Boms, PPO, PAP,Peta Perakitan (tugas besar perancangan pabrik)

32
Bab I Pendahuluan R-14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Materi Pendukung Dalam merancang suatu pabrik, langkahawal yang perludiketahui adalah menentukan/ mengidentifikasi produk yang akan dibuat.Salah satu cara pengidentifikasian produk adalah dengan gambar teknik produk yang bersangk tentunya memakai ukuran, dan juga gambar darimasing-masing komponen yang membentuk suatu produk. 2.1.2 Ga!ar Teknik Gambar merupakan sebuah alat untuk menyampaikan maksud dari seorang sar teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik untuk sarjana teknik!.Gambar teknik ada dua macam yaitu Gambar " Dimensi d Dimensi. Gambar juga memiliki proyeksi yaitu$ proyeksi sudut perta (royeksi sudut ketiga %)merika'. *ujuan-tujuan gambar teknik$ +. nternasinalisasi gambar ". empopulerkan gambar #. (erumusan gambar .Sistematika gambar . (enyederhanaan gambar 0. odernisasi gambar Pro"eksi (ada gambar teknik, bidang-bidang proyeksi yang paling banyak adalah bidang hori1ontal dan 2ertical.3idang-bidang utama ini terbagi me kwadran. Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik & Penanganan Bahan II-5

description

Tugas besar perancangan pabrik

Transcript of Boms, PPO, PAP,Peta Perakitan (tugas besar perancangan pabrik)

Bab I Pendahuluan

Bab I Pendahuluan

R-14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Produk

2.1.1 Materi Pendukung

Dalam merancang suatu pabrik, langkah awal yang perlu diketahui adalah menentukan/ mengidentifikasi produk yang akan dibuat. Salah satu cara pengidentifikasian produk adalah dengan gambar teknik produk yang bersangkutan, yang tentunya memakai ukuran, dan juga gambar dari masing-masing komponen yang membentuk suatu produk.2.1.2 Gambar Teknik

Gambar merupakan sebuah alat untuk menyampaikan maksud dari seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik.Gambar teknik ada dua macam yaitu Gambar 2 Dimensi dan 3 Dimensi. Gambar juga memiliki proyeksi yaitu: proyeksi sudut pertama (Eropa) dan Proyeksi sudut ketiga (Amerika).

Tujuan-tujuan gambar teknik:

1. Internasinalisasi gambar

2. Mempopulerkan gambar

3. Perumusan gambar

4. Sistematika gambar

5. Penyederhanaan gambar

6. Modernisasi gambar Proyeksi

Pada gambar teknik, bidang-bidang proyeksi yang paling banyak digunakan adalah bidang horizontal dan vertical.Bidang-bidang utama ini terbagi menjadi empat kwadran.

Kwadran IIKwadran I

Kwadran IIIKwadran IV

Gambar 2.1 Sudut Pandang (kwadran)Jika benda disimpan dikwadran pertama dan diproyeksikan pada bidang bidang proyeksimaka disebut proyeksi sudut pertama.

Gambar 2.2 Proyeksi Eropa

Gambar 2.3 Proyeksi Amerika

Cara Proyeksi sudut Pertama (EROPA) Letakan benda di bidang- bidang proyeksi.

Pandangan depan simpan dibelakang garis penglihatan (Belakang).

Pandangan Atas simpan dibelakang garis penglihatan (Bawah).

Pandangan Bawah simpan dibelakang garis penglihatan (Atas).

Pandangan Samping Kanansimpan dibelakang garis penglihatan (Samping kiri).

Pandangan Samping Kirisimpan dibelakang garis penglihatan (Samping Kanan).

Pandangan Belakang simpan di samping Panganan Samping Kiri.

Gambar 2.4 Proyeksi Sudut Pertama atau Eropa

Cara Proyeksi sudut Ketiga (AMERIKA)

Letakan benda di bidang- bidang proyeksi.

Pandangan depan tarik simpan didepan

Pandangan Atas tarik simpan diatas

Pandangan Bawah tarik simpan dibawah.

Pandangan Samping Kanan tarik simpan di Samping kanan

Pandangan Samping Kiri tarik simpan di Samping Kiri

Pandangan Belakang tarik simpan dii samping Panganan Samping Kanan

Gambar 2.5 Proyeksi Sudut Ketiga atau Amerika

2.2 Deskripsi Proses

2.2.1 Perencanaan Proses

Perencanaan proses adalah fungsi didalam sistem manufaktur yang menetapkan proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah bahan baku/mentah menajdi produk akhir berdasarkan gambar teknik (Chang, 1998). Langkah langkah fari proses palnning meliputi :

Intepretasi gambar rancangan.

Proses dan urutan.

Pemilihan peralatan.

Pemilihan tools, dies, mold, da gages.

