blok 5

25
Abstrak Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang lain. Otot bertanggung jawab menimbulkan tonusvaskular, kontraksi usus, fungsi genitourinari, dan denyut jantung. Terdapat tiga jenis otot: otot rangka, jantung, dan polos. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Di dalam anatomi terdapat tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel- sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosi penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Histologi memiliki jaringan pada setiap tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Fisiologi merupakan ilmu yang sangat menarik dan memberikan penjelasan tentang keingintahuan manusia tentang mekanisme kerja seluruh bagian tubuhnya sendiri. Kata Kunci: Tonusvaskular, genitourinari, histologi anatomi mikroskopis, fisiologi ilmu menarik. Abstract Locomotor muscle is active because the muscles can move the parts of the body. Muscles responsible for causing tonusvaskular, contraction of the intestines, genitourinary function, and heart rate. There are three types of muscle: skeletal muscle, cardiac, and smooth. Anatomy is the study of 1

description

hjhjhlhljhkjjhj

Transcript of blok 5

Abstrak

Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang

lain. Otot bertanggung jawab menimbulkan tonusvaskular, kontraksi usus, fungsi

genitourinari, dan denyut jantung. Terdapat tiga jenis otot: otot rangka, jantung, dan polos.

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Di dalam anatomi terdapat

tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari

tentang struktur jaringan. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.

Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik

manusia, hewan, serta tumbuhan dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan

diagnosi penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Histologi

memiliki jaringan pada setiap tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Fisiologi merupakan

ilmu yang sangat menarik dan memberikan penjelasan tentang keingintahuan manusia

tentang mekanisme kerja seluruh bagian tubuhnya sendiri.

Kata Kunci: Tonusvaskular, genitourinari, histologi anatomi mikroskopis, fisiologi ilmu

menarik.

Abstract

Locomotor muscle is active because the muscles can move the parts of the body. Muscles

responsible for causing tonusvaskular, contraction of the intestines, genitourinary function,

and heart rate. There are three types of muscle: skeletal muscle, cardiac, and smooth.

Anatomy is the study of the structure of the human body. Contained in the anatomy of bones,

muscles, nerves, and blood vessels. Histology is the field of biology that studies of the

structure of the network. Histology can also be referred to as microscopic anatomy. Histology

is very useful in studying the physiological function of cells in the body, whether human,

animal, and plant and in the form of histopathologic diagnosi it useful in the enforcement of a

disease that involves changes in physiological function and organ deformation. Histology

have a network in every bone, muscle, nerves and blood vessels. Physiology is the science of

the extremely interesting and provide an explanation of human curiosity about the mechanism

of action throughout the body.

Keywords: Tonusvaskular, genitourinary, histology microscopic anatomy, physiology

exciting science.

1

Jari tangan 2,3, dan 4 anak 10 tahun

terjepit pintu sejak 2 hari yang lalu

sehingga bengkak dan kesulitan

menggenggam sesuatu dan menulis

Fisiologi

Pendahuluan

Latar Belakang

Anatomi dan fisiologi adalah suatu ilmu yang sangat berhubungan. Seperti pada

contoh kasus yaitu pembengkakan yang terjadi pada jari tangan. Pembengkakakan pada jari

tangan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di dalam. Namun, pembengkakan jari tangan

juga dapat berhubungan dengan anatomi dan fisiologi manusia. Untuk lebih jelas kita akan

membahasnya di makalah ini.

Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mengetahui penyebab terjadi

pembengkakan pada jari tangan serta mengetahui hubungan antara anatomi dan fisiologi

terhadap pembengkakan pada jari tangan.

Contoh Kasus

Skenario 4

“ Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan jari-jari

tangan kanan terjepit pintu sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan jari 2,3, dan 4

bengkak dan kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis. “

Gambar 1.

2

Anatomi

Macrospfic

Macrosofic (anatomi)

Tulang

Otot

Saraf

Pembuluh Darah

Gambar 2.

Gambar 3.

3

Fisiologi Cara Kerja Otot

Gambar 4.s

Gambar 5

4

Microsofic (histologi)

Jaringan pada Otot

Struktur Tulang Secara Macrosofic.

