POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA...

31
POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI DI BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh Pratama Kurniawan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA...

Page 1: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN

SAWI DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Pratama Kurniawan

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

ABSTRAK

POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN

SAWI DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

PRATAMA KURNIAWAN

Penelitian ini bertujuan mempelajari populasi hama dan tingkat serangan hama

daun tanaman sawidi kecamatan Tanjung Senang dan Kemiling. Penelitian ini

dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Senang dan Kecamatan Kemiling, Kota

Bandar Lampung Selatan pada bulan pada bulan Agustussampai November 2018.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode surveipadadua lokasi yaitu kecamatan

Tanjung Senang dan Kemiling.Pada masing-masing lokasi dipilih 2 kebun sawi

yang akan digunakan sebagai kebun sampel. Setiap kebun dipilih 4 petaksampel.

Pengamatan populasi dilakukan dengan metode perangkap kuning. Pada setiap

petak ditentukan 4 titik sampel pengamatan secara diagonal. Pada setiap titik

pengamatan dipasang perangkap kuning yang diberi label. Setelah 3 kali

pengamatan, perangkap diambil dan bawa ke laboratorium Hama Jurusan Proteksi

Tanaman Universitas Lampung. Pengamatan tingkat kerusakan tanaman

dilakukan terhadap 5 tanaman sampel tiap petak yang dipilih secara diagonal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi hama lalat pengorok daun pada

tanaman sawi di Tanjung Senang lebih tinggi daripada di Kemiling, tetapi

populasi hama thrips tidak berbeda.Tingkat kerusakan tanaman sawi di Tanjung

Senang lebih tinggi daripada di Kemiling.

Kata kunci : kebun sampel, perangkap kuning, sawi, tingkat serangan

Page 3: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN

SAWI DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Pratama Kurniawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga
Page 5: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga
Page 6: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga
Page 7: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 5 Oktober 1993..

Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Gatut Gunadi dan Ibu

Marlilin. Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 2 Negara

Tulang Bawang, Bunga Mayang, Lampung Utara tahun 1999-2005. Penulis

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bunga Mayang, Lampung

Utara tahun 2005 – 2008 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kotabumi,

Lampung Utara 2008 – 2011.

Penulis melanjutkan studi di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi

Strata 1 (S1) Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri pada Tahun 2011

dengan Konsentrasi Hama dan Penyakit Tanaman. Selama menjadi mahasiswa,

penulis pernah menjadi anggota Aktif FOSI Fakultas Pertanian Universitas

Lampung Tahun 2013-2014 di Bidang MCF (Media Centre Faculty). Penulis

pernah menjadi asisten praktikum Petisida dan Teknik Aplikasi. Penulis

Melaksanakan Praktik Umum (PU) di Pabrik Gula PTPN VII Bunga Mayang,

Lampung Tengah pada Agustus 2015. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Napal, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, pada

Januari 2015.

Page 8: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

dengan judul “Populasi Dan Tingkat Serangan Hama Daun Tanaman Sawi Di

Bandar Lampung” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Penulis menyadari keberhasilan penulis, baik dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang telah mensahkan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

3. Bapak Dr. Ir. I Gede Swibawa, M.S., selaku Dosen Pembimbing I atas waktu

dan kesabarannya untuk membimbing dan memberi masukan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P., selaku Pembimbing II atas bantuan, bimbingan,

semangat, nasehat, kesabaran, dan waktu dalam membimbing penulis selama

penelitian dan penyusunan skripsi.

5. Bapak Ir. Purnomo, M.S. selaku selaku Penguji bukan Pembimbing atas saran,

pengarahan, dan nasehat untuk perbaikan penulisan skripsi ini.

Page 9: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

6. Bapak Ir. Eko Pramono, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas kasih

sayang, bimbingan, nasehat, dan motivasi kepada penulis selama menjadi

mahasiswa.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Jurusan Agroteknologi atas ilmu

pengetahuan, bantuan, dan kemudahan yang telah diberikan selama ini.

8. Ayahanda Gatut Gunadi dan Ibunda Marlilin serta adik penulis Anggun

Rahma Dwiani atas doa, kasih sayang, dukungan, dan nasehat yang diberikan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih telah

memberikan banyak inspirasi pada penulis.

Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan Saudara-saudara, dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung,

Penulis,

Pratama Kurniawan

Page 10: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

I. PENDAHHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 Tanaman Sawi ........................................................................................... 6

2.2 Populasi Hama ........................................................................................... 8

2.3. Pengendalian Hama dengan Perangkap Likat ........................................... 9

III. BAHAN DAN METODE ............................................................................... 11

3.1 Tempat dan Waktu .................................................................................. 11

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 11

3.3 Pelaksanaan ............................................................................................. 12

3.3.1 Kondisi Lahan Percobaan ............................................................. 12

3.3.2 Pembuatan Perangkap ................................................................... 12

3.3.3 Penetapan Petak Sampel ............................................................... 13

3.3.4 Pengamatan Tingkat Serangan ...................................................... 14

3.3.5 Pengamatan Populasi Serangga ..................................................... 15

3.3.6 Analisis Data ................................................................................. 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 16

4.1 Hama Daun ............................................................................................. 16

4.1.1 Populasi Lalat Pengorok Daun...................................................... 18

4.1.2 Populasi Thrips ............................................................................. 20

4.2 Serangga Lain .......................................................................................... 21

4.3 Tingkat Serangan ..................................................................................... 22

Page 11: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

4.4 Sistem Budidaya ...................................................................................... 24

4.4.1 Perbedaan Sistem Budidaya .......................................................... 25

4.4.2 Perbedaan Lingkungan dan Jenis Pestisida ................................... 26

V. SIMPULAN ..................................................................................................... 28

5.1 Simpulan ..................................................................................................... 28

5.2 Saran ........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

LAMPIRAN .......................................................................................................... 31

Page 12: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik lokasi penelitian........................................................................... 12

2. Nilai skala kerusakan tanaman sawi (vi) ........................................................... 14

3. Ordo, Famili, dan jumlahindividu serangga yang ditemukan pada tanaman

sawi di Kecamatan Tanjung senang dan KecamatanKemiling ........................ 17

4. Budidaya Sawi di Kecamatan Tanjung Senang dan Kemiling ......................... 26

Page 13: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak pengambilan sampel ......................................................................... 13

2. Populasi lalat pengorok daun pada pertanaman sawi Kecamatan di Tanjung

Senang dan Kemiling ....................................................................................... 18

3. Fluktuasi populasi thrips pada pertanaman sawi di Kecamatan Tanjung

Senang dan Kemiling ....................................................................................... 20

4. Fluktuasi populasi serangga lain pada pertanaman sawi di Kecamatan

Tanjung Senang dan Kemiling ......................................................................... 22

5. Tingkat kerusakan pertanaman sawi di Kecamatan Tanjung Senang dan

Kemiling ........................................................................................................... 23

Page 14: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

1

I. PENDAHHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sawi termasuk dalam famili Brassicaceae dan dapat tumbuh baik di

tempat yang bercuaca panas maupun dingin. Agar tumbuh baik, tanaman ini harus

ditanam di ketinggian 100 m – 500 m dengan kondisi tanah gembur serta banyak

mengandung bahan organik dan drainase yang baik.Sawi tergolong kedalam

kelompok sayuran yang paling populer di kalangan masyarakat. Tanaman

inimerupakansalah satu jenis sayuran penting yang bernilaiekonomis tinggi dan

cocok untuk dikembangkandi daerah tropika seperti di Indonesia (Rizki, 2013).

Setiap tahun permintaan sayur-sayuran khususnya sawi terus meningkattidak

seimbang dengan produksinyayang menurun. Berdasarkan data Statistik Produksi

Hortikultura (2015), produksi sawi nasional tahun 2013adalah 635.728 ton dari

luas panen 62.951 ha dan tahun 2014turun menjadi602.468 ton dari luas panen

60.804 ha. DiLampung, pada tahun 2014 produksi sawi sebanyak 12.780 ton

dengan luas panen 1.701 ha. Sawi termasuk salah satu komoditi tanamansayuran

yang diminati karena kebutuhan masyarakat Lampung akan sawi cukup tinggi.

Komodititersebut banyak dibudidayakan di tanahdan ada beberapa secara

hidroponik baikdataran tinggi maupun dataran rendah.Namun keberadaannya

Page 15: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

2

tidak terlepas dari organisme pengganggu tanaman(OPT) yang dapat menurunkan

produksi baik kualitas maupun kuantitas sehingga merugikan usaha tani.