Metode analisa.

Standar kerja.

Cutting tools dan cutting condition.

Untuk part individual urutan proses didokumentasikan dalam form yang disebut routing sheet. Pemilihan operasi bergantung paada bentuk yang akan dihasilkandan kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir.

2.2.2 Master Bills of Materials (BOMs)

Selain digunakan dalam perencanaan, bills of materials juga digunakan dalam produksi. BOMs untuk setiap jenis produk rakitan diperlukan untuk memberikan kepada pabrik kebutuhan-kebutuhan material tertentu.BOMs terutama merupakan suatu daftar komponen-komponen dan/atau bagian-bagian rakitan yang dibutuhkan untuk membuat atau merakit satu unit produk jadi.Master Bill ini juga menunjukkan berapa banyak setiap komponen dan bagian produk akan diperlukan dan, biasanya, urutan perakitan bila struktur dimasukkan. Master BOM merinci semua nama komponen, nomer identifikasi, nomer gambar, dan sumber bahan baik yang dibuat didalam perusahaan ataupppun yang dibeli dari pihak luar.

Suatu BOM untuk produk akhir dapat merinci bagian-bagian rakitan seperti juga bila bagian-bagian itu merupakan komponen-komponen individual.Setiap begian rakitan, sebaliknya, mungkin mempunyai master bill of materials tersendiri, atau sering disebut mini bill. Daftar komponen-komponen ini menunjukkan order untuk mana komponen-

komponen akan dirakit, sehingga master BOM juga merupakan suatu bentuk instruksi pemrosesan.

Master bill of Material lebih menunjukkan urutan proses perakitan bahan-bahan menjadi bagian-bagian rakitan daripada secara langsung menjadi produk. Teknisi biasanya memutuskan hal ini, tetapi dalam banyak perusahaan PIPC dapat menggantikannya atas dasar pertimbangan praktikal.

Master bills of material, yang tentu saja harus diperbaharui secara terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan desain, memberikan wewenang untuk memproses pada PPIC, dan PPIC mungkinmenggunakan wewenang ini berkali-kali untuk order-order yang bersifat pengulangan bagi produk yang sama.

Gambar 2.6 Bill Of Material

2.2.3 Peta Proses Operasi

Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan-bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari tahap awal sampai menjadi produk jadi atau komponen, dan memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin yang digunakan. Informasi-informasi yang diperoleh dari peta proses operasi memiliki beberapa manfaat antara lain:

1. Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya.

2. Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.

3. Menentukan tata letak pabrik.

4. Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.

5. Melatih cara kerja.

Informasi yang diperlukan untuk dapat menyusun OPC antara lain adalah:

1. Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknik yang dibuat desainer

2. Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunnya

3. Analisis tahapan-tahapan pengerjaan

4. Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya

5. Peralatan atau mesin yang digunakan

6. Waktu penyelesaian masing-masing aktivitas

7. Persentase scrap yang terbuang

8. Analisis ulang

9. Ringkasan aktivitas

Sedangkan informasi yang dapat diperoleh dari OPC ini antara lain adalah:

1. Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas

2. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan

3. Peralatan/mesin yang digunakan

4. Persentase scrap selama berlangsungnya aktivitas.

Peta proses operasi dapat digambarkan dengan baik apabila menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Membuat judul Peta Proses Operasi dan identifikasi nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta, dan nomor gambar.

2. Material yang digunakan ditempatkan di atas garis horisontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.

5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

6. Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu dan berarti dipetakan dengan garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas.

Gambar 2.7 Lambang-Lambang Peta Kerja

Gambar 2.8 Contoh Peta Proses Operasi

2.2.4 Peta Perakitan

Peta perakitan adalah suatu pernyataan grafis dari suatu siklus dimana bagian dan sub bagian produk dirakit menjadi produk akhir. Peta ini sangat membantu dalam memahami beberapa hal penting antara lain :

a. Komponen apa saja yang membentuk produk

b. Bagaimana komponen/bagian-bagian tersebut tersusun bersama

c. Bagian-bagian apa yang merupakan penyusun dari masing-masing sub- rakitan

d. Aliran proses perakitan

e. Keterkaitan antar bagian / komponen dan sub rakitan

f. Penggambaran menyeluruh dari proses perakitan

Gambar 2.9 Contoh Peta Perakitan

2.3 Penentuan Kebutuhan Bahan

2.3.1 Routing Sheet (RS)

Routing sheet merupakan tabel yang memperlihatkan kebutuhan akan barang, jumlah mesin, efisiensi mesin dan lain-lain, dalam usaha untuk memperoleh sebuah produk jadi yang diinginkan.

Informasi yang dapat diambil dari pembuatan routing sheet ini adalah:

Mengetahui bahan baku yang dibutuhkan.

