blok 5 lbm 2
-
Upload
aminahsania -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of blok 5 lbm 2
Perbedaan epinephrin dan non epinephrin
Epinephrin Nonepinephrin memiliki kelompok metil terikat pada nitrogen
memiliki atom hidrogen di tempat kelompok metil
bertanggung jawab untuk mengontrol seluruh jaringan tubuh
mengontrol bagian-bagian otak yang bertanggung jawab untuk hubungan pikiran tubuh dan tindakan merespons
dilepaskan oleh kelenjar adrenal dilepaskan oleh medula adrenal
Zona-zona pada kortex 1. Zona glomerulosa
Lapisan paling luar Mempunyai bentuk piramidalis Membentuk 15% dari korteks adrenal Mensekresikan hormon aldosteron
2. Zona Fasikulata Lapisan tengah dan terlebar Bentuk polihedral Membentuk sekitar 75% dari korteks adrenal Mensekresikan kortisol, kortison dan androgen (dalam jumlah sedikit) Sitoplasma mengandung glikogen dan sedikit lemak
3. Zona Retikularis Lapisan terluar Membentuk 7% dari korteks adrenal Sitoplasma terpulas lebih gelap Mensekresikan androgen adrenal dehidroepiandrosteron dan androstenedion
dan juga androgen (dalam jumlah sedikit)
apa saja yang diregulasikan dan disekresikan hormon pada medulla dan koteks 1. korteks
Mineralokotikoid Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na+ dan ekskresi K+ serta H+ khususnya dalam ginjal. Contoh hormon kelompok ini adalah Aldosteron, dibuat di zona glomerulosa. Glukokortikoid Salah satu kerja tepenting adalah meningkatkan proses glukoneogenesis. Misalnya hormon Kortisol pada manusia, dibuat di zona fasikulata. Kortikosteon dihasilkan pada zona fasikulata dan glomrulosa namun lebih banyak ditemukan pada hewan pengerat dari pada manusia Androgen
Prekursor androgen berupa dehidroepiandosteon, diproduksi oleh zona fasikulata dan retikularis
2. Medulla epinefrin dan norephinefrin
umpan balik positif dan negatif dari suprarenalis
biosintesa hormon
Epinefrin disintesis dari tirosin (merupakan prekursor langsung katekolamin) melalui 4 tahap: 1) hidroksilasi cincin
Tirosin diubah menjadi L-dihidroksifenilalanin (L-dopa) dengan bantuan enzim tirosin hidroksilase yang berfungsi sebagai oksidoreduktase dengan kofaktor berupa tetrahidropteridin.
2) dekarboksilasi L-dopa mengalami konversi menjadi 3,4-dihidroksifeniletilamin (dopamin) dengan bantuan enzim dopa dekarboksilase dan piridoksal fosfat
3) hidroksilasi rantai samping Dopamin mengalami konversi menjadi Norepinefrin melalui peran dopamin β-hidroksilase (DBH) yang merupakan enzim oksidase dengan bantuan askorbat, tembaga dan fumarat.
4) N-metilasi Reaksi N-metilasi yang dialami oleh Norepinefrin dikatalisis oleh enzim feniletanolamin N-metiltransferase (PNMT), membentuk epinefrin
defisiensi dari hormon adrenal 1. Addison 2. Sindrom Cushing 3. Sindrom conn 4. Sindrom adrenogenital : tumor adrenokortikal yang jarang timbul, namun
tumor ini mensekresikan androgen sehingga mnenyebabkan gejala maskulinasi yang kuat. Apabila kelainan ini timbul di wanita maka wanita tersebut akan bersifat jantan, sedangkan pada pria tumor adrenokortikal yang bersifat virilisasi juga akan menimbulkan gejala yang ada pada wanita, disertai dengan pertumbuhan organ kelamin pria yang cepat.
komunikasi antar hormon
Bentuk komunikasi hormon terbagi atas 3 yaitu:
1. Komunikasi hormon endokrin
Hormon disekresikan ke dalam aliran darah untuk mencapai target organ yang akan
mempengaruhi aktivitas sel organ. Komunikasi juga terjadi antara dua kelenjar
endokrin, contoh : pituitari anterior mensekresi beberapa hormon tropin yang
menstimulasi kelenajr endokrin lain untuk mensekresikan hormonnya sendiri
(kelenjar hormon target).
2. Komunikasi Neuroendokrin
Akson dari saraf tertentu dalam hipotalamus otak memperluas diri ke pitutari
posterior, mensekresi hormon (misalnya: ADH) langsung ke dalam aliran darah untuk
mencapai target organ (misalnya: Ginjal). Sel saraf hipotalamus mensekresi hormon
pengatur tertentu. Sistem vascular portal khusus yang menghubungkan hipotalamus
dengan kelenjar pituitari anterior dalam aliran darah (Mis : hormon pertumbuhan dan
Prolaktin).
Kemudian hormon-hormon pituitari anterior mencapai target organ masing-masing
seperti jaringan lemak dan kelenjar susu. Hormon Pituitari (Mis : ACTH) disekresi
sebagai respon terhadap hormon hipotalamik (Mis : CRH). Hormon dalam sirkulasi
darah akan bertindak sebagai stimulator hormon lain (Tropin) pada beberapa kelenjar
endokrin (misal Korteks adrenal).
Korteks adrenal akan mengeluarkan target hormon final (Mis : Kortisol melalui darah
utuk mencapai target organ yang dikehendaki, seperti: hati). Sekresi hormon dari
kelenjar endokrin langsung sebagai respon atas kerja sistem saraf otonom. Misalnya:
hormon medula adrenal dan pineal merupakan hasil kerja sistem saraf simpatik.
3. Komunikasi Parakrin
Bentuk lain komunikasi hormonal yaitu komunikasi hormon jaringan atau lokal.
Hormon ini berdifusi antar ruang interseluler di dekatnya pada jaringan yang sama
untuk beraksi atas sel di dekatnya (efek parakrin) atau sel yang sama (efek otokrin)
darah tidak lagi menjadi sarana transportasi jenis hormon lokal ini, kecuali jika sel
tersebut adalah sel darah itu sendiri. Contoh: Prostaglandin