Organisme pengganggu tanaman (OPT) meliputi hama danpatogen penyebab

penyakit tanaman. Salah satu hama penting tanaman sawi adalah lalat pengorok

daun (Liriomyza sp.). Gejala serangan lalat pengorok daun ini ditunjukkan dengan

adanya guratan berwarna putih atau perak dengan pola acak tak beraturan di

permukaan daun.Oleh karena itu, pengendalian organisme pengganggu tanaman

(OPT) pada tanaman sawi sangat diperlukan guna mencegah penurunan produksi

tanaman. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan suatu pilihan yang tepat

untuk mengatasi permasalahan OPT dalam pertanian berkelanjutan. PHT

menggunakan kombinasiberbagai teknik pengendalian untuk menekan populasi

OPT, misalnya menggunakan teknik pengendalian kultur teknis dan mekanik serta

pemantauan secara teratur terhadap pertumbuhan tanaman, populasi masing-

masing jenis hama dan musuh alaminya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana populasihama daun pada pertanaman sawidi kecamatan Tanjung

Senang dan Kemiling?

2. Bagaimana tingkat serangan hama daun pada pertanaman sawidi kecamatan

Tanjung Senang dan Kemiling?

Page 16: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

3

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mempelajari populasi hama daun tanaman sawidi kecamatan Tanjung Senang

dan Kemiling.

2. Mempelajari tingkat serangan hama daun tanaman sawidi kecamatan Tanjung

Senang dan Kemiling.

1.4Kerangka Pemikiran

Tanaman sawi merupakan komoditas sayuran yang banyak diusahakan oleh petani

dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Namun demikian, dalam budidaya tanaman

tersebut banyak tantangan dan kendala yang dihadapi, khususnya masalah

serangan hama dan penyakit yang dapat menggagalkan panen. Beberapa hama

sawiberasal dari ordo Lepidoptera, dan Coleoptera yang menyerang daun secara

langsung, hal ini merugikan petani dan dapat menyebabkan gagal panen. Namun

belakangan petani dikeluhkan dengan adanya serangga yang berasal dari ordo dan

famili lainnya, misalnya seperti lalat pengorok daun (Diptera : Agromyzidae).

Selama ini pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian kimiawi dengan

cara mengaplikasikan insektisida. Sudah diketahui bahwa penggunaan insektisida

sintetik memberikan dampak negatif untuk jangka pendek dan jangka panjang,

juga ada dampak positif yaitu apabila penggunaanya tepat waktu dan selektif.

Dampak negatifnya yaitu dapat meninggalkan residu (dalam tanah, air, dan

Page 17: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

4

udara)yang tidak baik untuk tanaman dan makhluk disekitarnya, serta merugikan

petani dari segi materi dan tenaga. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan

pengendalian yang efektif dan relatif aman bagi lingkungan.

Dalam menangani berbagai gangguan OPT, Indonesia telah memiliki konsep

dasar Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang merupakan landasan strategis dan

operasional di lapangan. Dalam penerapan PHT digunakan kombinasi berbagai

cara pengendalian yang kompatibel. Agroekosistem bersifat dinamis, karena

banyak faktor di dalamnya yang saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk

dapat mengikuti perkembangan populasi hama dan musuh alaminya serta untuk

mengetahui kondisi tanaman, harus dilakukan pengamatan secara rutin(Direktorat

Perlindungan Hortikultura, 2018). Untuk melaksanakan PHT secara tepat maka

data awal berupa jenis hama penting yang menyerang serta intensitas kerusakan

yang ditimbulkan haruslah diketahui dengan jelas. Kegiatan yang bisa dilakukan

untuk menerapkan PHT adalah melakukan pengamatan secara teratur terhadap

populasi dan tingkat serangan hama pemakan daun sawi serta melakukan

pengendalian secara fisik dan mekanis menggunakan perangkap.

Page 18: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

5

1.4 Hipotesis

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian di atas, maka peneliti menggunakan

hipotesis :

1. Populasi hama daun pada pertanaman sawihijau dan pakcoyberbeda di

kecamatan Tanjung Senang dan Kemiling.

2. Tingkat serangan hama daun pada pertanaman sawihijau dan pakcoyberbeda di

kecamatan Tanjung Senang dan Kemiling.

