BLOK 5

25
Pembentukan Tulang dan Sendi pada Ekstremitas Inferior Ega Farhatu Jannah 102012277 Anggraini Hertanti 102012440 Alvan???/ Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat Tulang dan Komposisinya Sebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang menyangga struktur berdaging, melindungi organ-organ vital seperti yang terdapat di dalam tengkorak dan ronggadada, dan menampung sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang juga berfungsisebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain, yang dapat dielepaskan atau disimpan dengancara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan tubuh. Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatanyang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.Jaringan bermineral ini memberi fungsi mekanik dan metabolik kepada kerangka. Tulangadalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks tulang,dan 3 jenis sel: osteosit, yang menyintesis unsur organik matriks, dan osteoklas, yangmerupakan sel raksasa multinuklear yang 1 Tinjauan Pustaka

description

otot

Transcript of BLOK 5

Tinjauan PustakaPembentukan Tulang dan Sendi pada Ekstremitas Inferior

Ega Farhatu Jannah 102012277Anggraini Hertanti102012440Alvan???/Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat

Tulang dan KomposisinyaSebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang menyangga strukturberdaging, melindungi organ-organ vital seperti yang terdapatdi dalam tengkorak dan ronggadada, dan menampung sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang juga berfungsisebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain, yang dapat dielepaskan atau disimpan dengancara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan tubuh.Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatanyang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakantubuh.Jaringan bermineral ini memberi fungsi mekanik dan metabolik kepada kerangka. Tulangadalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks tulang,dan 3 jenis sel: osteosit, yang menyintesis unsur organik matriks, dan osteoklas, yangmerupakan sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodelling jaringantulang. Karena metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur,pertukaran zat antara osteosit dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melaluikanalikuli, yang merupakan celah-celah silindris halus, yang menerobos matriks.Permukaanbagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-selosteogenik-endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar.Karena keras, tulang sukar dipotong dengan mikrotom, dan diperlukan teknik khususuntuk mempelajarinya.Salah satu teknik umum yang memungkinkan pengamatan terhadapsel-sel matriks organiknya didasarkan pada dekalsifikasi tulang yang diawetkan dengan bahanfiksasi standar.Mineralnya dihilangkan dengan perendaman tulang dalam larutan yangmengandung zat pengikat-kalsium (misalnya asam etilendiamintetraasetat [EDTA]).Jaringandekalsfikasi tersebut kemudian dipendam, dipotong, dandipulas.Sel Tulang: OsteoblasOsteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagentipe I, proteoglikan, dan glikoprotein).Deposisi komponen anorganik dari tulang jugabergantung pada adanya osteoblas aktif.Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang,dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks,osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitassintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akanberkurang.Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk danmenjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna dihuniosteosit beserta juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara aktifmenyintesis protein untuk dikeluarkan.Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi.Komponen matriks disekresi pada permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yanglebih tua, dan menghasilkan lapisan matriks baru (namun belum berkapur), yang disebutosteoid, di antara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini, yaitu aposisitulang, dituntaskan dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang barudibentuk.Sel Tulang: OsteositOsteosit, yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antaralamela-lamela matriks.Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna.Kanalikuli matrikssilindris yang tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit.Tonjolan dari sel-selyang berdekatan saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul-molekulberjalan melalui struktur tempat dari osteosit dan pembuluh darah melalui sejumlah kecil substansi ekstrasel yang terletak di antara osteosit (dengan tonjolan-tonjolannya) dan matrikstulang.Pertukaran inimenyediakan nutrien kira-kira untuk 15 sel yang sederet.Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebutmemiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta kromatin inti yanglebih padat.Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dankematiannya diikuti oleh resorpsi matriks tersebut.Sel Tulang: OsteoklasOsteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar.Bagian badan sel yang melebarmengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih).Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklasterdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenalsebgagai lakuna Howship.Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang. Padaosteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tak teratur,seringkali berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan membentuk batas bergelombang. Batasbergelombang ini dikelilingi oleh zona sitoplasma, zona terang yang tidak mengandungorganel, namun kaya akan filamen aktin. Zona ini adalah tempat adhesi osteoklas padamatriks tulang dan menciptakan lingkungan mikro tempat terjadinya resorpsi tulang.Osteoklas menyekresi kolagenase dan enzim lain dan memompa proton ke dalam kantungsubselular (lingkungan mikro yang disebut sebelumnya), yang memudahkan pencernaankolagen setempat dan melarutkan kristal garam kalsium. Aktivitas osteoklas dikendalikanoleh sitokin (protein pemberi sinyal kecil yang bekerja sebagai mediator setempat) danhormon.Osteoklas memiliki reseptor untuk kalsitonin, yakni suatu hormon tiroid, namunbukan untuk hormon paratiroid. Akan tetapi osteoklas memiliki reseptor untuk hormonparatiroid dan begitu teraktivasi oleh hormon ini, osteoklas akan memproduksi suatu sitokinyang disebut faktor perangsang osteoklas. Batas bergelombang berhubungan denganaktivitas osteoklas.Matriks TulangKira-kira 50% dari berat kering matriks tulang adalah bahan anorganik.Yang teristimewabanyak dijumpai adalah kalsium dan fosfor, namun bikarbonat sitrat, magnesium, kalium dannatrium juga ditemukan. Studi difraksi sinar X memperlihatkan bahwa kalsium dan fosformembentuk kristal hidroksiapatit dengan komposisi Ca10(PO4)6(OH2). Meskipun begitu,kristal-kristal ini menunjukkan ketidaksempurnaan dan tidak identik dengan hidroksiapatityang ditemukan dalam mineral karang. Kalsium amorf (nonkristal) juga cukup banyakdijumpai. Pada mikrogaf elektron, kristal hidroksiapatit tulang tampak sebagai lempenganyang terletak di samping serabut kolagen, namun dikelilingi oleh substansi dasar. Ionpermukaan hidroksiapatit berhidrasi dan selapis air dan ion terbentuk di sekitar kristal.Lapisan ini, yaitu lapisan hidrasi,membantu pertukaran ion antara kristal dancairan tubuh.Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yangmengandung agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik.Glikoproteintulang mungkin bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang.Jaringan lainyang mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandungglikoprotein tersebut.Karena kandungan kolagennya yang tinggi, matriks tulang yangterdekalsifikasi terikat kuat denganpewarna serat kolagen.Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan padajaringan tulang.Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun lebihfleksibel mirip tendon.Dengan menghilangkan bagian organik dari matriks, yang terutamaberupa kolagen, bentuk tulang juga masih terjaga, namun kini menjadi rapuh, mudah patahdan hancur bila dipegangHistogenesis TulangTulang dapat dibentuk dengan 2 cara: mineralisasi langsung dari matriks yang disekresiosteoblas (osifikasi intramembranosa) atau oleh deposisi matriks tulang pada matriks tulangrawan yang sudah ada (osifikasi endokondral).Osifikasi intramembranosa, yang terjadi pada kebanyakan tulang pipih, disebut demikiankarena terjadi di dalam kondensasi jaringan mesenkim. Tulang frontal dan parietal tengkorak,selain bagian tulang oksipital dan temporal dan mandibula serta maksila, dibentuk melaluiosifikasi intramembranosa. Proses inijuga ikut dalampertumbuhan tulang-tulang pendek, danpenebalan tulang panjang. Pada lapisan kondensasi mesenkim, titik awal osifikasi disebutpusat osifikasi primer. Proses diawali saat sekelompok sel berkembang menjadi osteoblas.Osteoblas menghasilkan matriks tulang dan diikuti kalsifikasi, berakibat sebgaian osteoblasdibungkus simpai, yang kemudian menjadi osteosit. Pulau-pulau pembentukan tulang inimembentuk dinding yang membatasi rongga-rongga panjang yang berisi kapiler, sel sumsumtldan sel-selprakembang.Beberapa kelmpok demikian hampir serentak munculdipusatosiikasisehingga penyatuan dinding menghasilkan strukturmiripsponspada tulang. Jaringanikatyangtertinggaldiantara dindingtulang disusupipembuluh darah dan sel mesenkim tambahan, yang akan membentuk sel-sel sumsum tulang.Pusat-pusatosifikasitulangtumbuh secara radialdan akhirnya menyatu, yang akan menggantikanjaringan ikatasal. Ubun-ubun bayiyang barulahir, misalny, merupakan daerahlunak pada tengkorak yang sesuaidengan bagianjaringanikatyang belum mendapatosiikasi.Pada tulang pipihtengkorakterdapatlebih banyak pembentukantulang daripada resorpsitulang pada permukaan dalam maupun luar.Jadi, 2lapisantulang kompakta(lempeng dalam dan luar)terbentuk, sedangkan bagian pusat(diploe)tetap mempertahankan cirisponsnya.Bagian lapisan jaringan ikat yang tidak mengalami osifikasi menghasilkan endosteum dan periosteum ditulang intramembranosa. Osifikasi endokondral terjadi di dalam sepotong tulang rawan hialin bantuknya mirip miniatur tulang yang akan dibentuk. Jenis osifikasi ini pada dasarnya bertanggung jawab atas pembentukan tulang panjang dan pendek.Osifikasi endokondral tulang panjang meliputi urutan kejaidan berikut.Mula-mula jaringan tulang pertama tampak berupa tabinng tulang berongga yang mengelilingi bagian tengah model tulang rawan.Struktur ini, yaotu leher tulang, dihasiljan melalui osifikasi intramembranosa didalam perikondrium setempat. Pada tahap berikut, tulang rawan setempat mengalami proses degeneratif kematian selm fengan pemesaran sel (hipertrofi) dan kalsifikasi matriks, yang menghasilkan struktrur 3 dimensi yang terdiri atas sisa-sisa matriks tulang rawan (diafisis), tempat masuknya pembuluh darah melalui leher tulang yang sebelumnta tlah dilubangi oleh osteoklas,yang membawa masuk sel-sek osteroprogenitor ke daerah tersebut. Berikutnya osteoblas melakat pada matriks tulang yang telah mengapur dan menghasilkan lapisan-lapisan tulang primer yang mengelilingi sisa matriks tulang rawan.Pada tahap ini tulang rawan berkapur tampak basofilikm dan tukang primer terlihat esonifilik. Dengan cara ini terbentuk pusat osifikasi primer. Kemafian muncul pusat osifikasi sekunfer di bagain ujunag di model tulang raawan (epifsis).Selama perluasan dan remofelling berlangsungpuasat osifikasi primer dansekunder membentuk rongga yang secara berangsur dan diisi oleh oleh sum-sum tulang.Dipusat osifikasi sekunder, tulang rawan tetap ada pada 2 daerah: tulang rawan sendi yang tetap ada seumur hidup dan tidak ikut dalam pertubuhan memanjang tulang dan tulang rawan epifisis, yang juga