blok29-skenario09-c4

41
SYOK HEMORAGIK EC TRAUMA ABDOMEN Oktaviana Nenabu 102010144 Anggia Lestari 102010170 Christian Adiputra W 102011045 Eiffel 102011058 Claudia Elleonora M. Da Lopez 102011169 Samsu Buntoro 102011194 Vania Levina 102011259 Alda Olivia Patudangan 102011357 Sri Krissttryo R Indrokusumo 102011374

description

aaa

Transcript of blok29-skenario09-c4

Syok Hipovolemik ec Trauma Abdominal

Syok Hemoragik ec Trauma AbdomenOktaviana Nenabu 102010144Anggia Lestari 102010170Christian Adiputra W 102011045Eiffel 102011058Claudia Elleonora M. Da Lopez 102011169Samsu Buntoro 102011194Vania Levina 102011259Alda Olivia Patudangan 102011357Sri Krissttryo R Indrokusumo 102011374SkenarioSeorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar 2 jam yang lalu. Menurut saksi mata yang ikut mengantarkan korban ke RS, saat kejadian, korban naik sepeda melaju dengan kecepatan sedang menerobos lampu merah. Tiba-tiba sebuah mobil dari arah kiri korban melaju dengan cepat dan menabrak korban. Setelah tertabrak, korban terpelanting dari sepedanya dan sempat terguling beberapa meter.Istilah yang tidak diketahuiTidak adaRumusan MasalahLaki-laki berusia 32 tahun dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar 2 jam yang lalu.MIND MAP

Tatalaksana KegawatdaruratanAgar dapat menilai kondisi awal pasien gawat darurat secara cepat dan tepat perlu dilakukan anamnesis singkat dan pemeriksaan secara sistematis terhadap adanya gangguan jalan napas (A, airway), pernapasan (B, breathing), sirkulasi (C, circulation), neurologis (D, disability), dan permukaan tubuh (E, exposure).AirwayMemastikan bahwa peralatan penyokong leher dan tulang belakang ada pada tempatnya jika terdapat kemungkinan adanya trauma.Mengamati tingkat kesadaran, adanya mengiler dan sekresi, benda asing luka bakar di wajah, karbon dalam sputum Mempalpasi adanya deformitas di wajah atau leher dan memeriksa adanya refleks muntah (gag reflex), danMendengarkan adanya suara serak atau stridor.

AirwaySurvei primermemposisikan jalan napas dengan melakukan maneuver pengangkatan dagu atau pendorongan rahangPenempatan alat bantu jalan napas oral atau nasofaring dan pemberian oksigen tambahan.

BreathingMengamati tanda-tanda deviasi trakea, pembesaran vena jugularis (jugular venous distension, JVD), tanda Kussmaul (peningkatan JVD saat inspirasi), kesulitan bernapas. Mempalpasi adanya krepitasi tulang, udara subkutan atau nyeri tekan.

BreathingMengauskultasi untuk mengetahui adanya udara yang masuk, kesimetrisan,pernapasan tambahan(ronki,mengi,dan gesekan)Melakukan perkusi jika perlu,untuk mengetahui adanya hiperresonansi atau bunyi pekak pada kedua sisi.

BreathingSurvey primerventilasi dengan bag valve mask, pemberian nalokson untuk apnea yang dicetuskan narkotika, pemasangan jarum dan selang torakostomi dan penggunaan ventilasi bertekanan positif, baik dengan cara invasif maupun non-invasif.CirculationMempalpasi frekuensi, keteraturan irama, kontur dan kekuatan denyut nadi. Denyut nadi harus diperiksa dikeempat ekstremitas, dan jika tidak teraba, palpasi denyut nadi sentral(femoralis dan karotis). Mempalpasi suhu tubuh dan kelembapan kulit serta waktu pengisian kapiler ekstremitas

CirculationMengamati tanda-tanda pendarahan yang nyata seperti eksanguinasi yang tampak,perut yang membengkak, panggul yang tidak stabil atau deformitas tulang panjang.Mengukur tekanan darah, jarak antara sistolik dan diastolik, dan jika perlu, membandingkan TD antar keempat ekstremitas.

CirculationSurvey primerpemasangan monitor oksimetri untuk denyut nadi dan jantung serta pemasangan infus ke pembuluh darah. Intervensi tersebut juga dapat mencakup pemberian cairan dan produk darah.

DisabilityMenilai tingkat kesadaran menggunakan skala koma GlasgowMengamati ukuran dan kesimetrisan pupil serta reaksinya terhadap cahaya dan mengamati keempat ekstremitas untuk melihat pergerakan kasarnyaMempalpasi tonus rektum dengan colok dubur.

DisabilityPenilaian status neurologis pada survey primerSurvey primer terbatas pada jalan napas, pernapasan dan sirkulasi, karena semua hal tersebut mempengaruhi fungsi neurologis.ExposureIntervensi terpenting saat fase pemajanan pada survei primer sering kali berupa pengukuran suhu rektum dan pemeliharaan suhu tubuh normal (eutermia).AnamnesisMengetahui kondisi pasien dan dapat menggali tentang kronologi dan gejala utama yang pasien rasakan sebelum dan saat mengalami kondisi gawat darurat.