Page 19: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sawi

Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman

ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tshun ysng lalu, kemudian menyebar ke

Filipina dan Taiwan. Di taiwan, perhatian terhadap pengembangan sawi dirintis

sejak tahun 1949. Pada tahun tersebut, luas panen sawi di Taiwan mencapai 5000

– 6000 hektar. Masuknya sawi ke wilayah Indonesia diduga pada abad XIX,

bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya: terutama

kelompok kubis-kubisan (Cruciferae).Sawi tidak hanya bisa ditanam di beberapa

daerah yang ketinggian tempatnya lebih dari 1000 m dpl, tetapi telah meluas ke

seluruh wilayah nusantara di 27 provinsi di Indonesia. Di Sumatera, pusat (sentra)

pertanaman sawi salah satunya adalah Lampung (Rukmana, 1994).

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak

berbulu dan tidak berkrop. Petani Indonesia di masa lalu hanya mengenal tiga

macam jenis sawi yang biasanya dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau dan

sawi huma. Saat ini, konsumen lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain

jenis-jenis sawi tersebut dikenal pula jenis sawi keriting dan sawi monumen

(Haryanto dkk., 2003). Di Lampung sendiri terdapat beberapa jenis sawi yang

sudah dibudidayakan, yaitusawi putih, sawi hijau, dan sawi pakcoy. Dari berbagai

Page 20: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

7

jenis sawi tersebut sawi hijau dan pakcoy merupakan jenis sawi yang cukup

banyak dibudidayakan petani. Tanamansawi mamputumbuh dengan baik di

dataran tinggi maupun di dataran rendah.

Klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai berikut (Haryanto dkk., 2003):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Menurut Sunarjono (2013), sawi merupakan tanaman semusim yang bentuknya

hampir menyerupai caisim. Sawi dan caisim kadang sukar dibedakan. Sawi

berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Kedua jenis sayuran

tersebut dapat disilangkan (kawin silang). Tanaman sawi mempunyai batang

pendek dan lebih langsing daripada petsai. Urat daun utama lebih sempit daripada

petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya

berserak (roset) hingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar

tunggang dengan akar samping yang banyak, tetapi dangkal. Ukuran bijinya kecil

dan berwarna hitam kecokelatan. Bijinya terdapat dalam kedua sisi dinding sekat

polong yang lebih gemuk. Hampir setiap orang gemar sawi karena rasanya segar

dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dansedikit vitamin C.

Page 21: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

8

2.2Populasi Hama

Permasalahan hama dan lingkungan pada akhirnya menuntut semua pihak untuk

mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sistem Pengelolaan Hama

Terpadu (PHT). Pengendalian hayati pada dasarnya dilandasi oleh konsep dasar

ekologi terutama teori pengaturan populasi oleh pengendali alamidan

keseimbangan ekosistem. Pada ekosistem pertanian sering dijumpai komunitas

serangga yang terdiri atas banyak jenis serangga, dan masing-masing jenis

memperlihatkan sifat populasi yang khas. Tidak semua jenis serangga yang ada

dalam agroekosistem merupakan serangga hama dan merugikan bagi petani.

Sebagian serangga bukan hama tersebut merupakan musuh alami hama. Musuh

alami yang terdiri dari predator, parasitoid, dan patogen merupakan pengendali

alami utama hama yang aktifitasnya bergantung kepada kepadatan.

Pengendalian hayati merupakan strategi pengelolaan hama yang dilakukan secara

sengaja memanfaatkan dan memanipulasi musuh alami untuk menurunkan atau

mengendalikan populasi hama. Serangga musuh alami ini merupakan pengendali

populasi serangga yang efektif karena sifat pengaturannya yang tergantung

kepadatan populasi inang atau mangsa. Peningkatan populasi inang akan

ditanggapi secara numerik dengan meningkatkan jumlah predator dan secara

fungsional dengan meningkatkan daya makan masing-masing predator

(Maisyaroh, 2014).

