Biosecurity Peternakan Broiler Maruta Farm

download Biosecurity Peternakan Broiler Maruta Farm

of 14

description

LAPORAN KULIAH LAPANGAN VETERINER (KLV)Biosecurity Peternakan Broiler Maruta Farm

Transcript of Biosecurity Peternakan Broiler Maruta Farm

LAPORAN KULIAH LAPANGAN VETERINER (KLV)Biosecurity Peternakan Broiler Maruta Farm

Disusun Oleh:Angga Arienda Prabowo0609005052

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS UDAYANADENPASAR2010BAB IPENDAHULUANI.1Latar BelakangPeningkatan perdagangan produk unggas akhir-akhir ini cukup signifikan, baik dalam bentuk unggas hidup maupun dalam bentuk karkas. Meskipun komoditi ini pernah terancam ketika penyakit flu burung mewabah di Indonesia sejak tahun 2003. Penyakit flu burung telah menimbulkan kerugian dimana terjadi kematian unggas secara mendadak dalam jumlah yang besar sehingga menimbulkan kepanikan dan rasa takut sebagaian masyarakat konsumen untuk mengkonsumsi produk unggas. Serangan penyakit pada broiler mengakibatkan kerugian ekonomis yang sangat besar berupa mortalitas, morbiditas, laju pertumbuhan, konversi pakan buruk, biaya pengobatan meningkat dan gangguan kontinuitas produksi daging. Penyebab penyakit infeksi pada broiler yang telah dilaporkan sangat banyak, dengan mekanisme penularan (transmisia) yang berbeda-beda. Oleh karena itu, peternak harus mengetahui mekanisme transmisi setiap penyakit. Agar tindakan pencegahan dengan mudah dan tepat dapat dilakukan. Dari bebebrapa survey yang dilakukan dapat ditemukan bahwa umumnya farm yang tingkat kebersihannya rendah sangat banyak terjadi kasus penyakit. Akan tetapi farm yang kondisi lingkungannya bersih dan manajemen yang bagus sangat jarang terjadi kasus penyakit. Sanitasi yang baik sudah menentukan 80% tingkat keberhasilan dalam hal budidaya broiler.Keberadaan usaha ternak broiler dalam beberapa tahun belakangan ini tidak lagi menjadi milik peternak mandiri seutuhnya dan sebagian besar kondisi peternakan ayam broiler saat ini yang telah dikuasai oleh perusahaan yang bergerak dibidang perunggasan seperti DOC (Day Old Chicken), pakan broiler, hingga pemasaran dalam bentuk ayam utuh dan hasil olahan daging ayam broiler tersebut. Dengan dikuasainya berbagai sektor usaha di bidang perunggasan oleh berbagai perusahaan, peternak mandiri sangat sulit untuk mempunyai nilai tawar dan hanya menerima atas kehendak dari pabrik. Hal ini juga setelah broiler siap untuk dijual, harga ditentukan oleh tukang potong, sehingga peternak mengalami kerugian yang cukup besar karena peternak mandiri tidak mempunyai pengaruh dalam penetuan harga. Pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan dan berbagai pihak pemerintah lain yang terkait tidak lagi melindungi kelangsungan peternakan mandiri, bahkan semakin banyak bermunculan peternak dengan system kemitraan yang dibangun oleh perusahaan dimana mempunyai pabrik pakan dan pembibitan ayam sendiri. Sehingga dengan jumlah populasi yang semakin bertambah banyak dan sulit dikendalikan, maka harga jual akan semakin turun. Dalam beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha ternak baik itu ternak broiler mandiri ataupun kemitraan akan mempunyai titik berat pada penerapan tindakan promotif dan preventif yang dikemas dalam bentuk manajemen pemeliharaan broiler. Manajemen pemeliharaan broiler meliputi persiapan kandang, pemeliharaan masa starter (1-28 hari), dan masa finisher (29 hari panen)Pada dasarnya manajemen pemeliharaan broiler merupakan suatu tindakan medis veteriner. Tindakan tersebut meliputi:1. Tindakan promotif (tindakan untuk membuat ayam tidak stress, tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetiknya) seperti system brooder, pemasangan tirai, pergantian sekam.2. Tindakan preventif (tindakan pencegahan penyakit) seperti biosecurity, vaksinasi, dan program medikasi.3. Tindakan curative (pengobatan pada ayam sakit)4. Tindakan rehabilitasi (tindakan perbaikan kondisi ayam setelah sakit).Salah satu cara untuk mencegah penyebaran penyakit zoonosis dan meningkatkan mutu dan kualitas produk unggas adalah menerapkan Pengawasan Biosecurity dan Higiene/Sanitasi terhadap Produk Unggas

