blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan...

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada taraf konsep paling awal, daya dukung (carryng capacity) menjelaskan hubungan antara ukuran suatu populasi dengan perubahan dalam sumber-sumbernya tempat bergantungnya populasi tersebut. Diasumsikan terdapat suatu ukuran populasi optimal yang dapat ditopang oleh sumberdaya yang ada. Konsep ini dasarnya diaplikasikan untuk menjelaskan laju stok maksimum dalam suatu area. Sangat jelas proses menentukan daya dukung suatu lingkungan meniscayakan adanya suatu ukuran sebagai acuan untuk menetapkan apa yang akan dioptimumkan. Pengukuran daya dukung lingkungan didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Makalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan, yakni perlakuan 1 biji, perlakuan 3 biji, perlakuan 6 biji, perlakuan 9 biji, perlakuan 12 biji, perlakuan 15 biji dan perlakuan 18 biji. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui pengertian daya dukung lingkungan Untuk mengetahui pengertian analisa daya dukung lingkungan Untuk mengetahui dampak daya dukung lingkungan 1

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada taraf konsep paling awal, daya dukung (carryng capacity) menjelaskan

hubungan antara ukuran suatu populasi dengan perubahan dalam sumber-sumbernya tempat

bergantungnya populasi tersebut. Diasumsikan terdapat suatu ukuran populasi optimal yang

dapat ditopang oleh sumberdaya yang ada. Konsep ini dasarnya diaplikasikan untuk

menjelaskan laju stok maksimum dalam suatu area. Sangat jelas proses menentukan daya

dukung suatu lingkungan meniscayakan adanya suatu ukuran sebagai acuan untuk

menetapkan apa yang akan dioptimumkan.

Pengukuran daya dukung lingkungan didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan

memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Makalah ini

akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai

perlakuan, yakni perlakuan 1 biji, perlakuan 3 biji, perlakuan 6 biji, perlakuan 9 biji,

perlakuan 12 biji, perlakuan 15 biji dan perlakuan 18 biji.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian daya dukung lingkungan

Untuk mengetahui pengertian analisa daya dukung lingkungan

Untuk mengetahui dampak daya dukung lingkungan

1

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Carrying Capacity (Daya Dukung Lingkungan)

Daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan

alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan

dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. (Puspitasari, 2011).

Carrying Capacity atau Daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan

suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode

waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan

lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi

penduduk yang mendiami suatu kawasan. (Naufal, 2012)

Carrying capacity atau daya dukung adalah jumlah maksimum individu yang dapat

didukung atau dilayani oleh sumber daya yang ada di dalam suatu ekosistem. Dengan

kata lain, carrying capacity dapat disebut juga sebagai kemampuan lingkungan

(ekosistem) dalam mendukung kehidupan semua makhluk yang ada di dalamnya secara

berkelanjutan.

Carrying Capacity atau Daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan

suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode

waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan

lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi

penduduk yang mendiami suatu kawasan. Konsep daya dukung lingkungan berasal dari

pengelolaan hewan ternak dan satwa liar (Soemarwoto, 1997).

Daya Dukung yaitu Konsep dasar dalam pengelolaan lanskap dan

sumberdaya alam yangmerupakan batas penggunaan suatu area yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor alami untuk daya tahan terhadap lingkungan. Misalnya: pangan,

tempat berlindung, air dll.

2

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Gambar dibawah ini menunjukkan skema framework untuk menentukan carrying

capacity. Pengertian daya dukung dapat dilihat dari dua persepsi:

- Konteks EKOLOGI

- Konteks EKONOMI

Untuk kepentingan tertentu konsep daya dukung dapat dilihat dari

berbagai persepsi sesuai dengan kebutuhannya, misalnya: daya dukung lahan, daya

dukung ruang, dll.

2.2 Dampak Carrying Capacity

Sejarah dari pertanian di Indonesia yang mengalami perubahan-perubahan dari waktu

ke waktu. Dengan diawali sistem pertanian tradisional dan sekarang ini menuju pertanian

berkelanjutan (sustainable agriculture). Intensifikasi pertanian di lahan yang selama ini

digunakan untuk pertanian tradisional, ladang berpindah atau bentuk pertanian extensif

lainnya membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai sifat- sifat tanah (fisik, kimia,

biologi) serta faktor–faktor lahan lain yang diperlukan. Dengan demikian penggunaan lahan

yang tepat adalah langkah pertama dalam praktek pertanian modern, penerapan teknik

konservasi tanah dan air yang memadai, dan perencanaan penggunaan lahan yang baik.

3

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Namun akibat dari pertanian intensif yang dilakukan sebelumnya baik pada masa

pertanian tradisional maupun pada saat “Revolusi Hijau” berdampak pada daya dukung dari

lahan menjadi berkurang.

Penggunaan lahan yang tepat adalah langkah pertama dalam praktek pertanian

modern, penerapan teknik konservasi tanah dan air yang memadai dan perencanaan

penggunaan lahan/tata ruang yang baik. Penggunaan lahan yang tepat adalah salah satu

bagian dari konservasi tanah dan air yang merupakan penempatan setiap bidang tanah pada

penggunaan yang sesuai dengan kemampuannya dan memperlakukannya sesuai syarat-

syarat yang diperlukan, sehingga tanah tersebut tidak rusak dan dapat menjamin

produktivitas yang tinggi secara lestari.

Dampak dari penggunaan teknologi-teknologi modern dapat mempengaruhi daya

dukung lahan dalam penggunaan bercocok tanam. Karena teknologi-teknologi modern dapat

merusak sifat fisik tanah dan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Hal lainnya yang dapat

mempengaruhi lingkungan adalah penggunaan pestisida secara tidak bijak sehingga dapat

mencemari lingkungan baik udara, air maupun tanahnya. Hal ini yang menjadi kendala

dalam proses pendayagunaan lahan secara maksimal.

Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan terhadap

tanaman budidaya adalah dengan cara meminimalisir input dari luar (pupuk, bibit, maupun

pestisida) dan mengurangi pengolahan tanah yang sekarang ini sangat intensif. Sistem

pertanian tersebut dapat diterapkan dengan jalan sistem pertanian berlanjut.

Terdapak dampak yang lain terhadap carrying capacity antara lain :

1. Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian seperti industri,

permukiman, prasarana umum, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, alih fungsi lahan

dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya (pertanian, industri, permukiman, dan

sebagainya) mencapai 50.000 ha/ tahun.

2. Penurunan secara signifikan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan air. Pengurangan ini

terjadi baik akibat kebakaran maupun akibat penjarahan/ penggundulan. Apabila tidak

diambil langkah-langkah tepat maka kerusakan hutan akan menyebabkan run-off yang besar

pada kawasan hulu-hilir, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir,

mengganggu siklus hidrologis, dan memperluas kelangkaan air bersih dalam jangka panjang.

4

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

3. Meningkatnya satuan wilayah sungai (SWS) yang kritis. Pada tahun 1984, tercatat dari total

89 SWS yang ada di Indonesia, 22 SWS berada dalam kondisi kritis. Kondisi ini terus

memburuk dimana pada tahun 1992 jumlah SWS yang kritis meningkat menjadi 39 SWS

dan pada tahun 1998 membengkak menjadi 59 SWS.

2.3 Definisi analisa carrying capacity

Analisis daya dukung (carrying capacity analysis) merupakan suatu alat perencanaan

pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan

dan lingkungan. Analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam

menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di

wilayah yang bersangkutan.

Informasi yang diperoleh dari hasil analisis daya dukung secara umum akan

menyangkut masalah kemampuan (daya dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah dalam

mendukung proses pembangunan dan pengembangan daerah itu, dengan melihat

perbandingan antara jumlah lahan yang dimiliki dan jumlah penduduk yang ada.

5

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Penggaris, sekop, timbangan analitik, oven

3.2 Bahan

Sejumlah Benih (Jagung, padi, Kacang Tanah, Kedele, Kacang buncis, Bayam, Kangkung,

Sawi), Pasir, Kompos, Polybag diameter 20 cm, air.

3.3 Metode Praktikum

      Perlakuan dalam Percobaan Ini Adalah:

Media dan Air

1. Media dalam polybag:

a) 100% Pasir + 0% Kompos,

b) 75% Pasir + 25% Kompos

c) 50% Pasir + 50% Kompos

d) 25% Pasir + 25% Kompos

e) 100% Kompos

2. Pemberian air

a) Secukupnya

b) 60% dari secukupnya

c) 20% dari secukupnya

Tanaman

1. Populasi tanaman (satu jenis : sawi)

a) 1 (satu) tanaman per polybag

b) 3 (tiga) tanaman per polybag

c) 6 (enam) tanaman per polybag

d) 9 (Sembilan) tanaman per polybag

6

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

e) 12 (duabelas) tanaman per polybag

f) 15 (limabelas) tanaman per polybag

g) 18 (delapan belas) tanaman per polybag

2. Populasi tanaman (2 Jenis tanaman beda jenis/family, Jagung dan Kedelai)

a) 2 (dua) tanaman per polybag

b) 4 (empat) tanaman per polybag

c) 6 (enam) tanaman per polybag

d) 8 (delapan) tanaman per polybag

e) 10 (sepuluh) tanaman per polybag

f) 12 (duabelas) tanaman per polybag

Pemeliharaan dan Pengamatan

1. Pemeliharaan:

a) Disiram tanaman setiap hari (Kecuali hujan) sesuai dengan perlakuan pemberian

air

b) Buang tanaman lain yang tidak termasuk dalam perlakuan

c) Bila terdapat hama dan penyakit pada tanaman buang/matikan dengan cara

mekanis

2. Pengamatan:

a) Amati pertumbuhan semua tanaman setiap dua hari sekali (saat berkecambah,

tinggi tanaman, perilaku morfologi tanaman, jumlah daun dan berat basah serta

kering termasuk bagian akar pada akhir pengamatan)

b) Fisiologi dan behavior tanaman, Mortalitas tanaman

c) Modifikasi dan heterogenitas tanaman.

7

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabulasi Data

A. PERLAKUAN MEDIA

TABEL PENGAMATAN TINGGI TANAMAN Lactuca sativa L varietas lettuce grand

rapids black seed (cm)

NoMINGG

U KE-

PERLAKUAN

K0 K1 K2 K3 K4

1 0 7.166 7.2 7.2 7.166 7.166

2 1 15.833 12.166 14.966 13 13

3 2 20.6 16.3 18.2 18.1 15.966

4 3 21.466 20 20.733 20.533 17.433

5 4 21.933 21.166 21.3 21.1 18.6

Keterangan:

K0: 100 % Pasir + 0% Kompos

K1: 75 % Pasir + 25 % Kompos

K2: 50 % Pasir + 50 % Kompos

K3: 25 % Pasir + 75 % Kompos

K4: 100 % Kompos

8

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4 Minggu50

5

10

15

20

25

K0K1K2K3K4

TABEL JUMLAH DAUN MINGGUAN

NOMINGG

U KE-

PERLAKUAN

K0 K1 K2 K3 K4

1 0 4 4 4 4 4

2 1 4 4 4 4 5

3 2 7 6 6 7 7

4 3 7 6 6 7 6

5 4 9 7 8 8 9

9

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4 Minggu50

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

K0K1K2K3K4

10

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

RERATA BERAT AKAR (gram) SETELAH PANEN

NOPERLAKUA

NBERAT TANAMAN

1 K0 0.27 0.274 0.265 0.809 0.269

2 K1 0.374 0.386 0.306 1.066 0.355

3 K2 0.59 0.530 0.688 1.815 0.605

4 K3 0.720 0.610 0.697 2.027 0.676

5 K4 1.056 0.960 1.050 3.066 1.022

K0 K1 K2 K3 K40

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

berat akar1berat akar2berat akar3berat akar4berat akar5

11

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

TABEL RERATA BERAT SEGAR TANAMAN (gram)

N

O

BERAT TANAMAN PADA PERLAKUAN

K0 K1 K2 K3 K4

1 1.500 1.612 1.862 2.922 3.100

2 1.509 1.768 1.793 1.853 2.986

3 1.498 1.327 1.950 2.395 3.099

4 4.498 4.707 5.604 7.170 9.185

5 1.499 1.569 1.868 2.930 3.062

1 2 3 4 50

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

K0K1K2K3K4

12

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

B. PERLAKUAN AIR

D1 : Air Secukupnya

D2 : 60% dari secukupnya

D3 : 20% dari secukupnya

TABEL PENGARUH IRIGASI TERHADAP TINGGI TANAMAN (cm) JAGUNG

IRIGASI

DEFISIT

MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8

D1 19.92 51.08 77.70 102.00 115.35 124.75 127.50 128

D2 20.25 51.58 70.60 90.50 106.42 113.50 115.83 117.00

D3 20.00 48.72 48.72 69.50 73.33 94.42 100.00 101.83

Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4 Minggu5 Minggu6 Minggu7 Minggu80

20

40

60

80

100

120

140

D1D2D3

13

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

TABEL PENGARUH IRIGASI DEFISIT TERHADAP JUMLAH TANAMAN (HELAI)

IRIGASI

DEFISIT

MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8

D1 3 5 7 9 10 9 10 12

D2 3 5 6 8 9 9 9 10

D3 3 5 5 6 8 9 8 8

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 80

2

4

6

8

10

12

14

D1D2D3

TABEL PENGARUH IRIGASI DEFISIT TERHADAP LUAS DAUN (cm2)

IRIGASI

DEFISIT

MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8

D1 21.8 80.8 382.4 1000.7 1337.0 2110 2360.6 2950.0

D2 25.0 82.0 256.3 763.8 1274.1 1840.1 1958.2 2291.2

D3 22.8 85.3 226.3 514.4 778.6 936.2 968.2 1051.4

14

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 80

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

D1D2D3

TABEL PENGARUH IRIGASI DEFISIT TERHADAP HASIL PRODUKSI (gram)

IRIGASI

DEFISIT

BERAT BASAH BERAT KERING HASIL PRODUKSI

D1 73.68 64.18 16.27

D2 47.80 42.87 9.66

D3 16 13.86 0

15

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

berat basah beratkering hasilproduksi0

10

20

30

40

50

60

70

80

D1D2D3

16

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

C. PERLAKUAN POPULASI TANAMAN 1 JENIS

TABEL HASIL PENGAMATAN MINGGUAN TINGGI TANAMAN SAWI (Brassica

rapa) (cm)

PERLAKUAN TINGGI TANAMAN PADA MINGGU KE-

1 2 3 4 5 6

1 Biji 1.76 2.93 4.03 5.35 6.42 8.29

3 Biji 1.24 2.93 3.37 4.50 4.58 5.03

6 Biji 2.00 4.00 2.35 1.60 0.00 0.00

9 Biji 1.69 3.35 4.00 4.78 6.89 7.15

12 Biji 1.52 3.21 3.35 4.00 5.04 6.03

15 Biji 1.61 3.33 3.78 4.06 5.20 6.22

18 Biji 1.58 3.23 4.01 4.04 5.23 6.89

Keterangan :

- Perlakuan 1 : 1 biji

- Perlakuan 2 : 3 biji

- Perlakuan 3 : 6 biji

- Perlakuan 4 : 9 biji

- Perlakuan 5 : 12 biji

- Perlakuan 6 : 15 biji

- Perlakuan 7 : 18 biji

17

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Perlakuan1 Perlakuan2 Perlakuan3 Perlakuan4 Perlakuan5 Perlakuan6 Perlakuan70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Minggu1Minggu2Minggu3Minggu4Minggu5Minggu6

TABEL HASIL PENGAMATAN MINGGUAN JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI

(Brassica rapa)

PERLAKUAN JUMLAH DAUN PADA MINGGU KE-

1 2 3 4 5 6

1 Biji 5 8 6 7 7 8

3 Biji 2 3 3 4 5 6

6 Biji 3 4 4 3 4 4

9 Biji 3 4 4 5 5 5

12 Biji 3 3 3 4 4 4

15 Biji 3 3 4 3 4 4

18 Biji 2 3 3 4 4 4

Keterangan :

- Perlakuan 1 : 1 biji

- Perlakuan 2 : 3 biji

- Perlakuan 3 : 6 biji

- Perlakuan 4 : 9 biji

18

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

- Perlakuan 5 : 12 biji

- Perlakuan 6 : 15 biji

- Perlakuan 7 : 18 biji

perlakuan1 perlakuan2 perlakuan3 perlakuan4 perlakuan5 perlakuan6 perlakuan70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

123456

TABEL HASIL PENGAMATAN MINGGUAN JUMLAH BERAT BIOMASSA TANAMAN

SAWI (Brassica rapa)