Dapat mengetahui jumlah mesin yang dibutuhkan untuk setiap proses pengerjaan.

Memperbaiki metode kerja.

Memberikan kemudahan dalam menentukan apakah waktu lembur lebih murah dibandingkan dengan penambahan mesin.

Dapat memberikan kemudahan apakah kerusakan mesin dapat mengganggu seluruh lintasan produksi ataukah tidak

Data yang diperlukan dalam pembuatan routing sheet adalah:

1. Peta proses operasi

2. Persentase sekrap

3. Efisiensi mesin

Gambar 2.10 Contoh Tabel Routing Sheet

Routing sheet merupakan suatu lembaran yang terdiri dari beberapa kolom perhitungan, antara lain:

Kolom 1: Nomor Urut

Kolom 2: Nomor Operasi

Kolom 3: Nama Operasi

Kolom 4: Nama Mesin/Alat

Kolom 5: Kapasitas Mesin/Jam

Memiliki rumus: M = 60/waktu proses operasi

Kolom 6: Skrap (buangan)

Kolom 7: Jumlah yang diharapkan

Kolom 8: Jumlah yang disiapkan

Memiliki rumus: O = Jumlah yang diharapkan/(1-%skrap)

Kolom 9: Jumlah Mesin Teoritis

Memiliki rumus: JMT = I/kapasitas mesin perjam

2.4 Penentuan Kebutuhan Jumlah Mesin

2.4.1 Peta Proses Produk Darab Multi Product Process Chart (MPPC)

MPPC (Multi Product Process Chart) adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Peta MPPC juga dapat berguna sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan langkah-langkah pengerjaan dari setiap produk yang ada pada waktu proses tertentu sehingga diperoleh informasi tentang kesamaan proses dari setiap produk dengan yang lainya. Berdasarkan MPPC juga dapat diketahui aliran balik (backtracking) dan pola aliran yang tidak sesuai dengan urutan proses (Lutfah Ariana, 2005).

Informasi yang dapat diperoleh dari MPPC ini adalah jumlah aktual mesin yang dibutuhkan. Terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam MPPC, diantaranya adalah pembulatan ke atas jika angka di belakang koma dibagi dengan angka didepan koma jika lebih besar dari 0,1 maka dilakukan pembulatan ke atas. Ketentuan lainnya adalah pembulatan ke bawah jika angka di belakang koma lebih kecil dari 0,1 dan jika jumlah mesin teoritis lebih kecil dari satu maka dibulatkan menjadi 1.

BiasanyaMultiProduct Process Chartsangat berguna sebagai petunjuk teman kerja dalam suatu proses produksi dan terdapat pula kegunaan lainnya. Fungsi lain dari MPPC diantaranya adalah untuk menghitung jumlah mesin atau mesin teoritis, untuk keperluan membuat setiap komponen, menentukan jumlah mesin setiap unit dan jumlah operator (Harahap,2006).

Peta proses produksi darab ialah suatu diagram yang menggambarkan aliran atau urutan operasi kerja tiap elemen produk disetiap mesin atau stasiun kerja (Wignjosoebroto, 2000).

Gambar 2.11 Contoh Tabel MPPC

Dengan membuat diagram inidapat diperoleh gambaran umum mengenai tata letak mesin atau fasilitas produksi yang seharusnya dirancang. Berdasarkan peta tersebut akan dapat dipelajari dan dianalisis dua hal yang memiliki pengaruh yang cukup nayta dalam perancangan tata letak seperti: Aliran balik dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya aliran balik akibat fasilitas produksi tidak ditempatkan sesuai dengan urutan prosesnya, dan pengelompokkan pola aliran yaitu pengelompokkan komponen yang memiliki urutan proses pengerjaan dan menggunakan mesin yang sama.2.4.2 Kapasitas Mesin

Kapasitas mesin dinyatakan dengan jumlah produk yang dapat dihasilkan mesin pada periode tertentu (misalnya hari). Penentuan kapasitas diperlukan sebagai dasar perhitungan jumlah kebutuhan mesin. Faktor yang mempengaruhi kapasitas :

Rentang periode

Waktu operasi

Efisiensi mesin

2.4.3 Jumlah Mesin Yang dibutuhkan

Perhitungan jumah mesin dibutuhakan tergantung pada :

Permintaan (D)

Kapasitas (Ci)

Efisiensi (ei)

2.5 Perencanaan Luas Lahan Pabrik

2.5.1 Perhitungan Luas Lantai

Perhitungan luas lantai bertujuan untuk mengetahui lahan atau luas lahan yang diperlukan untuk masin-masing departemen yang ada dalam suatu perusahaan.

Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam suatu perusahaan:

Karakteristik bahan

Penggunaan bahan-bahan pembantu

Ukuran mesin

Jumlah mesin yang dibutuhkan

Kelonggaran (Allowance)

Frekuensi kedatanganatau pengiriman barang

Ukuran kemasan barang jadi

Terdapat tiga macam area yang diperlukan

Area untuk operasi mesin dan peralatan produksi.

Area untuk penyimpanan material.

Area untuk fasilitas-fasilitas servis

Area operasi permesinan :

Area untuk mesin

Area untuk material WIP di mesin

Area untuk operator

Area untuk jalan

Area penyimpanan material

Area gudang sementara untuk bahan baku

Area produk reject

Area gudang sementara untuk produk jadi / WIP

Area fasilitas fasilitas Servis

Area kantor untuk operator

Area kantor untuk bag. Perawatan

Area Wc, Mushola

Area power supply

2.5.2 Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai Produksi

Kebutuhan luas lantai untuk mesin 1 (LM1)

LM1 = (Luas unit 1 mesin 1 x kelonggaran) x jumlah mesin

Jika :

a= kelonggaran untuk bahan baku %

b= kelonggaran untuk operator %

c= kelonggaran untuk jalan%

Maka : LM1 = (Luas unit 1 mesin 1 x (1+a+b+c) x jumlah mesin2.6 Perancangan Tata Letak Pabrik

2.6.1 Pengaturan Mesin

Dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

Pengaturan menurut garis lurus (Straight Line Arrangement)

Disini sumbu dari mesin akan sejajar dengan sumbu dari jalan lintasannya (aisle), dengan kata lain mesin-mesin akan diatur sejajar dengan jalan lintasan tersebut. Jumlah jalan lintasan adalah setengah dari jumlah deretan mesin-mesin yang diatur.

Gambar 2.12 Straight Line Arrangement Pengaturan menurut diagonal atau membentuk sudut (Diagonal Arrangement)

Dengan pengaturan mesin secara diagonal ini, maka sumbu mesin akan membuat sudut tertentu dengan lintasan.

Gambar 2.13 Diagonal Arrangement Pengaturan menurut garis tegak lurus (Prependicular Arrangement)

Pengaturan mesin dilakukan tegak lurus dengan sumbu dari jalan lintasan seperti halnya dengan diagonal arrangement material bisa dikirim/ diambil melalui dua sisi jalan lintasan yang ada. Bilamana lebar area mencukupi sedangkan panjang ruangan relatif kecil maka pengaturan tipe ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan tipe diagonal.

Gambar 2.14 Prependicular Arrangement Pengaturan menurut bentuk lingkaran (Circular Arrangement)

Pengaturan mesin macam ini akan bermanfaat bila seorang operator dapat mengoperasikan lebih dari satu buah mesin. Pada pengaturan mesin secara melingkar ini, mesin-mesin akan diletakkan disekeliling suatu lingkaran dengan operator akan berada dipusat lingkaran tersebut. Disini mesin yang dioperasikan umumnya merupakan mesin khusus (special purpose) yang beroperasi secara otomatik sedangkan fungsi operator hanyalah semata-mata untuk mengawasi kerja mesin apa saja tanpa banyak diharapkan peranannya yang cukup berarti.

Gambar 2.15 Circular Arrangement2.6.2 Struktur Organisasi dan Perencanaan Sumber Daya Manusia

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu perwujudan yang menunjukkan hubungan antara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta tanggung jawab dan wewenang dari tiap-tiap anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam merancang struktur organisasi, yaitu:

a) Struktur organisasi harus mampu memberikan gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab setiap individu/ bagian pemangku jabatan.

b) Struktur organisasi harus mampu memberikan gambaran mengenai hubungan antar fungsi dalam hal pelaporan, tingkatan hirarki serta rentang kendali.

c) Harus mampu menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian dan selanjutnya pengelompokkan bagian menjadi struktur organisasi yang utuh.

d) Struktur organisasi harus mampu menetapkan sistem hubungan antar fungsi sehingga mencapai komunikasi dan koordinasi yang terintegrasi baik secara horizontal maupun vertikal.

Keuntungan-keuntungan dibuatnya suatu bagan organisasi adalah:

1. Diperoleh suatu konsep organisasi yang jelas dan menyeluruh sehingga dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Garis utama wewenang dan tanggung jawab digambarkan secara penuh sehingga dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dari hubungan yang ada dalam perusahaan.

3. Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk mengetahui siapa atasan dan siapa bawahan.

4. Kemungkinan promosi dan pengangkatan dapat dilakukan dengan mudah.

Perencanaan Sumber Daya Manusia

Merupakan elemen dari organisasi yang harus dikelola dan direncanakan dengan baik. Perencanaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dilakukan melalui analisa terhadap faktor-faktor:

Intern

Keterampilan atau kualifikasi yang dibutuhkan pada saat ini dan masa yang akan datang.

