SURAT KETERANGAN -...
Transcript of SURAT KETERANGAN -...
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIANPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Nomor Pengunggahan
SURAT KETERANGANNomor: 176/PERPUS/UG/2020
Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : Renny, SE., MMNomor Penulis : 970820Email Penulis : [email protected] Penulis : JL.JAKARTA BARAT I BLOK C1/20DANITA II MEKARSARI BKS JAYA I
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : TT//PENELITIAN/176/2020Judul Penelitian : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA INDUSTRI
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2018Tanggal Penyerahan : 17 / 08 / 2020
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.
Dicetak pada: 17/08/2020 21:58:15 PM, IP:110.138.151.171 Halaman 1/1
1
FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADAINDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2018
RennyFakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Salah satu sumber potensial dalam penerimaan negara adalah Pajak. Tujuan utamaperusahaan didirikan adalah untuk mendapatkan laba, beban pajak yang tinggi dapatmendorong perusahaan untuk berusaha melakukan manajemen pajak agar pajak yangdibayarkan lebih sedikit. Ada beberapa cara yang 4dilakukan oleh Wajib pajak untukmenghindari pajak, salah satunya adalah Penghindaran Pajak (Tax avoidance) yaitu sebuahusaha untuk meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-undang atau bersifatlegal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fator-faktor yang mempengaruhipenghindaran pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektorindustri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperolehsembilan (9) perusahaan sebagai sampel dengan periode pengamatan selama lima (5) tahun.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kualitas audit, komisarisindependen, dan ukuran perusahaan mempengaruhi dilakukannya penghindaran pajak.
Kata kunci: Penghindaran pajak, kepemilikan institusional, kualitas audit, komisarisindependen, dan ukuran perusahaan.
PENDAHULUAN
Pemerintah menggunakan pajak untuk berbagai macam pembiayaan yang tujuannya
untuk kesejahteraan umum. Alokasi pajak dalam anggaran belanja pemerintah pusat antara
lain berupa peningkatan pendidikan dan kesejahteraan rakyat, membangun infrastruktur
pendorong pertumbuhan ekonomi, mendukung ketahanan dan keamanan, serta untuk
pembangunan di daerah. Penerimaan dari sektor pajak menempati persentase paling tinggi
dibandingkan sumber penerimaan lainnya di Indonesia. Sebagian besar pembiayaan belanja
negara berasal dari penerimaan pajak. Berdasarkan data tahun 2018 yang diperoleh dari
website Kementerian Keuangan, penerimaan negara dari sektor pajak adalah 85,4%,
penerimaan negara bukan pajak 14,5%, serta penerimaan dari hibah 0,1%. Pajak dari sudut
pandang perusahaan merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Perusahaan
mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan laba atau keuntungan, sehingga beban pajak
yang tinggi dapat mendorong banyak perusahaan untuk berusaha melakukan manajemen
pajak (Tax Planning) agar pajak yang dibayarkan lebih sedikit.
2
Indonesia menganut sistem perpajakan self assessment system yang berarti bahwa
sistem pemungutan pajak memberikan tanggung jawab kepada para wajib pajaknya untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajaknya sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku (Syaiful, 2015). Tax Planning bertujuan untuk
mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam peraturan perpajakan (loopholes), agar
perusahaan dapat mengefisiensikan meminimalkan dalam periode tahun berjalan dan tahun
periode berikutnya tentang besarnya beban atau pajak terutang yang akan dibayarkan kepada
negara (Muttaqin, 2016). Wajib pajak menggunakan berbagai cara yang biasanya digunakan
untuk menghindari pajak, antara lain Penghindaran Pajak (Tax avoidance) yaitu usaha untuk
meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-undang atau bersifat legal.
Penghindaran pajak (tax avoidance) didefinisikan sebagai salah satu tindakan yang
dilakukan wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya secara legal yang tidak melanggar
peraturan perpajakan (Sari, 2018). Penghindaran pajak dikatakan persoalan yang rumit dan
unik karena disatu sisi dianggap tidak melanggar hukum, tetapi disisi lain tidak diinginkan
karena merugikan negara dari segi penerimaan negara (Nandasari, 2015). Fenomena
penghindaran pajak yang terjadi di Indonesia yaitu karena belum stabilnya penerimaan pajak
di Indonesia. Indonesia masuk ke peringkat 11 terbesar dengan nilai diperkirakan 6,48 miliar
dolar AS, pajak perusahaan tidak dibayarkan perusahaan yang ada di Indonesia ke Dinas
Pajak Indonesia (www.tribunnews.com). Dari Fenomena tersebut dapat menjelaskan bahwa
walaupun tax avoidance secara literal tidak melanggar hukum, tetapi penghindaran pajak
merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diterima.
Penghindaran pajak (tax avoidance) dapat dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan
atau yang dikenal dengan corporate governance (Ginting, 2016). Fiskus memperhitungkan
kegiatan tax avoidance akan menjadi sesuatu yang penting dan memerlukan perhatian dan
penanganan khusus, hal ini memungkinkan adanya anggapan tentang Corporate Governance
terkait dengan penghindaran pajak ini terhadap pengambilan keputusan keuangan dalam
perusahaan. Sub sektor makanan dan minuman salah satu perusahaan yang dapat
mempengaruhi pendapatan pajak negara, karenanya perusahaan yang bergerak di bidang ini
cukup diminati oleh para investor sebab telah dibuktikan melalui daya tahan sektor konsumer
yang tumbuh 28% (www.kemenperin.go.id).
3
KAJIAN TEORI
Teori Keagenan.
Teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan kontraktual antara prinsipal dan agen.
Hubungan ini dilakukan untuk suatu jasa dimana principal (pemilik usaha) memberi
wewenang kepada agen (manajemen suatu usaha) mengenai pembuatan keputusan yang
terbaik bagi principal dengan mengutamakan kepentingan dalam mengoptimalkan laba
perusahaan sehingga meminimalisir beban, termasuk beban pajak dengan melakukan
penghindaran pajak (Supriyono, 2018). Permasalahan keagenan dimana terdapat perbedaan
kepentingan bagi agen dan principal memicu timbulnya perilaku aggressive tax avoidance
(Rizaldi, 2018). Dalam kontrak terdapat perbedaan kepentingan yang dapat mendorong agen
untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham
(Merslythalia dan Lasmana, 2016).
Pajak
Pajak menurut UU No. 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak adalah salah satu sumber untuk pemasukan kas negara yang digunakan untuk
pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (Hartati, 2015).
Pajak menurut Diana (2018) merupakan suatu kontribusi seseorang yang bersifat paksaan
kepada pemerintah/Negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bertalian dengan
masyarakat umum tanpa adanya manfaat/keuntungan-keuntungan yang ditujukan secara
khusus kepada seseorang sebagai imbalannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak
merupakan salah satu sumber potensial dalam penerimaan negara yang dapat dipaksakan.
Fungsi Pajak
Pajak memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan negara dan masyarakat yaitu
(Sambodo, 2014):
1. Fungsi penerimaan (budgetair) ; Menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah
adanya kepentingan dari masing-masing warga negara, termasuk kepentingan dalam
perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan,
semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.
4
2. Fungsi mengatur (regulerend) ; Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
3. Fungsi stabilitas ; Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan.
4. Fungsi redistribusi pendapatan pajak ; Pendapatan pajak yang sudah dipungut oleh
negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum.
5. Fungsi demokrasi ; Merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong
royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan.
Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 (Resmi, 2014), yaitu:
1. Official Assesment System ; Sistem pemungutan pajak yang memberi kewewenangan
aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Self Assesment System ; Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang Wajib
Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3. With Holding System ; Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada
pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Asas – asas pemungutan pajak
Resmi (2014) ada tiga asas yang digunakan untuk memungut pajak, yaitu :
1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal) ; Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak
menggunakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di
wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
2. Asas Sumber ; Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
3. Asas Kebangsaan ; Asas ini meyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu Negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan atas
5
setiap orang asing yang bukan berkebangsaan Indonesia tetapi bertempat tinggal di
Indonesia.
Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Tax planning adalah usaha yang mencakup perencanaa perpajakan agar pajak yang
dibayar oleh perusahaan benar-benar efisien (Pohan, 2018). Secara garis besar perencanaan
pajak (Tax planning) adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib
pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak
lainnya, berada dalam posisi paling minimal, sepanjang hal itu dimungkinkan baik oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan perpajakan maupun secara komersial (Zain,
2008). Tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan
jumlah beban pajaknya, yaitu (Pohan, 2018):
a. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ; Strategi dan teknik penghindaran pajak
dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan
ketentuan perpajakan.
b. Tax Evasion (Penyeludupan Pajak) ; Strategi dan teknik penghindaran pajak
dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara penyeludupan
pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan dalam koridor undang-undang
dan peraturan perpajakan.
c. Tax Saving (Penghematan Pajak) ; Merupakan suatu tindakan penghematan pajak
yang dilakukan oleh wajib pajak secara legal dan aman bagi wajib pajak karena
tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.
Secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai dari manajemen pajak/perencanaan
pajak yang baik adalah (Pohan, 2018) :
1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang,
2. Memaksimalkan laba setelah pajak,
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan
pajak oleh fiskus,
4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif, sesuai
dengan ketentuan perpajakan.
Pengertian Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak adalah rekayasa ‘tax affairs’ yang masih tetap berada dalam
bingkai ketentuan perpajakan (Suandy, 2011). Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah
6
cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Dapat disimpulkan
bahwa tax avoidance adalah penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meminimalkan beban pajak yang tetap memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak sesuai
dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh institusi,
dan kepemilikan institusional merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengurangi
konflik kepentingan (Pasaribu, Topowijaya dan Sri, 2016). Nuraina (2012) kepemilikan
institusional adalah presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga
(perusahaan asuransi, dana pensiunan, atau perusahaan lain). Dengan adanya kepemilikan
institusional akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal, yang tentunya akan
menjamin kemakmuran pemegang saham, dengan tingkat kepemilikan institusional yang
tinggi akan dapat menimbulkan upaya pengawasan yang lebih ketat oleh pihak investor
institusional sehingga dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer (Permanasari, 2010).
Besar kecilnya Kepemilikan Institusional maka akan mempengaruhi kebijakan agresif yang
dilakukan oleh perusahaan (Khurana dan Moser, 2009). Kepemilikan Institusional dapat
dihitung dengan rumus (Wulandari, 2018):
Kualitas Audit
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011)
menyebutkan bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya harus didasarkan pada penilaian auditor yang
berkualitas, selama ini kualitas auditor dikaitkan dengan ukuran dan reputasi Kantor Akuntan
Publik (KAP).
Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit
laporan keuangan klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan yang terjadi dan
melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Transparansi
terhadap pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada
pasar modal dan pertemuan para pemegang saham, peningkatan transparansi terhadap
pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori , 2010).
7
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi
lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu
diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four memiliki tingkat kecurangan yang
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa
dan Lulus, 2012). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan
diaudit oleh KAP big four maka akan diberi kode 1, sedangkan jika perusahaan diaudit oleh
KAP non big four maka akan diberi kode 0.
Komisaris Independen
Undang-Undang No. 40/2007 tentang “Perseroan Terbatas” menyebutkan bahwa
komisaris independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi
dengan pemegang saham utama, anggota direksi atau anggota komisaris lainnya (Ardyansah
dan Zulaikha, 2014). Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen
sebagaimana yang berada dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014.
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014 jumlah komisaris
independen wajib 32 paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota
dewan komisaris.Peraturan yang dibuat oleh BEI mewajibkan perusahaan yang sahamnya
tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki sekurang-kurangnya 30% dari Dewan
Komisaris yang ada (Surya dan Yustiavandana, 2006). Semakin tinggi persentase dewan
komisaris independen berarti semakin banyak juga suatu perusahaan memiliki dewan
komisaris independen, serta pengawasan terhadap kinerja direksi akan semakin ketat. Pada
penelitian ini variabel komisaris independen diukur menggunakan dan perhitungan KoIn
diukur dengan model seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rosalia dan Sapari (2017)
dalam penelitian Wulandari (2018) yaitu:
KI
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total
aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva
(Hartono, 2015). Ukuran perusahaan ditunjukkan melalui log total aset, karena dinilai bahwa
ukuran ini memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan proksi-proksi yang lainnya
dan berkesinambungan antar periode (Jogiyanto, 2007). Menurut Ghozali (2006), ukuran
8
perusahaan dapat diukur menggunakan tolak ukur aset, karena total aset perusahaan bernilai
besar maka hal tersebut dapat disederhanakan dengan mentransform kedalam logaritma
natural, sehingga ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus :
Hipotesis
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance
Kepemilikan institusional merupakan lembaga yang mempunyai kepentingan besar
terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham. Investor institusional yang ada
mengindikasikan adanya tekanan dari pihak investor kepada manajemen perusahaan untuk
melakukan kebijakan penghindaran pajak dalam rangka memperoleh laba yang maksimal
untuk investor institusional (Dewi dan Jati, 2014). kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap variabel tax avoidance (Sari dan Devi, 2018; Masitoh 2018; Ayu, 2019). Dengan
tingginya tingkat kepemilikan institusional maka semakin besar tingkat pengawasan ke
manajer dan dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajemen sehingga masalah
keagenan menjadi berkurang dan mengurangi peluang terjadinya penghindaran pajak (Winata,
2014) dalam Sari dan Devi (2018). Berdasarkan dengan uraian diatas maka hipotesis yang
dapat diambil adalah :
H1 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh terhadap Tax Avoidance
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance
Selama ini kualitas auditor dikaitkan dengan ukuran dan reputasi Kantor Akuntan
Publik (KAP) (IAI, 2011). Aktivitas audit yang dilakukan oleh KAP terhadap perusahaan
pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan untuk menilai
kinerja dari manajemen (Wahyudi, 2014). Aktivitas pengauditan merupakan pencerminan
penerapan prinsip transparansi yang merupakan salah satu prinsip penerapan GCG (Good
Corporate Governance), dengan kualitas audit yang baik akan membantu menyelesaikan
masalah keagenan manajemen dan pemegang saham, termasuk dalam masalah keputusan tax
avoidance (Wahyudi, 2014). Wulandari (2018) ; Maharani dan Suardana (2014) ; Dewi dan
Jati (2014), menguji pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance, hasilnya menunjukkan
bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dimana kualitas audit yang tinggi
dapat mengurangi praktik penghindaran pajak. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis
yang diambil adalah :
H2 : Kualitas Audit Berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
9
Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance
Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen sebagaimana
yang berada dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014. Berdasarkan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014 jumlah komisaris independen wajib
32 paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris.
Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan menganisme untuk
memberikan petunjuk dan arahan pada manajemen perusahaan, penghindaran pajak (tax
avoidance) yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dilakukan untuk
meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan (Sarra, 2017). Berdasarkan uraian di atas maka
hipotesis yang diambil adalah :
H3 : Komsaris Independen Berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap tax avoidance
Ukuran perusahaan ditunjukkan melalui log total aset, karena dinilai bahwa ukuran
ini memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan proksi-proksi yang lainnya dan
berkesinambungan antar periode (Jogiyanto, 2007). Perusahaan yang besar akan semakin
kompleks transaksinya sehingga akan semakin memanfaatkan celah untuk melakukan
tindakan tax avoidance (Ayu, 2019). Hasil penelitian Darmawan dan Sukartha (2014) ; Ayu
(2019) ; Diantari dan Ulupui (2016), membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diambil adalah :
H4 : Ukuran Perusahaan Berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Gambar 1 Model Penelitian
10
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris
independen, dan ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode waktu antara tahun 2014
sampai 2018.
Populasi dan prosedur penentuan sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode waktu antara tahun 2014 sampai 2018, yaitu sebanyak 42
perusahaan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
purposive sampling yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh sampel representative
berdasarkan kriteria tertentu yang diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan dalam
penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisis.
Tabel. 1
Karakteristik Sampel Penelitian
No Karakteristik Sampel Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang termasuk ke dalam sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018. 42
2
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar ke dalam sub sektor makanan dan minuman
selama periode tahun 2014-2018(24)
Perusahaan manufaktur yang terdaftar ke dalam sub sektor makanan dan minuman
selama periode tahun 2014-201818
3
Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap
untuk periode tahun 2014-2018(6)
Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap untuk
periode tahun 2014-201812
4
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode tahun 2014-2018 (3)
Perusahaan yang tidak mengalami kerugian atau mengalami Laba selama periode tahun
2014-20189
Total Pengamatan (9 x 5) 45
Sumber : www.idx.co.id (diolah kembali oleh penulis, 2020)
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini termasuk ke dalam bentuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang mengungkapkan besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antara
11
variabel-variabel yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dengan cara mengumpulkan
data-data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antara variabel-variabel yang
bersangkutan kemudian menganalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan
variabel-variabel dalam penelitian dan kerangka pemikiran.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka
yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti buku, jurnal dan sumber-sumber
lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
teknik data documenter laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di situs
www.idx.co.id serta website masing – masing perusahaan.
Definisi operasional dan pengukuran Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Tax Avoidance diukur menggunakan metode pengukuran Cash Effective Tax Rate (CETR).
CETR digunakan dalam penelitian ini karena diharapkan mampu mengindikasikan adanya
keagresifan perencanaan pajak perusahaan yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap
maupun perbedaan temporer (Dyreng, Maydew dan Hanlon, 2010).
Variabel Independen
Variabel independen (X) merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y). Variabel independen dalam penelitia ini yang digunakan terdiri dari:
Kepemilikan Institusional
Merupakan presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga
(perusahaan asuransi, dana pensiunan, atau perusahaan lain) (Nuraina, 2012). Dalam
penelitian ini pengukuran kepemilikan institusional sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wulandari (2018) dihitung dengan rumus :
12
Kualitas Audit
Segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan
menemukan pelanggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan
keuangan auditan (Dewi dan Jati ,2014). Dalam penelitian ini variabel kualitas audit diukur
dengan menggunakan variabel dummy, dihitung dengan :
Dummy :
1 = KAP non the big four
0 = KAP the big four
Komisaris Indnependen
Pada penelitian ini variabel komisaris independen diukur menggunakan dan perhitungan
KoIn diukur dengan model seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rosalia & Sapari
(2017) dalam penelitian Wulandari (2018) yaitu:
KI
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur menggunakan tolak ukur aset, karena total aset perusahaan
bernilai besar maka hal tersebut dapat disederhanakan dengan mentransform kedalam
logaritma natural (Ghozali, 2016), sehingga ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan:
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan regresi linier
berganda (multiple regression) dengan menggunakan software SPSS. Spesifikasi persamaan
regresi yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
CETR = α + βINST + βKA + βKI + βSize + ɛ
Keterangan:Y = Tax Avoidanceα = Koefisien konstantaβ = Koefisien regresi variabel independenX1 = Kepemilikan Institusional (INST)X2 = Kualitas Audit (KA)X3 = Komisaris IndependenX4 = Ukuran Perusahaan (Size)ɛ = Standar error
13
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-
rata (mean), standar deviasi, maksimal, minimum. Hasil uji statistik deskriptif dengan
menggunakan bantuan program SPSS v25 dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 Hasil statistik deskriptif
Descriptive Statistics
NMinimu
mMaximu
m Sum MeanStd.
Deviation Variance
Penghindaran Pajak 45 .11 1.22 15.08 .3351 .16961 .029
INST 45 .33 .96 33.68 .7484 .13666 .019
KA 45 .00 1.00 25.00 .5556 .50252 .253
KI 45 .33 .57 17.57 .3904 .07144 .005
Size 45 26.53 32.20 1310.76 29.1280 1.61937 2.622
Valid N (listwise) 45
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS (2020)
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel. 3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-sminov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .11836534
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .105
Negative -.127
Test Statistic .127
Asymp. Sig. (2-tailed) .068c
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS v25 (2020)
14
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-smirnov didapatkan hasil nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,068 > 0,05, sehingga dari hasil pengujian diatas dapat
disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel. 4, diperoleh nilai Tolerance dari
variabel independen ≥ 0,10, maka dapat disimpulkan data dari penelitian ini tidak terjadinya
multikolinearitas dan dinyatakan telah terpenuhi untuk uji multikolinearitas.
Tabel. 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.176 .609 3.572 .001
INST -1.064 .204 -.857 -5.217 .000 .475 2.107
KA -.152 .054 -.450 -2.810 .008 .501 1.998
KI 2.121 .517 .893 4.105 .000 .271 3.695
Size -.054 .021 -.516 -2.604 .013 .327 3.059
a. Dependent Variable: Penghindaran PajakSumber: data diolah (2020)
Uji Autokorelasi
Tabel. 5 Hasil Uji Autokorelasi
Runs TestUnstandardized
Residual
Test Valuea .00023
Cases < Test Value 22
Cases >= Test Value 23
Total Cases 45
Number of Runs 21
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .548
a. MedianSumber : Hasil Olahan Data SPSS v25 (2020)
15
Hasil uji menunjukan bahwa nilai test adalah 0,00023 dengan Asymp.sig. (2-tailed)
sebesar 0,548. Nilai tersebut ≥ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual atau tidak
terjadi autokorelasi antara nilai residual.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ScatterplotSumber : Hasil Olahan Data SPSS (2020)
Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji scatterplot menunjukkan
titik-titik yang menyebar secara acak baik di atas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu
Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga uji
heteroskedastisitas telah terpenuhi dan model regresi layak digunakan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel. 6 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
ModelUnstandardized Coefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.176 .609 3.572 .001
INST -1.064 .204 -.857 -5.217 .000
KA -.152 .054 -.450 -2.810 .008
KI 2.121 .517 .893 4.105 .000
Size -.054 .021 -.516 -2.604 .013
a. Dependent Variable: Penghindaran PajakSumber : Hasil Olahan Data SPSS (2020)
16
Berdasarkan Tabel. 6 diatas maka diperoleh persamaan regresi variabel kepemilkan
institusional, kualitas audit, komite audit, komisaris independen, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan terhadap penghindaran pajak sebagai berikut:
CETR = 2.176 - 1.064INST - 0.152KA + 2.121KI - 0.54Size
Dari persamaan regresi diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (α) sebesar 2,176 menyatakan bahwa jika variabel independen dalam
penelitian ini dianggap konstan (nilainya tetap), maka penghindaran pajak variabel
dependen akan bernilai sebesar 217,6%.
2. Variabel kepemilikan institusional (INST) menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu
satuan pada variabel kepemilikan institusional, maka nilai CETR akan berkurang sebesar
1,064 satuan dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Variabel kualitas audit (KA) menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu satuan pada
variabel kualitas audit, maka nilai CETR akan berkurang sebesar 0,152 satuan dengan
asumsi variabel lain tetap.
4. Variabel komisaris independen (KI) menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan satu
satuan pada variabel KI, maka nilai CETR akan bertambah sebesar 2,121 satuan dengan
asumsi variabel lain tetap.
5. Variabel ukuran perusahaan (Size) menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu satuan
pada variabel Size, maka nilai CETR akan berkurang sebesar -0,054 satuan dengan
asumsi variabel lain tetap.
Uji Hipotesis Parsial (T test)
Tabel. 7 Hasil Uji Parsial (T test)
Coefficientsa
ModelUnstandardized Coefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.176 .609 3.572 .001
INST -1.064 .204 -.857 -5.217 .000
KA -.152 .054 -.450 -2.810 .008
KI 2.121 .517 .893 4.105 .000
Size -.054 .021 -.516 -2.604 .013
a. Dependent Variable: Penghindaran PajakSumber : Hasil Olahan Data SPSS (2020)
Berdasarkan tabel. 7 maka hasil Uji Parsial (Uji t), yaitu sebagai berikut :
17
1. Kepemilikan institusional (INST), hasil signifikansi memiliki nilai sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi yang didapat 0,000 ≤ 0,05 ini berarti bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2. Kualitas Audit (KA), hasil signifikansi memiliki nilai sebesar 0,008 ≤ 0,05 berarti
kualitas audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3. Komisaris Independen (KI), hasil signifikansi memiliki nilai sebesar 0,000 ≤ 0,05 berarti
bahwa Komisaris Independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
4. Ukuran Perusahaan (Size), hasil signifikansi memiliki nilai sebesar 0,013 ≤ 0,05 yang
berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Uji Hipotesis Simultan (F test) atau Uji Kelayakan Model
Tabel. 8 Hasil Uji Simultan ( F test)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .649 6 .108 6.670 .000b
Residual .616 38 .016
Total 1.266 44
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajakb. Predictors: (Constant), Size, ROA, KoA, INST, KA, KISumber : Hasil Olahan Data SPSS (2020)
Berdasarkan tabel 8 hasil uji simultan (F) diperoleh sig. 0,000 ≤ 0,05 maka dapat
dikatakan variabel bebas dalam penelitian merupakan penjelas nyata variabel terikatnya, atau
dapat dikatakan model layak untuk digunakan.
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel. 9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
1 .716a .513 .436 .12737
a. Predictors: (Constant), Size, ROA, KoA, INST, KA, KIb. Dependent Variable: Penghindaran pajak
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS v25 (2020)
Berdasarkan tabel. 9 koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R-Square sebesar
0,436. Hal ini berarti 43,6% variasi penghindaran pajak dijelaskan oleh variasi faktor-faktor
kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris independen, dan ukuran perusahaan
18
sedangkan sisanya sebesar 56,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini. Seperti variabel leverage, likuiditas, corporate social responsibility dan lain
sebagainya yang dapat dijelaskan dalam variasi faktor penghindaran pajak (tax avoidance).
Analisis Pembahasan
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap penghindaran pajak
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak Hasil pengujian
menunjukkan semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan semakin kecil nilai CETR
yang berarti meningkatnya aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Karena
semakin tinggi kepemilikan institusional, maka semakin tinggi pula jumlah beban pajak yang
harus dibayarkan oleh perusahaan sehingga adanya potensi penyalahgunaan kekuasaan salah
satunya yaitu penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Devi (2018); Masitoh (2018), dan Ayu (2019).
Pengaruh Kualitas Audit terhadap penghindaran pajak
kualitas audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil pengujian
menunjukkan semakin tinggi kualitas audit maka akan semakin kecil nilai CETR yang
berarti meningkatnya aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Perusahaan
yang diaudit oleh KAP big four memiliki kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan KAP
lain saat melakukan proses audit, artinya KAP besar mampu memberikan kualitas audit yang
tinggi sehingga dapat mengurangi peluang terjadinya penghindaran pajak. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018), Maharani dan Suardana (2014),
serta Dewi dan Jati (2014).
