blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan...

29
TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN “Budidaya Buah Naga Dengan Memanfaatkan Lahan Pasir Pantai” Disusun oleh : KELOMPOK 16 NUR IZZATUL KHAMIDAH 115040101111139 NORMA RACHMA 115040113111004 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN 1

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

“Budidaya Buah Naga Dengan Memanfaatkan Lahan Pasir Pantai”

Disusun oleh :

KELOMPOK 16

NUR IZZATUL KHAMIDAH 115040101111139

NORMA RACHMA 115040113111004

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

1

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2

2.1 Buah Naga (Hylocereus sp).................................................................2

2.2 Agroekosistem Buah Naga dan Lahan Pasir Pantai............................2

2.3 Budidaya Buah Naga...........................................................................3

2.4 Organisme Penyakit Tanaman pada Buah Naga.................................4

2.5 Penanganan Pascapanen......................................................................4

2.6 Pemasaran dan Analisis Usahatani......................................................5

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................8

3.1 Cara Membudidayakan Buah Naga (Cactaceae hylocereus) di Lahan

Pasir Pantai................................................................................................8

3.2 Analisis Usahatani...............................................................................12

BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

2

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembuatan lubang tanaman buah naga................................................3

Gambar 2. Perkebunan Buah Naga di daerah pantai Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta..........................................................................................4

3

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Usahatani Buah Naga................................................................6

Tabel 2. Dosis dan Jenis Pupuk per Patok per Bulan............................................11

Tabel 3. Grand Total Budidaya Buah Naga..........................................................14

4

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan

kesadaran manusia terhadap kelestarian lingkungan hidup semakin banyak pula

aspek lingkungan yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan berbagai

pengambilan keputusan, termasuk sebelum melakukan tindakan dalam penanaman

buah dalam usaha taninya. Dan berbagai pengendalian hama tanaman agar para

petani dapat menghasilkan buah-buahan yang dapat menguntungkan. Buah-

buahan yang menguntungkan saat ini tentunya buah naga yang tenar di sekitar

tahun 2010.

Pembangunan pertanian dapat dilakukan di lahan pasir pantai seiring

menyempitnya lahan pertanian. Anggapan selama ini bahwa lahan pasir pantai

tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sekitar pantai untuk

kegiatan pertanian, karena selama ini lahan pasir pantai dinilai tidak layak sebagai

media tanam serta memiliki keterbatasan dan pengelolaannya lebih sulit

dibandingkan lahan tegalan maupun lahan sawah. Lahan untuk budidaya buah

dapat diolah dengan menggunakan teknik bercocok tanam di lahan pasir pantai

sehingga menjadi lahan pertanian yang produktif, khususnya yang akan dijelaskan

dalam makalah ini tentang budidaya buah naga menggunakan media tanam pasir

pantai.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah untuk

mengetahui cara membudidayakan buah naga di lahan pasir pantai.

5

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Naga (Hylocereus sp)

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari

marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika

Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-

negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat

ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus

hanya mekar pada malam hari. (Bernard, 2000)

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke

Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya

dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara

dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat

mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di

kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai

thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan

negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga). (Wikipedia,

2009)

Di Indonesia, buah naga (cactaceae hylocereus) mulai dikenal sekitar

pertengahan tahun 2000, itupun bukan hasil budi daya negeri sendiri, tetapi hasil

impor dari Thailand. Daerah Indonesia hingga kini sudah mengembangkan

tanaman buah naga ialah Pasuruan Jember, Mojokerto, dan Jombang. Daerah

yang diketahui pertama kali menanam tanaman buah naga adalah Pasuruan

kearah Tosari, daerah desa Pohgading, Kecamatan Pasrepan. Hingga kini luas

areal penanaman tanaman ini relatif masih sedikit. Hal ini dapat dimaklumi karena

buah naga masih tergolong langka (Daniel, 2003).