disebut epifisis, yang disebut lempeng epifisis, menghubungkan epifisis dan diafisis. Tulang-tulang epifisis bertanggung jawab atas pertumbuhan memanjang tulang, dan tidak terdapat lagi pada orang dewasa, yang menjadi sebab terhentinyapertumbuhan tulang pada saatdewasa.Penutupan epifisis mengikuti urutan kronologis sesuai tulang yang bersangkutan dan akan tuntas saat berumur 20 tahun. Pemeriksaan kerangka yang sedang tumbuh dengan sinarX memungkinkan orang menetapkan usia tulang seseorang, dengan memperlihatkan manaepifisis yang terbuka dan yang sudah tertutup.Begitu epifisis sudah menutup, pertumbuhanmemanjang tulang tidak dimungkinkan lagi meskipun pelebaran tulang masih mungkin terjadi.Osifikasi TulangTulang rawan epifisi dibagi dalam 5 zona, yang dimulai dari sisi epifisis tulang: (1) Zonaistirahat, terdiri atas tulang rawan hialin tanpa perubahan morfologi dalam sel, (2) Dalam zonaproliferasi, kondrosit cepat membelah dan tersusun dalam kolom-kolom sel secaraparalelterhadap sumbu panjang tulang. (3) Zona hipertrofi tulang rawanmengandung kondrosit besaryang sitoplasmanya telah menimbun glikogen. Matriks yang telah diresorpsi hanya tersisaberupa septa tipis di antara kondrosit. (4) Zona kalsifikasi tulang rawan, kondrosit mati, septatipis matriks tulang rawan mengalami pengapuran (kalsifikasi) dengan mengendapnyahidroksi apatit. (5) Di zona osifikasi, muncul jaringan tulang endokondral. Kapiler darah dansel-sel osteoprogenitor yang dibentuk melalui mitosis sel, berasal dari invasi periosteum kerongga yang ditinggalkan kondrosit.Sel osteoprogenitor membentuk osteoblas, yang tersebarmembentuk lapisan tidak utuh di atas septa matriks tulang rawan berkapur. Akhirnya,osteoblas meletakkan matriks tulang di atas matriks tulangrawan 3dimensi yang berkapur.Sebagai kesimpulan, pertumbuhan memanjang tulang-tulang panjang terjadi melaluiproliferasi kondrosit dalam lemperng epifisis di dekat epifisis. Pada waktu yang sama,kondrosit sisi diafisis dari lempeng mengalami hipertrofi; matriksnya mengalami perkapuran,dan sel-selnya mati.Osteoblas meletakkan selapis tulang primer pada matriks yang berkapuritu. Karena kecepatan kedua kejadian yang berlawanan ini (proliferasi dan destruksi) kuranglebih sama, tebal lempeng epifisis tidak banyak berubah. Bahkan, lempeng epifisis didesakmenjauhi bagian diafisissehingga tulang tersebut bertambah panjang.Sendi Tulang belulang saling berhubunagna melalui berbagai jenis sendi atau articulasi. Tulang belulang tengkorak saling mengisi dandihubungkan oleh ligamentum sutura, lapis jaringan ikat padat tipis yang tidak memungkinkan gerakan. Pada arttikulasio vertebra, vertebra berurutan dihubungkan oleh diskus intervertebral, terdiri atas jaringan ikat padat dan tulang rawan yang memungkinkan sedikit gerakan. Pada sendi tungkai, ujung tulang ditutupi tulang rawan dan dikelilingi oleh sebuah simpai sendi yang memungkinkan gerakan cukupluas. Sendi yang hampir tidak memungkinkan gerakan disebut sinartosis. Dalam kategori ini, tulang yang langsung berhubungan degnan tulang disebut sinostosis. Yang tulangnya dihubungkan melalui tulang rawan adalah sinkondrosis. Yang dihubungkan jaringan ikat diseebut sindesmosis. Sendi yang memungkinkan gerak bebas tulang-tulangnya disebut diartrosis.Pada diartrosis, permuukaan sendi dari tulang ditutupi tulang rawan hialindan dibungkusdalam simpai sendi. Simpai ini terdiri atas lapis fribrosa luar dari jaringan ikat padat yang menyatu dengan periosteum tulang dan lapisan sinovial (sinovium) dalam setebal 25m yang lebih seluler. Yang terakhir ini kadang-kadang disebut sebagai membran sinovial, namum istilah ini menyesatkan karena mengesankan pelapis epitel seperti ditemukan pada rongga besar permukaannya, jaringan ikat dari sinovium terpapar langsung pada cairan sinovial dalam rongga sendi. Dua jenis sel ditemukan pada ataudekat permukaan: sel mirip fibroblas yang menghasilkna kolagen, protoglikan, dan komponen