Kemungkinan adanya perluasan atau penciutan organisasi

Ekstern

Situasi dan kondisi pasaran tenaga kerja

2.6.3 Pola Umum Aliran Bahan

Dibedakan menjadi dua type:

1. Pola Aliran Untuk Proses Produksi (Fabrikasi)

Straight LinePola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umumnya dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen-komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan:

Jarak yang terpendek antara dua titik.

Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir.

Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak antara masing-masing mesin adalah yang sependek-pendeknya.

Gambar 2.16 Pola Aliran Straight Line Serpentine (Zigzag/ S-Shaped)Pola aliran berdasarkan garis-garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.

Gambar 2.17 Pola Aliran Serpentine

U-ShapedPola aliran membuat U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis aliran bahan relatif.

Gambar 2.18 Pola Aliran U-Shaped

CircularPola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik dipakai apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

Gambar 2.19 Pola Aliran Circular

Odd-AnglePola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi-kondisi seperti:

Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.

Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.

Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi yang ada.

Gambar 2.20 Pola Aliran Odd-Angle

2. Pola Aliran Untuk Proses Perakitan

Combination Assembly Line-PatternDesain main assembly line akan disuplai dari sejumlah sub-assemblyline atau part-line. Sub-assembly line ini berada pada sisi-sisi yang sama. Combination assembly line ini akan memerlukan lintasan yang panjang.

Gambar 2.21 Pola Aliran Combination Assembly Line-Pattern Tree Assembly Line-PatternPada assembly line pattern, sub assembly line akan berada dua sisi dari main assembly line. Hal ini dirasakan cukup bermanfaat karena akan dapat diperkecil lintasan dan main assembly line. Kalau Combination assembly line-pattern akan memungkinkan untuk menempatkan main assembly line pada atau sepanjang jalan lintasan (aisle), maka tree assembly line pattern ini akan baik dipakai terutama bila main assembly line berada dibagian tengah dari bangunan pabrik.

Gambar 2.22 Pola Aliran Tree Assembly Line-Pattern Dendretic Assembly Line-PatternPola ini kelihatan lebih tidak teratur dibandingkan dengan combination atau tree assembly line pattern. Disini tiap bagian berlangsung operasi sepanjang lintasan produksi sampai menuju produksi yang lengkap untuk proses assembling.

Gambar 2.23 Pola Aliran Dendretic Assembly Line-Pattern

Overhead Assembly Line-PatternSebenarnya pola ini bukanlah merupakan suatu assembly line pattern, akan tetapi lebih merupakan sejumlah pattern yang sama atau tidak sama yang terletak pada tingkat/ lantai yang berlainan.

Gambar 2.24 Pola Aliran Overhead Assembly Line-PatternFaktor yang berpengaruh pada pola aliran bahan

Pola aliran bahan akan tergantung pada:

Area luasan yang tersedia

Ukuran/dimensi lantai produksi

Luas area yang dibutuhkan mesin atau fasilitas produksi lainnya.

2.6.4 Activity Relationship Diagram (ARD)

Activity Relationship Diagram (ARD) merupakan suatu diagram hubungan antara aktivitas (mesin/departemen) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan ongkos meterial handling yang minimum. ARD dibuat berdasarkan prioritas pertama pada tabel skala prioritas, untuk kemudian diikuti dengan prioritas yang selanjutnya. Bagian-bagian yang tidak masuk dalam prioritas boleh diletakkan berdekatan ataupun tidak, akan tetapi pada penempatannya tetap harus mempertimbangkan bagian lain yang bisa jadi merupakan penghubung diantaranya.

ARD dibuat untuk menghitung kembali ongkos material handling dengan jarak yang disesuaikan. Dimana dalam ARD digambarkan dalam suatu bujur sangkar yang memuat informasi sebagai berikut:

Gambar 2.25 Contoh ARD

X: Nomor urut mesin/ departemen dari from to chart atau skala prioritas

a,b,c,d: Skala prioritas I

e,f,g,h: Skala prioritas II

i,j,k,l: Skala prioritas III

m,n,o,p: Skala prioritas IV

Penentuan kotak-kotak ARD dilakukan dengan coba-coba berdasarkan atas skala prioritas. Dari berbagai macam ARD yang dibentuk, diambil satu susunan layout yang dianggap paling efisien penempatan mesin/departemennya.

2.6.5 Ongkos Material Handling (OMH)

Didalam merancang tata letak pabrik aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan. Ongkos pemindahan bahan merupakan perhitungan ongkos-ongkos yang digunakan didalam maupun diluar pabrik. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi an selanjutnya tipe tata letak yang akan digunakan.

Aktivitas pemindahan bahan yang harus diperhatikan:

1. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku menuju departemen pabrikasi maupun assembling.