2.2 Agroekosistem Buah Naga dan Lahan Pasir Pantai

Buah Naga ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas

permukaan air laut. Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung

bahan organik clan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7, air cukup

6

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila

kelebihan air, membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk

mempercepat proses pembungaan. (Mujiman, 2006)

Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu,

dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan

air, sekitar 150 cm per jam. Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan

air sangat rendah, 1,6-3% dari total air yang tersedia. Angin di kawasan pantai

selatan itu sangat tinggi, sekitar 50 km per jam. Angin dengan kecepatan itu

mudah mencerabut akar dan merobohkan tanaman. Angin yang kencang di pantai

bisa membawa partikel-partikel garam yang dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman. Suhu di kawasan pantai siang hari sangat panas. Ini menyebabkan

proses kehilangan air tanah akibat proses penguapan sangat tinggi (Prapto dkk.,

2000).

2.3 Budidaya Buah Naga

Budidaya menurut Bilhadian (2011), buah naga dibudidaya dengan cara

stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous

(tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu

antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada

umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk

budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun

mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah

naga merah.

Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi

apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah

mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1

tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan

beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia.

Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi,

Ponorogo, dan Batam merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman

ini. Macam-macam buah naga yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:

7

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

1. Hylocereus undatus, yang buahnya warna merah dan daging buahnya

warna putih

2. Hylocereus polyrhizus, yang buahnya warna merah muda dan daging

buahnya warna merah

3. Selenicereus megalanthus, yang kulit buahnya warna kuning dan

daging buahnya putih

4. Hylocereus costaricensis, yang daging buahnya super merah.

(Mujiman, 2006)

2.4 Organisme Penyakit Tanaman pada Buah Naga

Penyiraman dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan bunga jatuh

dan buah membusuk. Bakteri yang sering menyerang akar yaitu Xanthomonas

campestris. Jamur Dothiorella dapat menyebabkan bercak cokelat pada buah

namun bukan penyakit yang umum (Wikipedia, 2011)

2.5 Penanganan Pascapanen

Buah naga (Cactaceae hylocereus) yang siap panen biasanya pertama

dilakukan saat tanaman berumur 9-12 bulan sebanyak dua buah per tanaman atau

sekitar 1 kg. buah siap petik umumnya merupakan buah yang sudah tua dengan

beberapa penampakan atau tanda-tanda sebagai berikut: kulit buah sudah berubah

warna menjadi merah tua atau merah mengkilap. Mahkota buah sudah mengecil.

Kedua pangkal buah sudah berkeriput. Bentuk buah bulat besar dengan berat

masing-masing buah sudah mencapai 500 g. Wang (2004) berpendapat bahwa

pasca panen batang bekas buah dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas-

tunas baru itu tumbuh besar dan menghadap ke langit. Tunas-tunas itu dibiarkan

tinggi lurus hingga mencapai kurang lebih 1,5 meter, kemudian dipotong

pucuknya kurang lebih 3 cm. Pemotongan batang ini berfungsi merangsang

pertumbuhan tunas baru. Upayakan tunas baru yang tumbuh jangan sampai lebih

dari 5 tunas karena dapat mengganggu pertumbuhan buah naga hitam. Tunas-

tunas baru tersebut nanti akan tumbuh membesar dan menjadi percabangan

sekaligus sebagai tempat buah.

8

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

Agar kualitas buah tetap baik, maka penanganan pasca panen harus

dilakukan dengan baik, mulai pemetikan buah hingga pengangkutan, pengemasan

dari kebun hingga ke konsumen. Pengemasan buah dilakukan dengan

menggunakan karton khusus. Rasa buah yang dikonsumsi segera setelah panen

biasanya rasanya sedikit asam, buah akan lebih manis apabila dikonsumsi setelah

diperam beberapa hari. Dalam perdagangan, berdasarkan ukuran buah dapat

dibedakan dalam 3 kelas buah naga yaitu: kelas super (berat per buah > 700 gr);

Klas A (berat per buah 400 - 700 gr): Klas B (berat per buah 300 - 400 gr).

2.6 Pemasaran dan Analisis Usahatani

2.6.1 Pemasaran

Pemasaran buah naga untuk saat ini dapat dikatakan masih sulit untuk di

pasarkan, karena buah naga belum banyak dikenal masyarakat. Oleh karena itu,

buah naga (cactaceae hylocereus) di pasarkan petani langsung ke swalayan dan

toko buah-buahan segar atau pedagang langsung menemui petani. Para pedagang

buah naga untuk saat ini mempromosikan buah naga sebagai tanaman obat untuk

membidik konsumen yang ingin coba-coba dan penasaran terhadap buah langka

tersebut.

Buah naga di pasar eksport buah-buahan masih sedikit, karena buah ini

belum banyak dikenal di banyak Negara. Saat ini negara-negara penghasil buah

naga mempunyai program untuk perbaikan varietas serta program internasional

mengidentifikasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit. Hingga kini

belum ditemukan hama penyakit yang berbahaya, dan dari kultivar yang ada

apabila dibudidayakan dengan baik akan menghasilkan buah dengan kualitas yang

tinggi dan akan diterima konsumen.Warna buah naga yang atraktif (menarik),

disertai kandungan gizi buah yang tinggi dengan rasa dan aroma yang menarik,

buah naga mempunyai potensi tinggi di pasar eksport di Negara seperti Cina. Pada

saat ini Vietnam mengekspor buah naga ke negara tetangga seperti Hongkong dan

Singapura. Ada peluang besar untuk eksport ke Eropa karena rasa buah disukai

oleh orang Eropa. Kandungan gula yang tidak terlalu tinggi, cocok untuk

penderita diabetes, dan yang berpotensi tekanan darah tinggi. Buah naga yang

9

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

berdaging merah mempunyai rasa yang lebih manis dan kandungan vitami A yang

lebih tinggi, dan bersifat self polinasi ( kawin sendiri) akan segera dilepas.

2.6.2 Analisis Usahatani

Di bawah ini merupakan analisis usahatani budidaya buah naga :

Tabel 1. Analisis usahatani buah naga (Siagian, Leonard, 2012)

No. Kegiatan Biaya Keterangan1. Penanaman 1000 bibit @ Rp 10.000,-

1000 bibit x 10.000 = Rp. 10.000.000,-

Lahan : sendiriLuas lahan : 1000 m2

Jarak tanam : 2 x 2 m2 (masing-masing tiang 4 bibit)

2. Tiang penyangga @ Rp 40.000,-250 cor x 40.000 = Rp 10.000.000,-

Tinggi tiang cor 2 m, diameter 10 cm, masuk tanah 50 cm dengan menyisakan besi cor sepanjang 10 cm.

3. Persiapan perlengkapan -Persiapan lahan =Rp 2.000.000,--Pupuk perangsang =Rp 1.000.000,--Teknisi (1 tahun)=Rp 1.000.000,--Transportasi=Rp 2.000.000,--Besi + ban=Rp 2.000.000,-TOTAL = Rp.8.000.000,-

4. Pengeluaran rutin per bulan untuk petani sendiri

-Pupuk kandang (2 truk) =Rp 500.000,--1 orang =Rp.300.000,--Alat =Rp 200.000,-TOTAL =Rp 1.000.000,-

5. Pendapatan asumsi nilai -Jual tertinggi =Rp 25.000,--Jual saat

10

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

booming=Rp 10.000,--Harga rata-rata jual =Rp 15.000,-(petik kebun)

11

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara Membudidayakan Buah Naga (Cactaceae hylocereus) di Lahan

Pasir Pantai

a. Persiapan Lahan

Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini

tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu

atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang

ditancapikan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga

diberi besi yang berbentulk lingkaran untulk penopang dari cabang tanaman

(Mujiman, 2006).

b. Pengadaan Bibit

Kriteria bibit yang baik antara lain berwarna hijau kebiruan atau hijau

gelap, penampilan fisik kekar dan keras, serta tampak tua. Ukuran yang ideal

untuk bibit setek batang adalah 50-80 cm dengan diameter batang mencapai 8 cm.

Ukuran ideal bibit setek batang adalah panjang 20-30 cm dan diameter 4-5 cm.

Untuk bibit asal biji harus dipilih yang tampak sehat, tua, matang di pohon dan

bebas dari hama penyakit. Bibit demikian tampak dari fisik, keseragaman

pertumbuhan dan warna.

c. Pembuatan media tanam.

Gambar 1. Pembuatan lubang tanaman buah naga.