1. Tulang Manusia

5

Struktur Otot pada Manusia.

2. Otot Manusia

6

Definisi Otot

Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang

lain. Otot bertanggung jawab menimbulkan tonus vaskular, kontraksi usus, fungsi

genitourinari, dan denyut jantung. Terdapat tiga jenis otot: otot rangka, jantung, dan polos.

a . Otot Rangka

Berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang. Bila diamati dibawah

mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut

otot seran lintang. Kerja otot lurik sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, reaksi

terhadap rangsang cepat, dan mudah lemah.

b . Otot Jantung

Secara anatomi otot ini sebenarnya otot lurik. Tetapi serabut ototnya bercabang dan

saling bertautan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung tak sadar, reaksi terhadap

rangsangan lambat.

c . Otot Polos

Ditemukan pada saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran pernapasan, saluran

pelepasan air seni, saluran genital, dan otot pada rambut dan kulit. Bentuk seperti

kumparan/gelendong (panjang dan langsing), dibawah mikroskop tampak beriti satu, tidak

tampak serabut dan garis-garis melintang maka disebut sebagai otot polos. Kerja otot polos

tidak sadar, lambat, dan tidak cepat lelah.

Definisi Anatomi dan Fisiologi

Anatomi

Istilah anatomi diambil dari bahasa Yunani atau Latin. Cabang Ilmu Anatomi dibagi

menjadi 2 yaitu:

1 . Anatomi (makro)

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Di dalam anatomi

terdapat tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Dan pada makalah ini akan dibahas tentang

tulang, otot, saraf , dan pembuluh darah pada tangan.

7

a . Tulang

Pada tangan terdapat tulang radius, ulna, os lunatum, caput ulnae, proc styloideus

radii, proc styloideus ulnae, os scaphoideum, os capitatum, os carpi (os triquetum, os

pisiforme, os hamatum, hamulus ossis hamati), tuberculum ossis trapezii, os trapezium, os

metacarpi, ossa sesamoidea, caput ossis metacarpi, ossa metacarpi I-V (os sesamoideum),

phalanx distalis, ossa digitorum, caput ossis metacarpi, corpus phalangis, caput phalangis,

basis phalangis, phalanx distalis, dan tuberositas phalangis distalis.

b . Otot

Pada tangan terdapat otot-otot punggung tangan m.extensor digitorum tendines,

ratinacullum musculorum extensorum, m.extensor carpi ulnaris tendo, m.extensor carpi

radialis brevis tendo, m. extensor carpi radialis longus tendo, m.extensor pollicis longus

tendo, m.extensor digiti minimi, m.extensor pollicics longus tendo, m.interosseus dorsalis II,

m.interosseus dorsalis I, connexus intertendinei, dan articulationes interphalangeae.

c . Saraf

Saraf-saraf yang terdapat pada tangan r. communicanscum nervo ulnari, r. profundus

(n. ulnaris), r.superficialis (n. ulnaris), nn. digitales palmares communes, nn. digitales

palmares communes, nn. digitales palmares proprii, dan nn. digitales palmares proprii.

d . Pembuluh Darah

Pembuluh darah yang terdapat pada tangan adalah a. radialis, a. ulnaris, a.radialis r.

palmarisuferpicialis, a. ulnaris r.carpalisdorsalis, a. ulnaris r.palmarisprofundus, Aa.

Digitalespalmarespropriae, dan Aa. Digitalespalmarescommumss.1

2 . Histologi (mikro)

Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan. Histologi

dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam

mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan dan

dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosi penyakit yang melibatkan

perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Histologi memiliki jaringan pada setiap

tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah.

8

a . Tulang, terdiri dari jaringan:

1 . Jaringan Tulang Primer

Dalam pembentukan setiap tulang, dan juga dalam proses perbaikan, jaringan tulang

yang pertama kali muncul adalah imatur. Ia bersifat temporer dan pada orang dewasa

digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali pada sedikit sekali tempat di dalam

tubuh, misalnya, dekat sutura tulang-tulang pipih tengkorak, di dalam soket gigi, dan di

dalam insersi beberapa tendo. Di sampinh susunan serabut kolagennya yang tidak teratur,

sifat-sifat lain dari jaringan tulang primer adalah lebih sedikitnya kandungan mineral atau (ia

lebih mudah ditembus oleh sinar x) dan lebih tingginya presentase osteosit daripada di dalam

jaringan tulang sekunder.

2 . Jaringan Tulang Sekunder

Tulang sekunder adalah jenis tulang yang biasa ditemukan pada orang dewasa. Secara

khas, ia memperlihatkan serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel 3-7, yang

sejajar satu sama lain atau tersusun secara konsetris di sekitar suatu saluran vaskuler. Seluruh

kompleks yang terdiri dari lamel-lamel konsentris yang mengelilingi suatu saluran yang

mengandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyambung longgar disebut sistem havers

atau osteon. Lakuna lakuna dengan osteosit ditemukan diantara dan kadang-kadang lamel

tersebut. Di dalam tiap-tiap lamel, serabut kolagen sejajar satu sama lain. Di sekitar sistem

harvers atau lamel yang berdekatan, sering ada suatu lapisan bahan amorf yang disebut zat

semen atau (cementimsubstance). Di dalam diafisis, lamel-lamel memperlihatkan suatu

susunan khas yang terdiri dari sistem havers, suatu sistem sirkumferensial luar, suatu sistem

sirkumferensial dalam, dan suatu sistem intermediate. Keempat sistem tersebut mudah

dikenali dalam potongan melintang. Jaringan tulang sekunder yang mengandung sistem

havers kadang-kadang disebut jaringan tulang havers. Ia biasanya hanya ditemukan di dalam

diafisism meskipun sistem havers kecil dapat ditemukan di tempat lain. Tiap sistem havers

merupakan suatu silinder panjang, sering bercabang dua, yang sejajar dengan diafisis. Ia

terdiri dari suatu saluran (havers) yang dikelilingi oleh 4-20 lamel konsentris. Setiap saluran

yang dilapisi oleh endosteum tersebut mengandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan

penyambung longgar. Saluran havers berhubungan dengan rongga sum-sum, dengan

periosteum, dan dengan saluran havers lain melalui saluran melintang atau miring yang

disebut saluran volkman. Saluran volkman tidak mempunyai lamel-lamel kosentris tetapi

mereka menembus lamel tersebut. Semua saluran vaskuler di dalam jaringan tulang terbentuk

9

bila matriks diletakkan di sekitar pembuluh darah yang sudah ada. Pemerikasaan sistem

havers dengan cahaya terpolarisasi memperlihatkan lapisan annisotropik terang yang

berganti-ganti dengan lapisan isotropik gelak. Bila diamati dengan cahaya terpolarisasi yang

tegak lurus dengan panjangnya, serabut kolagen bersifat bias ganda (anisotropik). Aspek

berganti-ganti tersebut disebabkan oleh distribusi serabut kolagen di dalam lamel-lamel itu.

Dalam tiap lamel, serabu-serabut sejajar satu sama lain dan berjalan seperti spiral. Tetapi,

gelombang spiral tersebut berbeda untuk berbagai lamel itu, sehingga pada setiap titik

tertentu apa pun juga serabut-serabut lamel yang berdekatan bersilangan kira-kira tegak

lurus.2

b . Otot, terdiri dari jaringan:

1 . Jaringan Otot Polos

Susunan jaringan otot tediri dari sel/serat otot polos, jaringan penyambung antar serat

(umumnya jaringan penyambung jarang). Otot polos umunya terdapat di dalam organ

berlumen (pembuluh darah, saluran urin, saluran pernapasan, dan lain-lain). Bentuk serat otot

polos adalah fusiformis.

2. Jaringan Otot Skelet (rangka)

Sel atau serat otot skelet dan jaringan penyambung antar serat berfungsi menggerakan

otot skelet/rangka tulang. Bentuk serat otot skelet silindiris panjang dan ujung tumpul.

