Bi Efek Samping

6
Efek Samping Obat Kimia Pernahkah kita mengalami biduran atau ruam setelah kita meminum obat antibiotik dari golongan penisilin atau mengantuk setelah meminum obat antialergi seperti CTM? Kalau jawabannya adalah ya, berarti kita telah mengalami efek samping dari obat kimia yang kita minum. Efek samping dari sebuah obat kimia biasanya memberikan dampak bagi tubuh dan muncul tanpa kita sadari. Walaupun tidak semua efek samping obat kimia menimbulkan dampak yang merugikan, kita tetap perlu upaya untuk mencegah adanya hal-hal yang berdampak negatif akibat penggunaan obat kimia itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, tujuan utama kita meminum obat-obatan kimia adalah agar obat kimia tersebut dapat memberikan khasiat pada tubuh. Setelah obat masuk ke dalam tubuh, obat akan mengalami proses absorbsi atau penyerapan obat ke dalam aliran darah. Kemudian obat akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dan dengan cepat akan memberikan efeknya terhadap tubuh. Sebagai contoh, suatu obat rematik seperti piroksikam akan meredakan radang

description

efek samping obat

Transcript of Bi Efek Samping

Efek Samping Obat Kimia

Pernahkah kita mengalami biduran atau ruam setelah kita meminum obat antibiotik dari golongan penisilin atau mengantuk setelah meminum obat antialergi seperti CTM? Kalau jawabannya adalah ya, berarti kita telah mengalami efek samping dari obat kimia yang kita minum. Efek samping dari sebuah obat kimia biasanya memberikan dampak bagi tubuh dan muncul tanpa kita sadari. Walaupun tidak semua efek samping obat kimia menimbulkan dampak yang merugikan, kita tetap perlu upaya untuk mencegah adanya hal-hal yang berdampak negatif akibat penggunaan obat kimia itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, tujuan utama kita meminum obat-obatan kimia adalah agar obat kimia tersebut dapat memberikan khasiat pada tubuh. Setelah obat masuk ke dalam tubuh, obat akan mengalami proses absorbsi atau penyerapan obat ke dalam aliran darah. Kemudian obat akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dan dengan cepat akan memberikan efeknya terhadap tubuh. Sebagai contoh, suatu obat rematik seperti piroksikam akan meredakan radang dan nyeri persendian yang terjadi pada keadaan rematik. Namun dampak negatif dari penggunaan obat rematik ini adalah kemungkinan terjadinya iritasi dan nyeri pada lambung. Nah, dari uraian contoh diatas kita dapat menyimpulkan dua jenis efek obat yang berbeda yaitu: efek meredakan gejala radang dan nyeri rematik, dimana efek ini kita sebut sebagai efek utama, atau disebut juga khasiat; dan efek lain berupa terjadinya iritasi pada lambung, dimana efek ini kita sebut sebagai efek samping, yaitu efek obat selain efek utama.Dalam terminologi yang dipakai secara global, efek samping obat yang kita pahami diistilahkan dengan Adverse Drug Reactions (ADR). Badan kesehatan dunia (WHO) memberikan penjelasan tentang istilah tersebut, efek samping obat adalah setiap respon tubuh terhadap obat yang bersifat merugikan/berbahaya dan tidak diinginkan yang terjadi pada dosis normal yang biasa digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, atau terapi terhadap penyakit, atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis. Efek samping berbeda secara definisi dengan efek toksik obat, dimana efek samping merupakan efek yang merugikan yang terjadi pada dosis normal sedangkan efek toksik adalah efek yang terjadi akibat penggunaan dosis yang berlebih atau penggunaan pada jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan akumulasi obat di dalam tubuh. (Yuliandra : 2011)

Efek samping obat secara umum dikelompokkan menjadi 2 yaitu : efek samping yang dapat diperkirakan dan efek samping yang tidak dapat diperkirakan. Efek samping yang dapat diperkirakan meliputi :a. Efek farmakologi yang berlebihan atau disebut juga efek toksik;b. Gejala penghentian obat atau withdrawal syndrome;c. Efek samping yang tidak berupa efek farmakologi utama.Efek samping yang tidak dapat diperkirakan meliputi :a. Reaksi AlergiBeberapa contoh bentuk efek samping dari alergi yang seringkali terjadi adalah demam, ruam kulit atau skin rashes, penyakit jaringan ikat, gangguan sistem darah, dan gangguan pernafasan; b. Reaksi karena faktor genetic; c. Reaksi idiosinkratik. (Yusnita : 2011)"Faktor penyebab terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor pasien dan faktor obat. Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang diderita. Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolism belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun. Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan ginjal penggunaan obat perlu perhatian khusus karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki mekanisme dan tempat kerja yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbeda. ( Wahyu : 2012) Banyak cara dapat dilakukan untuk menghindari efek samping obat-obatan kimia. Perusahaan farmasi biasanya selalu mencantumkan kontra indikasi dan interaksi obat di setiap kemasannya. Namun banyak pula obat kimia yang efek sampingnya baru diketahui setelah beredar di pasaran. Hal ini tentu sangat merugikan kita sebagai konsumen obat-obat kesehatan. Sehingga kita sangat dianjurkan untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya efek samping obat kimia. Berikut adalah upaya pencegahan efek samping obat yang dapat kita lakukan :1. Baca dosis dan aturan pakai penggunaan obat sesuai dengan yang tertera di leafleat atau yang diresepkan dokter.2. Pergunakan obat sesuai indikasi yang jelas dan tepat sesuai yang tertera di leafleat atau yang diresep dokter.3. Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien usia lanjut dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal.4. Perhatikan dan catat riwayat alergi akibat penggunaan obat.5. Beritahukan ke dokter apabila anda sedang hamil, menyusui, alergi obat tertentu, memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal atau liver, sedang meminum obat lain atau suplemen herbal.6. Hindari penggunaan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.7. Mintalah dokter mengevaluasi penggunaan obat dalam jangka panjang. (Wahyu : 2012)

Selain upaya untuk mencegah, sangat perlu juga mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa mereka berhak tahu segala sesuatu tentang obat yang mereka gunakan. Bahkan dalam undang-undang kita, masyarakat sebagai konsumen kesehatan mempunyai banyak hak dalam pelayanan kesehatan, khususnya tentang obat yang mereka terima. Seorang pasien sebenarnya berhak diberikan informasi tentang: apa obat yang ia terima; apa fungsi obat tersebut dan keuntungan apa yang akan mereka dapatkan dari obat tersebut; mengapa ia diberikan obat tersebut; apa efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan obat tersebut, dan lain-lain. (Yuliandra : 2011). Pasien juga berhak untuk menolak suatu pengobatan dengan alasan tertentu, misalnya karena harga obat terlalu mahal. Maka, tidak heran jika saat ini kampanye Ask your pharmacist (Tanya apoteker anda) begitu gencar dilaksanakan, baik secara global maupun secara nasional. Jadi, jangan segan-segan tanyakan kepada apoteker segala sesuatu tentang obat yang akan kita terima.

Nama:Estu Husna ArdiniProdi/tingkat:D3 Farmasi / 1NIM:30314042