blok 4 lbm 4.doc

11
5/19/2018 blok4lbm4.doc-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/blok-4-lbm-4doc 1/11 Skenario  A mother brings her son (5 months) to get immunization. She doing this in order to have her son good immunity. However, mother has afraid that the immunization can cause her son sicks. See the picture above Step 1 Immunity: sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi bakteri atau virus yang masuk dalam tubuh. Imunization: memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan memasukan virus atau bakteri yang dilemahkan yang komponennya dilemahkan ke dalam tubuh seseorang. Step 2 1. Apa tujuan imunisasi? 2. Imunization is safety or not? . !apan dilakukannya imunisasi? ". Apa saja faktor#faktor yang mempengarui kekebalan tubuh? $. %hat kind of imun system? &. 'rapa lama imunisasi itu bertahan? (. )agaimana mekanisme pertahanan tubuh? *. %hat kind of imunization system and ho+ to use it? ,. -o+ imunization +ork? 1. /enyakit apa saja yang akan timbul jika tidak dilakukannya imunisasi? 11. )agaimana jika bayi tidak dilakukan imunisasi? 12. !eadaan setelah dilakukannya imunisasi? 1. bagaimana pendapat kita jika ada bayi setelah dilakukan imunisasi meninggal? 1". )agaimana 0ara menurunkan suhu tubuh pada bayi setelah imunisasi? Step 1. Apa tujuan imunisasi? ntuk men0egah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu yang ada di dunia 0ontonya penyakit 0a0ar. an mengurangi angka penderita3 agar men0egah terjadinya penyakit. apat menghan0urkan atau menghilangkan mikroorgansi atau substansi asing yang masuk dalam tubuh. 2. Imunization is safety or not? Aman3 karena imunisasi yang berisi virus yang dilemahkan akan menimbulkan kekebalan. Aman3tapi dalam dunia medis tidak 14 aman karena dapat menimbulkan dampak buruk atau efek samping. Imunisasi dalam dunia islam itu haram3 karena bisa menyebabkan penyakit3 karena nantinya akan menimbukan penyakit yang lebih besar. . !apan dilakukannya imunisasi? -epatitis ) saat setelah lahir /olio3 1 bulan setelah lahir 5ampak3 pada umur , bulan setelah lahir. 6etanus3 $#2* hari. 7ad+al pemberian imunisasi: 1 bulan b0g3 polio 1 2 bulan dpt atau -b 13 polio 2 bulan dpt 8 -b 23 polio " bulan dpt 8 -b 3 polio " , bulan 0ampak. !enapa polio dilakukan berulang#ulang? !arena pada +aktu umur 1&#1( tahun terkena polio karena hanya disuntikan polio 1 kali. ". Apa saja faktor#faktor yang mempengarui kekebalan tubuh? mur : kalau anak kelenjar tymus masih berkembang dengan baik3 kalau sudah de+asa kelenjar tymus akan  berkurang 9ingkungan : suhu mempengaruhi aya hidup : olahraga3 makanan. $. %hat kind of imun system? 1. ;on spesifik: ba+aan dari kandungan <isik: kelenjar lendir3 penolakan virus berupa bersin. )iokimia : ASI3 mempertahankan tubuh untuk bayi karena dapat melindungi bakteri gram positif =dinding sel lebih tebal3 sifilis>. Ada yang berbentuk lizozim menurunkan bakteri gram negatif =dinding sel lebih tipis3  penyakit kolera>. -umoral: komplomen =membantu proses pemusnahan fagosit dari bakteri> dan interferon =terdapat glikoprotein yang mengaktifkan sel ;! natural killer>. 2. Spesifik: lingungan -umoral: penghasil limfosit ) 8sel ) =memproduksi antibody> a0am sel ): - sel ) plasma =untuk menghasilkan antibody> - se ) memory =untuk mengingat antigen yang pernah masuk> - sel ) pembelah = untuk memproduksi sel ) lebih banyak lagi> Selular: penghasil sel 6 dari intraseluler. &. )erapa lama imunisasi itu bertahan? 6idak bertahan seumur hidup.

Transcript of blok 4 lbm 4.doc

Skenario

A mother brings her son (5 months) to get immunization. She doing this in order to have her son good immunity. However, mother has afraid that the immunization can cause her son sicks. See the picture above Step 1

Immunity: sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi bakteri atau virus yang masuk dalam tubuh.

Imunization: memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan memasukan virus atau bakteri yang dilemahkan yang komponennya dilemahkan ke dalam tubuh seseorang.

Step 2

1. Apa tujuan imunisasi?

2. Imunization is safety or not?

3. Kapan dilakukannya imunisasi?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui kekebalan tubuh?

5. What kind of imun system?

6. Erapa lama imunisasi itu bertahan?

7. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh?

8. What kind of imunization system and how to use it?

9. How imunization work?

10. Penyakit apa saja yang akan timbul jika tidak dilakukannya imunisasi?

11. Bagaimana jika bayi tidak dilakukan imunisasi?

12. Keadaan setelah dilakukannya imunisasi?

13. bagaimana pendapat kita jika ada bayi setelah dilakukan imunisasi meninggal?

14. Bagaimana cara menurunkan suhu tubuh pada bayi setelah imunisasi?

Step 3

1. Apa tujuan imunisasi?

Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu yang ada di dunia contonya penyakit cacar.

Dan mengurangi angka penderita, agar mencegah terjadinya penyakit.

Dapat menghancurkan atau menghilangkan mikroorgansi atau substansi asing yang masuk dalam tubuh.

