Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

27
Kelompok : B5 Ketua : Mochammad Adam Eldi (1102010169) Sek : Mauliadanti Rizdana (1102010157) 1. Malen Saga Imartha (1102009164) 2. Melyanti Lestari (1102010163) 3. Muhammad Iqbal R (1102010182) 4. Nabila (1102010197) 5. Nadya Hasnanda (1102010201) 6. Nawar Najla M (1102010204) 7. Tamimiah A’ini (1102010277) 8. Yayu Puji Astuti (1102010295)

Transcript of Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Page 1: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Kelompok : B5Ketua : Mochammad Adam Eldi (1102010169)Sek : Mauliadanti Rizdana (1102010157)

1. Malen Saga Imartha (1102009164)2. Melyanti Lestari (1102010163)3. Muhammad Iqbal R (1102010182)4. Nabila (1102010197)5. Nadya Hasnanda (1102010201)6. Nawar Najla M (1102010204)7. Tamimiah A’ini (1102010277)8. Yayu Puji Astuti (1102010295)

Page 2: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

HASIL RISKESDAS 2010 Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai berikut: Prevalence Rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek. Prevalence Rate kekurusan pada anak pada umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara Nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih sangat tinggi yaitu 9,2% atau masih diatas 5,0%.RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk. Hasilnya adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak, terutama pada anak usia sekolah (6-12tahun), usia pra remaja (13-15tahun), usia remaja (16-18tahun) dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.Status Gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang baik dan cendrung menyebabkan kegemukan pada anak adalah membiarkan anak duduk berjam-jam menonton TV, kurang berolah raga, dan sering makan makanan “junk food” yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat. Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat dilaksanakan oleh Puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.Dalam pandangan Islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga melakukan pemberdayaan masyarakat dapat mandiri adalah wajib. 

Page 3: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

 1. Memahami dan menjelaskan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)2. Memahami dan menjelaskan RISKESDAS3. Memahami dan menjelaskan Status Gizi

(anak, remaja dan ibu hamil)4. Memahami dan menjelaskan program

puskesmas dalam mengatasi gizi buruk (dan makanan tambahan)

5. Memahami dan menjelaskan PHBS menurut pandangan Islam

 

Page 4: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Definisi

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat

Tujuan

Tujuan UmumMeningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota di

seluruh IndonesiaTujuan Khusus

Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untukmelaksanakan PHBS serta Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat

 

Page 5: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Strategi PHBSStrategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu:

1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

2. Bina Suasana (Social Support)Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.

3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.

Page 6: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Tatanan PHBS

1. PHBS di Tatanan Pendidikan (Sekolah)PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

2. Tatanan PHBS Di Rumah Tangga Adalah upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar mau mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. 

3. Tatanan PHBS di PHBS Di Tempat-Tempat Umum (TTU)Adalah pemberdayaan pengunjung dan pengelola TTU agar mau mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan TTU sehat.

4.Tatanan PHBS Di Tempat Kerja Adalah pemberdayaan para pekerja agar mau mempraktekkan

PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.

5.Tatanan PHBS Di Institusi Kesehatan Adalah upaya memberdayakan pasien, pengunjung dan petugas agar mau dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat

Page 7: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

LATAR BELAKANG

Sejak reformasi bergulir, terjadi perubahan mendasar terhadap tatanan kehidupan di berbagai bidang termasuk organisasi pemerintahan. Salah satu yang sangat menonjol adalah adanya desentralisasi sampai ke tingkat kabupaten/ kota. Reformasi juga mengubah pendekatan pembangunan yang semula bersifat terpusat menjadi terdesentralisasi, sesuai dengan masalah dan kebutuhan di tiap kabupaten/ kota. Perubahan besar tersebut terjadi di berbagai sektor pembangunan, termasuk di bidang kesehatan.

Dengan visi Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan misi Membuat rakyat sehat, Departemen Kesehatan telah merumuskan 4 grand strategy yang salah satunya adalah: Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan dengan salah satu produknya adalah Berfunginya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan data kesehatan dasar, meliputi semua indikator kesehatan yang utama tentang status kesehatan (angka kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabel, status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan). Data kesehatan dasar tersebut bukan saja berskala nasional, tetapi harus dapat menggambarkan indikator kesehatan minimal sampai tingkat kabupaten.

Page 8: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Untuk menjembatani kebutuhan kabupaten/ kota terhadap data dasar kesehatan sebagai basis manajemen pembangunan kesehatan, diperlukan pendekatan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut:

Riskesdas dilaksanakan untuk dapat menggambarkan profil kesehatan di tingkat kabupaten/kota yang saat dibutuhkan di era desentralisasi.