Page 22: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

9

2.3. Pengendalian Hama dengan Perangkap Likat

Pengendalian hama terpadu adalah pengendalian yang dilakukan untuk menekan

penggunaan pestisida sintetik di pertanaman. Pengendalian hama terpadu (PHT)

dilakukan secara fisik, mekanik, pergiliran dan rotasi tanaman lebih bersifat

ramah lingkungan. Pemantauan hama di pertanaman penting dilakukan untuk

menentukan upaya preventif pengendalian hama, antara lain dengan menggunakan

perangkap likat kuning (yellow sticky trap). Serangga umumnya tertarik dengan

cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu, dimana warna yang disukai

serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Inilah yang

menjadi dasar dibuatnya perangkap dengan menggunakan plastik/kertas berwarna

kuning yang dilapisi dengan perekat agar hama tidak bisa terbang dan mati.

Perangkap likat kuning mampu mengendalikan beberapa hama yang sering

muncul di pertanaman, seperti lalat buah, wereng, aphids, thrips, kutu, ngengat,

dan kepik. Perangkap likat kuning ini dapat dijadikan solusi untuk petani dalam

pengendalian hama di lapangan (Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian,

2016).

Penggunaan perangkap hama buatan adalah salah satu contoh dari teknik

pengendalian hama secara fisik dan mekanik. Penggunaan perangkap buatan

merupakan cara pengendalian hama yang praktis, murah, dan kompatibel dengan

cara pengendalian lainnya serta tidak mencemari lingkungan. Metode ini

memanfaatkan sifat-sifat serangga yang tertarik pada aroma, warna, dan cahaya.

Caranya dengan merangsang agar serangga berkumpul dan hinggap pada

Page 23: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

10

perangkap sehingga akhirnya serangga tidak dapat terbang atau kabur (Sutanto,

2015).

Perangkap warna kuning paling banyak dapat menangkap populasi

hama.Persentase intensitas serangan terendah terdapat pada perangkap warna

kuning sebesar 28,53% dan tertinggi pada perangkap warna biru sebesar 34,86%

(Sihombing dkk., 2013). Sunarno (2011) menyatakan bahwa penggunaan

perangkap warna merupakan salah satu teknik pengendalian yang efektif, efisien

dan ramah lingkungan. Imago Liriomyzayang terperangkap pada pertanaman yang

diaplikasikan perangkap likat kuning lebih tinggi daripada perangkap likat

transparan (Roziyanto dkk., 2013)

Page 24: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

11

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Pengambilan sampel dilakukan di sentra produksi sawi di Kecamatan Tanjung

Senang dan Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Sawi di Kecamatan Tanjung Senang ditanam di lahan terbuka, dan sawi di

Kecamatan Kemiling ditanam di lahan yang di dekat pepohonan (Tabel 1).

Metode pemilihan lokasi penelitian adalah purposive sampling atau ditentukan

secara sengaja. Proses identifikasi dan penghitungan populasi hama daun dan

serangga lain dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Agustussampai November2018.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting, penggaris, kaca

pembesar/lup, pinset, kamera dan mikroskop stereo binokuler. Bahan yang

digunakan adalah kawat/lidi, sedotan besar, plastik bening1 kg,alkohol 70%,

kertas label, kertas kuning,alkohol, pelumas gemuk/krim vaselin, tissue dan tali

plastik,

Page 25: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

12

Tabel 1. Karakteristik lokasi penelitian

Lokasi Posisi Geografi Karakteristik

Agroekosistem

Pertanaman Sawi

A Kecamatan Tanjung

Senang

-Way Kandis I 5o21'26.0'' S

105o16'57.7'' E

Pola tanam tumpang sari

di areal terbuka

-Way Kandis II 5o21'31.4'' S

105o17'10.9'' E

Pola tanam tumpang sari

di areal terbuka

B Kecamatan Kemiling

-Beringin Raya 5o24'34.8'' S

105o12'26.9'' E

Pola tanam tumpang sari

dan pepohonan di sekitar

lahan

-Sumber Rejo 5o23'34.4'' S

105o12'14.6'' E

Pola tanam tumpang sari

pepohonan di sekitar

lahan

3.3Pelaksanaan

3.3.1 Kondisi Lahan Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode surveipadaperkebunan sayur di dua

lokasi yaitu kecamatan Tanjung Senang dan Kemiling. Kemudian menentukan

titik lokasi penelitian. Penentuan titik lokasi berdasarkan adanya petani yang

menanam sawi hijau ataupakcoy di area yang cukup luasyaitu 1-2 ha. Pada

masing-masing lokasi dipilih 2kebun yang akan digunakan sebagai kebun

sampel.Setiap kebun dipilih 4 petaksampel.