2. Imunization is safety or not?

Aman, karena imunisasi yang berisi virus yang dilemahkan akan menimbulkan kekebalan.

Aman,tapi dalam dunia medis tidak 100% aman karena dapat menimbulkan dampak buruk atau efek samping.

Imunisasi dalam dunia islam itu haram, karena bisa menyebabkan penyakit, karena nantinya akan menimbukan penyakit yang lebih besar.

3. Kapan dilakukannya imunisasi?

Hepatitis B saat setelah lahir

Polio, 1 bulan setelah lahir

Campak, pada umur 9 bulan setelah lahir.

Tetanus, 5-28 hari.

Jadwal pemberian imunisasi:

1 bulan bcg, polio 1

2 bulan dpt atau Hb 1, polio 2

3 bulan dpt / Hb 2, polio 3

4 bulan dpt 3 / Hb 3, polio 4

9 bulan campak.

Kenapa polio dilakukan berulang-ulang?

Karena pada waktu umur 16-17 tahun terkena polio karena hanya disuntikan polio 1 kali.

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui kekebalan tubuh?

Umur : kalau anak kelenjar tymus masih berkembang dengan baik, kalau sudah dewasa kelenjar tymus akan berkurang

Lingkungan : suhu mempengaruhi

Gaya hidup : olahraga, makanan.

5. What kind of imun system?

1. Non spesifik: bawaan dari kandungan

Fisik: kelenjar lendir, penolakan virus berupa bersin.

Biokimia : ASI, mempertahankan tubuh untuk bayi karena dapat melindungi bakteri gram positif (dinding sel lebih tebal, sifilis). Ada yang berbentuk lizozim menurunkan bakteri gram negatif (dinding sel lebih tipis, penyakit kolera).

Humoral: komplomen (membantu proses pemusnahan fagosit dari bakteri) dan interferon (terdapat glikoprotein yang mengaktifkan sel NK natural killer).

2. Spesifik: lingungan

Humoral: penghasil limfosit B /sel B (memproduksi antibody)

Macam sel B:

sel B plasma (untuk menghasilkan antibody)

se B memory (untuk mengingat antigen yang pernah masuk)

sel B pembelah ( untuk memproduksi sel B lebih banyak lagi)

Selular: penghasil sel T dari intraseluler.

6. Berapa lama imunisasi itu bertahan?

Tidak bertahan seumur hidup.

Tetanus bertahan 30 tahun

Batuk rejan (DPT) bertahan 5 tahun.

Kenapa imunisasi perlu diulang-ulang?

7. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh?

Patogen masuk dari lingkungan ( bakteri yang lolos akan dimakan oleh makrofag ( limposit dan monosit ( diproses oleh respon imun spesifik.

8. What kind of imunization system and how to use it?

Vaksin BCG: suntikan ke dalam kulit lengan atas.

Vaksin DPT: difteri, tatanus, pestusis. Otot di pangkal paha

Campak: gumpalan yang beku atau kering. Disuntikan di bawah kulit lengan kiri atas.

Hb: di lengan.

TT: pada otot lengan, paha, dan punggung.

9. Penyakit apa saja yang akan timbul jika tidak dilakukannya imunisasi?

BCG, tetatus, hepatitis, cacar, polio, campak, idiot10. Bagaimana jika bayi tidak dilakukan imunisasi?

Daya tahan tubuh menurun

Terkena berbagai macam penyakit

11. Keadaan setelah dilakukannya imunisasi?

BCG bayi melakukan penolakan dengan cara demam,efek samping pembengkakan di bekas luka penyuntikan. 2 minggu setelah penyuntikan dan berakhir 2-3 minggu.

DPT panas 1-2 hari.

Campak: demam, 4-10 hari

12. bagaimana pendapat kita jika ada bayi setelah dilakukan imunisasi meninggal?

13. Bagaimana cara menurunkan suhu tubuh pada bayi setelah imunisasi?

Di kompres

Di beri obat, berupa paracetamol

Di beri ASI

Penggunaan termometer untuk memantau panas tubuh

Di kasih selimut tipis

Penggunaan baju yang mudah menyerap keringat

14. Pengertian vaksin & perbedaan vaksin dan imunisasi?

1. Imunisasi dalam dunia islam itu haram, Tentang Imunisasi / Vaksinasi

Sabtu, 1-Sep-2012 | Penulis : KH. WAWAN SHOFWAN

Apa hukum imunisasi/vaksinasi dalam pandangan Islam? Karena ada yang menerangkan bahwa vaksin itu dibuat dengan bahan yang haram. Misal pangkreas babi, ginjal kera, sel kanker manusia.

Sesuatu yang diperbolehkan karena terpaksa, adalah menurut kadar halangannya.apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q.s. 16/An-Nahl:115

Keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang, Kekhawatiran akan menggunakan barang atau cara yang haram dalam menjaga kesehatan atau mengobati penyakit menjadi sebab kahati-hatian yang wajib dipelihara. Akan tetapi kebutuhan akan kesehatan dan tindakan medis antuk memeliharanya merupakan bagian dari dharuriyatul insan yang wajib terpenuhi. Selanjutnya denga amat sederhana kami jelaskan sedikit mengenai poin-poin yang terkandung dalam pertanyaan.