Riskesdas dilakukan secara serentak di seluruh provinsi Indonesia sehingga dapat memotret dalam waktu yang sama.

Data Riskesdas menggunakan kerangka sampling yang sama dengan KOR Susenas 2007 dan pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan pengumpulata KOR Susenas 2007 yang dilaksanakan oleh BPS, sehingga data yang sudah dikumpulkan dalam KOR Susenas tidak dikumpulkan lagi dalam Riskesdas.

Setelah pengumpulan data kedua survei ini selesai, maka data tersebut dapat digabungkan, sehingga akan didapatkan data yang kaya dari kedua survei tersebut.

Pengumpulan data Riskesdas dilakukan oleh tenaga lulusan Poltekes atau petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat, dengan bimbingan teknis dari penanggungjawab tingkat Kabupaten, tingkat provinsi dan tingkat pusat (Balitbangkes).

.Data kesehatan yang dikumpulkan di lapangan setelah dilakukan pengecekan melalui supervisi, akan dikirim ke Korwil yang ditunjuk sebagai pembina dari masing-masing provinsi. Manajemen data pada tahap awal (editing, cleaning) dilakukan di Korwil masing-masing, kemudian data dikirimkan ke Pusat untuk dilakukan inputasi dan pembobotan, kemudian data dikembalikan ke Korwil masing-masing untuk dilakukan analisis. Dengan demikian Dinas Kesehatan tingkat Provinsi dapat mengolah data tersebut menjadi indikator kesehatan antar kabupaten, juga dapat menggambarkan status kesehatan pada tingkat kabupaten/kota.

 

Page 9: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Data yang dikumpulkan di tingkat pusat (Balitbangkes) dapat memberikan gambaran indikator kesehatan antar provinsi, termasuk indikator tertentu yang di tingkat kabupaten belum bisa ditampilkan (misalnya angka kematian ibu, bayi) dan profil kesehatan secara keseluruhan.

Riskesdas dapat memberikan indikator kesehatan secara berjenjang sebagai berikut:

Indikator kesehatan tingkat kabupaten/kota, yang bisa digunakan untuk menggambarkan perbandingan kondisi kesehatan antar kabupaten/kota.

Indikator kesehatan tingkat provinsi, yang bisa digunakan untuk membandingkan indikator kesehatan antar provinsi.

Indikator kesehatan tingkat nasional, yang bisa dibandingkan dengan survei skala nasional sebelumnya, sehingga analisis kecenderungan tetap bisa dilakukan, juga dapat digunakan untuk membandingkan dengan negara lain.

Data dasar kesehatan yang digunakan untuk perencanaan di masing-masing kabupaten/kota akan membudayakan:

Perencanaan program kesehatan berbasis bukti, yang dasarnya adalah informasi dari data yang berbasis komunitas.

Evaluasi program kesehatan yang informasinya juga diambil dari data berbasis komunitas, bukan berbasis fasilitas. seperti yang selama ini dilakukan.

Page 10: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Anak  Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh

derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB.

Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB); sedangkan anak umur ≥ 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Penilaian Status Gizi Anak Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri.Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Umur Berat Badan Tinggi Badan

Page 11: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Tabel 1.Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

Tabel 2Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometr I (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Page 12: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Macam-Macam Status Gizi Anak

Status Gizi Lebih (Kegemukan)Gizi lebih biasanya bersangkutan dengan kelebihan energi di dalam hidangan yang dikonsumsi terhadap kebutuhan, hal ini dipengaruhi oleh perubahan pola makan dan aktivitas fisik.

Status Gizi Baik (Normal)Gizi baik adalah kesehatan gizi yang sesuai dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut.Pada kondisi ini tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang baik.

Status Gizi Kurang (Kurus)Gizi kurang menggambarkan ketidakseimbangan makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh.Anak-anak yang menderita gizi kurang berpenampilan lebih pendek dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik.

Status Gizi Buruk (Sangat Kurus)Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari.Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani dapat beresiko tinggi dan berakhir dengan kematian.

 

Page 13: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Remaja

Periode remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan seseorang dimana pertumbuhan berat badan dan tinggi badan mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan yang cepat ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup.