I.2Tujuan dan ManfaatTujuan dan manfaat yang bisa didapatkan meliputi:1. Memenuhi tugas laporan Kuliah Lapangan Veteriner 2. Mengetahui proses dari tindakan biosecurity baik saat pre produksi maupun post produksi3. Mengetahui tindakan biosecurity yang benar4. Hasil tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk bisa digunakan dalam melakukan tindakan biosecurity kandang dan perlengkapannya.

BAB IIPROFIL MARUTA FARM

Nama: I Nyoman MarutaTempat Tanggal Lahir: Gianyar, 5 Januari 1980Alamat: Banjar Kucupin, Desa Ketewel, Kecamatan Sukowati, Kabupaten GianyarNo Hp: +6281936236174Status: MenikahNama Istri: Ni Made MarciNama Anak: 1Ni Made Heni Hartini:2Wayan Santikaryasa Pekerjaan:WiraswastaPendidikan:SD 1 Ketewel (1965-1971):STN Negeri Goang (1971-1974):STM Negeri Goang (1974-1977)Pengalaman Kerja:Pekerja Seni (Pemahat Batu) pada tahun 1975:Wirausaha (beternak ayam broiler) pada tahun 1980 Moto hidup:Kalau rugi jangan disesali, dan jika untung jangan terlalu bangga

Jumlah Pegawai 7 orang, supir 3 orang, tukang yang mengangkat ayam 4 orang.

BAB III PEMBAHASANIII.1Sejarah BiosecurityDitilik dari segi etimologi (asal-usul kata), biosecurity yaitu bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Secara keseluruhan berarti suatu program yang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan untuk melindungi kehidupan makluk hidup termasuk ternak yang kontribusinya sangat besar bagi kehidupan manusia yakni sebagai pemasok ketersediaan daging, telur dan susu yang notabenenya sebagai sumber protein hewani bagi manusia yang mengkonsumsinya. Artinya, biosecurity bukan saja diarahkan pada tindakan kebersihan semata, namun lebih luas lagi bagaimana cara memberikan jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang dipelihara mampu hidup lebih nyaman untuk dapat memberikan hasil optimal pada peternak.Disamping itu, biosecurity dapat diasumsikan untuk menghasilkan produk ternak yang aman bagi konsumen, sehingga konsumen tidak lagi merespon terhadap produk yang dihasilkan dari ternak, akan tetapi dapat menetapkan pilihan yakni produk ternak yang mampu dalam memberikan jaminan ketersedian protein hewani bagi tubuh.Pilihan yang tepat dalam usaha budidaya broiler adalah penerapan biosecurity secara menyeluruh dengan memadukan semua kegiatan manajemen yang ada untuk menghandle bibit penyakit yang masuk, tinggal, dan menginfeksi suatu usaha peternakan ayam.III.2Tindakan Biosecurity Maruta FarmArdana (2008) mengatakan bahwa tindakan biosecurity dimaksudkan untuk menghilangkan semua agen penyakit di luar tubuh ayam seperti agen penyakit yang ada di lantai, dinding, dan atap kandang sehingga ayam tidak tertular. Selanjutnya Anon (2009) yang dikutip Infovet bahwa, biosecurity merupakan tindakan pengamanan terhadap ternak, melalui pengamanan terhadap lingkungannya dan orang yang terlibat dalam siklus pemeliharaan dimaksud. Kegagalan peternak dalam memproduksi ayam dengan berat badan maksimal dan atau produksi telur dengan Hen Day Production (HDP) yang optimum salah satunya adalah atas keteledoran dalam penerapan biosecurity. Secara singkat tindakan Biosecurity di lapangan meliputi:1. Pencegahan penyebaran penyakit melalui manusia dan peralatan. Distribusi peralatan dan personal merupakan hal yang sangat paling sering diabaikan oleh hampir semua peternak. Penggunaan peralatan kandang seperti pemanas, tempat pakan dan tempat minum digunakan secara bergantian antar kandang. Personal dan pengunjung kandang sering keluar masuk dengan mudah. Padahal secara umum resiko tertinggi penyebaran penyakit antar kandang lebih banyak disebabkan oleh faktor ketidakdisiplinan manusia.Kaki manusia merupakan pembawa biit penyakit bibit penyakit dan penyebar penyakit, karena injakan kaki dari litter kandang akan terbawa kemana-mana. Cara yang termudah untuk mencegah adalah dengan meningkatkan kedisiplinan personal kandang dan sediakan air yang dicampur desinfektan di depan kandang untuk mencelupkan kaki apabila akan masuk atau keluar kandang.

