blok 27
-
Upload
randy-talanila -
Category
Documents
-
view
222 -
download
4
description
Transcript of blok 27
Pelanggaran Etika Kedokteran mempengaruhi Pelanggaran Profesionalisme dan Hukum
Angelia Marchely Felicita 102012075
Grandy Vabbio Talanila 102012432
F5
SKENARIO Dr.P adalah dokter spesialis obgyn yang berpengalaman.
Beliau baru saja akan menyelesaikan tugas jaga malamnya di sebuah rumah sakit ketika seorang wanita muda datang ditemani ibunya untuk berobat. Si pasien lalu menceritakan keluhannya yaitu dengan perdarahan per vaginam dan sangat kesakitan. Dr.P kemudian melakukan pemeriksaan dan menduga bahwa kemungkinan pasien mengalami keguguran atau mencoba melakukan aborsi. Dr.P segera melakukan dilatasi dan curettage dan mengatakan kepada suster untuk menanyakan kepada keluarga pasien apakah dia bersedia diopname di RS sampai keadaannya benar-benar baik. Tidak lama kemudiaan dr.Q datang untuk menggantikan dr.P, yang langsung pulang tanpa berbicara kepada pasien.
IDENTIFIKASI ISTILAH
RUMUSAN MASALAH Dr. P tidak memberikan informasi yang
seharusnya pasien dapatkan mengenai kondisi, tindakan, dan kemungkinan yang dapat terjadi.
RUMUSAN MASALAH
ASPEK ETIKA
ASPEK PROFESIONALISME
ASPEK HUKUM
HIPOTESIS Dr.P tidak menjalin hubungan dokter pasien
yang baik karena melakukan dilatasi dan curretage tanpa informed consent dan meninggalkan pasien tanpa berbicara.
HUKUMETIKA
DISIPLIN
NORMADALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN HUKUM KEDOKTERANATURAN
PENERAPAN ETIKA KEDOKTERAN(KODEKI)
ATURAN PENERAPAN KEILMUAN KEDOKTERAN
Etika kedokteran Etik (Ethics) dr kata Yunani ethos akhlak, adat
kebiasaan, watak,perasaan, sikap,yang baik, yang layak. Kamus Kedokteran, etika pengetahuan tentang perilaku
yang benar dalam satu profesi. Etika kedokteran kajian yang muncul dalam praktik
pengobatan secara sistematik, hati – hati dan analisis terhadap keputusan moral perilaku.
PRINSIP BIOETIKA
Hubungan Dokter Pasien Autonomy
Dikaitkan dengan permintaan persetujuan kepada pasien atas apa yang akan dokter lakukan.
BeneficenceMencegah kerugian, menyeimbangkan
antara keuntungan dan kerugian pasien, mengusahakan agar keuntungan bagi pasien lebih banyak merupakan prinsip dari beneficence.
Non maleficenceDokter harus bisa mencari cara
bagaimana agar pasien tidak bertambah buruk dan berusaha agar mengurangi akibat buruk yang dapat terjadi.
JusticeTidak membeda-bedakan apa pun
alasannya agar tidak terjadi perasaan tidak adil ketika satu pribadi melihat pribadi lainnya yang diberi perlakuan berbeda dengan dirinya
HUBUNGAN DOKTER PASIEN (1) KEWAJIBAN DOKTER – KODEKI (PASAL 1-17)
HAK DOKTER Hak untuk bekerja menurut standar medik, Hak menolak pelaksanaan tindakan medik, Hak melakukan tindakan medik yang menurut suara hatinya tidak
baik, Hak mengakhiri hubungan dengan pasien, Hak atas privasi dokter, Hak atas informasi pertama dalam menghadapi pasien yang tidak
puas terhadap dokter, Hak atas balas jasa, Hak atas pemberian penjelasan yang lengkap oleh pasien
tentang penyakitnya, Hak membela diri, Hak memilih pasien, dan Hak menolak memberi keterangan tantang pasien di pengadilan.
HUBUNGAN DOKTER PASIEN (2) HAK PASIEN
Hak atas perawatan dan pengurusan perawatan, Hak menolak cara perawatan tertentu, Hak untuk memilih tenaga kesehatan dan rumah
sakit, Hak atas informasi, Hak atas rahasia kedokteran, Hak menolak cara perawatan tanpa ijin, Hak atas rasa aman dan tidak diganggu, Hak atas pembatasan terhadap pengaturan
kebebasan perawatan, dan Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan.
HUBUNGAN DOKTER PASIEN (3) KEWAJIBAN PASIEN
Kewajiban memberikan informasi secara lengkap tentang penyakitnya,
Kewajiban melaksanakan nasehat-nasehat yang diberikan oleh dokter
Kewajiban menghormati kerahasiaan diri dan dokter/ tenaga kesehatan wajib menyimpan rahasia kedokteran,
Kewajiban memberikan ganti rugi bila tindakannya (pasien) merugikan pihak lain,
Kewajiban berterus terang bila timbul masalah, Kewajiban mentaati aturan rumah sakit, Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter/
tenaga profesional yang telah diberikan oleh dokter/tenaga kesehatan,
Kewajiban melunaskan biaya rumah sakit.
ASPEK ETIKA KEDOKTERAN Belas kasih
Kompetensi
Otonomi
ASPEK PROFESIONALISME Komunikasi dengan:
Empati Informasi Edukasi
Komunikasi dua arah Komunikasi efektif
ASPEK PROFESIONALISME DOKTER (World Federation
of Medical Education,)1. effective communication,
2. clinical ability, 3. scientifically basis on
medical science, 4. health management,
information management,
5. self reflect and self improvement,
6. ethics, morality, profesionalisme, dan
7. medicolegal.
Disiplin kedokteran Disiplin mnrt UU No 29 Tahun Pasal 55 ayat 1
aturan-aturan dan atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter dan dokter gigi.
Disiplin kedokteran merupakan kepatuhan memenuhi: standard of care, clinical standard, standard of competence, standard of professional attitude aturan atau ketentuan dalam asuhan medis.
Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran terhadap aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan, yang pada hakekatnya dapat dikelompokkan dalam 3 hal, yaitu :
Melaksanakan Praktik Kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya
Tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesional dengan baik
Berperilaku yang tercela yang merusak martabat dan keluhuran profesi kedokteran
PELANGGARAN DISIPLIN MEDIS (1) Tidak kompeten Tidak merujuk Pendelegasian kepada tenaga kesehatan yang tdk kompeten Dokter pengganti tidak diberitahu kpd pasien, tdk pny SIP Tidak laik praktik Membuka rahasia medik tanpa izin. Membuat keterangan medik yang tidak benar. Tindakan penyiksaan. Peresepan obat psikotropik tanpa indikasi. Pengiklanan diri yang menyesatkan. Ketergantungan napza. STR, SIP, sertifikat kompetensi tidak sah. Imbal jasa yang tidak sesuai dengan tindakan. Tidak berikan data/informasi atas permintaan MKDKI.
PELANGGARAN DISIPLIN MEDIS (2) Kelalaian dalam penatalaksanaan pasien. Pemeriksaan dan pengobatan berlebihan. Tidak memberikan informasi yang jujur. Tidak ada informed consent. Tidak membuat atau menyimpan rekam medik. Penghentian kehamilan tanpa indikasi medis. Euthanasia. Penerapan pelayanan yang belum diterima kedokteran. Penelitian klinis tanpa persetujuan etis. Tidak memberikan pertolongan darurat. Menolak atau menghentikan pengobatan tanpa alasan yang
sah. Pelecehan seksual, intimidasi, dan kekerasan. Penggunaan gelar akademik palsu. Menerima komisi dari rujukan/peresepan.
Sanksi Sanksi disiplin : MKDKI UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 69 ayat (3) :
1.Pemberian peringatan tertulis
2.Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik; dan/atau
3.Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
ASPEK HUKUM Hukum administratif (izin)
Hukum perdata (otonomi) tindakan medis yang dilakukan oleh pelaksana jasa
tindakan medis (dokter) tanpa adanya persetujuan dari pihak pengguna jasa tindakan medis (pasien), sedangkan pasien dalam keadaan sadar penuh dan mampu memberikan persetujuan, maka dokter sebagai pelaksana tindakan medis dapat dipersalahkan dan digugat telah melakukan suatu perbuatan melawan hokum (pasal 1365 KUHPer)
Hukum pidana Suatu tindakan invasive (misalnya pembedahan,
tindakan radiology invasive) yang dilakukan pelaksana jasa tindakan medis tanpa adanya izin dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis dapat dituntut telah melakukan tindak pidana penganiayaan yaitu telah melakukan pelanggaran terhadap (Pasal 351 KUHP)
Malpraktek PerdataA. Tidak melakukan apa
yang menurut kesepakatan wajib dilakukan
B. Melakukan apa yang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna
C. Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat
D. Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan
Malpraktek PidanaA. Melakukan aborsi
tanpa tindakan medikB. Mengungkapkan
rahasia kedokteran dengan sengaja
C. Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan darurat
D. Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar
ETIKA
DR DISIPLINDRG SENGKETA HUKUM
SENGKETA
NON HUKUM
MKEK
MKDKI
PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA
PELANGGARAN & CARA PENANGANAN
LEMBAGA MEDIASI (ADR)
PERADILAN TUN
NO ETIKA KEDOKTERAN DISIPLIN KEDOKTERAN HUKUM KEDOKTERAN
1
NormaMasalah moral Standart profesi Norma hukum
2
Pelanggaran
Dilema norma internal
(baik-buruk)Benar-salah Benar-salah
3
Dampak
Kualitas moral dan
kehormatan profesiKualitas dan kehormatan profesi Konflik atau damai
4
Lingkup Perilaku etik
Kompetensi pelayanan medik dan
perilaku profesional
Peraturan hukum tentang
pelayanan medik
5
BentukKode etik profesi Aturan disiplin kedokteran UU, PP, PERMEN, KEPRES, dll
6
PenyusunOrganisasi profesi KKI Negara
7
Sanksi
Moral
Teguran
Pengucilan
Teguran – reedukasi
Cabut STR/SIP
PID: Denda/Penjara
PDT: Ganti rugi
Administrasi: Pencabutan
8
Pemeriksa
MKEK’
MKEKG
Anggota profesi
Dokter
Dokter gigi
Sarjana hukum
Pengedilan negeri
Pengadilan Tata Usaha Negara
Anggota: Hakim
HUBUNGAN DENGAN KASUS Berdasarkan analisis hubungan dokter pasien yang
dibahas sebelumnya, tindakan dokter P memiliki kekurangan dalam, hal:
1. Komunikasi – dia tidak mencoba mengkomunikasikan kepada pasien mengenai kemungkinan penyebab kondisinya, pilihan-pilihan tindakan, dan kemampuan pasien jika dia harus menginap di RS.
2. Izin (informed consent) – dia tidak mendapatkan ijin dari pasien mengenai tindakan yang dilakukannya.
3. Belas kasih – dia hanya menunjukkan sedikit belas kasih kepada pasien. Tindakan dilatasi dan curretage mungkin memang sudah kompeten dan mungkin memang benar-benar capek di akhir tugas jaganya, namun itu tidak melepaskannya dari kelainan etik.
PENUTUP Kode Etik Kedokteran Indonesia disusun dalam tiga
kelompok, yaitu kewajiban dokter, yaitu kewajiban umum, kewajiban kepada pasien, kewajiban kepada diri sendiri dan teman sejawatnya. Keharusan mengamalkan kode etik disebutkan dalam lafal sumpah dokter yang didasarkan pada PP No. 26 tahun 1960. Ini berarti terbuka kemungkinan memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar kode etik. Etika kedokteran berhubungan dengan hukum dan disiplin medis (profesionalisme) yang menyebabkan adanya pengaruh yang begitu kuat satu sama lain dalam terbentuknya hubungan dokter pasien yang baik. Jika terjadi salah satu pelanggaran dari 3 unsur tersebut, maka akan berpengaruh pula satu terhadap lainnya,
HIPOTESIS DITERIMA