Biokimia Urinalisis

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Dalam keadaan normal pada orang dewasa akan dibentuk 1200 – 1500 mL urin dalam satu hari. Secara fisiologis maupun patologis volume urin dapat bervariasi. Pembentukan urin dipengaruhi oleh cairan yang masuk dan jenis makanan. Diet tinggi protein akan meningkatkan pembentukan urin sebab urea yang terbentuk pada proses mateabolisme protein mempunyai efek diuretik. Pada suhu lingkungan tinggi, volume urin berkurang. Volume urin yang diperlukan untuk mengekskresi produk metabolism tubuh adalah 500 mL. Poliuria (volume urin menigkat) ditemukan pada berbagai keadaa. Pada diabetes insipidus, akibat tidak adanya hormone anti diuretic, volume urin tiap hari dapat mencapai 10-20 L. Pada diabetes mellitus, volume urin dapat mencapai 5 – 6 L damal satu hari.

description

Praktikum biokimia - urinalisis

Transcript of Biokimia Urinalisis

BAB IPENDAHULUAN1.1 PendahuluanUrin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.Dalam keadaan normal pada orang dewasa akan dibentuk 1200 1500 mL urin dalam satu hari. Secara fisiologis maupun patologis volume urin dapat bervariasi. Pembentukan urin dipengaruhi oleh cairan yang masuk dan jenis makanan. Diet tinggi protein akan meningkatkan pembentukan urin sebab urea yang terbentuk pada proses mateabolisme protein mempunyai efek diuretik. Pada suhu lingkungan tinggi, volume urin berkurang. Volume urin yang diperlukan untuk mengekskresi produk metabolism tubuh adalah 500 mL.Poliuria (volume urin menigkat) ditemukan pada berbagai keadaa. Pada diabetes insipidus, akibat tidak adanya hormone anti diuretic, volume urin tiap hari dapat mencapai 10-20 L. Pada diabetes mellitus, volume urin dapat mencapai 5 6 L damal satu hari.Oliguria (volume urin berkurang) ditemukan pada keadaan demam, nefritis akut, glomerulonephritis kronis, gangguan hari akut, diare dan gagal jantung. Anuti (tidak terbentuk urin) pada suatu periode tertentu dapat terjadi pada keadaan syok, nefritis akut, keracunan air raksa atau batu ginjal.Rasio antara urin siang hari (pukul 08.00 pukul 20.00) dan urin malam hari (pukul 20.00 pukul 08.00) adalah 2:1, kadang kadang 3:1. Pada kelainan ginjal rasio ini dapat berubah bahkan terbalik.

Kandungan zat padat dalam urin 24 jam adalah sebagai berikut :a. Klorida sebagai NaCl : 10 gramb. Ca++, Mg++, dan iodium : sedikitc. Urea: 20 30 gramd. Kreatinin: 1,5 grame. Amonia: 0,7 gramf. Asam Urat: 0,7 gramSelain itu juga ditemukan sulfat, fosfat, oksalat, asam amino, vitamin, hormon dan enzim. Salah satu komponen urin adalah indikan yang merupakan bagian terpenting dari sulfat eterial urin. Indikan berasal dari pembusukan Triptofan dalam usus. Triptofan oleh bakteri usus diubah menjadi indol, yang kemudian mengalami penyerapan kembali ke dalam darah dan dibawah ke hati. Indol akan mengalami oksidasi dan konyugasi menjadi indokasi sulfat (indikan). Jumlah indikan dalam urin mengambarkan proses pembusukan dalam usus, begitu pula jumlah gula dalam urin menunjukkan ada atau tidaknya ngangguan metabolisis.Berat jenis urin normal 1.003-1.303 tergantung pada jumlah zat-zat yang larut dalam volume urin. Sifat dan susunan urin setiap 24 jam tidak banyak berubah, tetapi antara urin sewaktu sepanjang hari dapat berbeda bermakna, oleh karna itu, sempel urin perlu dipilih sesuai tujuan pemeriksaan, misalnya untuk analisis kuantitatif biasanya digunakan sampel urin yang di kumpulkan selama 24 jam. Apabila sampel urin di biarkan tampa pengawet, sifat dan susunan urin dapat berubah, misalnya menjadi lebih asam dan bila urin tersebut mengandung gula kosentrasi gula yang terdapat di dalamnya dapat berkurang akibat bakteri sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan seperti pengumpulan sampel urin 24 jam pengawet urin biasa di pakai toluen sebanyak 10-15cml.Pada keadaan abnormal dapat ditemukan glukosa, benda keton, protein dan berbagai senyawa lain, seperti pigmen empedu, darah dan porfirin yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit tertentu.Dalam saluran kemih dapat terjadi pembentukan batu sebagai akibat menurunnya kelarutan senyawa tertentu dalam urin. Kira kira satu per tiga bau saluran kemih terdiri dari Ca fosfat, Ca karbonat dan Mg-amonium fosfat. Pembentukan batu terjadi akibat peningkatan ekskresi kalsium, infeksi dan peningkatan pH. Dalam urin juga dapat ditemukan batu oksalat dan batu asam urat.Dalam keadaan tertentu perlu dilakukan penetapan jumlah suatu zat dalam urin yang kumpulkan 24 jam. Pada pengumpulan urin 24 jam ini perlu digunakan bahan pengawet seperti toluene, sebab dapat terjadi perubahan senyawa dalam urin akibat kerja bakteri dalam urin.Pada wanita hamil dalam urin ditemukan hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon ini memberi hasil positif pada uji kehamilan.A. Tujuan Praktikuma. Mengamati sifat fisik urinb. Membuktikan adanya indikan dalam urinc. Menetapkan kadar kraetinin urind. Menentukan kadar glukosa urin secara semikuantitatife. Membuktikan adanya protein dalam urinf. Membuktikan adanya benda keton dalam urin