Panjang rata-rata 3 cm sampai dapat atau ada yang lebih panjang 15-30 cm. M. sartorius

adalah paling panjang dengan diameter 10-100 um. Susunan mikroskopik muskulus atau otot

skelet tiap serat otot skelet diliputi endomisium, beberapa otot skelet menyusun fasikulus atau

berkas, tiap fasikulus diliputi perimisium, beberapa fasikulus menyusun muskulus, muskulus

diliputi epimesium.

3 . Jaringan Otot Jantung

Sel atau serat otot jantung dan jaringan penyambung antar serat, bentuk serat silindris

bercabang bersifat seperti serat otit skelet bercorak. Di ventrikel jantung serat otot jantung

ada yang mengalami modifikasi dan berfungsi konduktif/menyalurkan rangsang yaitu serat

purkinye.

10

Fisiologi

Fisiologi merupakan ilmu yang sangat menarik dan memberikan penjelasan tentang

keingintahuan manusia tentang mekanisme kerja seluruh bagian tubuhnya sendiri.

Otot di Tubuh Manusia

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah

kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop)

dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan

mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai

periode istirahat berkali-kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus

oleh fasia super fasialis.

Kebanyakan otot rangka menyambungkan tulang ke tulang; ada yang menggerakkan

bagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot

rangka hanya mampu menarik, tidak menolak. Oleh itu, untuk menggerakkan anggota

(pergerakan tulang) otot lazimnya berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk

membengkokkan tangan, otot biseps mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps

mengendur.

Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos

tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing–masing sel memiliki satu inti

yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh

saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada dinding saluran

pencernaan, saluran-saluran pernapasan, pembuluh darah dan saluran kencing dan kelamin.

Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-

serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.

Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti otot rangka. Otot

jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain

melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat:

supaya pengecutan jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara

spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Dengan demikian, otot

jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.

11

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek

jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot

sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu kontraksibilitas yaitu kemampuan otot

untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang

melakukan kegiatan. Selain itu, ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan

lebih panjang dari ukuran semula. Elastisitas juga suatu karakter otot yaitu kemampuan otot

untuk kembali pada ukuran semula. Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu

filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua

filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut

otot menyusun satu otot.3

Mekanisme Kontraksi Otot.

Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau, mekanisme

atau interaksi antar komponen-komponen itu akan dapat menjelaskan proses kontraksi otot.

a. Filamen-filamen Tebal dan Tipis yang Saling Bergeser Saat Proses Kontraksi

Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan lebih

pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata-rata sekitar

sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagai

konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung,

panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A

dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami

reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew

Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran filamen

(=filament-sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh

suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar

sesamanya.4

12

Gambar 3. Susunan filament di otot lurik6

b. Aktin Merangsang Aktivitas ATPase Miosin

Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan bukan

asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, SzentGyorgi kembali menunjukkan mekanisme

kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk kom-pleks bernama

Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan yang cukup besar.

Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin.

Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin. Selanjutnya,

untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang peranan ATP dalam proses kontraksi itu,

kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah

sebesar 0.05 per detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja

ATPase miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara

paradoks, adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin menjadi sekitar

10 per detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-akti-vasian miosin inilah,

muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor mengemukakan sebuah model hidrolisis

ATP yang dimediasi / ditengahi oleh aktomiosin.

Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan

menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini memiliki

13

ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin tadi

terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosinADP-Pi. Kompleks tersebut yang

kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap keempat yang merupakan

tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi

tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP sehingga kompleks yang tersisa hanyalah

kompleks AktinMiosin yang siap untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat

disimpulkan bahwa proses terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut

menghasilkan gaya vektorial untuk kontraksi otot.5

c. Model untuk Interaksi Aktin dan Miosin Berdasar Strukturnya

Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model yang

dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan F-aktin. Mereka mengamati

kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola pada S1 itu berikatan

secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45° terhadap sumbu filamen. Sementara itu,

ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi kepala S1 miosin itu nampaknya

berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang melibatkan beberapa residu Lisin dari

miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan asam Glutamik dari aktin.

d. Kepala-kepala Miosin Berjalan Sepanjang Filamen-filamen Aktin

Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya, kita

mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa berpindah-

pindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross-bridges itu harus

berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di daerah sepanjang

filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan sinar X terhadap struktur

filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi, Rayment, Holden, dan Milligan

mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP)

itu berperan besar untuk sebuah perubahan konformasional (yang menghasilkan hentakan

daya miosin) dalam siklus kontraksi otot. Postulat ini selanjutnya mengarah pada model

“perahu dayung” untuk siklus kontraktil yang telah banyak diterima berbagai pihak.4

14

Gambar 4. Hidrolisis ATP menjalankan siklus asosiasi dan disosiasi aktin dan miosin6

Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri pada kepala miosin S1 sehingga celah

aktin terbuka. Sebagai akibatnya, kepala S1 melepaskan ikatannya pada aktin. Pada tahap

kedua, celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan proses hidrolisis ATP yang

menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu merupakan keadaan molekul

dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi).

Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer aktin yang

posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan monomer aktin sebelumnya. Pada

tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang mengakibatkan tertutupnya celah aktin

15

sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin membesar. Keadaan itu disebut keadaan transien.

Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-daya terjadi dan suatu geseran konformasional

yang turut menarik ekor kepala S1 tadi terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu,

pada tahap akhir, ADP dilepaskan oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.4,5

Pengaturan untuk Kontraksi Otot

Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut impuls saraf

motor.

a. Ca2+ Mengatur Kontraksi Otot dengan Proses yang Melibatkan Troponin dan Tropomiosin

Sejak tahun 1940, ion Kalsium diyakini turut berperan serta dalam pengaturan kontraksi

otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro Ebashi menunjukkan bahwa pengaruh Ca2+ ditengahi

oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin yang diekstrak langsung dari

otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan tropomiosin) berkontraksi karena

ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan tropomiosin pada sistem aktomiosin

tersebut meningkatkan sensitivitas sistem terhadap Ca2+. Di samping itu .subunit dari

troponin, TnC, merupakan satu-satunya komponen pengikat Ca2+.

b. Impuls Saraf Melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma

Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular (= sambungan

antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh sebuah sistem

tubula transversal /T. Tubula merupakan pembungkus-pembungkus semacam saraf pada

membran plasma fiber. Tubula tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masing-

masing. Semua sarkomer pada sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi

sehingga otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar

(dengan proses yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR

merupakan suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih,

bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma.

Sistem tersebut membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran

SR yang secara normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran

Ca2+-ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+]

bagi otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh adanya

protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari 40 untuk

16

berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi permeabel terhadap

Ca2+Akibatnya, Ca2+ berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+ khusus menuju interior miofibril,

dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup

untuk memicu perubahan konformasional dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya,

kontraksi otot terjadi dengan mekanisme “perahu dayung” tadi. Saat rangsangan saraf

berakhir, membran SR kembali menjadi impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam

miofibril akan terpompa keluar menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.5

Kesimpulan

Hipotesa diterima, terdapat kelainan pada tulang tangan serta pecahnya pembuluh

darah tangan seorang anak laki-laki sehingga mengalami bengkak yang menyebabkan tidak

bisa menggenggam dan susah menulis.

17

Daftar Pustaka.

1. Putz R. Sobotta Atlas anatomi manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2007, 172;210;215;223.

2. Jonqueira, Luis C. Histologi dasar Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 2002, 137-9.

3. Sherwood. L ; alih bahasa, Brahm U. Human Physiology: from cells to system.

2nd edition. Jakarta.EGC : 2001: 212-38.

4. Barbara Y. John W.H. Wheater’s Functional Histology. 4th Edition. Churchill

livingstone; 2002.

5. Murray R.K. Granner D.K. Rodwell V.W ; alih bahasa, Brahm U. Pendit.

Biokimia Harper. 27th edition. Jakarta.EGC; 2009: 582-604.

18