Jenis desinfektan yang dapat dipakai untuk membilas alas kaki sebelum memasuki kandang yakni Zaldes dalam bentuk sediaan cairan. Komposisi setiap liter mengandung Benzalkonium Chloride 100 gr. Dosis yang dipakai sebanyak 6 ml. Produk tersebut tersedia dalam kemasan jerigen 20 L dari perusahaan Medion.

2. Pencegahan penyebaran penyakit melalui ayam yang sakit. Ayam yang mengalami gejala sakit baik dengan penyebab bakteri, virus, maupun parasit akan segera di isolasi ke kandang isolasi. Sehingga penyebaran penyakit dari ayam tertular kea yam sehat dapat diminimalisir.3. Pekerja, Kendaraan, Peralatan kandang, air.Destan, 60ml/10LDiagram: Tindakan BiosecurityPencegahan penyebaran penyakit melalui vektor.

Ayam sakit (karantina)B complexBiosecurity

Vektor (Lalat, Kutu, Tikus)Kanon 400 EC dan Dharmabas 500 EC

III.2.1Praktek biosecurity di kandangPraktek Biosecurity di Kandang dilakukan peternak seperti membersihkan lokasi kandang, baik dalam ataupun luar kandang yang disinyalir sebagai tempat bersarangnya kuman-kuman.

Pencucian kandang ayam bisa dilakukan secara total dan menyeluruh. Pembersihan secara total dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas sampai bagian bawah, sedangkan pembersihan menyeluruh diartikan sebagai pembersihan dengan menitikberatkan pada litter dan kotoran ayam yang berceceran dilantai kandang dan atau yang menempel pada dinding-dinding kandang maupun pada peralatan makan dan minum yang digunakan.Kemudian, lantai kandang dibersihkan dengan cara disapu, termasuk semua rangkaian listrik, bola-bola lampu yang digunakan, dilihat masih hidupkah atau sudah putus, sehingga pada saat pemeliharaan tidak ada kematian DOC akibat kedinginan. Desinfektan yang dapat dipakai untuk membersihkan dan mencuci kandang dapat menggunakan deterjen. Selanjutnya, instalasi air, tempat pakan, tempat minum, brooder guard dan peralatan lainnya dengan menggunakan Fumisid. Desinfektan ini dalam bentuk sediaan cairan dengan komposisi Tymol, Formaldehyde, Benzalkonium Chloride, Etahnol, Methanol, Isopropanol, Aqua DM q.s. Dosis pemakaiannya 20 ml/1 L. Kemudian lakukan desinfeksi sebelum dipakai lagi untuk flok ayam berikutnya. Pada pemeliharaan broiler, tirai-tirai yang digunakan pada pemeliharaan awal perlu juga diperhatikan kebersihannya, agar tidak menjadi sumber bibit penyakit yang akan menggeranyangi kehidupan broiler selama kurun waktu pemeliharaannya.