1. Penggunaan ginjal kera, maksudnya adalah menggunakan ginjal bayi kera kera yang masih hiup sebagai sawah ladang sekaligus makanan bagi umpamanya virus polio. Jenis virus ini hanya bisa hidup dan bertumbuhkembang pada ginjal yang masih hidup. selanjutnya kera itu mati setelah dimbil ginjalnya dan injaya senddiri tetap hidup. Selanjutnya virus itu dipanen diolah dengan menggunakan media tertentu dan dicampur dengan bahan baku lainnya sehingga menjadi vaksin. Jadi, pada kasus ini tidaklah menjadi masalah karena ginjal kera menjadi media atau makanan bakteri atau kuman itu tidak terkena hukum haram. Lalu vaksin yang diantara bahan bakunya bakteri atau kuman yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia hukumnya mubah.

2. Pankreas babi digunakan untuk diambil enzimnya. Enzim TRIPSIN yang spesifik memotong protein tertentu yang diperlukan dalam pemisahannya dari bahan lain yang tidak diperlukan. Maka sejak akhir tahun 2008 enzim babi ini telah tidak digunakan lagi sebagai katalisator, karena telah berhasil menggunakan katalisator lain yang bukan dari binatang itu, jadi vaksin meningitis yang digunakan sejak akhir tahun 2008 itu telah terbebas dari penggunaan unsur babi pada proses pembuatannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa vaksin unpamanya meningitis yang sekarang beredar itu merupakan cucu buyut yang telah diproduksi tampa menggunakan enzim babi lagi. Berbeda dengan ketika awal pembuatannya. Jadi, vaksin seperti ini wak. Maka waktu diinjeksikan diinjeksikan sudah merupakan produk turunan yang sudah bercampur dengan barang haram. Maka dapat disimpulkan bahwa vaksin jenis ini boleh digunakan. Dan perlu dikeahui bahwa vaksin itu hanya dilakukan dalam keadaan yang amat sangat dibutuhkan.

3. Sel Kanker manusia. Pada dasarnya belum didapatkan vaksin yang diambil dari sel kanker manusia untuk mengobati kanker itu sendiri. Hal itu masil dalam penelitian yang bisa jadi berhasil atau tidak. Akan tetapi yang jelas kanker manusia ini melihat pertumbuhkembangannya yang begitu cepat dapat dikembangbiakan dengan cepat. Hanya saja perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan untuk sampai mendapatkan anti bagi kenker manusia yang sedang bertumbuhkembang di dalam tubuh manusia itu sendiri. Dan jika hal itu terwujud, yaitu anti pertumbuhkembangan kanker pada tubuh manusia apalagi dapat mematikan kanker pada tubuh manusia, maka jelas hukumnya boleh dimanfaatkan. Penelitian sel kanker ini dilakukan karena terapi bagi penyakit kanker yang sekarang berkembang masih terlalu besar resikonya bagi pasien. Wallohu alam bish-shawab.b. Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi-Imunisasi

1). Haram

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap tindakan vaksinasi-imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan barang najis dan racun ke dalam tubuh manusia. Manusia iu merupakan khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t (maskhluk yang paling mulia) dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia sebagai makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas pada manusia..

MUI [Mejlis Ulama Indonesia] menghukumi haram menggunakan obat, termasuk vaksinasi-imuniasi, yang najis. Pemberian vaksinasi IPV [Infection of Pneumococus vaction, selanjutnya cukup disebut IPV] terhadap anak yang menderita imunocompromisme saat ini boleh sepanjang belum ada jenis IPV lain yang halal. Manfaat yang diharapkan dari vaksin ini antara lain juga untuk mengusahakan kekebalan paru-paru dari serangan penyakit.

2). Halal Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal. Pada prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena; (1) vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana penelitian-penelitian di bidang ilmu kedokteran, (2) belum ditemukan bahan lainnya yang mubah, (3) termasuk dalam keadaan darurat,(4) sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau kesulitan. Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat Islam:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-Baqarah/2 : 172).

c. Pertimbangan-pertimbangan Umum Kehalalan Vaksinasi-ImunisasiDalam kesempatan ini penulis memberikan lima macam reasioning yang kiranya dapat menghantarkan pada sikap yang mudah-mudahan objektif, sesuai syariat, dan sejalan dengan paradigma ilmu kesehatan.

1). Istih}a>lahIstih}a>lah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda lain yang berbeda nama maupun sifatnya. Contoh (1) adalah khamer menjadi cuka. Khamer haram hukumnya dan sifatnya memabukkan, setelah menjadi cuka halal hukumnya dan tidak memabukkan sifatnya. Khamer memang berasal dari benda-benbda suci seperti anggur, kurma, singkong, beras ketan, dan aneka buah-buahan seperti nanas dan dunrian. Contoh (2) adalah kulit bangkai ketika disamak menjadi suci (al-Hadis). Dari kedua benda ini, yaitu cuka dan kulit yang telah disamak, ternyata tidak ada hukum yang menyatakan najis dan haram.

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin atau vaksin dalam arti bentuk produk yang sudah jadi yang sudah berubah dari bentuk, bau dan sifatnya dari bahan asalnya, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh manusia berproses secara alami atau kimiawi, atau senyawa yang akhirnya hilang substansi dan sifat vaksin menyatu dengan seluruh organisme dalam tubuh. Selanjutnya difusi makro itu berubah menjadi zat anti bodi, yaitu sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.

2). Istihla Istihla adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda lainnya yang suci dan halal yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan keharamannya karena benda najis dan haram tersebut telah hilang rasa, bau, maupun warna. Relefan dengan kasus ini adalah sabda Nabi Saw.:

. .

.

Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu riwayat tidak najis. HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Majah. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya Ibnu Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin yang begitu sedikit dalam ukuran cc dimasukkan ke dalam tubuh bercampur dengan darah atau cairan lain, (unsur cairan dalam tubuh mencapi 80 %) yang sekian ratus ribu kali jauh lebih banyak kemudian melaui proses-proses yang terjadi di dalam tubuh hilanglah sifat, warna, maupun baunya dari materi vaksin asli (sebelum dimasukkan). Harap diingat pula materi vaksin itu telah berbeda sama sekali dengan bahan-bahan aslinya ketika masing-masingnya belum disenyawakan. Prinsip istihla sejalan dengan prinsip istihsan. Melalui prinsip ini, najis yang terlalu sedikit yang menempel dalam tubuh tidak menjadi halangan untuk melakukan salat selama belum hadas. Contohnya adalah jika seseorang melakukan salat. Pada saat itu ada seekor nyamuk hinggap di tangan. Nyamuk itu kemudian menggigit dan menyedot darah dalam tubuh. Akibatnya si mushalli merasa gatal, kemudian nyamuk itu dipencet (dalam bahasa Jawa dipithes) sehingga ia mati dan ada darahnya di tempat itu. Keadaan ini tidak membatalkan salat karena terdapat barang najis, yaitu darah yang tertumpah. Darah yag terlalu sedikit ini tidak dihitung sebagai najis, dikenal mafu (diampuni atau dimaklumi).

3). Kemudahan dalam kesempitanImam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan sekelas Imam Syafii, mengatakan bahwa dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat Islam telah mencapai derajat yang pasti. Di antara dalil itu berbunyi; (1) ad-Di>nu yusrun. Ah}abbu ad-di>ni ila-lla>hi as-samh}atu al-hani>fatu (Agama itu mudah. Agama yang disenangi Allah adalah agama mudah dan ringan al-Hadis). (2) Imam Syafii sendiri mengatakan bahwa kaidah syariat itu dibangun di atas fondasi segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas. (3) Allah berfirman sebagai berikut:

Artinya:

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.(QS. Al-Fath/48 : 17).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu bersulit-sulit. Selain itu, dalam berbagai peristiwa, secara tekstual hingga 10 kali Allah memberikan kebebasan sebagai peringanan karena tidak bisa melaksanakan perintah-Nya. Intinya, umat Islam dalam menjalankan keberagamaannya jangan sampai menyulitkan diri, tetapi juga jangan melecehkannya, menganggap ringan, atau seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh kemampuannya. Allah mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai berikut:

Artinya:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."(QS. Al-Baqarah/2 : 286).

4). Berobat dengan yang Haram secara prinsip itu boleh menurut imam syafii, Imam Hanafi, dan Ibnu Hazm Kalau keadaannya terpaksa dengan mengajukan ayat Alquran sebagai berikut:

Artinya:

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-Anam/6 : 119).

Dalam ayat ini jelas ada ungkapan boleh memakan haram karena terpaksa, yaitu dalam potongan ayat . . . Ma> harrama alaikum illa> mad}thurirtum . . . ( . . . kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. ..) dalam posisi makan haram terpaksa adalah memasukkan barang haram dan najis ke dalam tubuh. Allah membolehkannya

Nabi sendiri membolehkan laki-laki memakai sutra karena sakit kulit. Beliau membolehkan memakai emas kepada sahabat dari Arfajah untuk menutupi aibnya. Beliau juga membolehkan mencukur rambutnya di waktu ihram karena terkena penyakit di kepala (borok).

5). Fatwa Majlis Eropa lil Iftaa wa al-BuhutsLembaga fatwa dalam merespon kehebohan vaksinasi-imunisasi bagi anak-anak muslim memberikan dua macam pertimbangan, (1) Mempertimbangkan manfaat vaksin sebagaimana diketahui dari ilmu kedokteran dan menghindari bahaya yang lebih besar, selama belum ada yang lain yang halal, maka hukumnya boleh berimunisasi untuk anak-anak karena masalah ini termasuk keadaan darurat. (2) Memberikan wasiat kepada para pemimpin umat Islam agar tidak terlalu keras dalam masalah ijtihadiyah seperti ini yang membawa maslahat yang lebih besar bagi anak-anak muslim selagi tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang jelas.

d. Konklusi dan Implikasi

Atas dasar lima pertimbangan umum di atas dinyatakan bahwa vaksinasi-imunisasi yang bertujuan untuk mengusahakan kesehatan manusia itu boleh atau halal selagi belum ada bahan vaksinasi-imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu, tenaga medis: dokter, perawat, dan bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG, MMR, IPV, dan meningitis) untuk mengusahakan kekebalan tubuh manusia inklusif balita dari serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus yang berbahaya bagi kesehatan. Akan sangat bagus kalau para sarjana kesehatan (apoteker, analis kesehatan, dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis) segera memproduk vaksin yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya secara material halal).

Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia

1. Kenapa polio dilakukan berulang-ulang? Imunisasi adalah memberikan antigen(gen kekebalan) melalui patogen(penyebab penyakit) yang telah dilemahkan, Misalnya polio. vaksin polio yang digunakan untuk imunisasi polio diambil dari suku sabin yang telah dilemahkan.Kenapa harus berulang-ulang?Ada 3 fase dari pemberian imunisasi polio sama halnya dengan imunisasi yang lainnya.Fase pengenalan dimana sistem pertahanan tubuh mulai mengenal penyakit dan membuat antibody(kekebalan).berikutnya adalah fase efektor dimana pertahanan tubuh mulai terbentuk untuk melawan penyakit.fase efektor ini biasanya tidak tahan lama jika tidak diperkuat makanya ada fase ketigafase penguat (booster) supaya tubuh tidak melupakan kekebalan yang sudah ada. Dengan fase ini tubuh mengingat kembali kekebalan dan memperkuat kekebalan.

