BLOK 15 LBM 2.docx

45
LBM 2 BLOK 15 Kerangka teori ????aduhhh…pusing banget dech!!!! Ani kembali dari dosen pembimbing dan sudah memahami kekeliruan dalam penulisan proposal KTI-nya.menurut dosen pembimbing masih belum ada konsistensi antara tinjauan pustaka,kerngka teorui,kerangka konsep dan BAB I.pada bab tinjauan pustaka juga belum dicantumkan hipotesis.pustaka yang diacu dalam bab tinjauan pustaka maupun bab-bab belum disusun dalam daftar pustaka sesuai metode yang ditetapkan buku petunjuk penulisan KTI.hal-hal yang harus ditulis dalam tinjauan pustaka juga sangat luas dan bertele-tele,tidak menuju ke topic-tpik yang dibutuhkan sebagai landasan dalam penelitian ani.selain itu dosen pembimbing mengingatkan bahwa dalam menyususn kerangka teori dan konsep harus diperhatikan variable-variabel panelitian yang selanjutnya akan dijabarkan dalam definisi operasional dan dilengkapi skala pengukirannya. Setelah membaca kembali buku-buku metodologi penelitian,ani menemukan bahwa tidak semua desai penelitian mencantumkan hipotesis.selain itu penulisan kepustakaan ternyata ada berbagai cara. STEP 1 1. Tinjauan pustaka

Transcript of BLOK 15 LBM 2.docx

Page 1: BLOK 15 LBM 2.docx

LBM 2 BLOK 15

Kerangka teori ????aduhhh…pusing banget dech!!!!

Ani kembali dari dosen pembimbing dan sudah memahami kekeliruan dalam penulisan

proposal KTI-nya.menurut dosen pembimbing masih belum ada konsistensi antara tinjauan

pustaka,kerngka teorui,kerangka konsep dan BAB I.pada bab tinjauan pustaka juga belum

dicantumkan hipotesis.pustaka yang diacu dalam bab tinjauan pustaka maupun bab-bab

belum disusun dalam daftar pustaka sesuai metode yang ditetapkan buku petunjuk

penulisan KTI.hal-hal yang harus ditulis dalam tinjauan pustaka juga sangat luas dan bertele-

tele,tidak menuju ke topic-tpik yang dibutuhkan sebagai landasan dalam penelitian

ani.selain itu dosen pembimbing mengingatkan bahwa dalam menyususn kerangka teori

dan konsep harus diperhatikan variable-variabel panelitian yang selanjutnya akan dijabarkan

dalam definisi operasional dan dilengkapi skala pengukirannya.

Setelah membaca kembali buku-buku metodologi penelitian,ani menemukan bahwa tidak

semua desai penelitian mencantumkan hipotesis.selain itu penulisan kepustakaan ternyata

ada berbagai cara.

STEP 1

1. Tinjauan pustaka

Memahas lebih terperinci diliha dari latar bekang dikaitkan dengan variabel2 (arini)

Review of related literature

Riwayat penulisan Riwayat penulisan

2. Kerngka teori

Rangkuman berbagai aspek teoritis untuk mengembangkan kerangka konsep

Hubungan konsep dengan study empiris

Diambil dari tinjauan pustaka,pengamatam, eori dengan kenyataan berbeda.

Kerangka untuk menjawab pertanyaan untuk penelitian

Page 2: BLOK 15 LBM 2.docx

3. Kerangka konsep

Abstraksi i yang terbetuk oleh generalisasi yang khusus(purna)

Sususnan dari beberapa variabel yang diteliti. (bunga)

Hubungan konsep ang dibangn study empiris terdahulu dalam penelitian (wlly)

4. Hipotesis

Penyatann 1 /2 variabel mengenai suatu fenomena. )zee)

Penytaan yang kebenrannya belum ahu secara empiris.(bunga)

Jawaban sementara terhadap rumusan penelitina.(tria)

5. Pustaka

Refrensi yang dijadikan ebgaian acuan dalam sumber penelitian

6. Daftar Pustaka

Acuan / rujukan yang lazim

Daftar referensi yang kita kutip untuk melenkapi memperkuat dan memperkaa

tulisan kita.

7. Variabel

Sesuatu /apa aja yang diteliti u dipelajari sehingga diperoleh info tetang hal tesebut

Upaya memperinci konsep penlitian sehingga jelas meperjelas konsep penelitian

Karakteristik subjek penelitian yang berubah dari 1 subjek ke subjek laiinya

8. Definsi operasional

Batasan atu 1 atau beberapa variabel.

Membwa pngertian yg abstrak u/ mana di bwa dala penelitian.

definisi dari semua konsep yang ada dalam penelitian secara jelas dan mengacu pada

pustaka yang ada untuk menghindari kemungkina terjadinya kerancuan dalam

pengukuran analisis serta simpulannya.

Page 3: BLOK 15 LBM 2.docx

9. Skala pengukuran

Untuk mngukur variabel.