Keterangan:

(a) Buat lubang tanam berukuran 60 x 60 cm dan kedalaman 50 cm

12

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

(b) Buat lubang di tengah lubang tanam dengan ukuran 10cmx10cmx15cm

(c) Pasang tiang panjat pada lubang kecil di tengah lubang tanam

(d) Masukan media tanam dalam lubang tanam, lalu disiram.

d. Penanaman Bibit

Bibit ditanam pada tiap-tiap beton sebanyak 4 bibit, bila panjang bibit 50-80 cm

maka harus dimasukan kedalam tanah sedalam 10 cm dan sedalam 4-8 cm kalau

panjang bibit berukuran kurang dari 50 cm. pembenaman empat bibit tersebut

harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. Jarak setiap bibit dengan

pangkal panjatan ± 10 cm dengan posisi merapat ke tiang panjatan supaya sulur

tanaman memeluk tiang panjatan. Ikat keempat bibit pada tiang panjatan dengan

kawat atau rapia agar tidak mudah jatuh dan pengikat jangan terlalu erat karena

akan merusak permukaan dan daging bibit.

e. Pemeliharaan Buah Naga (Cactaceae Hylocereus)

Dalam budi daya buah naga (cactaceae hylocereus) di lahan pasir pantai

diperlukan beberapa tindakan diantaranya sebagai berikut:

1) Perawatan tanaman

Perawatan pertama yang biasa dilakukan adalah penggantian tanaman setelah

seminggu penanaman, tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak

tumbuh atau kerusakan fisik lainnya, sering terjadi busuk pangkal batang setek.

Setek demikian harus segera diganti dengan setek yang baru. Demikian juga

dengan setek yang mati atau yang tidak tumbuh harus segera diganti. Pengaturan

letak cabang atau batang dilakukan dengan pengikatan. Pengikatan harus

dilakukan pada saat pertumbuhan cabang atau batang sudah bertambah dan diubah

letaknya. Dengan demikian batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya.

Pengikatan yang terlambat akan membuat pertumbuhan cabang atau batang

melengkung tidak teratur atau menyimpang dari arah tiang. Hal ini akan

mempengaruhi pertumbuhan cabang dan bakal cabang produktif kearah atas.

Pemangkasan tanaman harus dilakukan sedini mungkin dan berkala guna

memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Bila pemangkasan tidak dilakukan

maka percabangan akan saling bersaing dan akhirnya menjadi tidak produktif.

13

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

Gambar 2. Perkebunan Buah Naga di daerah pantai Kabupaten

Kulonprogo, Yogyakarta.

2) Pengairan

Pengairan buah naga harus diperhatikan dengan baik dan bila lahan pasir

terlalu kering harus segera disiram. Penyiraman tidak perlu terlalu banyak atau

jangan sampai terendam. Bila ini terjadi maka tanaman dapat terserang busuk

batang. Dalam penyiraman buah naga (cactaceae hyloceraeus) di lahan pasir

pantai harus diperhatikan drainasenya.

Pengairan di daerah pesisir ini dengan membuat sumur tanah dan tempat

panampungan air. Para petani hanya membutuhkan kedalaman sumur 12 meter,

disalurkan melalui pipa dan bisa dimanfaatkan langsung dengan mesin pompa.

Tak diragukan lagi, penemuan sistem pengairan dan pola tanam pesisir ini

termasuk salah satu keajaiban dunia pertanian yang akan sangat menarik jika

ditularkan ke daerah lain di tanah air kita.

3) Pemupukan

Pemupukan buah naga di lahan pasir pantai perlu dilakukan sebagai

penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, penghemat air penyiraman.

Komposisi pupuk yang digunakan dalam budi daya buah naga (cactaceae

hylocereus) adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berupa pupuk

14

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

kandang berasal dari hewan, sapi, kambing, ayam dan limbah kandang lainnya.

Sedangkan dosis pemupukan anorganik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Dosis dan jenis pupuk per patok per bulan

Bulan ZA (g) TSP (g) KCl (g) NPK (g) ZK (g)

1 20 50 10 - -

2 30 30 - - -

3 30 10 - - -

4 30 - 15 - -

5 - - - 50 10

6 - - - 50 10

Sumber : (Daniel, 2003)

4) Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman buah naga umumnya tidak rentan terhadap hama dan penyakit.

