blok 9 lbm 6 bahan.docx

5
2.1 Defenisi Ankilosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekakuan pada sendi akibat proses dari suatu penyakit. Ankilosis dapat didefenisikan sebagai penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar dengan fosa glenoidalis yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam membuka mulut sehingga menimbulkan masalah dalam pengunyahan, berbicara, estetis, kebersihan mulut pasien dan masalah psikologis. Ankilosis juga merupakan immobilisasi atau fiksasi sendi akibat keadaan yang patologis yang dapat bersifat intrakapsular atau ekstrakapsular. 2.3 Etiologi Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 1). Trauma Trauma merupakan penyebab utama dari ankilosis sendi temporomandibula. Menurut Ellis, fraktur kondilar khususnya fraktur pada leher kondilar merupakan penyebab utama terjadinya ankilosis pada sendi temporomandibula. Tetapi pada awal tahun 1978, Laskin menguraikan beberapa faktor yang mendukung terjadinya trauma pada mandibula sehingga mengakibatkan ankilosis yaitu : a). Usia pasien Pada pasien yang masih muda, kapsula belum berkembang dengan baik sehingga memudahkan dalam terjadinya pergeseran kondilar dari fosa glenoidalis. b). Tingkat keparahan trauma Kerusakan dari kondilus, diskus dan fosa dipengaruhi oleh derajat keparahan trauma. c). Lokasi fraktur Cedera pada intrakapsular mempunyai dampak yang lebih besar dalam terjadinya ankilosis. d). Diskus artikularis Kontak langsung antara kondilus yang patah dengan fosa glenoidalis dapat menyebabkan berkembangnya ankilosis. e). Durasi immobilisasi Laskin menyatakan bahwa meskipun percobaan untuk membuat ankilosis buatan dengan memperpanjang waktu dari fiksasi tidak berhasil, tetapi hal ini tidak menghilangkan peran dari durasi immobilisasi sebagai faktor etiologi. 2). Still’s disease ( Artritis kronik juvenil) dan artritis rhematoid Kerusakan sendi secara kronik, deformitas dan terbatasnya pertumbuhan mandibula dapat disebabkan oleh penyakit oligoarticular rheumatoid juvenil. 3). Inflamasi pada sendi Artritis septik dan artritis tuberkulosa dapat menyebabkan ankilosis. 4). Riwayat bedah pada sendi temporomandibula Pada pasien yang telah mengalami pembedahan pada sendi temporomandibulanya apabila permukaan dari sendi tidak sembuh secara tepat maka permukaan tersebut akan lebih meradang dan jaringan yang fibrotik akan melekat pada diskus sehingga dapat berpotensi menjadi ankilosis. 5). Bedah ortognatik Efek dari operasi bimaksiler pada kondilar telah diketahui secara jelas dimana perubahan-perubahan pada posisi kondilar dapat mempengaruhi artikulasi dan fungsi secara signifikan.

description

ankilosis lbm 6 blok 9

Transcript of blok 9 lbm 6 bahan.docx

Page 1: blok 9 lbm 6 bahan.docx

2.1 DefenisiAnkilosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekakuan pada sendi akibat proses dari suatu penyakit. Ankilosis dapat didefenisikan sebagai penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar dengan fosa glenoidalis yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam membuka mulut sehingga menimbulkan masalah dalam pengunyahan, berbicara, estetis, kebersihan mulut pasien dan masalah psikologis. Ankilosis juga merupakan immobilisasi atau fiksasi sendi akibat keadaan yang patologis yang dapat bersifat intrakapsular atau ekstrakapsular.

2.3 EtiologiBeberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 1). TraumaTrauma merupakan penyebab utama dari ankilosis sendi temporomandibula. Menurut Ellis, fraktur kondilar khususnya fraktur pada leher kondilar merupakan penyebab utama terjadinya ankilosis pada sendi temporomandibula. Tetapi pada awal tahun 1978, Laskin menguraikan beberapa faktor yang mendukung terjadinya trauma pada mandibula sehingga mengakibatkan ankilosis yaitu :a). Usia pasienPada pasien yang masih muda, kapsula belum berkembang dengan baik sehingga memudahkan dalam terjadinya pergeseran kondilar dari fosa glenoidalis.b). Tingkat keparahan traumaKerusakan dari kondilus, diskus dan fosa dipengaruhi oleh derajat keparahan trauma.c). Lokasi frakturCedera pada intrakapsular mempunyai dampak yang lebih besar dalam terjadinya ankilosis.d). Diskus artikularisKontak langsung antara kondilus yang patah dengan fosa glenoidalis dapat menyebabkan berkembangnya ankilosis.e). Durasi immobilisasiLaskin menyatakan bahwa meskipun percobaan untuk membuat ankilosis buatan dengan memperpanjang waktu dari fiksasi tidak berhasil, tetapi hal ini tidak menghilangkan peran dari durasi immobilisasi sebagai faktor etiologi.2). Still’s disease ( Artritis kronik juvenil) dan artritis rhematoidKerusakan sendi secara kronik, deformitas dan terbatasnya pertumbuhan mandibula dapat disebabkan oleh penyakit oligoarticular rheumatoid juvenil.3). Inflamasi pada sendiArtritis septik dan artritis tuberkulosa dapat menyebabkan ankilosis.4). Riwayat bedah pada sendi temporomandibulaPada pasien yang telah mengalami pembedahan pada sendi temporomandibulanya apabila permukaan dari sendi tidak sembuh secara tepat maka permukaan tersebut akan lebih meradang dan jaringan yang fibrotik akan melekat pada diskus sehingga dapat berpotensi menjadi ankilosis.5). Bedah ortognatikEfek dari operasi bimaksiler pada kondilar telah diketahui secara jelas dimana perubahan-perubahan pada posisi kondilar dapat mempengaruhi artikulasi dan fungsi secara signifikan.6).Penyebab lainnyaAnkilosis kongenital biasanya dihubungkan dengan forcep yang digunakan pada waktu melahirkan dimana forcep tersebut menyebabkan kerusakan pada sendi temporomandibula pada neonatus.