yang lain dari intestinum dan makrofag yang membersihkan debris akibat aus di dalam sendi. Limfositterdapat, dalam jumlah terbatas, pada lapidan lebih dalam sinovium.Tempat sinovium membungkus ligamen dan tendo intraartikuler atau melapisi bagian-bagian sendi yang menahan tekanan kuat, ia duduk langsung diatas lapis fibrosa. Ditempat lain, ia terpisah darinya oleh jaringan ikat longgar atau jaringan lemak. Pada daerah ini, lipartan atau vili berbasus lebar dari sinovium terjulur ke dalam rongga sendi. Vili ini bertambah besar dan jumlahnya dengan meningkatnya umur dan pulau-pulau tulang rawan mungkin terbentuk di dalamnya.Sinovial sangat vaskuler dengan anyaman luas kapiler 10m dibawah permukaan. Sekitar setengah dari kapiler itu bertingkap, umumnya pada sisi ke arah rongga sendi. Cairan sinovial adalah transudardari air dan zat terlarut dari darah dan karenanya memiliki komposisi serupa dengan cairan intersisial jaringan pada umumnya. Pada cairan ini ditembahkan hialuronat dan sebuah glikoprotein, lubrisin, dan keduanya adalah molekul degnan sifat pelumas. Mereka itu diduga disekresikan oleh sel mirip fibroblas dari sinovium. Juga terdapat dalam jumlah kecil adalh glikoprotein lain yang umumnya ditemukan dalam tulang rawan tempat mereka menstabilkan ikatan monomer proteogglikan pada asam hialuronat membentuk agregat. Protein pengikat ini disintesis oleh sel-sel sinovial dalam biakan namun fungsinya, jika adala dalam carian sinovial tidak diketahui.sedikit monosit san limfosit terdapat dalam cairan sinovial.Pertukaran cairan dalam sendi diartosis tergantung pada pembaruannya oleh transduksi dari kapilerdarah ke dlam rongga sendi pada keluarnya melalui gerakan transsinovial dari cairan dalam makromolekul di kapiler linfe, dibantu peningkatan sementara tekanan yang dihasilkan fleksi intermiten pada sendi.Tulang Ekstremitas Inferior2,3Gambar 1. Tulang Ekstremitas InferiorEkstremitas bawah terdiri dari : tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs dan otot Mm. pangkal paha, Mm tungkai atas, Mm tungkai bawah, dan Mm Pedis. Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur. Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar. Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral.Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri. Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya.Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.Sedangkan pada otot yang menempel pada tulang-tulang tersebut adalahMm Pangkal Paha terdiri atas :Otot pangkal paha bagian luar: M. Gluteus maximus, berorigo dibeberapa tempat yaitu, di ala ossis ilium dibelakang linea glutea posterior fascia lumbosacralis, permukaan belakang dari os sacrum dan os coccygis, serta pada beberapa ligamentum seperti ligamentum sacroiliaca posterior dan ligamentum sacrotuberosum. M. gluteus maximus juga berinsersio pada 2/3 bagian atas pada tractus iliotibialis, 1/3 bagian bawah pada tuberositas glutea femoris. Dan dipersarafi oleh nervus gluteus inferior. M Gluteus minimus, origo pada ala ossis ilium diantara linea glutea anterior dan linea glutea inferior. Insersio pada permukaan depan trochantor major. Dipersarafi gluteus superior. M. Obutator Externus, origo permukaan luar membrana obturatoria, dan oscoxea disekitar foramen obturatorius. dipersarafi nervus obturatorius. M. Gluteus medius, origo pada fascies lateralis ala ossis ilium diantara linea glutea anterior dan linea glutea posterior, dan facia lata. Insersio pada permukaan lateral trochantor major femoris. Dipersarafi olh nervus gluteus superior. M. Tensor facie lata, origo pada labium externum cristae iliacae, spina iliaca anterior superior dan permukaan dalam fascia lata. Insertio melalui tractus iliotiialis Maissiatii pada tuberositas tractusiliotibialis tibiae. M. Quadratus femoris, origo tuber isciadicum, insertio pada crista intertrochanterica, dan dipersarafi oleh nervus gluteus inferior, plexus sacralis L5-S2.