PERLAKUAN BERAT BASAH TOTAL BERAT KERING TOTAL

1 Biji 5,78 3,54

3 Biji 1.58 0.30

6 Biji 0.00 0.00

9 Biji 0.22 0.33

12 Biji 0.23 0.29

15 Biji 0.21 0.27

Keterangan :

- Perlakuan 1 : 1 biji

- Perlakuan 2 : 3 biji

- Perlakuan 3 : 6 biji

19

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

- Perlakuan 4 : 9 biji

- Perlakuan 5 : 12 biji

- Perlakuan 6 : 15 biji

Perlakuan1 Perlakuan2 Perlakuan3 Perlakuan4 Perlakuan5 Perlakuan60

1

2

3

4

5

6

7

berat basah totalberat kering total

20

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

D. PERLAKUAN POPULASI TANAMAN 2 JENIS

TABEL PENGAMATAN HARIAN TINGGI TANAMAN PADA TANAMAN JAGUNG

DAN KEDELAI

·  Kedelai

Perlakuan jumlah

tanaman per polybag

Tinggi Tanaman Kedelai Polikultur dengan Tanaman Jagung

1 2 3 4 5 6 7

2 14.36 19.96 22.73 25.83 28.32 32.51 36.51

4 13.51 19.06 21.42 24.7 27.25 31.63 34.79

6 11.93 16.31 19.15 22.24 24.27 28.15 31.15

8 15.05 19.41 31.96 34.67 36.29 37.55 41.9

10 13.63 17.59 29.19 33.2 34.16 35.2 38.01

12 12.65 17.24 20.34 22.87 24.37 28.51 32.37

Keterangan :

- Perlakuan 1 : 2

- Perlakuan 2 : 4

- Perlakuan 3 : 6

- Perlakuan 4 : 8

- Perlakuan 5 : 10

- Perlakuan 6 : 12

21

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Perlakuan1 Perlakuan2 Perlakuan3 Perlakuan4 Perlakuan5 Perlakuan60

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1234567

22

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

·  Jagung

Perlakuan jumlah

tanaman per polybag

Tinggi Tanaman Kedelai Polikultur dengan Tanaman Jagung

1 2 3 4 5 6 7

2 20.3 30.93 36.95 41.36 44.83 50.33 53.97

4 18.98 19.13 33.82 38.5 42.1 46.28 50.84

6 18.16 28.04 32.57 34.72 38.12 43.1 45.63

8 18.23 26.76 29.56 31.20 34.67 38.33 42.03

10 17.87 19.33 23.46 29.02 33.50 36.08 39.98

12 18.00 19.06 24.05 27.88 31.25 32.67 36.79

Keterangan :

- Perlakuan 1 : 2

- Perlakuan 2 : 4

- Perlakuan 3 : 6

- Perlakuan 4 : 8

- Perlakuan 5 : 10

- Perlakuan 6 : 12

Perlakuan1 Perlakuan2 Perlakuan3 Perlakuan4 Perlakuan5 Perlakuan60

10

20

30

40

50

60

1234567

23

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

4.2 Analisa Data

4.2.1 Analisa Data Terhadap Carryng Capacity

A. Analisis Perlakuan Media

- Tinggi Tanaman

Dari hasil pengamatan tinggi tanaman Lactuca sativa L varietas lettuce grand

rapids black seed berdasarkan perlakuan media didapatkan bahwa pada tanaman yang

diberi perlakuan dengan media 100% pasir + 0% kompos mengalami pertumbuhan lebih

tinggi dari pada perlakuan yang lain, dan pada perlakuan ke 2 memiliki pertumbuhan

yang tinggi pula setelah perlakuan K0, setelah itu diikuti dengan pertumbuhan perlakuan

K3 dan K4. Pada perlakuan K0 dengan media 100% pasir mengalami pertumbuhan yang

cepat karena pada awal pertumbuhan media pasir sangatlah menunjang karena memiliki

pori makro yang dapat ditembus oleh akar dengan mudah, tetapi harus ditunjang dengan

pengairan yang baik.

Menurut literature Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk

menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika

digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan

perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses

pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke

media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek

batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan

dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir

menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi

(ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh

air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan

pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan

sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering

dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau

bahan organic yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang

berasal dari daerah yang bersersalinitast tinggi merupakan jenis pasir yang harus

dihindari untuk gunakan sebagai media tanam, karena pasir tersebut sudah dicuci terlebih

24

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman

menjadi lemah. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga

memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan

(nekrosis). (Rahmawan, 2010).

Pada perlakuan K4 dengan pemberian media 100% kompos mengalami

pertumbuhan lambat, tetapi dalam jangka waktu lama pemberian kompos akan

memberikan reaksi yang baik untuk pertumbuhan tanaman karena Kompos bersifat

hidrofilik sehingga dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam memegang air dan

mengandung unsur C yang relatif tinggi sehingga dapat menjadi sumber energi mikroba.

Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat.

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik

tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air

tanah. Tanaman yang dipupuk dengan kompos cenderung lebih baik kualitasnya daripada

tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia. Menyatakan bahwa kompos mampu

mengurangi kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan

kemampuannya dalam penyerapan hara. Peranan bahan organik dalam pertumbuhan

tanaman dapat secara langsung, atau sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui

perubahan sifat dan ciri tanah.

(Besuki, 2012).

- Jumlah Daun

Pada perlakuan ini dapat dilihat bahwa perlakuan pada K0 dan K4 memiliki

jumlah daun yang tinggi dari pada perlakuan yang lainya. Selain media pasir yang sangat

bagus bagi pertumbuhan daun, media tanam yang banyak mengandung humus juga baik

bagi pertumbuhan daun seperti perlakuan K4 yang media perlakuannya 100% kompos.

