Bio Etik

15
A. Pengertian Bioetika Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut jugadengan etika biomedis. Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang. Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi

description

bio

Transcript of Bio Etik

Page 1: Bio Etik

A.    Pengertian Bioetika

Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika

kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan

kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja,

terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena

itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau  yang disebut jugadengan

etika biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang

ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-

masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada

masa yang akan datang.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau

nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan

oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro,

masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum

bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,

transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah

kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,

moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika

memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan

percobaan.

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and

Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika

biomedik.

Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat

Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah

universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An

Page 2: Bio Etik

International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus

2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical

humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun

2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di

Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia

(JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di

seluruh Indonesia pada masa datang.

Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti

yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.

B.    Prinsip-prinsip Dasar Bioetika

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-

prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi

pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk

digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima

Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,

menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral

yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain:

Beneficence

Non-malficence

Justice

Autonomy

1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter

tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam

suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence

membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah

positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;

Page 3: Bio Etik

Mengutamakan Alturisme

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan

seorang dokter

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya

Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan

Memberi suatu resep

2. Non-malficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang

memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.

Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai

ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Tidak melakukan White Collar Crime

3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan

adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi,

pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan

Page 4: Bio Etik

kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai

ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus

diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini

pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy

bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi

dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Melaksanakan Informed Consent

Page 5: Bio Etik

Kaidah kaidah bioetik merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:

Beneficence

Non - Maleficence

Justice

Autonomi

2.2.1    Beneficence

          Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

Mengutamakan Alturisme

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter

Tidak ada pembatasan “goal based”

Page 6: Bio Etik

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya

Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan

Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

Mengembangkan profesi secara terus menerus

Minimalisasi akibat buruk

Kaidah Benefince dalam kasus dokter Bagus

1.         Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehari-harinya ia bertugas di sebuah puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri, hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang datang berobat karena puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya. (Paragraf 1).            Disini dokter bagus menunjukan bahwa ia melayani pasien tanpa mengenal batas waktu, walaupun sebenarnya ia merasakan kelelahan, tetapi  hal tersebut tidak meruntuhkan niatnnya untuk menolong pasien dokter bagus juga rela berkorban demi orang lain.Dalam kasus ini, dokter bagus telah menjalankan prinsip altruisme dalam kaidah Beneficence.

2.         Setelah memeriksakan anak tersebut, dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat dirumah sakit yang berada dikota.(Paragraf 2).             Dapat kita lihat bahwa dokter bagus juga telah melakukan suatu tindakan yang berhubungan dengan Kaidah Beneficence yaitu mengusahakan agar kebaikan atau manfaat lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya, dan meminimalisasi akibat buruk.

3.         Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup.(Paragraf 2).            Disini dokter Bagus memberi perhatian penuh kepada pasien, dalam mengusahakan agar kebaikan serta manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan diterima pasien.

Page 7: Bio Etik

4.         “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)

            Dapat dilihat jika dokter Bagus juga menjalankan prinsip Benefince yang ke 15 yaitu, memberikan obat berkhasiat namun murah kepada pasiennya.

5.         “Pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita” kata dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien. (Paragraf 4).             Dokter bagus memberikan obat penunjang untuk meminimalisasi akibat buruk agar pasien tidek terlalu menderita.

6.         Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. (Paragraf 5). Disini dokter Bagus menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih sayang dan bertanggung jawab sebagai seorang dokter dalam menangani pasiennya.

7.         Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut dan kini usianya sudah memasuki 55 tahun, namun belum ada sedikitpun dibenaknya dokter Bagus untuk mencari pendamping hidupnya, yang ada hanya bagaimana mengobati pasien-pasiennya (Paragraf 7).            Disini dokter Bagus menunjukkan sis i altruisme, ia menolong dan rela berkorban demi kepentingan orang lain, dan tidak mementingkan dirinya sendiri.

2.2.2    Non – Malficence

          Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

Page 8: Bio Etik

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Menghindari misrepresentasi

Memberikan semangat hidup

Tidak melakukan white collar crime

Kaidah Non - Maleficence dalam kasus dr. Bagus:

1.         Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).

            Disini dokter Bagus menunjukkan usahanya yaitu melakukan amputasi dalam hal untuk meminimalisasi akibat buruk yang akan merugikan pasien, seperti kehilangan nyawa akibat pendarahan.

2.2.3    Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Page 9: Bio Etik

Menghargai rasionalitas pasien

Melaksanakan Informed Consent

Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

Mejaga hubungan atau kontrak

Kaidah Autonomi dalam kasus dr. Bagus :

1.         Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. “Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan oralit untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu”, kata dokter Bagus. (Paragraf 3).

Disini dokter Bagus menunjukkan bahwa setiap keputusan itu berada di tangan pasien, dan dokter bagus tidak mengintervensi keputusan dari ibu tersebut. Dia juga tetap menjaga hubungan atau kontrak dengan pasien, dengan berjanji akan mengunjungi anak dari ibu tersebut

2.         Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).

Disini dokter bagus berterus terang dan tidak berbohong demi kebaikan pasien itu sendiri.

3.         Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol. (Paragraf 5).

Dapat dilihat bahwa dokter Bagus sepenuhnya memberikan keputusan kepada pasien, apakah dia mau dirawat atau tidak, dan dokter Bagus pun tetap menjaga hubungannya dengan pasien melalui kontrol rutin yang dilakukannya.

4.         Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (Paragraf 6)

Page 10: Bio Etik

Dapat kita lihat juga dalam paragraph ini, bahwa dokter Bagus selalu menerapkan prinsip prinsip yang ada didalam kaidah Autonomi. Dalam kasus ini, dokter Bagus menerapkan prinsip ke 3, yaitu berterus terang kepada pasiennya.

2.2.4    Justice

          Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta adiluntuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

Menghargai hak orang lain

Menjaga kelompok rentan

Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan sebagainya

Tidak melakukan penyalahgunaan

Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat

Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

Bijak dalam makroalokasi

Page 11: Bio Etik

Kaidah Justice dalam kasus dr. Bagus :

1.         Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 4 orang pasien yang sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. (Paragraf 2). 

            Disini dokter Bagus menunjukkan keadilannya dalam menangani pasien, ia memeriksa pasiennya secara teratur menurut nomor urut agar pemeriksaan berjalan dengan tertib, lancar dan tidak membeda-bedakan pasien.

2.         “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)

            Dari percakapan dokter bagus diatas, dapat dilihat jika dokter Bagus menjalankan prinsip Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

3.         Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (Paragraf 5).

            Di sini dokter bagus menjalankan prinsip Justice yang ketiga, yaitu memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

1.    1.  Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC.

2.    2.  Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA