Bpm Nss Putri
-
Upload
isri-nur-fazriyah -
Category
Documents
-
view
14 -
download
4
description
Transcript of Bpm Nss Putri
DAFTAR KELOMPOK PBLBLOK NSS 2015
(Blok Neurology & Specific Sense Systems)
Kelompok 12Tutor : dr. Nur Signa Aini Gumilas MSc.
G1A012105 Nafisah Putri WyangsariG1A012019 Dewi WidiningsihG1A012036 Arvin LutfianiG1A012052 Tauhid Yuda PutraG1A012070 Melati NuretikaG1A012087 Iqbal Maulana MalikG1A012110 Satria Malindo SetiawanG1A012124 S.Liyaturrihanna PutriG1A012146 Hanif Kun Cahyani PutriG1A012080 Mas Anto Arif WibowoG1A012136 Agensya Ria Monica
Log Book PBL
"Setiap mahasiswa wajib membuat log book pada saat sebelum dan setelah diskusi PBL. Log book diberikan kepada tutor sesaat sebelum diskusi PBL dilakukan, untuk diperiksan dan diberi paraf / tanda tangan. Log book
berisi uraian hasil belajar mandiri mahasiswa sebelum diskusi PBL."
SKENARIO PBL 1
Anamnesis
Tn. N usia 55 tahun datang ke IGD RS diantar oleh keluarganya dengan keluhan utama tangan dan kaki
sebelah kiri lemah secara mendadak, keluhan ini muncul ketika sedang membaca koran kira-kira 2 jam yang
lalu. Keluarga pasien mengaku sejak kejadian itu, juga tidak bisa berbicara namun masih dapat mengikuti
perintah. Pasien tidak mengeluhkan nyeri kepala, maupun muntah muntah dan tetap dalam keadaan sadar
sebelum, saat, maupun sesudah kejadian. Pasien tidak mengeluh ada riwayat demam maupun kejang
sebelumnya. Pasien juga menyangkal mengalami trauma kepala sebelumnya.
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama sebelumnya, Tn N adalah seorang perokok
aktif yang menghabiskan kurang lebih setengah bungkus rokok setiap harinya. Menurut pengakuan
keluarganya, Tn N memiliki riwayat kencing manis dan kolesterol, serta hipertensi. Ibu pasien pernah
mengalami keluhan yang sama. Ayah pasien menderita penyakit hipertensi dan kencing manis.
SKENARIO PBL 2
Anamnesis
Anak L usia 3 tahun, datang ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang terjadi 10 menit sebelum masuk
rumah sakit frekuensi 1 kali dan lama kejang kurang lebih 5 menit. Menurut ibunya kejang terjadi seluruh tubuh
dan saat pasien demam, saat kejang tidak sadar sebelum dan setelah kejang anak menangis . An L mengalami
demam sejak 2 hari yang lalu, disertai batuk dan pilek. An L tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya. Kakak kandungnya pernah mengalami kejang saat panas pada usia 2 tahun. Karena khawatir akan
muncul kejang lagi, orang tua pasien membawa ke rumah sakit.
SKENARIO 3
Anamnesisa
An R 12 tahun datang dengan keluhan pandangan tidak jelas pada kedua matanya. Pandangan tidak
jelas ketika membaca tulisan di papan tulis di bangku paling belakang. Namun pasien tidak merasakan keluhan
pandangan kabur apabila membaca buku. Keluhan ini disadari pasien setelah ditegur guru, karena tidak dapat
mengikuti pelajaran.
Menurut ibu penderita sejak kecil pasien suka menonton tv terlalu dekat. Pasien juga suka
memicingkan mata saat membaca atau melihat jarak jauh. sudah dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu,
namun tidak pernah diperiksakan ke dokter.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah dari pasien menggunakan kacamat minus.
SKENARIO 4
Anamnesis
Nn T 25 tahun datang dengan keluhan merasakan ada benjolan di mata sebelah kiri. Keluhan ini
dirasakan sejak 3 hari yang lalu, semakin lama semakin membesar, terasa nyeri, kelopak mata berwarna
kemerahan.
4 hari yang lalu pasien menggunakan eyeliner yang dipinjem dari teman nya yang pernah mengalami keluhan
yang sama.
SKENARIO PBL 5
Anamnesis
An. Inu berusia 5 tahun datang ke Klinik THT RSMS diantar ibunya dengan keluhan utama nyeri pada
telinga kiri sejak 2 hari yang lalu. Awalnya An.Inu merasakan pendengaran telinga kiri agak berkurang dan
terasa seperti penuh sejak seminggu yang lalu hingga keluhan dirasakan seperti sekarang. Sebelum muncul
keluhan pada telinga An Inu mengeluhkan batuk, pilek,dan demam, keluhan ini sudah membaik sejak minum
obat batuk yang dibelinya di warung.
10 Langkah PBL (Barrows)
1. Mereview tujuan pembelajaran
2. Mempresentasikan skenario
3. Berbagi peran
4. Mengembangkan problem dari analisa peserta, apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
5. Menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah
6. Mempersiapkan diri untuk belajar mandiri
7. Mendata sumber informasi, proses dan informasi
8. Mengakses dan menggunakan informasi
9. Mempresentasikan hasil belajar
10. Assesment
Problem Penjelasan Hipotesis Sasaran Belajar
DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM DAN OPEBLOK NSS 2015
Stephen Tohodo O D E16Rizkyastari D E17
Rizqi Husni Mudzakkir D E18Farissa Utami D E19
Paramita Ardiyanti D E20Inez Ann Marie D E21
S. Liyaturrihanna Putri D E22Wilson Wibisono D E23
Eda Hartini D E24Irma Wijayaningtyas D E25
Out Patient Encounter (OPE Lapangan)a. Pengertian (Kerfott and De Wolf,1979)
Outpatient Encounter (OPE) adalah strategi pembelajaran dan pengajaran yang menggunakan masalah pasien bukan rawat inap sebagai kasus yang harus dipecahkan. Mahasiswa melakukan kontak secara langsung dengan pasien.
b. Tujuan- Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data/informasi penting dan relevant mengenai
permasalahan klinik dari real patient melalui penerapan skill communication, anamnesis, physical examination, interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium/penunjang.
- Mahasiswa mampu menerapkan teori dan lab skills yang sudah didapat terhadap real out-patient untuk mencapai learning objectives yang sudah ditentukan.
- Mahasiswa mampu melakukan critical and clinical thinking (from data to plan) dari real patient melalui tahapan (the process of clinical thinking) sebagai berikut : 3 o Identify the abnormal finding in the patient’s data base. Yaitu membuat daftar catatan gejala pasien,
tanda yang ditemukan pada physical examination dan hasil laboratorium/penunjang.o Localize these finding anatomically. Contoh : gejala nyeri tenggorok, tanda yang ditemukan adalah
pharynx kemerahan, maka jelas bahwa lokasi masalah di pharynxo Interpret the finding in terms of problem process. Problem pasien mungkin akarnya dari proses
patologis struktur tubuh. Yang diklasifikasikan dengan bermacam-macam yaitu meliputi : congenital, inflammatory, immunologic, neoplastic, metabolic, nutritional, degenerative, vascular, traumatic, and toxic.
o Make a hypothesis about the nature of the patient’s problem.- Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologis yang ditemukan pada real patient.- Mahasiswa mampu melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) serta konseling secara
komprehensif dan holistic kepada patient.- Mahasiswa mempunyai kemampuan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam hal konsultasi
dan rujukan.- Mahasiswa mampu menghormati dan menghargai pasien, keluarga pasien, profesi kesehatan lainya
sesuai dengan kode etik kedokteran dan sumpah dokter.