Otot pangkal paha bagian dalam : M. Psoas major, origo di corpus vertebrae Th XII, sisi lateral corpora vertebrales L1-5, proscessus transversus vertebrae L1-5. Insertio trachantor minor femoris. Dipersarafi oleh nervus femoralis dan plexus lumbalis. M. Iliacus, origo fossa iliaca, insertio di trochanter minor femoris, dipersarafi oleh plexus lumblis. M. Obturator internus, origo pada permukaan medial memrana obturatoria dan os coxea sekitar foramen obtoratorium. Insertio fossa trochanterica, dan dipersarafi nervus gluteus inferior, plexus sacralis (L5-S2). M. Psoas minor, origo pada sisi lateral corpus vertebrae TH XII, sisi lateral corpus vertebrae L1, dan diskus intervertebralis diantara Th XII dan L1. Insertio di eminentia iliopectinea dan fascia iliaca, dan dipersarfi oleh plexus lumbalis. M. Piriformis, origo fascies pelvina ossis sacri, foramina sacralis 2-4, dan bagian atas incisura ischiadica amjor. Insertio pada puncak trochanter major femoris. Dipersarafi oleh plexus sacralis (L5-S2). Mm. Gemellus superior, origo pada spina ischiadica, insertio pada fossa trochanter femoris. Inervasi oleh nervus gluteus inferior, plexus sacralis (L5-S2). Mm. Gemellus inferior,origo pada tuber ischiadicum, insertio pada fossa trochanter femoris. Inervasi oleh nervus gluteus inferior, plexus sacralis (L5-S2).Mm tungkai atas dibagi atas 3 bagian,Mm. Extensor sendi lutut, Mm, Adductor femoris, Mm. Sendi lutut. Mm. Extensor terdiri atas : M. Sartorius, origo pada spina iliaca anterior superior. Insertio di facies medialistibiar, dekat tuberositas tibiae, bersama-sama dengan tendines mm. Gracillis dan semitendinosus. Dipersarafi oleh nervus femoralis. M. Rectus femoris, origo caput rectum pada spina iliaca anterior inferior, dan caput obliqcum pada acetabulum. Insertio tuberositas tibiae dengan perantara ligamentum patela.dipersarafi nervus femoralis. M. vastus medialis, origo bagian terbawah linea intertrochanterica dan labiun medialis linea asperae. Insertio pinggir lateral tendo insertionis m. rectus femoris dam patela. Dipersarafi oleh nervus femoralis. M. vastus intermedius, berorigo pada permukaan anteriordan lateral copus fomoris. Insertio bagian tengah tendo insertionis m. rectus femoris. Dan dipersarafi nervus femoralis. M. vastus lateralis, origo di permukaan anterior dan lateral trochanterica major, dan labium laterale linea asperae. Insertio pada pinggirlateral tendo insertinis m. rectus femoris dan pinggir lateral patella. Dipersarfi nervus femoralis. M. Articularis genus, origo permukaan anterior os femus bagian distalis, insertio pada permukaan superior dan lateral capsula articularis genus. Dipersarafi olehnervus femoralis.

Mm. adductor femoris terdiri atas : M. Pectineus, origo pada pecten ossis pubis, ligamentum pubicum superius, insertio pada linea pectinea femoris. Dan dipersarafi nervus femoralis dan ramus anterior nervus obturatorius. M. Gracillis, origo ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii. Insertio dari permukaan medial tibiae dekat tuberositas tibiiae (dibelakang tendo m. sartorius). Dipersarfi ramus anterior nervus obturatorius. M.Adductor longus, origo ramus superior ossis pubis, insertio labium mediale lineae asperae frontalis. Dipersarafi ramus antrior nervus obturatorius. M. Adductor minimus, origo ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii. Insertio labium mediale lineae asperae femoris. Dipersarafi nervus obturatorius dan nervus tibialis. M. Adductor magnus, origo ramus inferior ossiischii dan tuber ischiadicum. Insertio labium mediale lineae asperae femoris dan epicondylus medialis femoris. Dipersarafi nervus obturatorius. M. Adductor brevis, origo ramus inferior ossi pubis, insertio labium mediale lineae asperae femoris. Dipersarafi ramus anterior nerrvus obturatorius.Mm. Flexor sendi lutut terbagi atas M. Biceps