7/17/2019 Biru

http://slidepdf.com/reader/full/biru563db8e7550346aa9a98132f 1/1

Biru.

Akhir-akhir ini warna itu terus-menerus mengusik pikirannya. Dimana-mana

yang terlihat selalu biru. Bangun pagi pukul delapan akhir pekan, tatap

 jendela―hanya untuk melihat langit warna biru. Buang muka lalu pindah ke meja

 belajar, buka laptop, tekan  power button, berniat  online  tapi langsung batal ketika

ingat layout Facebook dominasi warna biru.Hela napas.

enutup tab browser , ia mengarahkan kursor mouse menuju icon  icroso!t

"ord #$$%―sengaja tak di-upgrade karena sudah nyaman―untuk menghibur diri

dengan kegiatan kesukaan& menulis. 'etapi belum sedetik menekuri tampilan si

aplikasi pengolah kata, dia langsung menekan (trl)" pada keyboard . Hampir saja

melihat warna biru lagi.

*eda.

Agak depresi, ia melempar pandangan ke langit-langit kamar, re!leks menepuk 

 jidat begitu sadar wallpaper  pelapisnya juga moti! warna biru. Birubirubiru. +ama-

lama ia bisa keracunan warna biru, lalu kejang-kejang, lalu pingsan.

Birubirubirumelulu.Bukan salahnya untuk stres dengan warna biru. 'oh, ia punya alasan di balik 

ke- phobia-an mendadaknya ini.

emang kenapa, sih

... jadi, ceritanya, ia sedang akti! jejaring sosial seperti biasa―tatkala ia baca

sebuah in!o bahwa sebuah  group band   beranggotakan empat malaikat berkedok 

manusia pria bakalan datang ke ndonesia. ntuk tur konser atau cuma sekedar 

mampir minum es buah blender bahkan tak dipedulikannya. a terlalu excited .

a bahkan sempat menghabiskan beberapa waktu menahan diri untuk tidak 

 berguling-guling senang, andai saja tak diteruskannya membaca in!o. /arena di sana

termuat pula harga tiket masuk hingga bisa menjadi salah satu dari ribuan pasangmata penikmat konser mereka, (0 B+1.

Harganya tak terlalu mahal, lumayan 2lah.

+umayan buat bikin kantong mengempis jika kau bukanlah golongan pelajar 

konglomerat, atau penghasil duit pribadi secara dini. 0ah, loh. 3adahal ia ingin sekali

nonton. Live. Bukan lewat kaca tele4isi―itu juga kalau disiarkan.