Hal ini tentu saja karena kompos 100 % mengandung bahan organic yang tinggi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama daun. Dengan

menambahkan kompos, unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman akan terpenuhi. Namun

pada K4 ini jumlah daun sempat berkurang dari 7 daun menjadi 6 daun. Dapat dilihat

bahwa perlakuan paling baik pada K0 ( 100 % pasir + 0 % kompos) karena jumlah daun

terus bertambah dan tidak pernah berkurang.

25

Page 26: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

- Berat Akar Setelah Panen

Pada perlakuan ini juga dapat dilihat bahwa perlakuan K4 (100 % kompos)

mempunyai berat akar yang paling tinggi, dibanding perlakuan yang lain. Seperti pada

literatur (CPIS,1991) kompos memperbaiki struktur tanahyang semula padat menjadi

gembur sehingga memepermudah mengelola tanah. Dengan struktur tanah yang baik

berarti difusi O2 atau aerasi akan lebih banyak sehingga proses fisiologis di akar akan

lancar. Berat akar setelah panen pada K4 paling tinggi. Hal ini karena kompos

berkontribusi besar untuk pertumbuhan akar.

- Berat Segar Tanaman

Berat segar tanaman yang tampak optimal yakni pada K4 (100 % kompos). Hal

ini karena penyerapan air dan unsure hara ke bagian tanaman berlangsung optimal tanpa

banyak kehilangan.

B. Perlakuan Air

- Pengaruh Irigasi Terhadap Tinggi Tanaman Jagung

Pada tabel pengaruh irigasi terhadap tinggi tanaman (cm) jagung, dengan

perlakuan D1 dengan air secukupnya, D2 60% dari secukupnya , dan D3 dengan 20%

dari secukupnya. Pada D1 perlakuan air secukupnya, pada minggu pertama tinggi

tanaman jagung 19,92 cm, lalu pada minggu kedua bertambah 51,08 cm, minggu ketiga

77,70 cm, minggu keempat 102,00 cm, minggu kelima 115,35, minggu keenam 127,50

minggu ketujuh 127,50 cm, dan minggu kedelapan bertambah 0,5 cm. Sedangkan pada

perlakuan D2 dengan air 60% dari secukupnya, minggu pertama tinggi jagung 20,25 cm,

pada minggu kedua mengalami pertambahan 51,58 cm, pada minggu ketiga bertabah

70,60 cm, minggu keempat bertambah 90,50 cm, minggu kelima bertambah 106,42 cm,

minggu keenam bertambah 113,50 cm, minggu ketujuh bertambah 2,33 cm, minggu

kedelapan bertambah 1,17 cm. Dan pada perlakuan D3 air 20% dari secukupnya pada

minggu pertama tinggi jagung 20 cm, dan pada minggu kedua bertambah 48,72 cm,

minggu ketiga tidak mengalami pertambahan tinggi, minggu keempat bertambah 69,50

cm, minggu kelima bertambah 73,33 cm, minggu keenam bertambah 94,42 cm, minggu

ketujuh bertambah 5,58 cm, dan minggu kedelapan bertambah 1,83 cm. Pertambahan

26

Page 27: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

tinggi total D1 dari minggu pertama sampai minggu kedelapan yaitu 108,08 cm, dan

pertambahan terbanyak terdapat pada minggu kedua, dan pertambahan tinggi paling

sedikit pada minggu kedelapan hanya 0,5 cm. Pertambahan tinggi total D2 dari minggu

pertama sampai minggu kedelapan yaitu 96,75 cm, dan pertambahan terbanyak terdapat

pada minggu kedua, dan pertambahan tinggi paling sedikit pada minggu kedelapan hanya

1,17 cm. Pertambahan tinggi total D3 dari minggu pertama sampai minggu kedelapan

yaitu 81,83 cm, dan pertambahan terbanyak terdapat pada minggu kedua, dan

pertambahan tinggi paling sedikit pada minggu kedelapan hanya 1,83 cm.

Pertambahan tinggi mulai dari minggu pertama sampai minggu kedelapan yang

paling banyak adalah pada D1, lalu D2 dan terakhir D3.Dari ketiga perlakuan (D1, D2,

D3), pertambahan tinggi paling banyak semuanya terdapat pada minggu kedua, dan

paling sedikit pada minggu kedelapan.

- Pengaruh Irigasi Defisit Terhadap Jumlah Tanaman (Helai)

Pada tabel pengaruh irigasi defisit terhadap jumlah tanaman (helai), dengan

perlakuan D1 dengan air secukupnya, D2 60% dari secukupnya , dan D3 dengan 20%

dari secukupnya. Pada D1 perlakuan air secukupnya, pada minggu pertama jumlah

tanaman3 helai, lalu pada minggu kedua bertambah 2 helai, minggu ketiga 2 helai,

minggu keempat 2 helai, minggu kelima 1 helai, minggu keenam berkurang 1 helai,

mungkin dikarenakan kering lalu rontok, minggu ketujuh bertambah lagi 1 helai menjadi

10 helai, dan minggu kedelapan bertambah 2 helai menjadi 12 helai. Sedangkan pada

perlakuan D2 dengan air 60% dari secukupnya, minggu pertama jumlah tanaman 3 helai,

pada minggu kedua mengalami pertambahan 2 helai, pada minggu ketiga bertabah 1

helai, minggu keempat bertambah 2 helai, minggu kelima bertambah 1 helai, minggu

keenam dan ketujuh tidak mengalami pertambahan, minggu kedelapan bertambah 1 helai

menjadi 10 helai. Dan pada perlakuan D3 air 20% dari secukupnya pada minggu pertama

jumlah tanaman 3 helai, dan pada minggu kedua bertambah 2 helai, minggu ketiga tidak

mengalami pertambahan, minggu keempat bertambah 1 helai, minggu kelima bertambah

2 helai, minggu keenam bertambah 1 helai, minggu ketujuh berkurang mungkin

dikarenakan rontok jumlah tanaman menjadi 8 helai, dan minggu kedelapan tidak

mengalami pertambahan tetap 8 helai. Pertambahan jumlah total D1 dari minggu pertama

27

Page 28: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

sampai minggu kedelapan yaitu 9 helai tetapi ada helai yang hilang sebelumnya.

