BIG CASE KELOMPOKQ.doc

12
Riwayat Psikiatri Alloanamnesis dilakukan kepada Adik kandung pasien Ny. S 30 tahun pekerjaan ibu rumah tangga tanggal 24 Agustus 2013 . Autoanamnesis dilakukan di bangsal Puntodewo pada tanggal 23 Agustus 2013. KELUHAN UTAMA Pasien dikeluhkan keluarga bunuh diri. Riwayat Penyakit Sekarang 1. Alloanamnesis Alloanamnesis didapatkan dari Ny. S selaku adik kandung pasien, pekerjaan Ny. S adalah ibu rumah tangga dan berusia 30 tahun namun tidak tinggal serumah oleh pasien. Ny. S mengatakan alasan pasien dibawah ke RSJD Surkarta karena 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien melakukan percobaan bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Pasien sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan menggantung diri di pohon cengkeh yang ketinggiannya mencapai kira-kira 4 meter, usaha pasien gagal karena tali yang buat gantung pasien putus. Ketika ditanya oleh adik pasien alasan kenapa gantung

Transcript of BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Page 1: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Riwayat Psikiatri

Alloanamnesis dilakukan kepada Adik kandung pasien Ny. S 30 tahun

pekerjaan ibu rumah tangga tanggal 24 Agustus 2013 .

Autoanamnesis dilakukan di bangsal Puntodewo pada tanggal 23 Agustus

2013.

KELUHAN UTAMA

Pasien dikeluhkan keluarga bunuh diri.

Riwayat Penyakit Sekarang

1. Alloanamnesis

Alloanamnesis didapatkan dari Ny. S selaku adik kandung pasien,

pekerjaan Ny. S adalah ibu rumah tangga dan berusia 30 tahun namun tidak

tinggal serumah oleh pasien. Ny. S mengatakan alasan pasien dibawah ke RSJD

Surkarta karena 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien melakukan percobaan

bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Pasien sudah melakukan percobaan bunuh diri

dengan menggantung diri di pohon cengkeh yang ketinggiannya mencapai kira-

kira 4 meter, usaha pasien gagal karena tali yang buat gantung pasien putus.

Ketika ditanya oleh adik pasien alasan kenapa gantung diri pasien menjawab

bahwa pasien diajak oleh 10 orang yang pasien tidak kenal.

Keluhan pasien ini dirasakan sudah ± 2 bulan yang lalu (2 bulan

sebelum MRS??) saat dirumah pasien yang berada di Jakarta, pasien

ketika itu mengatakan bahwa dia akan dikeroyok dan dipanggang oleh banyak orang.

Kemudian pasien dibawah ke RT setempat oleh keluarganya, setelah RT setempat

melakukan pemeriksaan dilingkungannya ternyata orang yang mau mengeroyok dan

memanggang pasien tidak ada dan tidak benar. Semenjak itu pasien sering terdiam,

melamun, dan mondar-mandir. Dirumah ± 3 hari kemudian pasien dibawah pulang ke

Page 2: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Pacitan dirumah orang tuanya. Ketika dirumah pasien melamun, mondar-mandir

tanpa alasan yang jelas, dan pasien tidak bisa tidur. Ketika ditanya oleh adik pasien

kenapa tidak bisa tidur pasien menjawab bahwa ada 10 orang yang memanggil-

manggil, menunggunya diluar rumah dan akan mau masuk kerumah tetapi pasien

tidak mengatakan orang itu siapa. Pasien dirumah pernah pergi dan tidak kembali 3

hari, kemudian keluarga mencari dan pergi kedukun untuk mengetahui dimana

pasien. Setelah 3 hari pergi pasien ditemukan oleh tetangga pasien dipinggir jalan

menuju kerumah pasien. Sampai dirumah pasien ditanyak oleh adiknya ”habis dari

mana” pasien menjawab “habis dari sungai”, saat ditanya “kenapa kamu kesungai?”

jawab pasien “diajak oleh 10 orang yang selalu menunggu diluar rumah”.

Semenjak sakit pasien sudah berobat sebanyak 15 tempat dukun namun

keluhan tidak membaik, dan berobat juga dimantri desa diberi suntikan namun

keluhan tidak berkurang sama sekali. Selama sakit ini pasien masih tetap melamun,

mondar-mandir dan tidak dapat bekerja. Menurut keterangan adik pasien awal

mulanya pasien mengalami seperti ini kemungkinan karena keinginan pasien untuk

membangun rumah tidak terlaksana karena tidak ada biaya, mulai sejak itu muncul

gejala (APA GEJALANYA) pada pasien. Pasien baru pertama kali mengalami

penyakit seperti ini. Pasien lulus SD dan tidak meneruskan ke sekolah yang labih

tinggi karena biaya.

