Bio Kunang

8
Kunang-kunang Kunang-kunang termasuk ke dalam filum Arthropoda atau hewan yang kakinya berbuku-buku, ordo Coleoptera dan familia Lampyridae. Dari beberapa Ordo Coleoptera hanya familia Lampyridae yang dapat mengeluarkan cahaya. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. Berikut beberapa gambar spesies Lampyridae atau dikenal di Indonesia sebagai Kunang-kunang dan sistem klasifikasi ilmiahnya.

Transcript of Bio Kunang

Page 1: Bio Kunang

Kunang-kunang

Kunang-kunang termasuk ke dalam filum Arthropoda atau hewan yang

kakinya berbuku-buku, ordo Coleoptera dan familia Lampyridae. Dari beberapa

Ordo Coleoptera hanya familia Lampyridae yang dapat mengeluarkan cahaya. Ada

lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat

musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan

di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan

untuk larvanya.

Berikut beberapa gambar spesies Lampyridae atau dikenal di Indonesia

sebagai Kunang-kunang dan sistem klasifikasi ilmiahnya.

Page 2: Bio Kunang

Sumber : Wikipedia.com

Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk

memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda,

tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang

jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara

pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang

menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan

sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.

Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk

memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun

peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya. Sebab,

zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada

serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang

dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak

dimakannya.

Kunang-kunang ini termasuk Upaordo Polyphaga, atau hewan yang dapat

memakan lebih dari dua atau beberapa jenis makanan. Kunang-kunang ini bisa

memakan sari-sari tumbuhan, siput, cacing, maupun serangga lainnya.

Kunang-kunang

seperti filum kelas insecta

lainnya mengalami

metamorfosis. Hewan ini

mengalami metamorfosis

sempurna, dimana terdapat

fase telur, larva, pupa, dan

imago (dewasa). Kunang-

kunang bertelur pada saat

hari gelap, telur-telurnya

yang berjumlah antara 100

dan 500 butir diletakkan di

tanah, ranting, rumput, di

tempat berlumut atau di

bawah dedaunan. Pada fase Sumber: wetlandpark.com

Page 3: Bio Kunang

telur, sudah dapat terlihat pancaran cahaya berwarna kuning kehijauan dari

cangkangnya.

Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing

memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi

cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba

mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing

tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama

yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepompong.

Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah.

Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya

akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah

sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan

memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan

perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.

Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang

akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar

mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama

beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk

elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.

Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan

perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa

jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan

kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau

siput-siputan kecil.

Kunang-kunang yang dapat menyala terang adalah jantan, sebagai salah

satu alat untuk memberikan sinyal perkawinan. Dapat dilihat pada gambar dibawah,

terlihat perbedaan morfologi dari jantan dan betina. Jantan memiliki dua lentera

(lentern) sedangkan betina hanya memiliki satu lentera. Oleh karena itu cahaya yang

dihasilkan oleh jantan umumnya lebih terang dari pada betina.

Page 4: Bio Kunang

Sumber: bioteaching.wordpress.com

Page 5: Bio Kunang

Struktur tubuh Kunang-kunang

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu

kepala, toraks, dan abdomen. Kepala

dimana terdapat mulut, indera

penciuman dan mata. Toraks dimana

menempelnya sayap dan abdomen

adalah bagian perut bawah, daerah

yang memiliki ruas-ruas kasar dan

memiliki bagian yang dapat

memancarkan cahaya. Menurut studi

peneliti Tufts University, larva

kunang-kunang banyak mengandung

bahan kimia yang merupakan racun

bagi hewan dan manusia.

Proses terjadinya pancaran

cahaya dari mahluk hidup dibsebut juga Bioluminescence. Bioluminescene biasanya

terbentuk karena reaksi kimia yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Reaksi kimia tersebut

bisa terjadi baik di dalam sel, maupun di luar sel. Bioluminescence bisa ditemui pada

bermacam-macam hewan laut dalam, beberapa jenis serangga, cacing, keong,

mikroorganisme, dan juga jamur. Bioluminescence adalah salah satu bentuk pemancaran

cahaya, yang menghasilkan cahaya dingin memiliki panjang gelombang 510 sampai

670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi

sinar sampai 96%.Hanya 20% dari total cahaya yang menghasilkan panas. Jadi,

karakteristik bioluminescence berbeda dengan flourescence ataupun phosphorescence.

Reaksi yang mennghasilkan

cahaya pada tubuh Kunang-kunang

terjadi di bagian abdomen. Menurut

peneliti Harvard Medical School, cahaya itu

merupakan hasil pencampuran oksigen,

pigmen yang disebut luciferin, enzim

luciferase, bahan kimia adenosine

triphosphate (ATP) yang menyediakan sel

energi.

Sumber: insecta.com

Page 6: Bio Kunang

Rincian reaksi yang terjadi dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Jika dilakukan melalui peninjauan menggunakan SEM keadaan kutikula dari

abdomennya, dapat terlihat pada gambar dibawah perubahan yang terjadi sebelum (normal)

dan saat kontraksi dapa kutikulanya.

Segmentasi dari abdomen dari jantan, (N)

Normal, (L) Kutikula.

Amorf struktur nanno dari kutikula normal.

Adanya kontraksi pemancaran cahaya Bagian melintang dari organ transfer cahaya.

Sumber: pnas.org