesia セ@セ@ member1kan Mセ@
セ@ セァセ@ セ@セ@ ᄋ セ@
セ@ sebagai Kabupaten Literasi Mitra USAIO PRIORITAS dengan Kategori Baik セ@
セ@ Jakarta, 20 Maret 2017 セ@(./) Lイ[ セ、ゥ、ゥォ。ョ@ dan Kebudayaan
セセ@\ Ole.
,, セ セ セ@ \ セ@
-< セ@ セB ᄋ |@
セᄋ N@ セ@ セセセ@ セセ@ セBG@ セ@ .. |⦅Iセ@ 7 ....
_ セ@ G|セ B@ '"00 ad11r Effendy 1
セ@
セFz エQセN ᄋᄋ@ セ ᄋ MN@ |iOセN ᄋᄋ@ 2Y3" · |iiセ@ ... セ ᄋ ᄋN@ |iOセO@ セ B ᄋ@ |iOセN B@ セ ᄋ MN@ |iOセ⦅NN@ &3"· |QQセNᄋ ᄋ@ 0(3··. |iOセᄋᄋᄋ@ 0(3·-. |iOセ ⦅NN@ &3"· キセN ᄋᄋ@ &3·-. |iOセᄋ ᄋᄋ@ &3"· |エOセᄋ ᄋᄋ@ &3··. |エOセᄋ ᄋᄋ@ セ ᄋ MN@ |iOセ ᄋᄋᄋ@ .... · •. . • •. .. .. .. .. . .. .• .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. •. .. •. .. .. .• •. ·. . I ,.· It\ ·., .. · It\ ·., .·· It\ "· .·· It\ ·. .·· lj\ ·.. .·· It\ ·.. ·" It\ ·.. .·· It\ "· ·" It\ ·.. .·· It\ ·.. .·· It\ ·.. ..· It\ ·.. .·· lj\ ·.. ..· lj\ · ...
- .... PEMERINT AH ACEH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
IゥゥNFMセ@ T qセ@ It 1.1..)hd Oiud セオイエセィ@ セセ@ 1H Lip HoAセ@ 1I114'0 Hャ ゥオョuョYセ@ ht ャャ Aセ TN@ C""1 I エZNj[[Zセ]ZZMM」イ@ •:: d
DAHDA ACElf • 23121
Nnmo1
S1f.11 L1111p1r:in l IJI
セ@
050/ 72c_,/Pfr'<\All (lD17 pエョエエョヲセ@
S::it 11 bl' r k.1s Pt·nwn.rnr, Anur,t'r.i h P J11r,ripta Nu\:i nturJ lAPN) mi:w.ikd i Provins1 Aci:h
DJndJ Aceh. 10 セャ[オ」エ@ 20)7 Junudtl Akh1r 1-138
Yang Terhormat. Dircktur Pemantauan. Evaluast dan Pcnr,cndaltan Pembangunan Daerah Kcmcntenan PPNlDappenas scbku Kctua Tim Pcbks;ma AP:\ 2017 dt·
JAKARTA
1. St'hubunr,:m dcngan tebh di!Jkukan Pcmbian Tahap I dan Tahap II
terh:icbp dokumcn Rcnc;ma Kcrj:i Pcmennt.:ih Daerah (RKPD)
KnbupJtcn clan Kata Tahun 2017 mcnuju Anugerah Pangnpta セオウ。ョエ。イ。@
Tahun 2017 di Tingkat Pusat. maka Pemerintah Aceh tclah menentukan
pcnilaian berdasarbn peringkat di Provins1 Aceh.
2. 13crdasarkan hasil pcni!Jian tersebut di atas, Pemerintah Aceh
melalui 13APPEDA mcnetapkan I (satu) kota dan 1 (satu) kabupaten
yaitu : KOTA LANGSA DAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA sebagill
kabuplten!kota yang mcwakili Pro\'insi Aceh di Tingkat Nas1on:tl da!am
scleksi pencrima Anugerah Pangripta Nusamara Tahun 2017.
3. Dcm1kian kami s;impJ1kan, atas perhatiannya diucapkan terima kas1h.
KEPAL.\ ba セ pereイ|caゥG|iセ@ PEi\tB.-\1'\Gill-JAN dZ|Nerahセ@
L W QLNNP セ@__. moNI .
..- MAR S. SI. DEA PEMBINA
NIP. 19770805 200312 I 005 ND. No. 127. l/6831TU/1Ili2017 Tgl. 61\taret 2017
I Mrnt-Jtt セ F エイ@ r..-r•-n r&NU\ r.- m l.l\CUn .1n Nutoru .. l't.&ppr1!.U . l Gub.m"' Al•h (nb..a•• hr .. 1w>. l »UM 。オセ@ Ou rd\ AC1'"h
·\rrh
Ayo k.tta Sukst:slurn PENAG 2017 Bonda Ac ch 6· 1 1 Mo1 2017
Piagam 'Pengbargaan Dewan Kerajinan Na.flional Daerah (DEKILAN.ASDA) .Aceh men11ampaikan penglwrgaan seti11ggi- ti11ggi11i1a kepada :
\(Aet, Af.ltl Faセaャ@ 1)AYA
Sebagai:
Pemenang Terbaik III Kategori Lomba Penilaian Produk Kerajinan Inovatif
pada kegiatan RAKERDA DEKlu\NASDA ACEI-1 dan Pameran Keraji11a11! .Maka11a11 unggulan se-.Aceh
1Jang diselenggaraka11 di Kabupalen Bener .Meriah tanggal 17s!d19 Oktober 2016
Banda Aceh. 19 Oktober 2016 Dewan Kerajinan Sw1io11ul
Daeruh .Aceh
セZOᆪ@Niazah A. Hamid
Piagam Penghargaan Dewan Kerajinan Nmnonal Daerah (DEKIL\NASD1\) .Aceh meni1ampaikan penghargaan seti11g1,ri- tinggim1a kepada :
kセFL@ A'I+" VaセaQG@ OAYA
Sebagai:
Pemenang Terbaik II Kategori Lomba Penilaian
Produk Makanan U nggulan
pada kegiatan RAKERDA DEKRAN.ASD1\ ACEH dan Pameran Keraji11a11!1"1aka11a11 unggulan se-Aceh
11ang diselenggarakan di Kabuputen Bener Merioh tanggal 17s!d19 Oktober 2016
Banda .Aceh. 19 Oktober 2016 Dewan Kerujinan Navional
DaerahAceh
Niazah A. Hamid
Piagam Pengbargaan Dewan Kerajfraan Nasionaf Daerah (DEKRAl\!1\SD1\) Aceh n1en11ampaikan penghargaan setinggi- Linggin11a kepada :
Desa Padang, Kee. M.anggeng, Kah. Aceh Barat Daya
'Kerajinan Kasab' Sebagai:
Pemenang Harapan I Kategori Lomba Penilaian dan
Pembinaan Desa Kerajinan
pad.a kegiatan Ri\KERDA dekャ セ | na sd a@ ACEH dan Pameran Kerajina11/Maka11an unggulan se- Acelt
11ang diselenggarakan di Kabupaten Bener Meriah tanggal 17sl d19 Oktober 2016
Banda .Aceh. 19 Oktoher 2016 Dewan Kerajinan Nu.4/ional
Daerah Aceh
Niazah 1\. Hamid
'Piagam 'Pengbargaan Dewan Kerajinan Nmrional Daerah (DEKRANASDJ\.) Aceh n1en11an1paikan penglwrgaan setinggi- tinggi1111a kepada :
セセヲI|jヲセQゥセ@ aGMエセ@ FセQGセ@ OAY4 ·
Sebagai:
Pemenang Terbaik I Kategori Lomba Penilaian Laporan Terbaik
Ketua Dekranasda Kabupaten/ Kota
pada kegiatan RAKERDA DEKRANASDA ACEI-1 dan Pameran Kerajinan/ Maka nan unggulan se-Acelt
11a11g diselenggarakan di Kabupalen Bener .Merialt tanggal 17s!d19 Oktober 2016
Banda Aceh. 19 Oktoher 2016 Dewan Kerajinan Nasional
DaerahAceh
」OGセ@Niazalt A. Hamid
Piagam Penghargaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKlli\.NASDA) Aceh n1en1Jampaikan penghargaan setinggi-tinggim1a kepada :
Kabupaten Aceh Barat Daya
Nama Ketua Dekranasda Kah. Aceh Barat Daya :
Y enni Elfiza
Kategori Lomba Penilaian Ketua Dekranasda
Pembina Kerajinan Terbaik
pada kegiatan RA.KERDA dekャャゥ|NnNasdセiM|N@ ACEH dan Pm11eran Kerajinan/ 1'1akanan unggulan se-Aceh
11ang diselenggarakan di Kahupaten Bener .Meriah tanggal 17sl d19 Oktoher 2016
Banda .Aceh.19 Oktober 20l<i Dewan Kerajinan Nw1io11ul
DaerahAceh
Niazah ;\.. I-I amid
,.
)}'
.),
Nomor Registrasi: 85164/MPK.£/00/2015
... Menet.apkan :
セLZLコ[jヲ@ セォNセGNqI@ .01 ·.. ; ti1 j . ·· .. · .. ·(j IT' r r IA セᄃᄋᄋᄋᄋ@ゥャセGセGpカMエᄋtᄋ@ llセjvᄋ@
• . . ,.,,, ;/ .• ,.:· ·;;:,· •• .,.iii! ) LOᄋセセセエセGNセZゥイ[セZ[B[[[Nセ_M\@ · : . . · . ;.: · ·.. ., . · . >· . . ·. . . •
ii.• ·•. t.:t'L.;)i NゥゥOAセ@ セヲ@ セIQ@ [セGNセH[[@ ·· :o; : .· '·. ' ; . ..· · . .•. . :.• · ..
SebagaiWilliSan Budaya Takbenda Indonesia
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
セ@
·.:,., .. ·:
:_; :1/ .;:,-
ᄋZセエ@
.:1··
LNセセセᄋᄋ@ _;;1::. Zヲセ@ ;.1. GセセM
.. ;.-
.. .:.:. :· ':: .'·:.;:. -. . .. ,"'· セML⦅セ@ MセセM[G@ •· -i
ᄋMセZNᄋᄋセ⦅Lᄋ@
セLN@ 11 l It I l セ@ ,, intangible CLlitural · Heritage
', ,>
. ;ii:,· -, ;;
·· [LL[ZイスZイウセN@:.'.'
. '' ., セM ... - -
bn the lゥセエ@ of Intangible GLiltural Herit8Qe ih Need of Urgent s。OセYオ。イ、ャィァ@upon the proposal of Indonesia
Inscription on this List bears witness that its viability is at risk and that safeguarding measures are elaborated to perpetuate its practice and transmission
.... Date of Inscription Director-General of UNESCO
. 2<7- 1'/d--JJon£r 2011 I L r ·' セセMᄋセPᄋOェョ@ __ · .·· セ@ セ@ セ@ '
'···.·:; ·.·.:-·.
"'
'. LLセ@
PtAGAH penghaセgaan@Diberikan Kepada
ISKANDAR.Z Atas Partisipasinya Sebagai
JUARA HARAPAN Ill TILAWAH DEWASA Pada Even MTQ Aceh XXXI di Kota Subulussalam
アセイイョーアカ@ AuAセz@ ·H · .ip
セ A Z セ ᄋ@/
'l{a:Jy 1nu1aqrt::> " S'lOZ ウョャウセカYコ@ GQQ。ZjカセーオbァZ@
IOl v
l VllV.at セセセ N@
Z'11VUNVlISI セ M
.:::,.,1 QQ セ@
[ N ᄋᄋセセセセセセ セQ@イ・セ@ cl
. · . セ@
セ@ WV'imu;@ -