2.4 KlasifikasiTerdapat beberapa klasifikasi yang dipergunakan untuk menjelaskan ankilosis sendi temporomandibula. Topazian (1966) mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 1) Tipe I Perlekatan fibrous pada atau di sekitar sendi yang membatasi pergerakan kondilar.2) Tipe II.Pembentukan tulang antara kondilus dan fosa glenoidalis3) Tipe IIIPenyatuan leher kondilus pada fosa secara menyeluruh.Kazanjian mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula sebagai berikut :1) Ankilosis murni/ ankilosis intra artikularSuatu kondisi dimana terjadi perlekatan tulang atau fibrous terhadap sendi.

Page 2: blok 9 lbm 6 bahan.docx

2) Pseudoankilosis/ ankilosis ekstra artikularAnkilosis yang terjadi akibat penyakit yang tidak berhubungan secara langsung dengan sendi.Selain itu, terdapat juga klasifikasi menurut Sawhney yang mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 1) Tipe IPembentukan tulang yang minimal, tetapi perlekatan fibrous meluas sampai di sekitar sendi.2) Tipe IITerjadi pembentukan tulang khususnya pada pinggiran permukaan sendi.3) Tipe IIIPembentukan tulang antara mandibula dengan tulang temporal.4) Tipe IVDigantikannya sendi dengan massa tulang.

2.5 Gejala KlinisGejala-gejala yang diakibatkan oleh ankilosis pada sendi temporomandibula dapat dilihat dari aspek fungsional,estetis, dan psikologi. Ankilosis pada mandibula dapat menyebabkan yaitu: 1). Keterbatasan pada pergerakan rahang2). Berkurangnya fungsi pengunyahan3). Keterbatasan pada pembukaan mulut4). Terhambatnya pertumbuhan wajah5). Pengucapan yang tidak jelas6). Pertumbuhan mandibula berkurang sehingga menyebabkan bird face7). Asimetri pada wajah apabila ankilosis terjadi hanya pada satu sisi8). Susah bernafas dan menelan9). Mendengkur dan susah bernafas saat tidur10).Gigi yang tidak teratur akibat kurangnya ruang untuk erupsi komponen gigi yang normal.

2.6 Diagnosa ankilosis sendi temporomandibulaDiagnosa dari penyakit atau gangguan fungsi sendi temporomandibula dilakukan dengan pemeriksaan riwayat pasien, pemeriksaan klinis yang hati-hati dan terkadang membutuhkan pemeriksaan tambahan yaitu artroskopi. Diagnosa dari penyakit atau gangguan fungsi sendi temporomandibula juga tergantung pada ketepatan interpretasi hasil foto rontgen.

2.6.1 Riwayat penyakitKeluhan yang dirasakan oleh penderita ankilosis sendi temporomandibula yaitu :1) Perubahan luas pergerakan pembukaan mulut/ trismusPada penderita sendi temporomandibula dapat dilihat berkurangnya luas pergerakan yang nyata, khususnya pada jarak antar insisal.2) Perubahan oklusiBeberapa penderita mengeluhkan perubahan pada gigitan, dimana gigi penderita tidak terkatup secara tepat.3) Perawatan sebelumnyaInformasi mengenai perawatan sebelumnya juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosa. Dilakukan pencatatan kronologi perawatan sebelumnya khususnya perawatan bedah pada sendi temporomandibula.

2.6.2 Pemeriksaan klinisPemeriksaan klinis pada penderita ankilosis sendi temporomandibula dapat didasarkan atas pemeriksaan terhadap :1) Oklusi Dilakukan pemeriksaan pada gigi secara menyeluruh dengan memperhatikan faktor oklusi. Gangguan oklusi secara umum bisa langsung diperiksa.2) Pembukaan antar insisalEvaluasi luas pergerakan mandibula yang diukur dengan penggaris dengan skala milimeter atau jangka.3) Pergerakan lainPengukuran pergeseran secara lateral biasanya pada titik atau garis tengah kemudian dibandingkan kesimetrisannya.4) DeviasiDeviasi pada mandibula sewaktu membuka mulut atau protrusi dapat terlihat dengan jelas.