3.3.2 Pembuatan Perangkap

Perangkap yang digunakan yaitu jenis perangkap likat/perangkap kuning

(yellowsticky trap). Perangkap ini terbuat dari kertas kuning yang disesuaikan

Page 26: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

13

ukurannya dengan ukuran plastik dan diberi penyangga sedotan di dalamnya

menggunakan selotip. Lalu kertas kuning dibungkus dengan plastik transparan.

Saat tiba di lokasi kebun sampel, plastik diberi pelumas gemuk pada bagian luar

plastik. Kemudian perangkap dimasukkan pada kawat/lidiyang sudah ditancapkan

ditanah sebagai penyangga dan diberi kertas label.

3.3.3 Penetapan Petak Sampel

Metode penetapan petak sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampel terpilih.Setiap kebun dipilih 4 petak sampel yang digunakan

sebagai ulangan. Satu petak sampel terdiri dari 4 titik sampel yang akan dipasang

perangkap kuning pada ujung guludan.

Gambar 1Tata letakpengambilan sampel. = Posisi titik pemasangan perangkap

= tata letak pengambilan sampel tingkat kerusakan

Guludan

Gambar 1.Tata letak pengambilan sampel

Page 27: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

14

3.3.4 Pengamatan TingkatSerangan

Pengamatan tingkat kerusakan tanaman meliputi pengamatan keparahan

danketerjadian kerusakan tanaman. Pengamatan kerusakan baik

keterjadiandilakukan terhadap 5tanaman sampel tiap petak yang dipilih secara

diagonal. Setiap tanaman diambil dari 1 meter di area sekitar perangkap.

Pengamatan keterjadian dilakukan denganmenentukkan terserang dan tidaknya

tanaman oleh hama. Pengamatan keparahandilakukan dengan memberi skor mulai

dari 0 untuk tanaman tidak terserang danskor 4 untuk tanaman yang rusak karena

serangan hama. Pengamatan kerusakantanaman dilakukan 3 kali setelah

pemasangan perangkap.

Variabel yang diamati adalah intensitas serangan dan keterjadian serangan pemakan

daun. Intensitas serangan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Ketrangan :

I = Intensitas Serangan,

ni = Jumlah tanaman dalam baris sampel dengan skala kerusakan vi,

vi = Nilai skala kerusakan sampel ke-i (Tabel 1),

N = Jumlah daun tanaman sampel yang diamati,

Z = Nilai skala kerusakan tertinggi (=4)

Tabel 2. Nilai skala kerusakan tanaman sawi (vi)

Nilai Skala (vi)

Persentase

kerusakan

Keterangan

0 - Tidak ada serangan

1 1 - 25% Serangan ringan

2 26 - 50% Serangan sedang

3 51 - 75% Serangan berat

4 76 - 100% Serangan sangat berat

Page 28: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

15

Keterjadian serangan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

K = Keterjadian serangan,

a = Jumlah tanaman terserang,

b = Jumlah seluruh tanaman dalam petak

3.3.5 Pengamatan Populasi Serangga

Pengamatan populasi dilakukan dengan metode perangkap kuning. Pada setiap

petak ditentukan 4 titik sampel pengamatan secara diagonal. Pada setiap titik

pengamatan dipasang perangkap kuning yangdiberi label.Setelah 3 kali

pengamatan, perangkap diambil dan bawa kelaboratorium Hama Jurusan Proteksi

Tanaman Universitas Lampung. Kemudiandi pilah-pilah menjadi kelompok

serangga. Serangga diidentifikasi sampai dengan genus, kemudian dihitungjumlah

setiap jenis serangga.

3.3.6 Analisis Data

Data pengamatan populasi dan tinkat kerusakan tanaman dianalisis menggunakan

uji t pada taraf nyata 0,05 dan secara deskriptif yang selanjutnya ditabulasi serta

disusun secara tabelaris yakni dengan menghitung rata-rata populasi dan

persentase serangannya.

Page 29: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

28

V. SIMPULAN

5.1 Simpulan

Hasil penelitian populasi dan tingkat serangan hama daun tanaman sawi di Bandar

Lampung memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Populasi hama lalat pengorok daunpada tanaman sawi di Tanjung Senang

lebih tinggi daripada di Kemiling, tetapi populasi hama thrips tidak berbeda.