Setelah semua itu dilakukan, tutuplah kandang dengan rapat selama dua hari. Setelah kering merata, sebarlah alas kandang atau litter dengan ketebalan 7-8 cm, kemudian lakukan desinfeksi ulang pada litter yang baru dengan menggunakan Destan. Desinfektan ini mengandung Benzalkonium Chloride. Dosis yang dipakai yaitu 60 ml/10 L untuk luas kandang 40-50 m2. Luas kandang di Maruta Farm 700 m2. Dosis yang dipakai pada kandang tersebut 700/50 = 14 m2. 60X14 = 840 ml. 10 X 14 = 140L. Jadi dosis yang dipakai untuk kandang 840 ml /140 L pada 700 m2. Tujuannya adalah untuk menekan keberadaan bibit penyakit, kemudian DOC siap dipelihara.Secara singkat, manajemen tindakan desinfeksi Maruta Farm dapat di gambarkan dalam diagram di bawah ini:

Kotoran di keluarkan Lantai di cuci dengan deterjen Obat kutu (KANON atau

2 hari/sampai kering Dharmabas) Desinfektsan (Fumisid) Sekam masuk Desinfektsan 4 hari 1 hari (Destan) DOC masuk

3 hari

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam manajemen biosecurity kandang yakni ammonia. Zat ini merupakan hasil metabolisme tubuh ayam yang terakumulasi dalam bentuk urine dan kotoran (feses). Pada penggunaan pemanas buatan yang kurang baik dan pengadaan ventilasi yang kurang baik sirkulasi udaranya, bisa menyebabkan amonia terakumulasi dengan konsentrasi tinggi dalam bentuk gas. Amonia dalam konsentrasi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan (respiratory system) ayam. Kipas (blower) sangat dibutuhkan untuk mengarahkan amonia keluar kandang

III.2.2Biosecurity Anak KandangAnak kandang sekaligus sebagai Petugas Pelaksana Harian (PPH) peternakan broiler Maruta Farm di Desa Ketewe, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar menyatakan kebersihan merupakan hal utama yang harus diterapkan di lokasi peternakan, apalagi itu menyangkut ayam broiler yang rentanitasnya terhadap lingkungan yang jelek sangat labil sekali. Menurutnya, kebersihan tidak hanya diterapkan pada lingkungan pemeliharaan ayam semata namun lebih dari itu. Kebersihan sangat diperlukan pada semua lini, produksi yang menunjang dan potensial sebagai tempat awal kuman melakukan gebrakannya menimbulkan penyakit pada ayam yang bermuara pada kerugian pada si peternak. Pemilik peternakan broiler Maruta Farm menegaskan bahwa, pelaksanaan kebersihan dimulai dari sejak panen dengan cara membersihkan seluruh kandang luar dan dalam dengan Fumisid yang mengandung Thymol, Formaldehyda, Benzakonium Chloride, Ethanol, Methanol, Isopropanol, Aqua DM.Dosis yang dipakai 10 ml/L dan Destan yang digunakan untuk desinfeksi perlengkapan anak kandang.

Semua peralatan kandang yang telah digunakan, dan mengecek kondisi lantai kandang yang tak layak lagi digunakan, ini bila kandang yang dipakai dengan sistem panggung. Setelah itu, dibiarkan satu atau dua minggu, lalu dilakukan pembersihan ulang dengan Destan kembali, baru anak ayam siap dimasukkan. Penjagaan kebersihan terus dilakukan sejak anak ayam dipelihara sampai saat panen tibaIII.2.3Biosecurity unggas umbaran dan burung liarUnggas umbaran seperti itik, angsa maupun ayam kampong disekitar kandang dan burung liar dapat membahayakan ayam yang dipelihara. Unggas dan burung liar merupakan agen pembawa penyakit, seperti pada kasus menculnya flu burung yang diduka berasal dari burung liar yang bermigrasi.Di Indonesia pembuatan system kandang terbuka seperti di Maruta Farm paling banyak digunakan sehingga pengendalian unggas dan burung liar menjadii tidak terkendali. Untuk mengendalikan unggas umbaran dengan cara membangun pagar pembatas agar unggas umbaran tidak bebas keluar masuk ke lokasi kandang, sedangkan untuk mengendalikan burung liar salah satu cara dengan memasang jarring antar kandang.Selain unggas dan burung liar, agen pembawa dan penyebar penyakit dapat disebabkan oleh hewan lainnya seperti rodentia (tikus), kumbang, lalat, dan gurem.

Nama HewanPenyakit yang dibawa dan disebarkan

Burung liarND, IB, AI, Pasteurella sp

KumbangMareks, IBD, Salmonellosis, Pasteurellosis, Coccidiosis

RodentiaPasteurellosis dan Salmonellosis

LalatPenyakit pencernaan dan fowl pox

TungauGangguan produksi ayam dan menimbulkan rasa gatal pada tukang kandang

Tabel. Hewan agen pembawa dan penyebar penyakit

Jenis desinfektan yang dpaat dipakai untuk menaggulangi hama pembawa dan penyebar penyakit yaitu Kanon 400 EC atau Dharmabas 500 EC.

BAB IVPENUTUPIV.1KesimpulanBiosecurity merupakan tindakan pengamanan terhadap ternak, baik melalui pengamanan terhadap lingkungannya dan pekerja yang terlibat dalam siklus pemeliharaan dimaksud maupun peralatan yang dipakai dalam proses produksi peternakan broiler. Tindakan biosecurity meliputi:1. Pencegahan penyebaran penyakit melalui menusia2. Penyebaran penyakit melalui ayam3. Pencegahan penyebaran penyakit melalui peralatan4. Pencegahan penyebaran penyakit melalui vektor.Diagram pelaksanaan secara teknis tindakan biosecurity pada Maruta Farm meliputi: Kotoran di keluarkan Lantai di cuci dengan deterjen Obat kutu (KANON atau

2 hari/sampai kering Dharmabas) Desinfektsan (Fumisid) Sekam masuk Desinfektsan 4 hari 1 hari Destan) DOC masuk

3 hari

IV.2SaranPenanganan produk unggas dengan menerapkan prinsip biosecurity dan higiene/sanitasi yang baik di Maruta Farm belum sepenuhnya dilaksanakan. Seperti pakaian khusus kandang yang dipakai jika masuk ke dalam kandang broiler. Sehingga kesempatan penyebaran penyakit masih ada. Oleh karena itu diperlukan adanya modal yang lebih besar untuk melengkapi sarana dalam menunjang kelayakan tindakan biosecurity bagi pelaku usaha dibidang peternakan dan kerjasama antara seluruh pelaku yang terkait untuk memperhatikan prinsip biosecurity serta higiene/sanitasi produk unggas sehingga penyakit zoonosis dapat dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKAArdana, IBK. 2008. Tindakan Promotif dan Preventif Beternak Broiler. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. DenpasarArdana, IBK.2009. Ternak Broiler. Swasta Nulus. DenpasarNuroso. 2009. Panen Ayam Pedaging Dengan Produksi dua kali lipat. Penebar Swadaya. JakartaASOHI. 2009. Indeks Obat Hewan Indonesia. Edisi ke-7 2009.Gita Pustaka. Jakarta