Pengaruh Komisaris Independen terhadap penghindaran pajak
komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi jumlah komisaris independen maka akan semakin tinggi nilai
CETR yang berarti semakin kecil kemungkinan aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan
perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah komisaris independen, maka
semakin besar pengaruhnya untuk melakukan pengawasan kinerja manajemen. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Suardana (2014),
serta Diantari dan ulupui (2016).
19
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap penghindaran pajak
Size (ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil pengujian
menunjukkan semakin tinggi ukuran perusahaan maka akan semakin kecil nilai CETR yang
berarti semakin besar pula aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan dengan ukuran besar yang ditandai dengan tingginya total aset dan sumber daya
yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya aset perusahaan, maka dapat dilakukan
manajemen pajak yang maksimal. Adapun dengan banyaknya serta rumitnya transaksi yang
dilakukan perusahaan besar dijadikan celah oleh manajemen perusahaan untuk melakukan
penghindaran pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Darmawan dan Sukartha (2014), Ayu
(2019), serta Diantari dan Ulupui (2016).
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris
independen, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan industry
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 - 2018.
Secara simultan kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris independen, dan ukuran
perusahaan merupakan penjelas nyata terhadap penghindaran pajak.
Saran
Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
minuman sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih
luas lagi seperti seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI),
atau dengan menambah variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, S. A. D., dan Kartika, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax AvoidancePada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017). Jurnal Dinamika AkuntansiKeuangan dan Perbankan, 8(1).
Direktorat Jenderal Pajak. (2007). Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentangPerubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang KetentuanUmum dan tata Cara Perpajakan.
20
Dyreng, S. D., Hanlon, M., dan Maydew, E. L. (2010). The effects of executives on corporatetax avoidance. The accounting review, 85(4), 1163-1189.
Diantari, P. R. dan Ulupui. IGK. A. (2016). Pengaruh Komite Audit, Proporsi KomisarisIndependen dan Proporsi Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 16, Halaman 702-732, ISSN: 2302-8556.
Ghozali, Imam. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi8. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartati, Neneng. (2015). Pengantar perpajakan. Bandung : CV pustaka setia.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2011). PSAK 16 (Revisi 2011) : Aset Tetap. Jakarta : IAI
Jogiyanto, H M. (2007). Teori portofolio dan analisis investasi. ISBN: 979-503370-0.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada: BPFE. Yogyakarta
Nugraheni, A. S., dan Pratomo, D. (2018). Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, DanUkuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance (studi Pada Perusahaan ManufakturSubsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). E-Proceedings of Management, 5(2).
Nandasari, E.A. (2015). Analysis of Effect of Corporate Governance of Tax Avoidance.Jurnal akuntansi, Perbanas Surabaya.
Nuraina, Elva. (2012). Pengaruh Kepemilikan InstitusionaldanUkuran Perusahaan TerhadapKebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI). JBE Vol.19, No.2, September 2012.
Pasaribu, M.Y., Topowijono., dan Sulasmiyati, Sri. (2016). Pengaruh Struktur Modal,Struktur Kepemilikan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada PerusahaanSektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2014. JurnalAdministrasi Bisnis (JAB), Vol. 35, No. 1, Juni, hal. 154-164.
Pohan, Chairil Anwar. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis.Jakarta : PT Gramedia.
Pohan, C.A.(2018). Manajemen perpajakan strategi perencanaan pajak dan bisnis. Cetakankeenam edisi revisi. Jakarta : Gramedia.
Resmi, Siti. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus, Buku 1 edisi 8. Jakarta : Salemba Empat.
Suandy, Erly. (2011). Perencanaan pajak. Jakarta: Salemba Empat
Sambodo, Agus. (2014). Pajak Dalam Entitas Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Sartori, Nicola. (2010). Effect of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance.HYPERLINK "http://www.ssrn.com" www.ssrn.com .
Sarra, H. D. (2017). Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Komite Audit dan DewanKomisaris Independen Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada IndustriKimia dan Logam di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). JurnalCompetitive, 1(1), 63-86.