2. Kenapa imunisasi perlu diulang-ulang?Kendati di usia bayi imunisasinya sudah lengkap, bukan berarti di usia ini si kecil sudah aman dari ancaman penyakit. Itulah mengapa ada imunisasi yang harus diulang, disamping imunisasi lanjutan.

Imunisasi akan memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi, antibodi anak akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Nah, pada saat antibodi turun atau hampir habis, harus diberikan imunisasi lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik. Itulah mengapa, imunisasi ulangan sangat penting.

Kalau tidak, "Antibodi dalam tubuh akan habis atau berkurang, sehingga kemungkinan anak terserang penyakit akan lebih besar," terang Prof. Dr. Sri Rezeki H. Hadinegoro, Sp.AK.

Sesuai jadwalMemang, tutur Sri, imunisasi hanya bersifat pre exposure atau pencegahan primer. "Sebelum anak berkenalan dengan kuman, jauh-jauh hari sudah kita siapkan pencegahannya." Apalagi jika anak sudah mulai bersosialisasi; mulai masuk play group , bermain, bertemu dengan banyak orang, dan sebagainya. Nah, kita, kan, enggak tahu kesehatan orang-orang yang bertemu dengan anak kita. Tahu-tahu saja anak terkena dipteri, polio, TBC, dan sebagainya. Bahkan, anak yang "dikurung" pun terkadang masih bisa kena juga. Itulah mengapa, imunisasi menjadi penting.

Lebih jauh dijelaskan oleh Sri, tubuh memiliki ambang pencegahan terhadap serangan penyakit. Ambang pencegahan bisa dilihat atau diukur lewat pemeriksaan darah. Misalnya, DPT, diukur berapa kadar Dipteri, Pertusis, dan Tetanusnya. Nah, seorang anak bisa tak terkena ketiga penyakit ini jika antibodinya lebih dari ambang pencegahan.

Ambang pencegahan inilah yang harus dikejar lewat pemberian imunisasi. Tentu saja pemberian imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal. Biasanya dokter yang akan memberikan jadwal tersebut.

"Jadwal itu bukan asal ditentukan, lo, tapi memang dilihat dari perjalanan penyakit." Jadi, kalau pemberiannya terlambat, hasilnya pun tak akan maksimal sehingga anak tetap berisiko kena penyakit. Namun begitu, bukan berarti imunisasi lantas tak perlu diberikan karena sudah kadung terlambat. "Bagaimanapun telatnya, anak tetap harus diberikan imunisasi," tegas Sri, "dengan harapan belum kebablasan," lanjutnya.

Kendati hasilnya tak maksimal, paling tidak, dengan imunisasi ulangan tersebut, antibodinya tak terlalu rendah. Jadi, Bu-Pak, segera bawa si kecil ke dokter bila imunisasinya terlambat. Dokter pun akan membuatkan jadwal ulang agar bisa secepatnya menyelesaikan jadwal imunisasi tersebut, dengan persetujuan orang tua. Tapi harus ditaati, jangan sudah diberi jadwal tapi masih juga bandel terlambat.

Imunisasi yang harus diulangSebagaimana diketahui, ada 5 imunisasi dasar yang diberikan saat anak berusia 0-1 tahun, yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, dan Campak. Selain itu, ada satu lagi vaksin yang sifatnya hanya dianjurkan -karena biayanya agak mahal- diberikan di usia 0-1 tahun, yaitu HiB (Haemofillus Influenza tipe B) . "HiB merupakan suatu kuman yang bisa menyebabkan radang selaput otak atau meningitis dan pneumonia. Ini paling berbahaya.

Menurut penelitian, penyakit ini juga menyebabkan kematian terbanyak pada anak-anak. Karena itulah dibuat vaksinnya, meski masih agak mahal," terang Sri Rezeki . Nah, dari kelima vaksin dasar yang merupakan program pemerintah ini, ada 3 vaksin yang harus diulang di usia batita, yaitu DPT, polio, dan campak. Sedangkan vaksin BCG dan Hepatitis B cukup diberikan hanya sekali di usia bayi.

"Vaksin BCG tak perlu diulang karena antibodi yang diperoleh tinggi terus, tak pernah turun seumur hidup. Demikian pula vaksin Hepatitis B, bisa bertahan lama," jelas Sri. Khusus Hepatitis B, lanjut Sri, yang penting sebetulnya mencegah penularan dari ibu ke anak. "Usia produktif wanita untuk memiliki anak biasanya, kan, berkisar pada usia 20 sampai 35 tahun. Nah, usia produktif inilah yang harus dilindungi, yaitu dengan pemberian vaksin Hepatitis B.

Meskipun cuma diberikan satu kali ketika si anak perempuan berusia bayi, namun sudah cukup untuk melindunginya sampai di usia produktif nanti." Sementara vaksin yang diulang, yaitu DPT, dilakukan setahun setelah DPT 3 karena setelah setahun, antibodinya akan turun. "Jadi, harus digenjot lagi agar antibodinya bisa baik kembali." DPT memang sangat crusial karena antibodi yang dihasilkan tak bertahan lama.

Demikian pula halnya dengan Polio, juga diulang setelah Polio 3 karena antibodinya akan turun setelah setahun. Sedangkan campak diulang pada saat anak berusia 15-24 bulan. Pengulangan dilakukan lewat imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) , karena selain untuk mencegah campak (Measles) , juga mencegah gondongan (Mumps) dan Rubella yang juga merupakan sejenis campak.

Pengulangan ini sangat penting agar ibu hamil terhindar dari serangan Rubella. Pasalnya, serangan Rubella selagi hamil menyebabkan anak yang dilahirkan bisa menjadi cacat. Misalnya, tubuhnya kecil, menderita kelainan jantung, buta, atau cacat sejak lahir.

Nah, inilah yang harus kita cegah. Bukan berarti vaksin Rubella hanya penting bagi anak perempuan saja, lo. "Anak lelaki juga penting karena dia akan menjadi calon bapak. Bisa saja, kan, si calon bapak ini menjadi carrier atau pembawa penyakit. Nah, dia tentu akan menularkan kepada anaknya," terang Sri.

Jadi, tandasnya, kalau mau membasmi penyakit, ya, harus pada semua anak, bukan cuma anak perempuan. Sementara gondongan, virusnya bisa masuk ke alat-alat reproduksi, baik testis maupun ovum anak. "Bila anak sampai mengalami infeksi akibat virus gondongan, ia bisa mandul kelak," tutur Sri

http://health.kompas.com/read/2010/11/01/12324224/Mengapa.Imunisasi.Harus.Diulang.

3. bagaimana pendapat kita jika ada bayi setelah dilakukan imunisasi meninggal?15. Pengertian vaksin & perbedaan vaksin dan imunisasi?

Imunisasi berarti membuat seseorang kebal terhadap sesuatu. Vaksinasi, sebaliknya, menurut Kamus Kedokteran Dorland, hanya berarti untuk menyuntikkan suspensi mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh diberikan untuk pencegahan atau pengobatan penyakit menular. Vaksinasi tidak menjamin kekebalan

http://www.anakku.net/mengapa-vaksin-perlu-diulang.htmlApa itu vaksin?Vaksin merupakan suatu sediaan farmasi, yang berisikan zat-zat (substansi) dari mikroorganisme patogen yang dimodifikasi sehingga aman diberikan kepada manusia. Substansi ini dapat menimbulkan respon fisiologis (bentuk pertahanan diri dari tubuh kita) dan meningkatkan produksi komponen sistem imun (istilahnya merangsang pembentukannya). Tujuan utamanya bukanlah hal itu, tapi adalah agar sel B dapat merekam dalam memorinya (tubuh dapat mengenali mikroorganisme yang dimasukkan) sehingga jika ada mikroorganisme tersebut yang masuk kedalam tubuh, sudah ada pertahanan yang bisa langsung dilakukan karena tubuh sudah mengingat mikroorganisme tersebut.

Vaksinasi & ImunisasiApa bedanya?Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin atau toxoid kepada makhluk hidup, dari vaksinasi ini didapatkan artificial immunity (kekebalan buatan) yang penjelasannya sudah ada di atas.Imunisasi adalah proses dalam menginduksi atau menyediakan kekebalan tubuh seperti diatas. Salah satunya adalah dengan cara vaksinasi.. jadi yang biasanya kita lihat waktu imunisasi itu, salah satunya adalah vaksin yang diberikan kepada anak-anak.

Apa Isinya?Vaksin berisikan komponen-komponen tertentu untuk dapat berfungsi meningkatkan respon imun sekaligus menghasilkan kekebalan buatan. Di dalam vaksin berisi zat yang menyebabkan terbentuknya kekebalan tubuh, zat yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh, serta zat-zat yang mampu mengawetkan substansi tersebut diatas.Secara umum isinya adalah :

1 agen penginfeksiSubstansi ini adalah suatu mikroorganisme atau virus yang telah dilemahkan, yang akan dikenalkan pada sistem imun. Agen penginfeksi ini dapat berupaa. substansi utuh agen penginfeksi,b. bagian tubuh agen penginfeksi,c. protein membran luar,d. lipopolisakarida,e. fimbria, fillia, flagella, dll.,f. protein yang disekresikan (dikeluarkan)g. DNA

2 agen peningkat sistem imun (adjuvan)3 agen pengawet (aditif [preservatif, buffer, surfaktan])

Intinya, pemberian vaksin ini adalah yang paling sering dalam rangka menghambat penyebaran penyakit tertentu, dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh agar siap membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut (yang sudah dimasukkan dalam vaksin dan sebelumnya dimodifikasi).