c. Strategi Pendekatan OPEPendekatan pada outpatient encounter yaitu :- OPE dengan menerjunkan mahasiswa ke Puskesmas. Setiap mahasiswa akan berinteraksi secara
langsung dengan real patient untuk mencapai tujuan OPE- Mahasiswa diterjunkan langsung ke puskesmas/posyandu lansia yang sudah ditunjuk. Kemudian
mahasiswa mencari kasus katarak pada real patient. Hal-Hal lain mengenai teknis pelaksanaan akan dijelaskan pada panduan case finding katarak
-d. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Case Finding ini terdiri dari dua kegiatan :a. Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan (active case finding) diselenggarakan secara berkelompok, mahasiswa akan diterjunkan ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari terbagi yaitu 13 April 2015 – 15 April 2015
b. Kegiatan presentasi dengan Pembimbing di fakultasKegiatan ini berisi presentasi mengenai laporan hasil kegiatan lapangan.
e. Tugas Mahasiswaa. Mengikuti seluruh kegiatan secara aktifb. Menyusun laporan hasil kegiatan
f. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Lapangana. Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok besar yang masing-masing terdiri dari 25 orang mahasiswa akan
ditempatkan di BKMM.b. Setiap kelompok dampingi oleh satu orang dosen pembimbing fakultas dan pendamping Lapangan.
Pendamping lapangan adalah petugas yang ditunjuk oleh kepala BKMM yang bertugas melakukan koordinasi dan membimbing saat berada di tempat pelaksanaan kegiatan.
c. Mahasiswa sudah harus berada dilokasi kegiatan pada pukul 08.00 WIB.d. Mahasiswa melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik mata terhadap seluruh pasien yang hadir. e. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan mahasiswa terdiri dari Optotipe Snellen, senter,
oftalmoskop, pin-hole, obat tetes mata (tropicamide dan pilokarpin), salinan rekam medis dan form surat rujukan.
g. Bagan alur pelaksanaan kegiatan
PEMERIKSAAN DOKTER
SPESIALIS
EDUKASITATALAKSANA
RUANG TRANSIT
PEMERIKSAAN REFRAKSI /
VISUS
PEMERIKSAAN AWAL
PENDAFTARAN
Keterangan :1. Mahasiswa melakukan pencatatan identitas pasien pada lembar CM, meliputi nama, jenis kelamin,
umur/TTL dan alamat lengkap, serta memberikan informed consent dengan lengkap dan jelas (Pendaftaran).
2. Mahasiswa melakukan anamnesis lengkap keluhan pasien, meliputi keluhan sistemik dan keluhan mata (Ruang Pemeriksaan Awal).
3. Mahasiswa melakukan pemeriksaan visus menggunakan Optotipe Snellen/ E-chart, pada jarak 6 meter, bergantian antara mata kanan dengan mata kiri.
4. Mahasiswa melakukan pemeriksaan tonometri digital dengan jari pada mata kanan dan mata kiri.5. Mahasiswa melakukan pemeriksaan reflek pupil langsung dan tidak langsung dengan menggunakan
senter. Pemeriksaan reflek pupil dikatakan normal bila pupil bulat, sentral, regular, diameter 3-4 mm reflek cahaya +. Pupil dinyatakan abnormal bila reflek cahaya – atau berkurang, diameter pupil 5-6 mm.
6. Mahasiswa mengikuti pasien ke ruang dokter spesialis dan mengkonfirmasi hasil pemeriksaan.7. Seluruh tindakan yang dilakukan mahasiswa harus dalam pengawasan dosen pembimbing dan dokter
lapangan8. Pembagian tugas antar mahasiswa harus dilakukan secara adil, sehingga setiap mahasiswa
berkesempatan melakukan setiap tahapan pemeriksaan.
A. Tugas Dosen Pembimbing Dosen pembimbing diwajibkan mengawasi seluruh jalannya kegiatan. Dosen pembimbing berkewajiban menyediakan waktu untuk diskusi/konsultasi dalam penyusunan
laporan hasil kegiatan lapangan. Dosen pembimbing akan memberikan penilaian saat di lapangan dan menilai laporan hasil kegiatan.
B. Tata Tertib Mahasiswaa. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan Case Finding ini, kecuali dengan alasan yang sah.
Ketidakhadiran dengan alasan yang yang sah, akan mendapatkan konsekuensi berupa penugasan, yang akan diberikan oleh dosen pembimbing. Ketidakhadiran dengan alasan yang tidak sah akan mengakibatkan mahasiswa tidak lulus blok.
b. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadirc. Mahasiswa wajib mengenakan jas almamater selama kegiatan lapangan berlangsungd. Setiap mahasiswa wajib menjaga sopan santun, etika pergaulan dan kesusilaan dalam berinteraksi
dengan semua pihak (puskesmas, pasien, masyarakat)e. Laporan hasil kegiatan dikumpulkan paling lambat 1 hari setelah pelaksanaan kegiatan di sekretariat
blok. Keterlambatan pengumpulan laporan akan mendapatkan konsekuensi berupa pengurangan nilai.f. Pelanggaran yang berkaitan dengan tingkah laku (attitude) dapat membatalkan nilai mahasiswag. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian dengan kebijakan pengelola blok,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan akademik yang berlaku di Jurusan Kedokteran FK Unsoed.
C. Laporan OPE “ Case Finding Cataract”Bukan laporan kasusFormat :1. Pendahuluan
a. Latar belakangb. Tujuanc. Manfaat
2. Isia. Waktu dan tempat kegiatanb. Pelaksanaan kegiatan
- menceritakan mulai dari jumlah mahasiswa yang hadir beserta fungsinya- jumlah tenaga puskesmas yang terlibat beserta fungsinya- pendamping lapangan dan fakultas serta Sp.M terlibat- jumlah peserta/lansia yang hadir- gambaran umum alur dan time schedule pelaksanaan kegiatan di puskesmas masing-masing
c. Hasil pelaksanaan kegiatan- kasus mata apa saja yang ditemui dan berapa jumlah masing-masing kasus- khusus untuk kasus katarak, laporkan dalam bentuk tabel sesuai tabel terlampir
CASE FINDING CATARACTNo Nama Alamat Diagnosa Nama dan
No. kontak K
Hub kontak dgn penderita
Keterangan
1 Jelas Lengkap KATARAK ...OD/OS
APAPUN YANG BERKAITANMISAL : MAMPU/TIDAK
23
d. Kendala yang dijumpai selama kegiatan- Kendala yang dijumpai beserta solusi yang diambil ketika kegiatan ( jika sudah teratasi )
3. Penutupa. Kesimpulanb. Kesan : kesan mahasiswa terhadap kegiatanc. Saran : saran yang membangun untuk pelaksanaan kegiatan “ Case Finding Cataract “
4. Ketentuan laporan : a. Laporan diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 12, kerapatan tulisan adalah satu setengah
(1,5) spasi pada kertas kuarto (A4), tepi kiri dan tepi atas 4 cm, tepi kanan dan tepi bawah 3 cm. b. Laporan harus disetujui dan ditandatangani oleh dokter puskesmas dan dosen pembimbing fakultas.c. Laporan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar (Unsoed, Puskesmas, BKMM )
dan soft copy ( sekre blok ) paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Yakni 25 April 2014
d. Ketentuan mengenai praktek lapangan diatur tersendiri dalam panduan teknis pelaksanaan praktek lapangan.
Lampiran 1
Identitas Pasien
Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Tanggal
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Plan/terapi Paraf
SALINAN UNTUK
Usia/TTL :
No kontak :
Lembar Catatan Medis
LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK LAPANGAN PUSKESMASBLOK NSS TA 2014/2015
Jurusan Kedokteran FK UNSOED
Preceptor Lapangan : tanda tangan:Kelompok :Puskesmas………………………………………………
No ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst1 Kehadiran 0-202 Attitude di puskesmas 0-203 Keaktifan 0-204 Kemampuan ketrampilan klinis 0-205 Kemampuan komunikasi 0-20
TOTAL