Kebutuhan EnergiEnergi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh. Ada banyak cara yang bisa anda gunakan untuk menghitung kebutuhan gizi remaja, antara lain : Cara pertama: Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar:Umur 10-12 tahun : 2050 kkalUmur 13-15 tahun : 2400 kkalUmur 16-18 tahun : 2600 kkal Cara kedua: Menggunakan rumus berdasarkan berat badan

Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan rumus berikut : Remaja putri

Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hariUmur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari Remaja putra

Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hariUmur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

Page 14: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Kebutuhan ProteinProtein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja,

akan tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang. Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut : Cara pertama: Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Umur 10-11 tahun : 50 grUmur 13-15 tahun : 60 grUmur 16-18 tahun : 65 gr Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut

Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri)Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

  Kebutuhan Lemak dan Karbohidrat

Kebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori, sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari kebututhan kalori. Misalnya seorang remaja putri berusia 12 tahun. Jika ia memiliki kebutuhan energy sebesar 2050 kkal, dan anda memilih kebutuhan lemak sebesar 30% dan karbohidrat sebesar 55%, maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut: Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

 Kebutuhan vitamin dan MineralRemaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubertas yang dialami saat ini. Khusus untuk kebutuhan vitamin dan mineral, anda bisa menggunakan table AKG.

Page 15: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).

Menurut Pudjiati, selama kehamilan ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 150 cm cukup sekitar 8,8 – 13,6 kg. Pada trimester II dan III pertambahan berat badan sekitar 0,34 – 0,5 kg tiap minggu. Ibu yang sebelum hamil memiliki berat normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus dipantau agar selama hamil tidak mengalami kekurangan atau sebaliknya kelebihan.

Page 16: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Pertambahan Berat Badan Berdasarkan IMT Sebelum Hamil

Sedangkan jika ibu mengandung bayi kembar, maka total kenaikan berat badan yang disarankan adalah 15,9-20,4 kg.

Page 17: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Gizi Kurang pada Ibu HamilBila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Page 18: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Asupan Zat-Zat Gizi Selama KehamilanKesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi ibu. Zat –zat gizi yang diperlukan ibu hamil yaitu :

KarbohidratKarbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi 15% lebih banyak dari jumlah normalnya, yaitu sekitar 2800 sampai 3000 kalori dalam satu hari.

ProteinProtein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80 gram/hari.Pada trimester pertama dibbutuhkan <6 gram protein per hari sampai trimester dua.Pada trimester terakhir dimana pertumbuhan janin sangat cepat protein dibutuhkan sampai 10 gram per hari. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram per kg berat badan.

VitaminVitamin diperlukan tubuh mempertahankan kesehatan.Selama hamil, vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh dan produksi darah merah serta sistem sarafnya.

LemakLemak digunakan tubuh terutama untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin.Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari.

Page 19: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

MineralMineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan kebutuhan mineral bergantung pada fungsi masing-masing jenis mineral dalam membantu proses metabolisme tubuh.

SeratBahan makanan kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi-padian, kacang-kacangan dan biji-bijian, gandum, beras atau olahannya.Ibu hamil membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram.

AirAsupan air penting untuk menjaga kesehatan secara umum.Selain untuk meningkatkan fungsi ginjal dan mencegah sembelit dan penyerapan makanan di dalam tubuh.Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara 8 gelas.

Page 20: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran ( 6 bulan sekali) dan tahun ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

Page 21: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa

makanan dan minuman lain pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan.

Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.

Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.

Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas

Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.

Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita)

adalah pengukuran berat badan balita untuk mengetahui pola pertumbuhan

dan perkembangan berat badan balita. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan

Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah) Pemantauan Status Gizi balita Pemantaun konsumsi gizi Pemantauan penggunaan garam beryodium

Page 22: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Beberapa jenis pelatihan bagi petugas gizi puskesmas adalah Pelatihan konseling ASI Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita Pelatihan Konseling MP-ASI Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk Pelatihan pengelolaan Program Gizi Puskesmas Dan beberapa pelatihan gizi lainnya yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan petugas dalam melaksanakan program gizi di masyarakat.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Gizi Buruk

 Gizi Buruk sangat berhubungan dengan kemiskinan, terutama keluarga miskin dengan ketersediaan pangan di rumah tangga yang tidak cukup untuk konsumsi hariannya. Terjadi juga ketidak mampuan akses pelayanan kesehatan. Akibatnya anak-anak balita yang tumbuh dan berkembang pada keluarga miskin tersebut mengalami kesakitan dan kekurangan gizi, bukan hanya terjadi pada satu anak tetapi juga terjadi pada anak-anak lainnya diwilayah terjadinya gizi buruk tersebut.

Page 23: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Penjelasan keseluruhan dari 3 (tiga) pertanyaan tersebut adalah Jika telah terjadi kasus gizi buruk atau ada laporan gizi buruk maka yang harus dilakukan adalah :

  Laporan Gizi Buruk !

Pertama: Melakukan investigasi kasus gizi buruk tersebut, setelah mendapat data individu secara lengkap beserta sebab-musababnya kemudian kasus dirujuk serta nyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai bahan untuk rekomendasi tindak lanjut pengecekan anak-anak balita dan keluarganya di sekitar wilayah (posyandu) kasus gizi buruk ditemukan.

Cek N/D dan BGM !

Kedua: Selanjutnya ada dua hal yang harus dilakukan ketika hasil pengecekan (investigasi) penurunan berat badan dan adanya sejumlah balita yang BGM-KMS yaitu Jika tidak terjadi penurunan Berat Badan Balita dan tidak adanya BGM-KMS maka tidak perlu dilakukan investigasi lebih lanjutnya terhadap keluarga balita.

Cek Pola Konsumsi !Ketiga: Ada dua hal juga yang harus dilakukan terhadap pengecekan pola konsumsi keluarga anak balita yaitu apakah telah terjadi perubahan pola konsumsi atau tidak terjadi Perubahan Pola Konsumsi

Cek Keluarga Miskin !Keempat: Pengecekan Keluarga Miskin, ada dua langkah yang dilakukan yaitu apakah telah terjadi peningkatan jumlah Keluarga miskin atau tidak terjadi peningkatan jumlah keluarga miskin

Page 24: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Dari Abu Malik Al-Asy'ari ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan adalah setengah dari keimanan dan (ucapan/dzikir) alhamdulillah akan memenuhi timbangan. Subhanallah dan Alhamdulillah keduanya akam memenuhi ruangan antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah burhan (petunjuk), kesabaran adalah cahaya yang terang benderang dan Al-Qur'an dapat menjadi hujjah yang dapat membela atau memberatkan kita. Setiap manusia berusaha, ada diantara mereka yang dengan usahanya akan memerdekakan dirinya (dari api neraka), dan ada pula yang dengan usahanya itu merusak dirinya” (HR. Muslim)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas, diantaranya adalah sebagai berikut :

"Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam ajaran agama Islam. Demikian pentingnya aspek kebersihan, hingga Rasulullah SAW mengatakannya bahwa kebersihan senilai dengan setengahnya keimanan. Artinya, apabila Iman dapat dipilah dan dibagi-bagi, maka porsi kebersihan dalam keimanan adalah setara dengan setengahnya (50%) dari keimanan.

Page 25: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

Kebersihan memiliki pengertian bersih secara lahiriyah dan juga bersih secara maknawiyah. Kebersihan secara lahiriyah adalah kebersihan yang dapat diraba maupun dirasakan oleh pancaindra, seperti bersih fisik, bersih pakaian, bersih ruangan, bersih tempat kerja, bersih lingkungan, dsb.

Bahwa “kebersihan” (baik secara lahiriyah maupun maknawiyah) bukanlah sesuatu yang datang sendiri secara tiba-tiba, namun ia merupakan sesuatu yang pelu dilatih, diusahakan serta ditanamkan. Dalam hal bersih secara lahiriyah misalnya, kita perlu “berusaha” menjaga agar pakaian yang kita gunakan tidak terkena najis.

Diantara cara untuk menjaga kebersihan, baik secara maknawiyah maupun lahiriyah adalah dengan menjaga “kehalalan” rizki atau usaha yang kita lakukan. Karena kehalalan rizki memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kebersihan lahiriyah maupun kebersihan maknawiyah kita.

Kebersihan lahiriyah maupun maknawiyah erat kaitannya dengan aspek-aspek ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itulah, dalam hadits di atas kita jumpai Rasulullah SAW memotivasi kita untuk melakukan hal-hal yang dapat menjaga dan meningkatkan kebersihan lahiriyah maupun maknawiyah kita, diantaranya dengan berdzikir (mengucapkan alhamdulillah dan atau subhanallah wal hamdulillah), mengerjakan shalat, memperbanyak shadaqah, mempertebal kesabaran serta memperbanyak membaca Al-Qur'an.

Page 26: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5

DAFTAR PUSTAKA

Trihono. 2005. ARRIMES: MANAJEMEN PUSKESMAS. Jakarta: Sagung Seto

http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/index.htm

http://www.ichrc.org/lampiran-5-melakukan-penilaian-status-gizi-anak

http://www.infodiknas.com/pengaruh-status-gizi-ibu-hamil-terhadap-bayi-yang-dilahirkan.html

http://www.takafulumum.co.id/index.php/in/renungan-harian/207-kebersihan-adalah-setengah-dari-keimanan

Page 27: Blok Kedokteran Komunitas Sken 3 b 5