2. Tingkat kerusakan tanaman sawi di Tanjung Senang lebih tinggi daripada di

Kemiling.

5.2 Saran

Karena setiap areal pertanaman dimiliki oleh petani yang berbeda,

maka setiap areal pertanaman memiliki keadaan dan kondisi pertanaman

yang beragam. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan metode lain untuk pengamatan hama daun sayur-sayuran.

Page 30: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

29

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2016. Perangkap Likat Kuning

untuk PHT. http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2466/. (Diakses

tanggal 18 Juli 2018).

Baliadi, Y., dan W. Tengkano. 2010. Lalat Pengorok Daun, Liriomyza sp.

(Diptera: Agromyzidae),Hama Baru pada Tanaman Kedelai di

Indonesia.www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3291101.pdf.

(Diakses tanggal 19 September 2018).

Dibiyantoro, A L H. 1998.Thrips Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian

Tanaman Sayuran Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Badan

Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 1998.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015.Statistik Produksi Hortikultura Tahun

2014. Kementrian Pertanian. Direktorat Jenderal Bina Produksi

Hortikultura. Jakarta.

Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2018. Konsep PHT (Pengendalian Hama

Terpadu). Direktorat Perlindungan Hortikultura.

http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&vie

w=article&id=356:konsep-pht&catid=13:terkini.(Diakses tanggal 18 Juli

2018).

Haryanto, E.; T. Suhartini; E. Rahayu dan H. Sunarjono. 2003. Sawi dan Selada.

Edisi Revisi Penebar Swadaya, Jakarta. Hal: 9.

https://books.google.co.id/books?id=4iyG6pWqd5sC&printsec=frontcover. (Diakses tanggal 15 Juli 2018).

Maisyaroh,W. 2014. Pemanfaatan Tumbuhan Liar dalam Pengendalian Hayati.

Universitas Brawijaya Press. Malang. 107

hal.https://books.google.co.id/books?id=fstQDwAAQBAJ&printsec=frontc

over. (Diakses tanggal 17 Juli 2018).

Rizki, F. 2013. The Miracle Of Vegetables. Jakarta: PT. Agromedia

Pustaka.https://books.google.co.id/books?id=1AH_nvYqJt4C&printsec=frontc

over. (Diakses tanggal 16 Juli 2018).

Page 31: POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN HAMA DAUN TANAMAN SAWI …digilib.unila.ac.id/57509/14/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-02 · 2.1 Tanaman Sawi Daerah asal tanaman sawi diduga

30

Roziyanto, C.; Shahabuddindan B. Nasir. 2013. Efektifitas Insektisida Nabati

Laseki Dan PerangkapLikat Dalam Pengendalian Hama Pengorok

Daun,Liriomyza chinensis (Diptera: Agromyzidae) PadaTanaman Bawang

Merah Lokal Palu.Agrotekbis 1 (2) : 121-126. Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta :

Kanisius.https://books.google.co.id/books?id=FXQcAS_oomsC&printsec=fron

tcover.(Diakses tanggal 16 Juli 2018).

Sihombing, SW.; Y. Pangestiningsih dan M.U. Tarigan. 2013. Pengaruh Perangkap

Warna Berperekat terhadap Hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut)

(Hemiptera: Miridae) pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L). Jurnal

Online Agroteknologi 1 (4) : 1352-1359.

Supartha, I W.2018. Perkembangan Populasi Liriomyza brassicae Riley (Diptera:

Agromyzidae) dan Struktur Komunitas Parasitoid yang Berasosiasi dengan

Tanaman Kubis-kubisan (Brassicaceae) di Provinsi Bali. E Jurnal

Agroteknologi Tropika 7(4) : 2301-6515.

Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=Aay0CAAAQBAJ&printsec=frontcove

r. (Diakses tanggal 16 Juli 2018).

Sunarno. 2011. Ketertarikan Serangga Hama Lalat Buah Terhadap Berbagai

Papan Perangkap Warna Sebagai Salah Satu Teknik Pengendalian. Jurnal

Agroforest. 6 (2): 130-134.

Sutanto, T. 2015. Rahasia Sukses Budidaya Tanaman dengan Metode Hidroponik.

Bibit Publisher. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=182MDgAAQBAJ&printsec=frontcove

r.(Diakses tanggal 16 Juli 2018).