Batasan dari observasi fnmena dg mksd adagar dapat dianalisis menurut aturan yang

sudah ada.

STEP 7

Tinjauan Pustaka

Definisi

- Suatu kegiatan yang menelaah dari teori2 yang relevan dengan penelitian

yang akan kita lakukan. (Bunga), Berisi paparan penelitian yang pernah di

lakukan.

Page 4: BLOK 15 LBM 2.docx

- Mendalami , mencermati kepustakaan untuk menunjang penelitian yang

akan dilakukan

- dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi

masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang

digeluti

BUKU METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN,SUKIDJO NOTOATMODJO

a) system nomor tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan

penunjukannya pertama kali di dalam naskah. Nomor terletak di antara tanda

kurung mengikuti nama penulis atau pada akhir pernyataan atau kalimat.

Rujukan > 1 nomor2 yang bersangkutan dipisahkan oleh koma. Rujukan > 2

Tanda garis atau penghubung nomor pertama dan nomor terakhir

Contoh:

- Bangunan molekul DNA berbentuk heliks ganda dilaporkan oleh Watson

& Crick (2)

- DNA mempunyai bangunan molekul berbentuk heliks ganda (2)

b) System nama dan tahun (Harvard) Disusun secara alfabetik sesuai nama

penulis, diikuti oleh penulisan tahun atau dengan mencantumkan nama

penulis dan tahun penerbitan diantara tanda kurung atau pada akhir kalimat.

Contoh:

- Pauling (1979) melaporkan manfaat vitamin C dosis tinggi…

- Vit C dosis tinggi dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel

tumor (Pauling, 1979)

c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor (H&N) disusun secara alfabetik

berdasrkan nama penulis dan diberi nomor berurutan, Ditunjukkan dengan

mencantumkan nomor atau penulis atau keduanya (diantara tanda kurung)

d) Sistem Vancouver menggunakan system nomor disertai penyeragaman

cara penulisannya, dengan cara menunjukkan di dalam naskah dan

pemberian urutan nomor sesuai dengan munculnya yang pertama kali

didalam naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai

dengan 6, bila >6 tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et al

Page 5: BLOK 15 LBM 2.docx

Tjokronegoro, Arjatmo dan Baraas Faisal.1986. Teknik Penulisan Makalah

Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan.FK UI

Tujuan

o untuk memperlihatkan mengapa penelitian kita perlu dilakukan,

o bagaimana kita sampai pada keputusan memilih metodologi atau

teori tertentu yang kita gunakan,

o bagaimana karya kita menambah informasi terhadap penelitian-

penelitian yang telah ada

o agar tidak terjadi pembahasan masalah yang sama atau duplikasi

penelitian orang lain.

(www.progriptek.ristek.go.id)

Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk

mengembangkan atau mengidentifikasi variable-variabel yang akan

diteliti (diamati).

Agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang

ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti

(Metodologi Penelitian Kesehatan, DR. Soekidjo Notoatmojo)

- Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian

- Menemukan penjelasan dalam penafssiran penelitian kita

- Mengetahui pernah ga sih ada penelitian seperti inni.

- Menentukan variabel dan hubungan variabel penelitian.

Fungsi / manfaat / kegunaan

menyediakan kerangka konsep atau teori untuk penelitian yang

direncanakan

memberi informasi ttg penelitian 2 yang lampau yg bhug. dg

penelitian yg sedang dilakukan

Page 6: BLOK 15 LBM 2.docx

menyediakan temuan2 dan kesimpulan2 penyelidikan terdahulu yg

dapt dihub. dg penemuan2 kesimpulan kita

Selain memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti

dapat menghindari “pengulangan” dan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan oleh orang lain (menjaga originalitas penelitian).

(Metodologi Penelitian Kesehatan, DR. Soekidjo Notoatmojo)

• Memperdalam pengetahuan, khususnya ttg hubungan antar

variable penelitian

• Mengkaji teori dasar yg berkaitan dgn masalah yg diteliti

• Mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan

sebelumnya

• Menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah

• Mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data

• Mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap

• Memperkaya ide2 baru

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan

Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

sebagai dukungan evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah

yang digarap, tolok ukur penilaian tentang penguasaan peneliti

mengenai tingkat perkembangan disiplin ilmunya terkait dengan

masalah yang sedang dipecahkan, refleksi integritas ilmu peneliti

yang ditunjukkan oleh kedewasaan intelektualnya dalam

menghimpun dan menyeleksi serta menanggapi evidensi-evidensi

ilmiah sebagai dukungan landasan teoretik penelitiannya, dan

landasan pembanding hasil penelitian sendiri.Sesuai dengan arti

tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan

kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya)

tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik

Page 7: BLOK 15 LBM 2.docx

dengan bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula

yang seiring dan berkaitan (collateral).