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Dasar Teori2.1.1 Pengertian UrinUrine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 1,035. Volume normal perhari 600 1600 ml.1Sampel yang digunakan pada praktikum pemeriksaan urin ini digunakan sampel urin 24 jam yaitu urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine yang pertama keluar dari jam 7 pagi dibuang, berikutnya ditampung termasuk juga urine jam 7 pagi esok harinya.22.1.2 Proses Terbentuknya UrinPenyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrae glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk ke dalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut filtrasi.Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi. Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urine, tekanan urine pada dinding kandung kemih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya air yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.32.1.3 Komposisi Urin1. Air (seperti urea)2. Garam terlarut3. Materi organikSecara kimiawi kandungan zat dalam urine diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat,Ca dan Mg), hormon, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb.42.1.2 Sifat fisik urinA. Volume UrinUntuk menetapkan kadar suatu senyawa dalam urin diperlukan urin yang dikumpulkan dalam 24 jam. Pada keadaan normal volume urine selama 24 jam adalah : 600-1600 ml.2

Besarnya volume urin seseorang amat tergantung pada :a. Intake cairan : makan/minumb. Kehilangan cairan : keringatc. Suhu badand. Suhu sekitarnya

Dalam keadaan normal , volume urin pada siang hari lebih banyak daripada malam hari. Volume urin malam hari dapat lebih banyak daripada siang hari pada keadaan :1. Glomerulo tubulair dieses yang berat2.Gangguan pada absorbs usus3.Adison diseasesPoliuria (volume urin menigkat) ditemukan pada berbagai keadaa. Pada diabetes insipidus, akibat tidak adanya hormone anti diuretik, volume urin tiap hari dapat mencapai 10-20 L. Pada diabetes mellitus, volume urin dapat mencapai 5 6 L damal satu hari.5Penyebab terjadinya poliuri adalah :1. Kronik Renal Dieses2.Diabetes Insipidus3.Polydipsi4.Obat diuretikaOliguria (volume urin berkurang) ditemukan pada keadaan demam, nefritis akut, glomerulonephritis kronis, gangguan hari akut, diare dan gagal jantung. Anuti (tidak terbentuk urin) pada suatu periode tertentu dapat terjadi pada keadaan syok, nefritis akut, keracunan air raksa atau batu ginjal. 5Penyebab terjadinya oligouri adalah :A. Faktor renal:1.Akut tubulair nekrosis.2.Akut glomerula nekrosis.B. Faktor non renal :1.Penurunan intake cairan.2.Peningkatan kehilangan cairan.Rasio antara urin siang hari (pukul 08.00 pukul 20.00) dan urin malam hari (pukul 20.00 pukul 08.00) adalah 2:1, kadang kadang 3:1. Pada kelainan ginjal rasio ini dapat berubah bahkan terbalik. 5B. Berat Jenis UrinBerat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Berat jenis urin sangat erat hubungannya dengan diuresis, makin besar diuresis makin rendah berat jenisnya, dan sebaliknya. Diuresis adalah keadaan peningkatan urine yang dibedakan menjadi dieresis air dan dieresis osmotik.Bila urine pekat terjadi retensi air dibandingkan zat terlarut dan bila urine encer terjadi ekresi air yang lebih dibandingkan zat terlarut, kedua hal ini memiliki arti penting dalam konservasi dan pengaturan osmolalitas cairan tubuh.2Pemeriksaan berat jenis urine dapat dilakukan dengan cara Urinometer. Cara urinometer merupakan cara pengukuran berat jenis dengan kapasitas pengapungan hydrometer atau urinometer dalam suatu silinder yang terisi kemih. Urinometer akan mengapung pada angkat dekat ujung yang menentukan berat jenis secara langsung, untuk meyakinkan urinometer terapung bebas dapat memutar urinometer secara perlahan.2.1.3 Uji IndikanIndikan berasal dari pertumbuhan bakteri, sering di usus kecil. Indican merupakan indole diproduksi oleh bakteri pada suatu asam amino tryptophan dalam usus .Kebanyakan indol dibuang dalam kotoran. Sisanya akan diserap dan dimetabolisme serta diekskresi sebagai indicant dalam urin. Urine normal, jumlah indicant tersekresinya kecil. Hal ini meningkat dengan diet protein tinggi atau kurang efisiennya pencernaan protein. Jika tidak benar dicerna, atau jika salah jenis protein yang dikosumsi, pembusukan usus dapat terjadi.Asam amino triptofan akan membentuk indol danskatol. Indol dan skatol akan diserap dari usus, selanjutnya dalam hati akan dioksidasimenjadi indoksil. Indoksil akan berkombinasi dengan sulfat (proses konjugasi) membentuk indikan (=indoksilsulfat). Indikan akan dieksresi kedalam urin dan merupakan salah satu sulfatetereal dalam urin.Pada keadaan normal, dalam sehari diekskresi 10-20 mg. Variasi ekskresi terutama ditentukan oleh jenis makanan. Makanan tinggi protein akan meningkatkan ekskresi indikan dalam urin dan sebaliknya pada makanan tinggi karbohidrat. Bila terjadi peningkatan proses pembusukan dalam usus atau bila ada stagnasi isi usus juga akan terjadi peningkatan ekskresi indikan urin. Peningkatan indikan dalam urin juga dapat ditemukan bila ada deomposisi protein dalam tubuh oleh bakteri, seperti gangrene. Indikan dalam urin ditetapkan dengan uji obermeyer dimana gugus indoksil dari indikan oleh pereaksi obermeyer yang mengandung FeCl3 dalam HCl pekat akan membentuk warna biru yang larut dalam kloroform. 2.1.4 Penetapan kadar kreatinin urin (folin)Pengukuran ekskresi kreatinin dalam urine secara simultan dengan cara mengumpulkan urine dari waktu ke waktu dapat memberikan informasi tentang perkiraan bersihan kreatinin. Cara kerja pengukuran ini adalah sebagai berikut.jumlah kreatinin yang diekskresi dalam urine pada periode waktu tertentu adalah hasil kali volume urine yang dikumpulkan (katakanalah V liter dalam 24 jam) dan konsentrasi kreatinin dalam urine (U).2.1.5 Uji Benedict semikuantitatifUji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksibenedict.Prinsip uji benedict adalah glukosa yang memiliki gugus aldehid/ keton bebas mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis membentuk kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merahbata.Jumlah endapan merah bata yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam urin.2.1.6 Uji ProteinUntuk mengetahui keberadaan protein dalam urine. Proteinuria dapat menandakan ekskresi ginjal yang abnormal (baik akibat glomerulus yang bocor secara abnormal ataupun ketidakmampuan tubulus untuk mereabsorpsi protein secara normal); Proteinuria bisa juga hanya mencerminkan adanya sel atau darah di dalam urine. Karena itu, periksa juga ada tidaknya darah atau leukosit (sel darah putih) saat melakukan uji carik celup; penapisan infeksi saluran kemih juga patut dikerjakan dengan mengirim specimen urine untuk kultur.2.1.7 Uji KetonUntuk memeriksa adanya zat keton dalam urin. Keton merupakan produk dari pemecahan asam lemak. Keberadaannya dalam urin biasanya mengindikasikan tubuh lebih banyak menggunakan lemak untuk menyediakan energi ketimbang menyimpan lemak tersebut untuk dipakai dikemudian hari. Keadaan ini dapat terjadi pada diabetes yang tak terkendali, ketika glukosa tidak mampu memasuki sel (ketoasidosis diabetikum), pada alkoholisme (ketoasidosis alkoholik), atau berkaitan dengan muntah atau kelaparan berkepanjangan.