2. Pemindahan barang yang terjadi dalam proses (dari satu mesin ke mesin lainnya).

3. Pemindahan bahan dari departemen assembly menuju gudang produk jadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ongkos material handling:

1. Jarak angkut yang digunakan

2. Jarak pengangkutan

3. Ongkos pemindahan

4. Frekuensi kedatangan/ pengiriman barang

5. Berat beban

Informasi-informasi yang diperoleh dari ongkos material handling:

1. Ongkos pemindahan bahan/ material handling yang terjadi akibat aktivitas-aktivitas pemindahan barang.

2. Sebagai alat untuk memperbaiki pola aliran dan tata letak yang dalam rangka meminimumkan ongkos pemindahan barang/ material handling.2.6.6 Activity Relationship Chart (ARC)

Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri.Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk melaksanakannya.Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventori, dll.

Sebagaimana diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart.

Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktifitas atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatan ruangan.Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana hunbungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung.

Secara umum Peta Hubungan Kegiatan dapat didefinisikan sebagai berikut, yaitu teknik ideal untuk merencanakan keterakitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan tabel-tabel perjitungan Luas Lantai.Tujuan utama ARC adalah agar dapat diketahui hubungan kedekatan dari setiap kelompok kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.

Fungsi ARC dan kegunaannya adalah :

1. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu kantor.

2. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelaa\yanan.

3. Lokasi Pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan

4. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lainnya, serta alasannya.

5. Memeperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjunya

Struktur organisasi dibutuhkan dalam penyusunan ARC karena didalamnya terangkum semua departemen yang ada. Untuk penyusunan layout tidak terlihat permesinannya, tetapi seluruh mesin disatukan pada departemen ini.

Dalam pembuatan ARC sering dipergunakan simbol-simbol atau warna-warna yang dapat memudahkan dan memilah-milah bagian yangmemiliki tingkat kepentingan tertentu. Sedangkan alasan yang dipergunakan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan catatan yang sama

2. Menggunakan personil yang sama

3. Menggunakan ruang yang sama

4. Tingkat hubungan personil

5. Tingkat hubungan kertas kerja

6. Urutan aliran kerja

7. Melaksanakan pekerjaan yang sama

8. Menggunakan peralatan dan fasilitas yang sama

9. Ribut, kotor, getaran, debu, dan sebagainya.

10. Lain-lain yang mungkin perlu

Gambar 2.26 Contoh ARC

2.6.7 Activity Relationship Diagram (ARD)

ARD gabungan diperlukan untuk menentukan susunan layout dari pabrik dan kantor yang sebenarnya. Dengan dibentuknya ARD gabungan, maka dapat diatur susunan sebenarnya dari tiap departemen atau fasilitas yang ada pada perusahaan tersebut.

Cara pembuatan ARD gabungan tersebut mirip dengan pembuatan ARD biasa, hanya saja skala prioritas penempatan tidak lagi didasarkan atas angka-angka koefisien, tetapi oleh tingkat keterkaitan kegiatan. Tingkat hubungan dua departemen atau fasilitas yang tinggi menurut penempatan untuk diletakkan saling berdekatan.

Gudang Produk JadiDepartemen Perakitan Departemen Bending

Departemen FreisDepartemen Kerja BangkuDepartemen Bubut

Gudang Bahan BakuDepartemen BorDepartemen Pemotongan

Gambar 2.27 Contoh ARD

2.7 Template

2.7.1 Template

Template merupakan suatu gambaran model rinci pabrik dalam bentuk 2D yang lebih jelas dari tata letak pabrik dan merupakan gambaran detail dari digram yang telah dibuat. Templateadalah suatu gambaran yang lebih jelasdaritataletak pabrik yangakan dibuat dan merupakan gambaran detail dariArea Allocation Diagram(AAD)yang telahdibuat. Informasi-informasi yang telah diperoleh dari template ini adalah sebagai berikut :

Tata letak kantor dan peralatan

Tata letak pelayanan yang ada di pabrik

Tata letak bagian produksi

Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai shipping

Distribusi material terhadap setiap mesin sesuai dengan jumlah mesin yang dibutuhkan

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan template adalah :

Adanya data yang lengkap

Menentukan ukuran kasar tata letak skeseluruhan AAD

Skala yang di gunakan

Perlengkapan lainnya

Tempatkan lokasi tetap

Pergunakan hurup atau angka dari gambar template

Informasiyang dapat dilihatpadatemplateadalahsebagaiberikut:

1.Tata letak kantor dan peralatannya.