Kegunaan Tinjauan Pustaka

Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka

mempunyai kegunaan untuk:

(1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan

penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula

cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya;

(2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang

dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa

atau mirip penelitian yang kita hadapi;

(3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka

yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya;

(4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam

permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara

sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain—yang

mungkin terkait) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan)

kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada;

(6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang

mungkin belum kita kenal sebelumya;

(7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita

lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan

(8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih

karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik

pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu

dan biaya untuk meneliti topik tersebut.

Page 8: BLOK 15 LBM 2.docx

Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984,

hal. 38-43)

menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan,

yaitu:

(1) mengkaji sejarah permasalahan;

(2) membantu pemilihan prosedur penelitian;

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;

(4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;

(5) menghindari duplikasi penelitian; dan

(6) menunjang perumusan permasalahan.

- Pengkaji permasalahn ,

- Prosedur penelitian

- mendalami teori di dalam landasan teori(teori secara umum) yang

berkaitan dengan penelitian

- mengkaji

- menghindari menduplikasi

- menunujang perumusan masalah

- membantu prosedur penelitian

- memberikan pandangan yang lebih kritis

- bukti2 ilmiah dalam penelitian

- sumber2 sebgai tolak ukur penilaian

- refleksi integritas penelitian

- sebgai review pustaka

SyArat

perhatikan teknik penulisan yg benar

Page 9: BLOK 15 LBM 2.docx

(hindari kal. yg terlalu panjang, kal. tanpa subyek, ejaan yg tidak taat

eyd)

alur pikiran yg logis hrs ttp dijaga

perhatikan dlm penulisan rujukan.

- 5 tahun dari penelitian yang ada

- Faktual

- Pada akhir bagian kesimpulan dan mampu prediksi,termsuk hal yang

akan direkomendasikan penelitian

Langkah

Kumpulkan kepustakaan yg diperkirakan ada hubungan atau relevan

dgn masalah penelitian

Periksa sumber pendahuluan/abstrak dr karangan tadi

Mulai membaca dgn cermat & kritis utk penelitian

Membuat catatan yg diperlukan

Mencatat hal2 penting yg dibaca dr kepustakaan terpilih

Tuliskan pd kertas td judul karangan, nama pengarang, volume, no

halaman, & kata kunci katangan tsb

Catatlah hal2 yg relevan

Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya kan ditemukan

jawaban sementara/hipotesa dr masalah penelitian

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan

Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

- identifkasi variabel

- cari info yang dalam

- Hubungkan info yang ada dengan variabel

Kerangka Konsep

Definisi

Page 10: BLOK 15 LBM 2.docx

adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

adalah suatu abstraksi oleh generalisasi hal2 yang khusus,,dapat diukur

dengan variabel. (Notoatmojo,2005)

Dibentuk dalam diagram yang menunujukkan jenis,serta hubungan yang

diteliti. (FKUI),

Uraian tentang hubungan antar variabel yang terkait dalam masalah

terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan tinjauan

pustaka. Kerangka konsep harus dunyatakan dalam bentuk skema atau

diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian dalam bentuk narasi

mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel (Badan

Litbangkes, 2006)

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2002).

Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta

hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait. Kerangka

konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jeas dan mempermudah

pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak sama dengan kerangka

desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).

Adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep

yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan

menggeneralisasi suatu pengertian

Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung

Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

Tujuan

Kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur

melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

Page 11: BLOK 15 LBM 2.docx

(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi)

- Memberikan info dan memudahkan memilih desain penelitian

- Memberikan penjelasan pada orang lain tentang variabel

- Menggambarkan alur pemikiran penelitian,

Fungsi

Untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, atau

menjelaskan kata2 yang mungkin masih abstrak pengertiannya dalam teori

tersebut

(Drs. Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, 2006, Jakarta :

Bumi Aksara)

- Sebagai dasar merumuskan hipotesis

- Tempat peneliti memberi penjelasn yang berhunbungan dengan pokok

maslaah dalam penelitian.

- Kayak memeberikan variabel2 yang disusun dari kerangka teori

- Memeberi penjelasan bagaimana hubungan variabel dengan faktor luar.

Syarat

- Variabel

- Menjelaskan hub variabel

- Korelasi hubungan variabel

- Dinyatakan dalam diagram(paradigma/metode penelitian)

langkah

Menggambarkan interaksi antara berbagai variabel yang diteliti

Biasanya digambarkan dalam bentuk bagan

Sumber : Abdul Salam M. Sofro Fakultas Kedokteran & LPPM Universitas

YARSI Jakarta

- Menetapkan variabel (bebas,terpengaruh)

- Membaca dan hasil2 penelitian

- Deskripsi teori dan hasil penelitian

Page 12: BLOK 15 LBM 2.docx

- Analisis kritis teori dan hasil penelitian

- Analisis kompartif terhadap teori dan hasil peneilitian

- Kesimpulan yang sifatnya sementara

Kerangka Teori

Definisi

Adalah Bagian dari penelitian yang berasal dari study kepustakan

Sejumlah teori ,, batas 2 penegthuan,,

Landasn teori=kerangka teori bagian dari penelitian yang berasal dari

study pustaka,

batas-batas pengetahuan yang dapat ditelusuri dari kepustakaan terkait

dengan ide/masalah penelitian (konsep, konstruk, variabel)

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan

dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang

dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu

bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

Tujuan

- Dipaparka Dengan maksud pengembangan,

Fungsi

Sebagai pedoman arah tujuan penelitian

Membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan

hipotesisnya

(Drs. Cholid narbuko & Drs. H. Abu achmadi, Metodologi Penelitian, 2005,

Jakarta : Bumi Aksara)

Untuk memberikan gambaran atau batasan2 tentang teori2 yang akan

dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan

(Drs. Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, 2006, Jakarta :

Bumi Aksara)

Page 13: BLOK 15 LBM 2.docx

syArat

kerangka teori dibuat berupa skema sederhana yg menggambarkan

secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dlm

penelitian.Skema sederhana yg dibuat kemudian dijelaskan secukupnya

mengenai mekanisme kerja faktor faktor yg timbul.Kerangkateori

tersusundari rangakain teori-teori yg merupakan hasil dari telaah

pustaka.Dengan demikian jalannya penelitian secara keseluruhan dpt

diketahui secara jelas dan terarah.Kerangka teori jg akan membantu

pemilihan konsep konsep yg diperlukan guna pembentukan hipotesisnya

Metodologi Penelitian,Drs Cholid Narbuko

- Hendaknya lengkap

- Menjelaskan dari umum

- Dibuat dari sumber relevan

- Tidak berasal dari bahasa indonesi saja

langkah

o Menentukan topic

o Mencari dan memeriksa pustaka

o Mencari dan membuat daftar variable yang berpengaruh

o Menentukan hubungan antar variable

o Membuat kerangka

Metodologi Penelitian, FKUNDIP

1) Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa

disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri)

2) Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan

yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.

Page 14: BLOK 15 LBM 2.docx

3) Penulisan nama pengarang dalam Endnotes atau Footnotes yang bersumber dari

kepustakaan tidak perlu mencantumkan gelar akademik.

4) Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip

kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila

menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku

dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan

terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun

terbitan tidak berlaku.

5) Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik, dengan jumlah minimal 10 (sepuluh)

sumber, baik dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran,

internet dan lain-lain.

6) Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.

7) Dalam kerangka teori, peubah dicantumkan sebatas yang diteliti dan dapat dikutip

dari dua atau lebih karya tulis/bacaan.

8) Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di

BUKU)

9) Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model

konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan

penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori

dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang

dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun

kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang

sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan

batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.

www.stie-mce.ac.id

Page 15: BLOK 15 LBM 2.docx

Hipotesis

Definisi

Berasal dari hypo = di bawah; thesis = dalil, kaidah, hukum

Hipotesis sesuai asal katanya adalah pernyataan suatu dalil atau kaidah tetapi

kebenarannya belum terujikan secara empirik

Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan untuk fenomena

problematik atau persoalan penelitian yang dihadapi.

Proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji

kebenarannya . Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep

Suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara 2 variabel

Suatu pernyataan tentang hubungan ( yang diharapkan ) antara dua variabel

atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empiric

( Menurut Buku Alur Penelitian Kedokteran dan Kesehatan hal.31 )

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Jawaban sementara yang akan dilakukan penelitian

Proposisi sementara

Tujuan

o jawaban sementara yang memungkinkan dibuktikan secara empirik.

SUMBER: WATIK PRAKTIKNYA

Mengekspresikan korelasi dua variable atau lebih

Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

Page 16: BLOK 15 LBM 2.docx

Memungkinkan untuk dibuktikan secara empiric

Watik Pratikya, A. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan

kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Fungsi

memberikan batasan dan jangkauan kecil penelitian

memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data

sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau

data

membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variable yang

akan diteliti.

(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi

Revisi)

memberi tuntutan kepada peneliti ke arah mana penelitian itu harus

dilakukan

merupakan alat untuk melokalisasi fenomena2 dan menuntun secara

identifikasi variabel2 yang dibutuhkan untuk menjawab masalah

penelitian

memberi petujuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yang

dipilih

membri petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisa hasil

penelitian

(dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr.

Ahmad Watik Praktiknya)

Syarat

Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan

dalam bentuk kalimat tanya.

Page 17: BLOK 15 LBM 2.docx

Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang teliti. Hal ini berarti

bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu

pengetahuan yang sedang atau akan teliti.

Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus

mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan

dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran

variabelnya akan sulit mencapai hasil uang objektif.

Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Atrinya hipotesis yang tidak

menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas

sifatnya.