Pertambahan jumlah total D2 dari minggu pertama sampai minggu kedelapan yaitu 7

helai tetapi ada helai yang hilang sebelumnya. Pertambahan jumlah total D3 dari minggu

pertama sampai minggu kedelapan yaitu 5 helai tetapi ada helai yang hilang sebelumnya.

Pertambahan jumlah tanaman (helai) mulai dari minggu pertama sampai minggu

kedelapan pertambahan jumlah D1 yang paling banyak pertambahannya, lalu D2 dan

terakhir D3.

- Pengaruh Irigasi Defisit Terhadap Luas Daun

Berdasarkan dari hasil tabel didapatkan pada minggu pertama untuk tanaman

dengan perlakuan pemberian air secukupnya luas daun pada D1 adalah 21,8 cm2, pada

minggu-minggu berikutnya luas daun bertambah perlahan. Minggu kedua luas daun

adalah 80,8 cm2, pada minggu ketiga luas daun bertambah 301,6 cm2 menjadi 382,4 cm2.

Pada minggu keempat luas daun bertambah menjadi 1000,7 cm2 dan minggu kelima luas

daun bertambah 336,3 cm2 menjadi 1337 cm2. Pada minggu keenam luas daun adalah

2110 dan minggu ketujuh luas daun menjadi 2360,6 cm2 sedangkan pada minggu terakhir

luas daun mencapai 2950 cm2.

Untuk tanaman dengan perlakuan D2 atau pemberian air 60% dari secukupnya

luas daun di minggu pertama adalah 25 cm2, pada minggu-minggu berikutnya luas daun

bertambah perlahan. Minggu kedua luas daun adalah 82 cm2 tidak berbeda jauh dengan

luas daun pada tanaman dengan perlakuan D1 di minggu kedua, pada minggu ketiga luas

daun bertambah 174,3 cm2 menjadi 256,3 cm2. Pada minggu keempat luas daun

bertambah menjadi 763,8 cm2 dan minggu kelima luas daun bertambah 510,3 cm2

menjadi 1274,1 cm2. Pada minggu keenam luas daun adalah 1840,1 dan minggu ketujuh

luas daun menjadi 1958,2 cm2 sedangkan pada minggu terakhir luas daun mencapai

2291,2 cm2.

Untuk tanaman dengan perlakuan D3 atau pemberian air 20% dari secukupnya

luas daun di minggu pertama adalah 22,8 cm2, pada minggu-minggu berikutnya luas daun

bertambah perlahan. Minggu kedua luas daun adalah 85,3 cm2, pada minggu ketiga luas

daun bertambah menjadi 226,3 cm2. Pada minggu keempat luas daun bertambah menjadi

514,4 cm2 dan minggu kelima luas daun bertambah menjadi 778,6 cm2. Pada minggu

28

Page 29: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

keenam luas daun adalah 936,2 cm2 dan minggu ketujuh luas daun menjadi 968,2 cm2

sedangkan pada minggu terakhir luas daun mencapai 1051,4 cm2.

Dari hasil tersebut tanaman dengan perlakuan air secukupnya menunjukkan hasil

luas daun yang paling baik diantara tanaman dengan perlakuan air D1 dan D2. Dan

pertumbuhan luas daun paling lambat pada tanaman dengan perlakuan D3 atau dengan

pemberian air 20% dari secukupnya. Hal ini dapat dikarenakan tanaman kekurangan

pasokan air untuk tumbuh sehingga petumbuhan tanaman dengan 20% air dari

secukupnya lebih lambat dibandingkan tanaman yang diberi air secukupnya atau yang

diberi air 60% dari secukupnya.

- Pengaruh Irigasi Defisit Terhadap Hasil Produksi

Pada tabel pengaruh irigasi defisit terhadap hasil produksi (gram), dengan

perlakuan D1 dengan air secukupnya, D2 60% dari secukupnya , dan D3 dengan 20%

dari secukupnya. Pada D1 perlakuan air secukupnya, pada minggu pertama dengan berat

basah 73,68 gram, berat keringnya 64,18 gram, hasil produksinya yaitu 16,27 gram. Pada

D2 perlakuan air secukupnya, pada minggu pertama dengan berat basah 47,80 gram,

berat keringnya 42,87 gram, hasil produksinya yaitu 9,66 gram. Pada D3 perlakuan air

secukupnya, pada minggu pertama dengan berat basah 16 gram, berat keringnya 13,86

gram, hasil produksinya yaitu 0 gram. Hasil produksi paling banyak terdapat pada D1,

kemudian D2, terakhir D3 tidak menghasilkan produksi.

C. Perlakuan Populasi Tanaman 1 Jenis (Tanaman Sawi)

Berdasarkan tabel hasil pengamatan mingguan tinggi tanaman sawi dapat diketahui

bahwa pada perlakuan 1 biji memiliki pertumbuhan yang tertinggi dari pada perlakuan lainya,

hal ini dikarenakan bahwa tidak ada persaingan untuk merebutkan sumber daya untuk

pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman pada perlakuan 1 biji dapat tumbuh optimal. Tetapi

pada minggu ke-2 perlakuan dengan 1 biji mengalami pertumbuhan yang lambat dari pada

perlakuan lainya tetapi pada minggu berikutnya tanaman pada perlakuan 1 biji mengalami

pertumbuhan yang stabil, dan tidak adanya penurunan pertumbuhan, dapat dilihat pula dari

jumlah daun dan berat biomassa pada tanaman sawi perlakuan 1 yang memiliki

29

Page 30: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

perkembangan yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain, hal ini disebabkan oleh

daya dukung produksi pada tanaman sawi perlakuan 1 biji.

