Bincang pagi

2
BINCANG PAGI “ TANTANGAN BEBAS DARI KEGELAPAN” NARASUMBER: WIJAYANTO SAMIRIN (STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN BIDANG EKONOMI) DR. TUMIRAN (ANGGOTA DEN) Satya Widya Yudha (Waklil Ketua Komisi VII DPR) Proyek pembangunan 35.000 MW sistem ketenagalistrikan akan dibagi menjadi 10.000 mw ditanggani oleh PLN dan 25 000 IPP (Independent Power Producer) Melihat dari komposisi proyek yang dibangun. Peran IPP menjadi sangat vital. Oleh karena itu pemerintah harus menciptkan iklim investasi yang kondusif dan regulasi yang jelas. Program 35.000 MW dicanangkan akan dibangun hingga 2019 dengan kata lain indonesia membutuhkan 7000 MW pertahun. Besaran ini merupakan proyeksi dari kebutuhan listrik dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-7%. Total kapasitas terpasang pembangkitan 53.585 MW saat ini dengan populasi sekitar 250 juta. Dengan artian kosumsi listrik nasional sebesar 200 watt/kapita. Sebagai contoh Pulau Sumatera penduduk sekitar 50 juta dan dengan kapasitas pembangkitan listrik sebesar 6 GW berarti konsumsi listrik sumatera sebesar 120 watt/kapita. Idealnya kosumsi listrik berdasarkan kajian beberapa lembaga internasioal adalah 1000/kapita, dengan kosumsi listrik seperti energi akan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Sebagai perbandingan kosumsi listrik di bebera negara sebagai berikut: Malaysia 950 watt/kapita, singapura 2300 watt/kapita. China hampir mencapi 1000 watt/kapita. Dengan proyek 35.000 mw akan membutuhkan batubara sekitar 1/3 dari sumber daya yang digunakan. Kebutuhan batubara mengakibatkan batubara bukan lagi menjadi sumber devisa. Peluang ini akan membuat anak-anak bangsa dapat mentransformasikan knowledge dan skills Masalah utama yang menghambat pembangunan antara lain yaitu pembebasan lahan yang berbelit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Sebagai contoh pembebasan lahan PLTU batang membutuhkan waktu 5 tahun. Selanjutnya kapastian hukum, koordinasi antar kementerian, namun pemerintah telah banyak melakukan terobosan baik peraturan dan sistem yang lainya. Regulasi yang paling signifikan yang telah ditetapkan pemerintah adalah regulasi terkait lahan. Pembebasan lahan

Transcript of Bincang pagi

Page 1: Bincang pagi

BINCANG PAGI “ TANTANGAN BEBAS DARI KEGELAPAN”

NARASUMBER:

WIJAYANTO SAMIRIN (STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN BIDANG EKONOMI)

DR. TUMIRAN (ANGGOTA DEN)

Satya Widya Yudha (Waklil Ketua Komisi VII DPR)

Proyek pembangunan 35.000 MW sistem ketenagalistrikan akan dibagi menjadi 10.000 mw ditanggani oleh PLN dan 25 000 IPP (Independent Power Producer)

Melihat dari komposisi proyek yang dibangun. Peran IPP menjadi sangat vital. Oleh karena itu pemerintah harus menciptkan iklim investasi yang kondusif dan regulasi yang jelas.

Program 35.000 MW dicanangkan akan dibangun hingga 2019 dengan kata lain indonesia membutuhkan 7000 MW pertahun. Besaran ini merupakan proyeksi dari kebutuhan listrik dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-7%.

Total kapasitas terpasang pembangkitan 53.585 MW saat ini dengan populasi sekitar 250 juta. Dengan artian kosumsi listrik nasional sebesar 200 watt/kapita. Sebagai contoh Pulau Sumatera penduduk sekitar 50 juta dan dengan kapasitas pembangkitan listrik sebesar 6 GW berarti konsumsi listrik sumatera sebesar 120 watt/kapita. Idealnya kosumsi listrik berdasarkan kajian beberapa lembaga internasioal adalah 1000/kapita, dengan kosumsi listrik seperti energi akan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Sebagai perbandingan kosumsi listrik di bebera negara sebagai berikut: Malaysia 950 watt/kapita, singapura 2300 watt/kapita. China hampir mencapi 1000 watt/kapita. Dengan proyek 35.000 mw akan membutuhkan batubara sekitar 1/3 dari sumber daya yang digunakan. Kebutuhan batubara mengakibatkan batubara bukan lagi menjadi sumber devisa. Peluang ini akan membuat anak-anak bangsa dapat mentransformasikan knowledge dan skills

Masalah utama yang menghambat pembangunan antara lain yaitu pembebasan lahan yang berbelit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Sebagai contoh pembebasan lahan PLTU batang membutuhkan waktu 5 tahun. Selanjutnya kapastian hukum, koordinasi antar kementerian, namun pemerintah telah banyak melakukan terobosan baik peraturan dan sistem yang lainya. Regulasi yang paling signifikan yang telah ditetapkan pemerintah adalah regulasi terkait lahan. Pembebasan lahan dapat di bebaskan dalam 360 hari apabila lahan tersebut milik pemerintah akan dapat diselesaikan dalam wakti 60 hari. Masalah lainya adalah yaitu soal sinergitas pemerintah pusat dan daerah.

Perpu tetang RUEN akan ditetapkan sehingga pemerintah daerah diwajibkan untuk mengikuti apa yang telah ditetapkan pemeritah dalam RUED.

Kebutuhan energi listrik nasional juga tertuang dalam PP 79 tahun 2014 tentang KEN. Penyedian listrik diharapkan pada tahun 2025 adalah sebesar 115.000 MW dan 430.000 MW pada tahun 2050

Diperlukan peran daerah dalam penyusunan RUED yang harus inline dengan RUEN masalah energi bukan lagi hanya masalah pemerintah pusat namun juga masalah pemerintah daerah.

Dari proyek pembangunan bangkit sebelumnya masih terdapat 7.000 MW yang belum selesai. Sehingga pembangunan listrik yang akan diselesaikan hingga pada tahun 2019 adalah sebesar 42.000 MW

Terobosan yang telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan proyek ini antara lain sebagai berikut:

1. Penyederhanaan perizinan

Page 2: Bincang pagi

2. Percepatan penujukan IPP3. Percepatan negosiasi harga IPP. Tahun ini akan diselesaikan PPA dengan IPP untuk

pembangkitan 21 GW4. Penguatan manajemen proyek5. Penguatan koordinasi antar instansi (pusat dan daerah)6. Swasta dimungkinkan untuk berpatisipasi membangun transmisi