AMPLE Alergy MedicationPast medical historyLast oral intakeEvent

Pemeriksaan FisikTingkat KesadaranGlasgow Coma ScaleRingan: 13 15 poinModerate : 9-12 poinBerat: 3-8 poinKoma: < 8 poinTTV

Pemeriksaan FisikKU : Sakit BeratKesadaran: SomnolenTD: 90/60Nadi: 114x/menitRR: 25x/menitSuhu: 36C

Inspeksi : luka lecet tungkai bawah kanan, mengeluh nyeri perut kiri atas, kulit abdomen ada bintik perdarahan dan hematomPemeriksaan PenunjangHemoglobin dan hematokritUrinPemeriksaan elektrolit serumPemeriksaan analisa gas darah

Pemeriksaan fungsi ginjal pemeriksaanPemeriksaan faal hemostasisPemeriksaan yang lain untuk menentukan penyebab penyakit primer

Pemeriksaan PenunjangFAST (Focused Assessment Sonography for Trauma) adalah teknik penggunaan Ultrasonografi (US) pada kasus trauma abdomen dengan menilai adanya cairan bebas pada ruang potensial pada abdomen. Pemeriksaan Penunjangmerupakan metode imejing bedside cepat dapat diintegrasikan dalam resusitasinon-ionisasi tidak menggunakan kontras nefrotoksikMampu mendeteksi lebih dari 100-250 ml cairan bebas

DiagnosisSyok hemoragik e.c. Trauma Abdomen

Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang biasanya terjadi akibat perdarahan yang masif.Etiologi Terapi antitrombosisKoagulopatiPerdarahan saluran pencernaanVarises esofagusUlkus peptikum dan duodenumCa gaster dan esofagusObstetrik/ginekologiPlasenta previaAbruptio plasentaRuptur kehamilan ektopikRuptur kista ovariumParuEmboli pulmonalCa paruPenyakit paru yang berkavitas: TB, aspergillosisRuptur aneurismaPerdarahan retroperitonealTraumaLaserasiLuka tembus pada abdomen dan toraksRuptur pembuluh darah besarKlasifikasi (American College of Surgeon Committee on Trauma)ParameterKelas IKelas IIKelas IIIKelas IVKehilangan darah (ml)1100Kehilangan darah (%)40%Nadi (x/menit)100>50>30Tekanan darahNormalMenurunMenurunMenurunFrekuensi pernapasan (x/menit)3 1111 3030 40>35Produksi urin (ml/jam)>3011 305 7Tidak berartiGejala pada saraf pusat / status mentalNormalCemasCemas, bingungBingung, lesuPenggantian cairan (hukum 3:1)KristaloidKristaloidKristaloid dan darahKristaloid dan darahGejala Klinislelah, kelemahan umum, atau nyeri punggung belakang (gejala pecahnya aneurisma aorta abdominal).turunnya tanda vital tubuh: hipotensi, takikardi, penurunan urin output, dan penurunan kesadaran.kulit kering, pucat, dan dengan diaphoresis. Pasien menjadi bingung, agitasi, dan tidak sadar. Patofisiologi

Decreased ventricular fillingPenatalaksanaan Prinsip pengelolaan dasar syok hemoragik ialah menghentikan perdarahan dan menggantikan kehilangan volume darah.Pemeriksaan JasmaniAkses pembuluh darahTerapi cairanTransfusi darahEvaluasi resusitasi cairan dan perfusi organPemeriksaan JasmaniHal penting yang harus diperiksa adalah tanda-tanda vital, produksi urin, dan tingkat kesadaran.AirwayBreathingCirculationDisabilityExposure/environmentKateterisasi kandung kencinghematuria dan evaluasi dari perfusi ginjal (urin output)Akses Pembuluh DarahPaling baik dilakukan dengan memasukkan dua kateter intravena ukuran besar.Tempat yang terbaik untuk jalur intravena bagi orang dewasa adalah lengan bawah atau pembuluh darah lengan bawahTerapi CairanLebih dahulu dihitung EBV (Estimated Blood Volume) Kehilangan sampai 10% EBV dapat ditolerir dengan baik.Kehilangan 10% - 30% EBV memerlukan cairan lebih banyak dan lebih cepat.Kehilangan lebih dari 30% - 50% EBV masih dapat ditunjang untuk sementara dengan cairan sampai darah transfusi tersedia. Terapi CairanLarutan ringer laktat adalah cairan pilihan pertama. NaCl fisiologis adalah pilihan kedua karena berpotensi menyebabkan terjadinya asidosis.Dosis awal adalah 1-2 liter pada dewasa dan 11 ml/kg pada anak, diberikan dalam 30-60 menit pertama.Penting untuk menilai respon penderia kepada resusitasi cairan.Terapi CairanRespon cepatRespon sementaraTanpa responTanda vitalKembali ke normalPerbaikan sementara, tekanan darah dan nadi kembali turunTetap abnormalDugaan kehilangan darahMinimal (10% - 11%)Sedang, masih ada (11% - 40%)Berat (>40%)Kebutuhan kristaloidSedikitBanyakBanyakKebutuhan darahSedikitSedang-banyakSegeraPersiapan darahTipe spesifik dan crossmatchTipe spesifikEmergensiOperasiMungkinSangat mungkinHampir pastiKehadiran dini ahli bedahPerluPerluPerlu Respon cepatRespon sementaraTanpa responTerapi CairanJumlah produksi urin merupakan indicator yang cukup sensitive untuk perfusi ginjal. Bila telah jelas ada perbaikan hemodinamik (tekanan sistolik 100, nadi 100, perfusi hangat, urin 0,5 ml/kg/jam), infus harus dilambatkan dan biasanya transfuse tidak diperlukanTransfusi DarahIndikasiPerdarahan akut sampai Hb