(buku metodologi penelitian kesehatan,sudigdo)

Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement)

Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti

Hipotesis harus dapat diuji

Hipotesis harus sederhana dan terbatas

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

rumusan hipotesa penelitian harus mengandung variable 2

penelitian

jenis hubungan antar variable tadi terungkap dengan jelas

subjek penelitian tercantum dalam rumusan hipotesis penelitian

mencantumkan juga hipotesa alternatif (hipotesa kerja)

PANDUAN PENELITIAN, DR.B. SANDJAJA, MSPH DAN ALBERTUS

HERIYANTO, M.HUM

Langkah

Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sedrhana, tidak

bermakna ganda.

Page 18: BLOK 15 LBM 2.docx

Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak serta-merta datang

dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman,

serta sumber ilmiah lain yang sahih.

Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau

lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara

beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada

studi faktor-faktor resiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu

hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang

menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai

hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.

Memungkinkan di uji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris;

suatu hipotesis, meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat

disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-

variabel yang di ukur. Di sisi lain rumusannya juga harus cukup longgar

sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan

yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.

Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai (hipotesis

apriori), sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah

penelitian melihat data, yang disebut hipotesis a posteriori atau posthoc

hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang

mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa

kemaknaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang

atau kesalahan tipe 1 menjadi makin besar dengan makin bertambahnya

hipotesis).

(SUDIGDO,DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN)

macam/jenis rumusan

- Hipotesis kerja : hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Contoh :

Page 19: BLOK 15 LBM 2.docx

”Apabila ...., maka ....”

”Ada hubungan antara .... dengan ....”

”Ada perbedaan antara .... dengan ....”

Ada 2 macam hipotesis kerja :

- hipotesis satu ekor : hubungan antarvariabel sudah jelas arahnya

- hipotesis dua ekor : hubungan antarvariabel belum jelas arahnya

- hipotesis nihil : hipotesis yang hanya ada dalam alam pikiran peneliti,

yang berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik.

Contoh :

”Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara .... dengan ....”

- hipotesis tandingan : hipotesis dari variabel-variabel luar yaitu variabel

tandingan bagi variabel pengaruh yang ada dalam hipotesis kerja

Contoh :

”Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap

penyakit infeksi” hipotesis kerja

”Faktor-faktor X,Y,Z (dan seterusnya) akan mempengaruhi suseptibilitas

individu terhadap penyakit infeksi” hipotesis tandingan

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga:

Hipotesis Kerja

Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan

tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya

menggunakan rumusan pernyataan Jika…, maka… Artinya jika suatu factor atau

variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu

yang dapat ditimbulkan.

Hipotesis nol/ statistic

Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya

suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai

Page 20: BLOK 15 LBM 2.docx

suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua

variable, disebut hipotesa alternative.

Contoh: Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung

antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.

Hipotesis hubungan dan Perbedaan

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2

variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya

hubungan antara dua variable. Contohnya: makin tinggi tingkat pendidikan ibu,

makin teratur memeriksakan kehamilannya.

Sedangkan hipotesa perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau

perbedaan di antara dua variabel. Misalnya: praktek pemberian ASI ibu-ibu di

kelurahan A berbeda/ lebih tinggi daripada praktek pemberian ASI di kelurahan

B.

Berdasarkan ISinya/substansiany , hipotesis dapat dibedakan menjadi 2 macam:

a. Hipotesa mayor atau hipotesa induk.

Yakni hipotesa yang dirumuskan dengan menampilkan adanya hubungan

sebab-akibat,namun dalam akibat tersebut perlu dilakukan pengujian dari

beberpa bagian hipotesa(hipotesa kecil) dalam akibat tersebut dilakukan

digeneralisasikan.

b. Hipotesa minor atau hipotesa kecil

Bagian dari hipotesa mayor yang dilakukan pengujian sehingga dapat

memperkuat dugaan adanya korelasi positif antara 2 variabel yang

disebutkan dalam hipotesa induknya.

(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi)

Untuk membuat rumusan hipotesa pada prinsipnya harus diperhatikan

adanya 2 hal yaitu

a. Substansi hipotesa

Artinya menyangkut isi dari hipotesa tersebut sampai seberapa jauh hipotesa

dapat menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan.selain itu seberapa

Page 21: BLOK 15 LBM 2.docx

lengkap informasi/fakta empiric yang diperoleh dilapangan maupun hasil

penelitian yang terdahulu.

b. Formulasi

Lebih mengarah pada susunan dari hipotesa itu sendiri.kriteria yang

dirumuskan hipotesa:

- Mengekspresikan adanya hubungan kausalitas antara 2 variabel/lebih

- Dapat dilakukan pengujian secra empiris ,baik mengenai korelasi yang teruji

maupun variable yang terukur.

- Menggunakan susunan kalimat yang dapat menjawab permasalahan penelitian.