2. Autoanamnesis

Saat pertama kali dipanggi pasien datang dengan sukarela mau duduk

didepan pemeriksa, pasien datang dengan agak diam dan tidak berbicara spontan.

Saat ditanya identitas pasien, pasien menjawab dengan nada dan artikulasi yang

jelas dan volume suara yang cukup keras. Saat ditanya nama pasien, pasien

menjawab Tn. S. Saat ditanya usia, pasien menjawab 41 tahun. Saat ditanya

daerah asal, pasien menjawab dari Pacitan.

Page 3: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Saat ditanya tentang (keluhannya apa bukan??? )hal yang

sedang dipikirkan pasien, pasien menjawab “saya merasa pusing dan dada saya

sering berdebar-debar”. Saat ditanya kenapa begitu, pasien menjelaskan bahwa

pasien pusing dan sering berdebar-debar jika pasien mendengar suara motor yang

keras dan sengaja di pacu gas-nya seperti dibengkel-bengkel motor, sesaat setelah

berdebar-debar pasien juga serasa ingin berlari jauh untuk menghindar dari suara

motor yang dipacu gas-nya tersebut. Saat mendengar suara pacuan gas motor itu,

secara bersamaan pasien juga mendengar bisikan yang mengatakan “sana-sana

kamu lari saja, sana kamu bunuh diri saja, kamu gantung diri saja”, dan karena

suara itu bergema terus menerus pasien melakukan perintah bisikan itu dengan

cara menggantung diri dipohon cengkeh. Sesaat setelah pasien melakukan bunuh

diri dan gagal, pasien mengaku didatangi sosok seorang berjubah putih dan

berbicara kepada pasien “kenapa kamu disini? Kamu tidak seharusnya disini, ikut

saya ke kayangan saja”.

Pasien juga bercerita bahwa saat sebelum dibawa ke RSJD Surakarta, pasien

diajak oleh 7 orang kyai yang secara tiba-tiba mengajak pasien turun dari mobil

dan mengajak keluar dari mobil. Pasien mengaku 7 orang kyai mengajaknya ke

Gunung dimana saat pasien masuk ke Gunung tersebut, menurut pasien

didalamnya banyak para manusia, ....Di dalam gunung tersebut pasien diminta

melakukan semedi, mengaji, dan sholat sebanyak 7 kali. Pasien juga mengaku

bahwa pasien dijanjikan oleh kyai tersebut bahwa setelah semedi dan mengaji

pasien akan diangkat menjadi wakil kyai. Pasien merasa bahwa Parmi dan Parlan

(saudara pasien) sudah mengguna-guna pasien agar pasien keluar dari tempat

persemedian pasien didalam gunung agar pasien bertemu dengan orang tuanya,

dan akhirnya guna-guna Parmi dan Parlan ampuh dan membuat pasien harus

keluar gunung. Saat keluar dari tempat persemediannya didalam gunung, pasien

mengaku saat keluar gunung kedua tangan dan kaki pasien dipegang oleh 4 kyai

dan pasien diantar oleh banyak kyai sampai keluar dari gunung. Setelah pasien

Page 4: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

keluar dari tempat persemediannya, pasien diantar oleh parmi dan parlan tersebut

tadi diatas untuk berangkat ke rumah orang tuanya, dan setelah itu pasien akan

diantar ke rumahnya pak lurah. Saat perjalanan ke rumahnya pak lurah pasien

mengaku masih diikuti oleh kekuatan goib, dan kekuatan goib itu adalah

pengawal-pengawal kyai yang mengajak semedi dan mengaji tersebut tadi diatas.

Sesaat setelah masuk rumah pak lurah, kekuatan goib tadi tidak berani masuk ke

rumah pak lurah.

I. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki usia 41 tahun, penampilan sesuai umur, terdapat luka

pada bawah mata kanan,pipi kanan dan jeratan tali pada leher, perawatan diri

cukup, sudah menikah, pendidikan tamat SD, pasien datang ke RSJD

Surakarta diantar oleh keluarganya. Pasien mengeluh pusing dan sering

berdebar-debar jika pasien mendengar suara motor yang keras dan sengaja di

pacu gas-nya seperti dibengkel-bengkel motor, sesaat setelah berdebar-debar

pasien juga serasa ingin berlari jauh untuk menghindar dari suara motor yang

dipacu gas-nya tersebut. Saat mendengar suara pacuan gas motor itu, secara

bersamaan pasien juga mendengar bisikan yang mengatakan “sana-sana kamu

lari saja, sana kamu bunuh diri saja, kamu gantung diri saja”, dan karena suara

itu bergema terus menerus pasien melakukan perintah bisikan itu dengan cara

menggantung diri dipohon cengkeh. Pasien mengaku pasien diajak oleh 7

orang kyai ke Gunung dimana di dalam gunung tersebut pasien diminta

melakukan semedi, mengaji, dan sholat sebanyak 7 kali. Pasien juga mengaku

bahwa pasien dijanjikan oleh kyai tersebut bahwa setelah semedi dan mengaji

pasien akan diangkat menjadi wakil kyai.