Kekebalan TubuhBila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada 2 jenis respon imun yang akan terjadi, yaitu :1. respon imun nonspesifik.Respon imun nonspesifik umumnya merupakan kekebalan bawaan dalam arti bahwa respon terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut.1. respon imun spesifik.Respon imun spesifik merupakan respon didapat yang timbul terhadap zat asing tertentu, terhadap mana tubuh pernah terpapar sebelumnya. Respon imun jenis ini memiliki memori sehingga paparan berikutnya akan meningkatkan keefektifan mekanisme pertahanan tubuh. Sifat demikian tidak dimiliki oleh sistem imun bawaan. Respon imun spesifik merupakan dasar dilakukannya vaksinasi.Dilihat dari cara timbulnya, terdapat 2 jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG misalnya adalah 28 hari, sedangkan yang lainnya lebih pendek. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen (zat asing) seperti pada vaksinasi, atau terpajan secara alamiah.Berdasarkan respon yang terjadi kekebalan aktif dibagi 2, yaitu respon primer dan respon sekunder. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respon imun primer kebanyakan adalah IgM dan IgG dengan titer yang lebih rendah dibandingkan dengan respon imun sekunder, demikian pula dengan afinitasnya serta lag phase (waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memberi respon) lebih lama. Respon imun sekunder terjadi pada pajanan kedua dan seterusnya, terhadap zat asing. Antibodi yang dibentuk terutama IgG dengan titer (jumlah) yang lebih besar dan afinitas yang lebih tinggi serta lag phase yang singkat. Nah, inilah yang dijadikan dasar vaksinasi. Tubuh bayi yang belum pernah terpajan zat asing diberi vaksin sehingga akan terbentuk respon imun primer. Bila suatu saat, bayi terpajan oleh kuman (zat asing) yang sesungguhnya, maka akan terbentuk respon imun sekunder sehingga tubuh akan lebih banyak, lebih cepat, dan lebih kuat memberantas zat asing tersebut dan tidak menimbulkan sakit.Aspek Imunisasi Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Padahal, tidak lah sama. Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat tubuh kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi dibagi menjadi 2, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan kepada tubuh dari antigen yang berasal dari suatu patogen, dengan harapan tubuh akan membentuk sistem kekebalan terhadap patogen tersebut. Imunisasi aktif sering disebut dengan vaksinasi. Sedangkan imunisasi pasif adalah memberikan imunoglobulin (kekebalan yang sudah jadi) kepada tubuh seseorang sehingga dapat memberikan perlindungan dengan segera dan cepat yang seringkali dapat terhindar dari kematian. Hanya saja perlindungan tersebut tidaklah permanen melainkan berlangsung beberapa minggu saja. Demikian pula cara tersebut adalah mahal dan memungkinkan anak justru menjadi sakit karena secara kebetulan atau karena suatu kecelakaan serum yang diberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yang aktif.Dengan demikian vaksinasi dengan imunisasi tidak lah sama. Vaksinasi adalah bagian dari imunisasi. Namun, tidak semua imunisasi adalah vaksinasi.Jenis-Jenis VaksinPada dasarnya vaksin dibuat dari : 1. Kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan cara pembiakan berulang-ulang, misalnya vaksin campak yang dipakai sampai sekarang, diisolasi untuk mengubah virus liar campak menjadi virus vaksin dibutuhkan 10 tahun dengan cara melakukan penanaman pada jaringan media pembiakan secara serial dari seorang anak yang menderita penyakit campak pada tahun 1954.Vaksin yang dimatikan dihasilkan dengan cara membiakan bakteri atau virus dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif dengan penambahan bahan kimia (biasanya formalin).Contoh vaksin yang dimatikan : vaksin polio salk, vaksin batuk rejan. Contoh vaksin yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin polio sabin, vaksin campak.Adapun media pembiakan (tempat menumbuhkan kuman sehinga menjadi banyak sebelum dibuat vaksin) itu bermacam-macam. Kuman penyebab demam kuning ditumbuhkan di dalam media yang terbuat dari embrio ayam, kuman polio ditumbuhkan dalam media yang terbuat dari sel ginjal monyet, kuman tuberkulosis (BCG) ditumbuhkan dalam media bakteriologik.Jadi tidak seperti yang ditanyakan oleh ummi syakir di atas, vaksin tidak lah mengandung bahan-bahan seperti sel ginjal monyet, sel kanker, atau sel babi. Hanya saja kuman yang dibuat vaksin harus ditumbuhkan dulu di media pembiakan yang sudah kami sebutkan di atas, sebelum dijadikan vaksin. Kenapa harus dibiakan? Agar didapatkan kuman yang lemah atau mati sehingga tidak menyebabkan sakit pada bayi.1. Zat racun (toxin) yang telah dilemahkan (toxoid).Vaksin jenis ini dibuat dengan mengambil zat racun dari kuman. Contoh : toksoid tetanus, toksoid difteri.1. Bagian kuman tertentu atau komponen kuman yang biasanya berupa protein khusus.Vaksin jenis ini, organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam vaksin, seperti kapsul polisakarida, bagian fraksional yang masuk sub unit kuman. Contoh : Hepatitis B, pertusis, Tifoid Vi, pneumokokus, meningokokus.Untuk meningkatkan imunogenitas (kekuatan yang dapat menimbulkan kekebalan) vaksin perlu diberi zat tambahan, yang dinamakan adjuvan. Misalnya, vaksin tetanus toxoid sering berisi garam alumunium. Garam ini akan berinteraksi dengan toxoid secara ionik sehingga dapat menstimulasi respon imun. Toxin pertusis dapat menjadi adjuvan dari toxoid tetanus dan toxoid difteri, sehingga dapat dikombinasikan menjadi vaksin DPT.Keberhasilan ImunisasiTerkadang anak yang sudah diimunisasi masih tetap terkena penyakit. Jadi tidak semua anak yang diimunisasi terbebas dari serangan penyakit. Semua itu tergantung seberapa tingkat keberhasilan imunisasi yang dilakukan. Begitu pula, waktu perlindungan yang terjadi pun bervariasi. Ada anak yang terlindung dalam waktu yang lama, ada pula yang terlindung hanya sebentar saja. Keberhasilan imunisasi tergantung pada beberapa faktor :1. Waktu pemberianVaksin yang diberikan ketika anak masih memiliki kadar antibodi dari ibunya yang masih tinggi akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Begitu juga anak yang masih berumur kurang dari 5 bulan dan mendapatkan ASI, mempengaruhi keberhasilan vaksinasi polio. Oleh karena itu perlu pemberian vaksin berulang, dan hendaknya ASI jangan diberikan dahulu 2 jam sebelum dan sesudah vaksinasi.1. Kematangan imunologikPada bayi belum memiliki fungsi imun yang matang sehingga akan memberikan hasil yang kurang dibandingkan pada anak. Maka, bila imunisasi diberikan sebelum berumur 2 bulan, jangan lupa imunisasi berulang.1. Status imunIndividu yang imunnya lemah, seperti mendapat obat imunosupresan, sedang infeksi, maka akan mempengaruhi keberhasilan.1. Keadaan giziGizi yang kurang menyebabkan kemampuan sistem imun lemah. Meskipun kadar imunoglobulin normal atau meningkat, tidak mampu mengikat antigen dengan baik karena kekurangan asam amino yang dibutuhkan dalam pembuatan antibodi.1. Faktor genetik (keturunan)Ada beberapa orang yang memang dari lahir memiliki kemampuan sistem imun yang kurang baik atau tidak berespon dengan baik terhadap vaksinasi.1. Cara pemberian vaksinCara pemberian mempengaruhi respon yang timbul. Vaksin polio oral (lewat mulut) akan menimbulkan imunitas lokal dan sistemik. Sedangkan vaksin polio parenteral (disuntikan) hanya memberikan kekebalan sistemik saja.1. Dosis vaksinDosis yang terlalu sedikit akan menimbulkan respon yang kurang pula. Dan dosis yang terlalu tinggi akan menghambat sistem kekebalan yang diharapkan.1. Frekuensi pemberianJarak pemberian yang terlalu dekat, hal mana kadar antibodi masih tinggi, maka antigen yang masuk segera dinetralkan oleh antibodi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sistem kekebalan.1. Adjuvan yang digunakanAdjuvan penting untuk meningkatkan imunogenitas.1. Jenis vaksinVaksin hidup akan menimbulkan respon imun yang lebih baik dibanding vaksin mati.Imunisasi PasifSudah disebutkan di atas bahwa imunisasi pasif adalah memberikan antibodi yang sudah jadi kepada seseorang. Imunisasi pasif diberikan kepada :1. seseorang yang mengalami defisiensi sistesis antibodi (orang yang tidak mampu membuat kekebalan sendiri).2. pasien yang sedang menderita sakit dan ada kemungkinan besar terkena infeksi lain (misalnya pasien leukemia yang terpapar varisela), atau kepada orang yang terpapar tetapi belum pernah divaksinasi.3. sebagai tindakan pengobatan untuk membantu menekan efek toxin (pada pasien difteri, tetanus).Jenis antibodi yang dapat diberikan :1. Imunoglobulin. Dibuat dari derivat plasma pasien dewasa yang diproses melalui fraksinasi alkohol, steril dan tidak tercemar. Imunoglobulin merupakan fraksi primer (95%) sisanya IgA dan IgM.2. Imunoglobulin spesifik, diproduksi dari donor yang diseleksi. Contoh : imunoglbulin hepatitis A.3. Plasma manusia. Biasanya diberikan pada kasus luka bakar.4. Antibodi hewan. Dibuat dari serum kuda, dengan cara mengendapkan fraksi globulin serum dengan amonium sulfat. Produk ini dipakai sangat terbatas, yaitu apabila preparat dari manusia tidak tersedia.Seperti yang ditanyakan Ummi Syakir, apakah vaksin isinya adalah serum atau cairan sapi, babi, kuda. Jawabannya adalah tidak. Yang benar adalah yang mengandung cairan hewan adalah antibodi yang digunakan untuk imunisasi pasif. Antibodi ini diambil dari serum kuda.Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