Page 3: blok 9 lbm 6 bahan.docx

2.6.3 Pemeriksaan secara RadiografiRadiografi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa dari ankilosis sendi temporomandibula yaitu : 1. Orthopantomograph dapat digunakan untuk melihat kedua sendi temporomandibula sehingga dapat dibandingkan jika ankilosis hanya mengenai satu sisi.2. Foto TMJ transkranial dapat digunakan untuk menentukan diagnosis perubahan yang menyangkut jaringan tulang dan adanya keterbatasan pergerakan dengan cara membandingkan posisi prosesus kondilaris dua sisi dalam keadaan terbuka dan tertutup3. Computed Tomography Scan (CT-scan) dapat digunakan untuk mengukur lebar anteroposterior dan relasi sendi terhadap fosa kranio media. Selain itu, 3D CT-scan juga dapat memberikan gambaran deformitas yang nyata.Pada pemeriksaan radiografi, sendi temporomandibula yang terkena ankilosis akan menunjukkan gambaran adanya kehilangan bentuk sendi yang normal dengan penyatuan prosesus kondiloideus dan fosa glenoidalis. Dimana luasnya bervariasi dan tergantung pada keparahan ankilosis tersebut.Pada tahun 1980, computed tomography scan (CT-scan) mulai diaplikasikan pada ankilosis sendi temporomandibula. Pemeriksaan ankilosis sendi temporomandibula dengan menggunakan CT-scan dalam arah sagital, koronal, aksial menunjukkan terjadinya perluasan dan kepadatan massa tulang dan penebalan pada tulang temporal di daerah glenoid. Massa ankilosis mempunyai gambaran yang khas bila dilihat dari pandangan koronal, dimana gambarannya terlihat seperti bentukjamur. CT-scan juga dapat memberikan gambaran yang jelas ankilosis yang disebabkan secara ekstra artikular.

2.6.4 Pemeriksaan dengan ArtroskopiPemeriksaan ankilosis sendi temporomandibula secara diagnostik khusus dilakukan dengan menggunakan artroskopi pada sendi temporomandibula. Artroskopi adalah suatu prosedur yang melibatkan serat optik kecil yang disisipkan kepada celah diatas sendi sehingga memungkinkan dilakukannya pengamatan pada struktur sendi temporomandibula serta untuk mengatasi terbatasnya akses pada sendi temporomandibula sewaktu pembedahan. Artroskopi dapat digunakan sebagai diagnostik dan sebagai terapi. Artroskopi secara diagnostik diindikasikan saat pemeriksaan langsung pada sendi diperlukan untuk memastikan dugaan kelainan klinis yang tidak mudah dipastikan dengan prosedur diagnostik yang lain.Pemeriksaan ini dilakukan dengan artroskop berdiameter luar 2,4 mm dan 2,7 mm dan diameter optikal 1,7 mm dan 2,4 mm. Lensa pembesar bervariasi dari pembesaran 1 x hingga 15 x tergantung pada jarak antara obyek dan ujung artroskop. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan anastesi lokal.Perawatan dengan teknik gap arthroplastySalah satu perawatan untuk penderita ankilosis TMI ini adalah dengan teknik gap arthroplasty. Tujuannya tidak hanya merekontruksi sendi tetapi juga mengembalikan fungsi sendi. Juga mencegah munculnya kekambuhan setelah pasien menjalani pembedahan.sendi temporomandibula yang menyatu dipotong dengan gergaji reciprocating. Kemudian, dibuatkan mangkuk dan bonggol sendi. "Selanjutnya, diberi flap yang diambil dari fasia temporalis ke celah antarsendi. Tujuannya mencegah gesekan antarsendi yang memunculkan bunyi klek dan mebuat pasien kesakitan, terangnya". Hal yang sama dilakukan untuk bagian kiri.

DAFTAR PUSTAKA1. Wong ME, Butler D, Ried R, Gateno J. Advance oral and maxillofacial surgery. Houston : The University of Dental Branch at Houston, 2007 : 6-9. 2. Nayak PK, Nair SC, Krishnan DG, Perciaccante VJ. Ankylosis of the temporomandibular joint. In : Booth PW, Schendel SA, Jarg_Erich H. Maxillofacial surgery. 2nd Ed.St. Louis : Churchill Livingstone, 2007 : 1522-36. 3. Ramezanian M, Yavary T. Comparion of gap arthroplasty and interpositional gap arthroplasty on the temporomandibular joint ankylosis. Acta Medica Iranica 2006:44(6):391-4.4. Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder: clicking.<http://www.pdgi-online.com> ( 1 Oktober 2009).5. Das UM, Keerthi R, Ashwin DP, Venkata RS, Reddy D, Shiggaon N. Ankylosis of temporomandibular joint in children. J Indian Soc Pedod Prevent Dent 2009:27(2):116-20. 6. Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery.2nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd, 2008 : 226,229-33,237-39.