femoris, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus.Mm. Tungkai bawah terbagi atas Mm. Flexor, Mm. Extensor, Mm. Peronaie. Mm. Flexor dibagi atas M. Gastrocnemius, M. Soleus, M. Plantaris, M. Popliteus, M. Flexor digitorum longus, M. Tibialis posterior, M. Flexor hallucis longus. Mm. Extensor dibagi atas M. Tibialis anterior, M. Extensor digitorum longus, M. Peroneus tertius, M. Extensor hallucis longus. Mm peronaie dibagi menjaid M. Peroneus longus dan M. Peroneus brevis.Mm. Pedis terdiri atas Mm. Dorsum pedis dan Mm. Plantaris pedis. Mm. Dorsum pedis terdiri atas M. Extensor digitorum brevis dan M. Hallucis brevis, sedangkan Mm. Plantaris pedis terbagi atas 3 bagian, Mm. Jari kaki I, Mm. Jari kaki V, dan Mm. Ruang tengah pedis. Mm. Jari kaki I terdiri atas, M. Abductor hallucis, M. Flexor hallucis brevis, dan M. Adductor hallucis. Mm.jari kaki V, M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti quinti brevis, M. Opponens digiti quinti brevis. Mm. Ruang tengah pedis terbagi atas , M. Flexor digitorum brevis, M. Quadratus plantae, M. Lumbricales, M. Interossei plantares, Mm. Interossei dorsales.VAN YANG INI KAMU MASUKIIN ANATOMI TULISAN KAMU

Susunan otot kaki terdiri atas:a. Otot otot dorsum pedisb. Otot-otot plantar pedisc. Otot-otot ruang tengah pedis

1. Otot-otot dorsum pedis terdiri atas:a. M. extensor digitorum brevisOrigo: permukaan superior dan lateralis corporis calcaneiInsertio: apponeurosis dorsalis jari kaki II-IVInversi: nervus proneus profundusb. M. extensor hallucis brevisOrigo: permukaan superior corporis calcaneiInsertio: apponeurosis dorsalis jari kaki IInversi: nervus proneus profundus2. Otot-otot plantar pedis Otot-otot plantar pedis I Otot-otot plantar pedis V Otot-otot ruang tengah pedis

Otot-otot plantar pedis I terdiri atas:a. M. abductor hallucis Origo: processus medialis tuberalis calcanei Ligamentum laciatum Tuberositas ossis navicularisInsertio: Os sesamoideum mediale Basis phalanx pertama jari kaki IInversi: Nervus plantaris medialisb. M. flexor hallucis brevisOrigo: Ossa cuneiforme I, II, III Os navicularis Lig. Calcaneocuboideum plantareInsertio: Os sesamoideum mediale Os sesamoideum lateraleInversi: Nervus plantar medialisc. M. adductor hallucisOrigo: Caput oblicum basis ossa metatarsal II, III, IV Os cuneiforme III Os cuboideum Lig. Plantare longum Caput tranversum simpai sendi articulations metatarsophalangea II-V Lig. Capitulorum tranversaInsertio: os sesamoideum laterale Basis phalanx pertama jari kaki IInversi: ramus profundus nervus plantaris medialisOtot-otot plantar pedis jari V terdiri atas:a. M. abductor digiti quintiOrigo: permukaan inferior tuberis calcanei Aponeurosis plantarisInsertio: tuberositas ossis metatarsalis V Basis phalanx pertama jari kaki VInversi: nervus plantaris lateralisb. M. flexor digiti quinti brevisOrigo: basis ossis metatarsalis V Lig. Plantare longumInsertio: basis phalanx pertama jari kaki VInversi: nervus plantaris lateralisc. M. opponens digiti quintiOrigo: lig. Plantare longumInsertio: ujung distal os metatarsale VInversi: nervus plantaris lateralisOtot-otot ruang tengah pedis terdiri atas :a. M. fleksor digitorum brevisOrigo: permukaan inferior corporis calcanei Aponeurosis plantarisInsertio: phalanx tengah jari kaki II-VInversi: nervus plantaris medialisb. M. quadratus plantaeOrigo: permukaan inferior dan medialis calcaneiInsertio: pinggir lateralis tendo m. flexor digitorum longusInversi: nervus plantaris lateralisc. Mm. lumbricalesOrigo: tendines m. flexor digitorum longus. Untuk jari kaki II pada sisi medial m. flexor digitorum longus Untuk jari kaki III-V pada sisi medial m. flexor digitorum longus Dan sisi lateral yang berdekatan Insertio: apponeurosis dorsalis jari ke II-VInversi: nervus plantaris medialis untuk m. lumbricales I-III Nervus plantaris lateralis untuk m. lumbricales IVd. Mm. inerossei plantaresOrigo: sisi medial