Bio Kunang
-
Upload
pipih-nurhayati -
Category
Documents
-
view
133 -
download
1
Transcript of Bio Kunang
Kunang-kunang
Kunang-kunang termasuk ke dalam filum Arthropoda atau hewan yang
kakinya berbuku-buku, ordo Coleoptera dan familia Lampyridae. Dari beberapa
Ordo Coleoptera hanya familia Lampyridae yang dapat mengeluarkan cahaya. Ada
lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat
musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan
di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan
untuk larvanya.
Berikut beberapa gambar spesies Lampyridae atau dikenal di Indonesia
sebagai Kunang-kunang dan sistem klasifikasi ilmiahnya.
Sumber : Wikipedia.com
Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk
memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda,
tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang
jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara
pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang
menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan
sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.
Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk
memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun
peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya. Sebab,
zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada
serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang
dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak
dimakannya.
Kunang-kunang ini termasuk Upaordo Polyphaga, atau hewan yang dapat
memakan lebih dari dua atau beberapa jenis makanan. Kunang-kunang ini bisa
memakan sari-sari tumbuhan, siput, cacing, maupun serangga lainnya.
Kunang-kunang
seperti filum kelas insecta
lainnya mengalami
metamorfosis. Hewan ini
mengalami metamorfosis
sempurna, dimana terdapat
fase telur, larva, pupa, dan
imago (dewasa). Kunang-
kunang bertelur pada saat
hari gelap, telur-telurnya
yang berjumlah antara 100
dan 500 butir diletakkan di
tanah, ranting, rumput, di
tempat berlumut atau di
bawah dedaunan. Pada fase Sumber: wetlandpark.com
telur, sudah dapat terlihat pancaran cahaya berwarna kuning kehijauan dari
cangkangnya.
Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing
memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi
cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba
mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing
tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama
yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepompong.
Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah.
Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya
akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah
sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan
memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan
perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.
Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang
akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar
mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama
beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk
elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.
Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan
perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa
jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan
kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau
siput-siputan kecil.
Kunang-kunang yang dapat menyala terang adalah jantan, sebagai salah
satu alat untuk memberikan sinyal perkawinan. Dapat dilihat pada gambar dibawah,
terlihat perbedaan morfologi dari jantan dan betina. Jantan memiliki dua lentera
(lentern) sedangkan betina hanya memiliki satu lentera. Oleh karena itu cahaya yang
dihasilkan oleh jantan umumnya lebih terang dari pada betina.
Sumber: bioteaching.wordpress.com
Struktur tubuh Kunang-kunang
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
kepala, toraks, dan abdomen. Kepala
dimana terdapat mulut, indera
penciuman dan mata. Toraks dimana
menempelnya sayap dan abdomen
adalah bagian perut bawah, daerah
yang memiliki ruas-ruas kasar dan
memiliki bagian yang dapat
memancarkan cahaya. Menurut studi
peneliti Tufts University, larva
kunang-kunang banyak mengandung
bahan kimia yang merupakan racun
bagi hewan dan manusia.
Proses terjadinya pancaran
cahaya dari mahluk hidup dibsebut juga Bioluminescence. Bioluminescene biasanya
terbentuk karena reaksi kimia yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Reaksi kimia tersebut
bisa terjadi baik di dalam sel, maupun di luar sel. Bioluminescence bisa ditemui pada
bermacam-macam hewan laut dalam, beberapa jenis serangga, cacing, keong,
mikroorganisme, dan juga jamur. Bioluminescence adalah salah satu bentuk pemancaran
cahaya, yang menghasilkan cahaya dingin memiliki panjang gelombang 510 sampai
670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi
sinar sampai 96%.Hanya 20% dari total cahaya yang menghasilkan panas. Jadi,
karakteristik bioluminescence berbeda dengan flourescence ataupun phosphorescence.
Reaksi yang mennghasilkan
cahaya pada tubuh Kunang-kunang
terjadi di bagian abdomen. Menurut
peneliti Harvard Medical School, cahaya itu
merupakan hasil pencampuran oksigen,
pigmen yang disebut luciferin, enzim
luciferase, bahan kimia adenosine
triphosphate (ATP) yang menyediakan sel
energi.
Sumber: insecta.com
Rincian reaksi yang terjadi dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Jika dilakukan melalui peninjauan menggunakan SEM keadaan kutikula dari
abdomennya, dapat terlihat pada gambar dibawah perubahan yang terjadi sebelum (normal)
dan saat kontraksi dapa kutikulanya.
Segmentasi dari abdomen dari jantan, (N)
Normal, (L) Kutikula.
Amorf struktur nanno dari kutikula normal.
Adanya kontraksi pemancaran cahaya Bagian melintang dari organ transfer cahaya.
Sumber: pnas.org