2.Tata letak pelayanan yang ada di pabrik, seperti:

a) Mushola

b) Jalan

c) Tempat parkir kendaraan bermotor

d) Gudang

e) Pelayanan kesehatan

3.Tata letak bagian produksi, misalnya:

Receiving

Pabrikasi

Assembling

Shipping

4. Aliran setiap material, mulai darireceivinghinggashipping.

Ada beberapa bentuk pola aliran yang terdapat pada tata letak fasilitas suatu pabrik, yang sangatbergantung darimacam produk yang dihasilkannya. Beberapabentuk pola aliran tersebut adalah:

1.Bentuk garis lurus, digunakan untuk produksi yang pendek proses produksinya dan relatif sederhana.

2.Bentuk tak tentu (odd-angel),dimanaruangansangatterbatas,atau tataletak mesin yang memerlukan pendekatan dengan mesin lainnya yang tak tentu.

3.Bentuk hurufU , digunakan bila produk yang dibuat mulai dari bahan bakuhingga barang jadi dalam satu ruangan dengan pintu masuk dan keluar dari arah yang sama.

4.Bentuk lingkaran, dipakai bila produk harus kembali ke tempat awal proses atau pemakaian proses yang berulang.

5.Bentuk zig-zag, dipakai bila dengan garis lurus ternyata menjadi sangat panjangsedangkan tempat yang dimiliki tidak memungkinkan.

Apabila luas tanah yang ada atau tidak dibatasi atau terbatas makas sebagai pemecahan masalah tersebut adalah dengan mengefisiensikan luas tanah yang tersedia untuk pemanfaatan penempatan fasilitas poduksi dan perkantoran

Adanya pemisahan lantai antara bagian perkantoran dan produksi merupakan jalan keluar yang terbaik, yaitu dengan mengikuti syarat-syarat sebagai berikut:

1. Untuk template dengan satu lantai (single Floor)

Untukpenempatantataletakantarabagianproduksi,pelayanan(service)danperkantoranditempatkandalamsatu lantaijikaluaslahanyang tersediamasihmencukupi dan memungkinkan.

2. Untuk template dengan dua lantai atau lebih (Multi Floor) Penempatantataletak fasilitasantarabagianproduksi,pelayanan(service)danperkantoranmengalamipemisahantataletak.Biasanyauntukbagianproduksiditempatkanpadabagianpertamaagarmemudahkanhandling danmaterial maupunloadingdaricontainerkereceivingdandarishippingkecontainer. Templatejenisiniadalahsebagaisolusijikaluastanahyang tersediatidakmencukupi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan template adalah:

Adanya data yang lengkap

Menentukan ukuran kasar tata letak keseluruhan dari AAD

Skala yang digunakan

Dapatkan lembar berkisi sebagai landasan

Perlengkapan lainnya

Jarak antar tiang

Perkiraan ukuran landasan (panjang dan lebar) dan cocokkan dengan ukuran kisi

Tempatkan lokasi tetap seperti: penerimaan, pengiriman, kantor, dan lain-lain pada lembar berkisi. Ruang lain akan ditemukan sejalan dengan berkembangnya tata letak

Pengaturan serta penempatan tiang-tiang pada kisi, sehingga jarak dan tiang dapat disesuaikan penataannya

Jika dilakukan, tentukan batas-batas gang pada rencana lantai

Pindahkan rencana pendahuluan kedalam lembaran kisi secara bertahap. Bekerjalah sesuai AAD, diagram aliran dan tata letak tempat kerja.

Mengusahakan rencana pendahuluan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam hal menata ulang tiang, gang atau perubahan lainnya.

Membuat susunan/rincian akhir untuk daerah-daerah tambahan, pelayanan dan kegiatan lainnya.

Pergunakan huruf atau angka dari gambar template

Membuat duplikasi untuk kebutuhan saat ini atau bisa menunggu sampai didapatkan penilaian, kritik atau persetujuan.

Gambar 2.28 Contoh Template2.7.2 Area Alocation Diagram (AAD)

Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC.Dimana dalam ARC telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya.Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut.Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentukArea Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengaloaksian area ini adalah sebagai berikut :

1. Aliran produksi, material, peralatan

2. ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan fisikal

3. Tempat yang dibutuhkan

4. ARD

AAD ini merupakan lanjutan penganalisaan tata letak setelah ARC, maka sesuai dengan persoalan ARC diatas maka dapat dibuat AAD-nya.

AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak pabrik.

Tujuan dari AAD adalah untuk merancang penyusunan unit-unit ruangan yang diperlukan setiap kegiatan kerja secara menyeluruh dengan cara seefisien mungkin.

Langkah- langkah pembuatan AAD adalah:

1. Dari perhitungan luas lantai, buat persegi empat yang sesuai dengan perbandingan panjang dan lebar yang diinginkan dan memakai skala.

2. Susun kotak-kotak tersebut sesuai dengan ARD gabungan dan ARD perbaikan.

3. Cari kombinasi yang terbaik

4. Jika sudah diperoleh susunan yang optimal, maka tetapkan susunan tersebut menjadi susunan yang terbaik. Beri judul, nama, dan karakteristik lain yang diperlukan.