Page 5: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Setelah pasien keluar dari tempat persemediannya, pasien diantar oleh

parmi dan parlan tersebut tadi diatas untuk berangkat ke rumah orang tuanya,

dan setelah itu pasien akan diantar ke rumahnya pak lurah. Saat perjalanan ke

rumahnya pak lurah pasien mengaku masih diikuti oleh kekuatan goib, dan

kekuatan goib itu adalah pengawal-pengawal kyai yang mengajak semedi dan

mengaji tersebut tadi diatas

Dari alloanamnesis yang didapatkan dari keluarga pasien,

Dari pemeriksaan status mental didapatkan, kesadaran kualitatif berubah, alam

perasaan: mood , afek , keserasian . gangguan persepsi: halusinasi visual dan

auditorik, dari proses pikir: bentuk non realistik (autistik), isi percobaan bunuh diri,

arus pikir . Daya konsentrasi dan perhatian baik , tilikan derajat 1, pasien dapat

mengendalikan impuls dengan baik

J. FORMULASI DIAGNOSTIK

Diagnosis Aksis I

Pada pasien tidak ada riwayat kejang atau epilepsi, jadi untuk diagnosis

gangguan mental organik F00-F09 dapat disingkirkan. Pasien juga tidak

mengkonsumsi alkohol maupun NAPZA, sehingga untuk diagnosis gangguan

mental dan perilaku akibat zat psikoaktif F10-F19 dapat disingkirkan.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan mood , afek , bentuk

pikir nonrealistik, isi pikir , arus pikir , halusinasi visual dan auditorik, derajat

tilikn 1. Sehingga sesuai kriteria PPDGJ III untuk AXIS I ditegakkan diagnosa

F.32.2 ( ) dan Tentament suicide

Diagnosis Aksis II

Diagnosis Aksis III

Page 6: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis IV

Masalah psikososial dan lingkungan. (ekonomi)

Diagnosis Aksis V

GAF

I. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

AKSIS I : F32.2 ( ) dan tentament suicide

AKSIS II : Ciri kepribadian

AKSIS III : Tidak ada diagnosis

AKSIS IV : Masalah psikososial dan lingkungan. (Ekonomi)

AKSIS V : GAF

II. DIAGNOSIS BANDING

III. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Tidak ada

B. Psikologik :

1. Gangguan alam perasaan (mood dan afek)

2. Gangguan persepsi (halusinasi)

3. Gangguan proses pikir (isi pikir)

C, Lingkungan

IV. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP

A. Medikamentosa

Page 7: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

1. Risperidon 2x2mg

2. Chlorpromazine 1x100mg

3. Trihexylpenidil 2x2mg (kalau perlu)

4. Amitriptilin 1x25 mg

B. Non Medikamentosa

1. Terhadap pasien jika kondisi sudah membaik.

a. Penjelasan tentang penyakitnya, cara, manfaat, dan efek samping dari

pengobatan yang diterima pasien dan memotivasi pasien supaya

minum obat secara teratur serta rajin kontrol.

b. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari

secara bertahap dan membantu pasien untuk bisa menerima kenyataan

dengan ikhlas, dan yakin bisa menghadapinya.

c. Mengembangkan potensi diri yang dimiliki pasien.

2. Terhadap keluarga :

a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan jiwa yang

dialami pasien.

b. Menyarankan kepada keluarga pasien supaya berpartisipasi dalam

pengobatan pasien dan memberikan suasana/lingkungan yang kondusif

bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien

agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrol.

X. PROGNOSIS

No. Keterangan

Page 8: BIG CASE KELOMPOKQ.doc

Meringankan Memberatkan

1 Onset lambat Onset muda

2 Faktor pencetus jelas Faktor pencetus tidak jelas

3 Onset akut Onset tidak jelas

4Riwayat sosial, seksual, pekerjaan,

premorbid yang baikRiwayat sosial, seksual, premorbid jelek

5 Gangguan mood Perilaku menarik diri dan autistik

6 Mempunyai pasangan Tidak menikah, cerai, janda, duda

7 Riwayat keluarga dengan gangguan mood Riwayat keluarga skizofrenia

8 Sistem pendukung baik Sistem pendukung jelek

9 Gejala positif Gejala negatif

10 Tidak ada Tanda dan gejala neurologis Tanda dan gejala neurologis

11 Ada remisi dalam 3 tahun Tidak ada remisi dalam 3 tahun

12 Tidak banyak relaps Banyak relaps

13 Tidak ada riwayat trauma perinatal Riwayat trauma perinatal

Kesimpulan Prognosis

- Ad vitam : bonam

- Ad sanam : dubia ad bonam

- Ad fungsionam : dubia ad bonam