D. Perlakuan Populasi Tanaman 2 Jenis (Kedelai dan Jagung)

- Pengamatan Harian Tinggi Tanaman pada Tanaman Kedelai

Dilihat dari pengamatan tinggi tanaman perharinya dapat dikatakan semakin

meningkat. Pada perlakuan pertama yaitu 2 tanaman dalam satu polybag dan hasil yang

ditunjukkan adalah semakin meningkat, dilihat dari hari pertama yaitu 14,36 dan hari ke-

7 adalah 36,51. Dari pelakauan yang pertama ini sangat menunjukkan bahwa kedua

tanaman ini sangat menunjukkan perkembangan yang baik.

Perlakuan kedua yaitu dengan 4 tanaman didalam 1 polybag pertumbuhannya

hampir sama dengan perlakuan yang pertama yaitu dihari pertama yaitu 13,51 dan hari

ketuju yaitu 34,79. Pada perlakuan ketiga yaitu dengan 6 tanaman didalam 1 polybag

diperoleh hasil yang hampir sesuai dengan perlakuan kedua yaitu pada hari pertama

11,93 dan hari ketuju yaitu 31,15. Pada perlakuan ke 4 adalah dengan satu polybag diisi 8

tanaman kedelai di mulai pengukuran tinggi pada minggu ke 1 adalah 15,05 dan semakin

meningkat hingga hari ke 7 yaitu 41.9. Perlakuan selanjutanya adalah dengan

menggunakan satu polybag diisi dengan 10 tanaman kedelai pada hari ke 1 tinggi 13.63

dan hari ke 7 adalah 38,1. Dan perlakuan yang terakir adalah pengisian 12 tanaman

dengan menguunakan 1 polybag dan di dapatkan data ketinggian tanaman pada hari ke 1

adalah 12,65 dan semakin meningkat hingga 32,37. Pada masing-masing perlakuan

diperoleh data tinggi tanaman yang paling tertinngi yaitu pada perlakuan keempat, yaitu

satu polybag diisi dengan 8 tanaman kedelai yang tinggi pada hari ke ketuju mencapai

41,9, hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor populasi dan daya dukung

lingkungan dapat dilihat dari pegertian daya dukung lingkungan yaitu kemampuan suatu

tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu

yang panjang di tambah dengan adanya jumlah populasi yang berbeda dalam satu

polybag. Rata- rata kepadatan populasi atau ukuran populasi dari suatu tanaman.

Dari data hasil perlakuan didapatkan bahwa dengan perlakuan dengan 8, 10, 2, 4,

12, tanaman lebih tinggi dari pada perlakuan 6 tanaman hal ini dimungkinkan karena

daya dukung lingkungan pada perlakuan 8 tanaman lebih mendukung, tetapi jika dilogika

30

Page 31: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

seharusnya tanaman dengan perlakuan 2 tanaman lebih tinggi jika daya dukung

lingkungan antar perlakuan sama.

- Pengamatan Harian Tinggi Tanaman pada Tanaman Jagung

Pada tabel perlakuan populasi tanaman jagung dilakukan perlakuan jumlah

tanaman per polybag yaitu 2 tanaman per polybag, 4 tanaman per polybag, 6 tanaman

per polybag, 8 tanaman per polybag, 10 tanaman per polybag, dan 12 tanaman per

polybag. Pada perlakuan 2 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi

tanaman 20,3 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 30,93, pada hari

ketiga tanaman bertambah 6,02 cm, sehingga tanaman bertambah tinggi menjadi 36,95.

Pada hari keempat dan hari kelima tinggi tanaman mencapai 41,36 dan 44,83. Hari

keenam tinggi tanaman bertambah menjadi 50,33 dan pada hari terakhir tinggi tanaman

mencapai 53,97.

Pada perlakuan 4 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi tanaman

18,98 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 19,13, pada hari ketiga

tanaman bertambah tinggi menjadi 33,82. Pada hari keempat tinggi tanaman menjadi

38,5 cm dan hari kelima tinggi tanaman mencapai 42,1 cm. Hari keenam tinggi

tanaman bertambah menjadi 46,28 dan pada hari terakhir tinggi tanaman mencapai

50,84 cm.

Pada perlakuan 6 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi tanaman

18,16 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 28,04 cm, pada hari

ketiga tanaman bertambah tinggi menjadi 32,57 cm. Pada hari keempat dan hari kelima

tinggi tanaman mencapai, yaitu 34,72 cm dan 38,12 cm. Hari keenam tinggi tanaman

bertambah menjadi 43,1 cm dan pada hari terakhir tinggi tanaman mencapai 45,63 cm.

Pada perlakuan 8 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi tanaman

18,23 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 26,76 cm, pada hari

ketiga tanaman bertambah tinggi menjadi 29,56 cm. Pada hari keempat dan hari kelima

tinggi tanaman mencapai, yaitu 31,20 dan 34,67 cm. Hari keenam tinggi tanaman

bertambah menjadi 38,33 cm dan pada hari terakhir tinggi tanaman mencapai 42,03 cm.

31

Page 32: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

Pada perlakuan 10 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi tanaman

17,87 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 19,33 cm, pada hari

ketiga tanaman bertambah tinggi menjadi 23,46 cm. Pada hari keempat dan hari kelima

tinggi tanaman mencapai, yaitu 29,02 dan 33,50 cm. Hari keenam tinggi tanaman

bertambah menjadi 36,08 cm dan pada hari terakhir tinggi tanaman mencapai 39,98 cm.

Pada perlakuan 12 tanaman per polybag hari pertama didapatkan tinggi tanaman

18 cm, pada hari kedua tanaman bertambah tinggi menjadi 19,06 cm, pada hari ketiga

tanaman bertambah tinggi menjadi 24,05 cm. Pada hari keempat dan hari kelima tinggi

tanaman mencapai, yaitu 27,88 dan 31,25 cm. Hari keenam tinggi tanaman bertambah

menjadi 32,67 cm dan pada hari terakhir tinggi tanaman mencapai 36,79 cm.

Dari hasil di atas terlihat bahwa pad perlakuan 2 tanaman per polybag

menghasilkan rata-rata tinggi tanaman paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya. Hal ini dapat dikarenakan pada polybag yang berisi 2 tanaman dengan

dimisalkan kandungan unsur hara dan pemberian air yang sama lebih minim kompetisi

dibandingkan polybag yang berisi lebih banyak, sehingga kebutuhan air dan hara

tanaman tercukupi menjadikan tanaman tumbuh maksimal. Terlihat pada tabel semakin

banyak tanaman yang ada dalam polybag, semakin lambat juga pertumbuhan tinggi

tanaman juga bisa dikatakan semakin rendah. Daya dukung lingkungan yang sama juga

mempengaruhi tinggi tanaman.

4.2.2 Perbedaan Fenomena Kompetisi dan Carryng Capacity (Daya Dukung Lingkungan)

Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan

kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan

bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Kompetisi

didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan

kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan

antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.

Pada pertumbuhan tanaman sawi dengan perlakuan 1 biji terlihat berbeda

pertumbuhannya dengan tanaman sawi dengan perlakuan lainya, bahwa pada perlakuan 1

32

Page 33: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

tidak ada kompetisi untuk perebutan hara, udara, cahaya sehingga dapat tumbuh dengan

baik, berbeda dengan tanaman dengan perlakuan yang lebih dari 1 biji sehingga untuk

tumbuhnya memerlukan hara, air, udara, cahaya, dll, diselingi dengan kompetisi dengan

tanaman sejenisnya. Hal ini terlihat dengan tanaman sawi pada perlakuan 8 biji yang

pertumbuhanya sangat lambat dibanding lainya. Dapat terlihat juga pada banyaknya daun

yang tumbuh. Pada perlakuan pemberian media yakni: K0: 100 % Pasir + 0%

Kompos

K1: 75 % Pasir + 25 % Kompos

K2: 50 % Pasir + 50 % Kompos

K3: 25 % Pasir + 75 % Kompos

K4: 100 % Kompos

Mendapatkan hasil bahwa tanaman dengan perlakuan K0 mendapatkan hasil

pertumbuhan tertinggi, dan sebaliknya pada perlakuan K4 yakni menggunakan media

kompos pertumbuhanya sangat lambat, hal ini dikarenakan bahwa pada perlakuan K0

sangat mendukung untuk pertumbuhan awal karena mempunyai pori makro sehingga

akar tanaman dapat dengan mudah untuk menyerap air, hara, dll. Tetapi dalam jangka

waktu yang lama pemberian media tanam pada K0 sangat tidak mendukung karena

kurangnya hara dalam media. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan tanaman yang

diberi perlakuan K4 yang sangat lambat dalam pertumbuhanya, karena akar susah untuk

menembus media yang mempunyai mikro kecil, tetapi dalam jangka waktu lama tanaman

dengan pemberian perlakuan K4 sangat mendukung karena adanya kecukupan hara.

Tetapi pada perlakuan K0 berat segar tanaman dan berat akar tanaman setelah panen

lebih ringan dari pada tanaman K4 hal ini dimungkinkan karena pada tanaman K0

kekurangan akan unsure hara. Pada perlakuan penambahan air yakni:

D1 : Air Secukupnya

D2 : 60% dari secukupnya

D3 : 20% dari secukupnya

Didapatkan hasil bahwa tanaman yang diberi perlakuan cukup air menghasilkan

hasil yang tinggi dari pada perlakuan lainnya. Pada umumnya bila terlalu banyak air,

33

Page 34: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk ketika mencapai titik

jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah terbawanya unsur hara

bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal ini

mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak terlalu

dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman. Oleh sebab itu kebijakan

pengelolaan air harus dilakukan agar pemanfaatan air dapat efisien dan sesuai dengan

kebutuhan.

34

Page 35: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/andimudj/files/2013/11/Bab-1-2-3.docx · Web viewMakalah ini akan menjelaskan tentang daya dukung lingkungan pada tanaman sawi dengan berbagai perlakuan,

BAB V

Kesimpulan

Untuk dapat mengukur daya dukung, harus diketahui jumlah populasi, waktu, dan daya

dukung. Jika pertumbuhanya dibawah garis daya dukung, maka akan terjadi stress, kompetisi,

serta gangguan seiring dengan berjalannya waktu. Pada perlakuan media sebaiknya

perbandingan antara pasir dengan kompos seimbang agar dapat tumbuh secara optimal, karena

jika hanya menggunakan media pasir saja akan kekurangan hara dalam jangka waktu yang

panjang, dan bila menggunakan kompos saja akan memperburuk hasil pertumbuhan dalam

jangka panjang. Selain itu, perlakuan air yang cukup dan tepat sangat berpengaruh terhadap hasil

dan pertumbuhan tanaman.

35