Gambar 2.29 Contoh AAD

2.8 Penentuan Lokasi Pabrik

2.8.1 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini pada prakteknya berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan produk yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dilihat dari sisi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Faktor primer, yaitu faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Faktor sekunder, yaitu faktor yang sebaiknya ada, bila tidak, operasi masih dapat diatasi dengan biaya lebih mahal.

Macam macam faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut :

Lokasi pasar/ konsumen, yaitu penempatan pabrik didekat dengan daerah konsumen.

Sumber bahan baku, yaitu lokasi pabrik di dekat dengan daerah sumber bahan baku.

Tenaga kerja, pertimbangan yang digunakan adalah tingkat upah yang rendah, keahlian tenaga kerja.

Iklim, ketersediaan air, listrik dan lain-lain.

Transportasi,yaitu sarana angkutan baik darat, laut dan udara.

Kondisi budaya dan social masyarakat.

Peraturan pemerintah, undang-undang dan sistem pajak.

Fasilitas pembuangan limbah industri.

AISLE

AISLE

AISLE

AISLE

AISLE

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

a,b,c,d

e,f,g,h

m,n,o,p

i,j,k,l

X

Nama Mesin

I-1

Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik & Penanganan Bahan

II-37

_1492863115.vsdO-1

O-2

I-2

REM

I-7

BAUT D

I-6

BAUT C

I-5

BAUT B

I-4

BAUT A

I-3

Pemeriksaan

Pemeriksaan

I-1

Pemeriksaan

Pemeriksaan

Pemeriksaan

O-13

O-12

O-11

O-10

O-9

O-8

O-7

O-6

O-5

O-4

O-3

RINGKASAN

Proses

Proses

PENYANGGA ATAS

Periksa

Jumlah

Waktu

Simpan

13

7

1

TOTAL

PETA PROSES OPERASI

NAMA OBJEK : PENYANGGA ATASNOMOR PETA : 01DIPETAKAN OLEH: R-14TANGGAL DIPETAKAN: 13 MARET 2015

Set up mesin freis

Set up mesin freis

Diulir menggunakan tap M8

Simpan

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Diulir menggunakan tap M8

Release mesin freis

_1492863117.vsdA

E

E

A

O

E

I

A

E

E

E

I

O

E

E

E

I

O

E

E

I

E

I

O

A

I

O

Departemen Gudang Bahan baku

Departemen Kerja bangku

Departemen Pemotongan

Departemen Bubut

Departemen Bor

Departemen Freis

Departemen Bending

Departemen Perakitan

Departemen Gudang produk jadi

A

1,4,5,6,7,9

O

A

O

A

A

A

A

A

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7,9

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7

1,4,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7,9

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

1,4,,5,6,7

_1492863118.vsd

a

Pool

_1492863119.vsd

Departemen Bending

Departemen Bending

Gudang Produk Jadi stang, rangka & sepeda

Gudang Bahan Baku komponen make & buy

Departemen Perakitan

Departemen Bubut

Departemen Potong

Departemen Freis

Departemen Kerja Bangku

Departemen Bor

_1492863116.vsdPETA PERAKITAN

Nama produk : RANGKA SEPEDA

Dipetakan: R 14

No : 01

Tanggal : 13 Maret 2015

Usulan :

Down Tube

Top tube

Seat Tube

Seat Stay

SSA1

SA1

SA2

SA3

SSA2

A

ChainStay

HeadTube

ChainRings

_1492863114.vsdBILL OF MATERIAL SEPEDA BALAP

Hub

ROAD BIKE

Rangka

Garpu

Roda Depan

Roda Belakang

Pedal

Jok

Stang

Level : 0

Jumlah : 1

Level: 1

Jumlah: 1

Level: 1

Jumlah: 1

Level: 1

Jumlah: 1

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 1

Jumlah: 1

Level: 1

Jumlah: 1

Spedometer

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: PlastikSumber: Buy

Gear

Tempat minum

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: alumuniumSumber: Buy

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Rim

DOWN TUBE

TOP TUBE

SEAT TUBE

SEAT STAY

CHAIN STAY

SEAT POST

HEAD TUBE

CHAIN RINGS

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 2

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

POROS STANG

PENYANGGA BAWAH

PENYANGGA ATAS

POROS STEM

BAUT A

BAUT B

BAUT C

BAUT D

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Make

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

Level: 2

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy

REM

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Jok

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Sumber: buy

garpu

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: buy

Head set

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: buy

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Velg

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Ban

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: KaretSumber: Buy

Hub

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Rim

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Velg

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: AlumuniumSumber: Buy

Ban

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: KaretSumber: Buy

Gear

Level: 1

Jumlah: 1

Bahan Baku: Baja ST37Sumber: Buy