Hanya beberapa jenis kutu (Pentalonia nigronervosa), mealy bug (Pseducoccus

brevipes) dan semut (Solenopsis geminata, Iriidomyrmex humilis and Pheidole

megacephala) hama tersebut menyerang tunas muda baik tunas buah maupun

tunas cabang, hama ini relatif lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan

insektisida. Sedangkan serangan lalat buah diatasi dengan pembungkusan buah.

Collar rot (Phytopthora sp.) dan busuk akar (Fusarium sp., Alternara sp.)

dikendalikan dengan fungisida. Perkembangan penyakit ini perlu diwaspadai,

terutama apabila curah hujan dan kelembaban dan suhu udara tinggi. Di Amerika

Tengah dan Australia bakteri Xanthomonas campestris menyebabkan busuk

batang cactus yang sukulen. Sedangkan pengendalian gulma biasanya dilakukan

secara manual, kemudian biomasnya digunakan sebagai mulsa atau dibenamkan

dalam lubang tanam diantara baris tanaman sebagai kompos. Musim

berbuahTanaman buah naga akan mulai berbuah setelah berumur satu tahun dan

selanjutnya tanaman buah naga dapat dikatakan hampir berbuah sepanjang tahun,

terutama apabila kebutuhan air dan pupuk tercukupi.Ada beberapa tahapan mulai

bunga keluar sampai buah dipetik yaitu: fase muncul bunga, pembentukan buah,

pembesaran buah, pemasakan buah dan pemanenan buah. Untuk mendapatkan

buah saat permintaan konsumen tinggi dapat dikendalikan melalui teknik

pemangkasan. Untuk memacu pembungaan dapat dilakukan dengan cara

15

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

menghambat perkembangan vegetatif tanaman dengan jalan mengurangi

munculnya tunas baru pada cabang yang telah dewasa (mature) untuk mandukung

buah. Cabang yang mature dicirikan pertumbuhan memanjang cabang telah

terhenti. Dan mata tunas nampak membengkak. Apabila penyinaran matahari pada

saat itu penuh maka akan terjadi induksi pembungaan.Pengaturan pembuahan

dilakukan dengan menggilir blok tanaman yang berbuah dalam satu hamparan

kebun dengan mengatur saat-saat munculnya cabang pendukung buah baru untuk

diprogramkan muncul buah pada musim berikut.

3.2 Analisis Usahatani

Penanaman 1000 Bibit

Lahan                           : sendiri

Luas lahan                    : 1000 m2

Jarak Tanam                 : 2 x 2 m2 (Masing-masing tiang 4 bibit)

Bibit                                           : @ Rp 10.000,-   jadi 1000 bibit x 10.000,- = Rp 10.000.000,-

Tiang Penyangga:

Beton cor                     : @ Rp 40.000,- Tinggi tiang cor 2m diameter 10 cm,

masuk tanah 50 cm dengan menyisakan besi cor sepanjang 10 cm

Total                                             : 250 cor X 40.000,-   = Rp 10.000.000,-

Persiapan Perlengkapan

Persiapan lahan : Rp 2.000.000,-

Pupuk Perangsang : Rp 1.000.000,-

Teknisi (1 tahun) : Rp 1.000.000,-

16

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

Transportasi : Rp 2.000.000,-

Besi + ban : Rp 2.000.000,-

Total                                                     : Rp 8.000.000,-

Pengeluaran Rutin Per Bulan

Pupuk kandang : 2 truk  = Rp 500.000,-

1 orang : Rp 300.000,-

Alat : Rp 200,000,-

Total                                                     : Rp 1.000.000,-

Panen tahun I

Jumlah Bibit 1000

Jumlah buah 12. berat tiap buah ½ kg

Total : 12X1000X1/2kg = 6000 Kg

Jadi Total tahun 1 : 6000 Kg x 15.000,- x 50 % = Rp 45.000.000,-

Pendapatan Bersih Tahun Pertama:

Pendapatan per tahun/12 : Rp 45.000.000/ 12 (tiap bulan) = Rp 3.750.000

(biaya rutin tiap bulan)

Jadi Pendapatan / bulan : Rp 3.750.000 – 500.000 = Rp 3.250.000,-

Pendapatan Tahun Ke Kedua

Kelipatan 2X dari tahun pertama.