PERBEDAAN IMUNISASI DAN VAKSINASI

pengertian imunisasi sudah dijelaskan diatas yah dirangkum bahwa imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.sedangkan Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin atau kuman yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh

TUJUAN

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

TEKNIK CARA IMUNISASI

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

JENIS/MACAM IMUNISASI

Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu

imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit

imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.

Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak :

1. BCG- Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis- Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin- Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan- Tanda Keberhasilan : Suntikan ini akan menampakkan "bisul" kecil di daerah yang disuntik. Bila tidak, harus dilakukan suntikan ulang.- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 2 bulan

2. DPT/DT- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus (kaku rahang).- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 3 bulanII. Umur / usia 4 bulanIII. Umur / usia 5 bulanIV. Umur / usia 1 tahun 6 bulanV. Umur / usia 5 tahunVI. Umur / usia 10 tahun

3. Polio- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri otot, lumpuh dan kematian.- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 3 bulanII. Umur / usia 4 bulanIII. Umur / usia 5 bulanIV. Umur / usia 1 tahun 6 bulanV. Umur / usia 5 tahun

4. Campak / Measles- Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek- Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 9 bulan atau lebihII. Umur / usia 5-7 tahun

5. Imunisasi HBV- Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati yang mematikan- Waktu Pemberian :I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnyaII. Tergantung situasi dan kondisi IIII. Tergantung situasi dan kondisi IIIV. Tergantung situasi dan kondisi III

Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan/Tambahan Pada Anak :

1. MMR

- Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 1 tahun 3 bulanII. Umur / usia 4-6 tahun

2. Hepatitis A

- Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)- Penyebab : Virus hepatitis A- Waktu Pemberian :I. Tergantung situasi dan kondisi III. Tergantung situasi dan kondisi II

3. Typhoid & parathypoid

- Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid- Penyebab : Bakteri Salmonela thypi- Waktu Pemberian :I. Tergantung situasi dan kondisi

4. Varisella (Cacar Air)

- Perlindungan Penyakit : Cacar Air- Penyebab : Virus varicella-zoster- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali danII. di atas 13 tahun 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 8 minggu.Sumber :(1.) http://organisasi.org/jenis-macam-vaksin-imunisasi-untuk-anak-informasi-imunisasi-lengkap-wajib-penangkal-penyakit(2.) http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-imunisasi-pada-manusia(3.) http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/10815/Macam-Macam-Imunisasi-Untuk-Anak-