ossa metatarsalia III-VInsertio: aponeurosis dorsalis jari kaki III-V Sisi medial basis phalanx pertama jari kaki III-VInversi: ramus profundus nervus plantaris lateralise. Mm. interossei dorsalis Origo: sisi yang berhadapan ossa metatarsalia I-VInsertio: yang pertama sisi medial basis phalanx pertama jari kaki II Yang lainnyasisi lateral basis phalanx pertama jari kaki II-VInversi: ramus profundus nervus plantaris lateralis3. Lapisan otot-otot plantar pedisa. Lapisan pertama otot plantar pedis terdiri atas: M. flexor digitorum brevis M. abductor hallucis M. abductor digiti minimib. Lapisan kedua otot plantar pedis terdiri atas: M. lumbricales M. quadratus plantaec. Lapisan ketiga otot plantar pedis terdiri atas: M. flexor hallucis brevis M. adductor hallucis M. flexor digiti minimiINI DAPUSNYA KAMU MASUKIN AJA ASAL YAHKALO ADA YANG MAU DITAMABAHIN ATO GK TERSERAH KAMU.MAKASIHHHH.1. Mankin HJ, Radin EL. Structure and function of joints. In: Koopman WJ.ed Arthritis and allied conditions. 1997. Baltimore: Williams and Wilkins. P:175-88.2. Neumann DA. Biomechanical analysis of selected principles of hip joint protection. Arthritis Care Res 1989;2:146-155.3. Fithian DC, Kelly MA, Mow VC. Material properties and structure-function relationship in the menisci. Clin Orthop 1990; 252:341-52.4. Revell PA, Mayston V, Lalor P, Mapp P. The synovial membrane in osteoarthritis: a histological study including the characterisation of the cellular infiltrate present in inflammatory osteoarthritis using monoclonal antibodies. Ann rheum dis 1988;47(4):300-75. Vilim V, Fosang AJ. Proteoglyvan isolated from dissociative extracts of differently aged human articular cartilage: characterization of naturally occuring hyaluronan-binding fragments of aggrecan. Biochem J 1994;304(Pt 3):887-946. Redler I, Mow VC, Zimny ML, Mansell J. The ultrastructure and biomechanical significance of the tidemark of articular cartilage. Clin orthop 1975;112:357-62.7. Nemeth-Csoka M, Meszaros T. Minor collagen in arthrotic human cartilage. Change in content of 1 alpha, 2 alpha, 3 alpha and M-collagen with age and in osteoarthrosis. Acta orthop scand 1983;54(4):613-98. Diab M. The role of type IX collagen in osteoarthritis and rheumatoid arthritis. Orthop rev 1993;22(2):165-70.9. Mollenhauer J, Bee JA, Lizarbe MA, von der Mark K. Role of anchorin CII, a 31,000-mol-wt membrane protein, in the interaction of chondrocytes with type II collagen. J Cell Biol 1984;98(4):1572-9.10. Rizkalla G, Reiner A, Bogoch E, Poole AR. Studies of the articular cartilage proteoglycan aggrecan in health and osteoarthritis. Evidence for molecular heterogeneity and extensive molecular changes in disease. J Clin Invest 1992;90(6):2268-7711. Bayliss MT, Venn M, Maroudas A, Ali SY. Structure of proteoglycans from different layers of human articular cartilage. Biochem J 1983;209(2):387-400.12. Elliot RJ, Gardner DL. Changes with age in the glycosaminoglycans of human articular cartilage. Ann Rheum Dis 1979;38(4):371-7.13. Ryu J, Towle CA, Treadwell BV. Characterization of human articular cartilage link proteins from normal and osteoarthritic cartilage. Ann Rheum Dis 1982;41(2):164-7.14. Lippiello L, Hall D, Mankin HJ. Collagen synthesis in normal and osteoarthritic human cartilage. J Clin Invest 1977;59(4):593-600.15. Martel-Pelletier J, McCollum R, Fujimoto N, Obata K, Cloutier JM, Pelletier JP. Excess of metalloproteases over tissue inhibitor of metalloprotease may contribute to cartilage degradation in osteoarthritis and rheumatoid arthritis. Lab Invest 1994;70(6):807-1516. Ehrlich MG. Degradative enzume systems in osteoarthritis cartilage. J Orthop 1985;3(2):170-84.17. Mitrovic D, McCall E, Front P, Aprile F, Darmon N, Dray F. Anti-inflammatory drugs, prostanoid and proteoglycan production by cultured bovine articular chondrocytes. Prostaglandins 1984;28(3):417-34.

17