Jadi pendapatan per bulan : Rp 45.000.000. X 2 = Rp 90.000.000,-

Pendapatan perbulan : Rp 90.000.000/12 = Rp 7.500.000 – 500.000

17

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

Pendapatan bersih per bulan = Rp 7.000.000.,-

Grand Total

Tabel 3. Grand Total Budidaya Buah Naga

No. Kegiatan Biaya

1 Penanaman 1000 bibit Rp. 10.000.000,-

2 Tiang penyangga Rp. 10.000.000,-

3 Persiapan perlengkapan Rp. 8.000.000,-

4 Pengeluaran rutin perbulan Rp. 1.000.000,-

Total Rp. 29.000.000,-

18

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

BAB IV

KESIMPULAN

Kriteria bibit yang baik harus berwarna hijau kebiruan atau hijau gelap,

penampilan fisik kekar dan keras, serta tampak tua. Ukuran batang 50-80 cm

dengan diameter batang 8 cm. Penanaman tiap-tiap beton sebanyak 4 bibit.

Pemeliharaan setelah seminggu penanaman yaitu tanaman yang mati, busuk pada

pangkal batang, tidak tumbuh atau kerusakan fisik lainnya harus segera diganti

dengan setek yang baru. Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh

keseimbangan pertumbuhan dan dilakukan sedini mungkin supaya tanaman

menjadi lebih teratur. Pengairan buah naga di lahan pasir pantai jangan terlalu

kering harus segera disiram dan penyiraman jangan terlalu banyak karena kalau

terendam akan terserang busuk batang. Pemupukan buah naga perlu dilakukan

sebagai penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, penghemat air penyiraman.

Komposisi pupuk yang digunakan dalam budidaya buah naga adalah pupuk

organik dan anorganik. Buah naga yang siap panen umunya merupakan buah yang

sudah tua, kulit berwarna merah tua mengkilap. Pasca panen batang bekas buah

dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemasaran buah naga untuk

saat ini di pasarkan oleh petani langsung ke swalayan dan toko buah-buahan segar

atau pedagang langsung menemui petani. Manfaat budidaya buah naga bisa

dijadikan sebagai tanaman obat, menambah pendapatan petani, pemasukan devisa

daerah dan sebagai wisata pertanian (agrowisata).

19

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan kesadaran manusia terhadap kelestarian

DAFTAR PUSTAKA

Ari, Johan. 2011. Macam-macam Buah Naga.

[http://kabar-agro.blogspot.com/2011/04/macam-macam-buah-

naga.html] (online). Diakses pada 30 September 2012.

Cayne S. Bernard. 2000. Ilmu Pengetahuan Populer Edisi Ke Delapan. Jakarta:

PT. Ikrar Mandiri Abadi.

Daniel, K. 2003. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar

Swadaya, Jakarta. hlm. 5-7, 18 dan 55.

Effendi. 2012. Buah Naga. [http://effendi10.blogspot.com/2012/02/buah-

naga_07.html?zx=efbe4196855ab5a8] (online). Diakses pada 20

September 2012] (online). Diakses pada 30 September 2012.

Mujiman, Ahmad. 2006. Budi Daya Buah Naga. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.

Prapto, Y., dkk. 2000. Menyulap Tanah Pasir Menjadi

Lahan Subur. http/www.suara

merdeka.com/harian/0402/06/ked08.htm-5k,1.

Siagian, Leonard. 2012. Teknologi dan Prospek Pengembangan Buah Naga.

[http://cybex.deptan.go.id/lokalita/teknologi-dan-prospek-

pengembangan-buah-naga-hylocereus-sp]. Diakses pada 30 September

2012.

Wang, S. 2004. Naga Yang Gampang di Budidaya. Buletin Agrobis. Minggu I

September. (589): 5.

Wikipedia. 2009. Buah Naga.http://id.wikipedia.org/wiki/Buah Naga.05

November 2009.

20