- Mempunyai landasan teori yang memadai baik secra literaturmaupun hasil

penelitian yang terdahulu.

- Mempunyai batasan yang memadai,tidak terlalu luas yang dapat mengakibatkan

bias,namun juga tidak terlalu sempit yang mengakibatkan dangkalnya suatu

penelitian.

- Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti yang bersangkutan.

Jenis penelitian yang tidak memerlukan hipotesis:

1. Penelitian yang eksploratif murni termasuk didalamnya

suatu survey deskriptif,review program

2. Penelitian manuskrip kedokteran

3. Penelitian grounded di bidang kedokteran social.

Variable

Definisi

adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota suatu kelompok yang berbeda

dengan yang dimilki kelompok lain.

Variabel penelitian

adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta:

Bumi Aksara

Page 22: BLOK 15 LBM 2.docx

skala pengukuran dan Definisi Operational

berdasarkan tingkat pengukuran (level of measurement), secara umum

dikenal ada 2 macam :

a. variabel diskrit (variabel nominal)

adalah variabel yang variasinya tdk menunjukan perurutan atau

kesinambungan. Tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah

b. variabel kontinum

variabel yang variasi nilainya merupakan perurutan atau ada kontinuitas satu

dg yg lain. Berdasarkan sifat kontinuitas variasi ini, variabel kontinum dibagi

menjadi 3 macam yaitu :

i. variabel ordinal

yaitu variabel kontinum yg batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain

tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tsb lebih

tinggi, sama, atau lebih rendah dari pada nilai yang lain. Sementara ”

jarak ” atau interval antar nilai tsb tdk dapat dibandingkan

ii. variabel interval

variabel kontinum yg batas variasi nilai satu dg yg lain jelas, sehingga jarak

atau intervalnya dpt dibandingkan. Nilai variasi pada variabel interval juga

dapat dibandingkan spt halnya pada variabel ordinal (sama, lebih besar,

atau lebih kecil), tetapi nilai mutlaknya tdk dpt dibandingkan secara

matematis, oleh karena batas2 variasi nilai pada variabel interval adalah

arbitrer (angka nolnya tidak absolut)

iii. variabel rasional

variabel kontinum yang disamping intervalnya jelas batasnya, juga variasi

nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak (titik nolnya absolut)

kedudukan (time ordering) variabel

memperlihatkan mana yang berlaku sebagai variabel bebas, mana

variabel tergantung, mana variabel2 pendahulu, perantara, atau prakondisi.

Page 23: BLOK 15 LBM 2.docx

Disamping itu, perlu juga diidentifikasi variabel luar (variabel pengacau,

variabel ekstranous), yaitu variabel2 bebas yang berpengaruh terhadap

variabel tergantung yg dipelajari tapi tdk diungkapkan dalam hipotesis kerja.

Tujuan dimunculkannya variabel luar yaitu untuk dilakukan pengendalian dg

rancangan penelitian yg akan di tetapkan pada langkah berikutnya.

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Skala nominal : skala kualitatif yg paling rendah tingkat pengukurannya

dibandingkan skala2 yg lain, krn skala ini hanya mampu mengklasifikasikan

suatu variable/suatu objek. Skala ini tdk mampu membandingkan mana yg

lbh besar atau mana yg lebih kecil.

Contoh : jenis kelamin, agama, golongan darah, suku

Skala ordinal : skala kualitatif seperti skala nominal , tetapi lbh tinggi

tingkatannya, sebab dgn skala ini dpt dibedakan objek yg satu dgn yg

lainnya, dpt jg ditentukan mana yg lbh besar/lbh kecil, dpt diurutkan dr yg

paling rendah ke yg paling tinggi.

Contoh : jenjang pendidikan, derajat penyaki, status social, ekonomi

Skala interval : skala kuantitatif yg kedudukannya lbh tinggi dibanding dgn

skala ordinal, krn selain dpt membedakan satu objek dgn yg lain, dpt

ditentukan mana yg lbh besar atau lbh kecil & dpt pula ditentukan jarak

(interval) antara satu objek dgn lainnya serta dpt dilakukan operasi

matematis.

Contoh : suhu tubuh, BB, koefisien, intelegensia

Skala ratio : skala kuantitatif yg tertinggi derajatnya. Semua sifat yg ada pd

skala interval terdapat pa skala ini, yg membedakan adalah pd skala ini

dikenal adanya nol absolut/nol sejati (nol yg berarti tdk ada)

Contoh : jml barang, byk pasien, kadar ureum, penghasilan

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan

Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

Page 24: BLOK 15 LBM 2.docx

Skala variable Sifat Contoh Statistik yang

lazim

Kategorikal

Nominal

Ordinal

Bukan peringkat

Peringkat dengan

interval yang tidak

dapat diukur

Gol. Darah, jenis

kelamin, usia, suku

Derajat penyakit,

status social-

ekonomi

Jumlah, rate,

risiko relative,X2,

uji Fischer

Sama dengan

nominal, median,

uji non parametik

Numerik

Interval

Rasio

Peringkat dengan

interval yang

dapat diukur,

namun tidak

mempunyai titik 0

alamiah

Sama dengan skala

interval,

mempunyai titik 0

alamiah

Suhu tubuh,

koefisien

intelegensi

Penghasilan, berat

badan, kadar

ureum

Sama dengan

ordinal, ditambah

mean, simpang

baku, uji t, anova,

regresi-korelasi

Sama dengan

skala interval

Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis edisi ke 2. CV Sagung Seto

1. cara menyusun definisi operasional

Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut

Tipe A, Tipe B dan Tipe C.

1. Definisi Operasional Tipe A

Page 25: BLOK 15 LBM 2.docx

Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi

yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan

yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan

menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala

menjadi nyata.

Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan

dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana

masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya

satu orang yang akan dapat mencapainya.

2. Definisi Operasional Tipe B

Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana

obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu

berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-

karakteristik dinamisnya.

Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang

mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.

3. Definisi Operasional Tipe C

Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada

penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan

tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik

statisnya.

Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang

mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing,

kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan

menghitung secara cepat.

www.psend.com

cara memberikan definisi operasional variabel yaitu :

Page 26: BLOK 15 LBM 2.docx

a. definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk

menimbulkan suatu gejala.Pada definisi ini dijelaskan bagaimana cara

memanipulasi variabel.Contoh : bagaimana mempergunakan pupuk X

pada tanaman kacang.Berapa banyak pupuk X yang dipergunakan ,

kapan memprgunakannya

b. definisi operasional yang mendeskripsikan suatu variabel baik

mengenai ciri2nya maupun cara beroperasinya.definisi sering

dipergunakan dalam penelitian2 pada umumnya.contoh : tanaman

kacang yang dipergunakan dalam penelitian pupuk X didefinisikan sbg

tanaman kacang dari spesies Arachis hypogaea yang ditanam

langsung dari biji kacang dan telah berumur satu minggu

c. definisi operasional yang mendeskripsikan ciri2 statis suatu obyek

sering digunakan pada penelitian pendidikan.Contoh : Definisi

Operasional anak cerdas adalah anak yang memiliki perbendaharaan

kata2 yang banyak , memiliki daya ingat yang kuat dan mampu

bernalar dengan baik serta memiliki keterampilan berhitung yang baik

, dst

sumber : panduan Penelitian oleh Dr.B.Sandjaja,MSPH

2. manfaat definisi operasional

untuk memberikan persepsi yang sama pada semuaa orang mengenai

apa yang dimaksud dengan variabel2

bagi peneliti : untuk mnghindari peneliti lain yang ingin mengulangi

penelitian tsb

untuk menentukan instrumen alat2 ukur apa yang digunakan dalam

penelitian

sumber : panduan Penelitian oleh Dr.B.Sandjaja,MSPH

Korelasi antar variabel

o kolerasi simetris

Page 27: BLOK 15 LBM 2.docx

terjadi bila antara dua variabel ada hubungan, tetapi tidak ada

mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing2 bersifat mandiri.

Kolerasi simetris terjadi karena :

kebetulan

sama2 merupakan akibat dari faktor (variabel bebas) yg sama

indikator dari konsep yang sama

o kolerasi asimetris ialah kolerasi antara dua variabel, dg satu variabel

(variabel babas) bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel

tergantung).

o kolerasi timbal – balik ialah kolerasi antara dua variabel, yang antar

keduanya saling pengaruh – mempengaruhi.

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Jenis

o variabel bebas (disebut juga variabel pengaruh, variabel perlakuan,

kausa, treatment, dsb) yaitu variabel yang bila dalam suatu saat

bersama dg variabel lain, variabel yang terakhir ini berubah (atau

diduga berubah) dalam variasinya.

Bentuk lain dari variabel bebas :

c. variabel perantara atau disebut juga variabel penghubung yaitu

variabel yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas dg

variabel tergantung.

d. Variabel pendahulu yaitu variabel bebas yang berpengaruh pada

variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula pada

variabel lain yg juga berperan sebagai variabel bebas terhadap

variabel tergantung tsb

Page 28: BLOK 15 LBM 2.docx

e. Variabel prakondisi yaitu variabel yang keberadaannya merupakan

prasyarat bagi bekerjanya suatu variabel bebas terhadap variabel

tergantung.

o Variabel tergantung (disebut juga variabel terpengaruh, variabel tak-

bebas, efek, dsb) yaitu variabel yg berubah karena variabel bebas tsb

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Variable bebas (independent variable) : variable yg diduga sbg penyebab

timbulnya variable lain

Variable tergantung (dependent variable) : variable yg timbul sbg akibat

langsung dr manipulasi & pengaruh variable bebas, dlm penelitian variable

tergantung diamati & diukur utk mengetahui pengaruh dr variable bebas

Variable moderator (variable bebas kedua) : variable yg dipilih, diukur,

diamati, & dimanipulasi oleh peneliti krn diduga ikut mempengaruhi

hubungan antara variable bebas & variable tergantung.

Variable control : variable yg dikontrol peneliti utk menetralkan

pengaruhnya thd variable tergantung

Variable antara (intervening variable ) : faktor yg sec teoritik

mempengaruhi hubungan variable bebas & variable tergantung, variable ini

tdk dpt diamati, & diukur, namun pengaruhnya dpt disimpulkan dr

hubungan yg ada antara variable bebas & variable tergantung

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan

Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

Desain penelitian

Fungsi

Page 29: BLOK 15 LBM 2.docx

Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian

Merupakan alat bagi peneliti unutk mengontrol atau mengandalikan

perlbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitian

(DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo

Sastroasmoro)

Jenis

1. Observasional

- Laporan khusus

- Serikasus

- Studi cross sectional

- Studi kasus kontrol

- Studi kohort

- Mata analisa

2. Intervensional

- Uji klinis

- Intervensi

Pendidikan

Perilaku

Kesehatan

Masyarakat

(DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo

Sastroasmoro)

Penulisan kepustakaan

Syrat

memuat :

- nama pengarang

- judul karya ilmiah

Page 30: BLOK 15 LBM 2.docx

- tahun penerbitan, serta

- penerbitnya

(http://fpmipa.upi.edu/bi\pdf\menulis_ki.pdf)

langkah

Penyusunan daftar pustaka diatur sebagai berikut:

a. Urutan ke bawah. Penyusunan daftar pustaka ke bawah disesuaikan

dengan urutan abjad nama terakhir penulis pertama,

b. Urutan Ke kanan.

1. Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama

majalah (ditulis dengan singkatan resminya), jilid (dan nomor jika

perlu), dan nomor halaman yang diacu,

2. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (bila

ada), edisi ke, nama penerbit, dan kota (utama), penerbit,

3. Untuk sumber yang lain digunakan cara yang lazim.

Catatan :

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan,

termasuk huruf (initial) nama depan, nama tengah clan

seterusnya, dan tidak diperkenankan menampilkan dkk. Atau

et.al.

(www.s3fk.ugm.ac.id)

Page 31: BLOK 15 LBM 2.docx

macam cara penuisan

1. cara penulisan yang baik

Sistem nomor

Setiap rujukan diberi bernomor sesuai dgn urutan penunjukannya di dalam

makalah, yg diletakkan di antara tanda kurung, baik di belakang nama penulis,

akhir pernyataan, atau akhir kalimat.

Contoh : Virus penyebab ensefalitis yg dikenal di Indonesia di antaranya ialah

rabies (1), poliomielitis (2), cocksackie (3), influenza (4,5,6)…dst

Sistem nama & tahun (Harvard)

Daftar rujukan disusun sec alfabetik berdasarkan nama penulis, dgn meletakkan

nama keluarga di depan. Penunjukannya dlm makalah dgn mencantumkan tahun

dlm tanda kurung di belakang nama penulis atau mencantumkan nama keluarga

penulis & tahun di dlm kurung dgn membubuhkan tanda koma di antaranya.

Contoh : Abnormalities of the male tract have only recently been defined in

autopsy material (Kaplan et al., 1968; Oppenheimer and Esterly, 1969)

Sistem kombinasi alfabet & nomor

Penunjukan di dlm makalah diberi bernomor seperti pd sistem Harvard & pd

daftar rujukan disusun menurut alfabet nama penulis. Antara nama keluarga &

nama diri diberi tanda koma, antara nama2 penulis diberi tanda titik koma, & pd

akhir nama penulis diberi tanda titik dua, yg kemudian diikuti dgn judul makalah

Bucher, T.; Pfleiderer, G.; Pyruvate kinase from muscle; in Colowick, Kaplan,

Methods in enzymology, vol.1, p.323 (Academic Press, New York 1972)

Sistem Vancouver

Disepakati oleh para editor majalah ilmiah berbahasa Inggris yg terkenal dlm

pertemuan di Vancouver British Columbia, USA. Tujuannya utk

menyeragamkan/membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah di seluruh

dunia.

Page 32: BLOK 15 LBM 2.docx

Contoh : Eisen HN. Imunology: an introduction to molecular and cellular

principles of the immune response. 5th ed. New York: Harper and Row, 1974.

p.406

(Prof.Dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K) & Prof.Dr.Sofyan Ismael,

Sp.A(K).2002.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Jakarta:CV.Sagung Seto)

Tinjauan pustaka

Kerangka

konsep

Kerangka teori

hipotesis

Metodologi Penelitian

Variable dan definisi

operasional

Skala pengukuran

Daftar pustaka

Page 33: BLOK 15 LBM 2.docx